Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI POSITF DAN KONSEKUENSI EKONOMI

Diajukan untuk memenuhi tugas makalah Teori Akuntansi

Dosen : Dr. Arwan Gunawan , SE., M Si., Ak., CA

Disusun Oleh :

Ghina Vanya Febriany 5212171069

Akuntansi Ekstensi B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah teori akuntansi ini
yang  berjudul "Teori Akuntansi Positif dan Konsekuensi Ekonomi" dengan baik.

Penulisan makalah ini selain bertujuan untuk menuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi
juga bertujuan agar kita lebih mengerti dan memahami dalam ilmu akuntansi.
Dalam  menyelesaikan  karya  tulis  ini, penulis menyadari telah banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak sehingga karya  tulis  yang  sederhana  ini  dapat  terwujud.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dengan iringan doa
semoga karya tulis ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan dan wacana berpikir
kita bersama.

Bandung, 17 Maret 2020

Penulis

i
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………..1


1.2 RUMUSAN MASALAH..……………………………………………………………………...2
1.3 TUJUAN………………………………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Akuntansi Positif…………………………………………………………………………3

2.2 Sumber Permintaan Kontrak Efisien untuk Informasi Akuntansi Keuangan…….4

2.3 Kebijakan Akuntansi untuk Kontrak Efisien………………………………………..5


2.4 Kekakuan Kontrak (Contract Rigidity)……………………………………………….6
2.5 Opsi Saham Karyawan………………………………………………………………...7
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPILAN…………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Konsekuensi Ekonomi adalah suatu konsep yang menekankan bahwa, terlepas dari implikasi
teori pasar sekuritas yang efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Inti dari gagasan mengenai konsekuensi ekonomi adalah kebijakan akuntansi
perusahaan dan perubahan dalam kebijakan tersebut penting, terutama bagi manajemen dan juga
bagi investor yang memiliki perusahaan, karena manajer dapat mengubah operasi perusahaan
berdasarkan perubahan kebijakan akuntansi. Contohnya perubahan dalam kebijakan akuntansi
yang terkait dengan cadangan minyak dan gas perusahaan. Perubahan tersebut menurut argumen
konsekuensi ekonomi, dapat mengubah aktivitas eksplorasi dan pengembangan oleh para
manajer, yang pada gilirannya akan mengubah nilai perusahaan. Jika perubahan tersebut
berpotensi negatif dan jika banyak investor yang terpengaruh, maka investor dapat menekankan
perwakilan yang mereka pilih. Akibatnya, para politisi juga akan memiliki kepentingan dalam
kebijakan akuntansi perusahaan dan dalam badan yang menentukan kebijakan tersebut.

Kebijakan akuntansi disini mengacu pada kebijakan akuntansi manapun, bukan hanya yang
berpengaruh pada aliran kas perusahaan. Menurut doktrin konsekuensi ekonomi, perubahan
kebijakan akuntansi akan jadi penting, meskipun tidak ada dampak terhadap aliran kas yang
terjadi. Berdasarkan teori pasar yang efisien, perubahan yang terjadi tidak penting (meskipun
mungkin pasar akan mempertanyakan mengapa perusahaan mengubah kebijakannya) karena
aliran kas akan datang tidak akan terpengaruh, dan demikian pula nilai pasar perusahaan
tersebut.

Terdapat dua alasan terhadap konsep konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi
diperlukan, yaitu:

a) Konsep ini menarik, dimana banyak kejadian yang paling menarik dalam praktek
akuntansi diturunkan dari konsekuensi ekonomi.
b) Pernyataan bahwa kebijakan akuntansi tidak penting tidak sesuai dengan pengalaman
akuntan.Sebagian besar akuntansi keuangan dibahas pada argumen mengenai kebijakan
2

