MAKALAH
Oleh:
Robi Melpin 213403050
Berlin Berian 213403052
Asri Royani 213403082
Alfa Andriyatno 213403106
Aliya Nurhayati 213403149
Azzahra Nurkhofi Suprapto 213403516
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ini telah diterima pada hari Sabtu tanggal 4 Februari 2023
Oleh
Dosen Mata Kuliah Teori Akuntansi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah
Akuntansi Kreatif.
Makalah ini menyajikan ringkasan materi mengenai penjelasan akuntansi kreatif, pola dan
teknik akuntansi kreatif serta contoh dari praktik akuntansi kreatif. Materi ini sengaja dipilih
sebagai bagian dari lingkup mempelajari mata kuliah Teori Akuntansi.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Teori Akuntansi serta anggota kelompok yang telah berkontribusi dalam penyusunan
makalah ini. Harapan setelah mempelajari materi ini, pembaca dapat memahami lebih banyak
tentang akuntansi kreatif, serta dapat mengetahui praktik akuntansi kreatif yang diperbolehkan
serta tidak melanggar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
penyusunannya, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik di masa mendatang.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................2
C. Tujuan Makalah .......................................................................................................................2
D. Kegunaan Makalah ..................................................................................................................2
E. Prosedur Makalah ....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................4
A. Tinjauan Pustaka......................................................................................................................4
B. Pembahasan .............................................................................................................................4
1. Motivasi Akuntansi Kreatif ..................................................................................................4
2. Pola dan Teknik Akuntansi Kreatif ......................................................................................6
3. Apakah Akuntansi Kreatif Legal? ........................................................................................9
4. Cara Mendeteksi dan Mencegah Praktik Akuntansi Kreatif ..............................................10
5. Contoh Kasus Akuntansi Kreatif ........................................................................................13
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................................14
A. Simpulan ................................................................................................................................14
B. Saran ......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak terlepas dari dunia bisnis. Dengan
adanya ilmu akuntansi, maka pembukuan keuangan menjadi lebih mudah dan akurat. Akan
tetapi, dalam kenyataannya banyak pembukuan keuangan yang tidak sesuai dengan keuangan
yang ada. Hal ini terjadi karena kekeliruan dari pembuatan laporan keuangan atau adanya
kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Dalam melakukan penyusunan laporan
keuangan perusahaan, seorang akuntan harus mengikuti aturan yang ada dalam pembuatan
laporan keuangan, yaitu sesuai dengan aturan PSAK. Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak
perusahaan yang secara kreatif melakukan manipulasi data keuangan untuk mendapatkan
respon yang baik dari beberapa kalangan. Hal ini disebut dengan akuntansi kreatif (creatif
accounting). Akuntansi kreatif bukan hal yang baru dalam dunia akuntansi karena banyak
perusahaan yang melakukan hal tersebut.
Akuntansi kreatif oleh beberapa kalangan dianggap hal yang tidak etis karena
memanipulasi data. Akan tetapi, akuntansi kreatif dalam pandangan teori akuntansi positif,
sepanjang akuntansi kreatif tidak bertentangan dengan ptinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum, maka tidak ada masalah yang harus dipersoalkan. Banyak faktor yang menyebabkan
perusahaan menggunakan akuntansi kreatif untuk mempertahankan eksistensi perusahaan
ditengah persaingan yang sangat ketat sekarang ini. Oleh karena itu, diperlukan cara-cara yang
kreatif dalam penghitungan keuangan dalam dunia bisnis, walaupun itu sering dianggap hal
yang kurang etis.
Perilaku yang tidak semestinya para manajer terjadi akibat adanya asimetri informasi dalam
penyajian laporan keuangan tidak terlepas dari pertimbangan konsekuensi ekonomi. Karena
dalam kerangka keterbukaan yang menyeluruh sebenarnya creative accounting atau apapun
namanya, tidak akan berpengaruh kepada semua pihak akan mempunyai informasi yang sama
dan tidak ada asimetri informasi lagi. Sekali lagi pentingnya mendorong keterbukaan akan
membawa dampak kepada ketersediaannya informasi sehingga akan mengeliminasi dan
mengurangi dampak creative accounting.
Dalam makalah ini akan menjelaskan definisi akuntansi kreatif, motivasi akuntansi kreatif,
pola dan teknik akuntansi kreatif, apakah akuntansi kreatif legal, cara mendeteksi dan
mencegah praktik akuntansi kreatif, dan contoh kasus akuntansi kreatif.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis mengambil rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep akuntansi kreatif?
2. Apakah motivasi akuntansi kreatif?
3. Bagaimana pola dan teknik akuntansi kreatif?
4. Apakah akuntansi kreatif legal?
5. Bagaimana cara mendeteksi dan mencegah praktik akuntansi kreatif?
6. Apa contoh kasus akuntansi kreatif?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui konsep akuntansi kreatif.
2. Untuk mengetahui motivasi akuntansi kreatif.
3. Untuk mengetahui pola dan teknik akuntansi kreatif.
4. Untuk mengetahui kelegalan dari akuntansi kreatif.
5. Untuk mengetahui cara mendeteksi dan mencegah praktik akuntansi kreatif.
6. Untuk mengetahui contoh kasus akuntansi kreatif.
D. Kegunaan Makalah
Kegunaan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Melatih agar mampu Menyusun karya ilmiah secara benar dan cermat.
2. Memberikan sumbangsih pemikiran, baik berupa konsep teoritis maupun konsep praktis.
3. Memperluas wawasan dan memberikan manfaat bagi perkembangan konsep keilmuan dan
pemecah masalah.
E. Prosedur Makalah
Sebelum membuat makalah, diperlukan beberapa hal dalam penyusunannya agar isi dan
pembahasannya tersusun secara sistematis. Langkah-langkah dalam penyusunan makalah
adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan makalah sebagai berikut.
a. Mengumpulkan referensi-referensi yang terkait degan judul makalah yang akan dibuat.
3
4
5
Adapun hal-hal yang dapat memotivasi individu atau badan usaha untuk melakukan
manajemen laba dengan memanfaatkan teknik dan kebijakan akuntansi menurut Healy
(1985) serta Watts dan Zimmerman (1986) dalam Sulistiawan (2010, 31-36) adalah sebagai
berikut.
a. Motivasi Bonus
Motivasi ini dilakukan oleh pihak manajemen demi menampilkan kinerja
(performa) yang baik demi mendapatkan bonus yang maksimal. Karena dalam sebuah
perjanjian bisnis, pemegang saham akan memberikan sejumlah insentif atau bonus
sebagai feedback atau evaluasi atas kinerja manajer dalam menjalankan operasional
perusahaan.
b. Motivasi Utang
Motivasi ini bertujuan agar perusahaan bisa memperoleh pinjaman dari kreditur,
sehingga kinerja perusahan tersebut haruslah terlihat baik agar kreditor tersebut
bersedia untuk meminjamkan uangnya kepada perusahaan. Selain untuk mendapatkan
pinjaman, kasus seperti itu juga berlaku untuk menjaga perjanjian hutang. Karena ketika
suatu perusahaan mendapatkan pinjaman dari kreditur, perusahaan berkewajiban untuk
menjaga rasio keuangannya agar berada pada batas bawah tertentu.
c. Motivasi Pajak
Motivasi pajak ini bertujuan mengurangi biaya pajak yang harus dibayarkan oleh
perusahaan. Pihak manajemen perusahaan akan melakukan manajemen laba agar
seolah-olah laba fiskal yang dilaporkan memang lebih rendah tanpa melanggar aturan
dan kebijakan akuntansi perpajakan.
d. Motivasi Penjualan Saham
Motivasi jenis ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang akan go-public ataupun
bahkan sudah go-public. Perusahaan yang akan go-public tersebut melakukan
penawaran saham perdananya ke publik untuk memperoleh tambahan modal usaha dari
calon investor.
e. Motivasi Pergantian Direksi
Motivasi ini biasanya dilakukan ketika adanya pergantian direksi. Hal tersebut
dilakukan agar memperoleh bonus yang besar pada masa akhir jabatannya.
f. Motivasi Politis
6
jumlah penjualan dan produksi. Pola ini biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan
yang akan melakukan IPO agar mendapat kepercayaan dari kreditur.
4) Income Smoothing
Pola ini dilakukan dengan cara mengurangi fluktuasi laba sehingga nantinya
laba yang dihasilkan cenderung stabil. Hal ini bertujuan untuk mengambil
keputusan bagi pihak kreditor dan investor, karena bagi investor dan kreditor
kestabilan laba merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut. stabilitas laba dapat dilakukan dengan cara
mengkombinasikan dua pola, yakni meminimalkan atau memaksimalkan laba.
Income smoothing dapat dikatakan sebagai upaya untuk menetralkan keadaan
lingkungan uang yang penuh dengan ketidakpastian.
5) Timing Revenue and Expense
Teknik atau pola ini dapat dilakukan dengan cara membuat kebijakan tertentu
berkenaan dengan saat atau timing suatu transaksi seperti adanya pengakuan yang
prematus atas penjualan.
b. Teknik Akuntansi Kreatif
1) Mengubah Metode Akuntansi
Metode akuntansi merupakan pilihan-pilihan yang disediakan oleh standar
akuntansi dalam menilai aset perusahaan. Beberapa bentuk pilihan metode
akuntansi antara lain sebagai berikut.
a) Metode penilaian persediaan (First In First Out-FIFO, Last In First Out-LIFO,
rata-rata tertimbangan, atau identifikasi khusus).
b) Metode penyusutan aset tetap (garis lurus atau saldo menurun atau jumlah angka
tahun atau unit produksi).
c) Leasing (capital lease atau operating lease).
d) Investasi pada obligasi.
e) Penggunaan metode harga pasar atau nilai buku pada aset jangka panjang.
f) Pembelian kembali saham perusahaan atau treasury stock.
g) Pengakuan pendapatan (metode persentase penyelesaian, saat penjualan, dan
saat penerimaan kas).
Pemilihan atas metode akuntansi tertentu akan memberikan pendapatan yang
berbeda, baik bagi manajemen, pemilik, maupun pemerintah yang berdampak
8
diakuisisi (dibeli oleh pihak lain). Agar nilai jualnya lebih baik dari nilai yang
sebenarnya, mereka menggunakan teknik penjualan yang unik. Yakni barang yang
mereka jual ditawarkan dengan diskon 40%. Dengan demikian jika ada barang yang
berharga invoice 100, maka penerimaan kasnya adalah 60. Secara akuntansi, nilai
40 ini akan diakui sebagai diskon penjualan, sehingga nilai penjualan bersih
perusahaan itu 60, bukan 100. Dengan menggunakan strategi reklasifikasi,
perusahaan mencatat diskon penjualan menjadi biaya pemasaran.
Teknik reklasifikasi lainnya adalah dengan memasukan utang jangka pendek ke
utang jangka panjang., atau aset jangka panjang yang masuk ke aset jangka pendek.
Tujuannya untuk meningkatkan rasio likuiditas perusahaan agar terlihat lebih
likuid. Teknik reklasifikasi akun yang lain adalah dengan mengubah utang jangka
panjang dengan saham preferen atau saham biasa. Tujuannya agar posisi utang
terhadap aset (debt to asset ratio) berkurang. Hal tersebut akan mengurangi risiko
keuangan perusahaan.
5) Reklasifikasi Akrual Diskresioner dan Akrual Non-Diskresioner
Akrual diskresioner (discretionary accruals) adalah akrual yang dapat berubah
sesuai dengan kebijakan manajemen, seperti pertimbangan tentang penentuan umur
ekonomis aset tetap atau pertimbangan pemilihan metode depresiasi. Akrual non-
diskresioner (non-discretionary accruals) adalah akrual yang dapat berubah bukan
karena kebijakan atau pertimbangan pihak manajemen, seperti perubahan piutang
yang besar karena adanya tambahan penjualan yang signifikan.
Sementara, akrual (accruals) adalah penjumlahan antara akrual diskresioner
dan akrual non-diskresioner. Akrual merupakan perbedaan laba dengan arus kas
operasi. Makin besar perbedaannya, maka perbedaan itu disebabkan karena aspek
akrual atau kebijakan akuntansi. Laba dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi,
sedangkan arus kas operasional hanya berasal dari transaksi kas riil. Makin tinggi
nilai akrual menunjukan adanya strategi menaikkan laba dan semakin minus nilai
akrual menunjukan adanya strategi menurunkan laba.
3. Apakah Akuntansi Kreatif Legal?
Akuntansi kreatif bukanlah kegiatan ilegal atau kriminal, tetapi bertentangan dengan
semangat hukum atau etika moral. Karena standar akuntansi berubah dari waktu ke waktu,
demikian pula teknik akuntansi kreatif. Ini termasuk mencatat transaksi dan peristiwa
10
dengan cara yang tampaknya paling menguntungkan bagi pemangku kepentingan tertentu.
Akuntansi ini melibatkan pengambilan keuntungan dari celah yang ada pada prinsip
akuntansi.
Pada dasarnya, akuntansi ini sengaja menggambarkan kesehatan keuangan perusahaan
yang tampak dari sudut pandang yang berbeda. Perilaku seperti itu tampak meragukan dan
tidak etis. Namun secara realistis, akuntansi kreatif memenuhi persyaratan hukum tertentu
dan praktik akuntansi standar.
Terkadang, kebijakan akuntansi bersifat ambigu atau tidak cukup jelas. Beberapa
peraturan bahkan mungkin sangat subjektif sehingga mengizinkan akuntan untuk
menggunakan penilaian terbaik mereka dalam kasus mereka. Contoh yang baik adalah
penilaian aset yakni nilai wajar di mana sebagian besar bergantung pada penilaian pribadi.
Namun momen-momen ini juga bisa dilihat sebagai peluang. Akuntan memanfaatkan
kekurangan hukum ini untuk keuntungan mereka. Pengamatan penting yang berkaitan
dengan akuntansi kreatif adalah bahwa teknik-teknik ini mengubah angka-angka dalam
laporan keuangan tetapi tetap dilaporkan di laporan keuangan. Kecuali pengguna informasi
secara menyeluruh memeriksa laporan keuangan bersama dengan catatan atas akun dan
perincian tambahan lainnya, tidak mungkin untuk mendeteksi informasi yang tersembunyi.
Standar akuntansi dimaksudkan untuk memblokir cara-cara khusus memanipulasi
angka melalui akuntansi kreatif. Namun, ketika standar akuntansi berubah, teknik yang
akan atau tidak akan bekerja juga berubah.
Situasi di atas dengan cepat menimbulkan paradoks: yaitu, setiap kali perubahan
standar akuntansi dengan niat baik diperkenalkan, ini membuka peluang baru untuk
akuntansi kreatif. Salah satu contoh terbaik dari ini adalah konsep nilai wajar. Perlu dicatat
bahwa setiap aturan memiliki pengecualian atau mengandung celah yang digunakan oleh
akuntan berpengetahuan untuk keuntungan mereka melalui akuntansi kreatif.
4. Cara Mendeteksi dan Mencegah Praktik Akuntansi Kreatif
Cara mendeteksi parktik akuntansi kreatif dapat dilakukan dengan mendeteksi akun-
akun sebagai berikut.
a. Laporan Pendapatan
Pendapatan adalah komponen utama dalam laporan laba rugi. Perusahaan dapat
menggelembungkan pendapatan periode saat ini dalam laporan laba rugi dengan
melebihkan keuntungan atau mengurangi biaya periode berjalan.
11
Akuntansi kreatif ini dapat membuat laporan laba rugi terlihat bagus. Ini dapat
dilakukan melalui
1) mencatat pendapatan sebelum mengambil pengiriman barang;
2) mencatat pendapatan fiktif; berarti mencatat pendapatan sebelum penjualan terjadi;
3) mencatat peningkatan pendapatan melalui pengelompokan keuntungan investasi
sebagai pendapatan;
4) menggeser biaya saat ini ke periode akuntansi yang lebih awal atau lebih baru; dan
5) menggeser biaya masa depan ke periode akuntansi saat ini.
b. Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Sebagian besar investor melihat laba bersih dan EPS dan kemudian melakukan
penilaian. Mereka tidak melihat lebih dari itu dan itulah kesalahan yang mereka buat.
Piutang usaha memainkan peran besar dalam mendeteksi manipulasi pendapatan.
Namun, mereka juga dapat digunakan untuk menggelembungkan pendapatan dengan
menggunakan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Hal ini dapat dideteksi ketika cadangan untuk utang tak tertagih tidak mencukupi
dengan membandingkan piutang usaha dengan pendapatan dan laba bersih.
Jika item neraca tumbuh lebih cepat daripada item laporan laba rugi maka orang
tersebut dapat melihat apakah penyisihan utang memadai atau tidak.
c. Inventaris
Sebagian besar investor melihat laba bersih dan EPS dan kemudian melakukan
penilaian. Mereka tidak melihat lebih dari itu dan itulah kesalahan yang mereka buat.
Piutang usaha memainkan peran besar dalam mendeteksi manipulasi pendapatan.
Namun, mereka juga dapat digunakan untuk menggelembungkan pendapatan dengan
menggunakan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Hal ini dapat dideteksi ketika cadangan untuk utang tak tertagih tidak mencukupi
dengan membandingkan piutang usaha dengan pendapatan dan laba bersih.
Jika item neraca tumbuh lebih cepat daripada item laporan laba rugi maka orang
tersebut dapat melihat apakah penyisihan utang memadai atau tidak.
d. Arus Kas
Manajemen terkadang mencoba memanipulasi arus kas untuk membuatnya tampak
lebih tinggi dari yang seharusnya. Arus kas yang tinggi menunjukkan kesehatan
keuangan yang baik.
12
14
15
16