Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATA KULIAH

Teori Akuntansi (A3 EKA 441)

Proses Politik Dalam Penetapan SAK

Dosen Pengampu:

Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E, M.Si.

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Nesia Yoseva Putri Sihotang (2107531035/12)

Vanessa Irene Wisesa (2107531078/22)

Ni Komang Ayu Ari Asih (2107531199/35)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2024
PEMBAHASAN

1. Konsekuensi Ekonomi
1.1. Konsekuensi Ekonomi

Konsekuensi ekonomi merupakan suatu konsep yang menegaskan bahwa ada


pengaruh pemilihan kebijakan akuntansi terhadap nilai perusahaan. kebijakan
akuntansi merujuk pada metode yang dipilih oleh manajemen untuk menyusun laporan
keuangan. Pilihan kebijakan akuntansi ini akan mempengaruhi presentasi angka-angka
dalam laporan keuangan perusahaan. Dalam pasar yang efisien, informasi akuntansi
yang disampaikan perusahaan menjadi relevan bagi investor dalam mengambil
keputusan, dan hal ini tercermin dari perubahan harga saham perusahaan di pasar saham
saat laporan keuangan dipublikasikan.

Awalnya, keberadaan konsekuensi ekonomi termuat pada artikel Zeff (1978)


yang berjudul peningkatan konsekuensi ekonomi. Zeff mendefinisikan Konsekuensi
ekonomi sebagai pengaruh laporan akuntansi terhadap perilaku pembuatan keputusan
bisnis, pemerintah, dan kreditur.

Definisi ini penting karena laporan akuntansi memiliki kemampuan untuk


mempengaruhi keputusan yang diambil oleh manajer. Zeff juga mendokumentasikan
bagaimana lembaga-lembaga di Amerika Serikat, seperti asosiasi bisnis, industri, dan
pemerintah, dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh standar akuntansi yang
dikeluarkan oleh Accounting Principles Board (APB) dan The Committee on
Accounting Procedure (CAP).

Terdapat 3 bidang terjadinya konsekuensi ekonomi yaitu:

1) Akuntansi untuk perubahan penjabaran dalam mata uang asing,


2) Penjabaran keuntungan (gain) dan kerugian (losses) yang cenderung tidak
direalisasi, dan
3) Prosedur penjabaran neraca (laporan posisi keuangan).

Pada tahun 1975, Financial Accounting Standard Board (FASB) mengeluarkan


Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) nomor 8. Standar ini dibutuhkan
untuk menggunakan metode penerjemahan temporal. Untuk memahami metode ini
pertama kali harus dipisahkan antara item-item non- moneter dan moneter dalam
neraca. SFAS nomor 52 yang dikeluarkan pada bulan Desember tahun 1981 mengatur
tentang: functional currency, metode penjabaran menjadi tingkat harga sekarang,
integrated foreign operations, highly inflationary economies dan perlakuan
penyesuaian penjabaran.

Antara pendekatan SFAS nomor 8 dan 52 ini berbeda dan tidak dapat ditentukan
mana yang lebih baik. Perbedaan antara dua alternatif teori ekonomi yang menjelaskan
tentang pergerakan tingkat pertukaran mata uang asing yaitu:

1) Purchasing power parity:

Teori ini lebih relevan, karena menerapkan ekonomi inflasi dimana salah satu
alasan mengapa daya beli dapat berbeda di antara Negara satu dengan Negara
lain,

2) Interest rate parity.

Ide dasar teori ini adalah tingkat bunga yang tinggi pada suatu negara akan
merubah aliran modal. Hal ini menyebabkan permintaan untuk merubah ke mata
uang asing negara tersebut.

1.2. Reaksi Pasar Saham Untuk Keberhasilan Pengaruh Akuntansi Pada Industri
Minyak dan Gas

Dalam penelitian akuntansi berbasis keputusan yang bermanfaat, penentuan


metode akuntansi yang mempengaruhi laba tanpa mempengaruhi arus kas tidak akan
mempengaruhi keputusan investor. Namun, dalam penelitian berbasis konsekuensi
ekonomi, keputusan kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba memiliki dampak
penting karena dapat berimplikasi ekonomi bagi pihak-pihak yang terlibat, seperti
manajer, investor, dan kreditur. Berdasarkan, penelitian Lev (1979) tentang pengaruh
peraturan akuntansi terhadap pasar saham,: kasus perusahaan minyak dan gas adalah
sebagai adanya peraturan SFAS 19.

1.3. Hubungan Antara Teori Efisiensi Pasar Saham dengan Konsekuensi Ekonomi

Teori efisiensi pasar saham memperkirakan apabila perubahan kebijakan


akuntansi tidak berdampak pada profitabilitas dan arus kas, maka pasar saham tidak
akan memberikan reaksi. Ketidakadaan reaksi ini dapat menandakan adanya
ketidakjelasan yang mempengaruhi manajemen dan pemerintah terkait kebijakan
akuntansi perusahaan. Dengan demikian, teori efisiensi pasar saham menekankan
pentingnya pengungkapan penuh, termasuk informasi tentang perubahan kebijakan
akuntansi, karena kebijakan akuntansi memiliki potensi untuk mempengaruhi
keputusan manajerial, termasuk keputusan yang dipengaruhi oleh standar akuntansi.

2. Penetapan Standar: Masalah-masalah Ekonomis


2.1. Regulasi Aktivitas Ekonomi

Perusahaan yang melayani kepentingan umum seringkali tergantung pada


regulasi. Berbagai regulasi mempengaruhi lembaga keuangan dan pasar saham. Alasan
utama keberadaan regulasi tersebut adalah untuk melindungi individu yang berada
dalam posisi dirugikan oleh informasi. Keberadaaan asimetri informasi menjadi salah
satu alasan perlu adanya peraturan tentang produksi informasi. Asimetri informasi
sering digunakan untuk membenarkan perlu adanya peraturan guna melindungi dari
kerugian informasi.

Pentingnya peran akuntansi dan auditing adalah untuk melaporkan informasi


yang relevan dan reliabel yang menurunkan asimetri informasi antara manajemen
perusahaan, investor, dan pengguna informasi lainnya. Dalam mempertimbangkan isu
menghasilkan informasi. Pertama, informasi pribadi adalah informasi yang jika
dihasilkan akan secara langsung mempengaruhi arus kas perusahaan di masa yang akan
datang. Kedua, informasi non-proprietary merupakan jenis informasi yang jika
dihasilkan, tidak secara langsung mempengaruhi arus kas perusahaan di masa yang
akan datang. Informasi ini juga mencakup informasi laporan keuangan, peramalan laba,
rincian pendanaan baru, dan lain-lain termasuk dengan audit.

2.2. Cara untuk Mensifati Produksi Informasi

Ada dua pertimbangan yang digunakan dalam memproduksi informasi.


Pertama, informasi adalah komoditas yang dapat diproduksi dan dijual. Kedua,
informasi adalah komoditas yang kompleks, sehingga diperlukan pemahaman yang
komprehensif tentang seberapa banyak informasi tersebut dihasilkan. Banyaknya
informasi dihasilkan ditentukan oleh cara menghasilkan informasi yang meliputi
informasi finer, informasi tambahan dan kredibilitas. Sistem pelaporan finer merinci
informasi yang ada dalam laporan keuangan seperti memperluas pengungkapan,
menambah elemen informasi, pelaporan segmen dan sebagainya. Informasi tambahan
adalah penambahan informasi baru dalam sistem informasi untuk melaporkan hal-hal
yang sekarang belum ada. Kredibilitas bermakna bahwa penerima informasi
mengetahui bahwa suplier informasi memiliki insentif untuk mengungkapkan secara
benar (truthfully).

2.3. Produksi Informasi First Best

Dari sudut pandang masyarakat, jumlah produksi informasi terbaik pertama


(First-best) adalah jumlah yang menyamakan manfaat sosial marginal produksi
informasi dengan biaya sosial marginal produksi informasi. Jumlah informasi ini
menciptakan “kue” terbesar manfaat informasi bagi masyarakat. Setiap produksi
tambahan akan menghabiskan biaya lebih banyak dibandingkan manfaat yang
dihasilkan. Begitu pula jika produksi informasi kurang dari first best, masyarakat akan
mendapat manfaat dari memproduksi lebih banyak.

2.4. Kegagalan Pasar dalam Produksi Informasi

Terdapat dua alasan kegagalan pasar yang membuat tidak tercapainya first best.
Pertama, eksternalitas adalah tindakan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau
individu yang menyebabkan biaya atau manfaat bagi perusahaan atau individu lain
sehingga entitas menciptakan eksternalisasi tidak dibebani biaya atau tidak menerima
pendapatan. Kedua, Free riding adalah manfaat yang diterima oleh perusahaan atau
individu dari eksternalisasi dengan mengeluarkan biaya yang sedikit atau tidak
mengeluarkan biaya sama sekali. Aspek penting eksternalitas dan free riding adalah
bahwa biaya dan manfaat produksi informasi yang dipersepsikan oleh perusahaan
berbeda dari biaya dan manfaat bagi masyarakat.

