Anda di halaman 1dari 2

TEORI AKUNTANSI

“PSAK 68: PENGUKURAN NILAI WAJAR ”

OLEH:
KELOMPOK 7

Ni Made Sandyarani Dwi Nantari (1907531031)


Ni Putu Melia Astuti (1907531038)
A.A. Ngurah Wicaksana Putra (1907531133)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
SEMESTER GANJIL 2021/2022
PSAK 68: PENGUKURAN NILAI WAJAR

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran dalam kondisi pasar saat ini (yaitu harga keluar) terlepas apakah harga tersebut dapat
diobservasi langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Nilai wajar mungkin
tersedia dan tidak, tapi meskipun begitu tujuannya sama, yaitu mengestimasi harga untuk menjual
aset atau mengalihkan liabilitas antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar
saat ini (yaitu harga keluar (exit price) pada tanggal pengukuran dari perspektif pelaku pasar yang
memiliki aset atau liabilitas). Jika nilai wajar tidak dapat diobservasi, entitas menggunakan teknik
penilaian lain untuk memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi secara relevan dan
meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Dalam pengukuran nilai wajar untuk aset atau liabilitas tertentu, entitas memperhitungkan
karakteristiknya seperti kondisi dan lokasi aset serta pembatasan (jika ada) atas penjualan atau
penggunaan aset. Jenis aset dan liabilitas yang diukur dengan nilai wajar adalah aset atau liabilitas
yang berdiri sendiri, seperti instrumen keuangan atau aset nonkeuangan, dan juga sekelompok aset,
liabilitas, atau sekelompok aset dan liabilitas seperti unit penghasil kas atau bisnis. Pengukuran
nilai wajar mengasumsikan transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi di
pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan. Saat pengakuan awal, biasanya harga
transaksi sama dengan nilai wajarnya. Jika pernyataan lain mensyaratkan entitas untuk mengukur
aset atau liabilitas awalnya pada nilai wajar dan harga transaksi yang berbeda, maka entitas
mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi, kecuali dinyatakan lain.
Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar
untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan atau menjual aset dalam
penggunaan tertinggi dan terbaiknya. Untuk pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik
entitas sendiri, ketika harga kuotasian identik tidak tersedia dan liabilitas atau instrumen ekuitas
milik entitas sendiri yang identik dimiliki pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai wajar
liabilitas atau instrumen ekuitas dari perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau
instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik sebagai aset pada tan ggal pengukuran.
Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan di mana data yang
memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi secara relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Untuk meningkatkan konsistensi dan keterbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan
pengungkapan yang terkait, PSAK 68 ini menetapkan hirarki nilai wajar yang mengategorikannya
dalam tiga level input untuk teknik penilaian. Input level 1 adalah harga kuotasian (tanpa
penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada
tanggal pengukuran. Input level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level
1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung. Input
level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.
Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna laporan keuangannya untuk
menilai: (a) aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang atau tidak berulang
dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal, teknik penilaian, dan input yang
digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut; dan (b) untuk pengukuran nilai wajar
yang berulang yang menggunakan input yang tidak dapat diobservasi secara signifikan, dampak
dari pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain untuk periode tersebut.

Pertanyaan: Bagaimana kondisi pandemi Covid-19 ini memengaruhi penerapan PSAK 68?

Anda mungkin juga menyukai