Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

(TEORI-TEORI AKUNTANSI DALAM AKUNTANSI KEUANGAN)

OLEH: KEL.5

NUR SYAM-SYAM

NUR INDAH SARI .S

NABILA

YENNI YASRAT

ACO SATTI BURHAN

MUHAMMAD ALDI

FAKULTAS EKONOMI

PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam
selalu kita panjatkan kepada Rasullullah SAW, karena kegigihan beliau dan ridho-Nyalah
kita dapat merasakan kenikmatan dunia seperti sekarang ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing pada mata kuliah Teori Akuntansi, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca sekalian.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Riana Angraeni. selaku dosen mata
kuliah Teori Akuntansi yang telah memberikan tugas untuk menambah wawasan sesuai
bidang studi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca sekalian demi terciptanya
kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang
memerlukan. Terima kasih.

Majene, 27 Februari 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
A. LatarBelakang...................................................................................... 1
B. RumusanMasalah.......................................................................... 2
C.Tujuan................................................................................................... 2
PEMBAHASAN
A. Pandangan Terhadap Teori Akuntansi........................................... 3
a.1 Teori Akuntansi ....................................................................... 3
B. Teori Pragmatik............................................................................. 4
b.1 Pendekatan Pragmatis Deskriptif.................................................. 5
b.2 Pendekatan Pragmatis Psikologi ............................................. 6
C. Teori Sintaktik dan Semantik ..........................................................6
c.1 Teori Sintaksis .......................................................................... 6
c.2 Teori Interpretasional(Semantis) .............................................. 6
D. Teori Normatif ................................................................................ 8
E. Teori Positif .....................................................................................10
F. Perspektif dan Isu-isu Lainnya ....................................................... 14
PENUTUP
A.Kesimpulan....................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 18
A. LATAR BELAKANG

Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah


perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode:
tahun 4000 SM – 1300 M; tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang.
Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada
periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana,
maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis
saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal
dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali
perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri – kredit
kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi
yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 :
173). Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi
sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan;
3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai
bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil
dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran
pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi
untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi akuntansi merupakan alat
yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls dan
Holmes, 1988 : 57), terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi
diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan
mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pandangan terhadap teori akuntansi ?
2. Apa yang dimaksud dengan teori dan perumusannya ?
3. Apa yang dimaksud dengan pengertian teori akuntansi sebagai seni, sains,
teknologi ?
4. Bagaimana klasifikasi perumusan teori akuntansi (penalaran, system bahasa,
dan tujuan ) ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pandangan para ahli terhadap teori akuntansi.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori dan perumusannya.
3. Untuk mengetahui pengertian teori akuntansi sebagai seni, sains, dan teknologi.
4. Untuk mengetahui klasifikasi perumusan teori akuntansi (penalaran, system
bahasa, dan tujuan).
PEMBAHASAN

A. PANDANGAN TERHADAP TEORI AKUNTANSI


Teori akuntansi mengandung dua kata, yaitu teori dan akuntansi.
MenurutWebster’sThird New International Dictionary mendefinisikan Teorisebagai suatu
susunan yang saling Sedangkan pengertian Akuntansisendiri salah satunya adalah,
prosesmengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan
informasidalam mempertimbangakan berbagai alternatif yang digunakan untuk
mengambil kesimpulanatau keputusan bagi pemakainya.
Dari penjelasan diatas makaTeori Akuntansidapat diartikan sebagai susunan
konsep,definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi
yangmenjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dalam
strukturakuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang
mungkin akanmuncul berkaitan dengan hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang
membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dibahas
Teori Akuntansi
Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai
berikut:
a. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun
standarnya.
b. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam
hal tidakadanya standar resmi.
c. Menentukan batas dalam hal melakukan “judgement” dalam penyusunan
laporan keuangan.
d. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi
yangdisajikan laporan keuangan
e. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.
Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu system
yangkomprehensif, dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia
membagiunsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau asumsi dasar, definisi,
tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode.
Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis
gambaranfenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan
variabel lainnya dalamstruktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan
meramalkan fenomena yang mungkinmuncul.Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai
satu susunan prinsip umum akan dapat :
a. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi dinilai.
b. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan
ekonomi,sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.
America and Accounting Association’s Committe On Concepts and Standard For
ExternalReports yang menyebutkan bahwaTidak ada teori akuntansi keuangan yang
lengkap yang mencakup dan memenuhikeinginan semua keadaan dan waktu dengan
efektif.Oleh karenanya di dalam literatur akuntansi keuangan yang ada bukan teori
akuntansi tetapi kumpulanteori yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan
persyaratan yangdiinginkan para pemakai laporan keuangan.Untuk perumusan teori
akuntansi memang tidak dapat hanya mengandalkan teoriakuntansi,harus menggunakan
literatur akuntansi dan disiplin ilmu lain yang relevan. Namun teori akuntansi merupakan
instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk disajikan pada para
pemakainya.