2.4.1. Problem Adverse Selection

Ada dua versi masalah adverse selection. Pertama, kita memiliki masalah dalam
perdagangan orang dalam (insider trading). Jika ada peluang yang dimiliki oleh orang
dalam , termasuk manajer, untuk menghasilkan keuntungan berlebihan dengan
berdagang atas dasar informasi orang dalam yang mereka miliki, maka seseorang yang
bersedia melakukan ini akan tertarik pada peluang tersebut. Masalah versi kedua adalah
muncul ketika manajer yang mengetahui rahasia berita buruk tentang masa depan
perusahaan tidak merilis informasi itu, sehingga menghindari, atau setidaknya
menunda, konsekuensi negatif perusahaan.
2.4.2. Problem Moral Hazard

Pada temuan Bushman, Engel, & Smith (2006), menegaskan bahwa laba bersih
tidak sepenuhnya informatif tentang usaha. Alasannya adalah bahwa manajer
kemungkinan bisa menyembunyikan penyimpangan atau kelalaian , dan menghasilkan
profitabilitas rendah, dengan menerapkan manajemen laba oportunistik atau dengan
mengurangi pengungkapan sukarela. Jadi, selain pasar tenaga kerja manajerial dan
kontrak insentif, investor juga akan memperhatikan moral hazard dan manajemen laba
yang buruk.

2.4.3. Kesesuaian

Karakteristik ekonomi dengan pasar yang tidak berfungsi dengan baik adalah
kurangnya kesepakatan, yang diakibatkan oleh adanya adverse selection dan moral
hazard. Jika pasar bekerja dengan baik, pemegang saham akan dengan suara bulat
mendukung manajer untuk memaksimalkan nilai pasar perusahaan. Ketika pasar tidak
bekerja dengan baik karena adverse selection dan moral hazard, maka hal ini tidak
perlu menjadi masalah. Jadi, kekuatan pasar tidak dapat mendorong produksi informasi
first best. Oleh karena itu, beberapa level regulasi diharapkan ada dalam informasi
sebuah industri.

2.5. Insentif Berbasis Pasar untuk Produksi Informasi

Insentif swasta kedua untuk produksi informasi perusahaan disebut insentif


berbasis pasar. Beberapa pasar terlibat. Pasar tenaga kerja manajerial secara konstan
mengevaluasi kinerja manajer. Hasilnya, manajer yang memberikan informasi palsu,
tidak lengkap, atau bias akan mengalami kerusakan pada reputasi mereka. Insentif
serupa juga diberikan oleh pasar modal. Manajer dimotivasi oleh reputasi dan
pertimbangan kontrak untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini menciptakan
insentif untuk merilis informasi ke pasar. Pasar lain yang mendisiplinkan manajer
adalah pasar pengambilalihan (takeover), disebut juga pasar untuk mengontrol
perusahaan. Jika manajer tidak meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan
kemungkinan menjadi subyek bagi takeover bid atau pengambil alihan, yang jika
direalisasi sering mengakibatkan pergantian manajemen.
3. Penetapan Standar: Masalah-masalah Politis

3.1 Dua Teori Peraturan

3.1.1 Teori Kepentingan Umum

Teori ini menyatakan bahwa regulasi merupakan respon terhadap permintaan


masyarakat atau publik untuk mengoreksi kegagalan pasar. Dalam teori ini regulator
diasumsikan memiliki kepentingan terbaik masyarakat, sehingga regulator akan bekerja
semaksimal mungkin untuk memaksimumkan kesejahteraan masyarakat, yaitu untuk
mencapai produksi informasi dalam jumlah yang first-best. Konsekuensinya, regulasi
dipandang sebagai trade off antara biaya regulasi dan manfaat sosialnya dalam bentuk
peningkatan operasi pasar.

3.1.2 Teori Kepentingan Kelompok

Teori regulasi kelompok kepentingan di perkenalkan oleh Stigler(1971).


Selanjutnya, Posner (1974), Peltzman (1976), dan Becker (1983). Memberikan
kontribusi kepada teori, yang memandang bahwa suatu industri beroperasi ketika ada
sejumlah kepentingan kelompok atau konstituensi. Teori kepentingan kelompok untuk
regulasi berpandangan bahwa regulasi adalah suatu komoditas yang melibatkan
permintaan dan penawaran. Komoditas akan dialokasikan kepada konstituensi yang
secara politis paling efektif dalam meyakinkan legislator untuk memberikan mereka
dukungan regulasi. Di sisi lain, teori kepentingan kelompok mungkin merupakan
predictor yang lebih baik untuk mengetahui cara kerja regulasi dibanding teori
kepentingan umum.

3.1.3 Teori Regulasi yang Diterapkan pada Penentuan Standar

Regulasi kelompok kepentingan adalah predictor standar baru yang lebih baik
dibandingkan dengan teori kepentingan public, karena teori kelompok kepentingan
secara resmi mengakui keberadaan konstituen yang berkonflik

3.2 Distribusi Manfaat Informasi

Salah satu komplikasi pengaturan standar adalah distribusi manfaat produksi


informasi di antara kelompok kepentingan. Pertanyaan tentang distribusi manfaat
ekonomi, sulit karena juga melibatkan value judgment keadilan di antara pihak-pihak
yang terdampak. Dalam menghadapi kesulitan-kesulitan ini, masyarakat menyerahkan
penyelesaian masalah distribusi kepada proses tawar-menawar, membuat kontrak atau
kekuatan pasar, dengan regulasi yang ikut campur ketika proses tersebut ditengarai
gagal.

3.3 Kriteria Penentuan Standar

3.3.1 Kemanfaatan Keputusan

Semakin informatif sebuah sistem informasi melaporkan kinerja Perusahaan di


masa depan, semakin kuat reaksi investor terhadap informasi yang dihasilkan oleh
sistem. Dengan demikian, bukti empiris bahwa harga sekuritas merespon informasi
akuntansi menunjukkan bahwa investor mendapatkan informasi akuntansi berguna. Hal
ini menunjukkan bahwa kondisi yang diperlukan untuk keberhasilan standar baru
adalah berguna untuk membuat Keputusan (decision useful).

3.3.2 Penurunan Asimetri Informasi

Kekuatan pasar beroperasi untuk memotivasi manajemen dan investor untuk


menghasilkan informasi. Pembuat standar harus menyadari kekuatan ini dan
memanfaatkannya, untuk mengurangi kebutuhan standar. Namun, kekuatan pasar
sendiri tidak dapat memastikan seberapa banyak informasi yang harus dihasilkan. Hal
ini terjadi karena adanya asimetri informasi. Oleh karena itu, pembuat standar harus
menggunakan pengurangan asimetri informasi di pasar modal dan pasar tenaga kerja
manajerial sebagai sebuah kriteria bagi standar baru. Pengurangan asimetri informasi
meningkatkan operasi pasar karena investor akan mempersepsikan bahwa berinvestasi
menjadi lebih menarik. Hal ini akan mengurangi kekhawatiran investor tentang asimetri
informasi dan estimasi risiko yang dihasilkan, mengurangi bid-ask spread dan
memperluas likuiditas pasar, dan secara umum menghasilkan manfaat sosial dari pasar
yang bekerja lebih baik.

Pengurangan asimetri informasi sebagai kriteria merupakan kondisi yang


diperlukan untuk standar yang berhasil, namun hal ini belum cukup. Sama seperti
Keputusan informasi yang berguna yang memiliki biaya, begitu pula pengurangan
asimetri informasi. Akibatnya, sulit untuk diketahui kapan standar untuk mengurangi
asimetri informasi menjadi hemat biaya.
3.3.3 Konsekuensi Ekonomi Standar Baru

Salah satu biaya yang timbul dari adanya standar baru adalah biaya yang
dikenakan pada Perusahaan dan manajer untuk memenuhi standar itu. Jumlah biaya ini
bisa melampaui biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi informasi wajib yang baru.
Pengurangan kebebasan manajer untuk memilih kebijakan akuntansi yang berbeda
yang sering terjadi ketika standar baru diterapkan juga menjadi sumber konsekuensi
ekonomi.

3.3.4 Konsensus

Konsekuensi ekonomi merupakan kriteria terakhir, yang berasal dari aspek


politik penentuan standar. Pada dasarnya, penyusun standar harus merekayasa
consensus yang cukup kuat sehingga bahkan konstituen yang tidak menyukai standar
baru akan tetap mematuhinya. Struktur dan due process badan penyusun standar
dirancang untuk mendorong consensus seperti itu. Namun, jika konflik konstituensi
menjadi buruk atau parah, bahkan due process sekalipun tidak selalu dapat mencegah
pengajuan banding proses politik
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati & Krismiaji. (2021). Teori Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Ardiansyah, M. (2010). Konsekuensi Ekonomi Pilihan Kebijakan Akuntansi. Jurnal Ilmu
Agama dan Ilmu Sosial, 9(3) 655-669.

Anda mungkin juga menyukai