Anda di halaman 1dari 10

UTANG JANGKA PANJANG

A. KARAKTERISTIK UTANG JANGKA PANJANG

Pengertian dari utang jangka panjang adalah kewajiban untuk melunasi pinjaman
tertentu dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun. Jangka waktu 1 tahun ini merupakan 1
periode akuntansi yang terhitung dari tanggal pembuatan neraca utang. Pembayaran jenis
utang ini dapat dilakukan dengan kas maupun diganti dengan aset tertentu. Atau, dengan kata
lain utang jangka panjang atau yang sering disebut sebagai kewajiban tidak lancar adalah
kewajiban perusahaan yang jatuh tempo pembayarannya lebih dari satu tahun atau 12 bulan.
Utang jangka panjang ini biasanya dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
dana dalam melakukan ekspansi usaha. Misalnya untuk penambahan modal kerja, pembelian
mesin atau aktiva tetap baru, perluasan pabrik, akuisisi, ataupun pelunasan utang jangka
panjang lain yang segera jatuh tempo, dan lain-lain.

Karakteristik pada utang jangka panjang, yaitu sebagai berikut:

1. Jatuh tempo pembayaran lebih dari satu tahun, yang mana bisa dua tahun, tiga tahun, atau
bahkan lebih, sepanjang waktu tertentu yang disepakati antara pemberi dan penerima
pinjaman.
2. Utang jangka panjang atau long term debt ini memiliki pembayaran jatuh tempo sekitar
5–20 tahun. Waktu pembayaran ini bergantung kesepakatan dari kedua belah pihak dan
kemampuan pihak yang mengajukan utang jangka panjang untuk melakukan pembayaran
yang telah telah disepakati sebelumnya.
3. Biasanya digunakan untuk mendanai proyek yang berlangsung dalam jangka Panjang.
4. Utang wesel jangka panjang harus disertai dengan adanya jaminan di antaranya adalah
jaminan barang tak bergerak. Yang termasuk ke dalam jaminan barang tak bergerak
adalah aset-aset seperti sertifikat tanah dan bangunan/gedung, rumah, mesin produksi,
dan lainnya.
5. Pembayaran dilakukan dengan cara cicilan atau berjangka, dengan menggunakan bunga
sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
B. PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN PADA UTANG JANGKA
PANJANG
Berikut perlakuan akuntansi dan pelaporan berserta contohnya pada beberapa jenis utang
jangka Panjang, yaitu sebagai berikut:
1. Wesel Jangka Panjang
Apabila wesel mempunyai nilai nominal yang cukup besar, maka
pelunasannya dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu melalui angsuran dan
pengansurannya dapat dilakukan beberapa kali dalam waktu yang cukup panjang.

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Kas Rp 80.000.000,00
2020
Utang Wesel
Rp 80.000.000,00
Des.31
(Untuk mencatat penarikan
pinjaman promes)

Contoh: Misal tanggal 31 Desember 2020, PT Krisna Group meminjam uang sebesar
Rp 80.000.000,00 dengan menarik promes dengan bunga 12%. Promes tersebut
dilunasi dengan 8 kali angsuran tahunan. Maka jurnal yang dibuat mencatat transaksi
tersebut yaitu:

Penentuan besarnya angsuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

 Jumlah Angsuran Tidak Sama Besar

Angsuran terdiri dari bunga yang sudah menjadi beban sampai dengan
angsuran dilakukan, ditambah dengan angsuran atas pokok pinjaman. Jumlah
angsuran pokok pinjaman sama besarnya tapi beban bunga yang harus dibayar
tidak sama. Hal ini karena pokok pinjaman yang semakin lama semakin menurun,
sehingga bunga yang dibayar juga semakin menurun.

Contoh: Misalkan promes yang ditarik oleh PT Krisna Group di atas harus
diangsur setiap tanggal 31 Desember. Maka besarnya angsuran tahunan terdiri atas
pokok pinjamana sebesar Rp 10.000.000,00 (1/8 x Rp 80.000.000,00) dan
ditambah bunga sampai saat angsuran dibayar.

Maka jurnal yang dibuat untuk mencatat angsuran pertama dan kedua yaitu:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Tanggal Utang WeselKeterangan Rp 10.000.000,00
Debet Kredit
2020
Beban Bunga 9.600.000,00
Utang Wesel Rp 10.000.000,00
Des.31
2021 Kas
Beban Bunga 8.400.000,00 Rp 19.600.000,00
Des.31 (Untuk Kas
mencatat angsuran Rp 18.400.000,00
termasuk bunga 12% x Rp
(Untuk mencatat angsuran
80.000.000,00)
termasuk bunga 12% x Rp
70.000.000,00)
  Jumlah Angsuran Sama Besar

Pada angsuran yang tidak sama besar terkadang dirasa kurang


menyenangkan bagi peminjam dalam merencanakan keuangannya, karena
jumlahnya yang berbeda-beda. Maka dalam praktik dapat dilakukan dengan
angsuran yang sama besarnya. Walaupun jumlah setiap angsuran sama besarnya,
namun komposisi angsuran pokok pinjaman dan jumlah bunga yang dibayar
berubah-ubah. Penerapan konsep ini dapat dilakukan dengan mudah, karena telah
tersedia rumus-rumus dan table yang siap digunakan.

Contoh: Apabila wesel bernilai Rp 80.000.000,00 dengan tingkat bunga 12% per
tahun, akan diangsur selama 8 tahun, maka nilai nominal tersebut dibagi dengan
faktor diskonto yang dapat dicari dalam table, pada kolom 12% baris 8, jadi faktor
diskontonya yaitu 4.9676. Maka angsuran yang harus dilakukan adalah Rp
80.000.000,00: 4.9676 = Rp 16.105.000,00 (dibulatkan) per tahun.
2. Utang Obligasi

Perusahaan seringkali melakukan peminjaman uang dengan cara


mengeluarkan obligasi, Seperti halnya wesel, obligasi juga disertai dengan surat janji
tertulis untuk membayar bunga dan pokok pinjaman (atau biasa disebut nilai
nominal). Bunga obligasi per tahun dihitung dengan mengalikan persentase bunga
terhadap nilai nominal. Kebanyakan bunga obligasi dibayar secara setengah tahunan
(setiap enam bulan sekali). Tanggal pelunasan obligasi harus ditetapkan dengan pasti
dan dicatumkan pada surat obligasi nilai nominal adalah nilai yang harus dilunasi
pada tanggal jatuh obligasi tersebut.

Terdapat beberapa jenis obligasi yaitu:

 Obligasi Berseri
Obligasi berseri adalah obligasi yang terdiri atas beberapa seri dengan tanggal
jatuh yang berbeda-beda.
 Obligasi Sinking Fund
Dalam obligasi jenis ini, perusahaan disyaratkan untuk menyisihkan kekayaan,
sehingga saat jatuh tempo perusahaan tersebut memiliki kas yang cukup untuk
melunasi.
 Obligasi Atas Nama dan Obligasi Atas Unjuk
Obligasi atas nama yaitu obligasi yang pada surat dibubuhi nama pemegangnya,
untuk mencegah obligasi dicuri atau hilang. Sedangkan obligasi atas unjuk yaitu
obligasi yang dibayarkan kepada orang yang menunjuk surat obligasi.
 Obligasi Dengan Jaminan dan Tanpa Jaminan
Obligasi dengan jaminan adalah obligasi yang dijamin dengan harta kekayaan
perusahaan tertentu. Sedangkan obligasi tanpa jaminan adalah obligasi yang
secara eksplisit tidak menyebutkan jaminan kekayaan tertentu.

3. Akuntansi Untuk Penerbitan Obligasi

Penerbitan obligasi diawali dengan pencetakan dan penandatanganan


perjanjian obligasi oleh perusahaan penerbit obligasi dan menyerahkan pada trustee
dari para pemegang obligasi.

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Kas Rp 12.000.000.000,00
2020
Utang Obligasi Rp 12.000.000.000,00
Jan.1
(Untuk mencatat penerbitan
obligasi, 9%, 20 tahun)

Contoh: Suatu perusahaan membuat sebuah memo penerbitan obligasi yang berbunyi
“Disetujui untuk memberikan obligasi senilai Rp 12.000.000.000,00, bunga 9%,
jangka waktu 20 tahun, tertanggal 1 Januari 2020, dengan pembayaran bunga setiap
tanggal 1 Juli dan 1 Januari. Seandainya seluruh obligasi terjual sebesar nilai nominal,
maka perusahaan penerbit akan membuat jurnal:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Beban Bunga Rp 540.000.000,00
2020
Kas Rp 540.000.000,00
Juli.1
(Untuk mencatat pembayaran
bunga 6 bulan)

Apabila pada tanggal 1 Juli 2020, perusahaan membayar bunga obligasi untuk periode 6
bulan (1 Januari 2020-1 Juli 2020), maka jurnal yang dibuat:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Utang Obligasi Rp 12.000.000.000,00
2040
Kas Rp 12.000.000.000,00
Jan.1
(Untuk mencatat pelunasan
obligasi pada tanggal jatuh)

Pada saat obligasi dilunasi (tanggal 1 Januari 2040, perusahaan akan membuat jurnal:

4. Penjualan Obligasi Dengan Diskonto

Diskonto atas utang obligasi terjadi apabila perusahaan menerbitkan dan


menjual obligasi yang tingkat bunga kontraknya lebih rendah daripada tingkat bunga
pasar. Investor akan menanamkan uangnya pada investasi apa saja yang akan
memberi hasil (setidak-tidaknya) sebesar tingkal bunga pasar yang berlaku.

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Kas Rp 93.492.000.000,00
2010
Diskonto Obligasi 6.508.000.000,00
Jan.1 Utang Obligasi Rp 100.000.000.000,00

(Penjualan obligasi,
bunga 8%, jangka waktu
10 tahun)

Contoh: Misalkan pada tanggal 1 Januari 2010, perusahaan mengeluarkan obligasi


bernilai nominal Rp100.000.000.000,00, bunga 8%, dengan jangka waktu 10 tahun.
Pada saat obligasi akan diterbitkan, tingkat bunga pasar yang berlaku adalah 9%.
Dalam situasi demikian, investor tidak akan bersedia membeli obligasi tersebut
karena tingkat bunganya lebih rendah daripada tingkat bunga pasar. Agar investor
bersedia membeli, maka harga obligasi harus diturunkan. Dalam contoh di atas, jika
obligasi dijual dengan harga Rp 93.492.000.000,00 maka diskontonya adalah Rp
6.508,000.000,00 Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan obligasi dengan
diskontoadalah sebagai berikut:

5. Penjualan Obligasi Dengan Premi

Apabila perusahaan menawarkan penjualan obligasi dengan tingkat bunga


kontrak yang lebih tinggi dari tingkat bunga pasar pada tingkat risiko terentu, maka
obligasi tersebut akan dijual dengan premi. Hal ini berarti bahwa bunga yang
diberikan oleh obligasi lebih tinggi dari bunga yang berlaku di pasaran. Oleh karena
itu obligasi dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dari nilai nominalnya. Selisih
lebih antara harga jual obligasi dengan nilai nominal obligasi disebut premi obligasi

Contohnya: Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 Mei, perusahaan menjual


obligasi yang seluruhnya bernilai nominal Rp 100.000.000.000,00 bunga 11%, jangka
waktu 10 tahun, dengan tanggal bunga 1 Mei dan 1 November. Pada saat obligasi
diterbitkan tingkat bunga pasar adalah 10% sehingga obligasi ditawarkan dengan
harga Rp106.232.000.000,00. Dengan demikian dalam transaksi penjualan obligasi ini
timbul premi sebesar Rp 6.232.000.000,00 (Rp106.232.000.000.00 - Rp
100.000.000.000,00). Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan obligasi dengan
premi adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Kas Rp 106.232.000.000,00
2010
Utang Obligasi Rp 100.000.000.000,00
Mei.1 Premi Obligasi 6.232.000.000,00

(Penjualan obligasi
dengan premi, pada
tanggal penerbitan
obligasi)

6. Utang Bunga
Periode bunga atau tanggal-tanggal pembayaran bunga obligasi seringkali tidak
bertepatan dengan perode akuntansi perusahaan penerbit obligasi. Oleh karena itu, pada
akhir periode akuntansi diperlukan penyesuaian

Contoh: Suatu Obligasi diterbitkan pada tanggal 1 Mei 2010 dan bunga pertama kali
dibayar dan dicatat pada tanggal 1 November 2010. Pada tanggal 31 Desember 2010,
bunga selama 2 bulan (November dan Desember 2010) telah terutang. Oleh karena itu,
pada tanggal 31 Desember perlu dibuat penyesuaian untuk mencatat bunga yang telah
terutang tersebut. Selain itu, seperti telah disinggung di atas, pencatatan amortisasi premi
dan diskonto biasanya dilakukan bersamaan dengan pencatatan bunga Dengan demikian,
pada tanggal 31 Desember, perusahaan selain membuat penyesuaian untuk beban bunga,
juga melakukan amortisasi untuk periode 2 bulan. Jurnal penyesuaian apabila dilakukan
secara terpisah untuk mencatat bunga terutang dan amortisasi premi selama 2 bulan
adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Beban Bunga Rp 1.833.000.000,00
2010
Utang Bunga Rp 1.833.000.000,00
Des.31
(Untuk mencatat beban
bunga 2 bulan)

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Premi Obligasi Rp 66.000.000,00
2010
BebanBunga Rp 66.000.000,00
Des.31
(Untuk mencatat amortisari
premi obligasi selama 2
bulan)
Berdasarkan table diatas, amortisasi premi untuk periode enam bulan ke 2 adalah Rp
198.000.000,00. Maka amortisari untuk 2 bulan adalah 2/6 x 198.000.000,00 = Rp
66.000.000,00. Jadi kedua ayat jurnal penyesuaian dapat digabung menjadi satu ayat
jurnal yaitu:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Beban Bunga Rp 1.767.000.000,00
2010
Premi Obligasi 66.000.000,00
Des.31 Utang Bunga Rp 1.833.000.000,00

(Untuk mencatat penyesuaian


bunga dan amortisasi premi
obligasi selama 2 bulan)

Jurnal penyesuaian juga perlu dibuat setiap akhir periode akuntansi, selama jangka
waktu obligasi yang bersangkutan. Maka jurnal yang dibuat yaitu:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Utang Bunga Rp 1.833.000.000,00
2010
Beban Obligasi 3.535.000.000,00
Des.31 Premi Obligasi 132.000.000,00
Kas Rp 5.500.000.000,00

(Untuk mencatat amortisasi


premi obligasi selama 2
bulan)

7. Pelunasan Sebelum Tanggal Jatuh Tempo

Peranjian obligasi kadang-kadang memuat ketentuan bahwa perusahaan


penerbit obligasi mempunyai hak nntuk melunasi obligasi sebelum tanggal jatuhnya.
Obligasi yang dapat dilunasi sebelum tanggal Jatuh perusahaan penerbitnya, disebut
callable bonds. Dalam hal perusahaan melunasi obligasi sebelum tanggal jatuh atau
membeli kembali dari pasar modal harga yang harus dibayar perusahaan seringkali
tidak sama dengan nilai buku yang tercantum dalam pembukuan perusahaan. Oleh
karena itu selisih harga ini akan menimbulkan laba atau rugi

Contoh: perusahaan menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp 1.000.000.000,00.


Setelah pembayaran bunga dicatat pada suatu tanggal bunga tertentu, premi yang
belum diamortisasi berjumlah Rp 12.000.000,00. Pada tanggal tersebut perusahaan
memutuskan untuk membeli 1/10 dari obligasi yang beredar. Kurs yang berlaku saat
itu adalah 98,5. Maka jurnal untuk mencatat penarikan kembali obligasi diatas yaitu:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Utang Obligasi Rp 100.000.000,00
Apr.1
Premi Obligasi 1.200.000,00
Laba Penghentian Obligasi Rp 2.700.000,00
Kas 98.500.000,00
(Untuk mencatat penghentian
obligasi)

8. Perubahan Obligasi Menjadi Saham


Agar obligasi lebih menarik, pemegang obligasi kadang-kadang diberi hak
untuk mengubah obligasinya menjadi saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
sama. Obligasi semacam itu disebut obligasi bisa dikonversi (convertible bonds).
Apabila obligasi diubah menjadi saham, maka hal itu berarti bahwa perusahaan
mengubah utang menjadi modal sendiri.

Contoh: misalkan (1) perusahaan mengeluarkan obligasi yang nilai nominal


seluruhnya berjumlah Rp1.000.000.000,00, diskonto belum diamortisasi berjumlah
Rp 8.000.000,00. (2) Obligasi diubah menjadi saham dengan ketentuan obligasi
senilai Rp 1.000.000,00 akan menjadi 90 lembar saham. (3) obligasi yang akan diubah
menjadi saham bernilai Rp 100.000.000,00. Maka jurnal yang dibuat yaitu:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


Utang Obligasi Rp 100.000.000,00
Mei.1
Diskonto Obligasi Rp 800.000,00
Modal Saham Biasa 90.000.000,00
Agio Saham Biasa 9.200.000,00
(Untuk mencatat pelunasan
obligasi)
9. Penyajian Utang Panjang Dalam Laporan Keuangan

PT Anugerah
Neraca (Sebagian)

Kewajiban Jangka Panjang

Utang Obligas, 10% Jatuh Tempo 2017 Rp 1.000.000.000,00


Dikurangi: Diskonto Utang Obligasi 80.000.000,00

Rp 920.000.000,00

Utang wesel 11% Jatuh Tempo 2023 dijamin 500.000.000,00


dengan Gedung dan peralatan
Utang sewa guna 440.000.000,00

Rp 1.860.000.000,00

Sumber Referensi: Buku Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2/Al Haryono Jusup-Ed 7-

Anda mungkin juga menyukai