Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI
“PENGERTIAN DAN KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI”

DISUSUN OLEH :
1. AHMAD AJARAD (16110070)
2. NELMAYESI (17410001)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam selalu kita
kirimkan kepada Rasullullah SAW, karena kegigihan beliau dan ridho-Nya kita dapat
merasakan kenikmatan dunia seperti sekarang ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pembimbing pada mata kuliah Teori Akuntansi, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca sekalian.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Elvira Luthan, SE, M.Si. Ak. selaku
dosen mata kuliah Teori Akuntansi yang telah memberikan tugas untuk menambah wawasan
sesuai bidang studi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca sekalian demi terciptanya kesempurnaan
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang memerlukan.
Terima kasih.

Padang, Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. Pengertian dan Konstruksi Teori Akuntansi ............................................................. 3
1. Pengertian Teori Akuntansi ..................................................................................... 3
2. Pandangan beberapa ahli tentang Teori Akuntansi .............................................. 4
B. Pendekatan dan Perumusan Teori Akuntansi ........................................................... 6
1.A Teori Pragmatis ...................................................................................................... 6
1.A.1 Pendekatan Pragamatis Deskriptif ....................................................................... 7
1.A.2 Pendekatan Pragmatis Psikologis ......................................................................... 8
1.B Teori Akuntansi Semantik ........................................................................................ 8
1.C Teori Akuntansi Sintaktik ........................................................................................ 8
1.D Teori Normative ......................................................................................................... 9
1.E Teori Positif .............................................................................................................. 10
C. Teori Akuntansi Sebagai Sains dan Penalaran Logis .............................................. 11
1. Akuntansi Sebagai Teknologi ................................................................................. 11
2. Perekayasaan Pelaporan Keuangan ...................................................................... 12
3. Teori Akuntansi Sebagai Sains .............................................................................. 12
4. Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis............................................................ 13
D. Perspektif Teori Akuntansi ........................................................................................ 14
1. Aspek Sasaran Teori ............................................................................................... 14
2. Aspek Tataran Semiotika ....................................................................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah


perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode: tahun
4000 SM – 1300 M; tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang. Masing-
masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada periode pertama
akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah
bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua
merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-
entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran
akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk
ke dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu
akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173). Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang
sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber informasi
dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan
sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan
kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih
berada pada tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai
sumber informasi untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi akuntansi
merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan
(Nicholls dan Holmes, 1988 : 57), terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi
akuntansi diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur
dan mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konstruski teori akuntansi ?
2. Bagaimana pandangan terhadap teori akuntansi ?
3. Apa yang dimaksud dengan teori dan perumusannya ?
4. Apa yang dimaksud dengan pengertian teori akuntansi sebagai seni, sains, teknologi
?
5. Bagaimana klasifikasi perumusan teori akuntansi ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pandangan para ahli terhadap teori akuntansi.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori dan perumusannya.
3. Untuk mengetahui pengertian teori akuntansi sebagai seni, sains, dan teknologi.
4. Untuk mengetahui klasifikasi perumusan teori akuntansi (penalaran, system bahasa,
dan tujuan).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konstruksi Teori Akuntansi

1. Pengertian Teori Akuntansi


Suatu disiplin ilmu dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila
disiplin tersebut memiliki status keilmuan yang jelas. Hal ini dikarenakan status
keilmuan yang jelas akan memperkokoh keberadaaan atau eksistensi ilmu itu sendiri,
manakala disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah. Status keilmuan suatu
disiplin, menunjukkan kesiapan disiplin ilmu tersebut untuk diuji secara empiris.
Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi
sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa dalam
akuntansi. Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan secara
sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta.
Seperangkat hipotesis tersebut merupakan hasil penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah tertentu. Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi ilmiah
setara dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika , biologi dan
sebagainya.
Akuntansi dapat dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya
dapat bermanfaat pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai
dasar dalam pengambil keputusan. Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah
negara merupakan suatu hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu
tujuan sosial tertentu. Praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan, seperti faktor social, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu menyebabkan
praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama dengan praktik
akuntansi di negara lainnya.Untuk melaksanakan suatu praktek yang baik, tidak cukup
hanya mempelajari akuntansi secara praktik. Karena dibalik praktik akuntansi terdapat
berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dsb, yang semuanya terangkum
dalam teori akuntansi.
Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan
mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang, dalam artian perbedaan
praktek akuntansi antar Negara (keanekaragaman akuntansi). Pada awal prakteknya

3
bahkan sampai beberapa tahun kemudian tidak ada teori akuntansi. Oleh karena itu,
selama tidak adanya struktur teori akuntansi formal maka yang terjadi adalah
banyaknya alternatif metode pencatatan yang berlaku dalam praktiknya, semua
diizinkan sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat.
Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang
digambarkan dalam bentuk dalil – dalil dan disajikan dalam bentuk kalimat – kalimat
pendek yang berlaku secara umum. Teori akuntansi dapat bermanfaat apabila rumusan
teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi di
masa yang akan datang. Teori Akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai
praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi
penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang didasarkan atas metode
ilmiah atau logika. Teori terdiri dari dua bagian. Pertama, Asumsi – asumsi klasik
termasuk definisi variabel – variabelnya dan logika yang menghubungkan antara
variabel tersebut. Kedua, himpunan hipotesis – hipotesis yang penting. Sedangkan
hipotesis merupakan anggapan awal dari fenomena atau masalah yang akan di analisis.
Tujuan dari Teori Akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi.
Teori Akuntansi adalah konsep, definisi, serta dalil yang menyajikan secara
sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antarvariabel
dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan
dan meramalkan fenomena yang akan muncul. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak
akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi, sosial teknologi dan ilmu
pengetahuan yang demikian cepat.

2. Pandangan beberapa ahli tentang Teori Akuntansi


a. Chamberr (1994) dan Golberg (1984) berpendapat bahwa akuntansi
dikembangkan dari model spesifik bukannya dikembangkan secara sitematik
dari teori yang terstruktur. Oleh karena itu preskripsi akuntansi dikembangkan
untuk memecahkan masalah – masalah khusus. Secara umum, fungsi utama dari
Teori Akuntansi adalah untuk memberikan kerangka pengembangan ide – ide
baru dan membantu proses pemilihan akuntansi.
b. Menurut belkoi, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada setiap kurun
waktu. Oleh karena itu teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur
akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain.

4
Teori akuntansi merupakan instrument yang sangat penting dalam menyusun
dan memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan
keuangan untuk disajikan kepada para pemakainya.
c. Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai
berikut:
1) Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun
standarnya.
2) Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi
dalam hal tidak adanya standar resmi.
3) Menentukan batas dalam hal melakukan “judgement” dalam penyusunan
laporan keuangan.
4) Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap
informasi yang disajikan laporan keuangan
5) Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.

Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu


system yang komprehensif, dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan
dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau
asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau
metode-metode.

d. Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum akan
dapat :
a. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi dinilai.
b. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan
ekonomi, sosial, teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.
e. America and Accounting Association’s Committe On Concepts and Standard
For External Reports yang menyebutkan bahwa Tidak ada teori akuntansi
keuangan yang lengkap yang mencakup dan memenuhi keinginan semua
keadaan dan waktu dengan efektif. Oleh karenanya di dalam literatur akuntansi
keuangan yang ada bukan teori akuntansi tetapi kumpulan teori yang dapat
dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan persyaratan yang diinginkan para
pemakai laporan keuangan. Untuk perumusan teori akuntansi memang tidak
dapat hanya mengandalkan teori akuntansi, harus menggunakan literatur

5
akuntansi dan disiplin ilmu lain yang relevan. Namun teori akuntansi
merupakan instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi
prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk
disajikan pada para pemakainya.

B. Pendekatan dan Perumusan Teori Akuntansi


Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan dalam merumuskan teori akuntansi,
pendekatan dalam peranan teori akuntansi menurut belkoui sebagai berikut :
Pendekatan informal
a. Pendekatan non–teoritis. Pendekatan non teoritis berupa pendekatan pragmatis dan
pendekatan otoriter, pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang
ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang bermanfaat
untuk memberi saran solusi praktis, sedangkan pendekatan otoriter dalam
penyusunan teori akuntansi yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi
terdiri dari penyajian sejumlah praktik-praktik akuntansi.
b. Pendekatan otoriter. Dalam metode ini yang dirumuskan teori akuntansi adalah
organisasi profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur
praktek akuntansi.
c. Pendekatan teoritis. Pendekatan teoritis meliputi deduktif, induktif, etis, sosiologis,
ekonomis dan elektik.

1.A Teori Pragmatis


Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi
terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi
adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada
relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan
perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi
serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan
balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan
menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur
akuntansi alternatif dan media pelaporannya.
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Disini pragmatis itu berkaitan
dengan pengaruh kata-kata, symbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki
kemampuan mempengaruhi perilaku manusia.Teori harus mampu merumuskan

6
kebenaran. Oleh karena itu teori harus selalu diuji. Ada 3 kriteria atau pihak atau
sumber yang memiliki wewenang dalam menetukan kebenaran atas suatu teori, yaitu:
 Dogmatic Kebenaran dikatakan benar karena disampaikan oleh ahli yang
memenang memiliki wewenang untuk menyampaikan kebenaran dan ini tidak perlu
diuji lagi. Keyakinan pada kebenaran inihanya berdasar pada kepercayaan,
keyakinan, atau iman seseorang. Misalnya keyakinan beragama, kharisma
seseorang, jabatan, dan lain sebagainya.
 Self evidence Kebenaran disampaikan dari suatu teori yang dibuktikan oleh
pengetahuan umum, pengamatan, atau pengalaman.
 Scientific Kebenaran disampaikan dari suatu teori yg dibuktikan lewat metode
ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang secara terus-menerus.

1.A.1 Pendekatan Pragamatis Deskriptif


Pendekatan pragmatis deskriptif untuk konstruksi teori akuntansi merupakan
sebuah pendekatan induktif— dimana terori tersebut didasarkan pada pengamatan
terus-menerus terhadap perilaku akuntan untuk menyalin prosedur dan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku
Pendekatan deskriptif mungkin adalah metode tertua dan paling universal
digunakan dalam konstruksi teori akuntansi. Sampai saat ini, pendekatan ini adalah
cara yang populer untuk mempelajari akuntansi keterampilan akuntansi-dimana
akuntan dilatih dengan cara magang atau diberi artikel untuk berlatih akuntan.
Namun, ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk konstruksi teori
akuntansi:
 Pendekatan pragmatis deskriptif tidak mencakup penilaian analisis dari kualitas
tindakan akuntan, tidak ada penilaian apakah akuntan melaporkan dengan cara
mereka seharusnya.
 Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang ditantang. Misalnya,
metode dan teknik akuntan dan mengajarkan mereka metode dan teknik tersebut
kepada para siswa.
 Pendekatan pragmatis deskriptif memfokuskan perhatian pada perilaku akuntan,
bukan pada pengukuran atribut perusahaan, seperti aset, kewajiban dan keuntungan.

7
1.A.2 Pendekatan Pragmatis Psikologis
Berbeda dengan pendekatan pragmatis deskriptif, di mana teori tersebut
mengamati perilaku akuntan, pendekatan pragmatis psikologis mengamati tanggapan
pengguna output keuangan. Akuntan akan menghitung transaksi keuangan untuk
menunjukkan perbedaan sintaksis yang berguna untuk membuat laporan keuangan
yang kemudian akan dipakai oleh penggunanya. Reaksi oleh pengguna digunakan
sebagai bukti bahwa laporan keuangan bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.

1.B Teori Akuntansi Semantik


Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan
dunia nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi
(elemen statemen keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis
perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini banyak
membahas pendefinisian makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut atau
karakteristik elemen sebagai bahan pendefinisian dan penentuan jumlah rupiah
(pengukuran) elemen sebagai salah satu atribut.
Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi dalm tiga unsur
yaitu elemen (objek) yang menyimbolkan kegiatan, jumlah rupiah sebagai pengukur
(size) dan hubungan (relationship) antarelemen.
Hubungan antara elemen merupakan informasi semantik. Informasi semantik
dalam pelaporan keuangan anatara lain adalah likuiditas, solvensi, profitabilitas dan
efisiensi.

1.C Teori Akuntansi Sintaktik


Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas
masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah
disimbolkan secara semantik dala elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam
bentuk statemen keuangan. Simbol-simbol tersebut (misalnya aset, utang,pendapatan
dan lainnya) harus berkaitan secara logis sehingga informasi semantik dapat dikandung
dalam statemen keuangan. Teori sintaktik meliputi hubungan antara unsur-unsur yang
membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara
yaitu manajemen, entitas pelapor (pelaporan), pemakai informasi, sistem akuntansi dan
pedoman penyusunan laporan.

8
Struktur pelaporan keuangan dalam suatu negara akan bergantung pada jawaban
atas petanyaan-pertanyaan sintaktik anatara lain sebagai berikut :
 Apa tujuan menyampaikan informasi keuangan?
 Perilaku apa yang sengaja ingin dikendalikan melalui informasi keuangan?
 Siapa entitas yang harus menyediakan informasi?
 Siapa yang dituju oleh infornasi tersebut (pemakai laporan)?
 Apa kepentingan pemakai laporan?
Jawaban atas pertanyaan di atas akan membentuk aspek formal tanda bahasa
akuntansi sebagai bahasa atau alat komunikasi bisnis.

1.D Teori Normative


Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak
peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori normative berusaha
untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan
yang menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode
pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori
normative sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat
deduktif). Alasannya teori normative bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi
dihasilkan dari kegiatan “semi-research”.
Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi
seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal
perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan
investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi.
Perumusan akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950
dan1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi
kebijakan danapa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan.
Pada periode tersebut, teori normative lebih berkonsentrasi pada:
1. Penciptaan laba sesungguhnya (true income)
Teori ini berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar
untuk aktiva dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap apa yang
dimaksud denganpengukur nilai dan laba yang benar.

9
2. Pengambilan keputusan (decision usefulness)
Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk
membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi
yang relevan atau bermanfaat.
Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik
tentang laba dan kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan
rasional. Biasanya konsep tersebut didasarkan juga pada penyesuaian rekening karena
pengaruh inflasi atau nilai pasar dari aktiva. Teori ini pada dasarnya merupakan teori
pengukuran akuntansi. Teori tersebut bersifat normative karena didasarkan pada
anggapan:
Akuntansi seharusnya merupakan system pengukuran
a) Laba dan nilai dapat diukur secara tepat.
b) Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.
c) Ada beberapa pengukur laba yang unik.

Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyrktif


maka tidak bisa diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar memiliki
dasar teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi
yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal, merekomendasikan penggantian system
akuntansi cost histories dan pemakaian teori normatif oleh semua pihak.

1.E Teori Positif


Metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku
atau diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untuk
mengamati perilakuatau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Kemudian
dikembangkan teori untukmenjelaskan fenomena tadi dan dilakukan penelitian secara
terstruktur dan peraturan yangstandar dengan melakukan perumusan masalah,
penyusunan hipotesis, pengumpulan datadan pengujian statistik ilmiah. Sehingga
diketahui apakah hipotesis yang dirumuskan diterima atau tidak.

10
C. Teori Akuntansi Sebagai Sains dan Penalaran Logis
Akuntansi didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi
dan kegiatan cukup luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan yang
terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk literatur akuntansi. Kesatuan
pengetahuan tersebut dapat diajarkan dan dipelajari untuk mendapatkan kompetensi
yang menjadi basis atau persyaratan suatu profesi. Kesatuan pengetahuan akuntansi
juga menantang secara intelektual sehingga pengetahuan tersebut menjadi bidang studi
yang dapat diajarkan secara formal di perguruan tinggi sampai pada tingkat doktor.
Akuntansi sebagai kegiatan penyediaan jasa (service activity) mengisyaratkan
bahwa akuntansi yang akhirnya harus diterapkan untuk rnerancang dan menyediakan
jasa berupa informasi keuangan harua bettnanfaat untuk kepentingan sosial dan
ekonomik negara tempat akuntanSi diterapitan (to be useful in making economie
decisions). Karena karakteristik informasi yang dihasilkan akuntansi akan sangat
bergantung pada lingkungan tempat akuntansi akan diterapkan, akuntarisi sebagai
seperangkat pengetahuan tentunya akan membahas berbagai konsep dan alternatif serta
implikasiriya dalam berbagai kondisi lingkungan.

1. Akuntansi Sebagai Teknologi


Kalau akuntansi tidak dapat dikarakterisasi sehagai kerajinan tetapi juga bukan
sebagai sains, lalu apakah status seperangkat pengetahuan akuntansi ? Berkaitan
dengan hal ini, Sudibyo menegaskan bahwa seni dan sains bukan merupakan dua kutub
yang kontinum.. Kutub yang dimaksud di sini adalah status atau klasifikasi (kelas)
seperangkat pengetahuan dalam taksonomi atau pohon pengetahuan. Karena kedua
kutub tersebut bukan suatu kontinum, tidak selayaknyalah akuntansi dipandang sebagai
gabungan anlera seni dan sains. Kutub atau kclas yang masih terbuka untuk
mengklasifikasi status akuntansi adalah teknologi. Teknologi didefinisi sebagai
berikut:.
“Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesualu
(goods) yang bermanfaat dan pengertian teknologi tidak terbatas pada teknologi fisis
(hard technology) tetapi juga teknologi lunak (soft technology).Teknologi merupakan
sarana untuk memecahkan maselah nyata dalam lingku an tertentu dan untuk mencapai
tujuan tertentu. Oleh karena itu, teknologi berrnuatan budaya dan nilai tempat teknologi
berkembang atau diterapkan.

11
Kalau akuntansi harus masuk dalarn sains, paling jauh dapat dikatakan bahwa
akuntansi adalah sains terapan (applied science). Teknologi itulah merupakan sains
terapan. Penerapan teknologi tidak dapat lepas dari nilai budaya tempat akuntansi akan
diterapkan. Perera menyatakan bahwa sains bersifat universal dan bebas nilai tetapi
akuntansi tetap dapat menggunakan teknik-teknik (ecientific know-how) untuk
kepentingan pengembangannya.

2. Perekayasaan Pelaporan Keuangan


Melekat dalam tiap teknologi adalah masalah penentuan eara yang terbaik untuk
mengerjakan atau meneapai sesuatu. Proses untuk menentukan cara yang .rbaik untuk
mendapatkan produk (hasil) terbaik dalarn penerapan suatu .Teknologi disebut
perekayasaan (engineering). Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang
melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan (exercise of judgment) untuk
memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia (available knowledge),
konsep, metoda, teknik, serta pendekatan untuk mengbasilkan suatu produk (konkret
atau konseptual).
Dalam perekayasaan pelaporan keuangan., akuntansi memanfaatkan
pengetahuan. dan sains dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi
kekuatan pengarah dalam merekayasa akuntansi karena tujuan tersebut akan digunakan
untuk mengevaluaai kebermanfataan dan keefektifan produk yang dihasilkan. Pada
tingkat m.cro, produk perekayasaan akuntansi adalah semacarn konstitusi yang disebut
rerangka konseptual (coleeptual framework) y.g akan dibahas lebib lanjut di bab lain
buku ini. Bila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, akan mudahlah untuk
mendefinisi apa yang disebut teori akuntansi.

3. Teori Akuntansi Sebagai Sains


Untuk memahami pengertian teori akuntansi, perlu dibahas dahulu pengertian
teori. Banyak buku akuntansi yang judulnya memuat kata teori akuntansi mendefinisi
teori akuntansi sesuai dengan tujuan pembahasan dalam buku tersebut. Oleh karena itu,
pengertian. teori dalam buku yang satu dapat berbeda dengan pengertian teori dalarn
buku yang lain. Pengertian teori akuntansi juga bervariasi bergantung pada pengertian
teori dan sifat pengetahuan yang ditumpu. Teori sering diartikan sebagai sesuatu yang
tidak operasional atau sesuatu bersifat abstrak atau sesuatu yang ideal sebagai lawan
dari sesuatu yang nyata dan dikerjakan dalam dunia nyata. Makna teori diasosiasi

12
dengan apa yang diharapkan atau apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan
senyatanya dan tidak bersifat praktis. Teori di sini diartikan tidak lebih dari peraturan,
ketentuan, tata-tertib, thta-cara, atau pedoman thntang bagaimana mengerjakan sesuatu
yang ideal bersifat normatif). Dengan pengertian teori akuntansi sering diartikan
sebagai sekumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan harus dianut dalarn
lingkungan tertentu. Karena itu, mempelajari teori akuntansi sering disalah artikan
sebagai mempelajari standar akuntansi (misalnya buku Standar Akuntansi Keuangan)
dan cara penerapannya.

4. Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis


Teori dapat diartikan sebagai suatu penalaran logis (logical reasoning) yang
melandasi praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan nyata.
Teori berusaha untuk memberikan pembenaran terhadap praktik agar praktik
mempunyai kekuatan untuk dapat dipertahankan atau dipertanggungjelaskan
kelayakannnya. Hasil proses penalaran logis dapat dituangkan dalam bentuk dokumen
yang berisi prinsip-prinsip umum (semacam konstitusi) yang menjadi landasan umum
untuk menentukan tindakan atau praktik. Teori akuntasi yaitu sebagai suatu penalaran
logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu dan
tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Teori akuntansi
membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan kelayakan prinsip atau
praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberi landasan konseptual
dalam penentuan standar atau praktik yang baru.
Tujuan teori akuntansi menurut Paton dan Littleton adalah menyediakan
gagasan-gagasan mendasar (fundamental ideas) yang menjadi basis atau fundasi dalam
proses perekayasaan pelaporan keuangan. Hasil perekayasaan tersebut berupa
seperangkat prinsip umum (a set of broad principles), seperangkat doktrin (a body of
doctrine), atau suatu struktur/rerangka konsep-konsep yang terpadu (a structure or
scheme of interrelated ideas).
Prinsip umum, doktrin, atau rerangka tersebut berfungsi untuk :
1. Acuan pengevaluasian praktik akuntansi yang berjalan
2. Pengarah pengembangan praktik dan prosedur akuntansi baru
3. Basis penurunan standar akuntansi
4. Titik tolak pengujian dan perbaikan praktik berjalan
5. Pedoman pemecahan masalah potensial

13
D. Perspektif Teori Akuntansi
Apabila akuntansi diperlakukan sebagi sains, teori akuntansi merupakan
penjelasan ilmiah. Apabila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, teori akuntansi
diartikan sebagai penalaran logis. Teori akuntansi sering dikelompokkan atas dasar
perspektif lain menurut tujuan atau penekanan pembahasan :
1. Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi
positif dan normatif. Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian,
tindakan, atau perbuatan seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi
atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban
apakah sesuatu pernyataaan itu benar atau salah atas dasar kriteria ilmiah.
Penjelasan normative berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah
sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau takrelevan dala kaitannya dengan
kebijakan ekonomik atau social tertentu. Penjelasan normatif diarahkan untuk
mendukung atau menghasilkan kebjakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan
(policy making).
Sasaran teori akuntansi positif adalah menghasilkan penjelasan tentang apa
yang nyatanya terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh pertimbangan nilai (value-
judgment). Sedangkan sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan
penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih
efektif (good or bad) daripada perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi
tertentu harus dicapai. Jadi, perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat
perbedaan sasaran teori dan bidang masalah (realm) yang menjadi perhatian masing-
masing teori.

2. Aspek Tataran Semiotika


Akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi
sebagai sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa
bisnis (the language of business). Dalam ilmu bahsa, sistem komunikasi dan efek
komunikatif (teori komunikasi) dipelajari dalam tiga bidang kajian yaitu semiotika,
linguistika, dan logika.

14
BAB III

PENUTUP

Praktik akuntansi dalam suatu Negara harus selalu berkembang untuk memenuhi
tuntutan perkembangan dunia bisnis. Lebih dari itu, praktik akuntansi juga harus
dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan social tertentu. Untuk itu, belajar praktik
dan teknik akuntansi saja tidak cukup karena praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang
sehat. Teori akuntansi mempunyai peran penting dalam pengembangan akuntansi yang sehat.
Perguruan tinggi akuntansi mempunyai peran yang penting dan strategic dalam
pengembangan pengetahuan dan praktik akuntansi. Tidak selayaknya perguruan tinggi tunduk
pada apa yang nyatanya dipraktikkan dalam pengembangan praktik maupun pengetahuan
akuntansi. Pengajaran juga harus diarahkan untuk membahas apa yang seharusnya
dipraktikkan dan tidak dibatasi pada apa yang nyatanya dipraktikkan. Untuk mencapai tingkat
perkembangan yang memuaskan, harus terjadi hubungan yang harmonis antara riset,
pengajaran, dan praktik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Godfrey, Jayne M. dkk. 2010. Teori Akuntansi, Edisi Ketujuh. New York. John
Wiley & Sons

Academia.edu. 2019. Konstruksi Teori


Akuntansi.http://www.academia.edu/8537637/KONSTRUKSI_TEORI_AKUNTANSI#.
(Diakses tanggal 25 Februari 2020)

Karistya, Eka. 2011. Teori Akuntansi dan Perkembangannya.


http://ekakaristiya.blogspot.co.id/2011/11/teori-akuntansi-dan-perkembangannya.html?m=1
(Diakses tanggal 25 Februari 2020).

Wordpress.com 2013. Teori Akuntansi Positif. https://teoriakuntansipositif.wordpress.com.


(Diakses tanggal 25 Februari 2020).

16

Anda mungkin juga menyukai