Anda di halaman 1dari 1

Anggota Kelompok 7:

(1907531031) Ni Made Sandyarani Dwi Nantari


(1907531038) Ni Putu Melia Astuti
(1907531133) A.A. Ngurah Wicaksana Putra

PROSES POLITIS DALAM PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Standar Akuntansi merupakan metode atau format baku dalam menyajikan sebuah
informasi pada laporan keuangan entitas yang nantinya akan menjadi acuan oleh akuntan dalam
melaksanakan proses akuntansi. Di dalam merumuskan standar akuntansi sepenuhnya
berdasarkan pertimbangan secara konseptual, tetapi realitanya saat proses pembentukan
standar akuntansi (standard setting process) tidak dapat terlepas dari campur tangan proses
politik. Seperti yang diketahui, bahwa dalam penyusunan sebuah standar banyak pihak yang
terlibat dari latar belakang dan jabatan yang berbeda sehingga unsur politik dapat mengambil
peran dalam penyusunan suatu standar. Perilaku yang dihasilkan dari tiap individu atau
kelompok tertentu dapat merugikan kepentingan pihak lain. Pembuatan standar akuntansi yang
melalui proses politik dapat berakibat terhadap pandangan masyarakat, maka dari itu
diperlukannya prinsip kehati-hatian dalam proses pembuatannya. Dewan penyusun standar
akuntansi harus mempertimbangkan konsekuensi yang diduga dapat merugikan beberapa pihak
saat merumuskan standar akuntansi.
Dikarenakan kondisi di setiap negara berbeda-beda, maka dari itu tidak memungkinkan
menggunakan standar akuntansi yang sama. Menurut Hodges & Mellett (2002) dalam
Sumarsana (2005), proses penyusunan standar merupakan proses politik yang di dalamnya
terdapat berbagai pengaruh terhadap penyusun standar. Dari pernyataan The Interest Group
Theory, bahwa keberadaan penyusun standar tidak terlepas dari pengaruh konstituen yang
memperjuangkan kepentingannya melalui penerbitan standar. Berdasarkan hal tersebut,
tercermin dari berbagai lobi yang dilakukan oleh konstituen dalam pembuatan standar
akuntansi dikarenakan banyak pihak yang terlibat dalam proses penyusunannya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan standar akuntansi yang ada
di Indonesia yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) melalui due
process procedure. Dalam menyusun standar akuntansi itu sendiri, terdapat tanggung jawab
dari pihak penyusun standar kepada pihak setiap orang, maka dari itu perlu memperhatikan
apakah aspek politik berperan atau tidak dalam penetapan standar akuntansi di Indonesia. Hal
ini akan memberikan dampak serta implikasi yaitu penyusun standar perlu memperhatikannya
karena memiliki kaitan dengan kredibilitas akuntansi. Selain itu juga, dapat memengaruhi
formulasi standar akuntansi dan memengaruhi keputusan ekonomi.
Stephen Zeff (1978) mendefinisikan konsekuensi ekonomi (economic consequences)
sebagai dampak dari pelaporan akuntansi terhadap perilaku pengambil keputusan dalam bisnis,
pemerintah, dan kreditur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsekuensi ekonomi adalah konsep
yang menegaskan bahwa pilihan kebijakan akuntansi dapat memberikan dampak pada nilai
perusahan. Adapun pemahaman konsep dari konsekuensi ekonomi mengenai pilihan kebijakan
akuntansi, yakni dengan alasan: 1) konsep tersebut menarik dalam kebenarannya; 2) saran
bahwa kebijakan akuntansi tidak begitu penting bertentangan dengan pengalaman akuntan; 3)
adanya konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan tentang mengap a mereka ada.
Sedangkan menurut Stephen Zeff (1978), ada alasan lain mengenai munculnya konsekuensi
ekonomi, yakni: 1) perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi eksekutif dan kontrak
utang; 2) kebijakan akuntansi yang digunakan merupakan sumber informasi yang penting bagi
investor; 3) teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar; serta 4) diperlukan
untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi. Konsekuensi ekonomi ini
erat kaitannya dengan praktik manajemen laba oleh manajemen perusahaan. Ketika manajemen
mulai melakukan intervensi terhadap penetapan standar, posisi keuangan yang sebenarnya
mungkin disamarkan. Di sinilah standar akuntansi berperan untuk mengurangi pilihan
kebijakan akuntansi agar laporan keuangan perusahaan menjadi lebih komparabel.

Pertanyaan:
Apa yang menyebabkan dalam penetapan standar akuntansi keuangan tidak dapat terlepas
dari adanya proses politik?

Anda mungkin juga menyukai