Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

TEORI KONTRAK, TEORI KEAGENAN DAN TEORI SIGNAL

Disusun Oleh:
Ike Dewi Purwanti (2014.35.2447)
Rosdiana (2014.35.2441)
Aripin (2015.35.2880)
Wahyudi Ismail (2016.35.3380)

Dosen:

Bapak Eko Hadi,SE,M.AK

Program Studi S-1 Akuntansi


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
AHMAD DAHLAN JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia dan rahmat-Nya yang telah melimpahkan hidayah sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan Tugas kelompok ini tepat pada waktunya shalawat dan
salam kami haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, pembawa risalah sebagai
pedoman utama kehidupan. Adapun tujuan utama dari penulisan Tugas Makalah ini
adalah dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi.
Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang “Teori Kontrak, Teori
Keagenan dan Teori Signal “.

Kami berterima kasih kepada Bapak Eko Hadi,SE,M.AK. selaku dosen mata
kuliah Teori Akuntansi yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga
kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan makalah ini. Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak
retak”. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-
mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu,penyusun
sangat mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak
agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Jakarta, 15 Oktober 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG............................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 TEORI KONTRAK (CONTRACT THEORY)...................... 2
2.2 TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)........................ 3
2.2.1 PROTEKSI HARGA & MASALAH KEAGENAN
PEMEGANG SAHAM/MANAJER......................... 7
2.2.2 MASALAH KEAGENAN PEMEGANG SAHAM –
KREDITOR.............................................................. 9
2.2.3 OPPORTUNISM VS EFFICIENT CONTRACTING
.................................................................................. 10
2.3 TEORI SINYAL( SIGN ALLING THEORY)....................... 13

BAB III PENUTUP


3. KESIMPULAN....................................................................... 18

DAFTAR PUSTA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Penelitian pasar modal selama tahun 1970an memberikan langkah yang


besar dalam menjelaskan pengaruh akuntansi dalam investasi dipasar modal,
jhususnya pengaruh akuntansi terhadap harga saham dan volume penjualan dan
pembelian saham. Akan tetapi, hal ini tidak memberikan perhatian khususnya
terhadap mekanisme dan hipotesis non-efek dan dukungan yang tidak konsisten
dalam memprediksi bahwa investor menggunakan informasi akuntansi secara
sistematik dalam pembuatan keputusan apakah akan menjual atau membeli
saham. Ini di sebabkan karna kami menyadari kesulitan dalam memprediksi
reaksi pasar terhadap akuntansi rilis ketika mereka tidak mempunyai teori yang
kuat untuk menjelaskan mengapa manajer membuat laporan akuntansi di
tempat pertama atau mengapa mereka memilih untuk mengaplikasikan prinsip
akuntansi khusus.

Efficient Market Hypotheses dan asumsinya ( informasi tersedia secara


penuh, tidak ada biaya transaksi, tidak ada pajak, pasar persaingan sempurna).
Penelitian pasar modal tidak selalu mampu menjelaskan mengapa reaksi pasar
tidak cepat terhadap informasi akuntansi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI KONTRAK (CONTRACT THEORY)

Menurut Godfrey dalam bukunya yang berjudul Accounting Theory


(2010:361) Karakteristik teori kontrak perusahaan sebagai hubungan hukum
(koneksi) dari hubungan kontrak antara pemasok dan konsumen dari faktor
produksi. Perusahaan itu ada karena kurangnya biaya individu untuk
bertransaksi (atau kontrak) melalui organisasi pusat daripada melakukannya
secara individual. Dengan adanya perspektif penghubung kontrak terhadap
perusahaan teori biaya kontrak melihat peran informasi akuntansi sebagai
pengamat dan penegak atas kontrak ini untuk menurunkan biaya agensi dari
konflik kepentingan tertentu. Suatu konflik yang mungkin muncul adalah
konflik kepentingan antara pemegang obligasi dan pemegang saham dari
perusahaan terhadap utang yang ada. Jadi teori biaya kontrak berasumsi bahwa
metode akuntansi dipilih sebagai bagian dari pemaksimalan kesejahteraan.
Biaya kontrak mencakup biaya transaksi, biaya agensi, biaya informasi, biaya
negosiasi ulang, dan biaya kepailitan.

Contoh dari teori kontrak adalah saat kita membeli es krim di


supermarket. Perusahaan ini sudah akan memiliki kontrak langsung atau tidak
langsung dengan semua pihak penyedia sumber daya yang digunakan untuk
memproduksi es krim. Hal ini berarti bahwa suatu perhubungan kontrak karena
centralize atau adanya hubungan, kontrak antara Anda sebagai konsumen dan
berbagai pemasok. Dalam pengertian yang lebih umum, semua pemasok faktor-
faktor produksi (tanah, tenaga kerja dan modal) secara tunggal mempunyai
kontrak dengan konsumen untuk output mereka, misalnya, kontrak :

2
a. Kontrak pemegang saham dengan manajer (mendokumentasikan syarat dan
kondisi kerja para manajer oleh pemegang saham).
b. Kreditur yang memberikan sumbangan dana (mendokumentasikan syarat
dan kondisi di mana pemberi pinjaman menyediakan sumber daya
keuangan).
c. Kontrak dengan para pekerja (kontrak pekerjaan untuk pabrik dan pekerja
lainnya).
d. Kontrak dengan pemasok (kontrak untuk penyediaan barang).
e. Kontrak dengan pemberi jasa pengiriman (kontrak untuk penjualan dan
pengiriman barang dan jasa).

Perusahaan perlu membuat laporan keuangan karena adannya kontrak


(mengenai siapa pembeli dan penjual) atau kontrak pembeli dan penjual.
Laporan keuangan dari perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan itu
qualified untuk menyelesaikan pembayaran pembelian bahan yang dibeli
(contoh bahan baku). Karyawan perlu meyakinkan bahwa perusahaan dapat
digunakan sebagai tempat bergantung untuk mencari sumber kehidupan.
Kontrak perusahaan bisa dengan investor, kreditor, konsumen, maupun
pemerintah dalam memaksimalkan kemakmuran pemegang saham, yang
disebut dengan hak perusahaan.

2.2 TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)

Merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang


dipakai selama ini. Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul dalam
perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan
model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek perilaku manusia

3
dalam model ekonomi. Teori keagenan mendasarkan hubungan kontrak antara
pemegang saham/pemilik dan manajemen/manajer.

Teori keagenan adalah hubungan antara dua pihak yaitu principal


(stakeholder) dan agen (perusahan) untuk melaksanakan beberapa kegiatan
untuk kepentingan pihak principal.Baik principal maupun agen diasumsikan
untuk termotivasi hanya oleh kepentingan dirinya sendiri yaitu, untuk
memaksimalkan kegunaan subjek mereka dan juga untuk menyadari
kepentingan bersama mereka. Seperti yang dituliskan oleh fama : “hasilnya,
perusahaan dipandang sebagai suatu tim individu – individu yang anggotanya
bertindak atas kepentingannya sendiri tapi menyadari bahwa nasib mereka
memiliki ketergantungan pada keberhasilan dari tim dalam berkompetisi dalam
tim lain.

Ada dua alasan yang dapat mengarah pada terjadinya divergensi antara
kepentingan diri sendiri dengan perilaku kooperatif :

a. Seleksi yang merugikan, sebagai suatu masalah informasi, timbul ketika


agen menggunakan informasi khusus yang tidak dapat diferivikasi oleh
principal untuk mengimplementasikan dengan sukses suatu aturan atau
tidakan yang berbeda dengan yang diinginkan oleh principal, dan
karenanya menyebabkan principal tidak mampu menentukan apakah si
agen telah membuat pilihan yang tepat.
b. Masalah resiko moral, sebagai suatu masalah expost, timbul ketika
mendapat masalah motivasional dan konflik sebagai akibat dari
mendasarkan kontrak kesepakatan pada perilaku pengganti yang tidak
sempurna.

Masalah keagenan yang timbul adalah masalah yang mendorong agen untuk
bersikap seolah-olah ia sedang memaksimalkan prinsip kesejahteraan. Sebagai

4
contoh, di mana agen adalah manajer perusahaan, manajer telah insentif
meningkatkan konsumsi perquisites seperti penggunaan mobil perusahaan,
akun biaya, atau ukuran pembayaran bonus dengan mengorbankan para
pemegang saham.

Masalah keagenan, pada gilirannya, menimbulkan biaya agensi. Pada


tingkat yang paling umum, biaya agensi adalah setara dolar dari penurunan
kesejahteraan yang dialami oleh principal karena perbedaan dari pemegang
saham dan kepentingan agen. Jensen dan Meckeling membagi biya agensi
menjadi tiga, yaitu : (godfrey:2010,hal 363)

a. Biaya Pemantauan (Monitoring Costs)


Monitoring costs adalah biaya pemantauan perilaku agen. Hal tersebut
adalah pengeluaran principal untuk mengukur, mengamati dan
mengendalikan perilaku agen. Contoh biaya monitoring adalah biaya audit
wajib, biaya untuk menetapkan rencana kompensasi manajemen,
pembatasan anggaran dan aturan operasi. Misalnya dalam kontrak utang,
manajer (kali ini bertindak atas nama pemegang saham) adalah agen untuk
kreditur (yaitu prinsipal). Semakin besar resiko pinjaman, pemberi
pinjaman semakin ingin untuk memantau kinerja perusahaan dimana
mereka berinvestasi.

b. Biaya Ikatan (Bonding Costs)


Agen cenderung membentuk mekanisme untuk menjamin mereka akan
berperilaku dalam kepentingan principal. Biaya dalam pembuatan dan
penyesuaian mekanisme ini dikenal sebagai biaya ikatan (bonding cost)
karena hal tersebut adalah biaya ikatan kepentingan agen untuk principal.
Bonding cost ditanggung oleh agen. Contohnya, manajer (agen) secara
sukarela dapat memberikan laporan keuangan triwulanan kepada pemegang

5
saham (prinsipal) yang menunjukkan bahwa manajer memiliki keunggulan
komparatif dalam mempersiapkannya, atau manajer mungkin melakukan
kontrak untuk tidak mengungkapkan informasi tertentu kepada pesaing.

c. Sisa Kerugian (Residual Loss)


Agen kemungkinan akan membuat beberapa keputusan yang tidak
sepenuhnya dalam kepentingan principal. Sebagai contoh, manajer
mungkin mengubah account untuk memaksimalkan bonusnya atau
melakukan pekerjaan kurang dari yang diharapkan pemegang saham.
Dengan demikian, nilai bersih output agen kurang dari jika kepentingan
agen benar-benar sejalan dengan prinsipal. Kerugian ini dikenal sebagai
residual loss.
Residual loss adalah efek kekayaan dari fakta bahwa tindakan yang
dilakukan agen terkadang berbeda dari perilaku memaksimalkan
kepentingan atau kekayaan principal.

2.2.1 PROTEKSI HARGA & MASALAH KEAGENAN PEMEGANG


SAHAM/MANAJER

a. Pemisahan pemilik dan manajer

Pemisahan kepemilikan dan pengendalian berarti bahwa para


manajer, sebagai agen pemegang saham, dapat bertindak untuk
kepentingan mereka sendiri. Tapi kepentingan agen mungkin
bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Sebagai
contoh, bayangkan sebuah skenario di mana tidak ada pajak, pada

6
satu pemilik perusahaan, dan pemilik yang juga manajer. Pemilik-
manager mungkin akan acuh tak acuh, apakah ia akan membeli
sesuatu bukan berupa uang yang bermanfaat secara langsung, atau
apakah bisnis mereka memberi manfaat untuk kepentingan mereka.
Kedua-duanya memiliki dampak keuangan yang sama. Asumsikan
bahwa perusahaan memiliki NPV dari $ 1.000.000 dan aset lainnya
pemilik-manajer tersebut memiliki nilai $ 1.000.000. jika
perusahaan menghabiskan $ 100,000 yang bermanfaat bagi pemilik,
seperti bonus yang lebih tinggi, pemilik tidak lebih baik atau lebih
buruk karena perusahaan merupakan perpanjangan langsung dari
pemiliknya. Sehingga , pemilik-manajer memiliki aset senilai $
2.000.000.

Sekarang asumsikan bahwa pemilik-manajer menjual 30


persen dari  saham perusahaan. Sebagai pemilik 70 persen, manajer
tidak lagi peduli, apakah manfaat yang dimilikinya dibeli oleh
perusahaan atau oleh manajer. Sekali lagi asumsikan bahwa
manajer memperoleh manfaat bagi dirinya sendiri dengan biaya
sebesar $ 100.000, dan segera menikmati manfaat. Aset manajer
sekarang bernilai $ 1.600.000-yaitu, 70 persen bunga di perusahaan
bernilai $ 700,000 dan aset lain dari manajer adalah senilai $
900,000. Tetapi jika perusahaan memperoleh manfaat bagi
pemiliknya, aset manajer tersebut memiliki nilai $ 1.630.000 –
yaitu, 70 persen bunga di perusahaan bernilai $ 630,000 dan aset
lainnya manajer tersebut memiliki nilai $ 1.000.000. Dalam hal ini,
manajer lebih suka bahwa perusahaan memperoleh manfaat baginya
karena sebagian kecil dari biaya manfaat tersebut dibayar oleh
pemilik lainnya. (godfrey:2010,hal 365)

7
b. Perbedaan kepentingan
Proporsi biaya yang ditanggung manajer menurun sebagai
bentuk penurunan kepemilikan manajer dalam perusahaan. Oleh
karena itu, semakin kecil kepemilikan manajer dalam perusahaan,
semakin besar kemungkinan manajer untuk overconsume
penghasilan tambahan dan manfaat lainnya pada pekerjaan.

c. Permasalahan kontrak
Makna spesifik kontraktual yang memotivasi manajer untuk
bertindak dalam kepentingan pemegang saham termasuk:
o Menyediakan rencana bonus yang batas atas bonusnya sebagian
tergantung pada rasio payout dividen perusahaan (untuk
mengurangi masalah dividen-retensi)
o Membayar manajer lebih berdasarkan pergerakan harga saham
sebagai pendekatan pension manajer (untuk mengurangi
masalah horizon)
o Membayar bonus pada tingkat yang progresif sebagai
peningkatkan keuntungan yang dilaporkan (untuk
meminimalkan masalah risiko keengganan)
o Pengupahan manajer kurang dengan dasar kompensasi saham
sebagai peningkatan kepemilikan manajer di perusahaan (untuk
mengurangi masalah risiko keengganan).

2.2.2 MASALAH KEAGENAN PEMEGANG SAHAM – KREDITOR

8
Asumsikan bahwa manajer yang bersangkutan merupakan pemilik
tunggal dari perusahaan, atau memiliki kepentingan yang benar-benar
sesuai dengan kepentingan pemilik. Smith dan Warner mengakui
bahwa masalah keagenan utang dapat menimbulkan empat metode
utama mentransfer kekayaan dari kreditor kepada pemegang saham :

a. Pembayaran dividen
b. Subtitusi asset
c. Investasi yang terlalu kecil
d. Dilusi

Pemegang saham dan kreditor sama-sama memberikan dana.


Pemegang saham memberi dana dalam bentuk modal. Kreditur
membeli dana dalam bentuk utang, sehingga utang tersebut perlu
dikembalikan suatu saat nanti. Manajer bertindak sebagai wakil
pemegang saham. Kreditur memberi pinjaman kepada pemegang
saham. Hak kreditur harus dipenuhi terlebih dahulu bila sudah
terpenuhi baru hak pemegang saham. Jika yang dirugikan adalah
pemegang saham, pembayaran deviden diselesaikan setelah membayar
kewajiban kepada kreditur. Hak pemegang saham semakin berkurang
bila kinerja perusahaan semakin turun.

2.2.3 OPPORTUNISM VS EFFICIENT CONTRACTING


A. Opportunism
1) Agen berusaha mengurangi biaya keagenan
2) Agen berusaha memperoleh kemakmuran dari prinsipal

Menerapkan perspektif oportunistik untuk implikasi utang


kontrak bahwa manajer akan bertindak dengan cara yang mencoba

9
untuk mentransfer kekayaan dari pemegang saham pemberi
pinjaman. Jadi, misalnya, jika manajer merasa bahwa perusahaan
secara finansial mereka akan mengambil tindakan untuk
memastikan bahwa perusahaan tidak melanggar perjanjian utang
dan pemberi pinjaman tidak menyadari ujung masalah selama
mungkin. Hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk terus
beroperasi dan membayar dividen kepada shareholders sekaligus
mengurangi jumlah kemungkinan akan tersedia untuk melunasi
hutang perusahaan akhirnya gagal.

Sebuah alternatif pendekatan oportunistik adalah pendekatan


kontrak efisien. Jika: kontrak yang efisien, mereka menyelaraskan
kepentingan agen dan prinsipal sehingga tindakan yang
menguntungkan agen juga menguntungkan kepala sekolah, dan
meningkatkan nilai perusahaan.

B. Efficient Contracting
1) Tindakan yang bermanfaat bagi agen juga memberi manfaat
prinsipal
2) Tindakan yang mementingkan agen sekarang akan memberi
dampak kepercayan dimasa yang akan datang

Agen memiliki insentif untuk mentransfer kekayaan dari


prinsipal, 'kontraktor efisien', atau pendekatan teori keagenan
berpendapat bahwa agen mengakui bahwa jika mereka mencoba
untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal, mereka akan dihukum
karena bahwa aktivitas di masa depan. Artinya, akan ada
pengendapan up yang akhirnya menghilangkan manfaat dari
perilaku oportunistik. Baris ini mengakui argumen bahwa efek
reputasi akan mengurangi remunerasi yang dibayarkan kepada

10
agen di masa depan jika mereka melakukan perilaku
disfungsional. Oleh karena itu, agen akan menegosiasikan kontrak
yang menyelaraskan kepentingan.

Contoh Kasus Teori Keagenan :

ENRON adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang


energi. Dengan cakupan bisnis di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp,
kertas, komunikasi, dan lain-lain. Enron mengumumkan kebangkrutannya pada
akhir tahun 2002. Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral
hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan
600 juta dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian.

Kajian agency theory:

o Pihak stockholder (principal)


o Pihak manajemen ENRON (agent)
o Pihak independen akuntan publik, KAP Arthur Andersen (AA).

AA sebagai KAP telah mencelakai kepercayaan dari pihak stockholder


atau principal untuk memberikan suatu fairness information mengenai
pertanggung jawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari
principal.

Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional
untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan
etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dihadapi oleh Enron dan KAP Andersen
dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis
yaitu hutang dan sebuah kehancuran.

11
Menurut Socrates bahwa yang dimaksud dengan tindakan etis adalah
tindakan yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Benar dari sisi cara,
teknik, prosedur, maupun dari sisi tujuan yang akan dicapai.

Prinsip bahwa auditor harus menjaga, menjunjung, dan menjalankan


nilai-nilai kebenaran dan moralitas, seperti bertanggungjawab (responsibilities),
berintegritas (integrity), bertindak objektif (objectivity) dan menjaga
independensinya terhadap kepentingan berbagai pihak (independence), dan
hati-hati dalam menjalankan profesi (due care), tidaklah berjalan sebagaimana
mestinya.

Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai


informasi dibanding pihak lain (pemilik atau pemegang saham).

Maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent


untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal.
Sehingga dengan adanya asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik
(principal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan
manajemen laba (earnings management) dalam rangka memaksimumkan
utilitynya.

2.3 Teori Signal (Signalling Theory)


Teori Signal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan
sengaja akan memberikan signal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan
dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.
Agar signal tersebut baik maka harus dapat ditangkap pasar dan dipresepsikan
baik serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang memliki kualitas yang
buruk.

12
Dengan demikian, semakin panjang jangka waktu audit laporan keuangan
menyebabkan pergerakan harga saham tidak stabil, sehingga investor
mengartikannya sebagai audit delay karena perusahaan tidak segera
mempublikasikan laporan keuangan, yang kemudian berdampak pada
penurunan harga saham perusahaannya

Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang


bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan signal kepada pengguna
laporan keuangan. Signal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Signal
dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan
tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori signal menjelaskan bahwa
pemberian signal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi.
Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka
menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang
lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan
membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan
menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.

Menurut Maria Immaculatta (2006) kualitas keputusan investor


dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam
laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi
asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal
perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan
yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi signal kondisi keuangan
perusahaan tertentu dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait
dengan utang yang dimiliki.

13
Menurut Hapyani P, N, yang dikutip dari Ross, dalam membangun
signaling teori berdasarkan adanya assimetric information antara well-informed
maneger dan poo-informed stockholder. Teori ini berdasarkan pemikiran bahwa
menejer akan mengumumkan kepada investor ketika mendapatkan informasi
yang baik, bertujuan menaikan nilai perusahaan, namun ivestor tidaka akan
mempercayai tersebut, karena menejer merupakan interest parti. Solusinya
perusahaan bernialai tinggi akan berusaha melakukan signaling pada financial
policy mereka yang memakan biaya besar sehingga tiadak adap ditiruoleh
perusahaan yang memiliki nialai lebih rendah.
Signal adalah proses yang memakan biaya berupa deadweight costing,
bertujuan untuk menyakinkan investor tentang nilai peruahaan. Signal yang
baik adalah yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain yang memeiliki nilai
lebih redah, karena faktor biaya.

Contoh Kasus Teori Signal :


Salah satu contoh yang diberikan oleh Ross adalah tingkat laverage
perusahaan, yaitu perusahaan yang besar akan membuat insentif yang
mendorong mereka mengambil laverage tinggi. Hal ini tidak akan dapat diikuti
oleh perusahaaan yang lebih kecil, karena mereka akan lebih rentan mengalami
kebangkrutan. Hal ini akan menciptakan separating equilibrium yaitu dimana
perusahaan yang memiliki nilai perusahan yang lebih tinggi akan menggunakan
lebih banyak hutang dan perusahaan yang memiliki nilai yang lebih rendah
akan lebih banyak menggunakan equity.
Teori ini akan mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan antara
perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai
rendah dengan mengobservasi kepemilikan struktur pemodalannya serta
menandai valuasi tinggi untuk perusahaan yang hightly levered. Ekuilibrium
stabil karena perusahaan bernilai rendah tidak dapat meniru perusahaan yang
lebih tinggi.

14
Hipotesis informasi mendasari sebagian besar riset pasar modal awal.
Dalam studi pasar modal, manajer diasumsikan memberikan informasi untuk
pengambilan keputusan oleh investor. Dengan demikian, setiap perubahan
dalam metode akuntansi harus berarti bahwa informasi telah berubah dan
keputusan investasi harus berubah. Menurut teori signaling, perusahaan
mengharapkan manajer untuk meningkatkan pertumbuhan yang tinggi di masa
depan, maka mereka akan mencoba untuk memberi sinyal  kepada investor
melalui akun. Manajer dari perusahaan lain yang berkinerja baik akan mendapat
insentif yang sama, dan manajer dari perusahaan dengan berita yang  netral
akan memiliki insentif untuk melaporkan berita positif sehingga mereka tidak
dicurigai memiliki hasil yang buruk. Manajer perusahaan dengan kabar buruk
akan memiliki insentif untuk tidak melaporkan. Namun, mereka juga akan
memiliki insentif untuk melaporkan berita buruk mereka, untuk menjaga
kredibilitas di pasar yang efektif di mana sahamnya diperdagangkan. Dengan
asumsi insentif ini untuk sinyal informasi ke pasar modal, menandakan teori
memprediksi bahwa perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih dari
yang diminta.

Konsekuensi logis dari teori signaling adalah bahwa ada insentif bagi
semua manajer untuk menerima sinyal harapan keuntungan masa depan, karena
jika investor percaya akan  sinyal tersebut, harga saham akan meningkat dan
para pemegang saham (dan manajer bertindak untuk kepentingan mereka) akan
mendapatkan keuntungan. Penelitian insentif signaling termasuk studi yang
menyelidiki mengapa perusahaan secara sukarela mengungkapkan  berita
buruk, mengurangi dividen dan peningkatan dividen, pendapatan dan
merevaluasi serta  merusak aset, dan mengakui aset internal yang dihasilkan.

15
Kelebihan signalling theory
Kelebihan teori ini adalah kemampuan menjelaskan mengapa terjadi
peningkatan harga saham sebagai tanggapan terhadap peningkatan financial
leverage. Kelemahan dari model ini adalah KETIDAKMAMPUAN dalam
menjelaskan hubungan kebalikan antara profitabilitas dan laveragge.
Kelemahan lain adalah tidak dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang
memiliki potensi pertumbuhan dan nilai intangible asset tinggi harus
menggunakan lebih banyak hutang dari pada perusahaan yang mature (tangible
asset tinngi) yang tidak menggunakan hutang, akan tetapi didalam teori
diperlukan untuk mengurangi efek dari ketidaksimetrisan informasi.Selain
perspektif kontraktor,yang menggambarkan perspektif lebih lanjut tentang
pilihan kebijakan akuntansi. Di bawah perspektif tersebut manajer secara
sukarela memberikan informasi kepada investor untuk membantu pengambilan
keputusan mereka.Manajer melakukan peran ini karena mereka memiliki
keunggulan komparatif dalam produksi dan penyebaran informasi. Informasi
akuntansi yang digunakan untuk menunjukkan bagaimana nilai perusahaan dan
klaim terhadap itu akan berubah. Dalam perspektif kontrak efisien, akuntansi
mencerminkan arus kas berubah yang mempengaruhi perusahaan: laporan
akuntansi yang digunakan untuk memantau(konfirmasi) peristiwa ekonomi dan
transaksi yang telah terjadi.

16
BAB II
KESIMPULAN

1. TEORI KONTRAK (CONTRACT THEORY)

Teori kontrak adalah hubungan hukum (koneksi) dari hubungan kontrak


antara pemasok dan konsumen dari faktor produksi. Dalam pengertian yang
lebih umum, semua pemasok faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja dan
modal) secara tunggal mempunyai kontrak dengan konsumen untuk output
mereka, misalnya, kontrak :

1. Kontrak pemegang saham dengan manajer (mendokumentasikan syarat


dan kondisi kerja manajer oleh pemegang saham)
2. Kreditor yang memberikan sumbangan dana (mendokumentasikan syarat
dan kondisi dimana pemberi pinjaman menyediakan sumberdaya
keuangan)
3. Kontrak dengan para pekerja (kontrak pekerjaan untuk pabrik dan pekerja
lainya)
4. Kontrak dengan pemasok (kontrak untuk penyediaan barang)
5. Kontrak dengan pemberi jasa pengiriman (kontrak untuk penjualan dan
pengiriman barang dan jasa)

2. TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)


Teori keagenan adalah hubungan antara dua pihak yaitu principal
(stakeholder) dan agen (perusahan) untuk melaksanakan beberapa kegiatan

17
untuk kepentingan pihak principal.Baik principal maupun agen diasumsikan
untuk termotivasi hanya oleh kepentingan dirinya sendiri yaitu, untuk
memaksimalkan kegunaan subjek mereka dan juga untuk menyadari
kepentingan bersama mereka.
Masalah keagenan, pada gilirannya, menimbulkan biaya agensi. biaya agensi
adalah setara dolar dari penurunan kesejahteraan yang dialami oleh principal
karena perbedaan dari pemegang saham dan kepentingan agen biya agensi
dibagi menjadi tiga, yaitu :
• Biaya pemantauan
• Biaya obligasi
• Kerugian sisa

3. TEORI SINYAL (SIGNALLING THEORY)


Teori Sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan
sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan
dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk dengan
mengobservasi kepemilikan struktur pemodalannya serta menandai valuasi
tinggi untuk perusahaan yang hightly levered. Ekuilibrium stabil karena
perusahaan bernilai rendah tidak dapat meniru perusahaan yang lebih tinggi.

Konsekuensi logis dari teori signaling adalah bahwa ada insentif bagi semua
manajer untuk menerima sinyal harapan keuntungan masa depan, karena jika
investor percaya akan  sinyal tersebut, harga saham akan meningkat dan para
pemegang saham (dan manajer bertindak untuk kepentingan mereka) akan
mendapatkan keuntungan.

18
Daftar pustaka

Jayne Godfrey.2010. Accounting Theory 7th Edition.

http://documents.tips/documents/makalah-teori-akuntansi-keuangan-chp-11.html

http://www.slideshare.net/ghiedewantara/akuntansi-positif

19

Anda mungkin juga menyukai