B. TEORI PRAGMATIK
Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi
terhadap perilaku atau keputusan.Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi
adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan.Sasarannya pada
relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan
perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi
serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan
balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan
menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi
alternatif dan media pelaporannyaHal ini sekarang sesuai untuk mempertimbangkan
beberapa teori akuntansi dan mengklasifikasikannya sesuai dengan diskusi umum kami
dari formulasi teori pada bab 2. Tinjauan ini jauh dari lengkap dan, dengan kebutuhan
singkat.Banyak diskusi yang dikembangkan dan dibahas secara lebih rinci pada bab-bab
berikut. Tujuan utama dari bab ini adalah untuk memberikan beberapa wawasan:
bagaimana teori akuntansi secara historis telah dirumuskan.
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis.Disini pragmatis itu berkaitan dengan
pengaruhkata-kata, symbol terhadap manusia.Akuntansi dianggap memiliki kemampuan
mempengaruhi perilaku manusia.Teori harus mampu merumuskan kebenaran.Oleh
karena itu teori harus selalu diuji. Ada3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki
wewenang dalam menetukan kebenaran atassuatu teori, yaitu:
a. DogmaticKebenaran dikatakan benar karena disampaikan oleh ahli
yang memenang memiliki wewenanguntuk menyampaikan kebenaran
dan ini tidak perlu diuji lagi. Keyakinan pada kebenaran inihanya
berdasar pada kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang. Misalnya
keyakinan beragama, charisma seseorang, jabatan, dan lain
sebagainya.
b. Self evidenceKebenaran disampaikan dari suatu teori yang dibuktikan
oleh pengetahuan umum, pengamatan,atau pengalaman.
c. ScientificKebenaran disampaikan dari suatu teori yg dibuktikan lewat
metode ilmiah. Teori dirumuskan,diuji, dan seterusnya berulang secara
terus-menerus.
 Pendekatan Pragamatis Deskriptif
Pendekatan pragmatis deskriptif untuk konstruksi teori akuntansi merupakan
sebuah pendekatan induktif dimana terori tersebut didasarkan pada pengamatan terus-
menerus terhadap perilaku akuntan untuk menyalin prosedur dan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku.
Pendekatan deskriptif mungkin adalah metode tertua dan paling universal
digunakan dalam konstruksi teori akuntansi. Sampai saat ini, pendekatan ini adalah cara
yang populer untuk mempelajari akuntansi keterampilan akuntansidimana akuntan dilatih
dengan cara magang atau diberi artikel untuk berlatih akuntan.
Namun, ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk konstruksi teori
akuntansi:pendekatan pragmatis deskriptif tidak mencakup penilaian analisis dari kualitas
tindakan akuntan, tidak ada penilaian apakah akuntan melaporkan dengan cara mereka
seharusnya.Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang ditantang.
Misalnya, metode dan teknik akuntan dan mengajarkan mereka metode dan teknik
tersebut kepada para siswa.Pendekatan pragmatis deskriptif memfokuskan perhatian
pada perilaku akuntan, bukan pada pengukuran atribut perusahaan, seperti aset,
kewajiban dan keuntungan.
 Pendekatan Pragmatis Psikologis
Berbeda dengan pendekatan pragmatis deskriptif, di mana teori tersebut mengamati
perilaku akuntan, pendekatan pragmatis psikologis mengamati tanggapan pengguna
output keuangan. Akuntan akan menghitung transaksi keuangan untuk menunjukkan
perbedaan sintaksis yang berguna untuk membuat laporan keuangan yang kemudian
akan dipakai oleh penggunanya. Reaksi oleh pengguna digunakan sebagai bukti bahwa
laporan keuangan bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.
C. TEORI SINTAKTIK DAN SEMANTIK
 Teori Sintaksis
Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan
keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan
dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau
bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu.