akuntansi mana yang ditetapkan dalam berbagai keadaan, serta perdebatan dan konflik
mengenai penyajian laporan keuangan melibatkan pilihan kebijakan akuntansi.
Konsekuensi ekonomi sesuai dengan pengalaman yang ada di dunia yang sesungguhnya.
Asal usul konsekuensi ekonomi adalah dari Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting
Theory). Teori tersebut didasarkan pada kontrak yang dijalin oleh perusahaan, terutama kontrak
pinjaman dan kontrak kompensasi eksekutif. Kontrak tersebut didasarkan pada variabel
akuntansi keuangan, seperti laba bersih dan rasio hutang terhadap ekuitas. Teori Akuntansi
Positif berusaha memprediksikan apa yang akan dipilih manajer untuk pilihan kebijakan
akuntansi yang memaksimalkan kepentingan perusahaan mereka, kepentingan sendiri,
dibandingkan kontrak tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Teori Akuntansi Positif ?
2. Sumber Permintaan Kontrak Efisien untuk Informasi Akuntansi Keuangan
3. Kebijakan Akuntansi untuk Kontrak Efisien
4. Kekakuan Kontrak (Contract Rigidity)
5. Opsi Saham Karyawan
6. Hubungan antara teori pasar efek yang efisien dan konsekuensi ekonomi
1.3 TUJUAN
1. Untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data
akuntansi yang relevan atau bermanfaat.
2. Untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Akuntansi Positif


Teori akuntansi positif (TAP) berkenaan dengan memprediksi tindakah-tindakan
sebagai pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer
akan merespon standar akuntansi. TAP beranggapan bahwa perusahaan akan
mengorganisir diri dalam cara yang paling efisien sehingga dapat memaksimalkan
prospek mereka untuk bertahan hidup. Perusahaan dapat dipandang sebagai kumpulan
kontrak (nexus of contract), artinya pengorganisasiannya terutama dapat ditentukan oleh
sekumpulan kontrak yang dijalaninya. Contohnya kontrak dengan para karyawan
(termasuk dengan manajer),pemasok dan dengan para penyedia modal merupakan hal
penting bagi oprasi perusahaan.Kontrak dengan Kontrak terendah disebut kontrak yang
efisien (efficient contracts). TAP berpendapat bahwa kebijakan akuntansi dipilih sebagai
bagian dari masalah yang lebih puas dari pencapaian manajemen perusahaan yang lebih
efisien.
Perlu dicatat bahwa TAP tidak sampai menyarankan bahwa perusahaan (dab badan
penyusun standar) harus menjelaskan sepenuhnya kebijakan akuntansi yang akan mereka
pergunakan. Memberi keleluasaan kepada manajemen untuk memilih dari sekumpulan
kebijakan akuntansi akan membuka peluang untuk terjadinya perilaku oportunis ex-post.
Artinya dengan diberikan sekumpulan kebijakan yang ada,para manajer dapat memilih
kebijakan akuntansi dari sekumpulan tersebut untuk kepentingan mereka pribadi,dan
karenanya mengurangi efisiensi kontrak. TAP berpendapat bahwa manajer sifatnya
rasional (sebagaimana investor) dan akan memilih kebijakan akuntansi demi kepentingan
terbaik mereka sendiri jika memang mampu melakukannnya.TAP menekankan bahwa
perlunya dilakuakn penelitian empiris untuk menekiankan bagaimana trade off antara
biaya modal dan kontrak,antara manajer memilih sekumpulan kebijakan akuntansi dan
struktur manajemen perusahaan sendiri,beragam,tergantung kepada lingkungannya. TAP
tidak berusaha menggurui orang atau konstituen mengenai apa yang hendaknya mereka
lakukan. Teori yang melakukan hal tersebut disebut teori normative. Baik tidaknya
4

kemampuan teori normative melakukan prediksi tergantung sejauh mana setiap individu
sungguh-sungguh mengambil keputusan sebagaimana disarankan oleh teori tersebut.

