Anda di halaman 1dari 59

 Wesel jangka panjang disebut juga wesel angsuran karena

pelunasannya dapat dilakukan melalui angsuran dan


pengangsurannya dapat dilakukan beberapa kali dalam
jangka waktu yang cukup panjang.
 Contoh : PT. FUJIYAMA meminjam uang sebesar Rp
60.000.000 dengan menarik promes dengan bunga 12%.
Promes tersebut akan dilunasi dengan 6 kali angsuran
tahunan. Maka jurnal yang dibuat oleh PT. FUJIYAMA untuk
mencatat transaksi di atas adalah :
kas Rp 60.000.000
utang wesel Rp 60.000.000
 Pada cara ini angsuran satu dengan angsuran lain tidak sama
besar.
 Contoh : misalkan promes yang ditarik PT. FUJIYAMA diatas
harus diangsur setiap tanggal 31 desember. Dengan demikian
besarnya angsuran tahunan terdiri atas pokok pinjaman sebesar
Rp 10.000.000 (1/6 x Rp 60.000.000) ditambah bunga sampai
dengan saat angsuran dibayar.
 Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat angsuran pertama dan
angusran kedua adalah sbb :
2011
Des 31 utang wesel Rp 10.000.000
beban bunga Rp 7.200.000
kas Rp 17.200.000
(untuk mencatat angsuran promes termasuk bunga 12% x Rp
60.000.000)
2012
Des 31 utang wesel Rp 10.000.000
beban bunga Rp 6.000.000
kas Rp16.000.000
(untuk mencatat angsuran promes termasuk bunga 12%
x Rp 50.000.000)
 Dalam hal ini angsuran atas pokok pinjaman sama besarnya
tetapi bunga yang harus dibayar tidak sama besar, sehingga
total jumlah yang harus dibayar tidak sama besar.
 Contoh apabila wesel yang bernilai nominal Rp 60.000.000
dengan tingkat bunga 12% per tahun, akan diangsur setiap
akhir tahun selama 6 tahun, maka nilai nominal tersebut
harus kita bagi dengan faktor diskontonya yang dapat dicari
dari tabel. Dengan menggunakan tabel tersebut, pada kolom
12% dan baris ke 6 dapat ditentukan faktor diskontonya yaitu
4.1114. dengan demikian angsuran yang harus dilakukan
adalah Rp 60.000.000 : 4.1114 = Rp 14.594.000 per tahun
(dibulatkan)
 Hutang yang diperoleh melalui penjualan
surat surat obligasi (bukti tertulis dalam
bentuk obligasi)
TABEL PEMBAGIAN BUNGA DAN POKOK PINJAMAN DALAM TIAP
ANGSURAN
Akhir periode (a) (b) (c) (d) (e)
Saldo awal Angsuran Beban bunga Bagian pokok Saldo akhir
pokok periodik periode ini (a) pinjaman pokok
pinjaman x 12% (b)-(c) pinjaman
31/12/2011 Rp Rp Rp 7.200.000 Rp 7.394.000 Rp
60.000.000 14.594.000 52.606.000
31/12/2012 Rp Rp Rp 6.313.000 Rp 8.281.000 Rp
52.606.000 14.594.000 44.325.000
31/12/2013 Rp
14.594.000

31/12/2014 Rp
14.594.000

31/12/2015 Rp
14.594.000

31/12/2016 Rp
14.594.000
 Pengelompokan obligasi dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, yaitu :
A. Ditinjau dari waktu jatuh temponya, ada dua
macam obligasi yaitu :
1. Obligasi biasa (term bonds)
adalah obligasi yang jatuh tempo pada saat yang
sama
2. Obligasi berseri (serial bonds).
adalah obligasi yang jatuh temponya berurutan
dalam periode-periode tertentu.
B. Ditinjau dari jaminannya, ada dua macam
obligasi yaitu :
1. obligasi yang dijamin
Jaminan ini berbentuk aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan (hipotik). Obligasi yang dijamin berarti
memberi jaminan pada investor bila perusahaan tidak
dapat membayar utangnya, investor dapat mengklaim
jaminan itu. Jaminan yang diberikan dapat beberapa
tingkatan, jaminan tingkat pertama berarti
mempunyai klaim yang pertama, jaminan tingkat
kedua berarti klaimnya terhadap jaminan adalah
sesudah obligasi dengan jaminan pertama. Kadang-
kadang jaminan dapat diberikan dalam bentuk surat-
surat berharga (saham dan obligasi) perusahaan lain
yang dimiliki.
2. dan obligasi yang tidak dijamin.
C. Obligasi yang dijamin oleh pihak lain disebut
obligasi bergaransi, misalnya perusahaan induk
menjamin obligasi anak perusahaannya.
D. Obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham
disebut obligasi yang dapat ditukarkan,
pertukaran ini tergantung pada keinginan
pemegang obligasi. Apabila obligasi dapat
ditukarkan dengan saham maka investor dapat
mengubah pemiliknya menjadi pemegang
saham, oleh karena itu obligasi seperti ini
banyak menarik perhatian investor.
E. Ditinjau dari bentuknya obligasi dapat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu:
1. obligasi atas nama
Obligasi atas nama hanya dapat diambil bunganya oleh
orang yang namanya terdaftar, sehingga kalau dijual
harus dilaporkan ke perusahaan yang mengeluarkan
obligasi itu.
2. obligasi kupon.
Obligasi kupon merupakan obligasi yang bebas, tidak
atas nama. Setiap lembar obligasi disertai dengan
kupon-kupon sebanyak tanggal pembayaran bunga,
kupon-kupon itu digunakan untuk mengambil bunga.
Karena tidak atas nama maka penjualan obligasi ini tidak
perlu diberitahukan pada perusahaan yang
mengeluarkan.
 Harga jual (beli) obligasi tidak selalu
sebesar nilai nominalnya. Besarnya harga
ditentukan oleh tingkat bunga obligasi.
Semakin besar bunganya, harga obligasi
semakin tinggi dan sebaliknya semakin
kecil bungan obligasi, semakin rendah
harganya
 Untuk menentukan besarnya harga obligasi

dapat dilakukan dengan cara sebagai


berikut :
 Untuk memahami akuntansi tentang obligasi, perlu difahami
beberapa istilah yang telah disinggung diatas, yaitu :
1. Nilai nominal obligasi adalah nilai yang tercantum (dicetak) pada
surat obligasi. Nilai ini menunjukkan jumlah rupiah yang akan
dilunasi pada tanggal jatuh obligasi tersebut.
2. Tanggal jatuh adalah tanggal obligasi yang bersangkutan akan
dilunasi
3. Bunga obligasi adalah bunga per tahun yang akan dibayar kepada
pemegang obligasi.
4. Tanggal bunga adalah tanggal pembayaran bunga obligasi. Misalkan
obligasi yang mencantumkan tanggal bunga ¼ - 1/10, berarti bahwa
bunga akan dibayar setiap tanggal 1 april dan 1 oktober.
 Penerbitan obligasi diawali dengan percetakan dan
penandatanganan perjanjian obligasi oleh perusahaan
penerbit obligasi dan menyerahkannya pada trutee
dari para pemegang obligasi. Pada saat itu perusahaan
membuat sebuah memo penerbitan obligasi yang
berbunyi : “disetujui untuk menerbitkan obligasi
senilai Rp 8.000.000.000, bunga 9%, jangka waktu 20
tahun, tertanggal 1 januari 2012, dengan pembayaran
bunga setiap tanggal 1 juli dan 1 januari.
 Setelah perjanjian obligasi diserahkan kepada trustee,
maka obligasi seluruhnya atau sebagian sudah dapat
dijual. Seandainya seluruh obligasi terjual sebesar nilai
nominalnya, maka perusahaan penerbit obligasi akan
membuat jurnal sebagai berikut :
1/1/2012 kas Rp 8.000.000.000
utang obligasi Rp
8.000.000.000
 Apabila pada tanggal 1 juli 2012, perusahaan
membayar bunga obligasi untuk periode 6 bulan (1
januari 2012 sampai 1 juli 2012), maka jurnal yang
dibuat untuk mencatat transaksi pembayaran bunga
obligasi adalah sebagai berikut:
1/7/2012 beban bunga Rp 360.000.000
kas Rp 360.000.000
Pada saat obligasi dilunasi (tanggal 1 januari 2032),
perusahaan akan membuat jurnal sebagai berikut :
1/1/2032 utang obligasi Rp 8.000.000.000
kas Rp 8.000.000.000
 Obligasi kadang2 dijual pada tanggal penerbitannya, yang
biasanya juga merupakan tanggal bunga, seperti dalam
contoh diatas.
 Namun sering terjadi bahwa penjualan obligasi dilakukan
setelah tanggal penerbitannya sehingga transaksi tersebut
terjadi diantara dua tanggal bunga.
 Dalan situasi seperti itu, timbul masalah yang berkaitan
dengan bunga sejak tanggal pembayaran bunga terakhir
sampai saat terjadi transaksi penjualan yang biasa disebut
 sebagaimana diketahui, perusahaan penerbit obligasi selalu
akan membayar bunga untuk periode tertentu (misalnya 6
bulan) dan pembayarannya dilakukan di belakang..
 Oleh karena itu, jika penjualan obligasi dilakukan di
antara tanggal bunga, maka bunga berjalan (yaitu
bunga untuk periode setelah tanggal bunga terakhir
sampai tanggal penjualan obligasi) harus dibebankan
pada pembeli obligasi.
 Namun,pada tanggal bunga, pembeli obligasi akan
menerima bunga untuk 6 bulan, sehingga beban
bunga akan dikembalikan kepada pembeli obligasi,
sehingga beban bunga akan dikembalikan kepada
pembeli obligasi. Sebagai contoh, misalkan
perusahaan menjual obligasi pada tanggal 1 maret
seharga nilai nominalnya yaitu Rp 100.000. bunga
obligasi tersebut adalah 9% tanggal bunga 1 januari
dan 1 juli. Dalam situasi seperti itu, maka timbul
masalah bunga berjalan .periode yang termasuk dalam
periode bunga berjalan dapat dilihat dalam bagan
berikut :
1/1 1/3 1/7
 Pada bagan diatas nampak bahwa apabila transaksi
penjualan obligasi terjadi pada tanggal 1 maret, maka
bunga yang menjadi hak pembeli obligasi adalah
selama periode B (1 maret – 1 juli), sedang bunga
selama periode A (disebut bunga berjalan) selama 2
bulan, bukan hak pembeli obligasi.
 Akan tetapi pada tanggal 1 juli, perusahaan penerbit
obligasi akan membayar bunga untuk satu periode
pembayaran bunga, yaitu untuk 6 bulan atau sebesar
Rp 4.500 (Rp 100.000 x 9% x 6/12).
 Oleh karena itu agar pembeli obligasi menerima bunga
tidak melebihi haknya (4 bulan), maka pada saat
penjualan, pembeli akan dibebani bunga selama 2
bulan atau Rp 1.500 (Rp 100.000 x 9% x 2/12), yang
nantinya akan dikembalikan pada saat pembeli
menerima bunga dari perusahaan.
 Dengan demikian jurnal yang dibuat pada saat
transaksi penjualan obligasi sbb :
1 mar kas Rp 101.500
utang bunga Rp 1.500
utang obligasi Rp 100.000
(penjualan obligasi Rp 100.000, 9%, bunga berjalan 2
bulan)

Jurnal yang dibuat pada saat perusahaan membayar


bunga obligasi adalah sbb :
1 juli utang bunga Rp 1.500
beban bunga Rp 3.000
kas Rp 4.500
 Diskonto atas utang obligasi terjadi apabila
perusahaan menerbitkan dan menjual obligasi yang
tingkat bunga kontrak nya lebih rendah daripada
tingkat bunga pasar.
 Investor akan menanamkan uangnya pada investasi
apa saja yang akan memberi hasil (setidak-tidaknya)
sebesar tingkat bunga pasar yang berlaku.
 Oleh karena itu, jika tingkat bunga obligasi lebih
rendah daripada tingkat bunga pasar, maka investor
hanya akan bersedia untuk membeli obligasi tersebut
dengan harga di bawah nilai nominalnya.
 Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 januari 2010,
perusahaan mengeluarkan obligasi bernilai nominal Rp
100.000.000.000, bunga 8 %, dengan jangka waktu 10
tahun. Pada saat obligasi akan diterbitkan, tingkat
bunga pasar yang berlaku adalah 9%.
 Dalam situasi yang demikian, investor tidak akan bersedia
membeli obligasi tsb karena tingkat bunga nya lebih
rendah daripada tingkat bunga pasar.
 Agar investor bersedia membeli obligasi tersebut, maka
harga obligasi harus diturunkan. Dengan kata lain,dalam
situasi di atas, obligasi hanya akan laku dijual apabila
harga jual obligasi lebih rendah daripada nilai
nominalnya.
 Selisih antara nilai nominal dengan harga jual yang lebih
rendah daripada nilai nominalnya disebut diskonto.
 Dalam cotoh di atas, jika obligasi dijual dengan harga Rp
93.492.000.000, maka diskontonya adalah Rp
6.508.000.000.
 Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan obligasi
dengan diskonto adlah sbb :
1 jan kas Rp 93.492.000.000
diskonto obligasi Rp 6.508.000.000
utang obligasi Rp
100.000.000.000
 Dalam contoh diatas, perusahaan menerima kas dari hasil
penjualan obligasi sebesar Rp 93.492.000.000 tetapi 10
tahun kemudian harus melunasi obligasi tersebut sebesar
nilai nominalnya yaitu Rp 100.000.000.000. diskonto
yang timbul sebsar Rp 6.508.000.000 ( Rp
100.000.000.000 - Rp 93.492.000.000 ) merupakan
beban pemakaian dana.
 Beban ini timbul karena tingkat bunga kontrak lebih
rendah daripada tingkat bunga pasar. Beban tsb harus
dibayar pada saat jatuh obligasi.
 Namun demikian, karena manfaat pemakaian pinjaman
obligasi berlangsung selama beberapa tahun, maka beban
ini juga harus disebarkan pada beberapa tahun, maka
beban ini juga harus disebarkan pada periode2 yang
memperoleh manfaat dari pinjaman obligasi tersebut.
 Oleh karena itu, setiap periode akuntansi selama masa
pinjaman obligasi harus mendapat bagian beban yang
layak.
 Pengalokasian beban ini dapat dilakukan dengan dua
metode yang akan diuraikan dibawah ini
 Proses pengalokasian diskonto selama jangka waktu
obligasi disebut amortisasi.
 Metoda amortisasi yang sederhana adalah metoda
amortisasi diskonto garis lurus.
 Dalam metoda ini, diskonto dialokasikan ke dalam
jumlah yang sama untuk setiap periode.
 Apabila diterapkan pada contoh diatas, maka diskonto
obligasi sebesar Rp 6.508.000.000 dialokasikan
selama 10 tahun dengan alokasi per tahun sebesar Rp
650.000.000 (catatan: angka ini adalah hasil
pembulatan, tetapi pada amortisasi yang terakhir akan
disesuaiakan seperti terlihat pada tabel).
 Pencatatan amortisasi diskonto, biasanya dilakukan
bersamaan dengan pencatatan transaksi pembayaran
bunga.
 Oleh karena itu amortisasi dilakukan dua kali dalam
setahun, masing2 sebesar Rp 325.000.000 (Rp
650.000.000 :2)
 Jurnal untuk mencatat amortisasi obligasi pada tanggal
1 juli 2010 (tanggal pembayaran bunga) adl sbb :
1 juli beban bunga Rp 325.000.000
diskonto obligasi Rp Rp 325.000.000

Pada tanggal yang sama perusahaan juga membuat


jurnal untuk mencatat transaksi pembayaran bunga
sbb :
1 juli beban bunga Rp 4.000.000.000
kas Rp 4.000.000.000

Kedua jurnal di atas, karena terjadi pada tanggal yang


sama dan sama2 berpengaruh pada beban bunga,
dapat juga dijadikan satu, sbb:
1 juli Beban bunga Rp 4.325.000.000
diskonto obligasi Rp 325.000.000
kas Rp 4.000.000.000
 Oleh karena pembayaran bunga dan amortisasi
berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan
akan berpengaruh pada nilai buku obligasi yang
berubah setiap 6 bulan, maka biasanya perusahaan
membuat suatu tabel. Dalam tabel tsb terlihat beban
bunga yang dicatat perusahaan, amortisasi diskonto
dsb.
 Pada tanggal 1 april 2010, PT. Atlantik mengeluarkan
obligasi berbunga 9% dan berjangka 10 tahun dengan
nilai nominal Rp 800.000.000. obligasi ini dijual
dengan harga Rp 781.280.000. bunga obligasi dibayar
setiap tanggal 1 april dan 1 oktober. Untuk
mengamortisasi diskonto obligasi, perusahaan
menggunakan metoda garis lurus.
diminta :
1. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi berikut :
a. pengeluaran obligasi tanggal 1 april 2010
b. pembayaran bunga dan amortisasi diskonto pada
tanggal 1 oktober 2010
c. bunga yang terutang dan amortisasi diskonto pada
tanggal 31 desember 2010
2. Hitunglah jumlah beban bunga obligsi untuk tahun
2010
3. Hitunglah nilai buku obligasi pada tanggal 31
desember 2010
 Misalnya :
 Pada tanggal 1 Januari 1991 Tuan Syarif membeli obligasi
dari PT. Harmoni nilai nominalnya Rp. 10.000.000,- bunga
7% per tahun dibayar setiap tanggal 31 Desember, jatuh
tempo tanggal 31 Desember 1995, dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil sesungguhnya (tarif efektif) sebesar 8%.
 Perhitungan harga beli oleh Tuan Syarif sebagai berikut :
a. Nilai tunai jumlah jatuh tempo
= Rp. 10.000.000,- x A7p
= Rp. 10.000.000,- x A 578
= Rp. 10.000.000,- x 0,68058
= Rp. 6.805.000,-
(b) Nilai tunai bunga yang akan diterima
◦ = Rp. 700.000,- x a7p
◦ = Rp. 700.000,- x a 578
◦ = Rp. 700.000,- x 3,99271
◦ = Rp. 2.794.897,-
 Jadi harga beli obligasi di atas agar
menghasilkan tarif efektif 8% adalah
sebesar Rp. 6.805.800,- + Rp.
2.794.897,- = Rp. 9.600.697,- atau dengan
kata lain ada disagio obligasi sebesar Rp.
10.000.000,- - Rp. 9.600.697,- = Rp.
399.303,-.
Apabila dalam contoh di atas hasil sesungguhnya
(tarif efektif) yang diharapkan sebesar 5% maka
harga obligasi sebagai berikut :
(a) Nilai tunai jumlah jatuh tempo
◦ = Rp. 10.000.000,- x A7p
◦ = Rp. 10.000.000,- x A 575
◦ = Rp. 10.000.000,- x 0,78353
◦ = Rp. 7.835.300,-
(b) Nilai tunai bunga yang akan diterima
◦ = Rp. 700.000,- x a7p
◦ = Rp. 700.000,- x a 575
◦ = Rp. 700.000,- x 4,32948
◦ = Rp. 3.030.636,-
◦ Harga belinya sebesar = Rp. 7.835.300,- + Rp.
3.030.636,- = Rp. 10.865.936,- atau dengan kata lain ada
agio obligasi sebesar Rp. 865.936,-.
 Pengeluaran Obligasi dapat Di catat dengan dua
cara:
1. Dicatat hanya obligasi yang terjual.
2. Dicatat obligasi yang terjual maupun yang belum terjual
 Example. Pada tanggal 1 januari 2002 PT.
Manophos merencanakan meneluarkan obligasi
sebesar Rp 1.000.000 dengan bunga 10%/tahun,
obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda,
tergantung kepada kebutuhan uang, misalnya
transaksi terjadi seperti jurnal di bawah ini :
 Di catat hanya yg terjual

Transaksi Jurnal
Tgl 1 Januari Tidak ada jurnal
merencanakan
pengeluaran obligasi 10%
Rp 1.000.000
1 April oblogasi nominal Kas Rp 735.000
700.000 dijual dengan Utang Obligasi Rp 700.000
kurs 105 Agio Obligasi Rp 35.000
18 oblogasi nominal Kas Rp 99.000
100.000 dijual dengan Disagio Obligasi Rp 1.000
kurs 99% Utang Obligasi Rp 100.000
 Di catat hanya yg terjual maupun yang belum
terjual

Transaksi Jurnal
Tgl 1 Januari Obligasi yang
merencanakan belum terjual Rp 1.000.000
pengeluaran obligasi 10%
Otorisasi Utang Obligasi Rp 1.000.000
Rp 1.000.000
1 April oblogasi nominal Kas Rp 735.000
700.000 dijual dengan kurs Utang Obligasi Rp 700.000
105 Agio Obligasi Rp 35.000
18 oblogasi nominal Kas Rp 99.000
100.000 dijual dengan kurs Disagio Obligasi Rp 1.000
99% Utang Obligasi Rp 100.000
 Kadang kadang penjualan obligasi
dapat dilakukan dengan cara pesanan,
dengan cara ini pemebeli membayar
uang uang muka dan akan melunasi
pada tanggal tertentu.
 Dalam penjualan obligasi melalui
pesanan, surat obligasi akan
diserahkan setealah pembeli
melunasinya, sedangkan yang belum
dilunasi akan dicatat kedalam rekening
piutang obligasi dan yang sudah di
lunasi akan di catat kedalam rekening
utang obligasi.
 Pencatatan agio atau disagio dilakukan
pada waktu pesanan di terima.
 Jurnal yang dibuat bila terjadi pesanan obligasi sbb:
 Hanya obligasi yang terjual yang di catat

Transaksi Jurnal
Tgl 1 Januari Tidak ada jurnal
merencanakan
pengeluaran obligasi 10%
Rp 1.000.000 (nominal @
Rp 1000 )
1 Mei diterima Kas Rp 80.800
Pesananl200 lembar Piutang Pesanan Obls Rp 121.200
obligasi dengan kurs 101,
Utang Obligasi dipsn Rp 200.000
pembayaran pertama 40%
Agio Obligasi Rp 2.000
1 Juli diterima uang sisa Kas Rp 45.450
pesanan 60% dari obligasi Piutang Pesanan Obligasi Rp 45.450
sebanyak 75 lembar
1 juli 75 lembar diserahkan Utang Obligasi di pesan Rp 75.000
kepada pemesan Utang Obligasi Rp
75.000
 Hanya obligasi yang terjual dab yg belum terjual yang
di catat

Transaksi Jurnal
Tgl 1 Januari Obligasi yang belum terjual Rp 1.000.000
merencanakan Otorisasi Utang Obligasi Rp 1.000.000
pengeluaran obligasi 10%
Rp 1.000.000 (nominal @
Rp 10.000 )
1 Mei diterima Kas Rp 80.800
Pesananl200 lembar Piutang Pesanan Obls Rp 121.200
obligasi dengan kurs 101,
Utang Obligasi dipsn Rp 200.000
pembayaran pertama 40%
Agio Obligasi Rp 2.000
1 Juli diterima uang sisa Kas Rp 40.450
pesanan 60% dari obligasi Piutang Pesanan Obligasi Rp 40.450
sebanyak 75 lembar
1 juli 75 lembar diserahkan Utang Obligasi di pesan Rp 75.000
kepada pemesan Utang Obligasi ``````````` Rp 75.000
 Obligasi yang dibeli untuk tujuan penanaman
modal jangka panjang dicatat dengan jumlah harga
perolehannya yaitu harga beli ditambah semua
biaya pembelian seperti komisi, meterai, provisi
dan lain-lain.
 Apabila harga beli berbeda dengan nilai nominal
obligasi, selisihnya disebut agio atau disagio
obligasi.
 Agio obligasi adalah selisih harga beli obligasi di
atas nilai nominal, sedangkan disagio obligasi
adalah selisih harga beli obligasi di bawah nilai
nominal.
 Obligasi yang dimiliki dengan cara ditukar dengan
aktiva, harga perolehannya dihitung sebesar harga
pasar aktiva tersebut.
 Apabila obligasi dibeli di antara tanggal
pembayaran bunga, pembeli membayar harga
beli ditambah bungan berjalan yaitu bunga
sejak tanggal pembayaran bunga terakhir
sampai tanggal pembelian obligasi.
Pembayaran bunga berjalan ini bukan
merupakan harga perolehan obligasi.
 Contoh perhitungan bunga berjalan dan
pencatatan obligasi sebagai berikut :
 Example
 Nona Risa Fadila membeli obligasi PT.
Hartamin pada tanggal 1 Mei 1991, nominal
Rp. 1.000.000,- bunga 12% dengan harga
beli sebesar Rp. 1.000.000,-. Biaya
pembelian, yaitu komisi dan materai sebesar
Rp. 25.000,-. Bunga obligasi dibayar setiap
tanggal 1 Maret dan 1 September. Harga
perolehan obligasi dan bunga berjalan
dhitung sebagai berikut :
 Harga beli obligasi Rp. 1.000.000,-
 Komisi dan materai
25.000,-
 Harga Perolehan Obligasi Rp. 1.025.000,-

 Bunga berjalan (1 Maret – 1 Mei)


 2/12 x 12% x Rp. 1.000.000,-
20.000,-
 Jumlah uang yang dibayarkan Rp. 1.045.000,-

 Jurnal yang dibuat oleh Nona Risa Fadila untuk


mencatat pembelian obligasi di atas sebagai berikut :

 Penanaman modal dalam obligasi Rp. 1.025.000,-


 Pendapatan bunga obligasi 20.000,-
 Kas
Rp.
1.045.000
 Dalam jurnal di atas, rekening pendapatan bunga
obligasi didebit dengan jumlah Rp. 20.000,-
yaitu bunga berjalan yang dibayarkan kepada
penjual obligasi, sehingga pada tanggal 1
September 1991 yiatu tanggal pembayaran bunga
akan dibuat jurnal sebagai berikut :

◦ Kas Rp. 60.000.000,-


 Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000.000,-

 Perhitungan : Bunga = 6/12 x 12% x Rp.


1.000.000,- = Rp. 60.000.000,-
 Apabila bunga berjalan yang dibayarkan
kepada penjual obligasi didebitkan ke
rekening piutang bunga obligasi, maka pada
tanggal 1 September 1991 penerimaan bunga
obligasi dicatat dengan jurnal sebagai berikut
:

 KasRp. 60.000.000,-
 Piutang bunga obligasi Rp.
20.000.000,-
 Pendpatan bunga obligasi Rp.
40.000.000,-
 Apabila obligasi yang dimiliki dengan tujuan untuk
penanaman modal jangka panjang dijual sebelum
jatuh temponya maka perhitungan laba atau rugi
penjualan didasarkan pada jumlah uang yang
diterima dengan nilai buku obligasi. Nilai buku
obligasi dihitung dengan cara sebagai berikut :
Harga perolehan obligasi ditambah dengan
akumulasi disagio sampai tanggal penjualan atau
harga perolehan obligasi dikurangi amortisasi agio
sampai tanggal penjualan.
 Misalnya oblitasi yang dibeli dalam contoh (2)
di atas, pada tanggal 1 April 1993 dijual dengan
harga Rp. 1.015.000,- (sesudah dikurangi
komisi dan lain-lain).
 Laba rugi dihitung sebagai berikut :
 Hara perolehan obligasi = Rp. 1.066.000,-
 Amortisasi agio :
 1991 = 9 x Rp. 2.000,- = Rp. 18.000,-
 1992 =12 x Rp. 2.000,- = Rp
24.000,-
 1993 =3 x Rp. 2.000,- = Rp
6.000,-
 = Rp 48.000,-
 Nilai buku obligasi = Rp. 1.018.000,-
 Harga jual obligasi = Rp 1.015.000,-

Anda mungkin juga menyukai