Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

POSITIVE THEORY OF ACCOUNTING POLICY AND DISCLOSURE

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi Kelas D

Dosen Pengampu

Drs. Sudarno, M.Si., Ak., CA, CSRS, CSRA 

Disusun Oleh 

Yulia Wulandari 200810301013

Amelia Nilam Sari 200810301068

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2022
STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas


terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang
lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas


pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami
menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak
dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme”

Nama                                   : Yulia Wulandari                


  Amelia Nilam Sari       

NIM                                    : 200810301013
  200810301068

Tanda tangan                      :

Mata Kuliah                        : Teori Akuntansi

Judul Makalah/Tugas          : Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure

Tanggal                               : 12 November 2022

Dosen                                  : Drs. Sudarno, M.Si., Ak., CA, CSRS, CSRA

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sesuai harapan
dengan judul “Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure”. Adapun tujuan
disusunnya makalah ini untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi Kelas D
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember.

         Dalam penyusunan makalah ini penyusun menemukan berbagai kendala,


hambatan, dan tantangan tetapi dengan kerja keras serta ridha Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan semua itu tidak
terlepas dari dukungan, bantuan, dan dorongan dari orang-orang yang berada di
sekeliling penyusun. Oleh karena itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa, orang tua, dan semua pihak yang telah membantu penyusun
dalam menyusun makalah ini.

         Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan
maupun kesalahan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan guna membantu kami untuk memperbaiki kualitas
dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta dapat
menjadi bahan referensi pembaca untuk memperluas pengetahuan terkait dengan
Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure.

Jember, 15 November 2022

        Penyusun

DAFTAR ISI

3
STATEMENT OF AUTHORSHIP................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN...............................................................................................4

1.1 Latar Belakang....................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4

1.3 Tujuan Makalah..................................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1 Teori Kontraktual................................................................................................3

2.2 Teori Keagenan (Agency Theory).......................................................................3

2.3 Perlindungan Harga dan Masalah Pemegang Saham/ Manajer Agensi..............4

2.4 Masalah Agensi Pemegang Saham – Kreditor...................................................5

2.5 Kontrak Ex Post Oportunisme Vs ex Ante efisien.............................................6

2.6 Teori Signalling..................................................................................................7

2.7 Proses Politik......................................................................................................7

2.8 Konservatisme, Standar Akuntansi, dan Biaya Agensi......................................8

2.9 Tes Empiris Tambahan dari Teori......................................................................8

2.10 Mengevaluasi Teori..........................................................................................12

2.11 Studi Kasus Further Concessions Sought On Share Plans By john Kehoe......12

BAB 3. PENUTUP.........................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................15

3.2 Saran.................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

4
BAB 1. PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang


Bagi mereka yang mengadopsi paradigma positif, antropologis, atau
induktif, pokok masalah yang paling mendasar adalah praktik akuntansi yang
sudah ada serta sikap manajemen terhadap praktik tersebut. Para pendukung dari
pandangan ini berpendapat bahwa teknik-teknik dapat diperoleh dan dijustifikasi
berdasarkan hasil penggunaan yang telah teruji bahwa manajemen ikut
memainkan peran yang penting dalam menentukan teknik-teknik yang hendak
diterapkan pada praktik akuntansi. Terkait dengan pendekatan positif dalam
paradigma informasi atau ekonomi, Feltham memberikan suatu kerangka kerja
untuk menentukan nilai suatu perubahan dalam suatu sistem informasi dilihat
dari sudut pandang individu yang membuat suatu keputusan informasi atau
pengambilan keputusan. Tuntutan atas adanya suatu pendekatan positif terhadap
akuntansi memunculkan dua teori, yaitu contract theory dan agency theory.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Contracting Theory – Mengapa perusahaan dapat digambarkan sebagai
“nexus of contracts”?
2) Agency Theory – Bagaimana akuntansi digunakan dalam spesifikasi
kontrak untuk mengurangi biaya agensi ekuitas dan utang?
3) Bagaimana perlindungan harga dan masalah pemegang saham/ manajer
agensi – Membatasi pelaporan akuntansi oportunistik oleh manajer?
4) Masalah agensi pemegang saham-kreditor – Bagaimana keputusan ex
post manajer dapat mentransfer kekayaan dari pemberi pinjaman ke
pemegang saham?
5) Apa perbedaan antara kontrak ex post opportunisme dan ex ante efisien –
Kontrak dan perspektif informasi?
6) Signalling Theory – Bagaimana akuntansi dapat digunakan untuk
memberi sinyal informasi tentang perusahaan?
7) Proses politik – Bagaimana akuntansi dapat digunakan untuk mengurangi
biaya politik yang dihadapi oleh perusahaan?

5
8) Konservatisme, standar akuntansi, dan biaya agensi – Standar akuntansi
sebagai kendala agensi?
9) Bagaimana tes empiris tambahan dari teori?
10) Mengevaluasi teori – Apa kritik utama dari contracting theory pilihan
akuntansi?

1.3 Tujuan Makalah 


Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijelaskan sebelumnya,
maka penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
1) Dapat memahami contracting theory – Mengapa perusahaan dapat
digambarkan sebagai “nexus of contracts”.
2) Dapat memahami agency theory – Bagaimana akuntansi digunakan
dalam spesifikasi kontrak untuk mengurangi biaya agensi ekuitas dan
utang.
3) Dapat memahami perlindungan harga dan masalah pemegang saham/
manajer agensi – Membatasi pelaporan akuntansi oportunistik oleh
manajer.
4) Dapat memahami masalah agensi pemegang saham-kreditor –
Bagaimana keputusan ex post manajer dapat mentransfer kekayaan dari
pemberi pinjaman ke pemegang saham.
5) Dapat memahami perbedaan antara kontrak ex post opportunisme dan ex
ante efisien – Kontrak dan perspektif informasi.
6) Dapat memahami signalling Theory – Bagaimana akuntansi dapat
digunakan untuk memberi sinyal informasi tentang perusahaan.
7) Dapat memahami proses politik – Bagaimana akuntansi dapat digunakan
untuk mengurangi biaya politik yang dihadapi oleh perusahaan.
8) Dapat memahami konservatisme, standar akuntansi, dan biaya agensi –
Standar akuntansi sebagai kendala agensi.
9) Dapat memahami tes empiris tambahan dari teori.
10) Dapat memahami mengevaluasi teori – Apa kritik utama dari contracting
theory pilihan akuntansi.

6
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Teori Kontraktual


Teori Kontraktual menggambarkan perusahaan sebagai perantara legal/
hubungan hukum (legal nexus) dari hubungan kontraktual antara pemasok dan
konsumen atas faktor-faktor produksi. Teori ini menjawab mengapa perusahaan
ada, yaitu karena karena biaya transaksi (atau kontrak) yang dikeluarkan
individual akan berkurang jika melalui suatu organisasi yang akan mengelola
kontrak-kontrak dengan supplier.
Dalam arti yang lebih umum, daripada semua pemasok faktor-faktor
produksi secara individual melakukan kontrak dengan konsumen atas output
mereka, lebih baik kontrak ini diambil oleh perusahaan untuk menghubungkan
antara beberapa kelas pemasok dan konsumennya. Perusahaan dianggap sebagai
suatu perjanjian kerja sama kontraktual yang legal antara supplier dengan
costumer. Adapun contoh dari kontrak, yaitu :
 Mendokumentasikan syarat dan kondisi kerja para manajer oleh
pemegang saham.
 Mendokumentasikan syarat dan kondisi dimana pemberi pinjaman
menyediakan sumber daya keuangan.
 Kerja untuk pabrik dan pekerja lainnya
 Untuk penyediaan barang.
 Untuk penjualan dan pengiriman barang dan jasa.

2.2 Teori Keagenan (Agency Theory)


Teori keagenan adalah hubungan kerjasama 2 pihak, dimana agen
melakukankegiatan prinsipalnya/ pihak yang berkepentingan. Jensen dan
Meckling menggambarkan suatu hubungan keagenan timbul ketika ada kontrak
di mana satu pihak (prinsipal) melibatkan pihak lain (agen) untuk melakukan
beberapa layanan atas nama prinsipal. Berdasarkan kontrak, prinsipal
mendelegasikan beberapa otoritas pengambilan keputusan kepada agen. Dalam
situasi seperti ini, baik prinsipal dan agen merupakan pihak yang akan
memaksimalkan utilitasnya dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa agen akan

7
selalu bertindak demi kepentingan terbaik bagi prinsipal. Masalah keagenan
yang timbul adalah persoalan untuk mendorong agen agar bertindak seakan ia
sedang memaksimalkan kesejahteraan prisipal. Pada tingkat paling umum, biaya
keagenan merupakan jumlah (uang) dari penurunan kesejahteraan yang dialami
oleh prinsipal karena perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen. Jensen
dan Meckling membagi biaya keagenan menjadi:

 Biaya Monitoring. Biaya ini dikeluarkan oleh principal supaya dapat


memantau, mengukur dan mengontrol kinerja agen.
 Biaya Bonding. Biaya ini muncul karena agen berusaha untuk
mengurangi biaya monitoring yang ditanggungnya karena prinsipal
melakukan price protection, sehingga agen berusaha membangun
hubungan yang baik dengan prinsipal dan mematuhi aturan yang
ditetapkan prinsipal. Bonding cost yang harus ditanggung agen antara
lain:
- Waktu dan usaha untuk menerbitkan laporan keuangan yang lebih
reguler
- Batasan-batasan terhadap aktivitas manajer
- Keuntungan yang hilang karena agen dilarang untuk menjual rahasia
perusahaan ke saingan
 Hilangnya Nilai Residu. Walaupun adanya monitoring dan bondin, ada
kemungkinan agen tidak mematuhi keinginan prinsipal secara tepat.
Contohnya, manajer mungkin akan mengubah akun-akun untuk
memaksimalkan bonusnya. Dengan demikian, net value dari output agen
akan kurang jika agen berlaku sesuai kehendak prinsipal. Kerugian atas
net value ini disebut residual loss.

2.3 Perlindungan Harga dan Masalah Pemegang Saham/ Manajer Agensi

Kepemilikan parsial atau non-ownership dari suatu perusahaan oleh


manajemen memberikan insentif bagi manajer untuk berperilaku dengan cara
yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham karena manajemen
tidak menanggung biaya penih dari setiap perilaku disfungsional ini.

8
Proporsi biaya yang ditanggung manajer menurun selama kepemilikan
manajer dalam perusahaan menurun. Oleh karena itu, semakin kecil kepemilikan
manajer dalam perusahaan, maka semakin besar kemungkinan manajer untuk
mengkonsumsi penghasilan tambahan dan manfaat lainnya secara berlebihan.
Perlindungan harga dalam  hal ini menjadi dua bentuk. Ketika owner-
manager menjual sebagian interest perusahaannya, investor membayar saham
yang mereka pikir layak. Harga owner-manager dibayar untuk penurunan saham
selama ekspektasi pasar atas perilaku yang bertentangan dengan kepentingan ini
meningkat. Jika pemilik baru melakukan memantau kinerja manajer secara
lebih dalam, maka pemilik akan menggaji manajer atas dasar penilaian terhadap
kemungkinan perilaku yang bertentangan dengan kepentingan mereka. Apabila
pasar bersifat efisien, pemegang saham baru akan menerima normal rate of
return pada tingkat rata-rata. Manajer akhirnya menanggung biaya pemegang
saham dalam memantau kinerja mereka dan perilaku mereka yang
diekspektasikan akan mengurangi kekayaan pemilik. Oleh karena itu, mereka
merupakan pihak yang memiliki insentif terhadap kontrak agar tindakan mereka
dimonitor, dan membatasi tindakan yang dapat mengurangi nilai perusahaan.
Alasan adanya perbedaan insentif terkait kebijakan perusahaan antara
pemegang saham dan manajer merupakan masalah yang spesifik. Masalah-
masalah ini termasuk masalah risk-aversion, masalah dividend-retention dan
horizon problem. Kontrak dapat digunakan untuk mengurangi dampak buruk
dari masalah ini. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengikat
remunerasi manajer kepada harga saham. Berdasarkan EMH, harga saham
mencerminkan kepentingan dan espektasi pemilik (prinsipal) tentang tingkat
risiko investasi serta semua arus kas di masa yang akan dating untuk
kelangsungan perusahaan. Dengan demikian, hal itu mencerminkan penilaian
pasar atas perkembangan efek kekayaan bagi pemegang saham dari adanya
preferensi risk-aversion dan dividend-retention manajemen.

2.4 Masalah Agensi Pemegang Saham – Kreditor


Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan atas utang dapat
menimbulkan empat metode utama dalam mentransfer kekayaan dari
debtholders kepada shareholders :

9
 Pembayaran dividen yang berlebihan
Masalah pembayaran dividen yang berlebihan muncul ketika
utang dipinjamnkan kepada perusahaan dengan asumsi tingkat
pembayaran dividen tertentu. Utang dihargai secara sesuai, namun
perusahaan kemudian mengeluarkan tingkat dividen yang lebih tinggi.
Menerbitkan dividen yang lebih tinggi mengurangi basis aset dalam
membayar utang dan mengurangi nilai utang.
 Substitusi Aset
Substitusi aset didasarkan pada premis bahwa pemberi pinjaman akan
menghindari resiko. Mereka memberikan pinjaman kepada perusahaan
dengan harapan bahwa pinjaman itu tidak akan diinvestasikan pada aset
atau proyek dengan risiko yang lebih tinggi dari yang dapat diterima oleh
mereka.
 Kurangnya Investasi
Underinvestment terjadi ketika pemilik memiliki insentif untuk tidak
melaksanakan proyek-proyek NPV positif karena untuk melakukannya
akan meningkatkan dana yang tersedia untuk debtholders, tetapi tidak
untuk pemilik.
 Pencairan Klaim
Claim dilution terjadi ketika perusahaan menerbitkan utang yang lebih
tinggi daripada utang yang sudah diterbitkan. Hal ini meningkatkan dana
yang tersedia untuk meningkatkan nilai perusahaan dan nilai interest
pemilik, tetapi menurunkan keamanan relatif dan nilai hutang yang ada.
Artinya, mendelusi nilai hutang yang ada karena utang yang kini telah
menjadi lebih berisiko dengan adanya utang dengan prioritas yang lebih
tinggi.

2.5 Kontrak Ex Post Oportunisme Vs ex Ante efisien


Agency Contract memberikan insentif bagi agen untuk bertindak dengan
cara yang bertentangan dengan kepentingan prinsipal. Namun, adanya
perlindungan harga berarti bahwa hal itu merupakan kepentingan agen untuk

10
melakukan kontrak yang dapat mengurangi agency cost. Suatu pendekatan untuk
menyatakan bahwa agen bersifat oportunistik dan berusaha untuk mentransfer
kekayaan dari prinsipal karena agen menganggap bahwa perlindungan harga
tidak lengkap dan bahwa setiap ex post menetap, dan perilaku disfungsional juga
tidak lengkap. Argumen ini dinamakan “oportunistic” perspective. Hal ini juga
disebut pendekatan ex post karena hal ini menempatkan kontrak dari perusahaan
seperti akan diberikan.
Ex ante, pendekatan teori keagenan berpendapat bahwa agen mengakui
bahwa jika mereka mencoba untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal, mereka
akan dihukum. Akan ada pengendapan yang akhirnya menghilangkan manfaat
dari perilaku oportunistik.  Baris ini mengakui argumen bahwa efek reputasi akan
mengurangi remunerasi yang dibayarkan kepada agen di masa depan jika
mereka melakukan perilaku disfungsional. Oleh karena itu agen
akan menegosiasikan kontrak yang menyelaraskan kepentingan mereka dengan
para pelaku di tingkat pertama. Bahkan jika kontrak sudah terkendala,
perspektive ini disebut ‘efisien’ karena biaya keagenan minimesed dalam jangka
panjang. Artinya, nilai perusahaan, nilai dari pelaku klaim, dan nilai dan agen
remunerasi semua lebih besar dan lebih merata dialokasikan dari bawah
perspektive oportunistik. Pendekatan ini juga disebut agen ex ante karena
bertindak seakan kontrak telah dinegosiasikan di depan untuk membatasi perilaku
mereka.

2.6 Teori Signalling


Selain perspektif kontrak, Holthausen menggambarkan perspektif lebih
lanjut pada pilihan kebijakan akuntansi. Dalam perspektif ini, manajer secara
sukarela memberikan informasi kepada investor untuk membantu pengambilan
keputusan mereka. Manajer melakukan peran ini karena mereka memiliki
keunggulan komparatif dalam produksi dan penyebaran informasi.

Hipotesis informasi mendasari sebagian besar riset awal pasar modal.


Dalam studi pasar modal, manajer diasumsikan untuk memberikan informasi
bagi pengambilan keputusan oleh investor. Hipotesis informasi sejalan dengan
signalling theory, dimana manajer menggunakan akun untuk memberitahukan

11
ekspektasi dan niat tentang masa depan. Menurut teori ini, jika manajer
mengharapkan tingkat pertumbuhan yang tinggi di masa depan, maka mereka
akan mencoba untuk memberitahukannya kepada investor melalui akun.

2.7 Proses Politik


Politik adalah pihak yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat. Teori
akuntansi positif juga merupakan model proses politik yang melibatkan
hubungan antara perusahaan dan pihak lain yang tertarik pada perusahaan,
seperti pemerintah, serikat buruh dan kelompok masyarakat. Seperti dalam
konteks utang dan kontrak kompensasi manajemen, akuntansi penting dalam
proses politik sebagai salah satu sumber informasi tentang perusahaan.

Perbedaan utama antara pasar politik dan pasar modal pada umumnya
adalah kurangnya permintaan, dan karena itu makan insentif akan lebih kecil,
untuk memproduksi informasi dalam pasar politik. Analisis ekonomi
berpendapat bahwa hasil dari keuntungan marjin yang lebih rendah akan
didapatkan individu dalam proses politik, karena lebih sulit bagi individu atau
kelompok untuk memperoleh manfaat dari informasi itu. Ada biaya informasi
yang tinggi bagi individu, heterogenitas (keberagaman) kepentingan, dan biaya
organisasi.

2.8 Konservatisme, Standar Akuntansi, dan Biaya Agensi


Agensi teori mengasumsikan bahwa sebuah kontrak hanya dijalin oleh principal
dan agen dalam perusahaan. Tetapi, ada beberapa kontrak yang meminimalisasi
agensi teori dalam pasar modal yang well-functioning. Hal ini mengasumsikan
kontrol oleh shareholders dan debtholders dengan sedikit kerugian residual.
Adapun pendekatan lain yang mengasumsikan bahwa manajer memiliki masa
jabatan dan tanggung jawab yang terbatas yang dapat menimbulkan
kemungkinan peningkatan adanya manipulasi data untuk kepentingan manajer
sendiri. Konservatisme tradisional dalam akuntansi memiliki arti mempercepat
pengakuan beban, namun menunda pengakuan revenue.
IASB menganggap adanya perlakuan yang berbeda antara expenses dan
revenues merupakan sebuah bias yang mengakibatkan pendekatan conservative
tidak menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya dan

12
mengurangi informasi yang seharusnya tersedia untuk investor. IASB
berpendapat bahwa seharusnya perlakuan bagi gain dan loss harusnya sama,
yaitu diakui saat terjadinya. Konservatisme menjaga laporan eksternal dengan
cara:
a) Ex ante – mengurangi trophy investment yaitu investasi dengan tujuan prestis
meskipun NPVnya negatif
b) Ex post – menghentikan investasi dengan cash flow negative

Dapat kita simpulkan, bahwa tujuan utama konservatisme yaitu untuk menjaga
perilaku oportunis manajer agar tidak meningkatkan profit perusahaan secara
tidak wajar, dengan pengakuan kerugian yang mudah, dan pengakuan
pendapatan yang lebih susah.

2.9 Tes Empiris Tambahan dari Teori


Penggunaan model teori positif memiliki sebuah keuntungan yaitu model ini
bisa diuji secara empiris sehingga dapat membantu dalam menguatkan atau
menolak real wprld understanding yang dibangun dari teori.
a) Menguji Hipotesis Biaya Oportunistik dan Biaya Politik

Menurut pendapat Watts dan Zimmerman, karena adanya faktor-faktor politis,


manajer perusahaan besar lebih cenderung mengecilkan profit yang dilaporkan
yang berguna menghindari pajak, dan lain-lain. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses-proses lobby terhadap regulasi lebih dominan
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.

Penelitian menunjukkan sebuah “kebenaran” debt hypothesis. Dimana


perusahaan yang mendekati atau hendak melanggar debt convenantnya,
cenderung mengadopsi standard akuntansi yang didalamnya mengizinkan
perusahaan untuk menggunakan metode-metode yang bisa meningkatkan profit.
Manajer juga akan menggunakan berbagai cara dan teknik guna meningkatkan
profit perusahaan sebelum covenant dilanggar.

b) Tes Menggunakan Detail Kontrak

Berikut rumus yang dibuat oleh Helay guna menggambarkan sifat skema bonus
akuntansi dengna melibatkan transfer sejumlah uang ke bonus pool:

13
Keterangan:

Pt = persentase maksimum

Et = varian pada angka keuntungan

Lt = batas bawah yang dinyatakan sebagai persentase investasi

U t = batas atas yang dinyatakan sebagai persentase investasi, kadang-kadang


terkait dengan variabel yang menarik seperti pembayaran dividen tunai

Lower Limits (LL) ditujukan guna memotivasi manajer untuk menghasilkan


lebih banyak profit dengan tindakan yang lebih berisiko. Bentuk motivasinya
yaitu manajer hanya akan mendapatkan bonus jika pencapainnya di atas LL.,
dan bertambah seiring meningkatnya pencapaiannya.

Upper Limits (UL) merefleksikan ekspektasi shareholder terkait dengan


keberlangsungan profit yang stabil. Dalam praktiknya, praktik bisa didapatkan
secara real dan cosmetic yang sejalan dengan konsep diminishing return,
sampai pada tahap tertentu, profit tidak bisa dihasilkan secara real. Dalam upaya
mencegah manajer melakukan window-dressing, maka pemberian bonus
ditetapkan untuk level profit tertentu, yang tinggi namun tetap dapat dicapai.
Jika melebihi profit tersebut, tidak lagi dianggap wajar sehingga tidak
mendapatkan bonus. Penggunaan LL dilakukan untuk mengatasi masalah risk-
aversion, sedangkan UL untuk mengatasi permasalahan horizon problem.

Menurut pendapat Healy yang didasarkan pada discretionally accruals (positive


dan negative discretion), ada tiga keadaan yang diasumsikan, yaitu

1) Jauh di bawah LL→ negative (take a bath), yaitu menghapuskan


sebanyak mungkin profit di tahun berjalan untuk disimpan di tahun
mendatang dengan tujuan agar tahun depan bisa di atas LL.
2) Di atas LL→ positive (maksimalisasi bonus), digunakan UL agar
profit tinggi dan rasional sehingga bonus juga masuk akal.

14
3) Di atas UL→ negative, "menyimpan" profit sehingga nantinya profit
tahun berjalan tidak diatas UL, dan profit bisa disimpan untuk tahun
mendatang.
c) Memperbaiki Spesifikasi Biaya Politik

Watts dan Zimmerman mengutarakan saran keduanya yang dibuat guna


meningkatkan kekuatan tes teori positif yaitu meningkatkan spesifikasi variabel
biaya politik. Wetts dan Zimmerman memperkirakan bahwa selama periode
yang memungkinkan untuk mengklasifikasikan item tidak biasa yang berulang
menjadi extraordinary. Pengklasifikasian item oleh manajer akan dilakukan
dengan cara mengurangi ketidakstabilan laba operasi dalam rangka mengurangi
biaya politik. Dalam konteks multi-periode, manajer akan cenderung untuk
"smoothing" laba operasi daripada menurunkan profit sehingga mengurangi
kemungkinan puncak keuntungan di masa depan.

DeAngelo melakukan beberapa observasi mengenai dissident shareholders


menggunakan poor earning, bukan harga saham, sebagai bukti politis terkait
pengelolaan perusahaan. Dalam periode pemilihan, profit cenderung meningkat
sehingga performa akan dianggap baik dimana hal ini yang akan menjadi modal
dalam pemilihan. Saat dissident berhasil terpilih, maka mereka lebih cenderung
akan menjelekkan tahun pertama setelah pemilihan yang nantinya akan
menimbulkan performa yang baik pada tahun berikutnya. Hal ini dijadikan
sebagai sebuah bukti bahwa mereka bisa membawa perusahaan menuju
performa yang jauh lebih baik.

Berdasarkan penelitian dari wong, ada dua penerapan metode yang digunakan
perusahaan, yaitu

1) Tax Reduction Methode (TRM), yaitu kredit dideduksi dari beban pajak;
2) Credit-to-Sales Method (CSM), yaitu pendapatan pajak diungkapkan
secara gross, dikarenakan utang pajak berhubungan langsung dengan sales.

Current Cost Accounting (CCA) secara umum akan melaporkan profit yang
lebih rendah dibandingkan dengan Historical Cost Accounting (HCA). Sebuah
penelitian yang terkenal yaitu paper Jones tahun 1991, menyimpulkan bahwa

15
manajer perusahaan cenderung memanipulasi tindakan akrualnya guna
menunjukkan bahwa perusahaan butuh bantuan pemerintah dengan menurunkan
profit.

d) Menguji Hipotesis Kontrak yang Efisien

Kapitaliasasi Bunga

Kapitalisasi merupakan penentuan nilai pembukaan terhadap semua


pengeluaran untuk memperoleg aset teap hingga siap pakai yang berguna dalam
meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur teknisnya
dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut.

Menurut Zimmer ada dua alasan mengapa ex ante contract antara perusahaan
dan konsumen yang ‘cost plus’ akan menyebabkan adanya kapitaliasasi bunga,
yiatu:

1. Manajer dan komite binus mendukung kapitalisasi


2. Perlakuan kapitalisasi yang komsisten bisa memangkas waktu investogasi
oleh auditor

Perubahan Kepala Eksekutif

Dechown dan Sloan menunjukkan bahwa kontrak manajemen bisa


menyeimbangkan insentif berbasis saham dan berbasis laba guna memastikan
bahwa upaya dalam menstransfer kekayaan dari shareholders kepada manajer
sebagian besar tidak efektif. Maka, akuntansi dan persyaratan kontrak lain dapat
mengurangi biaya keagenan ketika insentif bagi oportunisme kuat.

Studi Lain

Manajer biasanya memiliki kecenderungan untuk menggunakan angka-angka


akuntansi untuk:

1. Counter political pressure


2. Gain political advantages
3. Set management targets related to remuneration
4. Minimise breaching debt covenants

16
5. Provide dividend constraints
6. Constrain management manipulation

2.10 Mengevaluasi Teori


Dalam evaluasi teori positif ini, ada dua kritik utama dalam penerapannya yaitu:

Kritik Metodologis dan Statistik

Kritik utama dari teori akuntansi positif adalah bahwa bukti empiris yang berkaitan
dengan penjelasan pilihan kebijakan akuntansi dan efek pada harga saham serta
kontrak perusahaan masih lemah dan tidak meyakinkan. Untuk lebih spesifiknya,
berikut kritik metodologi dan statistik yang meliputi:

a. Variabel penjelas dalam beberapa penelitian tidak signifikan dan tidak dapat
diprediksi
b. Kekuatan prediksi dari model hipotesis rendah
c. Ada kolinearitas antara variabel kontrak
d. Model Cross-sectional kurang spesifik
e. Ukuran seperti ukuran perusahaan, untuk mengoperasionalkan biaya politik tidak
didefinisikan dengan baik dalam arti teori, atau dalam arti pengukuran (kesalahan
dalam variabel)

Kritik Filosofis

Kritik terhadap filosofi teori positif secara kasar dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Dikarenakan teori positif diciptakan sebagai alternative dari teori normative,


maka teori positif dipenuhi dengan data dan fakta. Namun, berlawanan dengan
filosofi awalnya, teori positif sarat dengan value-judgment.
b. Teori positif tidak dianggap sebagai teori akuntansi, namun sosiologi dari
akuntansi, karena lebih membahas mengenai perilaku manusia, dibandingkan
dengan perilaku dan pengukuran entitas akuntansi.
c. Metodologi yang digunakan dalam teori positif tidak sesuai dengan tujuannya,
yakni dimaksudkan untuk penyajian.

2.11 Studi Kasus Further Concessions Sought On Share Plans By john


Kehoe

17
Bisnis memberi tekanan pada pemerintah federal untuk membuat konsesi lebih lanjut
tentang perpajakan skema saham karyawan, memperingatkan posisi saat ini tidak
sepenuhnya menyelaraskan kepentingan direktur dan eksekutif dengan pemegang
saham.

Raksasa pertambangan Rio Tinto dan Australian Institute of Company Directors


mengatakan kepada komite Senat yang menyelidiki skema saham karyawan bahwa
aturan pajak atas opsi terlalu "keras" dan bahwa memaksa karyawan yang keluar
untuk membayar pajak atas saham bertentangan dengan praktik remunerasi yang
sehat.

Pemerintah mundur awal bulan ini atas keputusan anggarannya yang kontroversial
untuk mengenakan pajak atas saham karyawan di muka, sebuah proposal yang
berasal dari kekhawatiran bahwa para eksekutif merusak saham dan rencana opsi
dengan menangguhkan kewajiban pajak mereka dan kemudian tidak pernah
membayar pajak yang harus dibayar. Sebagian besar aturan pra-anggaran dipulihkan,
setelah pukulan keras dari bisnis dan serikat pekerja.

Asisten bendahara nick sherry melipatgandakan ambang pendapatan – dari $60.000


menjadi $180.000 – di bawahnya $1.000 dapat diterima tanpa pajak, tunda poin pajak
atas saham di mana terdapat pembatasan yang mencegah pembayar pajak membuang
sekuritas dan mengizinkan karyawan untuk menangguhkan pajak hingga $5000
saham melalui pengaturan pengorbanan gaji.Despite welcoming the goverment’s
revised position, AICD chief executive John Colvin said ... “The revised proposal
still does not adequately recognise the funamental imperative to promote ongoing
share ownership by employees and directors.”

Pertanyaan:

1. Pasal ini menjelaskan komponen tertentu dari remunerasi eksekutif. Apa saja
komponen tersebut?
2. Mengapa paket remunerasi karyawan mengandung komponen non tunai?
3. Tolok ukur dan rintangan seperti apa yang mungkin disertakan dalam paket
'remunerasi yang baik'?

18
4. Menurut Anda mengapa serikat pekerja bereaksi negatif terhadap proposal
pemerintah untuk mengenakan pajak skema pembagian karyawan di muka?

Jawaban:

1. Artikel ini menjelaskan tentang komponen kompensasi eksekutif berikut:


a. Pemerintah mengambil kembali keputusan mereka sebelumnya untuk
mengenakan pajak karena terlalu keras untuk membebankan pajak atas opsi
skema saham karyawan,
b. Ambang pendapatan dari -$60000 hingga $180000 -di bawahnya $1000
saham dapat diterima bebas pajak,
c. Mengizinkan karyawan untuk menunda pajak mereka hingga 5000 lembar
saham dengan mengorbankan gaji pengaturan.
2. Komponen uang tunai yang diterima karyawan adalah imbalan terbesar atas
pekerjaannya komponen non tunai dalam paket remunerasi menarik orang yang
terlatih dan berkualitas bergabung dengan organisasi dan mempertahankannya.
Mengikuti manfaat yang diperoleh organisasi dengan memberikan paket non
tunai sebagai remunerasi yaitu:
a. Meningkatkan tingkat motivasi karyawan.
b. Dengan memberikan kompensasi non tunai seperti fasilitas medis yang lebih
baik, asuransi tunjangan pensiun fasilitas, organisasi tunjangan pajak dapat
menarik lebih banyak orang yang efisien dan berbakat ke organisasi.
c. Meningkatkan kinerja pegawai.
3. Berikut ini harus dipertimbangkan untuk paket remunerasi yang baik:
a. Mudah dipahami bagi karyawan
b. Itu harus mencakup paket kompensasi moneter maupun non-moneter.
c. Harus memadai artinya harus diperbaiki sesuai dengan pengetahuan, keahlian
pengalaman pegawai.
d. Itu harus dibayar sesuai dengan waktu pekerjaan
e. Itu harus dibayar tepat waktu,
f. Harus bersaing dengan paket organisasi lain.
4. Serikat pekerja bereaksi negatif terhadap usulan pemerintah untuk skema pajak
saham karyawan karena mereka ingin mempromosikan kepemilikan saham oleh
karyawan dan direktur yang tidak disebutkan dalam proposal pemerintah.

19
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan 
Aset merupakan suatu sumber daya yang dikendalikan oleh badan
sebagai hasil dari transaksi masa lalu yang diharapkan dapat memberikan
manfaat ekonomis dimasa mendatang yang mengalir pada badan. Pengakuan
dalam aset tidak harus bergantung pada hak hukum, namun secara substansi
ekonomi, kita harus mengakui sesuatu yang akan memberikan manfaat masa
depan pada perusahaan serta harus dilaporkan dalam laporan keuangan. Hail ini
bertujuan agar bisa menghasilkan infromasi yang lebih relevan dan dapat di
andalkan. Lalu dalam mengukur aset, ada dua sistem pengukuran yang menjadi
perdebatan oleh beberapa ahli sampai sekarang yaitu diantara sistem pengukuran
biaya historis dan sistem nilai wajar.
Dalam pengakuan akuisisi awal aset memang menggunakan biaya
perolehan dalam menyajikan suatu laporan keuangan yang aktual, tetapi disatu
sisi juga diperlukan suatu revaluasi nilai terhadap aset tetap agar nilainya bisa
relevan untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Kemudian untuk
cara menghitung nilai wajar, ada tiga pendekatan yang digunakan yaitu
diantaranya pendekatan pasar, pendekatan pendapatan, dan pendekatan biaya.
Pengukuran dan cara menghitung aset dengan menggunakan nilai wajar adalah
suatu tantangan bagi para pembuat standar dalam menyusun standar.

3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran kepada

20
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Diharapkan makalah ini
memberikan manfaat yang positif bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya serta dapat menjadi bahan referensi pembaca untuk memperluas
pengetahuan. 

21
DAFTAR PUSTAKA

Godfrey, J. M., et al. 2010. Accounting Theory. New York: John Wiley and Sons, Inc. 

22

Anda mungkin juga menyukai