Menurut Watts dan Zimmerman (1990), prediksi yang dibuat oleh TAP disusun
seputar 3 hipotesis antara lain:

1. Hipotesis rencana bonus (The bonus plan hypothesis)

Dengan semua hal dianggap setara,para manajer perusahaan dengan rencana


bonus lebih mungkin memilih prosedur akuntansi yang menggeser pendapatan yang
dilaporkan dari masa akan datang ke saat ini.

2. Hipotesis persyartan perjanjian pinjaman (The debt covenant Hypothesis)

Dengan semua hal dianggap setara,semakin besar kemungkinan perusahaan


melakukan pengingkaran persyratan perjanjian pinjaman berbasis akuntansi,semakin
besar pula kemungkinan manajer perusahaan tersebut memilih prosedur akuntansi yang
menggeser pendapatan yang dilaporkan dari periode akan datang ke periode berjalan.

3. Hipotesis biaya politik (The political cost hypothesis)

Dengan semua hal dianggap setara,semakin besar biaya politik yang dihadapi oleh
perusahaan,semakin besar kemungkinan manajer memilih prosedur akuntansi yang
menangguhkan pendapatan yang dilaporkan dari periode berjalan ke periode akan datang.

Ketiga hipotesis tersebut membentuk komponen yang penting dari TAP,tiga


komponen tersebut mengarah pada prediksi yang dapat diuji secara empiris.Ketiga
kontrak ini juga dapat ditafsirkan dari perspektif perjanjian kontrak yang efisien.

2.2 Sumber Permintaan Kontrak Efisien untuk Informasi Akuntansi Keuangan


1. Lenders (Pemberi pinjaman)
Kontrak utang merupakan sumber keuangan yang penting bagi perusahaan.
Keamanan tertinggi untuk pemberi pinjaman adalah kinerja masa depan perusahaan.
Terdapat dua aspek kontrak utang, pertama yaitu manajemen memiliki informasi
terbaik tentang keadaan perusahaan. Pemberi pinjaman prihatin tentang asimetri
5

informasi akuntansi karena manajemen mungkin tidak berbagi informasi dengan


mereka, atau bisa juga mereka dapat memilih kebijakan akuntansi untuk
menyembunyikan kinerja yang mengancam kepentingan pemberi pinjaman. Kedua,
pemberi pinjaman menghadapi hasil asimetri.

2. Shareholders (Pemegang saham)

Kenaikan sumber kontrak efisien pada permintaan kebijakan akuntansi juga


diperoleh dari pemegang saham untuk melindungi diri dari eksploitasi oleh
manajemen. Sampai batas tertentu, eksploitasi dikendalikan dengan mendasarkan
manajer kompensasi pada beberapa ukuran kinerja manajer. Peran konfirmasi dari
laporan keuangan juga membantu mencegah manajer dari overstating informasi yang
dapat mengakibatkan harga saham overvaluation oleh pasar. Namun, karena manajer
diasumsikan bertindak sesuai dengan kepentingan mereka sendiri, manajer mungkin
syirik pada usaha dan menutupi overstatement serta keuntungan yang lebih rendah
melalui perilaku oportunistik seperti overvaluation aset dan mengelola pendapatan.
Hal ini menciptakan permintaan atas kebijakan akuntansi keuangan yang mendorong
upaya manajer untuk bertanggung jawab dan menentukan batas tindakan manajer
oportunistik.

2.3 Kebijakan Akuntansi untuk Kontrak Efisien


1. Reliability (Keandalan)
Agar menjadi andal, informasi akuntansi untuk kontrak efisien harus
didasarkan pada transaksi pasar yang sebenarnya dan dapat diverifikasi oleh pihak
ketiga. Teori kontrak mendukung nilai wajar (fair value) hanya jika nilai tersebut
dapat ditentukan secara andal.

2. Conservatism (Konservatisme)

Hasil asimetri juga menciptakan permintaan untuk syarat konservatisme.


Permintaan pemberi pinjaman atas informasi tentang kerugian yang belum
direalisasi lebih besar dari permintaan atas informasi keuntungan yang belum
direalisasi karena keuntungan yang belum direalisasi diyakini kurang berguna
daripada kerugian yang belum direalisasi dalam memprediksi kesulitan keuangan.
6

Kontrak efisien memiliki syarat konsevatisme untuk menyediakan sistem


peringatan dini dari kesulitan keuangan yang akan datang dan menciptakan
understatement sistematis nilai aktiva bersih dengan menyediakan batas bawah
aktiva bersih untuk membantu pemberi pinjaman dalam mengevaluasi keamanan
pinjaman mereka. Konservatisme kondisional juga dituntut oleh pemegang saham
untuk tujuan pelayanan, karena itu lebih sulit bagi manajer yang ingin
meningkatkan reputasi dan kompensasi mereka. Konservatisme menyediakan
sistem peringatan dini atas operasi kehilangan dan kebijakan investasi.

2.4 Kekakuan Kontrak (Contract Rigidity)


Menurut sifatnya, kontrak akan sulit berubah. Dengan kata lain, kontrak
bersifat kaku dan juga banyak kontrak yang bersifat jangka panjang, seperti
kontrak utang. Jika kontrak jangka panjang tergantung pada variabel akuntansi,
maka ada kemungkinan bahwa standar akuntansi akan berubah selama masa
kontrak. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi nilai perjanjian, sehingga
meningkatkan kemungkinan pelanggaran. Misalnya, standar baru untuk
pengakuan pendapatan atau kerugian pengakuan atau kredit awal dapat
mengurangi laba yang dilaporkan sehingga meningkatkan utang-rasio ekuitas dan
mengurangi waktu rasio bunga yang diperoleh dari perjanjian. Begitu juga standar
yang meningkatkan volatilitas laba, seperti penilaian wajar untuk perdagangan
efek dapat meningkatkan kemungkinan pelanggaran perjanjian masa depan dan
perjanjian saat ini. Meskipun dimungkinkan bahwa kontrak bisa dinegosiasi ulang
menyusul perubahan akuntansi, namun proses tersebut akan lama, mahal, dan bisa
menyebabkan kreditur menuntut balasan seperti tingkat bunga yang lebih tinggi.

Kemungkinan lain adalah untuk menggabungkan ketentuan dalam kontrak


itu sendiri agar dapat menghadapi kejadian tidak terduga. Namun, sebagai hal
praktis, itu adalah efektif untuk mengantisipasi semua kejadian di masa depan
yang dapat mempengaruhi nilai-nilai perjanjian, terutama standar akuntansi baru.
Kemungkinan lain adalah untuk “membekukan” kebijakan akuntansi yang
digunakan untuk menghitung nilai perjanjian pada orang yang terkait saat kontrak
7

ditandatangani. Namun, ini akan dikenakan biaya dan ketidaknyamanan saat


melacak efek terhadap laporan keuangan dari semua perubahan standar selama
masa kontrak.

Menghadapi kontrak kekakuan, perusahaan menghadapi tradeoff tata


kelola perusahaan. Optimalisasi set kebijakan akuntansi untuk perusahaan
merupakan kompromi. Di satu sisi, kebijakan akuntansi akan meminimalkan
pilihan kebijakan akuntansi oportunistik oleh manajer terlebih dahulu, tetapi
dikenakan biaya kurangnya fleksibilitas akuntansi untuk memenuhi perubahan
keadaan, seperti standar akuntansi baru yang mempengaruhi perjanjian utang dan
kompensasi. Di sisi lain, memungkinkan manajer untuk memilih sebuah susunan
dari kebijakan akuntansi yang akan mengurangi biaya kekakuan kontrak namun
mengekspos perusahaan untuk biaya perilaku manajer oportunistik. Kontrak
efisien membantu untuk menjelaskan apa yang diketahui akuntan dan kebijakan
akuntansi yang penting bagi manajer.

2.5 Opsi Saham Karyawan


Bidang dimana konsekuensi ekonomi tampak jelas. Pertama adalah
akuntansi untuk opsi saham yang dikeluarkan bagi manajemen dan dalam
beberapa kasus, bagi karyawan-karyawan lainnya, yang memberi mereka hak
untuk membeli saham perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Kita menyebut
opsi-opsi tersebut sebagai employee stock options.

Di Amerika akuntansi untuk ESO secara tradisional telah didasarkan pada


opinion 25 Accounting Principles Board tahun 1972 (APB 25). Standar tersebut
mewajibkan perusahaan mengeluarkan ESO dengan nilai tetap untuk mencatat
biaya yang sama dengan selisih antara nilai pasar saham pada tanggal pemberian
opsi tersebut pada karyawan (grant date) dan harga pelaksanaan opsi tersebut.
Selisihnya disebut nilai intrinsik. Perusahaan yang menetapkan harga
pelaksanaanya sama dengan nilai pasar pada tanggal pemberiannnya,sehingga
nilai intrinsiknya nol. Bulan februari 1992,rancangan undang-undang
8

diperkenalkan di kongres Amerika Serikat yang mewajibkan agar ESO diberi niali
dan dibiayakan.

Bulan juni 1993, FASB mengeluarkan exposure draft standar baru yang
diusulkan. Exposure draft tersebut mengusulkan agar perusahaan mencatat biaya
kompensasi berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal pemberian ESO yang
dikeluarkan pada periode tersebut. Exposure tersebut ditentang oleh kalangan
bisnis dan meluas ke kongres. Muncul kekhawatiran akan konsekuensi ekonomi
dari laporan laba yang lebih rendah yang akan dihasilkan. Konsekuensi tersebut
mencakup harga saham yang rendah, biaya modal yang tinggi, kurangnya bakat
manajerial,serta rendahnya motivasi manajer dan karyawan.

Dengan membuat beberapa asumsi untuk menyederhanakan, Huddart


menunjukkan bahwa rumus black/sholes dengan ESO yang ditahan sampai
tanggal kadaluarsa dapat sangat menaikkan pencatatan nilai wajar ESO pada
tanggal pemberian.

Terdapat tiga karakteristik Opsi:

1. Pengembalian yang diharapkan dari menahan suatu opsi melebih


return saham yang diharapkan.
2. Potensi kenaikan (upside potencial) opsi America (tendensi kenaikan
terhadap nilainnya) meningkat seiring dengan waktu jatuh tempo.
3. Jika opsi “deep-in-the-money” artinya jika nilai saham dasar jatuh
lebih tinggi daripada harga exercise price, maka hasil dari menahan
opsi tersebut dan probabilitasnya sangat mendekati hasil dan
probabilitasnya dari menahan saham dasarnya.

Dua keadaan dimana karyawan melaksanakan opsinya. Pertama jika ESO


mencakup nilai uang sedikit (resiko substansial terjadinya hasil nol), waktu
sampai jatuh temponya singkat (sedangkan pengorbanan untuk potensi kenaikan)
dan karyawan tersebut diharuskan menahan saham yang diperolehnya,maka
penghindaran resiko dapat memicu pelaksanaan lebih awal. Kedua jika ketika
ESO menyangkut banyak uang,waktu sampai jatuh temponya singkat,dan
9

karyawan dapat menahan maupun menjual saham yang diperolehnya dan


menginvestasikan hasilnya pada aktiva yang tidak beresiko.

Penelitian Hall dan Murphy (2002) mengkonfirmasi tendensi Black/sholes


dengan menggunakan pendekatan yang berbeda dari Huddart,juga menunjukkan
probabilitas substansial dari pelaksanaan awal,dan menunjukkan bahwa hal
tersebut secra signifikan mengurangi biaya ESO dibawah black/sholes. Dalam
penelitian Marquardt (2002) menelaah keaakuratan rumus black/sholes
didasarkan pada waktu pelaksanaan yang diharapkan.

Pada tahun 1994, FASB mengumumkan pembatalan exposure


draft,dengan alasan tidak memperoleh dukungan yang cukup. FASB beralih ke
pengungkapan tambahan. Dalam SFAS 123,yang keluar tahun 1995, FASB
mendesak perusahaan untuk menggunkan pendekatn nilai wajar yang disarankan
dalam exposure draft,namun memungkinkan digunakannya penetapan nilai
intrinsic APB 25 selam perusahaan member pengungkapan tambahan dari biaya
WSO yang ditentukan dengan menyusutkan nilai wajar dari ESO yang diberikan
selama periode penyerahannnya menurut waktu pelaksanaan yang diharapkan.
Sejak tahun 1993,exposure draft telah diabaikan. Baru-baru ini skandal
penyusunan laporan keuangan seperti enron dan worldcom telah menimbulkan
tekanan baru untuk mengeluarkan ESO. Di Kanada,standar akuntansi kini
mewajibkan biaya ESO yang mulai berlaku bagi banyak perusahaan sejak tahun
fiscal yang berawal atau setelah tanggal 1 januari 2004. International Accounting
Standards Board memilki standar serupa yang diterapkan. Di Amerika
Serikat,standar akuntansi mewajibkan dibiayakan untuk tahun fiscal yang berlaku
sejak tanggal 15 juni 2004.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

TAP berusaha memahami dan memprediksikan pilihan kebijakan akuntansi perusahaan.


Teori tersebut menilai bahwa kebijakan akuntansi adalah bagian dari kebutuhan perusahaan
secara menyeluruh untuk meminimalkan biaya modalnya dan biaya kontrak lainnya. Karenanya
pilihan kebijakan akuntansi adalah bagian dari proses manajemen perusahaan secara
keseluruhan.

TAP menghasilkan kepustakaan empiris yang amat kaya. Ada tiga aspek mengenai
lingkungan dan struktur organisasi perusahaan yang dipisahkan untuk dipelajari,kontrak
kompensasi manajemen,struktur modalnya,serta terbukanya biaya politik.

TAP tidak menyiratkan bahwa pilihan kebijakan akuntansi harus dijelaskan secara
khusus,malah lebih efektif jika ada sekumpulan kebijkan akuntansi yang dapat dipilih oleh
manajemen. Kumpulan tersebut dianggap sebagai serangkaian kebijakan yang diperbolehkan
berdasar GAAP atau dapat dibatasi lebih lanjut oleh kontrak.

Dari perspektif TAP tidak sulit memahami mengapa kebijkan akuntansi dapat memiliki
konsekuensi ekonomi. Dari perspektif efisiensi, kumpulan kebijakan yang tersedia
mempengaruhi fleksibilitas perusahaan. Dari perspektif opportunis, kemampuan manajemen
untuk memilih kebijakan akuntansi untuk keuntungannya sendiri pun terpengaruhi. Standar
akuntansi mungkin membatasi kebijakan akuntansi yang diperbolehkan, misal dalam standar
yang mengusulkan diwajibkannya penggunaan metode succesfull-effort untuk eksplorasi minyak
dan gas. Standar lain mungkin menurunkan laba bersih, seperti dalam perhitungan OPEB dalam
bagian 3461 Buku Pedoman CICA atau dalam standar untuk mencatat biaya untuk opsi saham
karyawan.

Kekhawatiran Manajer terhadap kebijakan dan standar akuntansi mungkin diarahkan oleh
oportunisme atau oleh kontrak yang efisien,ada bukti yang signifikan yang mendukung kontrak
TAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu mensejajarkan kepentingan-
kepentingan para pemegang saham.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/31853691/TEORI_AKUNTANSI_POSITIF_DAN_KONSEKUENSI_EKONOMI.pdf

https://www.academia.edu/31853683/TA_bab_8_FIX_.doc

10

Anda mungkin juga menyukai