Anda di halaman 1dari 27

Nama : Risdayanti

NPM : 19 320 044

Prodi : Akuntansi (Semester 4)

Mata Kuliah : Akuntansi Menengah 2

AKUNTANSI KEWAJIBAN/HUTANG JANGKA PANJANG

1. Konsep

Kewajiban Jangka Panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar


kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
neraca.

Utang jangka panjang (long term liabilities) adalah kewajiban yang harus dibayar


dan dilunasi dalam tempo waktu yang relatif lama, bisa mencapai satu periode akuntansi
(satu tahun) atau bahkan lebih. Secara lebih terperinci, utang jangka panjang dapat
dijabarkan sebagai suatu kewajiban atau beban di masa depan yang harus dibayarkan
sebagai akibat dari penundaan pembayaran yang seharusnya dilakukan dalam satu tahun
lebih atau siklus operasional perusahaan.

Pembayaran atau pelunasan utang jangka panjang dilakukan dengan


menggunakan dana yang bersumber dari aktiva tidak lancar. Sebab itu, utang jangka
panjang disebut juga sebagai utang tidak lancar. Aktiva tidak lancar adalah seluruh aktiva
atau kekayaan perusahaan yang umumnya memiliki nilai waktu ekonomis lama atau
bersifat permanen sehingga dapat dimanfaatkan selama lebih dari satu tahun. Aset-aset
perusahaan yang termasuk aktiva tidak lancar meliputi investasi jangka panjang, pabrik,
gedung, peralatan produksi, dan aset tidak berwujud seperti merek dagang, hak paten,
hak cipta, waralaba, dan lainnya.

Utang jangka panjang umumnya digunakan untuk memperkuat posisi modal


perusahaan. Tak hanya itu, utang jangka panjang juga digunakan untuk meningkatkan
jumlah aset perusahaan baik dalam bentuk properti, peralatan, maupun investasi. Sebab
itu, utang jangka panjang mencerminkan rasio ekuitas (total debt to equity ratio) , yaitu
ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini
membandingkan total utang baik jangka pendek maupun panjang dengan total modal
perusahaan. Selain modal, utang jangka panjang juga mencerminkan rasio aset yang
mengukur bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai dari utang.

Dalam transaksinya, utang jangka panjang biasanya disertai dengan jaminan


berupa barang tidak bergerak. Barang tidak bergerak ini lebih umum mengarah pada
properti seperti gedung, gudang, pabrik, rumah, dan tanah. Tentu penyerahannya bukan

25
berupa barang riilnya tetapi berupa sertifikat yang menyatakan hak kepemilikan atas
properti tersebut. Meski disertai dengan jaminan, namun perusahaan yang berutang
tetap bisa memanfaatkan barang tersebut. Misalnya perusahaan memiliki utang jangka
panjang dengan jaminan sertifikat gudang. Meski sertifikat atas properti tersebut
diserahkan kepada pihak yang memberikan utang jangka panjang, namun perusahaan
yang berutang tetap bisa menggunakan gudang miliknya untuk menjalankan operasional
kegiatan usahanya.

Sesuai dengan namanya, utang jangka panjang memiliki tempo pembayaran yang
relatif lama, sekitar 5 hingga 20 tahun. Intinya, tempo pembayaran lebih dari satu tahun.
Penentuan jangka waktu pembayaran atas utang jangka panjang ini tergantung pada
kesepakatan antara kedua belah pihak dan tentunya kemampuan pihak yang
mengajukan utang jangka panjang untuk melakukan pembayaran.

Secara umum dalam konteks pemerintahan, kewajiban jangka panjang dapat


muncul antara lain karena:

a. penggunaan sumber pembiayaan berupa pinjaman yang bersifat jangka


panjang baik yang berasal dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas
pemerintahan lain, maupun lembaga internasional; dan
b. kewajiban dengan pemberi jasa yang penyelesaiannya melalui cicilan dengan
jangka waktu lebih dari satu tahun.
2. Jenis-Jenis

Jenis-Jenis Utang Jangka Panjang ini meliputi Pinjaman Hipotek, Pinjaman


Obligasi, dan Kredit Bank Jangka Panjang.

a. Utang Hipotek

Utang Hipotek (Mortage Notes Payble) adalah Utang jangka panjang yang
dijamin dengan aktiva tetap. Pinjaman Hipotek memiliki beberapa syarat :

1. Jangka waktu pinjaman lebih dari 1 tahun


2. Harus dijamin dengan aktiva tetap
3. Persetujuan hipotek harus dibuat dengan akte notaries
4. Semua biaya transaksi ditanggung peminjam.

Dalam perjanjian tertulis itu disebutkan :


a) Nominal Pinjaman
b) Suku Bunga dan Pembayaran Bunga
c) Jangka waktu peminjaman.
d) Jumlah setiap angsuran
e) Jaminan yang diserahkan

25
 Contoh soal 1 :

Pada tanggal 1 April 2017  PT Lestari Makmur  mendapat pinjaman hipotek


dari Bank Nusantara sebesar Rp 100.000.000,- untuk jangka waktu 10 tahun,
bunga 12 % per tahun dibayar kemudian setiap tanggal 1 Oktober. Sebagai
jaminan diserahkan tanah seluas 0,5 Ha. Pinjaman tersebut dibayar 10 kali @
Rp 10.000.000,-tiap tanggal 1 Oktober dan angsuran pertama 1 Oktober
2017. Provisi, materai, dan biaya administrasi lainnya Rp 400.000,-.

Berdasar data tersebut di atas maka jurnal yang harus dibuat adalah sbb :
TGL PERKIRAAN REF DEBET KREDIT
2017
Aprl 01 Kas 99.400.000,- -
Beban Administrasi Bank 400.000,- -
       Utang  Hipotek 100.000.000,
-
(mencatat timbulnya Utang
hipotek)
Okt 01 Utang Hipotek 10.000.000,- -
Beban Bunga 6.000.000,- -
       Kas 16.000.000,-
(mencatat angsuran Utang
hipotek)
Des 31 Utang Hipotek 10.000.000,- -
    Utang Hipotek yg sgr jth 10.000.000,-
tempo
(mencatat peny. Utang
hipotek )
Des 31 Beban Bunga 2.700.000,- -
       Utang Bunga 2.700.000,-
(mencatat peny. beban bunga)
2018
Jan 01 Utang Bunga 2.700.000,- -
       Beban Bunga 2.700.000,-
(mencatat pembalik Utang
bunga)

Keterangan :
Perhitungan :
Jumlah angsuran I                                               Rp 10.000.000,-
Bunga 1 April – 1 Oktober ( 6 bulan )
( 6 x 12 x 100.000.000,- ) / 1.200                         Rp   6.000.000,-
            Jumlah yang harus dibayar                      Rp 16.000.000,-

Penyesuaian beban bunga per 31 Desember 2017 :


Perhitungan =  ( 3 x 12 x Rp 90.000.000,- ) / 1200  = Rp 2.700.000,-

25
 Contoh Soal 2 :

Pada tanggal 1 April 2009 PT ABC mendapat pinjamansebesar Rp


100.000.000 jangka waktu 10th denganbunga 12% per tahun, dibayar tiap
tanggal 1 April dan1 Oktober. Sebagai jaminan diserahkan sebidangtanah, pinjaman
diangsur 10x dengan angsuran Rp10.000.000/angsuran.Buatlah jurnal untuk
mencatat transaksi pinjamantersebut !

 Jawaban :

Jurnal untuk mencatat transaksi peminjaman dana1 April Kas 99.400.000 -


2009 Beban Bunga Hipotik 600.000 –
Utang Hipotek - 100.000.000
*penjelasan*Beban bunga hipotek 100.000.000 x 12% x 6 : 10 (angsuran)12
= 600.000

b. Utang Obligasi

Utang Obligasi adalah Utang yang diperoleh melalui penjualan surat-


surat  obligasi. Berdasarkan pengertian ini, maka pinjaman obligasi memiliki
beberapa karakteristik :

1) Merupakan pinjaman jangka panjang yang diterbitkan dalam bentuk


surat berharga.
2) Diterbitkan dengan nilai nominal tertentu dan suku bunga tertentu.
3) Perusahaan yang menerbitkan disebut peminjam dan pemegang obligasi
disebut pemberi pinjaman.
4) Bunga obligasi disebut Kupon, yang dibayarkan biasanya dalam 6 bulan
sekali.
5) Bunga obligasi bagi penerbit dicatat sebagai Beban Bunga dan bagi
pemegang dicatat sebagai pendapatan bunga.
6) Pada saat jual beli obligasi bunga berjalan yang dibayar oleh pembali
merupakan pendapatan bunga yang ditangguhkan.

Dalam obligasi dicantumkan;


 Nilai Nominal obligasi.
 Bunga setiap tahun dan tanggal pembayaran.
 Tanggal pembayaran atau pelunasan obligasi.
 Ketentuan lain sesuai dengan jenis obligasi.
Utang Obligasi dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1) Obligasi terjamin, biasanya dijamin dengan aktiva tetap, aktiva bergerak
dan surat berharga.
2) Obligasi Tidak terjamin.

Pencatatan Utang Obligasi (Saat Penerbitan)


Obligasi yang diterbitkan dapat dicatat dengan dua cara :

25
 Yang dicatat hanya yang terjual.
 Yang dicatat yang telah terjual dan yang belum terjual.

 Contoh soal :

Pada tanggal 1 Januari 2017  PT Mumbul Jaya  menerbitkan 1.000 lbr obligasi,
12 %, nominal Rp 100.000,- per lembar. Tanggal kupon 1 Januari – 1 Juli. Obligasi
akan dijual dalam waktu yang berbeda, tergantung kebutuhan uang perusahaan.
Dari data perusahaan diperoleh informasi penjualan obligasi sbb :
1 Januari 2017 dijual 600 lbr obligasi dengan kurs 102 %
1 Juli 2017 dijual 300 lbr obligasi dengan kur 97 %.

Diminta :
1. Jurnal bila yang dicatat hanya obligasi yang terjual.
2. Jurnal bila yang dicatat hanya obligasi yang terjual dan yang belum
terjual.

Jawab :
Jurnal bila yang dicatat hanya obligasi yang terjual.

Jurnal
No Transaksi
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1 Waktu Menerbitkan 1 Jan 2017 Tidak dijurnal
Obligasi
2 Waktu menjual 1 Jani 2017 Kas 61.200.000
obligasi di atas pari     Utang Obligasi 60.000.000
    Agio Obligasi 1.200.000

3. Waktu menjual 1 Juli 2017 Kas 29.100.000


obligasi dibawah pari Dis agio 900.000
    Utang Obligasi 30.000.000

a. Jurnal bila yang dicatat hanya obligasi yang terjual dan yang belum terjual

N Jurnal
Transaksi
o Tanggal Keterangan Debet Kredit
1 Waktu 1 Jan 2017 Obligasi blm dijual 100.000.000
Menerbitkan  Otorisasi Utang Obl 100.000.000
Obligasi
2 Waktu menjual 1 Jan 2017 Kas 61.200.000
obligasi di atas     Obl Yg blm terjual 60.000.000
pari     Agio Obligasi 1.200.000

25
N Jurnal
Transaksi
o Tanggal Keterangan Debet Kredit
3. Waktu menjual 1 Juli 2017 Kas 29.100.000
obligasi dibawah Dis agio 900.000
pari    Obl yg blm Terjual 30.000.000

 Amortisasi Agio dan Disagio Obligasi.

Apabila  tingkat bunga obligasi lebih rendah dari tingkat bunga pasar, maka
obligasi diterbitkan dengan discount dan dicatat ke akun disagio obligasi. Disagio
obligasi ini  bukanlah menjadi kerugian atau biaya pada periode penempatan
obligasi, tetapi harus dianggap sebagai kerugian selama umur obligasi. Oleh
karena itu setiap akhir periode akuntansi atau setiap tsnggal kupon disagio obligasi
atau diskonto tersebut harus diamortisasi.

Begitu juga halnya dengan Agio obligasi ( premium ), jangan dianggap


sebagai keuntungan pada saat penempatan obligasi, tetapi sebagai keuntungan
selama umur obligasi. Maka setiap tanggal kupon atau akhir periode akuntansi
harus diamortisasi. Amortisasi obligasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Metode Garis lurus
2) Metode Bunga efektif.
Dalam metode garis lurus, jumlah disagio atau Agio obligasi yang dipindahkan ke
biaya bunga tiap periode tertentu sama besarnya. Misalnya dis agio obligasi Rp
2.000.000,- umur obligasi 5 tahun, maka amortisasi tiap kupon ( ½ tahun sekali )
= Rp 2.000.000,- : 10 = Rp 200.000,-.

 Contoh soal  ( 1 ) :

Pada tanggal 1 September 2017 PT Riski Amanah  mengeluarkan 1.000 lembar


obligasi 9 % dengan kurs 98 % , nominal obligasi Rp 100.000,- per lembar.
Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 1 September 2022. Kupon 1/3 – 1/9.
Dari data tersebut diminta :
Jurnal yang diperlukan untuk tahun 2017 dan 2018.

Jawab :

Perhitungan Amortisasi:
Harga Nominal = 1.000 x Rp 100.000,-           = Rp 100.000.000,-
Harga Kurs       = 98% x Rp 100.000.000,-      = Rp   98.000.000,-
Disagio Obligasi                                           = Rp     2.000.000,-
Disagio tersebut untuk masa 5 tahun atau 60 bulan, sehingga setiap bulan disagio
harus diamortisasi sebagai berikut = Rp 2.000.000,- / 60 bulan = Rp 33.3333,33
Besar amartisasi setiap tanggal kupon (6 bulan) = Rp 33.333,33 x 6 = Rp
200.000,-
Perhitungan Bunga:

25
Bunga yang harus dibayar setiap tahun dapat dihitung sebagai berikut:
Bunga          = (nominal x % bunga x waktu) / 12 atau 360.
= (100.000.000 x 9 x 12) = Rp 9.000.000,-
                                  1200
Bunga tersebut adalah bunga yang harus dibayar dalam 1 tahun. Jadi dalam 1
bulan bunga yang harus dibayar adalah: Rp 9.000.000,- /12 = Rp 750.000,-.
Pembayaran bunga per tanggal kupon (6 bulan) = Rp 750.000,- = Rp 4.500.000,-

Dari perhitungan tersebut, maka dapat dibuat jurnal seperti berikut ini:

TGL PERKIRAAN REF DEBET KREDIT


2017
Sept 01 Kas 98.000.000,- -
Disagio Obligasi 2.000.000,- -
       Utang  Obligasi 100.000.000,-
(mencatat timbulnya Utang
obligasi)
Des 31 Beban Bunga 133.333,32,- -
       Disagio Obligasi 133.333,32-
(mencatat peny. Disagio
Obl)
Des 31 Beban Bunga 3.000.000,- -
       Utang Bunga 3.000.000,-
(mencatat peny. beban
bunga)
2018
Jan 01 Disagio Obligasi 133.333,32,- -
       Beban Bunga 133.333,32,-
(pembalikan Amortisasi
Disagio Obl)
01 Utang Bunga 3.000.000,- -
       Beban Bunga 3.000.000,-
(mencatat pembalikan
Utang bunga)
Mart 01 Beban Bunga 4.500.000,- -
       Kas 4.500.000,-
(mencatat pembayaran
bunga)
01 Beban Bunga 200.000,- -
       Disagio Obligasi 200.000,-
(mencatat amortisasi
Disagio)
Sept 01 Beban Bunga 4.500.000,- -

25
       Kas 4.500.000,-
(mencatat pembayaran
bunga)
01 Beban Bunga 200.000,- -
       Disagio Obligasi 200.000,-
(mencatat amortisasi
Disagio)
Des 31 Beban Bunga 133.333,32,- -
       Disagio Obligasi 133.333,32-
(mencatat peny. Disagio
Obl)
Des 31 Beban Bunga 3.000.000,- -
       Utang Bunga 3.000.000,-
(mencatat penyesuaian
beban bunga)

 Contoh soal ( 2 ) :

PT   Maju Jaya   pada tanggal 1 Nopember 2017 mengeluarkan 2.000 lembar
obligasi 15 % dengan kurs 103 % nominal @ Rp 100.000,- . Obligasi akan jatuh
tempo pada tanggal 1 Nopember 2022, kupon 1/5 – 1/11.
Dari data tersebut diminta :
Jurnal yang diperlukan untuk tahun 2017 dan 2018.

 Jawab :

Perhitungan Agio dan amortisasi Agio Obligasi:


Harga Kurs               = 103% x 2000 x Rp 100.000,-    = Rp 206.000.000,-
Harga Nominal          = 2.000 x Rp 100.000,-               = Rp 200.000.000,-
Agio Obligasi                                                              Rp     6.000.000,-
Agio Obligasi tersebut untuk masa 5 tahun ( 1/11/2017 s.d. 1/11/2022)
Besar amortisasi Agio obligasi per tahun adalah Rp 6.000.000,- / 5 = Rp
1.200.000,-
Besar Amortisasi per bulan = Rp 1.200.000,- / 12  = Rp 100.000,-
Besar amortisasi setiap tanggal kupn adalah Rp 100.000 x 6 = Rp 600.000,-
Perhitungan bunga yang harus dibayar:
Bunga yang harus dibayar setiap tahun dapat dihitung sebagai berikut:
Bunga          = (nominal x % bunga x waktu) / 12 atau 360.
= (200.000.000 x 15 x 12)           = Rp 30.000.000,-
                                  1200
Bunga tersebut adalah bunga yang harus dibayar dalam 1 tahun. Jadi dalam 1
bulan bunga yang harus dibayar adalah: Rp 30.000.000,- /12 = Rp 2.500.000,-.
Pembayaran bunga per tanggal kupon (6 bulan) = Rp 2.500.000,- x 6 = Rp
15.000.000,-

25
Dari perhitungan tersebut, maka dapat dibuat jurnal seperti berikut ini:

TGL KETERANGAN Ref DEBET ( Rp ) KREDIT ( Rp )


1 /11/17 Kas 206.000.000
        Agio Obligasi 6.000.000
        Utang Obligasi 100.000.000
( mencatat
penempatan
obligasi)
31/12/17 Agio Obligasi 200.000
       Beban Bunga 200.000
(peny.   Amortisasi
Agio obl 2 bln)
31/12/17 Biaya bunga 5.000.000
       Utang Bunga 5.000.000
(peny.   bunga
obligasi 2 bln)
1 /01/18 Beban bunga 200.000
       Agio Obligasi 200.000
(Jurnal
pembalik amortisasi
agio )
1 /01/18 Utang bunga 5.000.000
       Biaya Bunga 5.000.000
(Jurnal
pembalik beban
bunga)
1/05/18 Biaya bunga 15.000.000
       Kas 15.000.000
(pembayaran bunga
6 bln )
1/05/18 Agio Obligasi 600.000
       Biaya Bunga 600.000
(amortisasi agio
obligasi)
1/11/18 Biaya bunga 15.000.000
       Kas 15.000.000
(pembayaran bunga
6 bln )
1/05/18 Agio Obligasi 600.000
       Biaya Bunga 600.000
(amortisasi agio

25
obligasi)
31/12/18 Biaya bunga 5.000.000
       Utang Bunga 5.000.000
( peny. bunga
obligasi 2 bln )

Pelunasan Obligasi
Pelunasan obligasi pada umumnya dilakukan pada tanggal jatuh tempo, tetapi
jika dana pelunasan sudah siap sebelum tanggal jatuh tempo, dari pada harus
membayar bunga setiap tanggal kupon lebih baik obligasi yang beredar ditarik
kembali. Jika pelunasan obligasi dilakukan pada tanggal jatuuh tempo, sudah
barang tentu sebesar nilai nominal ditambah bunga yang terUtang. Tetapi jika
pelunasan obligasi dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo, berarti membeli
kembali obligasi dari para pemegangnya, dengan harga sesuai dengan
kesepakatan atau harga wajar menurut bursa surat-surat berharga, sehingga
mungkin timbul rugi atau laba pelunasan obligasi. Perhatikan contoh soal berikut
ini:
Dari soal PT Maju Jaya   di atas maka pelunasan obligasi pada tanggal jatuh
tempo (1 Nopember 2022 ) maka dibuat jurnal sebagai berikut :

TGL PERKIRAAN REF DEBET KREDIT


2022
Nov 0 Utang Obligasi 100.000.000,- -
1
Beban Bunga 4.700.000,- -
       Disagio Obligasi 200.000
       Kas 104.500.000,-

Penjelasan :

Bunga obligasi 6 bulan                                Rp 4.500.000,-


Amortisasi disagio                                      Rp    200.000,-
Beban Bunga                                              Rp 4.700.000,-

Misalkan pada PT Maju Jaya pada soal di atas, menarik seluruh Utang obligasi
pada tanggal 1 Juli 2021 dengan kurs 104%, maka jurnal yang dibuat pada
tanggal 1 Juli 2021 adalah sebagai berikut:

TGL PERKIRAAN REF DEBET KREDIT


2021
Juli 01 Agio Obligasi 200.000,- -
      Beban Bunga - 200.000
(mencatat amorts agio obl 2 bln)

25
TGL PERKIRAAN REF DEBET KREDIT
Utang Obligasi 200.000.000 -
Agio Obligasi 2.800.000 -
Beban Bunga 5.000.000 -
Rugi Pelunasan 5.200.000 -
           Kas - 213.000.000
( Mencatat pelunasan obligasi )

Penjelasan :

1. Agio obligasi Rp 6.000.000,- diamortisasi selama 5 tahun ( 60 bulan ). Amortisasi


setiap bulan =         Rp 6.000.000,- : 60 = Rp100.000,-
2. Agio obligasi yang belum diamortisasi 1/7/2017  s/d  1/11/2021  = 28 bulan.
3. Biaya bunga yang dibayarkan pada saat pelunasan adalah
1/05/2017  s/d  1/07/2017  = 2 bulan =   ( 200.000.000,- x 2 x 15 ) / 1200 = Rp
5.000.000,-
4. Harga kurs saat pelunasan = 104 % x Rp 200.000.000,- =  Rp 208.000.000,-
Nilai nominal Obligasi                                                                    Rp  200.000.000,
Agio obligasi yang belum diamortisasi                                                      2.800.000,
Nilai buku obligasi                                                                     = Rp   202.800.000,
Rugi pelunasan
obligasi                                                    Rp        5.200.000,-

Penyajian Utang dalam Neraca

Agar lebih jelas gambaran posisi Utang pada neraca, di sini disajikan sekaligus
Utang jangka pendek dan Utang jangka panjang pada neraca. Sebagai ilustrasi
misalnya pada akhir tahun 2015 PT Amanah mempunyai data tentang Utang
sebagai berikut :
Utang Dagang Rp   34.000.000,-
Utang wesel 2.000.000,-
Sewa diterima di muka 3.000.000,-
Utang gaji 750.000,-
Utang bunga 400.000,-
Utang hipotekn 40.000.000,-
Utang angsuran hipotek 10.000.000,-
Utang obligasi 10 % 100.000.000,-
Disagio obligasi 2.000.000,-
Utang bunga obligasi 3.000.000,-
Utang bunga hipotek 3.000.000,-

Dari data di atas maka dalam neraca dapat disajikan sebagai berikut :

25
PT Amanah
Neraca
31 Desember 2015

Jumlah Aktiva…………………………………....………                 Rp ……………

Utang Jangka Pendek :


Utang Dagang                           Rp   34.000.000,-
Utang wesel                                        2.000.000,-
Utang gaji                                              750.000,-
Utang bunga                                       6.400.000,-
Utang angsuran hipotek                     10.000.000,-
Sewa diterima di muka                         3.000.000,-
Jumlah Utang Jangka
Pendek                                                                      Rp    56.150.000,-

Utang Jangka Panjang


Utang hipotek                           Rp      40.000.000,-
Utang obligasi 10 %                        100.000.000,-
Disagio obligasi                             (    2.000.000,- )
Jumlah Utang Jangka Panjang                                                                   Rp
138.000.000,-

Modal
Modal Saham………………………………………………      Rp …………………

 Metode pencatatan untuk obligasi dapat dibagi menjadi 3 yaitu:


1. Metode Hold to Maturity (HTM)

HTM adalah metode akuntansi yang digunakan oleh investor yang sejak
membeli obligasi sudah memutuskan untuk memegangnya hingga jatuh tempo.
Karena obligasi umumnya memiliki jangka waktu jatuh tempo yang panjang (di
atas 1 tahun), maka investor sudah memiliki mindset untuk investasi jangka
panjang.

Mindset investasi jangka panjang menjadikan investor tidak lagi


memperhatikan fluktuasi harga yang terjadi di pasar. Oleh karena itu, dalam
pembukuan, obligasi tidak dicatat pada harga pasar melainkan
menggunakan Harga Amortisasi. Secara sederhana, konsep harga amortisasi
mirip dengan konsep penyusutan. Ketika suatu obligasi dibeli pada harga 110,

25
maka setiap tahun akan disusutkan sejumlah nilai tertentu hingga menjadi 100
pada saat jatuh temponya. Sebaliknya ketika obligasi dibeli pada harga 90, maka
setiap tahun akan dinaikkan sejumlah nilai tertentu hingga menjadi 100 pada saat
jatuh temponya.

2. Metode Trading

Metode Trading mencatat obligasi pada harga pasar. Dengan mencatat


obligasi pada harga pasar, maka nilai kekayaan investor bisa naik atau turun
mengikuti perubahan harga yang berlaku. Keuntungan atau kerugian yang belum
terealisasi (misalnya beli di harga 110 sekarang harganya 105), selisih harga
tersebut langsung dibukukan pada laporan rugi laba karena diasumsikan obligasi
akan dijual dalam jangka waktu dekat. Jadi sejak awal mindset investor ketika
membeli obligasi adalah untuk trading jangka pendek.

3. Metode Available For Sale (AFS)

Metode AFS dan trading pada dasarnya sama yaitu mencatat obligasi pada
harga pasar. Sehingga fluktuasi harga pasar langsung mempengaruhi nilai
kekayaan investor. Perbedaan dengan trading adalah metode AFS ini dibuat untuk
investor yang mindset-nya masih bingung, apakah obligasi ingin dipegang hingga
jatuh tempo atau ditradingkan. Karena belum ada keputusan itulah, ketika ada
keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi, maka selisihnya tidak dicatat
pada laporan rugi laba, melainkan pada modal (equity). Selanjutnya mengikuti
perkembangan harga, investor bisa memutuskan apakah nantinya obligasi yang
bersangkutan mau ditransaksikan atau dipegang hingga jatuh tempo.

Pada umumnya, institusi yang menggunakan ketiga metode di atas adalah


Asuransi dan Perusahaan umum. Sementara Dana Pensiun hanya bisa
menggunakan Trading dan HTM karena tidak memiliki Equity dalam struktur
laporan keuangannya. Satu hal yang menarik dari sistem pembukuan untuk
akuntnasi obligasi adalah sejak membeli obligasi pertama kali, investor sudah
“dipaksa” untuk menentukan sikapnya. Apakah obligasi tersebut mau dipegang
hingga jatuh tempo (HTM), ditransaksi jangka pendek (trading), atau
mengambang dan baru diputuskan sesuai situasi pasar (AFS).

Cara di atas sangat efektif dalam membentuk mindset investor. Sebab ketika
diputuskan untuk mengikuti harga pasar, berarti investor dianggap sudah
menyiapkan diri terhadap risiko flukutasi harga yang terjadi. Ketika diputuskan

25
untuk dicatatkan pada harga amortisasi, berarti investor sudah bertekad untuk
berinvestasi jangka panjang dan tidak perlu khawatir lagi dengan fluktuasi harga
yang terjadi di pasar.

c. Utang Wesel Jangka Panjang

Utang wesel ini sama artinya denganutang wesel biasanya yang


membedakanhanyalah waktu, di mana utang ini hanyadalam waktu kurang dari
satu tahun.

 Contoh Soal :

Pada tanggal 31 Desember 2010 PT ABCmeminjam uang sebesar


Rp 60.000.000 denganmenarik promes dengan bunga 12%. Promestersebut
akan dilunasi dengan 6x angsurantahunan. Diangsur setiap tanggal
31 Desember.

Buatlah jurnal :
1. Untuk mencatat transaksi diatas
2. Untuk mencatat angsuran pertama

 Jawaban :

1. Jurnal untuk mencatat transaksi31 Des Kas 60.000.000 -


2010 Utang Wesel - 60.000.000
2. Jurnal untuk mencatat angsuran
pertama31 Des Utang Wesel 10.000.000 -2011 Beban Bunga Wesel 7.
200.000 -Kas - 17.200.000*penjelasan*angsuran per thn
= 60.000.000 = 10.000.0006Beban bunga wesel 12% x Rp
60.000.000 = 7.200.000

d. Utang kredit bank jangka panjang

Kerdit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan denganitu,
berdasarkan persetujuan ataukesepakatan pinjam meminjam antarabank dan
pihak lain yang mewajibkanpihak peminjam untuk melunasi utangnyasetelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga

 Contoh Soal :

Pada tanggal 1 Januari 2011 PT ABC mendapatpinjaman dari Bank Permata


sebesar Rp100.000.000 dengan bunga 10%Buatlah jurnal untuk mencatat
transaksi diatas!

25
 Jawaban :

Jurnal untuk mencatat transaksi1 Jan Kas 90.000.000 -


2011 Beban bunga pinjaman bank 10.000.000 –
Utang Bank - 100.000.000
*penjelasan*beban bunga pinjaman bank100.000.000 x 10% = 10.000.000

e. Pengakuan

Secara umum, kewajiban jangka panjang diakui jika besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang
ada sampai dengan tanggal pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut
mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada
saat dana pinja:rnan diterima oleh pemerintah atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai
dengan kesepakatan, dan/atau pada saat kewajiban timbul.

f. Pengukuran

Secara umum, kewajiban jangka panjang dicatat sebesar nilai nominal. Apabila
kewajiban jangka panjang tersebut dalam bentuk mata uang asing maka harus
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah
bank sentral pada akhir periode pelaporan.

g. Penyajian dan Pengungkapan

Utang jangka panjang pemerintah harus diungkapkan dalam neraca pada periode
pelaporan dengan nilai yang handal. Untuk mendukung agar informasinya lebih lengkap
dan bermanfaat bagi setiap pengguna laporan keuangan, selain disajikan dalam neraca
maka harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Informasi yang
harus disajikan dalam CaLK antara lain meliputi:

a. Jumlah saldo kewajiban jangka panjang berdasarkan tipe pemberi pinjaman;

b. Jumlah saldo utang pemerintah jangka panjang berdasarkan jenis sekuritas


utang pemerintah dan jatuh temponya; dan

c. Syarat-syarat dan konsekuensi perjanjian atas pembayaran utang jangka


panjang tersebut.

Penyajian Utang dalam mata uang asing pada neraca menggunakan kurs tengah
Bank Sentral pada tanggal pelaporan. Selisih penjabaran pos Utang dalam mata uang
asing antara tanggal transaksi dan tanggal pelaporan dicatat sebagai pendapatan selisih
kurs yang belum terealisasi atau beban kerugian selisih kurs belum terealisasi.

Berikut adalah ilustrasi penyajian Kewajiban Jangka Panjang pada neraca:

25
Pemerintah ABC
NERACA
Per 31 Desember 20Xl

Uraian Jumlah

ASET

ASET LANCAR

ASET TETAP

INVESTASI JANGKA PANJANG

ASET LAINNYA

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang Luar Negeri xxxx

Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxxx

Utang Dalam Negeri - Obligasi  

Premium (Diskonto) Obligasi xxxx

Utang Jangka Panjang Lainnya xxxx

EKUITAS XXXXX

 Bagian Dari Utang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Pada Periode Sekarang

25
Utang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Tahun Ini adalah kewajiban jk
panjang yang akan dilunasi dalam jangka waktu 1 tahun ke depan. Utang ini
timbul karena terdapat utang jangka panjang perusahaan yang akan jatuh tempo
pada periode sekarang. Contoh utang dari jenis ini adalah bagian dari obligasi,
wesel bayar jangka panjang dan utang jangka panjang lain yang jatuh tempo
dalam tahun ini (tahun pelaporan).

Sebagai ilustrasi disampaikan contoh sebagai berikut: misalnya perusahaan


memiliki utang bank sebesar Rp5.000.000.000,. yang jatuh tempo pada bulan
Maret 2007. maka pada saat perusahaan menyusun laporan keuangan pada 31
Desember 2006, perusahaan harus mencantumkan utang bank ini ke dalam
kelompok kewajiban/ utang lancar, karena akan jatuh tempo kurang dari satu
tahun. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam masa berjalan tidak boleh
dimasukkan sebagai kewajiban jika:

a. Akan dilunasi dengan asset yang sudah dicadangkan untuk tujuan ini
b. Akan didanakan kembali atau dilunasi dari hasil penerbitan utang baru.
c. Akan dikonversikan menjadi modal saham.

 Contoh :

 01/01/05:
Kas 12.000.000 –
Utang Wesel – 12.000.000
 31/12/05:
Biaya Bunga(12% x 12 jt) 1.440.000 –
Utang Bunga – 1.440.000
Neraca 31/12/05
 Kewajiban Lancar:
Utang Wesel 4.000.000
Utang Bunga 1.440.000
 Kewajiban Jangka Panjang:
Utang Wesel 8.000.000

6. Perlakuan Khusus

a. Kewajiban jangka panjang yang berasal dari penerimaan pembiayaan


pinjaman oleh BUN

Kewajiban jangka panjang yang berasal dari penerimaan pembiayaan


pinjaman oleh BUN dapat bersumber dari sumber pinjaman dan sumber penerbitan
SBN Jangka Panjang. Penerimaan pembiayaan pinjaman oleh BUN dapat berasal
dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

25
1. Utang Jangka Panjang dari Sumber Pinjaman

Pengakuan

Utang jangka panjang dari sumber pinjaman diakui pada saat tanggal
valuta (value date) sebagaimana tercantum dalam Notice of Disbursement
(NoD) atau yang dipersamakan.

 Pengukuran

Utang jangka panjang dari sumber pinjaman diukur sebesar nilai nominal
sesuai dengan yang tercantum dalam NoD.

 Penyajian

Utang jangka panjang dari sumber pmJaman disajikan di Neraca dalam


pos Kewajiban Jangka Panjang.

2. Utang Jangka Panjang dari Sumber Penerbitan SBN Jangka Panjang

Pengakuan:

Utang jangka panjang dari sumber penerbitan SBN jangka panjang diakui
pada saat tanggal setelmen yang tercantum dalam dokumen setelmen.

 Pengukuran:

Utang jangka panjang dari sumber penerbitan SBN diukur sebesar nilai
nominal sesuai dengan hasil ketetapan penerbitan SBN.

 Penyajian:

Utang jangka panJang dari sumber penerbitan SBN disajikan di Neraca


dalam pos Kewajiban Jangka Panjang.

b. Utang Dalam Negeri

Pinjaman Dalam Negeri adalah pinjaman yang berasal dari dalam negeri dan
diharapkan akan dibayar lebih dari dua belas bulan setelah akhir periode
pelaporan.

Pinjaman Dalam Negeri yang diperoleh dari Pemberi Pinjaman Dalam Negeri
harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesua1 dengan masa
berlakunya. Pengadaan Pinjaman Dalam Negeri dilakukan dalam mata uang Rupiah
yang dilakukan oleh Pemerintah, yang bersumber dari Pemerintah Daerah, Badan
Usaha Milik Negara, dan Perusahaan Daerah, yang digunakan untuk membiayai
Kegiatan tertentu. Pinjaman Dalam Negeri dapat diterus pinjamkan kepada
Penerima Penerusan Pinjaman Dalam Negeri yang harus dibayar kembali dengan
ketentuan dan persyaratan tertentu. Penerima penerusan Pinjaman Dalam Negeri
adalah Pemerintah Daerah atau BUMN/BUMD. Perjanjian Pinjaman Dalam Negeri
dituangkan dalam naskah perjanjian atau naskah lain yang dipersamakan yang
memu at kesepakatan mengenai pinjaman dalam negeri antara Pemerintah
dengan Pemberi Pinjaman Dalam Negeri.

25
 Pengakuan:

Pinjaman dalam negeri diakui pada saat dana diterima di RKUN dan/atau
pada saat kewajiban timbul. Dari berbagai macam mekanisme penarikan
pinJaman dalam negeri pengakuan pinjaman yang cara penarikannya
dilakukan dengan pembukaan LC I Direct Payment/ Rekening Khususj
Pembiayaan PendahuluanjPenarikan Tunai diakui berdasarkan tanggal
penarikan (value date) yang terdapat dalam dokumen NoD (Notice of
Disbursement), atau dokumen yang dipersamakan, yang diterima dari lender.

 Pengukuran:

Jumlah utang yang tercantum dalam naskah perjanjian merupakan


komitmen maksimum jumlah pendanaan yang disediakan oleh pemberi
pinjaman. Penerima pinjaman belum tentu menarik seluruh jumlah pendanaan
tersebut, sehingga jumlah yang dicantumkan dalam neraca untuk utang
dalam negeri sektor perbankan adalah sebesar jumlah dana yang telah ditarik
oleh penerima pinjaman.

c. Utang Obligasi/SUN

Utang Obligasi/SUN adalah jenis Surat Utang Negara yang berjangka waktu
lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan imbalan bunga tetap (fixed rate/FR) atau
dengan imbalan bunga secara variabel (variable rate/VR).

 Pengakuan:

Utang Obligasi Negara diakui pada saat kewajiban timbul yaitu pada saat
terjadi transaksi penjualan.

 Pengukuran:

Utang Obligasi Negara dicatat sebesar nilai tercatat ( carrying amount),


yaitu nilai nominal/par, ditambah premium atau dikurangi diskon yang belum
diamortisasi dan disajikan pada akun terpisah. Nilai nominal Utang Obligasi
Negara tersebut mencerminkan nilai yang tertera pada lembar surat utang
pemerintah dan merupakan nilai yang akan dibayar pemerintah pada saat
jatuh tempo.

Dalam hal utang obligasi yang pelunasannya diangsurI dipercepat, aliran


ekonomi setelahnya, seperti transaksi pembayaran, dan perubahan lainnya
selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai
tercatat (carrying amount) utang tersebut. Apabila surat utang obligasi dijual
di bawah nilai par (dengan diskon), maupun di atas nilai par (dengan
premium), maka nilai pokok utang tersebut adalah sebesar nilai nominalnya
atau nilai jatuh temponya, sedangkan diskon atau premium dikapitalisasi
untuk diamortisasi sepanjang masa berlakunya surat utang obligasi. Apabila
surat utang obligasi diterbitkan dengan denominasi valuta asing, maka
kewajiban tersebut perlu dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah
dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada akhir periode pelaporan.

25
d. Utang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

SBSN adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan pnns1p


syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam
mata uang Rupiah maupun dalam valuta asing.

Aset SBSN adalah objek pembiayaan SBSN dan/atau Barang Milik Negara
yang memiliki nilai ekonomis, berupa tanah dan/atau bangunan maupun selain
tanah dan/atau bangunan, yang dalam rangka penerbitan SBSN dijadikan sebagai
dasar penerbitan SBSN.

SBSN dapat berupa:

1. SBSN Ijarah, yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah;


2. SBSN Mudarabah, yang diterbitkan berdasarkan akad mudarabah;
3. SBSN Musyarakah, yang diterbitkan berdasarkan akad musyarakah;
4. SBSN Istishna', yang diterbitkan berdasarkan akad istishna';
5. SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad lainnya sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah; dan
6. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dua atau lebih akad di
atas.

 Pengakuan:

Utang SBSN diakui pada saat kewajiban timbul yaitu pada saat terjadi
transaksi penjualan.

 Pengukuran:

SBSN dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount), yaitu nilai


nominal/par, ditambah premium atau dikurangi diskon yang belum
diamortisasi yang disajikan pada akun terpisah. Nilai nominal SBSN tersebut
mencerminkan nilai yang tertera pada ketentuan dan persyaratan SBSN dan
merupakan nilai yang akan dibayar pemerintah pada saat jatuh tempo. Dalam
hal SBSN yang pelunasannya diangsur/dipercepat, aliran ekonomi setelahnya,
seperti transaksi pembayaran, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai
pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat (carrying amount)
utang tersebut.

Apabila SBSN dijual di bawah nilai par (dengan diskon), maupun di


atasnilai par (dengan premium), maka nilai pokok SBSN adalah sebesar nilai
nominalnya atau nilai jatuh temponya, sedangkan diskon atau premium
dikapitalisasi untuk diamortisasi sepanjang masa berlakunya SBSN.Apabila
SBSN diterbitkan dengan denominasi valuta asing, maka kewajiban tersebut
perlu dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah bank sentral pada akhir periode pelaporan.

e. Utang Pembelian Cicilan

Utang Pembelian Cicilan adalah kewajiban yang timbul karena perolehan


barangjjasa pemerintah yang dilakukan dengan membayar secara angsuran.

25
Secara hukum, transaksi ini ditandai dengan penandatanganan suatu akta utang
atau hipotek oleh pembeli yang menetapkan secara spesifik syarat-syarat
pembayaran atau penyelesaian kewajiban. Transaksi pembelian secara
angsuran/cicilan memiliki dua varian utama.

Pertama, perjanjian dengan menetapkan jumlah cicilan di masa depan dengan


tingkat bunga tertentu. Kedua, perjanjian dengan menetapkan skema pembayaran
secara angsuran per periode dengan besaran jumlah tetap mencakup pokok dan
bunga yang tidak disebutkan secara eksplisit. Kesamaan pada kedua varian
tersebut adalah bahwa tingkat bunga dikenakan terhadap sisa pokok utang yang
belum dibayar.

Pelaksanaan transaksi pembelian pemerintah secara kredit yang melampaui


tahunanggaran lebih rumit daripada yang dibayar tunai, karena di satu pihak akan
menghadapi persoalan yang berhubungan dengan ketentuan pelaksanaan
anggaran belanja, di lain pihak pelunasan kredit sekaligus atau cicilan akan
dikenain bunga eksplisit atau tersamar, yang pada gilirannya berkonsekuensi pada
besaran harga pembelian.

 Pengakuan:

Utang pembelian cicilan, baik yang mengandung bunga secara eksplisit


maupun bunga secara tersamar diakui ketika barang yang dibeli telah
diserahkan kepada pembeli dan perjanjian utang telah mengikat para pihak
secara legal, yaitu ketika perjanjian utang ditandatangani oleh pihak penjual
yang sekaligus bertindak selaku kreditur dan pembeli yang juga menjadi
debitur.

 Pengukuran:

Utang pembelian cicilan, baik yang bunganya dinyatakan secara eksplisit


maupun bunganya disamarkan dalam bentuk cicilan anuitas, dicatat sebesar
nilai nominal.Khusus mengenai utang cicilan anuitas, setiap pelunasan harus
dipecah menjadi unsur pelunasan pokok utang dan pelunasan bunga. Dalam
hal transaksi dalam mata uang asing maka kewajiban dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang Rupiah. Penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada akhir periode pelaporan.

f. Utang Kemitraan

Utang kemitraan merupakan pengakuan kewajiban yang timbul dari perjanjian


kemitraan pemerintah dengan mitra (badan usaha, pihak ketiga, atau investor)
pada pola kerjasama pemanfaatan Bangun, Serah, Kelola (BSK) dan pola
perjanjian konsesi jasa sehubungan pengakuan aset kemitraan yang sumber
dayanya berasal dari mitra.

 Pengakuan:

1. Pengakuan kewajiban kemitraan pola kerjasama pemanfaatan BSK

25
Kewajiban kemitraan pola kerjasama pemanfaatan BSK diakui
sebagai utang kemitraan pada saat pengakuan aset kemitraan berupa
bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya yang berasal dari mitra
sesuai dengan BAST operasi kerjasama pemanfaatan atau dokumen yang
dipersamakan.

2. Pengakuan kewajiban kemitraan pola perjanjian konsesi jasa

Kewajiban pola perjanjian konsesi jasa diakui sebagai utang


kemitraan pada awalnya saat pengakuan aset konsesi jasa yang sumber
dayanya berasal dari mitra sesuai dengan dokumen laporan konstruksi,
BAST operasional aset konsesi jasa atau dokumen yang dipersamakan,
dan disesuaikan apabila ada nilai imbalan yang dialihkan (misal kas) dari
pemerintah kepada mitra atau mitra kepada pemerintah.

 Pengukuran

1. Kewajiban kemitraan pola kerjasama pemanfaatan BSK pada


awalnya diukur sebesar nilai wajar konstruksi bangunan dan/atau
sarana, berikut fasilitasnya fasilitasnya atau penambahan kapitalisasi
aset yang berasal dari mitra sesuai dengan BAST atau dokumen
yang dipersamakan, dan disesuaikan nilainya sehubungan
pembayaran periodik oleh pemerintah kepada mitra.
2. Kewajiban kemitraan pola perJanJian konsesi jasa diukur pada
awalnya sebesar nilai wajar yaitu nilai konstruksi aset konsesi jasa
atau peningkatan kapitalisasi aset pada BMN yang sudah ada sesuai
dengan dokumen laporan konstruksi, BAST operasional aset konsesi
jasa atau dokumen yang dipersamakan, dan disesuaikan apabila ada
nilai imbalan yang dialihkan (misal kas) dari pemerintah kepada
mitra atau mitra kepada pemerintah. Penyesuaian setelah nilai awal
pengakuan kewajiban kemitraan terjadi sehubungan dengan:

a. Skema pembayaran kepada mitra: bagian pembayaran periodik


oleh pemerintah kepada mitra yang mengurangi nilai pengakuan
kewajiban kemitraan sehubungan konstruksi, perolehan, atau
peningkatan kapitalisasi aset konsesi jasa yang berasal dari
mitra. Sedangkan bagian pembayaran periodik oleh pemerintah
kepada mitra untuk tagihan atas biaya transaksi keuangan dan
untuk tagihan atas penyediaan jasa publik oleh mitra bukan
merupakan pengurang nilai pengakuan kewajiban kemitraan.
b. Skema pemberian hak usaha penyelenggaraan kepada mitra:
bagian amortisasi tahun berjalan dari perhitungan garis lurus
pendapatan tangguhan sepanjang masa konsesi atas pengakuan
aset konsesi jasa yang berasal dari mitra.

 Penyajian dan Pengungkapan:

1. Nilai kewajiban kemitraan pola kerjasama pemanfaatan BSK dan


kewajiban kemitraan pola perjanjian konsesi jasa disajikan di neraca

25
sebagai utang kemitraan di neraca pada pos utang jangka panjang
lainnya.
2. Pengungkapan kewajiban kemitraan pola kerjasama pemanfaatan
BSK
3. Pengungkapan kewajiban kemitraan pola perjanjian konsesi jasa:

a. Dalam hal pengakuan kewajiban kemitraan pola perjanjian


konsesi jasa dengan skema pembayaran kepada mitra, yaitu
pemerintah mempunyai kewajiban tanpa syarat untuk membayar
kas atau aset keuangan lain kepada mitra sehubungan
konstruksi, perolehan, atau peningkatan kapitalisasi aset konsesi
jasa, maka pengungkapan dilakukan sehubungan dengan bagian
dan akumulasi pembayaran periodik oleh pemerintah kepada
mitra yang mengurangi nilai pengakuan kewajiban kemitraan
atas pengakuan aset konsesi jasa yang berasal dari mitra.
b. Dalam hal pengakuan kewajiban kemitraan pola perjanjian
konsesi jasa dengan skema pemberian hak usaha
penyelenggaraan kepada mitra, yaitu pemerintah tidak
mempunyai kewajiban tanpa syarat untuk membayar kas atau
aset keuangan lain kepada mitra sehubungan konstruksi,
perolehan, atau peningkatan kapitalisasi aset konsesi jasa, maka
pengungkapan dilakukan sehubungan dengan estimasi
perhitungan garis lurus amortisasi sepanjang masa konsesi jasa
terhadap nilai pendapatan tangguhan atas pengakuan aset
konsesi jasa yang berasal dari mitra

g. Utang Jangka Panjang Lainnya

Termasuk bentuk Utang Jangka Panjang Lainnya adalah kewajiban


pemerintah kepada badan usaha yang mendapat penugasan sebagai operator
untuk menyalurkan dan menyediakan kebutuhan energi. Dalam pelaksanaannya,
terdapat selisih kurang antara penerimaan (harga jual) dengan biaya produksinya.

 Pengakuan:

Kewajiban pemerintah kepada badan usaha yang mendapat penugasan


sebagai operator untuk menyalurkan dan menyediakan energi diakui pada
saat pemerintah menyatakan kesanggupan secara tertulis untuk mengganti
kekurangan penerimaan yang dialami oleh badan usaha.

 Pengukuran :

Kewajiban pemerintah kepada badan usaha yang mendapat penugasan


sebagai operator untuk menyalurkan dan menyediakan energi dicatat sebesar
nilai nominal yang ditanggung oleh pemerintah dan akan dibayarkan lebih dari
12 bulan serta belum dialokasikan pada tahun anggaran berjalan.

25
h. Kewajiban yang timbul berdasarkan Tuntutan Hukum

Dalam hal terjadi tuntutan hukum pengelolaan data atas tuntutan hukum
yang telah berkekuatan hukum ditatausahakan dalam sistem aplikasi yang dikelola
oleh Kementerian Keuangan. Setiap K/L yang memiliki perkara tuntutan hukum
melakukan pemutakhiran informasi pada sistem informasi tersebut. Selain
menyampaikan data tuntutan hukum, setiap K/L juga melaporkan Putusan
Pengadilan yang inkracht atas tuntutan hukum kepada Pemerintah dalam LKKL
dengan perlakuan akuntansi sebagai berikut:

1. Dalam hal tuntutan hukum telah memiliki putusan pengadilan tetap


(inkracht), telah dilakukan teguran (aanmaning) dari PN setempat, tidak
dimungkinkan lagi upaya hukum lanjutan/luar biasa dari Pemerintah dan
telah dianggarkan dalam DIPA Kementerian NegarajLembaga, maka nilai
tuntutan hukum yang sudah inkracht disajikan sebagai Utang kepada
Pihak Ketiga dalam Neraca LKKL;
2. Dalam hal tuntutan hukum telah memiliki putusan pengadilan tetap
(inkracht), telah dilakukan teguran (aanmaning) dari PN setempat, tidak
dimungkinkan lagi upaya hukum lanjutan/luar biasa dari Pemerintah
namun belum dianggarkan dalam DIPA Kementerian NegarajLembaga,
maka nilai tuntutan hukum yang sudah inkracht hanya diungkapkan
dalam CaLK pada LKKL secara agregat (yaitu total nilai tuntutan ganti
rugi tanpa rincian per tuntutan hukum); dan
3. Dalam hal tuntutan hukum belum memiliki putusan pengadilan yang
inkracht atau masih dimungkinkan dilakukan upaya hukum lanjutan/luar
biasa dari Pemerintah, maka tidak dilakukan pencatatan pada Neraca dan
juga tidak diungkapkan dalam CaLK LKKL.

Selain beberapa hal di atas terdapat beberapa kondisi-kondisi tertentu yang


menyebabkan terjadinya perbedaan perlakuan akuntansi atas kewajiban. Untuk
lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Penyelesaian Kewajiban Sebelum Jatuh Tempo

Untuk sekuritas yang diselesaikan sebelum jatuh tempo antara lain


karena adanya fitur untuk ditarik oleh penerbit (call feature) dari sekuritas
tersebut atau karena memenuhi persyaratan untuk penyelesaian oleh
permintaan pemegangnya maka perbedaan antara harga perolehan kembali
dan nilai tercatat netonya (carrying amount) harus diungkapkan pada CaLK.

2. Tunggakan

Jumlah tunggakan atas pmJaman pemerintah harus disajikan dalam


bentuk Daftar Umur (aging schedule) Pembayaran kepada Kreditur pada CaLK
sebagai bagian pengungkapan kewajiban.

3. Restrukturisasi Utang

25
Restrukturisasi utang melalui modifikasi persyaratan utang, debitur harus
mencatat dampak restrukturisasi secara prospektif sejak restrukturisasi
dilaksanakan dan tidak boleh mengubah nilai tercatat utang pada saat
restrukturisasi kecuali jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran
kas masa depan yang ditetapkan dengan persyaratan baru. Informasi
restrukturisasi ini harus diungkapkan pada CaLK sebagai bagian dari
pengungkapan pos kewajiban terkait.

Apabila jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkan


dalam persyaratan baru termasuk pembayaran untuk bunga maupun untuk
pokok utang lebih rendah dari nilai tercatat, maka debitur harus mengurangi
nilai tercatat utang ke jumlah yang sama dengan jumlah pembayaran kas
masa depan sebagaimana yang ditetapkan dalam persayaratan baru. Hal
tersebut harus diungkapkan pada CaLK sebagai bagian dari pengungkapan
pos kewajiban terkait.

Suatu entitas tidak boleh mengubah nilai tercatat utang sebagai akibat
dari restrukturisasi utang yang menyangkut pembayaran kas masa depan
yang tidak dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan maksimum
tidak melebihi nilai tercatat utang.

4. Penghapusan Utang

Penghapusan utang adalah penghapusan secara sukarela tagihan oleh


kreditur kepada debitur baik sebagian maupun seluruhnya jumlah utang
debitur dalam bentuk perjanjian formal diantara keduanya. Penghapusan
utang dapat mengikuti ketentuan yang diatur dalam restrukturisasi utang di
atas.

Informasi atas penghapusan utang harus disajikan dalam CaLK yang


antara lain mengungkapkan jumlah perbedaan yang timbul sebagai akibat
restrukturisasi kewajiban tersebut yang merupakan selisih lebih antara:

a. Nilai tercatat utang yang diselesaikan Jumlah nominal dikurangi atau


ditambah dengan bunga terutang dan premi, diskonto, biaya
keuangan atau biaya penerbitan yang belum diamortisasi), dengan
b. Nilai wajar aset yang dialihkan ke kreditur.

i. Kewajiban Pemerintah terkait Pensiun

Kewajiban pemerintah terkait program pensiun merupakan kewajiban


pemerintah yang terjadi karena adanya perikatan antara pemerintah dengan
pegawai yang bekerja pada pemerintah. Pensiun pegawai dan pensiun janda/duda
diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa
pegawai negeri selama bekerja dalam dinas pemerintah.

Saat ini, program pensiun bagi pegawai pemerintah dilaksanakan berdasarkan


amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai Dan
Pensiun Janda/Duda Pegawai. Dalam undang-undang ini diatur bahwa program

25
pensiun yang berlaku adalah program manfaat pasti dengan mekanisme
pendanaan pay as you go, yaitu pemerintah membayarkan manfaat pensiun pada
saat pegawai sudah berhak menerima pensiun (sebagai penerima pensiun) yaitu
pada saat memasuki usia pensiun.

Berdasarkan jenis dan mekanisme pembayaran program pensiun ini,


pemerintah mengakui beban pensiun pada saat pegawai berhak menerima
pensiun, yaitu pada waktu yang sama dengan periode pembayaran pensiun
tersebut. Dengan demikian, pemerintah tidak mengakui adanya kewajiban jangka
panjang terkait program pensiun, kecuali kewajiban jangka pendek, yaitu apabila
terdapat hak penerima pensiun yang belum dibayarkan sampai dengan akhir
periode pelaporan.

Pengakuan kewajiban terkait pensiun bervariasi antara negara-negara yang


sudah menerapkan akuntansi berbasis akrual. Berdasarkan hasil survey yang
dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
pada tahun 2016, diketahui bahwa dari 34 negara anggota OECD, 25 negara
(73%) telah menggunakan basis akrual dalam pelaporannya, 3 negara (9%)
sedang dalam proses reformasi dari basis kas ke basis akrual (modified cash), dan
6 negara (18%) menggunakan basis kas. Berkaitan dengan penyajian kewajiban
terkait program pensiun di laporan keuangan, dari 28 negara yang menerapkan
basis akrual atau sedang dalam transisi ke basis akrual, diketahui bahwa hanya 11
negara yang menyajikan kewajiban pensiun (Civil and Military Service Pensions) di
neraca, 4 negara mengungkapkan dalam laporan keuangan (disclose) dan sisanya
tidak melaporkan.

Sebagaimana di Indonesia, pertimbangan negara-negara yang tidak


melaporkan kewajiban jangka panjang pensiun adalah karena pemerintah dapat
mengubah manfaat pens1un yang diberikan, baik itu bertambah atau pun
berkurang. Di samping itu, tidak semua pegawai yang aktif dapat dipastikan akan
menerima hak pensiun, yaitu apabila pegawai tersebut tidak dapat memenuhi
kriteria yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan.

Penentuan skema pembayaran pensiun akan sangat mempengaruhi kebijakan


akuntansi atas transaksi termasuk pengakuan beban dan kewajiban Pemerintah
terkait pelaksanaan program pensiun.

Dalam paragraf 30 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan disebutkan bahwa "Pelaporan keuangan pemerintah
diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur
keuangan pemerintah...". Di samping itu, sampai dengan saat ini belum terdapat
PSAP yang mengatur mengenai pensiun, dalam hal ini yaitu PSAP yang mengatur
mengenai Imbalan Pascakerja.

Mengingat bahwa pengakuan/ pencatatan kewajiban pemerintah terkait


program pensiun membutuhkan perlakuan yang spesifik dan tidak sama dengan
perlakuan akuntansi kewajiban pada umumnya, maka sebelum Peraturan
Pemerintah terkait jaminan pensiun ditetapkan dan Standar Akuntansi

25
Pemerintahan terkait imbalan pascakerja (pensiun) diterbitkan, perlakuan
akuntansi atas kewajiban jangka panjang terkait program pensiun manfaat pasti
adalah diungkapkan secara memadai pada Catatan atas Laporan
Keuangan. Pengungkapan dilakukan dengan menjelaskan antara lain jumlah
pegawai aktif, jumlah penerima pensiun dan skema pemberian manfaat pensiun
yang akan diterima oleh pegawai pemerintah, saat yang bersangkutan memasuki
usia pensiun.

Sedangkan, kewajiban jangka pendek atas program pensiun diakui


pemerintah apabila terdapat hak penerima pensiun yang belum dibayarkan
pemerintah sampai dengan akhir periode pelaporan. Penjelasan mengenai
kebijakan akuntansi untuk pengakuan kewajiban jangka pendek m1, selanjutnya
diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

j. Kewajiban atas kebijakan pemerintah

Dalam hal terdapat kebijakan pemerintah yang berdampak pada timbulnya


potensi beban yang wajib ditunaikan maka untuk terus menjamin akuntabilitas dan
transparansi keuangan negara, perlu diungkapkan secara memadai pada Catatan
atas Laporan Keuangan. Pengungkapan dilakukan dengan menjelaskan alasan
pengambilan kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan.

25

Anda mungkin juga menyukai