 Teori Interpretasional (semantis)


Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara obyek atau kejadian dan istilah atau
simbol. Teori - teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk
memberikan pengertian dalil - dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan bahwa
penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakai laporan
akuntan. Misalnya, laba akuntansi merupakan konsep buatan yang mencerminkan
kelebihan pendapatan atas beban sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur
pendapatan dan beban.
Konsep-konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian
yang berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki interpretasi
khusus. Current value (nilai saat ini) akan mempunyai pengertian yang sama, sebelum
menginterpretasikan kita harus melihat subkonsepnya dahulu sehingga terdapat
kesepakatan yang jelas mengenai interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang
akan datang, arus kas yang didiskontokan, harga pasar berlaku, dan nilai bersih yang
dapat direalisasikan semuanya merupakan subkonsep dari nilai berlaku.
Contoh penerapan teori interpretif adalah: pengukuran nilai persediaan pada saat
ini, langkah pertama adalah menunjukkan subkonsep untuk menerapkan aturan
interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka current value dapat
didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang di pasar pembelian pada tanggal
neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap harga pasar tidak layak pakai, maka
alternatifnya adalah menilai prosedur akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi
interpretasi ini. Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk
menentukan apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan
oleh pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.
Salah satu interpretasi teoritis akuntansi biaya tradisional historis adalah bahwa
sebagianbesar merupakan teori sintaksis. Penafsiran ini dapat digambarkan sebagai
berikut: systemsemantik adalah transaksi dan pertukaran tercatat dalam voucher, jurnal
dan buku besar bisnis.Hasil ini kemudian disimpulkan berdasarkan lokasi dan asumsi
akuntansi biaya historis. Sebagai contoh, kami mengasumsikan bahwa inflasi tidak akan
dicatat dan nilai pasar nilai aktiva dan kewajiban diabaikan. Kami lalu menggunakan
akuntansi double-entry dan prinsip-prinsip akuntansi biaya historis untuk menghitung laba
rugi dan posisi keuangan.Proposisi individu diverifikasi setiap kali laporan diaudit dengan
memeriksa perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini teori biaya historis telah
dikonfirmasi berkali-kali. Beberapa teori akuntansi mengkritik dari pendekatan ini. Mereka
berpendapat bahwa teori tersebut memiliki konten semantik hanya atas dasar input.
Tidak ada operasi empiris independen untuk memverifikasi output yang dihitung,
misalnya, keuntungan atau aset total. Angka-angka ini tidak diamati, mereka hanya
sekedar penjumlahan sederhana saldo rekening, dan proses audit ini, pada dasarnya,
hanya sebuah perhitungan kembali. Proses audit memverifikasi masukan dengan
memeriksa dokumen yang digaris bawahi dan memeriksa perhitungan matematis tapi
tidak memverifikasi output akhir. Hal ini berarti bahwa bahkan jika laporan akuntansi
disusun dengan menggunakan sintaks yang sempurna, mereka mungkin memiliki sedikit,
jika ada, nilai dalam pelaksanaan.

D. TEORI NORMATIF
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli
apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori normative berusaha untuk
membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan yang
menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode
pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori
normative sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat
deduktif). Alasannya teori normative bukan dihasilkandari penelitian empiris,tetapi
dihasilkan dari kegiatan “semi research”‖.
Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi
seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal
perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan
investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi. Perumusan
akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan1960an. Selama
periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan danapa yang
seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Pada periode tersebut,
teori normative lebih berkonsentrasi pada:
1.Penciptaan laba sesungguhnya (true income) Teori ini berkonsentrasi pada
penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva dan laba.
Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap apa yang dimaksud
denganpengukur nilai dan laba yang benar.
2.Pengambilan keputusan (decision usefulness) Pendekatan ini menganggap bahwa
tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu proses pengambilan
keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang relevan atau
bermanfaat.
Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik
pengambilan keputusan rasional. Biasanya konsep tersebut didasarkan juga pada
penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau nilai pasar dari aktiva. Teori ini pada
dasarnya merupakan teori pengukuran akuntansi. Teori tersebut bersifat normative
karena didasarkan tentang laba dan kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pada
anggapan akuntansi seharusnya merupakan system pengukuran:
 Laba dan nilai dapat diukur secara tepat
Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi)
Ada beberapa pengukur laba yang unik.
Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyrktif maka
tidak bisa diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori
yang kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi yang
dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal, merekomendasikan penggantian system
akuntansi cost histories dan pemakaian teori normatif oleh semua pihak.

E. TEORI POSITIF
Metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku atau
diterima umum.Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untuk mengamati
perilakuatau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori.Kemudian dikembangkan teori
untukmenjelaskan fenomena tadi dan dilakukan penelitian secara terstruktur dan
peraturan yangstandar dengan melakukan perumusan masalah, penyusunan hipotesis,
pengumpulan datadan pengujian statistik ilmiah.Sehingga diketahui apakah hipotesis
yang dirumuskan diterima atau tidak.
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan
kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan
akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang.
Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi
adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.
Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap teori
normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran
untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatifterlalu sederhana dan
tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya
pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ):
Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena
didasarkan ‘pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji
keabsahannya secara empiris.Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada
kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat
luas.Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi
sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam
system perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi
dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya
ekonomi secara efisien.
Selanjutnya Watt & Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran untuk
menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak
memberikan dasar teoritis yang kuat. Untuk mengurangi kesenjangan dalam
pendekatan normatif, Watt & Zimmerman mengembangkan pendekatan positif yang
lebih berorientasi pada penelitian empiric dan menjustifikasi berbagai teknik atau
metode akuntansi yang sekarang digunakan atau mencari model baru untuk
pengembangan teori akuntansi dikemudian hari.
Tiga Hipotesis Teori Akuntansi Positif. Prediksi yang dibuat oleh PAT diorganisasikan
secara luas pada tiga hipotesis yang diformulasikan oleh Watts dan Zimmerman (1986).
Kita akan memberi ketiga hipotesis ini bentuk oportunistik mereka, karena menurut
Watts dan Zimmerman (1990), ini adalah cara yang paling sering digunakan ketika
mereka diinterpretasikan :
1. Hipotesis Rencana Bonus
Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer perusahaan
dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan
perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini
Hipotesis ini tampaknya cukup beralasan. Para manajer perusahaan, seperti orang-
orang lain, menginginkan imbalan yang tinggi. Jika imbalan mereka bergantung, paling
tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada pendapatan bersih, maka
kemungkinan mereka bisa meningkatkan bonus mereka pada periode tersebut dengan
melaporkan pendapatan bersih setinggi mungkin. Salah satu cara untuk melakukan ini
adalah dengan memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan
pada periode tersebut. Tentu saja, sesuai dengan karakter dari proses akrual, hal ini
akan cenderung menyebabkan penurunan pada laba dan bonus-bonus yang dilaporkan
pada masa yang akan datang, dengan taktor-faktor lain tetap sama. Namun nilai masa
kini (present value) dari kegunaan manajer dari lini bonus masa depan yang dimilikinya
akan meningkat dengan memberikan perubahan menuju masa kini.
2. Hipotesis Kontrak Hutang
Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin dekat suatu
perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan
utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan manajer
perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari
periode masa depan ke periode masa kini. Alasannya adalah laba yang dilaporkan yang
makin meningkat akan menurunkan kelalaian teknis. Sebagian besar dari perjanjian
hutang berisi kesepakatan bahwa pemberi pinjaman harus bertemu selama masa
perjanjian. Sebagai contoh, perusahaan yang mendapat pinjaman boleh sepakat
memelihara level tertentu dari hutang terhadap harta, laporan bunga, modal kerja, dan
harta pemilik saham. Jika kesepakatan semacam itu dikhianati, perjanjian hutang
tersebut bisa memberikan/mengeluarkan penalti, seperti pembatasan dividen atau
tambahan pinjaman.
Dengan jelas, prospek dari pelanggaran kesepakatan membatasi kegiatan
perusahaan dalam operasional perusahaan itu sendiri. Untuk mencegah, atau paling
tidak menunda, pelanggaran semacam itu, perusahaan bisa memilih kebijakan
akuntansi tertentu yang bisa meningkatkan laba masa kini. Berdasarkan hipotesis
kesepakatan hutang, ketika perusahaan mendekati kelalaian, atau memang sudah
berada dalam lalai/cacat, lebih cenderung untuk melakukan hal ini.
3. Hipotesis biaya politik
Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin besar biaya politik
yang mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung lebih memilih prosedur
akuntansi yang menyerah pada laba yang dilaporkan dari masa sekarang menuju masa
depan. Hipotesis biaya politik memperkenalkan suatu dimensi politik pada pemilihan
kebijakan akuntansi. Perusahaan-pemsahaan yang ukurannya sangat besar mungkin
dikenakan standar kinerja yang lebih tinggi, dengan penghargaan terhadap tanggung
jawab lingkungan, hanya karena mereka merasa bahwa mereka besar dan berkuasa.
Jika perusahaan besar juga memiliki kemampuan meraih profit yang tinggi, maka biaya
politik bisa diperbesar.

Perusahaan-perusahaan juga mungkin akan menghadapi biaya politik pada poin-


poin waktu tertentu. Persaingan luar negeri mungkin mengarah pada menurunnya
profitabilitas kecuali perusahaan yang terkena dampaknya ini bisa mempengaruhi
proses politik untuk bisa melindungi impor secara keseluruhan. Salah satu cara untuk
melakukan ini adalah dengan mengadopsi kebijakan akuntansi income-decreasing
(pendapatan menurun) dalam rangka meyakinkan pemerintah bahwa profit sedang
turun.

F. PERSPEKTIF DAN ISU-ISU LAINNYA


Pada poin ini, kita berfokus pada apa yang dapat dilihat sebagai pendekatan yang
sangat terstruktur untuk formulasi teori pendekatan ilmiah. Penulis mulai dengan teori
yang didasarkanpengetahuan sebelumnya atau diterima secara ‘ilmiah‘ konstruksi
teorinya. Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan teori untuk membangun
masalah penelitian ketika kita mengamati dunia nyata perilaku yang tidak setuju dengan
teori, kita memperlakukan anomali itu sebagai masalah penelitian dan
mengungkapkannya sebagai masalah penelitian yang akan dijelaskan. Pada tahap ini,
kami mengembangkan teori untuk menjelaskan perilaku yang diamati dan
menggunakan teori untuk menghasilkan hipotesis diuji yang akan dikuatkan hanya jika
teori berlaku. Kami kemudian mengikuti prosedur yang tepat dan sangat terstruktur atau
ditentukan untuk pengumpulan data dan setelah menundukkan data (biasanya) dengan
teknik matematika atau statistik, kita memvalidasi atau menolak hipotesis
diuji.Pendekatan ini memiliki asumsi yang melekat lebih lanjut bahwa melihat dunia
untuk diteliti sebagai realitas obyektif yang mampu memeriksa dalam hal skala besar
atau statistik rata-rata. Jenis penelitian ini dilakukan oleh hipotesis tambahan yang
kemudian dikumpulkan .Asumsi tersirat adalah bahwa variabel diteliti memiliki beberapa
stabilitas di perusahaan, industri dan waktu.
Pendekatan ini untuk penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ‘ilmiah‘
danmerupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di
bidang akuntansi, khususnya di Amerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa itu
didasarkan pada asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang
menyiratkan epistemologi yang berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan
metodologi penelitian dan metode yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya,
mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan hipotesis yang diuji. Hal ini
penting bagi para peneliti akuntansi dengan jelas mengenai asumsi yang mendasari
penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan penelitian
alternatif yang lebih tepat. Ada sebuah tubuh literatur, yang secara bebas dicap sebagai
penelitian naturalistik, yang sangatpenting dari pendekatan yang sangat terstruktur yang
diadopsi oleh peneliti ‘ilmiah‘. Kita meninjau secara singkat beberapa kritik mereka di
bagian ini.
Kritik pertama adalah bahwa penelitian skala besar statistik cenderung menyatukan
segala hal bersama-sama. Hipotesis yang didasarkan pada penggunaan harga pasar
saham atau survei membuat banyak penelitian akuntansi jauh dari dunia praktisi dan
sepadan dengan keprihatinan mereka. Fokus penelitian naturalis dikemukakan sebagai
lebih tepat untuk memperoleh pengetahuan tentang perilaku akuntansi dalam
pengaturan dasarnya. Idenya adalah bahwa kita melakukan penelitian secara
sealamiah mungkin. Pendekatan ini memiliki dua implikasi. Pertama, kita tidak memiliki
asumsi atau teori yang terbentuk sebelumnya. Kedua, kita berfokus pada masalah
perusahaan tertentu. Hal ini dilakukan dengan mengambil pendekatan penelitian
fleksibel menggunakan pengamatan dekat dan menempatkan kurang penekanan pada
analisis matematika, pemodelan, uji statistik, survei dan tes laboratorium. Cara biasa
untuk melakukan penelitian naturalistic adalah dengan menggunakan studi kasus
individu dan kerja lapangan lebih rinci. Jenis penelitian ini jauh lebih kecil/mikro dalam
perspektif karena itu bertujuan untuk memecahkan masalah individu yang mungkin
perusahaan tertentu.Oleh karena itu, hasilnya mungkin lebih sulit untuk
menggeneralisasi.
Pendekatan naturalistik dapat dibandingkan dengan penelitian ilmiah ‘akuntansi‘,
yanglebih rentan terhadap menggabungkan hasil dari pengujian sejumlah hipotesis
dalam rangka membentuk ‘teori umum akuntansi‘. Penelitian naturalistik dimulai dari
situasi spesifik dunianyata, tujuan utama adalah untuk menjawab pertanyaan: ―Apa
yang terjadi di sini?‖, Bukan untukmemberikan kondisi yang dapat digeneralisasikan
untuk segmen masyarakat luas. Pendekatan studi kasus dipandang oleh beberapa
peneliti sebagai pemenuhan terbaik peran menjelajahi masalah penelitian untuk
penelitian naturalistik. Sebagai contoh: Situasi di mana tidak layak untuk
mengembangkan model teoritis sebelum pengamatan empiris, alternatif terbaik
berikutnya (pendekatan eksplorasi) dapat diikuti.
Tomkins dan Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka melihat pendekatan
penelitian naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi ontologis yang berbeda.
Perbedaan asumsi ontologis menyiratkan gaya penelitian yang berbeda dan
mempengaruhi pertanyaan penelitian diajukan dan diselidiki. Sebagai contoh, kita dapat
melihat akuntansi sebagai konstruksi sosial. Kita mungkin ingin memahami apa citra diri
yang orang pegang, atau apa yang mendasari asumsi yang mempertahankan
pandangan bahwa, atau bagian apa peran persepsi ini dalam mengendalikan cara
mereka melakukan peran mereka sehari-hari. Ini adalah jenis pertanyaan yang mungkin
akan diteliti menggunakan ontologi subjektif.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teorisebagai suatu susunan yang saling Sedangkan pengertian
Akuntansisendiri salah satunya adalah, prosesmengidentifikasi, mengukur dan
menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasidalam
mempertimbangakan berbagai alternatif yang digunakan untuk mengambil
kesimpulanatau keputusan bagi pemakainya.
Dari penjelasan diatas makaTeori Akuntansidapat diartikan sebagai susunan
konsep,definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena
akuntansi yangmenjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
lainnya dalam strukturakuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan
meramalkan fenomena yang mungkin akanmuncul berkaitan dengan hipotesis,
konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang
dibahas
Referensi :
http://www.academia.edu/8537637/KONSTRUKSI_TEORI_AKUNTANSI#signup/close

http://ekakaristiya.blogspot.co.id/2011/11/teori-akuntansi-dan-perkembangannya.html?m=1

https://teoriakuntansipositif.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai