Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI KREATIF

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Teori Akuntansi

Oleh:
Robi Melpin 213403050
Berlin Berian 213403052
Asri Royani 213403082
Alfa Andriyatno 213403106
Aliya Nurhayati 213403149
Azzahra Nurkhofi Suprapto 213403516

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ini telah diterima pada hari Sabtu tanggal 4 Februari 2023
Oleh
Dosen Mata Kuliah Teori Akuntansi

Ulfa Luthfia Nanda, S.E., M.S.Ak.

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah
Akuntansi Kreatif.
Makalah ini menyajikan ringkasan materi mengenai penjelasan akuntansi kreatif, pola dan
teknik akuntansi kreatif serta contoh dari praktik akuntansi kreatif. Materi ini sengaja dipilih
sebagai bagian dari lingkup mempelajari mata kuliah Teori Akuntansi.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Teori Akuntansi serta anggota kelompok yang telah berkontribusi dalam penyusunan
makalah ini. Harapan setelah mempelajari materi ini, pembaca dapat memahami lebih banyak
tentang akuntansi kreatif, serta dapat mengetahui praktik akuntansi kreatif yang diperbolehkan
serta tidak melanggar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
penyusunannya, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik di masa mendatang.

Tasikmalaya, 3 Februari 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................2
C. Tujuan Makalah .......................................................................................................................2
D. Kegunaan Makalah ..................................................................................................................2
E. Prosedur Makalah ....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................4
A. Tinjauan Pustaka......................................................................................................................4
B. Pembahasan .............................................................................................................................4
1. Motivasi Akuntansi Kreatif ..................................................................................................4
2. Pola dan Teknik Akuntansi Kreatif ......................................................................................6
3. Apakah Akuntansi Kreatif Legal? ........................................................................................9
4. Cara Mendeteksi dan Mencegah Praktik Akuntansi Kreatif ..............................................10
5. Contoh Kasus Akuntansi Kreatif ........................................................................................13
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................................14
A. Simpulan ................................................................................................................................14
B. Saran ......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak terlepas dari dunia bisnis. Dengan
adanya ilmu akuntansi, maka pembukuan keuangan menjadi lebih mudah dan akurat. Akan
tetapi, dalam kenyataannya banyak pembukuan keuangan yang tidak sesuai dengan keuangan
yang ada. Hal ini terjadi karena kekeliruan dari pembuatan laporan keuangan atau adanya
kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Dalam melakukan penyusunan laporan
keuangan perusahaan, seorang akuntan harus mengikuti aturan yang ada dalam pembuatan
laporan keuangan, yaitu sesuai dengan aturan PSAK. Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak
perusahaan yang secara kreatif melakukan manipulasi data keuangan untuk mendapatkan
respon yang baik dari beberapa kalangan. Hal ini disebut dengan akuntansi kreatif (creatif
accounting). Akuntansi kreatif bukan hal yang baru dalam dunia akuntansi karena banyak
perusahaan yang melakukan hal tersebut.
Akuntansi kreatif oleh beberapa kalangan dianggap hal yang tidak etis karena
memanipulasi data. Akan tetapi, akuntansi kreatif dalam pandangan teori akuntansi positif,
sepanjang akuntansi kreatif tidak bertentangan dengan ptinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum, maka tidak ada masalah yang harus dipersoalkan. Banyak faktor yang menyebabkan
perusahaan menggunakan akuntansi kreatif untuk mempertahankan eksistensi perusahaan
ditengah persaingan yang sangat ketat sekarang ini. Oleh karena itu, diperlukan cara-cara yang
kreatif dalam penghitungan keuangan dalam dunia bisnis, walaupun itu sering dianggap hal
yang kurang etis.
Perilaku yang tidak semestinya para manajer terjadi akibat adanya asimetri informasi dalam
penyajian laporan keuangan tidak terlepas dari pertimbangan konsekuensi ekonomi. Karena
dalam kerangka keterbukaan yang menyeluruh sebenarnya creative accounting atau apapun
namanya, tidak akan berpengaruh kepada semua pihak akan mempunyai informasi yang sama
dan tidak ada asimetri informasi lagi. Sekali lagi pentingnya mendorong keterbukaan akan
membawa dampak kepada ketersediaannya informasi sehingga akan mengeliminasi dan
mengurangi dampak creative accounting.
Dalam makalah ini akan menjelaskan definisi akuntansi kreatif, motivasi akuntansi kreatif,
pola dan teknik akuntansi kreatif, apakah akuntansi kreatif legal, cara mendeteksi dan
mencegah praktik akuntansi kreatif, dan contoh kasus akuntansi kreatif.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis mengambil rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep akuntansi kreatif?
2. Apakah motivasi akuntansi kreatif?
3. Bagaimana pola dan teknik akuntansi kreatif?
4. Apakah akuntansi kreatif legal?
5. Bagaimana cara mendeteksi dan mencegah praktik akuntansi kreatif?
6. Apa contoh kasus akuntansi kreatif?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui konsep akuntansi kreatif.
2. Untuk mengetahui motivasi akuntansi kreatif.
3. Untuk mengetahui pola dan teknik akuntansi kreatif.
4. Untuk mengetahui kelegalan dari akuntansi kreatif.
5. Untuk mengetahui cara mendeteksi dan mencegah praktik akuntansi kreatif.
6. Untuk mengetahui contoh kasus akuntansi kreatif.
D. Kegunaan Makalah
Kegunaan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Melatih agar mampu Menyusun karya ilmiah secara benar dan cermat.
2. Memberikan sumbangsih pemikiran, baik berupa konsep teoritis maupun konsep praktis.
3. Memperluas wawasan dan memberikan manfaat bagi perkembangan konsep keilmuan dan
pemecah masalah.
E. Prosedur Makalah
Sebelum membuat makalah, diperlukan beberapa hal dalam penyusunannya agar isi dan
pembahasannya tersusun secara sistematis. Langkah-langkah dalam penyusunan makalah
adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan makalah sebagai berikut.
a. Mengumpulkan referensi-referensi yang terkait degan judul makalah yang akan dibuat.
3

b. Membaca referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan makalah, supaya


membentuk kerangka berpikir dan memperluas pengetahuan yang sehubungan dengan
judul makalah.
c. Mengembangkan kerangka makalah.
2. Penulisan
Pada tahap ini merupakan kegiatan pengembangan kerangka makalah menjadi
makalah. Hal ini dapat dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut.
a. Mengkaji berbagai sumber yang didapat terkait judul makalah.
b. Memerhatikan teknik penulisan dalam penyajian makalah.
c. Menguraikan inti sari pemahaman penulis terhadap informasi yang dituangkan dalam
makalah berdasarkan sumber yang di dapat.
3. Pemeriksaan Hasil Tulisan
Pada tahap ini, penulis melakukan pemeriksaan isi makalah terkait dengan ejaan,
penggunaan kata, kalimat, dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
Jika istilah creative accounting diterjemahkan secara harfiah ke dalam Bahasa Indonesia,
artinya adalah "akuntansi kreatif". Kreatif dapat dikatakan sebagai ide atau pemikiran yang
berbeda atau tidak terpikirkan oleh orang lain. Dcngan kata lain, kreatif adalah "berpikir di luar
kotak". Atau dengan kata lain, creative accounting adalah praktik akuntansi yang berbeda.
Creative accounting merupakan bagian dari ‘accounting manipulation’ yang terdiri dari
‘earning management’, ‘income smoothing’, dan ‘creative accounting’ itu sendiri. Dalam
pemahaman mengenai creative accounting ini, bukan berarti akuntan yang memanfaatkan
pemahaman akuntansi tersebut, tetapi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dan kekuatan
untuk menggunakan creative accounting tersebut seperti manajer, akuntan, pemerintah,
asosiasi industri, dan sebagainya. Hal yang menyebabkan terjadinya creative accounting adalah
karena adanya kebijakan dari perusahaan yang menyebabkan banyak pihak manjemen yang
melakukan manipulasi data untuk mendapatkan keuntungan yang lebih khususnya manajer
perusahaan.
B. Pembahasan
1. Motivasi Akuntansi Kreatif
Menurut Passer dan Smith (2008), motivasi adalah sebuah proses yang mempengaruhi
arah, ketekunan dan kekuatan perilaku individu atau organisasi dalam mencapai tujuan.
Dengan menggunakan pendekatan kognitif, pencapaian tujuan ini dibentuk oleh dua faktor,
yakni faktor ekspektasi dan faktor imbalan.
Dalam konteks creative accounting atau akuntansi kreatif, suatu badan usaha akan
semakin termotivasi untuk melakukan tindakan yang kreatif dalam memanfaatkan teknik
dan kebijakan akuntansi ketika ban usaha itu memiliki keyakinan atau ekspektasi akan
menerima keuntungan dari tindakan yang dilakukan tersebut.
Teori kognitif membedakan motivasi ke dalam dua bentuk, yakni motivasi ekstrinsik
dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik timbul ketika aktivitas individu diperoleh untuk
memperoleh I,balan dengan mengabaikan hukuman (punishment). Sementara itu, motivasi
intrinsik timbul ketika individu sangat menikmati dan merasa tertantang saat melakukan
aktivitas.

4
5

Adapun hal-hal yang dapat memotivasi individu atau badan usaha untuk melakukan
manajemen laba dengan memanfaatkan teknik dan kebijakan akuntansi menurut Healy
(1985) serta Watts dan Zimmerman (1986) dalam Sulistiawan (2010, 31-36) adalah sebagai
berikut.
a. Motivasi Bonus
Motivasi ini dilakukan oleh pihak manajemen demi menampilkan kinerja
(performa) yang baik demi mendapatkan bonus yang maksimal. Karena dalam sebuah
perjanjian bisnis, pemegang saham akan memberikan sejumlah insentif atau bonus
sebagai feedback atau evaluasi atas kinerja manajer dalam menjalankan operasional
perusahaan.
b. Motivasi Utang
Motivasi ini bertujuan agar perusahaan bisa memperoleh pinjaman dari kreditur,
sehingga kinerja perusahan tersebut haruslah terlihat baik agar kreditor tersebut
bersedia untuk meminjamkan uangnya kepada perusahaan. Selain untuk mendapatkan
pinjaman, kasus seperti itu juga berlaku untuk menjaga perjanjian hutang. Karena ketika
suatu perusahaan mendapatkan pinjaman dari kreditur, perusahaan berkewajiban untuk
menjaga rasio keuangannya agar berada pada batas bawah tertentu.
c. Motivasi Pajak
Motivasi pajak ini bertujuan mengurangi biaya pajak yang harus dibayarkan oleh
perusahaan. Pihak manajemen perusahaan akan melakukan manajemen laba agar
seolah-olah laba fiskal yang dilaporkan memang lebih rendah tanpa melanggar aturan
dan kebijakan akuntansi perpajakan.
d. Motivasi Penjualan Saham
Motivasi jenis ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang akan go-public ataupun
bahkan sudah go-public. Perusahaan yang akan go-public tersebut melakukan
penawaran saham perdananya ke publik untuk memperoleh tambahan modal usaha dari
calon investor.
e. Motivasi Pergantian Direksi
Motivasi ini biasanya dilakukan ketika adanya pergantian direksi. Hal tersebut
dilakukan agar memperoleh bonus yang besar pada masa akhir jabatannya.
f. Motivasi Politis
6

Motivasi politis terjadi pada perusahaan yang berkembang di masyarakat seperti


contohnya perusahaan air, listrik, dan lain sebagainya. Motivasi ini dilakukan oleh
manajemen dengan menyajikan laba yang lebih rendah dari nilai yang sebenarnya
terutama selama periode kemakmuran tinggi.
2. Pola dan Teknik Akuntansi Kreatif
a. Pola dalam Teknik Akuntansi Kreatif
Menurut Scott (1997), pola umum yang banyak dilakukan dalam praktik
manajemen laba yakni taking a bath, income minimization, income maximization,
income smoothing, dan timing revenue and expense recognition.
1) Taking a Bath atau Big Bath
Pola ini dilakukan dengan cara mengatur laba perusahaan pada tahun berjalan
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya
atau tahun berikutnya. Pola ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang mengalami
masalah organisasi (organizational stress) atau sedang dalam proses pergantian
pimpinan manajemen perusahaan.
2) Income Minimization
Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sedang tinggi dengan
maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak lain yang
berkepentingan (aspek political cost). Secara praktis, pola ini relatif sering
dilakukan dengan motivasi perpajakan dan politis. Agar nilai pajak yang harus
dibayarkan perusahaan tersebut tidak terlalu tinggi, maka pihak manajemen
perusahaan akan menurunkan laba periode tahun berjalan, baik dengan
penghapusan aset tetap maupun melalui pengakuan biaya-biaya periode mendatang
ke periode tahun berjalan. Hal ini juga karena motivasi politis agar tidak menarik
perhatian yang akan menimbulkan biaya politis yang tinggi. Contoh motivasi politis
ini pada instansi yang mengharapkan mendapat bantuan atau subsidi.
3) Income Maximization
Menurut pola ini, manajemen laba dilakukan dengan cara menjadikan laba di
tahun berjalan menjadi lebih tinggi. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menunda
pelaporan biaya-biaya periode tahun berjalan 4 tahun mendatang, pemilihan metode
akuntansi yang dapat meningkatkan laba usaha, sampai dengan meningkatkan
7

jumlah penjualan dan produksi. Pola ini biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan
yang akan melakukan IPO agar mendapat kepercayaan dari kreditur.
4) Income Smoothing
Pola ini dilakukan dengan cara mengurangi fluktuasi laba sehingga nantinya
laba yang dihasilkan cenderung stabil. Hal ini bertujuan untuk mengambil
keputusan bagi pihak kreditor dan investor, karena bagi investor dan kreditor
kestabilan laba merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut. stabilitas laba dapat dilakukan dengan cara
mengkombinasikan dua pola, yakni meminimalkan atau memaksimalkan laba.
Income smoothing dapat dikatakan sebagai upaya untuk menetralkan keadaan
lingkungan uang yang penuh dengan ketidakpastian.
5) Timing Revenue and Expense
Teknik atau pola ini dapat dilakukan dengan cara membuat kebijakan tertentu
berkenaan dengan saat atau timing suatu transaksi seperti adanya pengakuan yang
prematus atas penjualan.
b. Teknik Akuntansi Kreatif
1) Mengubah Metode Akuntansi
Metode akuntansi merupakan pilihan-pilihan yang disediakan oleh standar
akuntansi dalam menilai aset perusahaan. Beberapa bentuk pilihan metode
akuntansi antara lain sebagai berikut.
a) Metode penilaian persediaan (First In First Out-FIFO, Last In First Out-LIFO,
rata-rata tertimbangan, atau identifikasi khusus).
b) Metode penyusutan aset tetap (garis lurus atau saldo menurun atau jumlah angka
tahun atau unit produksi).
c) Leasing (capital lease atau operating lease).
d) Investasi pada obligasi.
e) Penggunaan metode harga pasar atau nilai buku pada aset jangka panjang.
f) Pembelian kembali saham perusahaan atau treasury stock.
g) Pengakuan pendapatan (metode persentase penyelesaian, saat penjualan, dan
saat penerimaan kas).
Pemilihan atas metode akuntansi tertentu akan memberikan pendapatan yang
berbeda, baik bagi manajemen, pemilik, maupun pemerintah yang berdampak
8

menimbulkan konflik kepentingan di antara ketiganya. Namun, pemilihan metode


akuntansi tertentu yang dilakukan oleh manajer atau pengelola perusahaan
merupakan salah satu bentuk memaksimalkan nilai perusahaan menurut
perspektifnya masing-masing, sepanjang pemilihan tersebut sejalan dengan aturan
dalam SAK.
2) Membuat Estimasi Akuntansi
Teknik ini dilakukan oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk
mempengaruhi laba akuntansi melalui kebijakan dalam membuat estimasi
akuntansi. Beberapa bentuk estimasi akuntansi tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut.
a) Estimasi dalam menentukan besarnya jumlah piutang tidak tertagih, baik
dengan metode persentase penjualan maupun dengan metode persentase
piutang.
b) Estimasi dalam menentukan umur ekonomis aset, baik itu aset tetap maupun
aset tidak berwujud.
c) Estimasi tingkat bunga pasar yang digunakan yang bertujuan untuk
mendiskonto arus kas pada masa mendatang untuk penilaian kewajaran aset
yang tidak memiliki pembanding atau kewajaran nilai obligasi.
Cara untuk mendapatkan tambahan atau pengurangan laba adalah dengan
mengubah estimasi akuntansi. Perubahan estimasi akuntansi ini disesuaikan dengan
penyajian kebutuhan laporan keuangan.
3) Mengubah Periode Pengakuan Pendapatan dan Biaya
Teknik ini dilakukan untuk mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan
dan biaya dengan cara menggeser pendapatan dan biaya ke periode berikutnya agar
memperoleh laba maksimum. Teknik ini biasanya ditemukan pada perusahaan yang
akan melakukan IPO. Manajer akan mempercepat pengakuan pendapatan periode
mendatang dengan melaporkannya ke periode tahun berjalan agar kinerja
perusahaan pada tahun berjalan menjelang IPO terlihat baik atau menunjukan laba
maksimal.
4) Reklasifikasi Akun
Teknik ini dilakukan dengan memindahkan posisi akun dari satu tempat ke
tempat lain. Contohnya sebuah perusahaan dagang yang menawarkan diri untuk
9

diakuisisi (dibeli oleh pihak lain). Agar nilai jualnya lebih baik dari nilai yang
sebenarnya, mereka menggunakan teknik penjualan yang unik. Yakni barang yang
mereka jual ditawarkan dengan diskon 40%. Dengan demikian jika ada barang yang
berharga invoice 100, maka penerimaan kasnya adalah 60. Secara akuntansi, nilai
40 ini akan diakui sebagai diskon penjualan, sehingga nilai penjualan bersih
perusahaan itu 60, bukan 100. Dengan menggunakan strategi reklasifikasi,
perusahaan mencatat diskon penjualan menjadi biaya pemasaran.
Teknik reklasifikasi lainnya adalah dengan memasukan utang jangka pendek ke
utang jangka panjang., atau aset jangka panjang yang masuk ke aset jangka pendek.
Tujuannya untuk meningkatkan rasio likuiditas perusahaan agar terlihat lebih
likuid. Teknik reklasifikasi akun yang lain adalah dengan mengubah utang jangka
panjang dengan saham preferen atau saham biasa. Tujuannya agar posisi utang
terhadap aset (debt to asset ratio) berkurang. Hal tersebut akan mengurangi risiko
keuangan perusahaan.
5) Reklasifikasi Akrual Diskresioner dan Akrual Non-Diskresioner
Akrual diskresioner (discretionary accruals) adalah akrual yang dapat berubah
sesuai dengan kebijakan manajemen, seperti pertimbangan tentang penentuan umur
ekonomis aset tetap atau pertimbangan pemilihan metode depresiasi. Akrual non-
diskresioner (non-discretionary accruals) adalah akrual yang dapat berubah bukan
karena kebijakan atau pertimbangan pihak manajemen, seperti perubahan piutang
yang besar karena adanya tambahan penjualan yang signifikan.
Sementara, akrual (accruals) adalah penjumlahan antara akrual diskresioner
dan akrual non-diskresioner. Akrual merupakan perbedaan laba dengan arus kas
operasi. Makin besar perbedaannya, maka perbedaan itu disebabkan karena aspek
akrual atau kebijakan akuntansi. Laba dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi,
sedangkan arus kas operasional hanya berasal dari transaksi kas riil. Makin tinggi
nilai akrual menunjukan adanya strategi menaikkan laba dan semakin minus nilai
akrual menunjukan adanya strategi menurunkan laba.
3. Apakah Akuntansi Kreatif Legal?
Akuntansi kreatif bukanlah kegiatan ilegal atau kriminal, tetapi bertentangan dengan
semangat hukum atau etika moral. Karena standar akuntansi berubah dari waktu ke waktu,
demikian pula teknik akuntansi kreatif. Ini termasuk mencatat transaksi dan peristiwa
10

dengan cara yang tampaknya paling menguntungkan bagi pemangku kepentingan tertentu.
Akuntansi ini melibatkan pengambilan keuntungan dari celah yang ada pada prinsip
akuntansi.
Pada dasarnya, akuntansi ini sengaja menggambarkan kesehatan keuangan perusahaan
yang tampak dari sudut pandang yang berbeda. Perilaku seperti itu tampak meragukan dan
tidak etis. Namun secara realistis, akuntansi kreatif memenuhi persyaratan hukum tertentu
dan praktik akuntansi standar.
Terkadang, kebijakan akuntansi bersifat ambigu atau tidak cukup jelas. Beberapa
peraturan bahkan mungkin sangat subjektif sehingga mengizinkan akuntan untuk
menggunakan penilaian terbaik mereka dalam kasus mereka. Contoh yang baik adalah
penilaian aset yakni nilai wajar di mana sebagian besar bergantung pada penilaian pribadi.
Namun momen-momen ini juga bisa dilihat sebagai peluang. Akuntan memanfaatkan
kekurangan hukum ini untuk keuntungan mereka. Pengamatan penting yang berkaitan
dengan akuntansi kreatif adalah bahwa teknik-teknik ini mengubah angka-angka dalam
laporan keuangan tetapi tetap dilaporkan di laporan keuangan. Kecuali pengguna informasi
secara menyeluruh memeriksa laporan keuangan bersama dengan catatan atas akun dan
perincian tambahan lainnya, tidak mungkin untuk mendeteksi informasi yang tersembunyi.
Standar akuntansi dimaksudkan untuk memblokir cara-cara khusus memanipulasi
angka melalui akuntansi kreatif. Namun, ketika standar akuntansi berubah, teknik yang
akan atau tidak akan bekerja juga berubah.
Situasi di atas dengan cepat menimbulkan paradoks: yaitu, setiap kali perubahan
standar akuntansi dengan niat baik diperkenalkan, ini membuka peluang baru untuk
akuntansi kreatif. Salah satu contoh terbaik dari ini adalah konsep nilai wajar. Perlu dicatat
bahwa setiap aturan memiliki pengecualian atau mengandung celah yang digunakan oleh
akuntan berpengetahuan untuk keuntungan mereka melalui akuntansi kreatif.
4. Cara Mendeteksi dan Mencegah Praktik Akuntansi Kreatif
Cara mendeteksi parktik akuntansi kreatif dapat dilakukan dengan mendeteksi akun-
akun sebagai berikut.
a. Laporan Pendapatan
Pendapatan adalah komponen utama dalam laporan laba rugi. Perusahaan dapat
menggelembungkan pendapatan periode saat ini dalam laporan laba rugi dengan
melebihkan keuntungan atau mengurangi biaya periode berjalan.
11

Akuntansi kreatif ini dapat membuat laporan laba rugi terlihat bagus. Ini dapat
dilakukan melalui
1) mencatat pendapatan sebelum mengambil pengiriman barang;
2) mencatat pendapatan fiktif; berarti mencatat pendapatan sebelum penjualan terjadi;
3) mencatat peningkatan pendapatan melalui pengelompokan keuntungan investasi
sebagai pendapatan;
4) menggeser biaya saat ini ke periode akuntansi yang lebih awal atau lebih baru; dan
5) menggeser biaya masa depan ke periode akuntansi saat ini.
b. Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Sebagian besar investor melihat laba bersih dan EPS dan kemudian melakukan
penilaian. Mereka tidak melihat lebih dari itu dan itulah kesalahan yang mereka buat.
Piutang usaha memainkan peran besar dalam mendeteksi manipulasi pendapatan.
Namun, mereka juga dapat digunakan untuk menggelembungkan pendapatan dengan
menggunakan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Hal ini dapat dideteksi ketika cadangan untuk utang tak tertagih tidak mencukupi
dengan membandingkan piutang usaha dengan pendapatan dan laba bersih.
Jika item neraca tumbuh lebih cepat daripada item laporan laba rugi maka orang
tersebut dapat melihat apakah penyisihan utang memadai atau tidak.
c. Inventaris
Sebagian besar investor melihat laba bersih dan EPS dan kemudian melakukan
penilaian. Mereka tidak melihat lebih dari itu dan itulah kesalahan yang mereka buat.
Piutang usaha memainkan peran besar dalam mendeteksi manipulasi pendapatan.
Namun, mereka juga dapat digunakan untuk menggelembungkan pendapatan dengan
menggunakan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Hal ini dapat dideteksi ketika cadangan untuk utang tak tertagih tidak mencukupi
dengan membandingkan piutang usaha dengan pendapatan dan laba bersih.
Jika item neraca tumbuh lebih cepat daripada item laporan laba rugi maka orang
tersebut dapat melihat apakah penyisihan utang memadai atau tidak.
d. Arus Kas
Manajemen terkadang mencoba memanipulasi arus kas untuk membuatnya tampak
lebih tinggi dari yang seharusnya. Arus kas yang tinggi menunjukkan kesehatan
keuangan yang baik.
12

e. Penyalahgunaan Kas Non-Operasi


Kadang-kadang perusahaan menghasilkan pendapatan dari operasi yang tidak
terkait dengan aktivitas bisnis normal mereka. Mereka menghasilkan pendapatan
dengan berdagang di pasar sekuritas. Ini dikenal sebagai investasi jangka pendek.
Jika perusahaan menambahkan dana ini ke dalam arus kas normal, hal itu akan
menimbulkan kesan bahwa ia secara teratur menghasilkan piutang melalui operasi
standar daripada yang sebenarnya.
f. Manipulasi Modal Kerja
Akun modal kerja secara langsung bertanggung jawab atas pelaporan arus kas.
Piutang usaha meningkatkan arus kas sedangkan utang usaha menurunkan arus kas.
Perusahaan dapat secara artifisial menaikkan nilai arus kas dengan mempercepat
pengakuan kas masuk dan menunda pengakuan kas keluar hingga periode berikutnya
Cara yang dapat dilakukan untuk menahan tindakan akuntansi kreatif sebagai berikut.
a. Mengurangi dan mengevaluasi metode akuntansi yang digunakan sehingga ruang
lingkup untuk memilih metode akuntansi dapat dipersempit. Perusahaan juga harus
konsisten dalam menggunakan metode yang dipilih oleh mereka.
b. Beberapa aturan harus digalakkan untuk mengurangi penyalahgunaan dalam hal
penilaian. Misalnya, Standar Akuntansi Internasional saat ini hampir menghapus akun
“barang-barang luar biasa (extraordinary items)” dari laba operasi. Juga, perusahaan
harus konsisten dalam menerapkan kebijakan akuntansi untuk menahan
penyalahgunaan penilaian.
c. Pengimplementasian formulir-formulir, biasanya dilakukan oleh auditor internal
perusahaan dapat mengurangi timbulnya transaksi buatan dan ini dapat membuat
transaksi yang terkait menjadi satu kesatuan akun sehingga lebih mudah untuk
menelusuri dan mengevaluasi suatu transaksi yang terlihat mencurigakan.
d. Untuk membatasi pemanfaatan timing transaksi, item dalam suatu akun harus secara
berkala direvaluasi. Peningkatan atau penurunan nilai harus dinyatakan dalam akun
setiap kali revaluasi terjadi. Standar Akuntansi Internasional juga cenderung menilai
barang dengan nilai wajar daripada nilai biaya historis.
e. Selain perubahan dalam regulasi akuntansi, standar kode etik akuntansi dan tata kelola
harus dilaksanakan dengan benar dan bertanggungjawab untuk mencegah individu dari
melakukan akuntansi kreatif.
13

5. Contoh Kasus Akuntansi Kreatif


Kasus PT Indofarma, Tbk
Kasus ini mernpakan kasus kekeliruan dalam penyajian laporan keuangan. Berawal dari
temuan Bapepam mengenai adanya pelanggaran Undang-Undang Pasar Modal yang
dilakukan oleh PT Indofarma. Dalam press release yang dikeluarkan oleh Bapepam pada
8 November 2004, terungkap bahwa nilai yang disajikan dalam laporan keuangan PT
Indofarma pada 2001 lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dilaporkan. Penyajian nilai
lebih tersebut terdeteksi dari overstated penyajian nilai barang dalam proses yang tercantum
dalam laporan keuangan 2001 yang mencapai Rp 28 miliar. Akibat kelebihan penyajian
tersebut, nilai harga pokok produksi menjadi lebih rendah dari nilai yang seharusnya
dilaporkan (understate). Karena harga pokok produksi rendah, maka berakibat pada
penyajian laba yang lebih tinggi dari seharusnya untuk jumlah yang sama. Mengacu pada
kerangka dasar penyajian laporan keuangan, penyajian laba yang lebih tinggi berdampak
pada penyajian informasi yang menyesatkan dan tidak andal sehingga merugikan
pengambil keputusan. Atas terungkapnya kasus tersebut, Bapepam memberikan sanksi
administratif dengan meminta direksi Indofarma membayar denda sebesar Rp 500.000.000
dan meminta direksi untuk segera membenahi dan menyusun sistem pengendalian internal
dan sistem akuntansi yang lebih memadai.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Istilah creative accounting diterjemahkan secara harfiah ke dalam Bahasa Indonesia,
artinya adalah "akuntansi kreatif". Kreatif dapat dikatakan sebagai ide atau pemikiran yang
berbeda atau tidak terpikirkan oleh orang lain. Dengan kata lain, kreatif adalah "berpikir di luar
kotak". Creative accounting merupakan bagian dari ‘accounting manipulation‘ yang terdiri dari
earning management, income smoothing, dan creative accounting itu sendiri.
Menurut Healy (1985) serta Watts dan Zimmerman (1986) dalam Sulistiawan (2010, 31-
36) motivasi akuntansi kreatif, yaitu motivasi bonus, motivasi utang, motivasi pajak, motivasi
penjualan saham, motivasi pergantian direksi, dan motivasi politis.
Menurut Scott (1997), pola umum yang banyak dilakukan dalam praktik manajemen laba
yakni taking a bath, income minimization, income maximization, income smoothing, dan timing
revenue and expense recognition.
Teknik yang digunakan dalam akuntansi kreatif, yaitu dengan mengubah metode akuntansi,
membuat estimasi akuntansi, mengubah periode pengakuan pendapatan dan biaya, dan
reklasifikasi akun.
Akuntansi kreatif bukanlah kegiatan ilegal atau kriminal, tetapi bertentangan dengan
semangat hukum atau etika moral. Pada dasarnya, akuntansi ini sengaja menggambarkan
kesehatan keuangan perusahaan yang tampak dari sudut pandang yang berbeda. Beberapa
peraturan bahkan mungkin sangat subjektif, sehingga mengizinkan akuntan untuk
menggunakan penilaian terbaik mereka dalam kasus mereka.
Cara mendeteksi parktik akuntansi kreatif dapat dilakukan dengan mendeteksi akun-akun
laporan pendapatan, penyisihan piutang tak tertagih, inventaris, arus kas, penyalahgunaan kas
non-operasi, dan manipulasi modal kerja.
B. Saran
Creative accounting memiliki dampak yang kurang baik untuk perusahaan baik itu pemilik
perusahaan tersebut maupun investor yang ingin menanamkan modalnya ke perusahaan
tersebut. Upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan
akuntansi yaitu mengefektifkan pengendalian internal termasuk penegakan hukum, perbaikan
sistem pengawasan dan pengendalian, pelaksanaan good governance, memperbaiki moral dari

14
15

pengelola perusahaan, yang diwujudkan dengan mengembangkan sikap komitmen terhadap


perusahaan, negara dan masyarakat.
Dalam melakukan kecurangan memanipulasi data ada banyak cara untuk mendeteksinya
dan mencegahnya. Hal itu, dapat dilakukan dengan mengevaluasi ulang data yang ada dan
memeriksa kembali sehingga kecurangan yang ada dapat terdeteksi dan dicegah. Sehingga cara
creative accounting tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu hanya untuk keuntungan
pribadinya bukan untuk kelangsungan perusahaan dan pemegang saham perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Duryat, M (2021). Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Indramayu: Penerbit Adab
Herawati, A (2022) Memahami Creative Accounting dalam Proses Akuntansi Bisnis.
[Online]. Tersedia : https://kledo.com/blog/creative-accounting/. [2 Februari 2023].
Nusantara, S (2018) Mengenal Metode Creative Accounting dalam Praktik Akuntansi.
[Online]. Tersedia : https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-metode-creative-
accountingdalampraktikakuntansi. [2 Februari 2023].
Sulistiawan, D. et al. (2011). Creative Accounting : Mengungkap Manajemen Laba dan
Skandal Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai