Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH SPECIAL TOPICS IN ACCOUNTING

“THEORIES IN ACCOUNTING”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Chamdico Yeremia : 023002104009


2. Esti Tita Setiadi : 023002104008
3. Ikhwani Zulaikha : 023002104085

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul TEORI DALAM AKUNTANSI
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dra Anita
Gunawan, M.Hum pada mata kuliah special topics in accounting. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang teori dalam akuntansi bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anita selaku dosen mata kuliah special topics in
accounting yang telah memberikan tugas ini , sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga berterima kasih kepada pihak yang telah membagi pengetahuannya, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari makalah yang kami tulis jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membagun kami nantikan, atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 24 maret 2022

Penulis

i
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 What Value Does Theory Offer ? .................................................................................................. 4
2.1.1 Jenis teori ................................................................................................................................... 5
A. Teori normatif (Normative Theories ) .................................................................................. 5
B. Teori positif ( Positive Theories ) .......................................................................................... 6
2.2 Positive Accounting Theory .......................................................................................................... 7
2.2.1 Contracting Theory .................................................................................................................... 8
2.2.2 Agency Theory........................................................................................................................ 10
A. Biaya Pemantauan ( Monitoring Cost )................................................................................. 10
B. Biaya Pengikat (Bonding Cost )............................................................................................ 10
C. Sisa kerugian (Residual loss) ................................................................................................ 10
2.2.3 Hubungan Agensi Pemilik - Manajer....................................................................................... 10
A. Masalah Horizon (Horizon Problem).................................................................................... 11
B. Mencegah risiko (Risk aversion) .......................................................................................... 12
C. Pemertahanan deviden (Dividend Retention) ....................................................................... 13
2.2.4 Hubungan Agensi Manajer - Pemberi Pinjaman...................................................................... 14
A. Pembayaran dividen yang berlebihan ................................................................................... 14
B. Underinvestment ................................................................................................................... 15
C. Asset subtitution.................................................................................................................... 15
D. Peleburan Ciaim (Claim Dilution) ........................................................................................ 18
2.2.5 Hubungan Informasi Akuntansi dalam Masalah Kelembagaan ........................................... 19
2.2.6 Asimetri Informasi ................................................................................................................... 20
2.3 Teori Kelembagaan ( Institutional Theory ) ............................................................................... 20
2.4 Teori Legitimasi ( Legitimacy Theory ) ..................................................................................... 23
A. Kontrak Sosial................................................................................................................ 23
B. Legitimasi Organisasi .................................................................................................... 24
C. Pengungkapan dan Legitimasi Akuntansi ...................................................................... 25
2.5 Teori Pemangku Kepentingan ( Stakeholder Theory ) ............................................................... 26
2.5.1 Peran Informasi Akuntansi dalam Teori Pemangku Kepentingan ........................................... 28
2.6 Teori Kontingensi ( Contingency Theory ) ................................................................................. 29
2.7 Using Theories to Understand Accounting Decisions ................................................................ 29
A. Mengeluarkan dan Memanfaatkan Biaya ............................................................................. 29
ii
B. Estimasi Akuntansi ............................................................................................................... 30
C. Kebijakan Pengungkapan...................................................................................................... 30
Case Study......................................................................................................................................... 31
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 34
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 34
DAFTAR .................................................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu tentang teori akuntansi memang menjadi salah satu ilmu yang penting untuk
dipelajari . Hal tersebut dikarenakan akuntansi ini erat hubungannya dengan segala aktivitas
kehidupan saat ini dari berbagai sector ekonomi, terutama bagi para pemilik bisnis.

Teori akuntansi menjadi hal yang penting untuk dipahami untuk mengapresiasikan
dikehidupan baik sekarang maupun masa depan. Terlebih di Indonesia, pemahaman akan
akuntansi selalu mengalami perkembangan dan juga dilakukan pembukuan secara
berkelanjutan. Dengan adanya pemahamn teori tentang akuntansi ini akan mejadikan
gambaran yang jelas tentang penerapan atau pengaplikasian akuntansi. Dengan adanya teori
tersebut akan mudah dan menjadi lebih tepat tentang akuntansi.
Adapun pemahaman yang dilampiran dalam makalah ini ialah tentang bagaiamana suatu
cost/pembiayaan, dan bagaimana kelanjutan atau efek dari suatu langkah yang diamabil
seorang manager guna mengedepankan kepentingan perusahaan dan bukan kepentingan
pribadi. Perlu beberapa pengawasan yang memang harus dilakukan baik dari segi internal
maupun eksternal perusahaan. Adapaun beberapa teori yang mampu kita gunakan sebagai
acuan guna membantu manager dalam mengambil keputusan akan kami tuangkan dalam
makalah ini.

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

3
Untuk memahami rentang keputusan yang diperlukan seorang akuntan,bagaimana
sistem akuntansi. Diintegrasikan ke dalam organisasi, dan menuntut informasi akuntansi, itu
berguna untuk menyelidiki teori-teori yang dapat membantu kita dalam usaha ini. Dalam bab
ini kita mulai dengan menjelajahi apa teori peran dan memahami atau menjelaskan praktik
akuntansi. Kami akan memulai dengan mengelompokkan teori-teori sebagai normatif atau
positif. Kami mulai dengan menjelaskan jenis teori dan memperkenalkan beberapa teori yang
saat ini digunakan untuk baik.

Jelaskan atau pahami pembuatan keputusan dan praktik akuntansi (teori positif) atau
mengusulkan pembentukan ulang jalan tindakan untuk entitas (teori normatif). Sepanjang

4
penyelidikan ini berbagai jenis teori-teori, contoh bagaimana teoriakan digunakan dan
disediakan. Akhirnya, bagaimana teori-teori ini dapat membantudan dipahami keputusan-
keputusan akuntansi dari perspektif para pemeriksa akuntansi.

2.1 What Value Does Theory Offer ?


Teori terus digunakan diseluruh dunia. Para pembangun, Insinyur dan Arsitek
mengandalkan rancangan bangunan dan teori matematika dalam pembangunan dan
pembangunan. Teori struktural didasarkan pada hukum fisik dan penelitian yang menjelaskan
kinerja struktural material. Kami menjaga hasil dari teori-teori ini dalam konflik bangunan,
jalan, terowongan dan jembatan. Pemerintah menggunakan teori moneter dan ekonomi untuk
merumuskan dan biaya kebijakan atau ketika menetapkan pajak. Teoriini berhubungan
dengan dampak pengeluaran atau pajak atas inflasi dan utang nasional, serta pertimbangan
keadilan sosial seperti pengangguran.

Bank Sentral Australia juga mengandalkan teori ekonomi untuk membangun


kebijakan moneter bagi sistem keuangan. Kami melihat hasil dari teori ekonomi ketika Bank
Cadangan mengubah suku bunga, kemudian kami mengamati dampak dari pengeluaran dan
inflasi.

Demikian pula, teori-teori dalam akuntansi dapat membantu kita memahami


keputusan tentang kesiapan informasi keuangan, serta pengguna keluaran sistem akuntansi,
termasuk pemegang saham, pemberi pinjaman, kredit, para pengajar dan karyawan.

Terlepas dari opini yang beredar, akuntansi mencakup lebih dari sekadar mencatat
transaksi keuangan menurut seperangkat aturan atau standar. Akuntansi adalah kegiatan yang
memerlukan pertanggung jawaban untuk membuat keputusan mengenai informasi apa yang
harus disediakan, bagaimana metode akuntansi akan ditetapkan, tingkat informasi yang harus
diungkapkan kepada pengguna. Akuntansi adalah kegiatan manusia, dan sementara kita dapat
penyediakan sepenuhnya mpngetahuan apa yang memotivasi orang untuk membuat
keputusan yang akanmereka lakukan, teori-teori dapat berguna dalam membantu kita untuk
memahami dan menjelaskan apa yang mungkin telah mempengaruhi proses pengambilan
keputusan.

5
Teori-teori yang memeriksa operasi pasar modal menjelaskan bagaimana harga saham
berubah ketika akuntansi informasi disediakan untuk pasar. Pengetahuan ini memungkinkan
kita untuk memahami bagaimana investor membuat keputusan berdasarkan informasi
akuntansi. Teori-teori lain menjelaskan dan memprediksi pilihan manajerial dari akuntansi
metode dan hubungannya dengan kontrak remunerasi dan perjanjian peminjaman. Selain itu,
teori bisa menjelaskan pengungkapan informasi sukarela untukkeperluandankebutuhan
pemangku kepentingan atau ekspektasi sosial. Teori-teori ini adalah khususnya relevan dalam
memahami mengapa manajer menyajikan informasi secara sukarela mengenai lingkungan
atau kinerja sosial, atau tentang kegiatan keuangan di luar yang diperlukan oleh standar
akuntansi.

Teori juga dapat membantu kita untuk memahami bagaimana sistem dan kontrol
organisasi bertumpu pada faktor eksternal atau lingkungan dan internal atau hak khusus yang
mempengaruhi organisasi. Selain untuk menjelaskan tindakan, teori-teori akuntansi lain dapat
membantu dalam menentukan metode apa yang pantasdigunakan atau bagaimana informasi
akuntansi hendaknya diukur dan dilaporkan. Teori-teori ini adalah dirancang untuk
memberikan solusi atau perbaikan.

2.1.1 Jenis teori


Ada dua jenis utama teori yang digunakan dalam akuntansi:

A. Teori normatif
B. Teori positif.

Dalam chapter ini kita akan membahas setiap pasal tersebut secara lebih terperinci.

A. Teori normatif (Normative Theories )

Teori-teori normatif menyediakan rekomendasi mengenai apa yang seharusnya terjadi.


Mereka meresepkan apa yang seharusnya terjadi berdasarkan tujuan atau tujuan tertentu.
Hasil dari teori normatif diturunkan melalui pengembangan logis dan berdasarkan pada
tujuan yang dinyatakan. Kerangka kerja konseptual untuk laporan keuangan (Conseptual
Framework) adalah salah satu contoh dari teori normatif. Dengan tujuan laporan keuangan
yang dinyatakan dalam kerangka kerja konseptual sebagai pondasinya, sejumlah resep dibuat
tentang siapa yang harus melaporkan,
Sifat - sifat finansial apa yang hendaknya dimiliki, dan bagaimana laporan keuangan elemen-

6
elemen, seperti aset dan kewajiban, harus didefinisikan. Ketika informasi harus diakui dalam
laporan akuntansi dan bagaimana informasi hendaknya disajikan agar bermakna.

Teori normatif tidak selalu didasarkan pada apa yang terjadi di dunia, tetapi pada kasus
apa yang seharusnya diberikan berdasarkan tujuan yang mendasarkannya. Itu tidak berarti
bahwa pengembangan teori normatif benar-benar terpisah dari dasarnya. Sering kali teori-
teori normetif berkembang dari pengamatan dan penelitian ke dalam praktek, dilakukan
dengan menggunakan teori-teori positif.

B. Teori positif ( Positive Theories )

Sebuah teori positif menjelaskan, menjelaskan atau memprediksi kegiatan. Misalnya, teori
positif bisa menjelaskan mengapa manajer memilih metode akuntansi tertentu dalam situasi
di mana standar akuntansi memungkinkan untuk dipilihan, dan memprediksi apa yang
mungkin organisasi lain lakukan ketika dihadapkan dengan keadaan yang sama. Teori positif
dapat membantu kita memahami apa yang terjadi di dunia, dan mengapa organisasi bertindak
dengan cara mereka. Karena mereka bergantung pada observasidi dunia sebenarnya. Teori-
teori positif dapat membantu kita memahami keputusan yang dibuat pengguna sehubungan
dengan informasi akuntansi, dan ini kemudian dapat memimpin organisasi-organisasi untuk
membuat keputusan yang lebih terinformasi mengenai bagaimana dan mengapa mereka
menyajikan informasi dengan cara yang mereka lakukan.

Kami akan memeriksa berbagai teori yang umum digunakan dalam bidang akuntansi dan
pengungkapan untuk memahami kegiatan akuntansi. Teori-teori ini mencakup teori akuntansi
positif, teori kelembagaan, teori legitimasi, teori pemangku kepentingan dan teori
kontingensi. Meskipun sebagian besar dari teori-teori ini adalah teori positif, ada juga yang
mempunyai sifat normatif.

7
2.2 Positive Accounting Theory
Seperti namanya, teori akuntansi positif adalah teori positif yang digunakan untuk
menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi. Ini dirancang untuk menjelaskan dan
memprediksi firma mana yang akan dan perusahaan mana yang tidak akan menggunakan
metode tertentu.Dan teori yang digunakan ketika kita mencoba untuk memahami keputusan
kebijakan akuntansi termasuk tanggapan terhadap standar akuntansi baru atau keputusan
pengungkapan sukarela. Misalnya, teori akuntansi positif dapat memprediksi manajer, dan
entitas mana, yang akan bereaksi positif terhadap tuntutan untuk mencatat instrumen
keuangan dengan nilai yang wajar, dan yang mungkin ditentang. Atau yang kemungkinan
akan mengungkapkan informasi tambahan tentang risiko yang terkait dengan penggunaan
instrumen keuangan derivatif sebelum diperlukan untuk melakukannya sesuai dengan standar
akuntansi.

Teori akuntansi positif memeriksa berbagai hubungan, atau kontrak, di antara entitas
dan pemasok modal ekuitas (pemilik), tenaga kerja manajerial (manajemen) dan modal utang
(pemberi pinjaman atau pemegang utang). Hal ini didasarkan pada asumsi ekonomi yang
mendasarinya yang disebut asumsi “orang ekonomi rasional”, yang berasumsi bahwa semua
individu bertindak untuk memaksimalkan utilitas mereka sendiri? Artinya, mereka bertindak
demi kepentingannya sendiri. Asumsi ini diambil dari teori pilihan rasional. Rasionalitas
adalah sebuah konsep yang dieksplorasi luas dalam ekonomi, tetapi tidak ada indikasi jelas
apa artinya. Sementara beberapa orang menganggap rasionalitas sebagai memaksimalkan
imbalan finansial, yang lain memiliki pandangan yang lebih luas mengenai manfaat yang
melampaui memaksimalkan kekayaan. Sementara eksplorasi lebih lanjut dari konsep ini
berada di luar jangkauan kitab ini, adalah penting untuk memahami apa 'versi 'atau
rasionalitas yang diasumsikan oleh teori akuntansi positif. Teori mengambil pandangan
bahwa memaksimalkan utilitas berhubungan dengan memaksimalkan kekayaan finansial,
dengan aspek non-keuangan utilitas dengan mengabaikan fungsinya. Dan akibatnya, teori ini
kemungkinan besar memiliki nilai yang terbatas sewaktu mempertimbangkan kegiatan yang
bisa dianggap sebagai kegiatan yang tidak mementingkan diri.

Teori akuntansi positif berasal dari sejumlah teori ekonomi termasuk teori kontraktor
dan teori lembaga. Kita akan membahas masing-masing sebagai gantinya

8
2.2.1 Contracting Theory
Menurut parapakar teori, organisasi ini digambarkan sebagai 'hubungan kontrak' yang
sah atau sebagai pusat hubungan kontrak, dengan pihak-pihak yang mengadakan perjanjian
memiliki hak dan tanggung jawab di bawah kontrak ini. Hal ini berpendapat bahwa
organisasi adalah cara yang efisien untuk mengatur kegiatan ekonomi dan perusahaan
disusun dalam cara yang paling efisien sehingga memaksimalkan kesempatan mereka untuk
bertahan hidup? Pihak dalam kontrak ini mencakup pemegang saham, pemberi pinjaman,
manajer, karyawan, pemasok dan pelanggan. Sementara suatu entitas dapat memfasilitasi
hubungan kontrak yang luas ini, teori akuntansi positif berfokus pada dua kontrak manajerial
dan kontrak utang. Dengan pemisahan kepemilikan dan kendali dalam organisasi modern,
manajer ditunjuk oleh pemilik kontrak yang menguraikan rincian dari peran mereka dan
bagaimana mereka akan dibayar untuk menjalankan peran itu. Manajer juga kontrak dengan
pemberi pinjaman atas nama pemilik untuk mendapatkan pendanaan utang. Baik kontrak
manajerial maupun utang digunakan untuk mengelola hubungan lembaga.

2.2.2 Agency Theory


Agency Theory digunakan untuk memahami hubungan yang dengannya seseorang
atau kelompok orang (utama) menggunakan jasa orang lain (agen) untuk melakukan suatu
kegiatan demi kepentingan mereka. Dengan melakukan hal itu, delegasi utama menyerahkan
wewenang pengambilan keputusan kepada sang agen. Ini umumnya dikenal sebagai
hubungan agency (Agency Relationship).

Sementara agen memiliki tugas legal dan fiduciary untuk bertindak demi kepentingan
utama, asumsi bahwa kedua belah pihak adalah memaksimalkan utilitas berarti bahwa agen
tidak akan selalu bertindak dalam kepentingan pokok, jika ini tidak sesuai dengan
kepentingan mereka sendiri. Risiko bahwa manajer mungkin akan mengambil tindakan yang
merusak pemilik atau prinsip lainnya sering disebut bahaya moral (moral hazard). Jika
kepentingan agen dan manager perusahaan tidak selaras, maka manajer dapat membuat
keputusan yang tidak dalam kepentingan utama. Jensen dan Meckling mengidentifikasi tiga
biaya yang terkait dengan harus mengandalkan seorang agen untuk membuat keputusan dan
melaksanakan bisnis, yang disebut sebagai biaya lembaga: Monitoring Cost, Bonding Cost
dan Residual Cost.

9
A. Biaya pemantauan (Monitoring Cost)

Yang utama menuntut biaya pemantauan untuk mengukur, mengamati dan


mengendalikan perilaku agen. Ini dapat mencakup biaya untuk mengaudit laporan keuangan,
untuk menetapkan aturan operasi atau membuat rencana kompensasi manajemen, yang
menguraikan apa yang dibayarkan manajer (agen) untuk pelayanan yang mereka sediakan.
Sementara biaya ini awalnya dibebankan oleh manager, dimana manager akan memberikan
biaya ini kepada agen. Biaya ini kemungkinan besar lebih tinggi bagi seorang agen dengan
reputasi buruk daripada seseorang dengan reputasi yang baik. Misalnya, dalam hubungan
antara pemilik dan manajer, pemilik sebagai pimpinanyang khawatir atas kinerja manajer
akan menempatkan sistem pemantauan yang lebih ketat di tempat seperti komite audit, dan
akan meneruskan biaya ini kepada manajer melalui pengurangan remunerasi.

Jika menyangkut kontrak utang, pemberi pinjaman khawatir mengenai kinerja


keuangan perusahaan yang mereka berikan dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi risiko
yang terlibat dalam peminjaman. Semakin besar risiko yang diantisipasi, semakin banyak
pemberi pinjaman ingin memonitor kinerja keuangan perusahaan yang mereka pinjamkan.
Pimpinan, sebagai manager juga akan menggunakan audit untuk memonitor sejak dini (yang
dianggap sebagai agen yang bertindak atas nama pemegang saham)dancenderung akan
meningkatkan suku bunga yang dikenakan pada pinjaman, atau meminjamkan untuk jangka
waktu yang lebih singkat jika diperlukan untuk melakukan pemantauan yang lebih baik
terhadap entitas. Ini berarti sebagai biaya pemantauan agen perilaku meningkat, pembayaran
yang dibayar kepada mereka agen akan berkurang atau biaya peminjam akan meningkat. Ini
dikenal sebagai perlindungan harga (Price Protection). Sementara prisipal awalnya
menanggung biaya pantauan, biaya ini sebenarnya diteruskan kepada agen.

B. Biaya pengikat (Bonding Cost)

Karena perlindungan harga berarti para agen akan menanggung biaya pemantauan,
melalui mekanisme seperti remunerasi yang lebih rendah atau tingkat suku bunga yang lebih
tinggi, manajer (para agen dalam kedua kontrak ini) cenderung memberikan jaminan bahwa
mereka membuat keputusan demi kepentingan terbaik para prinsip. Satu contoh dapat
menimbulkan waktu dan upaya yang terlibat dalam produksi dan menyediakan laporan
akuntansi secara kuartalan kepada para pemberi pinjaman. Para manajer mungkin juga setuju
untuk tidak memberikan informasi kepada beberapa pihak luar yang mungkin memperoleh

10
keuntungan kompetitif dari itu kegiatan ini dikenal sebagai biaya pengikat. Mereka akan
merugikan manajer melalui waktu dan upaya ekstra atau pendapatan yang harus diabaikan
oleh manajer karena tidak menyediakan informasi dari luar.

C. Sisa kerugian (Residual loss)

Terlepas dari kontrol ini, terlalu mahal untuk menjamin seorang agen akan membuat
keputusan yang optimal untuk pokok setiap saat dan dalam segala keadaan. Terkadang
diperlukan biaya lebih untuk memantau agen daripada manfaat yang diharapkan dari
pemantauan itu. Misalnya, mungkin terlalu mahal untuk memonitor penggunaan biaya
perjalanan seorang manajer guna memastikan biaya itu hanya untuk tujuan bisnis, atau
penggunaan alat tulis bisnisnya untuk keperluan pribadi. Perbedaan tambahan ini disebut
sebagai kehilangan residual.

Sebagian besar biaya pemantauan dan pengikatan akan ditanggung oleh agen melalui
pengurangan remu neration (dalam kontrak manajerial) atau suku bunga yang lebih tinggi
(dalam kontrak utang). Karena hal ini, manajer memiliki insentif untuk meminimalkan biaya
ini. Namun, kepala sekolah tidak akan pernah secara sempurna memperkirakan dampak
penuh dari perilaku agen. Agen tahu ini dan merasa bahwa mereka tidak akan sepenuhnya
terpenjara untuk semua perilaku mereka yang tidak dalam kepentingan prinsip. Karena ini,
kehilangan residual ditanggung oleh kedua kepala sekolah dan agen.

Akuntansi memainkan peranan besar dalam pemantauan dan mekanisme pengikatan.


Informasi akuntansi digunakan untuk merancang kontrak untuk perilaku agen bond dan untuk
memantau kinerja terhadap kontrak tersebut. Dengan demikian, teori lembaga sangat
bergantung pada fungsi akuntansi. Kami sekarang akan membahas bagaimana akuntansi
memainkan peran dalam hubungan manajer pemilik dan pemberi pinjaman manajer.

2.2.3 Hubungan Agensi Pemilik - Manajer


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pemisahan ownership dan kontrol berarti
bahwa manajer, sebagai agen, cenderung bertindak atas kepentingan mereka sendiri dan
tindakan ini mungkin tidak sepenuhnya selaras dengan kepentingan pemangku kepentingan
atau pemiliknya. Misalnya yang cukup bisa menjadi manajer yang menggunakan sumber
daya entitas, termasuk alat tulis, fasilitas kantor mobil perusahaan dan waktu selama jam
kerja menjalankan bisnis mereka sendiri. Pemilik menanggung biaya untuk kegiatan ini.

11
Literatur teori lembaga mengidentifikasi sejumlah masalah yang dapat ada antara manajer
dan pemilik dalam hubungan lembaga. Ini juga menunjukkan bagaimana kontrak dan
informasi akuntansi dapat digunakan untuk 'manajer’ dan pemangku kepentingan, pemilik
dan manajer untuk mengurangi masalah ini. Masalah-masalah ini mencakup: Horizon
Problem, risk aversion, dan dividend retention.

A. Masalah Horizon (Horizon Problem)

Manajer dan pemilik (sharcholders) cenderung memiliki jangka waktu yang berbeda
dalam hubungannya dengan entitas. Ini dikenal sebagai masalah horizontal. Pemegang saham
sangat tertarik pada pertumbuhan jangka panjang dan nilai entitas. Nilai saham dari entitas
saat ini mencerminkan pendapatan akuntansi dan nilai saat ini dari arus kas di masa depan
yang diharapkan. Akibatnya, pemilik ingin manajer membuat keputusan yang tidak hanya
meningkatkan pendapatan saat ini, tetapi juga arus kas masa depan entitas selama jangka
panjang. Manajer, di sisi lain, tertarik pada kinerja dan potensi arus kas hanya selama mereka
berharap untuk dipekerjakan oleh entitas. Hal ini terutama menjadi masalah bagi para
manajer yang sedang mendekati para manajer pensiun berusaha untuk pindah ke lembaga lain
dalam jangka pendek lebih mungkin ingin menunjukkan keuntungan jangka pendek entitas
sebagai bukti manajemen yang efektif. Hal itu kemungkinan besar akan meningkatkan
remunerasi yang dapat mereka perintah dalam posisi baru.

Manajer dapat menunjukkan profitabilitas jangka pendek dalam sejumlah cara yang
berbeda. Misalnya, mereka dapat menunda pemeliharaan atau upgrade untuk membuat
peralatan atau menanam, atau mengurangi riset pengeluaran pembangunan. Sementara
peningkatan profitabilitas jangka pendek, kegiatan-kegiatan ini dapat memiliki konsekuensi
merugikan bagi biaya jangka panjang yang berkaitan dengan produktivitas entitas di masa
depan.

Masalah ini dapat dikurangi dengan menghubungkan pahala manajemen dengan


kinerja jangka panjang entitas. Ini terjadi melalui kontrak remunerasi manajerial.Bonus
manajerial untuk berbagi harga, atau membayar proporsi remunerasi manajerial sebagai opsi
saham atau saham mendorong manajer untuk fokus pada kinerja jangka panjang karena itu
cenderung mempengaruhi kekayaan mereka sendiri. Ini akan menggerakkan fokus manajer
dari profitabilitas jangka pendek ke kegiatan jangka panjang yang dirancang untuk
meningkatkan arus kas di masa depan, dan dengan demikian harga saham. Mengikat proporsi

12
upah manajerial yang lebih besar untuk pergerakan harga saham karena manajer pendekatan
pensiun juga akan mendorong manajer untuk memaksimalkan kinerja jangka panjang. Ketika
harga saham mencerminkan nilai saat ini dari arus kas di masa depan, di samping nilai
ekonominya, ini akan mendorong para manajer untuk fokus pada kegiatan-kegiatan yang
akan meningkatkan metrik ini.

B. Mencegah risiko (Risk aversion)

Manajer umumnya lebih suka mengurangi risiko dibandingkan pemegang saham. Para
pemegang saham kemungkinan besar tidak akan menggunakan semua sumber daya mereka
dalam satu kesatuan saja. Mereka mampu diversifikasi risiko mereka meskipun berinvestasi
kesejumlah entitas, tunai atau investasi properti. Para pemegang saham juga dapat menerima
pendapatan rutin dari sumber-sumber lain, misalnya gaji. Selain itu, kewajiban pemegang
saham terbatas pada jumlah yang diperlukan untuk membayar saham mereka, sehingga
mereka tidak akan menderita kerugian melebihi jumlah yang telah mereka bayarkan untuk
saham mereka. Ini berarti mereka telah 'terlindungi' atau meminimalkan risiko salah satu
kehilangan investasi tersebut . Sebaliknya, para manajer memiliki lebih banyak modal untuk
berinvestasi pada badan itu daripada para pemegang saham melalui "modal manusia" atau
keahlian manajerial mereka. Mereka hanya dapat diversifikasi risiko mereka sedikit dengan
berinvestasi, di entitas atau properti lainnya, misalnya. Namun, aset mereka yang paling
berharga — keahlian — tidak dapat didiversifikasi. Kemungkinan besar remunerasi mereka
dari peran manajemen ini adalah sumber utama pendapatan mereka. Dengan demikian,
kehilangan pekerjaan atau dibayar lebih sedikit dapat berdampak besar pada kekayaan
pribadi.

Teori ekonomi menyatakan bahwa risiko yang lebih tinggi berpotensi menghasilkan
keuntungan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, para pemegang saham lebih suka jika manajer
berinvestasi pada proyek-proyek berisiko tinggi, yang kemungkinan besar akan
meningkatkan nilai bisnis. Manajer sementara itu ingin mengambil lebih sedikit risiko ketika
memutuskan proyek untuk entitas karena mereka memiliki lebih banyak kehilangan. Manajer
lebih berisiko daripada pemegang saham.

Untuk mengurangi biaya lembaga yang terkait dengan penolakan risiko, kontrak
remunerasi manajerial dapat mencakup insentif untuk mendorong para manajer untuk
berinvestasi di proyek-proyek yang lebih berisiko. Misalnya, memberikan manajer bonus

13
yang sebagian berkaitan dengan laba, selain gaji tunai, dapat mendorong manajer untuk
mempertimbangkan proyek-proyek yang lebih berisiko yang memiliki potensi untuk
meningkatkan keuntungan dan, sebagai konsekuensi, gaji manajerial. Demikian pula,
membayar bonus berdasarkan harga saham akan mendorong para manajer untuk memiliki
fokus jangka panjang yang bertujuan memaksimalkan harga saham, bukan fokus jangka
pendek pada keuntungan. Hal ini cenderung mendorong investasi dalam proyek-proyek NPV
positif dan mengakibatkan peningkatan nilai yang kuat dan karenanya nilai saham.

Namun, penting untuk memastikan manajer tidak kurang beruntung melalui terlalu
tinggi fokus pada saham dalam pembayaran mereka karena dua alasan. Pertama, harga saham
dipengaruhi oleh berbagai faktor pasar dan industri di luar kendali manajer. Hal ini dibahas
secara lebih terperinci dalam bab yang membahas tentang pengelolaan laba. Kedua,
meningkatnya kepemilikan saham manajerial meningkatkan keengganan risiko manajer
ketika itu semakin mengurangi kemampuan manajer untuk risiko keragaman. Seorang
manajer terikat pada entitas melalui tidak hanya investasi modal manusia tetapi juga investasi
saham. Oleh karena itu, manajer harus dibayar dengan campuran kas dan saham, fokus pada
keuntungan jangka pendek dan nilai saham jangka panjang. Membatasi kompensasi berbasis
sharing-based sebagai kepemilikan manajer di perusahaan meningkat cenderung mendorong
manajer untuk berinvestasi pada kesempatan yang lebih berisiko.

C. Pemertahanan deviden (Dividend Retention)

Manajer, ketika dibandingkan dengan pemegang saham, lebih memilih untuk


mempertahankan tingkat dana yang lebih besar dalam entitas, dan membayar sedikit dari
pendapatan entitas untuk pemegang saham sebagai dividen. Ini dikenal sebagai dividend
masalah retensi. Manajer ingin mempertahankan sumber daya dalam bisnis untuk
memperluas ukuran perusahaan bisnis yang mereka kendalikan (empire building), untuk
membayar gaji dan keuntungan mereka sendiri. Para pemegang saham, pada sisi lain, ingin
memaksimalkan laba atas investasi mereka sendiri melalui peningkatan dividen. Hal ini
terutama terjadi jika pemegang saham merasa mereka bisa mendapatkan keuntungan yang
lebih tinggi dari menginvestasikan dividen ini daripada laba yang mungkin tersedia bagi
entitas.

Membayar bonus yang terkait dengan dividen raio kemungkinan akan mendorong
manajer untuk meningkatkan pembayaran deviden kepada pemegang saham. Demikian pula,

14
menghubungkan benuses ke profit juga akan mendorong para manajer untuk seck keuntungan
tambahan, yang pada gilirannya cenderung akan tersedia untuk deviden.

Laba, dan semakin saham dan pilihan, umum digunakan sebagai dasar untuk kontrak
remunerasi eksekutif di seluruh dunia. Kriteria kinerja yang digunakan dalam kontrak
eksekutif menggunakan berbagai ukuran akuntansi. Kontemporer edisi 5.1 membahas
bagaimana News Corp menggunakan berbagai mekanisme insentif untuk menyelaraskan
kepentingan manajer dengan pemegang saham.

2.2.4 Hubungan Agensi Manajer – Pemberi Pinjaman


Jika pemberi pinjaman setuju untuk memberikan dana kepada inangnya, risikonya
adalah si peminjam tidak mau membayarnya dana itu. Teori lembaga juga digunakan untuk
memahami hubungan antara pemberi pinjaman dan manajemen, yang bertindak atas nama
entitas dan pemiliknya dalam kontrak dengan pemberi pinjaman. Dalam situasi ini pemberi
pinjaman adalah kepala sekolah dan manajer adalah agen, yang bertindak atas nama pemilik.
Dalam hal ini contoh kepentingan manajer sepenuhnya selaras dengan owuers. Masalah
agensi yang bisa muncul mencakup: pembayaran deviden yang berlebihan kepada pemilik,
investasi yang kurang, pengganti aset dan klaim melemahkan.

A. Pembayaran dividen yang berlebihan

Ketika meminjamkan dana, pemberi pinjaman membayar utang untuk


mempertimbangkan pembayaran dividen yang ditetapkan. Jika manusia para era
mengeluarkan tingkat deviasi yang lebih tinggi, atau pembayaran dlividend yang berlebihan,
maka ini dapat mengakibatkan pengurangan.

Untuk menghindari biaya bunga yang lebih tinggi yang diterapkan oleh pemberi
pinjaman atau ketersediaan dana terbatas (perlindungan harga), para manajer memiliki
insentif untuk menunjukkan bahwa mereka bertindak dengan cara yang tidak merugikan bagi
pemberi pinjaman. Dari basis aset mengamankan utang atau meninggalkan dana yang tidak
cukup dalam badan untuk melayani utang.

Kontrak utang berisi pembatasan, yang dikenal sebagai perjanjian utang, yang
dirancang untuk melindungi kepentingan pemberi pinjaman. Sebagai hasil dari menyetujui

15
syarat-syarat perjanjian ini, para manajer dapat meminjam dana dengan suku bunga yang
lebih rendah, meminjam dana dengan tingkat yang lebih tinggi atau meminjam untuk jangka
waktu yang lebih lama. Data akuntansi biasanya membentuk dasar dari perjanjian-perjanjian
ini. Untuk mengurangi dividen masalah retensi manajer dan pemberi pinjaman setuju dengan
perjanjian yang menahan kebijakan deviden dan membatasi pembagian dividen sebagai
fungsi laba. Rasio dividen payout (dividen) adalah perjanjian umum dalam kontrak utang
australia. Mempertahankan rasio modal kerja juga mengurangi pembayaran dividen yang
berlebihan.

B. Underinvestment

Penurunan investasi sebagai masalah lembaga terjadi ketika manajer, atas nama pemilik,
memiliki insentif untuk tidak melakukan proyek-proyek net nilai saat ini (NPV) jika proyek-
proyek tersebut akan menyebabkan peningkatan dana yang tersedia bagi para pemberi
pinjaman. Manajer umumnya hanya akan terlibat dalam investasi yang kurang ketika entitas
dalam kesulitan keuangan dan menghadapi kebangkrutan. Kreditur berada di atas para
pemilik, dalam rangka pembayaran, dalam hal ini entitas melikuidasi dan dana apapun dari
proyek NPV positif akan ditujukan kepada pemberi pinjaman, bukan pemilik. Oleh karena
itu, sementara pemegang saham (dan manajer sebagai agen) tidak ingin berinvestasi pada
proyek-proyek NPV positif ketika mereka berada dalam kesulitan keuangan, pemberi
pinjaman akan lebih menyukai investasi ini karena pendapatan apapun yang diperoleh akan
diberikan kepada pemberi pinjaman dalam hal likuidasi. Covenarts yang menentukan peluang
investasi organisasi mampu menggunakan dana untuk kemungkinan besar untuk mengurangi
masalah ini. Rasio modal kerja juga akan membantu dengan meminta manajer untuk
mempertahankan aset saat ini yang cukup untuk membayar kewajiban saat ini, sehingga lebih
mungkin untuk menggunakan kelebihan apapun untuk berinvestasi pada proyek-proyek yang
akan memberikan pengembalian kepada pemberi pinjaman.

C. Asset subtitution

Seperti yang kita lihat sebelumnya, pemegang saham telah diversifikasi portofolio dan
kewajiban terbatas, dan senang untuk entitas untuk berinvestasi dalam proyek berisiko. Para
pemegang saham mendapat manfaat dari keuntungan yang berlebihan dari proyek tersebut.

16
Pemberi pinjaman, di sisi lain, menentukan tingkat suku bunga dan jangka waktu pinjaman
sesuai dengan tingkat risiko aset atau proyek yang dimiliki lembaga tersebut adalah pinjaman
dana untuk berinvestasi. Mereka meminjamkan dana ini dengan asumsi bahwa manajer tidak
akan berinvestasi pada aset atau proyek dengan tingkat risiko lebih tinggi daripada yang
disepakati. Karena manajer bekerja atas nama pemilik dan sering pemilik sendiri, mereka
memiliki insentif untuk menggunakan keuangan utang untuk berinvestasi pada aset alternatif,
risiko yang lebih tinggi dalam kemungkinan bahwa itu akan mengarah pada pengembalian
yang lebih tinggi kepada pemegang saham. Pemberi pinjaman menanggung risiko strategi ini
karena mereka tunduk pada risiko 'downside', tetapi tidak berbagi dalam retum 'terbalik
akibat keputusan investasi karena mereka menerima tingkat bunga yang ditetapkan.

Untuk membatasi kontrak utang aset sering kali akan membatasi peluang investasi dari
entitas termasuk aktivitas merger. Si pemberi pinjaman mungkin juga memperoleh utang dari
aset-aset tertentu. Utang pada rasio aset yang nyata juga dapat membatasi pengganti aset

D. Peleburan Ciaim (Claim Dilution)

Ketika entitas mengambil utang prioritas yang lebih tinggi daripada yang pada masalah
itu disebut sebagai pengurangan klaim. Dengan adanya penambahan utang, bank sentral
dapat menghemat dana bagi badan hukum, sehingga mengurangi keamanan bagi pemberi
pinjaman. Membuat peminjaman lebih berisiko. Metode yang paling umum untuk
menghindari pengurangan klaim adalah untuk membatasi pinjaman utang prioritas yang lebih
tinggi, atau utang dengan tanggal kedewasaan sebelumnya

Riset untuk mengatasi utang sering kali sulit mengakses data, karena pada umumnya,
perjanjian pinjaman pribadi biasanya dirahasiakan. Smith dan Warner menyediakan salah
satu studi pertama untuk mendokumentasikan penggunaan perjanjian dalam kontrak utang
publik di amerika serikatdalam penelitian ini.

Para penulisnya harus mengandalkan bentuk-bentuk perjanjian standar yang memberikan


petunjuk tentang jenis perjanjian yang digunakan, bukan perjanjian utang yang sebenarnya.
Perjanjian yang paling umum termasuk gearing ratios, merger pembatasan, pembatasan
pembuangan aset dan pembatasan dividen. Duke dan Hunt menggabungkan hasil ini ketika
mereka memeriksa sampel dari sebagian besar kontrak hutang publikmereka menemukan
pembatas pembatas.Tions, modal kerja, rasio saat ini dan pengaturan pembatasan untuk

17
menjadi lazim. Di Australia, Whittred dan Zimmer mencatat penggunaan empat jenis utama
perjanjian dalam surat berharga yang terdaftar di Australia: kewajiban untuk total aset nyata,
menjamin liabilitas untuk total aset yang nyata, biaya sebelumnya untuk total aset nyata dan
cakupan bunga.

Telah ada penurunan dalam penggunaan perjanjian berbasis perhitungan seiring


waktu dalam utang publik yang disepakatidalam sebuah survei komprehensif mengenai isu-
isu hutang publik di perusahaan industri as dari tahun 1980 hingga 2006 Nikolaev
menemukan peningkatan pentingnya menutupi pembukuan, termasuk perilaku manajerial
sementara perjanjian akuntansi mencakup pengaturan pengaturan aset dan merger serta
pembatasan akuisisi, pembatasan dividen, nilai bersih, leverage, laba bersih dan rasio
minimum laba untuk tetap.

Dalam sebuah studi tentang kontrak utang bank swasta australia, Cotter menemukan
bahwa perjanjian peminjaman uang logam sebagian besar berisi perjanjian pengungkasan,
dengan leverage yang diukur sebagai rasio kewajiban total untuk total aset yang nyata
kontrak juga mencakup cakupan bunga dan kendala rasio saat ini. Mather dan Peirson
melakukan tinjauan terbaru mengenai perjanjian utang publik dan pribadidalam perjanjian
utang publik, sementara perjanjian leverage digunakan (hampir setengahnya memiliki
pembatasan terhadap liabilis), demikian juga dengan cakupan bunga dan divi dend. Para
penulisnya menemukan bahwa perjanjian cakupan bunga biasanya digunakan dalam kontrak
utang pribadi (78% dari sampelnya). Seperti perjanjian publik, sebagian besar kontrak utang
swasta memiliki beberapa pembatasan pada kewajiban dengan total total kewajiban
maksimum/total aset nyata dan dijamin liablities/ tota aset nyata adalah yang paling umum.
Kontrak utang swasta juga umumnya mencakup perjanjian yang memerlukan rasio saat ini
minimum juga nilai bersih minimum. Di amerika serikat, Dichev dan Skinner menemukan
perjanjian yang paling umum sebagai penutup bunga, biaya tetap, jasa utang, nilai bersih
yang tidak nyata dan pembatasan rasio saat ini penelitian baru-baru ini melaporkan hutang
kepada laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (EBITDA): dan utang kepada
arus kas menjadi pembatasan dalam pinjaman.

Banyak account berbasis perjanjian mengandalkan neraca langkah-langkah seperti


utang, total aset nyata dan aset tetap. Pihak dalam kontrak ini sangat bergantung pada neraca
konservatif, yang memiliki tingkat tinggi verifikasiakan tetapi, penerapan nilai yang lebih
luas dalam standar akuntansi secara global telah meningkatkan penggunaan estimasi nilai aset

18
dan kewajiban dan kebijaksanaan dalam waktu perubahan nilaisebagai hasilnya, Demerjian
mengamati penurunan dalam penggunaan perjanjian yang bergantung pada data
neraca.Namun, penggunaan perjanjian pendapatan berdasarkan negara belum ditolak

2.2.5 Peran informasi akuntansi dalam mengurangi masalah kelembagaan


Shivakumar mengusulkan bahwa peran utama dari informasi akuntansi yang
dilaporkan digunakan untuk tujuan kontraktor peran ekonomi utama dari informasi akuntansi
dalam laporan keuangan bukanlah tentang menyediakan informasi baru yang tepat waktu
kepada investor karena informasi ini umumnya tersedia di tempat lainsebagaimana dibahas
sebelumnya, informasi akuntansi membentuk salah satu komponen utama remunerasi bot dan
kontrak pinjaman.

Informasi akuntansi memainkan dua peran dalam proses kontraktor:

1. Untuk menulis istilah kontrak manajerial

2. Untuk menentukan kinerja terhadap ketentuan kontrak.

Sebuah kontrak biasanya akan mencakup dengan jelas langkah-langkah akuntansi keuangan
yang ditetapkan untuk menentukan batasan.

Terrns ditulis ke dalam kontrak remunerasi manajerial untuk menghubungkan


periormance manajer untuk berbagi kepentingan. Selain gaji pokok, kompensasi dapat
mencakup campuran bonus jangka pendek dan jangka panjang. Bonus dapat dikaitkan pada
ukuran kinerja keuangan entitas atau kinerja bersama. Hal ini dapat dikatakan bahwa harga
saham akan menjadi ukuran properti yang berharga untuk mengurangi masalah lembaga
antara pemegang saham dan manajer, mengingat kekayaan pemegang saham tergantung
langsung pada harga saham yang diperdagangkan dan mereka kurang rentan terhadap
manipulasi lebih lanjut, dan seperti yang ditunjukkan sebelumnya,

Memberikan kompensasi kepada manajer mengenai harga saham juga memungkinkan


insentif manajerial untuk disesuaikan dalam jangka panjang. Namun, bergantung sepenuhnya
pada kerugian harga saham para manajer ketika saham dipegang erat atau harga saham
dipengaruhi oleh industri atau faktor pasar yang tidak dapat mereka kendalikan.

Informasi akuntansi memainkan sejumlah peran dalam kontrak utang. Pada awal
kontrak, laporan keuangan memberikan informasi kunci kepada pemberi pinjaman untuk
membantu dalam menentukan parameter atau ketentuan kontrak. Ketika kontrak utang ditulis

19
itu akan mencakup perjanjian untuk membatasi kegiatan perusahaan pinjaman (perjanjian
yang membatasi) atau untuk menuntut perusahaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu (perjanjian afirmatif) misalnya, perjanjian yang membatasi dapat mencakup
membatasi pembayaran deviden, atau melakukan penginjaman lebih lanjut, sementara,
perjanjian afirmatif dapat mencakup membutuhkan laporan keuangan yang diaudit secara
kuartalan. Perjanjian sering kali mencerminkan langkah-langkah yang berbeda dari kinerja
entitas, seperti leverage, modal kerja, dividen atau rasio cakupan bunga. Pemberi pinjaman
akan melihat pembaruan keuangan reguler untuk memastikan peminjam mempertahankan
persyaratan perjanjian mereka

Selain untuk akreditasi informasi yang digunakan sebagai bagian dari proses
kontraktor, hal ini juga umum disediakan untuk mengurangi asimmetri informasi. Hasil
asimeme informasi dari manajer memiliki keuntungan lebih dari investor dan pihak lain yang
tertarik karena mereka memiliki lebih banyak informasi tentang prospek entitas saat ini dan
masa depan, dan dapat memilih kapan dan bagaimana untuk menyebarkan informasi ini.

2.2.6 Asimetri informasi (Information Asymmetry)


Manajer dapat menggunakan pengungkapan akuntansi, serta bentuk-bentuk
pengungkapan dan pengumuman lainnya ke pasar, untuk memberi tanda pengharapan
mengenai masa depan. Sinyala-sinyal ini dapat menggambarkan baik atau buruk Verrecchia
pandangan bahwa kecuali informasi akan memberikan pesaing keuntungan jika mereka tahu
itu, manajer memiliki insentif untuk mengungkapkan baik dan buruk berita. 5l jika entitas
tidak memberikan informasi ketika entitas lain di pasar melakukannya, akan dianggap mereka
memiliki berita buruk untuk melaporkan dan harga saham mereka akan menderita sebagai
akibatnya. Ini sering disebut sebagai seleksi adlverse. Dalam hal ini, kepentingan terbaik
badan hukum untuk menyediakan berita -- baik atau buruk — ke pasar agar tidak dipandang
sebagai investasi yang buruk.

2.3 Teori kelembagaan( Institutional Theory )


Tujuan pembelajaran 5.3 mengevaluasi teori kelembagaan dalam hal aplikasinya pada
struktur organisasi dan menerapkan teori untuk praktik akuntansi dan pengungkapan.

Teori kelembagaan telah digunakan secara luas dalam literatur manzgement, dan
semakin banyak digunakan dalam penelitian akuntansi untuk memahami pengaruh pada
struktur organisasi. Ini mempertimbangkan bagaimana aturan.

20
Norma dan rutinitas menjadi ditetapkan sebagai pedoman otoriter, dan mempertimbangkan
bagaimana eiements ini diciptakan, diadopsi dan diadaptasi dari waktu ke waktu kepatuhan
terjadi dalam banyak keadaan karena jenis perilaku lainnya tak terbayangkan; Rutinitas
diikuti karena mereka dianggap sebagai "cara kita melakukan hal-hal ini ", sementara konsep
'institusi' itu telah dikonsep dengan cara yang berbeda, secara umum itu merujuk pada sistem
kepercayaan sosial dan praktek yang terorganisasi secara sosial di balik setiap masyarakat
yang berfungsi. Hal ini dapat mencakup politik, hukum, pendidikan, agama, dan peraturan.
Analisis kelembagaan secara tradisional telah diselidiki oleh para peneliti pada tingkat bidang
organisasi (misalnya industri atau firma).

Scott menyediakan kerangka kerja, menggunakan tiga tingkat analisis yang membantu
menjelaskan bagaimana lingkungan tingkat yang lebih tinggi menggerakkan lembaga-
lembaga tingkat rendahpada tingkat tertinggi, ada lembaga-lembaga sosial dan global di mana
struktur secara resmi diusulkan. Ini menyediakan konteks kelembagaan yang menentukan apa
yang dapat diterima dan sah, dan memfasilitasi struktur di tingkat yang lebih rendah. Pada
struktur tata kelola ievel berikutnya, yang terdiri dari bidang organisasi. Sebuah bidang
organisasi dapat mencakup industri, misalnya, sektor perbankan atau profesi akuntansi.
Akhirnya, ada organisasi sendiri.

Setiap pengaruh, atau dipengaruhi oleh, norma-norma kelembagaan yang mungkin


telah diterapkan dan mencari cara-cara baru untuk beroperasi di dalamnya atau untuk
membentuk norma-norma kelembagaan baruasumsi kunci dalam teori kelembagaan adalah
bahwa semua peserta mencari legitimasi dalam lingkungan kelembagaan. Yaitu untuk
bertahan hidup, organisasi perlu menyesuaikan diri dengan aturan dan sistem kepercayaan
yang berlaku di lingkungan dan ini akan memperoleh legitimasi orgarisasi.

Banyak tindakan organisasi refects sebuah paten dari melakukan hal-hal yang
berkembang dari waktu ke waktu dan menjadi saholeh karena itu praktik dalam organisasi
dapat diramalkan dari persepsi perilaku sah yang berasal dari nilai-nilai budaya, gelap
kekuatan tradisi, entitas velue, dan seterusnya teori kelembagaan mengusulkan tiga bidang
pengaruh utama, yang mengarah pada hal yang sama. Ditanamkan dalam organisasi dan
lingkungan.

Hubungan di seluruh yurisdiksi, bidang organisasi dan organisasi, disebut sebagai


isomorplisme. Sl coererersif isomorphism, atau tekanan kelembagaan, berhubungan dengan
'tekanan untuk menyesuaikan diri dengan harapan publik dan dermands' kedua,

21
mimeticisomorplisme, seperti yang ditunjukkan nama itu, mengacu pada kecenderungan
untuk meniru organisasi-organisasi lain yang dianggap sukses. Akhirnya, normatif
isomorphism [normatif isomorphism] menggarisbawahi nilai-nilai dan kepercayaan yang
bersifat koilesif yang menuntun pada keselarasan tindakan dalam lingkungan kelembagaan.

Perusahaan-perusahaan multinasional cenderung menghadapi lingkungan


kelembagaan yang berbeda di mana mereka beroperasi dan karenanya perlu menyesuaikan
operasi mereka sesuai dengan itu. Demikian pula, faktor-faktor kelembagaan nasional
cenderung berperan dalam proses pengaturan standar dan penting bagi investor, pemerintah,
regulator, dan profesi akuntansi untuk memahami pengaruh-pengaruh tersebut. Peningkatan
badan penelitian menggunakan teori kelembagaan untuk menjelaskan penerapan nasional di
seluruh contoh 132 negara, termasuk berkembang.

Transisi dan maju yang telah mengadopsi IFRS, hakim dan kolega menemukan bahwa
institusi tekanan yang dihasilkan dari semua tiga bidang isomorphisme dapat menjelaskan
mengapa beberapa negara sepenuhnya merangkul atau sebagian IFRS adopsi sementara yang
lain menolak standar penelitian yang telah meneliti negara-negara di timur tengah
menemukan bahwa pengadaan IFRS merupakan respon terhadap tekanan terutama dari
badan-badan internasional seperti Bank dunia, dana moneter internasional, organisasi
perdagangan dunia, mitra dagang, perusahaan multinasional dan profesi akuntansi. Eisenhardt
memeriksa kompensasi di sektor ritel dan mengembangkan hipotesa yang berhubungan
dengan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kompensasi penjualan ritel di bawah teori
lembaga dan kelembagaandia mengusulkan, dari perspektif kelembagaan, bahwa usia toko
eceran cenderung mempengaruhi jenis gaji yang diberikan. Toko-toko yang lebih tua dan
lebih iraditional cenderung menggunakan komisi (praktek yang telah dikembangkan pada
tahun 1950-an) sementara toko-toko yang lebih baru, yang beroperasi di bawah perubahan
lingkungan kelembagaan, lebih besar kemungkinan untuk memberikan gaji kepada staf. Sifat
dagangan yang dijual kemungkinan besar mempengaruhi apakah para staf menerima gaji atau
komisi. Barang dagangan dengan harga tinggi, yang berakar di toserba awal, kemungkinan
besar akan menarik komisi

Campbell mengusulkan agar kinerja sosial perusahaan kemungkinan besar


berhubungan dengan kerangka kelembagaan yang entitas entitas, termasuk kekuatan
legislatifsang penulis berpendapat bahwa perusahaan - perusahaan lebih cenderung bersikap
bertanggung jawab secara sosial jika ada peraturan negara yang kuat dan ditegakkan dengan

22
baik atau sistem organiser yang baik dan pengelolaan diri yang efektif; Atau jika kinerja dan
perilaku mereka dimotori oleh organisasi independen seperti organisasi non-pemerintah,
investor institusional atau pers.U. C

Demikian pula, jika asosiasi perdagangan atau majikan terorganisasi dengan baik dan
entitas terus berdialog dengan asosiasi ini, diharapkan kinerja sosial mereka akan lebih kuat.

Faktor-faktor kelembagaan juga telah didapati mempengaruhi pendirian perusahaan tentang


perubahan iklim. Kolk, Ley dan pinky mencatat pergeseran entitas dalam sektor energi dan
transportasi yang terkait berinvestasi sejumlah besar teknologi rendah karbon dan terlibat
dalam skema sukarela untuk mengukur, mengurangi emisi cartbonpara penulisnya
menunjukkan sejumlah faktor yang kemungkinan besar mempengaruhi perubahan ini;
Manajer senior telah berinteraksi dengan orang lain pada berbagai asosiasi industri dan
negosiasi iklim, yang mengarah pada konvergensi dalam persepsi dan tindakan mereka
tentang perubahan iklim. Para penulis berpendapat bahwa agenda global tentang perubahan
iklim telah menjadi pengaruh yang lebih penting pada strategi perusahaan daripada infuences
dari negara-negara asal entitas.

2.4. Teori Legitimasi ( Legitimacy Theory )

Teori legitimasi telah digunakan untuk memahami aksi dan aktivitas korporasi, khususnya
yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan lingkungan. Dengan demikian, ini adalah 'teori
positif'. Ini didasarkan pada apa yang disebut sebagai 'kontrak sosial'.

Kontrak sosial
Ide kontrak sosial diambil dari teori ekonomi politik. Teori ekonomi politik mengkaji
hubungan atau interaksi antara pemerintah, hukum, hak milik dan ekonomi. Ini berkaitan
dengan bagaimana masyarakat, politik, dan ekonomi semuanya berinteraksi, dan berarti bahwa
kita tidak dapat berbicara tentang masalah ekonomi atau bisnis tanpa mempertimbangkan
kerangka sosial dan kelembagaan di mana hal itu terjadi.

Kontrak sosial sering digunakan untuk menggambarkan bagaimana bisnis berinteraksi dengan
masyarakat. Ini terkait dengan ekspektasi eksplisit dan implisit yang dimiliki masyarakat
tentang bagaimana bisnis harus bertindak untuk memastikan mereka bertahan di masa depan.
Kontrak sosial belum tentu merupakan kesepakatan tertulis, tetapi itulah yang kami pahami
sebagai harapan masyarakat. Beberapa harapan bisa eksplisit (undang-undang yang berkaitan

23
dengan polusi atau kesehatan dan keselamatan karyawan adalah contoh dari harapan eksplisit),
sementara yang lain implisit. Bukti persyaratan implisit kontrak sosial dapat diperoleh dari
tulisan dan komunikasi lain dari masyarakat pada suatu waktu. Keanggotaan kelompok
lingkungan, atau perhatian media yang ditujukan untuk pembayaran bonus eksekutif yang
tinggi ketika harga saham menurun dapat menjadi contoh tingkat kepentingan publik
ditempatkan pada isu-isu ini.

Donaldson mengatakan bahwa bisnis menerima izin mereka untuk beroperasi dari masyarakat
dan pada akhirnya bertanggung jawab kepada masyarakat atas cara mereka beroperasi dan apa
yang mereka lakukan. Artinya, sebuah organisasi perlu menunjukkan bahwa ia beroperasi
sesuai dengan harapan dalam kontrak sosial. Proses mempertahankan bahwa suatu organisasi
memenuhi harapan masyarakat dikenal sebagai legitimasi organisasi.

Legitimasi organisasi
Legitimasi organisasi, atau 'teori legitimasi', juga berasal dari perspektif ekonomi politik.
Sementara hubungan antara bisnis dan masyarakat dijelaskan oleh kontrak sosial, teori
legitimasi dapat digunakan untuk menjelaskan proses di mana kontrak sosial ini dipertahankan.
Teori ini berpendapat bahwa organisasi hanya dapat terus ada jika masyarakat tempat mereka
beroperasi mengakui bahwa mereka beroperasi dalam sistem nilai yang konsisten dengan
sistem nilai masyarakat itu sendiri. Ini berarti bahwa sebuah organisasi harus tampak
mempertimbangkan hak-hak publik di besar, bukan hanya pemegang sahamnya.

Nilai-nilai dan norma-norma yang terlihat dalam kontrak sosial telah berubah dari waktu ke
waktu. Di masa lalu, legitimasi hanya dianggap dalam hal kinerja ekonomi, dengan satu-
satunya harapan bisnis adalah menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. Pada tahun 1962,
Milton Friedman, dalam membahas tanggung jawab manajer perusahaan, menyatakan bahwa:
ada satu dan hanya satu tanggung jawab sosial bisnis — untuk menggunakan sumber dayanya
dan terlibat dalam aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keuntungannya selama itu
tetap dalam aturan main .

Ini telah berubah dan bisnis sekarang diharapkan untuk mempertimbangkan berbagai masalah,
termasuk konsekuensi lingkungan dan sosial dari kegiatan mereka. Misalnya, karyawan
memiliki harapan yang berkaitan dengan berbagai manfaat yang diberikan majikan mereka,
dan masyarakat mungkin khawatir tentang polusi udara atau air yang mempengaruhi

24
lingkungan terdekat dan apa yang dilakukan entitas untuk meminimalkannya. Pelanggan juga
mungkin tertarik dengan potensi penurunan layanan melalui rasionalisasi bisnis dan
pemotongan staf atau penutupan cabang. Westpac mengakui bahwa ketika menutup cabang
bank di daerah pedesaan antara tahun 1990 dan 1998, itu melanggar 'kontrak sosial' dengan
masyarakat.80 Selama periode persaingan yang tinggi setelah deregulasi sektor perbankan,
beberapa bank menutup cabang dan agen di seluruh negeri , banyak di pedesaan.

Pengungkapan dan legitimasi akuntansi


Legitimasi organisasi adalah proses yang digunakan organisasi untuk memenuhi harapan
masyarakat. Adalah kepentingan terbaik organisasi untuk mengambil tindakan untuk
memastikan operasi mereka terlihat sah dalam hal kontrak sosial tersirat yang ada. Lindblom
mengidentifikasi empat cara organisasi dapat memperoleh atau mempertahankan legitimasi.
1. Berusaha mendidik dan menginformasikan masyarakat tentang perubahan aktual dalam
kinerja dan kegiatan organisasi.
2. Berusaha mengubah persepsi masyarakat, tetapi tidak benar-benar mengubah perilaku.
3. Berusaha untuk memanipulasi persepsi dengan mengalihkan perhatian dari masalah yang
menjadi perhatian ke terkait lainnya masalah.
4. Berusaha mengubah ekspektasi kinerjanya.

Legitimasi dapat terjadi melalui kinerja, atau melalui pengungkapan.88 Entitas dapat
mengubah organisasinya proses atau sistem isasional, tetapi ini bisa sangat mahal. Jika suatu
entitas akan melakukan hal ini, kemungkinan besar entitas tersebut juga akan mengungkapkan
informasi tentang aktivitasnya kepada publik. Misalnya, suatu entitas mungkin
mengungkapkan kebijakan keberlanjutannya di situs webnya, bersama dengan informasi
tentang sistem manajemen lingkungan yang telah diterapkannya, dan bagaimana entitas
mengukur dan mendokumentasikan emisi karbon — sebuah isu yang semakin penting bagi
masyarakat. Strategi yang diambil oleh entitas akan berbeda tergantung pada apakah mereka
mencoba untuk 'mendapatkan legitimasi, untuk mempertahankan tingkat legitimasi saat ini
atau untuk memperbaiki legitimasi yang hilang atau terancam'.

25
5.5 Teori Pemangku Kepentingan ( Stakeholder Theory )
Sementara teori legitimasi berkaitan dengan pertimbangan organisasi masyarakat pada
umumnya, teori pemangku kepentingan mempertimbangkan hubungan dengan pemangku
kepentingan distrik daripada masyarakat secara keseluruhan. Pemangku kepentingan telah
didefinisikan oleh Freeman sebagai 'setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh pencapaian'.

Gambar 5.1 mencerminkan berbagai pemangku kepentingan yang perlu dipertimbangkan


organisasi dalam proses pengambilan keputusannya.

Teori pemangku kepentingan berkaitan dengan perlakuan etis atau moral dari pemangku
kepentingan organisasi. Hasnas mengidentifikasi karakteristik entitas yang dapat diterapkan
oleh teori pemangku kepentingan: entitas yang merupakan 'asosiasi sukarela (1) dibentuk
untuk mewujudkan tujuan dan tujuan tertentu (2) yang memungkinkan anggota untuk keluar
secara bebas (dan secara bebas mengeluarkan anggota lain dari) asosiasi, dan (3) yang menarik
dan mempertahankan (serta merekrut dan mengevaluasi) anggota berdasarkan minat mereka
dalam memajukan tujuan asosiasi'. Akibatnya, teori ini tidak terbatas pada entitas yang
menghasilkan keuntungan; itu dapat diterapkan pada bisnis nirlaba termasuk amal. Sementara
entitas nirlaba perlu menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham dan pemodal lainnya,
entitas nirlaba tidak. Pemegang saham mungkin menjual saham mereka di entitas yang
menghasilkan keuntungan, sementara donor dapat memutuskan apakah akan menyumbang
atau tidak ke entitas nonprofit. Namun, keduanya mengizinkan karyawan untuk pergi dengan
bebas. Pemahaman kita tentang teori pemangku kepentingan telah berubah selama lima sampai
sepuluh tahun terakhir. Literatur sebelumnya menyarankan bahwa ada tiga cabang teori:

26
1. cabang normatif atau etika
2. cabang instrumental
3. cabang deskriptif atau positif, sering disebut sebagai cabang manajerial

Di bawah cabang etika, diusulkan bahwa organisasi harus memperlakukan semua pemangku
kepentingan mereka secara adil dan organisasi harus dikelola untuk kepentingan semua
pemangku kepentingannya. Kepentingan pemangku kepentingan tidak ditentukan oleh
pasokan sumber daya ke organisasi. Ini berarti bahwa satu pemangku kepentingan tidak
dianggap lebih penting daripada yang lain dan organisasi memiliki kewajiban fidusia kepada
semua pemangku kepentingan mereka.Donaldson dan Preston mencatat bahwa pemangku
kepentingan penting ketika mengidentifikasi 'pedoman moral atau filosofis untuk
pengoperasian dan pengelolaan korporasi'.

Cabang instrumental digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara manajemen


pemangku kepentingan dan pencapaian tujuan tradisional perusahaan seperti profitabilitas atau
pertumbuhan. Cabang manajerial teori pemangku kepentingan diusulkan sebagai mekanisme
untuk menjelaskan bagaimana pemangku kepentingan dapat mempengaruhi tindakan
organisasi. Sejauh mana suatu organisasi akan mempertimbangkan pemangku kepentingannya,
di bawah versi teori ini, dikemukakan untuk berhubungan dengan kekuatan atau pengaruh
pemangku kepentingan tersebut. Kekuatan pemangku kepentingan diusulkan untuk dikaitkan
dengan tingkat kontrol yang mereka miliki atas sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi.
Semakin diperlukan sumber daya yang dikendalikan pemangku kepentingan untuk
keberhasilan organisasi, semakin besar kemungkinan manajer akan menangani masalah
pemangku kepentingan.

Teori pemangku kepentingan mengusulkan bahwa organisasi memiliki kewajiban untuk


mempertimbangkan bagaimana operasi mereka mempengaruhi pemangku kepentingan dan
tidak boleh hanya berkonsentrasi pada memaksimalkan keuntungan untuk kepentingan
pemilik. Hasnas mencatat bahwa dalam mempertimbangkan kepentingan semua pemangku
kepentingan, manajer perlu mengelola bisnis untuk mencapai keseimbangan optimal di antara
para pemangku kepentingan tersebut.

Teori pemangku kepentingan konsisten dengan gagasan memaksimalkan nilai, dengan teori
pemangku kepentingan berpendapat bahwa entitas yang berusaha melayani kepentingan

27
kelompok pemangku kepentingan yang luas akan menciptakan nilai lebih dari waktu ke waktu.
Sementara teori akuntansi positif dan teori keagenan melihat ini untuk memaksimalkan
kekayaan pemegang saham , teori pemangku kepentingan mengambil perspektif yang lebih
luas dari penciptaan nilai. Freeman berpendapat 'adalah kesalahan untuk membatasi gagasan
"nilai" hanya pada nilai finansial'. Sebaliknya, dia mengusulkan bahwa nilai mencakup semua
hal yang dianggap berharga oleh pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya'.
Dia percaya 'ini tidak semua tentang persaingan, keserakahan, kepentingan pribadi, dan
kemauan untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk memaksimalkan keuntungan untuk
dibagikan. - pemegang saham'. Harrison dan Wicks mendukung pandangan ini, dengan alasan
bahwa fokus pada nilai ekonomi adalah 'bertentangan dengan filosofi dasar yang menjadi ciri
teori pemangku kepentingan yang menekankan "kebersamaan" kepentingan pemangku
kepentingan dan kebutuhan semua pemangku kepentingan untuk mendapatkan keuntungan
dari waktu melalui kerjasama mereka'. Freeman percaya bahwa keuntungan adalah hasil yang
diperlukan dari bisnis; tetapi itu bukan satu-satunya tujuannya.

Peran informasi akuntansi dalam teori pemangku kepentingan


Salah satu cara penting untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan
adalah menyediakan informasi tentang aktivitas dan kinerja organisasi. Ini mungkin
menunjukkan bagaimana arah strategis, misi atau tujuan sejalan dengan harapan pemangku
kepentingan, atau bagaimana kinerja keuangan atau lingkungan organisasi memenuhi
persyaratan pemangku kepentingan. Konsisten dengan strategi legitimasi Lindblom yang
dibahas sebelumnya, memberikan informasi kepada pemangku kepentingan adalah salah satu
cara yang sangat penting untuk mendapatkan dukungan atau persetujuan pemangku
kepentingan, atau untuk mengalihkan perhatian mereka dari kegiatan yang kurang diinginkan.

Freeman melihat bahwa akuntansi memiliki peran penting dalam pandangan dunia yang
didominasi pemangku kepentingan. Namun, ia berpendapat bahwa model bisnis perlu diubah
untuk memberikan informasi kepada berbagai pemangku kepentingan tentang bagaimana
entitas menciptakan nilai. Salah satu inisiatif terbaru yang dapat memenuhi kebutuhan
Freeman akan informasi tentang penciptaan nilai adalah pelaporan terintegrasi. Pelaporan
terintegrasi dirancang untuk menciptakan kerangka pelaporan yang diterima secara global
yang menyatukan informasi keuangan, lingkungan, sosial, dan tata kelola, dan bertujuan untuk
menyajikan pandangan yang lebih holistik tentang nilai yang dihasilkan bagi pemangku
kepentingan.

28
2.6 Teori Kontingensi ( Contingency Theory )
Teori kontingensi dikembangkan dalam literatur manajemen pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Pada dasarnya, teori tersebut mengusulkan bahwa semua organisasi dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang berbeda di seluruh organisasi. Akibatnya, mereka perlu menyesuaikan struktur
mereka untuk mempertimbangkan berbagai faktor seperti lingkungan eksternal, ukuran
organisasi dan strategi bisnis, jika organisasi ingin berkinerja baik. Galbraith merumuskan
teori untuk mengusulkan bahwa ada tidak ada satu cara terbaik untuk mengatur, karena
efektivitas organisasi bergantung pada konteks. Proposisi sentral dari teori kontingensi adalah
bahwa kinerja organisasi bergantung pada kesesuaian antara konteks dan struktur organisasi.
Pada gilirannya, efektivitas organisasi dicapai dengan mencocokkan karakteristik organisasi
untuk kontinjensi. Sebuah 'kontinjensi' didefinisikan sebagai 'variabel apa pun yang
memoderasi efek karakteristik organisasi pada kinerja organisasi'. Sejumlah kontinjensi telah
diidentifikasi dalam literatur yang memeriksa struktur dan kinerja organisasi, termasuk
teknologi, inovasi, lingkungan perubahan, ukuran dan diversifikasi.

2.7 Menggunakan teori untuk memahami keputusan akuntansi


Akuntan perlu membuat berbagai keputusan akuntansi setiap hari. Dalam studi akuntansi Anda
sampai saat ini, Anda mungkin telah diberikan informasi yang tepat tentang, misalnya,
perkiraan masa manfaat aset tidak lancar, metode penyusutan yang akan digunakan, persentase
piutang yang diantisipasi untuk menjadi buruk. utang dan jumlah penurunan nilai. Pada
kenyataannya, ini tidak terjadi. Akuntan diharuskan menggunakan pertimbangan untuk
membuat berbagai keputusan termasuk:
• apakah akan membebankan atau mengkapitalisasi biaya
• estimasi akuntansi apa yang digunakan
• apakah akan mengakui suatu item dalam tubuh laporan keuangan, atau mengungkapkannya
dalam catatan saja
• apakah akan mengungkapkan informasi tambahan, jika tidak diatur oleh undang-undang.

Teori yang dibahas dalam bab ini dapat menawarkan beberapa bantuan dalam menjelaskan
keputusan manajer dan akuntan di bidang ini.

Mengeluarkan dan memanfaatkan biaya


Akuntan dan manajer perlu membuat keputusan tentang waktu dan sifat dari berbagai kegiatan
termasuk pemeliharaan, overhaul mesin, peningkatan modal dan perbaikan. Sementara standar

29
akuntansi yang berkaitan dengan transaksi sewa akan berubah pada saat penulisan, entitas,
sebagai penyewa, juga diharuskan untuk memutuskan apakah mereka telah mengambil risiko
dan manfaat kepemilikan dan dengan demikian diharuskan untuk mengkapitalisasi aset sewaan
dan kewajiban yang sesuai. Akuntan sering memiliki keleluasaan atas waktu pencatatan
peristiwa ini dan banyak kemungkinan memiliki dampak yang cukup besar pada posisi
keuangan dan kinerja entitas. Membebankan transaksi daripada mengkapitalisasi kemungkinan
akan mengurangi keuntungan jangka pendek. Demikian pula, kapitalisasi diharapkan dapat
meningkatkan basis aset dan oleh karena itu meningkatkan perhitungan leverage. Teori
keagenan akan menyatakan bahwa manajer pada kontrak kompensasi dengan bonus terkait
dengan ukuran entitas saat ini.

Estimasi akuntansi
Akuntan dan manajer terus-menerus memperkirakan besaran ekonomi untuk diperhitungkan.
Piutang tak tertagih, penyisihan untuk jaminan, masa manfaat yang diharapkan dan nilai sisa
pabrik dan peralatan, penurunan nilai aset dan nilai wajar instrumen keuangan hanyalah
beberapa di antaranya. Estimasi ini membutuhkan banyak pertimbangan dan dapat
menyebabkan variasi substansial dalam laba yang dilaporkan dan saldo aset. Sekali lagi,
kontrak agensi dapat menjelaskan keputusan manajerial dalam hal ini. Manajer dan akuntan,
bertindak untuk kepentingan pribadi, cenderung memastikan bonus mereka sendiri
dimaksimalkan dan entitas tidak berisiko melanggar kontrak utang.

Kebijakan pengungkapan
Di luar persyaratan standar hukum dan akuntansi yang spesifik, manajer dan akuntan
memutuskan luas dan lokasi pengungkapan tambahan dalam laporan tahunan. Kebijakan
pengungkapan berkaitan dengan pengungkapan tambahan dalam laporan keuangan atau
catatan atas laporan keuangan, dalam laporan direktur atau tinjauan operasi, bagian tambahan
dari laporan tahunan atau rilis media. Pengungkapan dapat berhubungan dengan prakiraan
keuangan, informasi tentang kinerja sosial atau lingkungan, rencana investasi modal atau
peluang penelitian dan pengembangan, antara lain.
Teori pemangku kepentingan akan menjelaskan pengungkapan ini dalam hal memberikan
informasi yang relevan untuk menjaga hubungan dengan pemangku kepentingan yang kuat.
Teori legitimasi melihat pengungkapan sukarela sebagai cara untuk mempertahankan atau
mendapatkan kembali legitimasi dengan menunjukkan bagaimana entitas memenuhi harapan
masyarakat. Teori tersebut telah digunakan untuk menjelaskan pengungkapan informasi

30
lingkungan sukarela di mana entitas menghadapi risiko legitimasi karena bencana lingkungan
atau kinerja lingkungan yang buruk (lihat misalnya Deegan & Rankin dan Patten). Demikian
pula, teori institusional dan teori kontingensi akan menjelaskan kebijakan pengungkapan
dalam kaitannya dengan ekspektasi norma dan lingkungan eksternal. Asimetri informasi antara
pemilik dan manajer kemungkinan akan mempengaruhi tingkat dan jenis entitas informasi
yang diungkapkan. Manajer harus berhati-hati dalam menyajikan berita baik dan buruk tentang
entitas, atau mempertaruhkan reputasi entitas dan berpotensi memengaruhi nilai entitas.

STUDY CASUS
AUSGROUP PELANGGARAN HUTANG PENJELASAN(AUSGROUP BREACHES
DEBT COVENANTS)
AusGroup, kontraktor sumber daya Australia Barat, dipaksa untuk mempertahankan
KPMG sebagai penasihat untuk membantu mengarahkan perusahaan keluar dari kesulitan
keuangan yang signifikan. Perusahaan melanggar perjanjian keuangan utama di bawah akta
perwalian setelah total ekuitasnya turun di bawah $ 160 juta, mengharuskannya untuk
mencari pengabaian dari pemegang wesel tanpa jaminan. perusahaan membuat pengumuman
ini hanya beberapa hari setelah mengungkapkan kerugian bersih sebesar $ 94 juta selama
sembilan bulan hingga Maret 2016. Laporan kuartal Maret juga menyoroti bahwa kewajiban
lancar melebihi aset lancar lebih dari $ 66 juta.

Perusahaan mengalami kesulitan karena penurunan belanja modal di sektor minyak


dan gas dan telah dipengaruhi oleh penundaan dalam persetujuan lingkungan dan peraturan
dari fasilitas rasa di Wilayah Utara. sementara fasilitas tersebut telah selesai pada bulan Juli
2015, operasi belum dimulai.

31
Pertanyaan :

1. Perjanjian atau batasan hutang biasanya digunakan dalam perjanjian pinjaman


Australia. Diskusikan bagaimana mereka digunakan untuk mengurangi masalah
keagenan yang ada dalam hubungan antara entitas dan pemberi pinjaman?
Jawaban :
Pada kasus diatas dalam perjanjian yang dilakukan oleh pihak AUSGROUP yaitu
hutang wesel tanpa jaminan. Hutang ini dilakukan untuk mendukung anggaran
belanja modal yang sulit di turunkan untuk sector minyak dan gas.

Pembayaran dividen yang berlebihan: Pembatasan kebijakan dividen, atau


memasukkan rasio pembayaran dividen maksimum dapat mengurangi masalah ini.
Dimasa yang sulit AUSGroup harus tetap mengedepankan kepentingan para
pemangku kepentingan terutama para investor, pada kasus diatas dimana perusahaan
sedang mengalami kesulitan dalam masalah perekonomian, peraturan dalam
pembayaran dividen maksimal, pembayaran deviden dapat di anggungkan karena
perusahaan memang telah mengalami kerugian seperti yang tercantum dalam laporan
keuangan mereka di tahun 2016.

Underinvestment: Perjanjian yang membatasi peluang investasi entitas, atau rasio


modal kerja dapat mengurangi masalah. Pengeluaran investasi yang dilakukan
perusahaan harus lebih rendah daripada yang diharapkan. Karena adanya penurunan
ekuitas yang terjadi di tahun 2016, sehingga untuk mempertahankan perusahaan agar
tetap mampu beroperasi perusahaan perlu mencari sumber dana baik dengan atau
tidak adanya perjanjian dan tanggungan.

Substitusi aset: Perjanjian hutang dapat membatasi peluang investasi, termasuk


aktivitas merger. Termasuk klausul yang mengamankan hutang terhadap aset tertentu,
atau termasuk rasio leverage dalam perjanjian juga dapat mengurangi risiko substitusi
aset.

Klaim dilusi: Perjanjian utang dapat membatasi peminjaman utang dengan prioritas
lebih tinggi, atau utang dengan tanggal jatuh tempo lebih awal.

32
2. Mengapa perusahaan memilih untuk mengadakan perjanjian pinjaman yang berisi
perjanjian yang membatasi maksimum hutang terhadap aset (leverage) yang dapat
diambil oleh perusahaan?
Jawaban :
Pertama, perusahaan harus membuat perjanjian seperti itu karena hanya ada sedikit
pemberi pinjaman yang tidak memiliki perjanjian. Ini menyiratkan bahwa banyak
pinjaman selalu disertai dengan perjanjian. Kesepakatan yang baik selalu mencakup
suku bunga rendah, periode pinjaman yang lebih lama. Kedua, penandatanganan
perjanjian mengeluarkan sinyal bahwa perusahaan sangat yakin dengan operasinya.
Jika pemberi pinjaman menerima sinyal ini, semakin banyak kreditor yang bersedia
meminjamkan uang kepada perusahaan ini.

3. Mengevaluasi biaya untuk ausgroup dari pelanggaran kondisi kontrak utangnya.


bagaimana perusahaan dapat mengurangi biaya ini?
Jawaban :
Untuk mengurangi biaya lembaga yang terkait. Jika menyangkut kontrak utang,
pemberi pinjaman khawatir mengenai kinerja keuangan perusahaan yang mereka
berikan dan bagaimana hal ini dapat mempengaruh irisiko yang terlibat dalam
peminjaman. Semakin besar risiko yang diantisipasi, semakin banyak pemberi
pinjaman ingin memonitor kinerja keuangan perusahaan yang mereka pinjamkan.
Pimpinan, sebagai manager juga akan menggunakan audit untuk memonitor sejak dini
(yang dianggap sebagai agen yang bertindak atas nama pemegang saham) dan
cenderung akan meningkatkan suku bunga yang dikenakan padapinjaman, atau
meminjamkan untuk jangka waktu yang lebih singkat jika diperlukan untuk
melakukan pemantauan yang lebih baik terhadap entitas.

33
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengolahan, dan peringkas transaksi kejadian yang
bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dalam satuan uang, dan penginterpretasian
hasil proses tersebut. Sedangkan teori akuntansi merupakan susunan konsep, definisi, yang
menyajikan secara sistematis fenomena akuntansi yang menjelaskan antara variable satu
dengan variable lainnya. Untuk lebih memahai materi dan mendalami materi kita diharapkan
untuk terus menggali informasi tentang pendekatan teori akuntansi melalui berbagai sumber –
sumber yang ada baik dari media social atau buku cetak .

34
DAFTAR PUSTAKA

Rankin. 2018. Contemporary issues in accounting Second Edition. Australian: John Wiley & Sons
Australian Ltd

35

Anda mungkin juga menyukai