Anda di halaman 1dari 25

TEORI AKUNTANSI

TINJAUAN MENYELURUH TEORI AKUNTANSI


Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Penugasan Pada Semester Genap

Dosen Pengampu: I Putu Budi Anggiriawan SE, M.Si, CPA, ASEAN CPA

OLEH:

KELOMPOK 1

1. I Putu Krisna Tama Frandika (202133121198)


2. I Wayan Suwardika (202133121213)
3. I Gede Agus Pratama Putra (202133121228)
4. I Made Rendy Adileo (202133121231)
5. I Putu Dyana Putra (202133121248)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-NYA, tugas makalah mata kuliah Teori Akuntansi yang berjudul
“Tinjauan Menyeluruh Teori Akuntansi” ini dapat diselesaikan tepat waktu, meskipun kami
menyadari masih banyak terdapat kekurangan didalamnya.

Kami menyadari bahwa tugas ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada:

1. I Putu Budi Anggiriawan SE, M.Si, CPA, ASEAN CPA selaku dosen mata kuliah Teori
Akuntansi yang telah memberikan materi, bimbingan serta pengarahan dalam proses
pembuatan tugas ini.
2. Semua pihak yang telah membantu terhadap pembuatan tugas ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Denpasar, 20 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Filsafat Ilmu Yang Digunakan Dalam Penelitian Akuntansi.................................3
2.2 Pengertian Teori Akuntansi Secara Umum.............................................................7
2.3 Perumusan Teori Akuntansi.....................................................................................9
2.4 Lingkup Dan Struktur Teori Akuntansi................................................................14
BAB III....................................................................................................................................18
PENUTUP...............................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................18
3.2 Saran.........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan suatu hasil
rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Praktik akuntansi
tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor sosial, ekonomi,
politik, dsb. Hal itu menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa
tidak sama dengan praktik akuntansi di negara lainnya. Untuk melaksanakan suatu praktik
akuntansi yang baik, tidak cukup hanya mempelajari akuntansi secara praktik saja. Karena
dibalik praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dan
sebagian yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi.

Teori akuntansi merupakan suatu bidang pembelajaran yang membahas mengenai


definisi-definisi berdasarkan berbagai sudut pandang, yang sampai saat ini belum ada
pengertian secara akurat yang dapat dijadikan acuan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
sudut pandang antara pakar satu dengan pakar yang lainnya. Perbedaan sudut pandang ini
tidak kemudian menjadi perdebatan yang mendalam, namun dijadikan sebagai acuan
pembelajaran untuk dapat membandingan pandangan-pandangan mengenai pengertian teori
akuntansi yang berbeda-beda. Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang
menjelaskan mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang. Di dalam praktik
akuntansi terdapat beragam permasalahan yang harus dipecahkan. Menyelesaikan
permasalahan-permasalahan tersebut tidak cukup hanya dengan mengandalkan pengalaman
semata, namun untuk mencapai praktik akuntansi yang baik dan sehat, maka dalam
menyelesaikan masalah juga diperlukan landasan teori yang sehat dan baik pula.

Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik akuntansi. pengetahuan


terhadap teori akuntansi akan mengimbangi berbagai keterbatasan pengalaman dan
kemampuan praktis dalam menyelesaikan masalah. Dengan teori akuntansi orang akan dapat
melihat suatu permasalahan dengan perspektif yang lebih luas dan terinci, dan tanpa teori
yang melandasinya, praktik akuntansi yang baik dan sehat bisa dipastikan tidak akan tercapai.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana filsafat ilmu yang digunakan dalam penelitian akuntansi?
2. Bagaimana pengertian teori akuntansi secara umum?
3. Bagaimana perumusan teori akuntansi?
4. Bagaimana lingkup dan struktur teori akuntansi?

1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan filsafat ilmu yang digunakan dalam penelitian akuntansi.
2. Mampu menjelaskan pengertian teori akuntansi secara umum.
3. Mampu menjelaskan perumusan teori akuntansi.
4. Mampu menjelaskan lingkup dan struktur teori akuntansi.

Setiap teori adalah suatu


pengetahuan yang diakui
kebenarannya. Kemunculan
suatu teori
tidaklah sesuatu yang
terjadi secara tiba-tiba.
Teori akan muncul
berdasarkan suatu proses

2
asumsi, pengujian dan
pengambilan simpulan. Ini
artinya suatu teori harus
terbentuk dari asumsi
mengenai realitas (ontologi),
yang berlanjut pada
pencarian kebenaran
berdasarkan asumsi
(epistemologi) serta tujuan
atas ilmu p
Setiap teori adalah suatu
pengetahuan yang diakui
kebenarannya. Kemunculan
suatu teori
tidaklah sesuatu yang
terjadi secara tiba-tiba.
3
Teori akan muncul
berdasarkan suatu proses
asumsi, pengujian dan
pengambilan simpulan. Ini
artinya suatu teori harus
terbentuk dari asumsi
mengenai realitas (ontologi),
yang berlanjut pada
pencarian kebenaran
berdasarkan asumsi
(epistemologi) serta tujuan
atas ilmu p

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Filsafat Ilmu Yang Digunakan Dalam Penelitian Akuntansi

Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang digunakan sebagai pijakan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan berkembang setiap saat, hal ini
dikarenakan adanya ketidakpercayaan peneliti pada teori-teori yang ada. (Sumantri, 1989)
menjelaskan ilmu pengetahuan diperoleh dan dikembangkan melalui metode ilmiah, dimana
ilmu pengetahuan tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya relatif. Ilmu pengetahuan
bersifat relatif karena ilmu merupakan hasil dari suatu percobaan dan peneliti menggunakan
spekulasi mereka (Peursen, 1990)

Beberapa definisi dari filsafat ilmu menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a. Benjamin (1975) menyatakan bahwa filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan


filsafati yang merupakan telaah sistematis tentang sifat dasar ilmu, khususnya metode-
metode, konsep-konsep dan praanggapan-praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka
umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektualnya.
b. Toulmin (1982) menyatakan bahwa sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba
pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah
prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan
perhitungan, praanggapan-praanggapan metafisis dan seterusnya, dan selanjutnya menilai
landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi
praktis dan metafisika

5
c. Menurut Gie (2000), filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-
persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan segala segi dari kehiduapan manusia.
d. Verhaak dan Imam (1995) menyatakan filsafat ilmu merupakan suatu cabang ilmu filsafat
yang mencari sebab-musabab pertama dan sebab-musabab yang paling akhir atau
mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Perannya adalah untuk menggali faham tentang
kebenaran, kepastian dan tahap-tahapnya, obyektivitas, abstraksi, intuisi dan juga
pertanyaan tentang “darimana asalnya dan kemanakah arah pengetahuan”.
e. Siswomihardjo (2001), menyatakan filsafat ilmu adalah refleksi filsafati yang tidak
pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan ilmiah untuk mencapai kebenaran
dan kenyataan, sesuatu yang memang tidak pernah akan habis dipikirkan dan tidak pernah
akan selesai diterangkan.

Dari sejumlah definisi di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peran
filsafat ilmu dalam pengembangan suatu ilmu pengetahuan adalah mencari sebab-musabab
pertama dan sebab-musabab yang paling akhir atau mendalam dalam kehidupan sehari-hari,
menggali faham tentang kebenaran, kepastian dan tahap-tahapnya, obyektivitas, abstraksi,
intuisi dan juga pertanyaan tentang “darimana asalnya dan kemanakah arah pengetahuan”.
Selain itu, filsafat ilmu juga memberikan pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan
yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia, mencoba menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah
(prosedur pengamatan, pola perbincangan, metode penggantian dan perhitungan,
praanggapan-praanggapan metafisis dan seterusnya) dan selanjutnya menilai
landasanlandasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi
praktis dan metafisika

Filsafat ilmu membahas tiga bidang, yaitu:

a. Ontologi, membahas hakikat, wujudnya, dan realitas ilmu.


b. Epistemologis, membahas bagaimana teori-teori dan ilmu tersebut didapatkan.
c. Aksiologis, membahas bagaimana manfaat teori dan ilmu tersebut.

Peran Filsafat Ilmu dalam Akuntansi Tinjauan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi

Setiap teori adalah suatu pengetahuan yang diakui kebenarannya. Kemunculan suatu
teori tidaklah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Teori akan muncul berdasarkan suatu
proses asumsi, pengujian dan pengambilan simpulan. Ini artinya suatu teori harus terbentuk

6
dari asumsi mengenai realitas (ontologi), yang berlanjut pada pencarian kebenaran
berdasarkan asumsi (epistemologi) serta tujuan atas ilmu pengetahuan (aksiologi).

A. Ontologi Dalam Akuntansi

Ontologis berasal dari Bahasa Yunani yang berarti teori tentang keberadaan.
“Ontologi merupakan salah satu dari kajian filsafat ilmu yang paling kuno dan berasal dari
Yunani. Studi Ontologi yang membahas sesuatu yang bersifat nyata, konkret” (Dahlan:2014).
Jadi ontologis itu membahas tentang hakikat ilmu pengetahuan, keberadaan ilmu
pengetahuan, dan mempelajari wujudnya. Dalam kaitannya memahami definisi teori, perlu
pula dipahami tentang asumsi ontologis yang mendasari definisi teori tersebut. Misalnya jika
diambil definisi teori menurut Belkaoui (2004 : 104), maka teori adalah dalil-dalil yang
menghubungkan konsep-konsep dalam bentuk hopitesis yang akan diuji. Unsur-unsur yang
terkandung dalam suatu teori adalah konsep, dalil, dan hipotesis yang saling berhubungan
dalam suatu struktur sistematis yang memungkinkan diberikannya penjelasan dan prediksi.

Hal yang di telaah atau yang menjadi isi dari ilmu akuntansi sebagai salah satu aspek
ontology dalam ilmu akuntansi adalah prinsip akuntansi yang dikembangkan oleh asumsi
dasar bagi proses akuntansi, prinsip akuntansi yang di jadikan standar universal, unsur dasar
persamaan akuntansi dalam suatu laporan keuangan, dan jenis jenis laporan keuangan yang
umum.

B. Epistemologis Dalam Akuntansi

Epistemologis merupakan bidang dari filsafat ilmu yang mengakaji tentang upaya
untuk mencari tahu ilmu ataupun kebenaran. Hal tersebut sependapat dengan Musa Asy’arie
yang menjelaskan bahwa “hakikat episstemologis merupakan suatu usaha yang dilakukan
untuk mencari kebenaran tetapi dilakukan secara sistematis dan disertai dengan metode-
metode yang bersesuaian dengan kajain ilmu. Ditunjukkan pula bagaimana kelebihan dan
kelemahan sesuatu model epistemologik beserta tolak ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu
sepadan teori koherensi, korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.

Dalam aspek epistemologis, ilmu akuntasi menggunakan berbagai metode sesuai


kebutuhannya. Contohnya metode induktif digunakan pada saat pengambilan keputusan
dengan melihat laporan tersebut, pihak berwenang akan menyimpulkan langkah apa yang
akan di ambil. Metode positif digunakan ketika akan membuat sebuah laporan keuangan
harus menggunakan data yang ada atau yang telah diketahui dengan bukti yang akurat berupa

7
nota, dll. Perbedaan antara pembukuan dan akuntansi yaitu proses akuntansi memasukkan
fungsi fungsi pembukuan sedangkan pembukuan hanya melibatkan pencatatan peristiwa
ekonomi. Jadi pembukuan merupakan bagian dari proses akuntansi. Akuntansi di bagi
menjadi akuntansi keuangan (bidang akuntansi yang menyediakan informasi keuangan dan
perekonomian bagi investor, kreditor dan pengguna eksternal lainnya) dan akuntansi
managerial (bidang akuntansi yang menyediakan informasi keuangan dan perekonomian bagi
para manajer dan pengguna internal lainnya).

C. Aksiologi Dalam Akuntansi

Aksiologi menjelaskan tentang hakikat nilai dan penilaian, dan merupakan bagian dari
bidang filsafat yang menjelaskan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jujun S.
Suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh. Jadi aksiologi adalah bidang ilmu filsafat yang membahas
tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri, dan mempelajari hakikat dan manfaat yang
sebenarnya dari ilmu pengetahuan tersebut. Oleh karena pada dasarnya aksiologi membahas
tentang manfaat dari ilmu pengetahuan maka ilmu pengetahuan tersebut harus disesuaikan
dengan nilai budaya dan moral masyarakat. Akuntansi sangat bermanfaat dan sangat
diperlukan dalam kegiatan sehari – hari baik bagi individu, kelompok, intansi atau suatu
perusahaan, guna mengambil keputusan dan kebijakan yang sesuai dengan kondisi keuangan
yang ada sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh laba
atau keuntungan yang besar. Kegiatan akuntansi juga bertujuan untuk penganggaran atau
menetapkan sasaran penjualan dan laba, serta perencanaan yang terperinci untuk mencapai
sasaran perusahaan tersebut.

Perkembangan penelitian dibidang akuntansi telah mengalami kemajuan sangat pesat.


Hal ini dapat dilihat dari berbagai artikel yang muncul di beberapa ilmiah akuntansi antara
lain; The Accounting Review, Journal of Accounting Research, Accounting Organization.
Artikel-artikel hasil penelitian yang muncul di jurnal-jurnal tersebut menggunakan berbagai
variasi pendekatan yang berbeda satu sama lain. Hal ini terjadi pergeseran yang cukup tajam
dari pendekatan klasikal atau sering disebut dengan mainstream approach atau positivisme ke
pendekatan yang lebih radikal yaitu dengan meminjam berbagai metodologi ilmu
pengetahuan sosial yang lain atau disebut pendekatan alternatif.

Pendekatan klasikal yang lebih menitikberatkan pada pemikiran normatif mengalami


kejayaan pada tahun 1960-an. Dalam tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam

8
penelitian akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran ini adalah bahwa pendekatan
normatif yang telah berjaya selama satu dekade tidak dapat menghasilkan teori akuntansi
yang siap dipakai di dalam praktek sehari-hari. Desain sistem akuntansi yang dihasilkan dari
penelitian normatif dalam kenyataannya tidak dipakai didalam praktek. Sebagai akibat
muncul anjuran untuk memahami secara deskriptif berfungsinya sistem akutansi didalam
praktek nyata. Harapannya dengan pemahaman dari praktek langsung akan muncul desain
sistem akuntansi yang lebih berarti. Alasan kedua yang mendasari usaha pemahaman
akuntansi secara empiris dan mendalam adalah adanya “move” dari komuniti penelitian
akuntansi yang menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku (behavior).
Perkembangan financial economies dan khususnya munculnya hipotesis pasar yang efisien
(efficient market hypotesis) serta teori keagenan (agency theory) telah menciptakan suasana
baru bagi penelitian emperis managemen dan akuntansi.

Pendekatan normatif maupun positif hingga saat ini masih mendominasi dalam
penelitian akuntansi. Artikel-artikel yang terbit di jurnal The Accounting Review maupun
Journal of Accounting Research, Journal of Businees Research hampir semuannya
menggunakan pendekatan maintrem dengan ciri khas menggunakan model matematis dan
pengujian hipotesis. Walaupun pendekatan mainstream masih mendominasi penelitian
manajemen dan akuntansi hingga saat ini, sejak tahun 1980-an telah muncul usaha-usaha
baru untuk menggoyang pendekatan mainstream. Pendekatan ini pada dasarnya tidak
mempercayai dasar filosofi yang digunakan oleh pengikut pendekatan mainstream. Sebagai
gantinya, mereka meminjam metodologi dari ilmu-ilmu sosial yang lain seperti filsafat,
sosiologi, antropologi untuk memahami akuntasi.

2.2 Pengertian Teori Akuntansi Secara Umum

Hendriksen (1982) mendefinisikan teori sebagai seperangkat asas hipotesis konseptual


dan pragmatis yang terjalin satu sama lain, yang membentuk suatu kerangka acuan bidang
pengetahuan. Sedangkan Mc. Donald menyatakan suatu teori harus memiliki tiga elemen
yaitu, melukiskan fenomena ke dalam gambar simbolik, adanya manipulasi atau kombinasi
sesuai aturan.dan merubah kembali menjadi fenomena senyatanya.
Teori adalah susunan konsep, definisi, dan dalam menyajikan pandangan yang
sistematis, fenomena dengan menunjukkan hubungan antara variabel yang satu dengan yang
lain dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Menurut Hanry (2009)

9
teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena emfiris, yang diambil dari berbagai riset, dan
sampai pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediksi, dan objektif.
a. Menurut Vernon kam ( 1986 )
Teori adalah suatu system yang menyeluruh, dimana meliputi asumsi dasar,
defenisi, tujuan, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode.
b. Menurut Kenneth S.most ( 1982 )
Teori adalah suatu pernyataan yang sistematis mengenai prinsif yang mendasar
seperangkat fenomena.

Pengertian teori akuntansi menurut Soewardjono mengemukakan, sebenarnya banyak


pengertian yang dapat di lekatkan pada kata teori dari akuntansi. Beberapa pendapatannya:
a. Teori sebagai lawan praktek, biasanya teori dalam pengertian ini di ibarat kan dengan apa
yang diharapkan atau apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan senyatanya. Teori
dianggap sebagai desain dan praktik dianggap sebagai desollen. Teori akuntansi sering
diartikan sebagai seperangkat konsep – konsep yang membahas tentang bagaimana
seharusnya praktik akuntansi berjalan.
b. Teori sebagai penjelasan ilmiah, merupakan pernyataan tentang hubungan antara variabel
– variabel alam atau sosial yang dapat di gunakan untuk menjelaskan dan memprediksi
gejala – gejala alam atau sosial.
c. Teori sebagai penalaran logis yang melandasi praktik dalam dunia nyata. Teori ini
berusaha untuk memberikan justifikasi terhadap praktik agar praktik dapat di pertanggung
jawabkan kelayakannya.
Pengertian akuntansi dari pendapat beberapa ahli dapat ditulis sebagai berikut:
a. Menurut Amin. W (1997)
Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa mengidentifikasikan, mengukur,
mengkalsifikasikan dan mengikhtisarkan) kejadian atau transaksi ekonomi yang
menghasilkan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang digunakan
dalam pengambilan keputusan.
b. Menurut Abubakar A & Wibowo (2004)
Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap
transaksi ekonomi dari suatu entitas/perusahaan.
c. Menurut Accounting Principle Board Statement No. 4
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi
kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang

10
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan
dalam memilih di antara beberapa alternatif.
d. Menurut (Suwardjono 2005)
Akuntansi dalam arti sempti sebagai suatu proses, fungsi, atau praktik
didefinisikan oleh (Suwardjono 2005) sebagai: Proses pengidentifikasian, pengesahan,
pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan peringkasan, dan penyajian
data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-
transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk
menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.
Secara keseluruhan pengertian teori akuntansi menurut Vernon Kam (1986) adalah
suatu sistem yang komprehensif, dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan
dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau asumsi
dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode. Jadi
teori akuntansi adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan yang sistematis tentang
prinsif dan metode yang membedakannya dengan praktek.
Dilihat dari luas cakupannya, akuntansi adalah kumpulan dari beberapa ilmu
pengetahuan yang saling berhubungan dan terdokumentasi secara sistematis. Hal tersebut
membuat akuntansi menjadi salah satu ilmu profesi jika dilihat dari komponen pengetahuan
yang ada di dalamnya dan juga menjadi bidang studi yang dapat diajarkan. Akuntansi juga
berperan sebagai penyedia informasi keuangan yang berguna dalam kehidupan ekonomi di
suatu negara tertentu yang menerapkan prinsip-prinsip akuntansi. Oleh karena itu, praktik
akuntansi juga memiliki implikasi dengan lingkungannya dengan mempertimbangan
beberapa faktor seperti ekonomi, sosial, dan politik. Dalam arti lain, dalam mendefinisikan
akuntansi kita juga harus melihat kedudukan akuntansi dalam tatanan pengetahuan karena
akuntansi dapat terlibat dalam beberapa ruang lingkup seperti yang dijelaskan di atas.
Dengan demikian teori akuntansi didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip
luas yang menyajikan suatu kerangka acuan umum dimana praktek akuntansi dapat dinilai
dan mengarahkan pengembangan praktis dan prosedur baru. Tujuan utama teori akuntansi
adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi dan menjelaskan perilaku kejadian-
kejadian akuntansi. Dari penjelasan – penjelasan tersebut maka teori akuntansi dapat
dirumuskan sebagai suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran
fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya
dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang
mungkin muncul.

11
2.3 Perumusan Teori Akuntansi

Di masa-masa awal akuntansi dipraktikkan, bahkan hingga beberapa tahun kemudian,


tidak ada teori akuntansi, sehingga menimbulkan pertanyaan bagi berbagai pihak apa itu teori
akuntansi. Ketiadaan struktur teori akuntansi yang bersifat resmi mengakibatkan banyaknya
berbagai metode penghitungan dan pencatatan yang terjadi di dalam praktik, sehingga akan
menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat (Harahap, 2007). Teori akuntansi masih
menimbulkan kontroversi ada yang ingin agar teori akuntansi hanya sebagai justifikasi,
sebagian lain ingin teori akuntansi sebagai penalaran yang logis, dan di sisi lainnya terdapat
juga pihak yang ingin agar teori akuntansi itu menjadi penjelasan ilmiah. Alasan-alasan
tersebut mengakibatkan perbedaan pendekatan dalam mengembangkan teori akuntansi
tersebut (Siallagan, 2020).

Banyak pakar di bidang ilmu akuntansi berusaha mengupayakan banyak cara untuk
memberikan definisi akuntansi, yang diharapkan nantinya akan menghasilkan perumusan dan
pengertian yang sederhana tentang akuntansi. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan
definisi akuntansi merupakan suatu pemahaman bahwa akuntansi sebagai proses
mengkomunikasikan informasi. American Accounting Association tahun 1966 memberikan
definisi akuntansi sebagai suatu proses identifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan
informasi agar pengguna (pihak yang berkepentingan) mampu mengambil keputusan atau
penilaian yang tepat. Kemudian pengajuan definisi yang menganggap akuntansi sebagai
kegiatan jasa. Pernyataan Dewan Prinsip Akuntansi (APB) No.4 tahun 1970, menyebutkan
akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang bertujuan menyediakan informasi berupa angka-
angka, khususnya yang berhubungan dengan finance atau keuangan, mengenai entitas
ekonomi, dan dapat bermanfaat untuk mengambil suatu keputusan ekonomi oleh para
pengguna informasi tersebut.

Apa yang dapat disimpulkan dari defenisi tersebut di atas, bahwa pada dasarnya
desain dari akuntansi itu adalah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan praktiknya
(practical needs). Perumusan teori akuntansi muncul dari kebutuhan untuk memberikan
pembenaran logis atas apa yang dipraktikkan atau yang akan dilakukan akuntan. Itulah
sebabnya pemahaman teori memiliki peran yang penting dalam membentuk teori akuntansi.

A. Metode Perumusan Teori Akuntansi

12
Teori akuntansi mampu merumuskan kebenaran nya, sehingga teori ini secara
terus menerus harus dapat diuji dan diverifiksi. Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber
yang memiliki wewenang dalam menentukan kebenaran atau suatu teori, yaitu:
1. Dogmatic ( kebenarannya )
Suatu pernyataan atau teori dapat dikatakan benar jika disampaikan oleh
pihak-pihak yang memang pada dasarnya memiliki wewenang (otoritas) untuk
menyampaikan kebenaran tersebut. Kebenaran atas pernyataan ini tidak perlu lagi
diuji. Keyakinan pada kebenaran ini hanya berdasar pada kepercayaan, keyakinan,
atau iman seseorang.
2. Self Evidence ( bukti diri sendiri )
Kebenaran dari sutu pernyataan atu teori dibuktikan lewat pengetahuan umum,
pengamatan, atau pengalaman. Disini kebenaran dari suatu pernyataan atau teori akan
terbukti dengan sendirinya.
3. Scientific ( ilmiah )
Kebenaran dari suatu pernyataan atau teori dibuktikan lewat metode ilmiah.
Teori dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang secara terus-menerus.
Scientific method meliputi beberapa tahap, yaitu:
a. Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti
b. Membuat hipotesa
c. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk pengujian hipotesa
d. Menganalisis dan mengevaluasi data yang terkait dengan hipotesa
e. Menarik kesimpulan
Merumuskan teori akuntansi atau dengan kata lain melakukan penelitian
akuntansi harus memiliki metode. Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literature
digunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode Deskriptif (Pragmatic)
Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat
dirumuskan, maka metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan
atau descriptive dan menganalisis praktik yang ada dan diterima sekarang.
2. Metode Psychological Pragmatic
Di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output
akuntansi laporan keuangan yang disusun dari berbagai aturan, standar, prinsip atau
pedoman. Bidang ini dapat juga disebut behavioral accounting.
3. Metode Normatif (1950-1960)

13
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak
peduli apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak.
4. Metode Positive (1970)
Suatu metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang sedang berlaku atau
diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untk
mengamati perilaku atau fenmena nyata yang tidak ada dalam teori.

B. Pendekatan Penyusunan Teori Akuntansi


Mengenai berbagai pendekatan dalam penyusunan teori akuntansi ini akan di
uraikan pada metodologi dan berbagai pendekatan dalam perumusan teori akuntansi
menurut Belkaoui yakni:
1. Pendekatan informal terbagi atas:
a. Pragmatis, praktis, dan non teoritis
Dalam metode ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan
dan praktik di lapangan. Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang
berguna untuk menyelesaikan persoalan secara praktis
b. Pendekatan otoriter
Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi
profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek
akuntansi.
2. Pendekatan Teoritis terbagi atas :
a. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif dalam penyusunan teori akuntansi di mulai dengan
dalil – dalil dan konsep – konsep dasar kemudian di tarik kesimpulan berupa
prosedur dan tehnik – tehnik akuntansi. Pendekatan deduktif dalam penyusunan
teori manapun di awali dengan dalil dasar dan diteruskan dengan pengambilan
kesimpulan logis mengenai subjek yang dipertimbangkan. Jika kita
mengamsumsikan pada titik ini bahwa dalil dasar mengenai lingkungan akuntansi
terdiri atas baik tujuan maupun rumus, langkah yang digunakan untuk
memperoleh pendekatan deduktif akan meliputi :
1) Menentukan tujuan dari laporan keuangan
2) Memilih postulat dari akuntansi

14
3) Menghasilkan prinsip dari akuntansi
4) Mengembangkan teknik dari akuntansi
b. Pendekatan induktif
Pendekatan yang dimulai dari pengamatan empiris untuk kemudian ditarik
kesimpulan umum ( generalisasi ). Pendekatan induktif dalam penyusunan dari
suatu teiri diawali dengan observasi dan pengukuran serta berlanjut pada
kesimpulan umum. Dalam penerapan akuntansi, pendekatan induktif diawali
dengan observasi mengenai informasi keuangan dari perusahaan bisnis dan di
lanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip – prinsip dari observasi
berdasarkan pada hubungan yang berulang kembali.
Tahap yang dilalui adalah:
1) Mengumpulkan semua observasi.
2) Analisis dan golongan observasi berdasarkan hubungan yang berulang-ulang
dan sejenis, seragam, mirip.
3) Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi yang menggambarkan
hubungan yang berulang-ulang tadi.
4) Kesimpulan umum diuji kebenarannya.
3. Pendekatan Etis atau Etika
Inti dasar dari pendekatan etis terdiri atas konsep Kewajaran ( fairness ),
Keadilan ( justice ), Ekuitas ( equity ), Kenyataan ( truth ). Pendekatan ini
diperkenalkan oleh D.R. Scott. Menurut beliau kriteria yang harus digunakan dalam
perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang
berkaitan secara adil. Disajikan kebenaran dalam arti laporan yang benar dan akurat
tanpa mengundang salah tafsir, dan kewajaran dalam arti penyajiannya wajar, tidak
biasa, dan tidak sebagian-sebagian. Dalam buku lain dikenal dengan ”Pendekatan
Peristiwa” (Event Approach) artinya dalam perumusan teori kita harus memperhatikan
semua pihak jangan hanya memperhatikan pihak-pihak tertentu saja.
4. Pendekatan sosiologi
Pendekatan sosilogi bagi perumusan teori akuntansi menekankan pengaruh
sosial dari teknik akuntansi. Hal ini merupakan pendekatan etis yang berpusat pada
suatu konsep dari kewajaran yang lebih luas, kesejahteraan sosial.berdasarkan
pendekatan sosiologi, prisip atau teknik akuntansi yang dievaluasi untuk penerimaan
dari dasar pengaruh laporannya terhadap seluruh kelompok dalam komunitas. Untuk

15
mencapai tujuannya, pendekatan sosiologi keberadaan dari nilai sosial baku yang
mungkin di gunakan sebagai kriteria untuk menentukan teori akuntansi.
5. Pendekatan makro ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan
pada pengendalian perilaku dari indikator makroekonomi yang dihasilkan oleh adopsi
dari berbagai teknik akuntansi. Dengan demikian, pemilihan teknik akuntansi
didasarkan pada dampaknya pada ekonomi nasional. Dapat disimpulkan bahawa
teknik dan kebijakan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas ekonomi dan
pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi.
6. Pendekatan selektif
Secara umum, perumusan pada teori akuntansi dan pengembangan prinsip –
prinsip akuntansi telah mengikuti pendekatan selektif, atau kombinasi dari berbagai
pendekatan,dan bukannya hanya satu dari pendekatan yang disajikan disini.
Pendekatan selektif adalah terutama merupakan akibat dari berbagai usaha oleh
individu dan professional serta organisasi pemerintahan untuk berpartisipasi dalam
pematangan konsep dan prinsip dalam akuntansi.

2.4 Lingkup Dan Struktur Teori Akuntansi.


A. Lingkup Teori Akuntansi
1. Akuntansi Sebagai Seni, Sains, Atau Teknologi
Beberapa definisi terdahulu mendefinisikan akuntansi sebagai suatu seni
dalam hal pembukuan yang membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus yang
dilakukan oleh para akuntan. Namun seiring berjalannya waktu, definisi tersebut
sudah tidak relevan lagi. Pasalnya, dengan perkembangan akuntansi yang ada,
akuntansi sudah dipandang sebagai seperangkat ilmu pengetahuan.
Di lain sisi, beberapa ahli berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
menjelaskan suatu masalah secara pasti dan tidak terpengaruh faktor-faktor lain.
Dalam arti lain, sains tidak ditujukan untuk membahas permasalahan yang bersifat
ekonomis dan tidak ditujukan untuk menghasilkan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Selain itu sains adalah cabang pengetahuan yang
memiliki tujuan mencari kebenaran mengenai suatu masalah dengan
menggunakan metode ilmiah. Sehingga, dengan melihat paparan di atas,
sebenarnya akuntansi tidak dapat disebut sebagai sains.

16
Selain diartikan sebagai seni dan juga sain, akuntansi kerap diartikan
sebagai suatu teknologi. Teknologi sendiri merupakan sarana pemecahan suatu
fenomena yang tampak nyata dalam suatu lingkungan tertentu yang juga memiliki
tujuan tertentu. Adanya praktik pengolahan data menjadi suatu informasi
menjadikan akuntansi dipandang menjadi suatu teknologi. Selain itu pandangan
lain yang menyebut akuntansi sebagai suatu teknologi adalah bahwa akuntansi
dapat digunakan dalam perekayasaan laporan keuangan, yang mana perekayasaan
sendiri mengandung arti suatu proses yang terencana dan sistematis yang
melibatkan serangkaian pemikiran dan pertimbangan, dengan menggunakan
konsep dan teori untuk menghasilkan suatu produk. Hal tersebut
merepresentasikan suatu sistem pelaporan keuangan yang mana melibatkan suatu
proses kerja dari mulai pengakuan hingga penyajian yang sistematis, melibatkan
pertimbangan, dan menggunakan kerangka konseptual untuk menghasilkan suatu
laporan keuangan.
2. Perspektif Teori Akuntansi

Akuntansi dapat dipandang dalam berbagai perspektif. Menurut


(Macintosh and Baker 2002), sifat akuntansi memiliki sifat yang representasional
yang mana untuk memahami sifat laporan akuntansi dibutuhkan pendekatan sastra
dari sudut pandang teori linguistik semiotik. Selain itu, untuk memahami lebih
jauh lagi dibutuhkan banyak ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk memahami.

Namun, kebenaran dari berbagai pandangan lain terhadap teori akuntansi


belum ada yang dapat memastikannya. Hal yang pasti adalah teori akuntansi
merupakan suatu cara untuk mencari justifikasi mengenai fenomena akuntansi
seperti berbagai macam metode akuntansi, adanya pergeseran basis kas menuju
akrual, adanya double entry system, dan lainnya.

3. Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis


Teori berasal dari suatu penalaran yang logis yang kemudian mendasari
praktik. Teori memberikan justifikasi terhadap suatu hal sehingga praktik dapat
berlaku sebagaimana mestinya. Penalaran logis didukung oleh beberapa faktor
seperti asumsi, konsep, dasar pemikiran, dan juga argument yang kemudian
membentuk suatu conceptual framework. Hal tersebut menjadi satu pandangan
baru terhadap akuntansi yang mana akuntansi juga dianggap sebagai hasil

17
penalaran logis karena dapat menjelaskan perlakuan-perlakuan dalam akuntansi.
Selain itu, teori akuntansi juga menjadi gagasan yang mendasar dalam
pembentukan sebuah kerangka konseptual.
4. Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran teori dibedakan menjadi teori akuntansi positif dan teori
akuntansi normatif. Pengklasifikasian ini didasarkan pada adanya perbedaan
sasaran yang ingin dicapai oleh teori akuntansi. Teori positif menjelaskan tentang
sesuatu apa adanya yang berdasarkan fakta atau pengamatan empiris. Teori ini
memberikan penjelasan mengenai benar atau salahnya suatu pernyataan atas dasar
yang ilmiah. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Watts and Zimmerman (1986)
dalam (Waweru, Ntui et al. 2011) bahwa teori positif menjelaskan suatu fenomena

akuntansi yang berdasarkan pada observasi. Sementara itu, teori normatif


menjelaskan baik atau buruknya sesuatu atas dasar penalaran. Sehingga teori ini
dapat mendukung dalam hal pengambilan keputusan. Perbedaan yang mendasar
diantara keduanya adalah orientasi masalah, dimana teori positif menjelaskan
fakta, sementara teori normatif menjelaskan nilai.
5. Aspek Tataran Semiotika
a. Teori Akuntansi Semantik
Teori akuntansi semantik menjelaskan penyimbolan suatu fenomena
menjadi suatu bentuk simbol akuntansi. Misalkan, kegiatan perusahaan yang
dinyatakan ke dalam laporan keuangan. Atau dalam arti lain, teori ini
menafsirkan makna dari setiap unsure yang ada di dalam laporan keuangan.
Tujuannya agar pembaca dapat memperkirakan keadaan perusahaan yang
sesungguhnya tersebut tanpa harus melihat dan terlibat langsung ke dalam
kegiatan perusahaan tersebut. Informasi terbentuk dengan merumuskan tiga
unsur, yaitu objek, ukuran, dan hubungan kedua elemen tersebut. Informasi
yang terbentuk itulah yang menjadi komunikasi akuntansi yang efektif.
b. Teori Akuntansi Sintaktik
Bebeda dengan teori semantik, teori akuntansi sintaktik berorientasi
pada perwujudan suatu informasi semantik menjadi suatu laporan keuangan.
Teori sintaktik memberikan penjelasan mengenai apa saja yang harus
dilaporkan, siapa saja yang dilaporkan, kapan harus dilaporkan, dan
bagaimana cara melaporkannya.

18
c. Teori Akuntansi Pragmatik
Teori akuntansi pragmatik berorientasi pada perilaku pengguna laporan
keuangan yang dipengaruhi oleh informasi keuangan. Teori ini menguji
keefektifan komunikasi apakah informasi dapat diterima dengan baik oleh
pengguna laporan keuangan atau tidak dan apakah informasi tersebut dapat
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan atau tidak. Dengan kata lain,
teori ini menjelaskan pengujian manfaat informasi dari sisi pelaporan
keuangan eksternal dan juga manajerial.
6. Verifikasi Teori Akuntansi
Prosedur verifikasi teori akuntansi dilakukan untuk meyakinkan validitas
atau kebenaran suatu teori. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori
bergantung pada sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Dalam memverifikasi
suatu teori, ketiga teori akuntansi (semantik, sintaktik, dan pragmatik) dilibatkan
bersama-sama karena sifatnya yang saling berkaitan. Dalam arti lain, teori harus
diverifikasi validitasnya atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi,
dan pertimbangan nilai yang telah disepakati.
B. Stuktur Teori Akuntansi

Struktur teori akuntansi merupakan suatu elemen yang terkait satu dengan yang
lain dan dijadikan sebagai panduan dalam perluasan teori, standar atau teknik akuntansi
(Amin, 2018). Elemen - elemen yang digunakan dalam struktur teori akuntansi menurut
Ervina et al. (2022) yaitu:

a. Tujuan laporan keuangan yang berhubungan dengan pengguna.


b. Postulat akuntansi yang perumusannya berdasarkan tujuan laporan keuangan.
c. Konsep teoritis akuntansi yang dijelaskan pada tujuan laporan keuangan.
d. Prinsip dasar akuntansi yang dapat memberikan penjelasan mengenai sifat serta
kualitas dasar akuntansi keuangan yang dijabarkan dalam postulat dam konsep
teoritis akuntansi.
e. Standar atau teknik akuntansi yang merupakan panduan dalam penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan kebutuhan pengguna dan dirumuskan melalui prinsip dasar
akuntansi.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang yang digunakan sebagai pijakan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan berkembang setiap saat, hal ini
dikarenakan adanya ketidakpercayaan peneliti pada teori-teori yang ada. Filsafat ilmu dalam
pengembangan suatu ilmu pengetahuan adalah mencari sebab-musabab pertama dan sebab-
musabab yang paling akhir atau mendalam dalam kehidupan sehari-hari, menggali faham
tentang kebenaran, kepastian dan tahap-tahapnya, obyektivitas, abstraksi, intuisi dan juga
pertanyaan tentang “darimana asalnya dan kemanakah arah pengetahuan”.

Teori akuntansi didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang


menyajikan suatu kerangka acuan umum dimana praktek akuntansi dapat dinilai dan
mengarahkan pengembangan praktis dan prosedur baru. Di masa-masa awal akuntansi
dipraktikkan, bahkan hingga beberapa tahun kemudian, tidak ada teori akuntansi, sehingga
menimbulkan pertanyaan bagi berbagai pihak apa itu teori akuntansi. Banyak pakar di bidang
ilmu akuntansi berusaha mengupayakan banyak cara untuk memberikan definisi akuntansi,
yang diharapkan nantinya akan menghasilkan perumusan dan pengertian yang sederhana
tentang akuntansi. Struktur teori akuntansi merupakan suatu elemen yang terkait satu dengan

20
yang lain dan dijadikan sebagai panduan dalam perluasan teori, standar atau teknik akuntansi
(Amin, 2018).

3.2 Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah ini diatas
masih banyak ada kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah ini dengan memperhatikan
pedoman, saran, dan kritik yang bisa membangun dari pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, 2007, Teori Akuntansi Edisi Revisi, Jakarta : Raja Grafindo
Suwardjono. 2006. ”Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan”. Yogyakarta :
BPFE Yogyakarta.

Triyuwono, I., Djamhuri, A., Mulawarman, A.D., & Prawironegoro, D. (2016). Filsafat Ilmu
Akuntansi: Berpikir Kontemplatif, Holistik, Intuitif, Imajinatif, Kreatif, Rasional dan
Radikal dalam Akuntansi. Jakarta: Mitra Wacana Media

Yadiati, W. (2015) Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Prenada Media Group.

22

Anda mungkin juga menyukai