Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATAKULIAH

PROSES POLITIK DALAM PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI

Dosen Pengampu

Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si.

Tugas Individu:

Putu Bayu Oka Wibawa (1807531231)

PROGRAM STUDI AKUNTASI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
2.1 KONSEKUENSI EKONOMIS 

Pengertian Konsekuensi Ekonomis

Konsekuensi ekonomi adalah sebuah konsep yang menilai bahwa, lepas dari
implikasi teori pasar sekuritas yang efisien, pilihan kebijakan akuntansi yang
mempengaruhi nilai perusahaan. Beberapa pengertian konsekuensi ekonomi adalah
sebagai berikut:

a.Stephen A. Zeff, seorang tokoh akuntansi yang paling persuasif berkaitan


dengan konsekuensi ekonomi, mengenalkan konsep ini dalam artikelnya tahun
1978 yang berjudul “The Rise of Economic Consequences”. Menurut Zeff (1978)
mendefinisikan economic consequences sebagai dampak laporan akuntansi
terhadap perilaku pengambilan keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditur. Esensi
dari definisi ini adalah bahwa laporan akuntansi dapat mempengaruhi (affect)
keputusan nyata oleh manajer dari pihak lain, tidak hanya sekedar
menggambarkan (reflecting) hasil keputusan yang dibuat.

b. Konsekuensi ekonomi (economic consequences) adalah konsep, yang


menyatakan bahwa walaupun bertentangan dengan implikasi teori pasar modal
efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Walaupun dengan implikasi kebijakan teori pasar modal, efisiensi, tampak bahwa
pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi bagi pemakai laporan
keuangan,walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan.

Munculnya Konsekuensi Ekonomi

Sejak tahun 1960-an, profesi akuntan Amerika telah menyadari adanya pengaruh
“kekuatan luar” yang terus meningkat dalam proses pembentukan standar. Kekuatan luar
adalah:

1) individu dan kelompok telah campur tangan dalam proses pembentukan standar-
standar akuntansi, dan
2) pihak-pihak ini mulai memunculkan argumen konsekuensi ekonomi. Konsekuensi
ekonomi dapat bersifat mengganggu terhadap kepentingan pihak-pihak tertentu,
oleh karena itu badan pembuat standar perlu mempertimbangkan konsekuensi
ekonomi dalam pembentukan suatu standar.

(TAP)Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif merupakan teori yang memprediksi tindakan pemilihan


kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer akan merespon kebijakan
akuntansi baru yang diusulkan (Scott, 2012). Teori akuntansi positif melihat bahwa
perusahaan mengatur dirinya dengan cara yang sangat efektif sehingga perusahaan dapat
memaksimalkan peluang untuk bertahan. Untuk menjawab asal-usul konsep konsekuensi
ekonomi maka diperkenalkan teori akuntansi positif, teori ini didasarkan pada kontrak
yang dijalin oleh perusahaan, kontrak tersebut seringkali didasarkan pada variabel
akuntansi keuangan. Dalam hal ini manajemen memilih kebijakan akuntansi untuk
memaksimalkan kepentingan perusahaan. TAP berusaha memprediksi kebijakan apa
yang akan dipilih oleh manajer.

Proses Politik dan Dalam Pembentukan Standar Akuntansi

(Mardiyah, 2002:102) Menjelaskan bahwa Financial Accounting Foundation


menyatakan “Proses penetapan standar akuntansi dapat digambarkan sebagai suatu
demokrasi karena semua peraturan yang dibuat tergantung pada perizinan pembuat
peraturan”. Tetapi karena penetapan standar berkaitan dengan kepentingan sosial maka
semua pendapat harus didengar (penyusunan standar bersifat menyeluruh dan tidak hanya
yang bersifat specifict group). Proses penyusunan standar sebagai proses politik karena ada
upaya mendidik dalam memperoleh standar baru. Disamping itu dalam penyusunan standar
ada tanggungjawab FASB kepada setiap orang.

Ada aspek politik dalam akuntansi seperti halnya ada aspek politik secara fisik.
Sehingga perlu hati-hati apakah politik berperan atau tidak dalam penetapan standar
akuntansi. Implikasinya FASB dimasa depan perlu memperhatikan isu ini karena berkaitan
dengan kredibilitas akuntansi itu sendiri
Dampak Politik dan Konsekuensi Ekonomi Dalam Pembentukan Suatu Standar

Standar dibentuk untuk mengurangi moral hazard yaitu manajemen berusaha


untuk overstated (aktiva dan revenues) dan understated (liability dan cost) walaupun pada
akhirnya juga muncul moral hazard yang lain yaitu proses politik. Pembentukan standar
sebagai proses politik mempengaruhi pemerintah, sektor publik, dan sektor privat.

Standar yang dibentuk selalu berkaitan dengan konsekuensi ekonomi yaitu


berkaitan dengan kos keagenan (berapa banyak pihak yang dilukai atau dengan kata lain
berapa banyak kos yang dikeluarkan dengan adanya standar baru dan respon pasar (yang
berkaitan dengan publik goods (tidak ada nilainya yang sering ditumpangi free raider)
dan economic goods (barang ekonomis/bernilai sehingga perlu usaha untuk
mendapatkannya supaya economic goods maka L/K tidak ada kebocoran informasi
sehingga standar harus ditetapkan dan pembuatannya diserahkan kepada pasar).

1) Pentingnya Kenetralan
Pandangan Hawkins (1975) bahwa FASB mempunyai power untuk mempengaruhi
perilaku ekonomi dan mendukung perencanaan ekonomi pemerintah. Atas
keyakinan tersebut Hawkins (1975) yakin power tersebut dapat merusak akuntansi.
2) Akuntansi Sebagai Perpetaan Keuangan
Akuntansi adalah pemeta keuangan. Peta yang baik adalah peta yang lebih lengkap
dan menggambarkan fenomena yang sedang dipetakan. Peta tidak terpengaruh oleh
perilaku, curah hujan, distribusi kesejahteraan, meningkatnya populasi, dan lain-lain
Akuntansi sebagai pemeta keuangan seharusnya tidak terpengaruh oleh kondisi
politik atau beradaptasi dengan politik (dengan kata lain akuntansi harus netral).
3) Beberapa Pandangan Yang Bertentangan
Perbedaan muncul karena sudut pandang yang berbeda, misalnya: pengaruh
ekonomi, sifat fundamental, dan kenetralan. Penyusun standar tidak akan pernah
melepas secara total pengaruh dampak ekonomi. Yang lain mengatakan bahwa
kenetralan dalam standar akuntansi jika pemilihan metode pelaporan tidak
independent (bebas) artinya pengukuran-pengukuran yang dipilih dengan
tujuantujuan politik tertentu.
2.2 MOTIVASI MANAJEMEN

1) Menurut Watts and Zimmerman (1986), tiga hipotesis PAT (Positive Accounting
Theory) dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen laba, yaitu
sebagai berikut:
(1) The Bonus Plan Hypothesis
Pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer perusahaan
akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat menggeser laba dari masa depan
ke masa kini sehingga dapat menaikkan laba saat ini. Hal ini disebabkan oleh
manajer lebih menyukai pemberian upah yang lebih tinggi untuk masa kini.
Dalam kontrak bonus dikenal dua istilah, yaitu bogey (tingkat laba terendah untuk
mendapatkan bonus) dan cap (tingkat laba tertinggi).
(2) The Debt To Equity Hypothesis (Debt Covenant Hypothesis)
Pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity tinggi, manajer perusahaan
cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan
atau laba. Perusahaan dengan rasio debt to equity yang tinggi akan mengalami
kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor, bahkan
perusahaan terancam melanggar perjanjian utang.
(3) The Political Cost Hypothesis (Size Hypothesis)
Pada perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi, manajer akan lebih
memilih metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode
sekarang ke periode masa mendatang sehingga dapat memperkecil laba yang
dilaporkan. Biaya politik muncul karena profitabilitas perusahaan yang tinggi
dapat menarik perhatian media dan konsumen.
2) Menurut Scott (1997), faktor-faktor yang mendorong manajer melakukan
manajemen laba adalah sebagai berikut:
(1) Rencana Bonus (Bonus Scheme)
(2) Kontrak Utang Jangka Panjang (Debt Covenant)
(3) Motivasi Politik (Political Motivation)
(4) Pergantian Ceo (Chief Executive Officer)
(5) Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering)
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35157605/Konsekuensi_Ekonomis_Standar_Akuntansi_SAP_6

Adam, Helmy. Konsekuensi Ekonomi dan Proses Politik Dalam Penyusunan Standar Akuntansi.
Universitas Brawijaya Malang. Diakses pada 7 November 2020

Astika, I. B. Putra. 2010. Teori Akuntansi: Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan.

Denpasar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Indriana, Dian. Economic Consequences dan Implikasi Positive Accounting Theory. Fakultas
Ekonomi Universitas Semarang.

Anda mungkin juga menyukai