Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“TEORI-TEORI DALAM PENELITIAN AKUNTANSI”


Dosen Pengampu : Rudiyanto, SE., M.Si

Disusun Oleh :
Ana Qurotul Aeni(17121108)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)


Program Studi Akuntansi
La Tansa Mashiro
2020
Kata Pengantar

Puji  dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nyalah kami dapat merampungkan makalah yang berjudul Teori akuntansi.
 Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami, yang telah memberi tanggung
jawab kepada kami untuk menyusun makalah ini. Tak lupa kami juga berterima
kasih kepada seluruh keluarga mahasiswa Fakultas Ekonomi khususnya jurusan akuntansi
yang telah banyak membantu dan memberikan bantuan.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dalam membantu mahasiswa tahun ajaran
berikutnya agar dapat memahami materi dalam makalah ini.

Rangkasbitung,  juni 2020   

Penulis
Daftar Isi

Kata pengantar............................................................................................................i
Daftar isi.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................2
2.1.Agency theory ................................................................................................2
2.2.Signaling theory..............................................................................................3
2.3.Contingency Theory .......................................................................................4
2.4.Theory of constraint .......................................................................................5
2.5.Positive accounting theory..............................................................................6
2.6.Bonus plan theory............................................................................................7
2.7.Pecking order theory.......................................................................................8
2.8.Stakeholders theory.........................................................................................9
2.9.Bird on hand theory........................................................................................10
2.10. Stewardships theory.....................................................................................11
2.11. Motivation theory........................................................................................12
2.12. Control theory..............................................................................................12
2.13. Resource behavior theory............................................................................13
2.14. Information theory.......................................................................................13
2.15. Justice theory...............................................................................................14
2.16. Equity theory...............................................................................................15
2.17. Distributive theory.......................................................................................16
2.18. Bureaucracy theory......................................................................................16
2.19. Stimulus responsive theory..........................................................................17
2.20. Satisfaction theory.......................................................................................18
2.21. Insitisional theory........................................................................................19
2.22. Resource dependency theory.......................................................................20
2.23. Social exchange theory................................................................................20
BAB III PENUTUP...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
Seperti telah sedikit disinggung dalam uraian sebelumnya bahwa penelitian harus
berangkat dari masalah. Sedangkan masalah penelitian itu sendiri merupakan masalah yang
paling awal muncul pada saat seseorang akan melakukan penelitian.

Masalah adalah titik tolak dari setiap kegiatan penelitian,sebab bagi seorang peneliti
’masalah’ merupakan undangan untuk melakukan penelitian. Pada saat dan situasi seperti
sekarang ini, di mana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah begitu tinggi,tetapi di
pihak lain masalah semakin banyak dan kompleks pula. Hal ini juga berarti perlu perhatian
dan penanganan dari kita untuk pemecahan masalah-masalah tersebut. Sedangkan penelitian
adalah bagian dari proses pemecahan masalah.

Meskipun ilmu dan teknologi kesehatan atau kedokteran telah berkembang


sedemikian tingginya, misalnya ditemukannya metode dan teknik pemberantasan penyakit,
pencegahan penyakit dan rehabilitasi tetapi di pihak lain menimbulkan berbagai macam
masalah baru. Masalah-masalah ini seolah-olah sedang antri atau menunggu gilirannya untuk
dipecahkan. Masalah yang satu belum terpecahkan, masalah lain sudah muncul untuk segera
dipecahkan.

Terdapat berbagai teori-teori dalam penelitian akuntansi yang dapat membantu dalam
pemecahan suatu masalah yang akan di bahas dalam pembahasan kali ini, seperti agency
theory, signaling theory, dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Agency theory
Teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa hubungan agensi muncul
ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk
memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agen tersebut (Jensen dan Meckling,1976).
Agency theory memberikan peranan penting akuntansi dalam menyediakan
informasi setelah suatu kejadian atau keputusan, yang mana seorang agen melaporkan
kepada prinsipal tentang kejadian-kejadian yang muncul dalam periode yang telah
lalu. Agency theory mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen)
dalam mengevaluasi lingkungan dimana suatu keputusan harus diambil (The Belief
Revision Role).
2. Untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil untuk
memudahkan pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan persetujuan
dalam kontrak kerja (The Performance Evaluation Role).
Menurut Eisenhard (1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 buah asumsi yaitu:
(a) Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded
rationality), dan tidak menyukai resiko (risk aversion).
(b) Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,efisiensi
sebagai kriteria produktivitas, dan adanya Asymmetric Information (AI) antara
prinsipal dan agen.
(c) Asumsi tentang informasi.
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang
komoditi yang bisa diperjual belikan.
2.2.Signaling theory
Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana
seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh
manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi
atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh
manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi
melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi
konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini
mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri
informasi antara manajer dengan investor atau calon investor. Manajer dipandang
memiliki informasi tentang perusahaan yang tidak dimilki oleh investor maupun calon
investor. Teori pensinyalan menjelaskan alasan pentingnya perusahaan menyajikan
informasi kepada publik (Wolk et al., 2006). Informasi tersebut bisa berupa laporan
keuangan, informasi kebijakan perusahaan maupun informasi lain yang diungkapkan
secara sukarela oleh manajemen perusahaan.
Teori sinyal (signalling theory) berawal dari tulisan George Akerlof pada
karyanya ditahun 1970 “The Market for Lemons”, yang memperkenalkan istilah
informasi asimetris (assymetri information). Akerlof (1970) mempelajari fenomena
ketidakseimbangan informasi mengenai kualitas produk antara pembeli dan penjual,
dengan melakukan pengujian terhadap pasar mobil bekas (used car). Dari
penelitiannya tersebut, Akerlof (1970) menemukan bahwa ketika pembeli tidak
memiliki informasi terkait spesifikasi produk dan hanya memiliki persepsi umum
mengenai produk tersebut, maka pembeli akan menilai semua produk pada harga yang
sama, baik produk yang berkualitas tinggi maupun yang berkualitas rendah, sehingga
merugikan penjual produk berkualitas tinggi. Kondisi dimana salah satu pihak
(penjual) yang melangsungkan transaksi usaha memiliki informasi lebih atas pihak
lain (pembeli) ini disebut adverse selection (Scott, 2009).
2.3.Contingency theory
Teori kontingensi (Contingency theory )adalah teori organisasi yang
mengklaim bahwa tidak ada cara terbaik untuk mengatur perusahaan, untuk
memimpin perusahaan, atau untuk membuat sebuah keputusan. Sebaliknya, tindakan
optimal adalah kontingen (tergantung) pada situasi internal dan eksternal. Seorang
pemimpin kontingen secara efektif menerapkan gaya kepemimpinan mereka sendiri
pada situasi yang tepat.
Gareth Morgan dalam bukunya Images of Organization menggambarkan
gagasan utama yang mendasari teori kontingensi, yaitu :
 Organisasi adalah sistem terbuka yang memerlukan manajemen yang cermat
untuk memuaskan dan menyeimbangkan kebutuhan internal dan untuk
beradaptasi dengan keadaan lingkungan
 Tidak ada satu cara pengorganisasian yang terbaik. Bentuk yang paling sesuai
sangat tergantung pada jenis tugas atau lingkungan yang sedang dihadapi.
 Diatas segalanya, manajemen harus peduli untuk mencapai arah dan kesesuain
yang terbaik
 Berbagai jenis atau spesies organisasi diperlukan dalam berbagai jenis
lingkungan

Teori Kontingensi atau Contingency Theory beranggapan bahwa tidak ada


cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap gaya
kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Berdasarkan
Teori Kontingensi ini, seseorang mungkin berhasil tampil dan memimpin sangat
efektif di kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya
akan menurun apabila dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di
sekitarnya telah berubah. Teori Kontingensi atau Contingency Theory ini juga
sering disebut dengan Teori Situasional.

Beberapa Model Teori Kontingensi atau Situasional yang terkenal diantaranya


adalah Teori Kepemimpinan Kontigensi Fiedler, Teori Kepemimpinan Situasional
Hersey-Blanchard, Teori Kepemimpinan Kontigensi Vroom-Yetten, Teori
Kontingensi Path-Goal Robert House dan Teori Kontigensi Strategis.
2.4.Theory of constraint
Theory of Constraint adalah suatu metodologi untuk mengidentifikasi faktor
pembatas (yaitu constraint) yang paling penting yang menghambat kita mencapai
tujuan dan kemudian secara sistematis meningkatkan kinerjanya hingga faktor
tersebut tidak lagi menjadi pembatas kita. Dalam manufaktur , hambatan ini sering
disebut dengan bottleneck.
Theory of Constraint menggunakan pendekatan yang ilmiah untuk perbaikan.
Hipotesa yang dipakai adalah bahwa setiap sistem yang kompleks, termasuk proses
manufaktur, jasa, tambang, healthcare terdiri dari beberapa kegiatan yang saling
terkait, dimana salah satunya bertindak sebagai constraint  dan menjadi titik terlemah
dalam rantai penciptaan nilai tambah.
Management Constraint atau lebih dikenal dengan Theory of Constraint
(TOC) adalah teori dalam ilmu manajemen bisnis untuk mencapai laba melalui
identifikasi kendala yang dialami oleh perusahaan dan kemudian mencari solusi untuk
mengatasi hambatan tersebut.
TOC adalah filosofi manajemen yang pertama kali diperkenalkan oleh Dr.
Elihayu M. Goldratt dalam bukunya “The Goal” pada tahun 1984. TOC kemudian
berkembang menjadi salah satu faktor penting dalam ilmu manajemen.
Tujuan Theory of Constraint kendala atau manajemen kendala adalah untuk
mencapai laba perusahaan maksimum. Sehingga teori ini dalam studi manajemen
berfokus pada peningkatan laba.
Konsep Dasar Manajemen Constraint
Manajer harus fokus pada 3 ukuran kinerja manajemen utama, yaitu:
 Throughput: tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan uang
melalui pemasaran.
 Persediaan: biaya perusahaan untuk mengkonversi bahan baku
menjadi throughput melalui proses produksi.
 Biaya operasional: semua biaya yang harus dikeluarkan untuk
mengubah inventaris menjadi throughput.
2.5.Positive accounting theory
Penelitian akuntansi positif modern mulai muncul pada tahun 1960-anketika
Balldan Brown (1968), Beaver (1968), dan peneliti lainnya memperkenalkan
metodek e u a n g a n e m p i r i s p a d a a k u n t a n s i k e u a n g a n . P e n e l i t i a n
s e l a n j u t n y a mengemukakan bahwa angka-angka dalam akuntansi
memberikan informasikepada pasar sekuritas untuk membantu mengambil
keputusan. Peneliti mulaimencari hubungan antara angka akuntansi dengan
harga saham, tetapi bidangpenelitian tersebut belum dapat memberikan
hipotesis untuk memprediksi danmenjelaskan pemilihan akuntansi. Angka-
angka dalam akuntansi juga digunakandalam kontrak kompensasi manajer.
Penggunaan angka akuntansi pada rencanabonus menunjukkan kemungkinan
bahwa pilihan akuntansi dapat mempengaruhikekayaan, sehingga peneliti akuntansi
mulai meneliti arti dari pilihan akuntansi.Evaluasi metode penelitian dan
metodologi yang digunakan untuk mencatat empirical regularities. Masalah
metode penelitian yang pertama adalah hilangnya kekuatan dalam pengujian.
Masalah kedua adalah adanya kemungkinan bahwahasil yang diperoleh
dari literature akuntans i pos itif beras al dari hipotes is alterna tif yang
tidak ditentukan dari aw al penelitian. P enurunan kekuatan pengujian
disebabkan oleh masalah dengan spesifikasi model, variable sisi kiri dan kanan
serta adanya variable yang dihilangkan. Penyebab pertama
adalahs p e s i f i k a s i m o d e l y a n g d a p a t m e n g a l a m i k e s a l a h a n a p a b i l a
p e n e l i t i a n mengasumsikan bahwa pilihan akuntansi berasal dari alasan
efisiensi atau k e s e m p a t a n manajemen. Penyebab kedua
a d a l a h k e s a l a h a n d a l a m menspesifikasikan variable pilihan akuntansi
terjadi karena penggunaan singlemethod choisessebagai variable sisi kiri.
2.6.Bonus plan theory
  Hipotesis Rencana Bonus (the bonus plan hypotesis)
Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer perusahaan
dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan
perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini.
Hipotesis ini tampaknya cukup beralasan. Para manajer perusahaan, seperti
orang-orang lain, menginginkan imbalan yang tinggi. Jika imbalan mereka
bergantung, paling tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada pendapatan
bersih, maka kemungkinan mereka bisa meningkatkan bonus mereka pada periode
tersebut dengan melaporkan pendapatan bersih setinggi mungkin. Salah satu cara
untuk melakukan ini adalah dengan memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan
laba yang dilaporkan pada periode tersebut. Tentu saja, sesuai dengan karakter dari
proses akrual, hal ini akan cenderung menyebabkan penurunan pada laba dan bonus-
bonus yang dilaporkan pada masa yang akan datang, dengan taktor-faktor lain tetap
sama. Namun nilai masa kini (present value) dari kegunaan manajer dari lini bonus
masa depan yang dimilikinya akan meningkat dengan memberikan perubahan menuju
masa kini.
  Dapat disimpulkan Manajer perusahaan dengan bonus tertentu cenderung
lebih menyukai metode yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima seandainya
komite kompensasi dari dewan direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang
dipilih.
2.7.Pecking order theory
Teory ini pertama kali diperkenalkan oleh Donaldson pada tahun 1961, akan
tetapi penamaan Pecking Order Theory dilakukan oleh Stewart C, Myers tahun 1984
dalam journal of finance volume 39 dengan judul The Capital Structure Puzzle. Teori
ini menyatakan bahwa ada ada semacam tata urutan (Pecking Order) bagi perusahaan
dalam menggunakan modal. Teori tersebut juga menjelaskan bahwa perusahaan lebih
mengutamakan pendanaan ekuitas internal (menggunakan laba yang ditahan) daripada
pendanaan ekuitas eksternal (menerbitkan saham baru). Berikut beberapa implikasi
dari Myers (1984), terhadap perilaku pendanaan perusahaan didalam pecking order
theory.
1. Perusahaan lebih menyukai sumber pendanaan internal (laba ditahan) Hal ini
disebabkan penggunaan laba ditahan lebih murah dan tidak perlu mengungkapkan
sejumlah informasi perusahaan (yang harus di ungkapkan dalam prospektus saat
menerbitkan obligasi dan saham baru)
2. Perusahaan menyesuaikan target rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio)
kepada peluang investasi, meskipun dividen kaku (sticky) dan target rasio
pembayaran hanya menyesuaikan secara bertahap terhadap pergeseran peluang
investasi yang menguntungkan.
3. Kebijakan dividen yang kaku, ditambah dengan fluktuasi tingkat keuntungan dan
peluang investasi yang tidak dapat diprediksi, 15 16 menunjukkan bahwa arus kas
yang dihasilkan secara internal dapat lebih atau kurang dari pengeluaran investasi.
Jika arus kas internal kurang, perusahaan pertama kali mengurangi jumlah kas atau
portofolio sekuritasnya
4. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan menerbitkan sekuritas yang paling
aman terlebih dahulu. Perusahaan memulai dari hutang, kemudian hybrid securities
seperti convertible bonds, kemudian ekuitas sebagai alternatif terakhir. Penerbitan
saham baru menduduki urutan terakhir sebab penerbitan saham baru merupakan tanda
atau sinyal bagi pemegang saham dan calon investor tentang kondisi perusahaan saat
sekarang dan prospek mendatang yang tidak baik.
2.8.Stakeholders theory
Teori stakeholder adalah sebuah konsep manajemen strategis, tujuannya
adalah untuk membantu korporasi memperkuat hubungan dengan kelompok-
kelompok eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitif.4 Teori stakeholder
mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya.
Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan
yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut.
Gray, Kouhy dan Adams mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan
tergantung pada dukungan stakeholders sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk
mencari dukungan tersebut. Semakin powerful stakeholder, maka semakin besar
usaha 3 Marzully Nur dan Denies Priantinah, “Analisis Faktor-Fakor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility” Jurnal Nominal, Vol
I, No I, 2012, hlm.24 4 Totok Mardikanto, CSR (Corporate Social Responsibility)
(Tanggung Jawab Sosial Perusahaan), Alfabeta, Bandung, 2014, hlm.68 19
perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari
dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya.5 Salah satu tantangan pertama bagi
korporasi adalah untuk mengidentifikasi:
 Pemegang saham dan investor yang menginginkan hasil optimal atas
investasi mereka.
 Karyawan ingin tempat kerja yang aman, gaji yang kompetitif, dan
keamanan kerja.
 Pelanggan menginginkan barang dan jasa berkualitas dengan harga
yang wajar. 4. Masyarakat setempat ingin investasi masyarakat. 5.
Regulator ingin sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.9.Bird on hand theory
Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan deviden, teori
ini dikembangkan oleh Myron Gordon Tahun 1956 dan John Lintner Tahun 1962.
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa ada hubungan antara nilai perusahaan dengan
kebijakan deviden,  biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika Dividend Payout
Ratio rendah karena investor lebih suka menerima dividen dibanding capital
gain, dividend  yield dianggap lebih pasti dan lebih aman. Gordon dan Lintner
menggunakan persamaan Total return sama dengan dividen yield ditambah capital
gain, diasumsikan bahwa total return akan menurun sebagai peningkatan pembayaran
perusahaan, saat perusahaan meningkatkan rasio payout investor menjadi suatu
kekhawatiran bahwa keuntungan modal masa depan perusahaan akan menghilang
karena laba ditahan bahwa perusahaan diinvestasikan kembali ke dalam bisnis akan
kurang berprospek .
Dalam teori ini menjelaskan investor menghendaki pembayaran dividen yang
tinggi dari keuntungan perusahaan sesuai tujuan investor yaitu menanamkan
sahamnya untuk mendapatkan deviden, investor tidak ingin berinvestasi di perusahaan
jika penerimaan deviden dalam jangka waktu yang lama.
Keuntungan bila menerapkan teori bird in the hand ini adalah dengan
memberikan dividen yang tinggi, maka harga saham perusahaan juga akan semakin
tinggi yang akan berdampak pada nilai perusahaan.
Kelemahannya teori bird in the hand yaitu  investor diharuskan membayar
pajak yang besar akibat dari dividen yang tinggi.  Sanggahan teori ini dikemukakan
oleh beberapa pihak seperti  Modigliani dan Miller menganggap bahwa argumen
Gordon dan Lintner ini merupakan suatu kesalahan. Modigliani dan Miller
menggunakan istilah “ The Bierd in The hand Fallacy”, mereka menyatakan bahwa
kebijakan deviden tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan. Selain itu investor
akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaa yang
sama  atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama. Sementara itu MM
berpendapat dan telah dibuktikan secara matematis bahwa investor merasa sama saja
apakah menerima deviden saat ini atau menerima capital gain dimasa datang.
2.10. Stewardships theory
Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah bagian dari agency theory
yaitu stewardship theory. Donaldson et al. (1997) dalam penelitiannya menemukan
faktor yang membedakan antara Agency Theory dan Stewardship Theory. Teori
stewardship menggambarkan situasi dimana manajemen tidaklah termotivasi oleh
tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk
kepentingan organisasi.
Teori tersebut mengasumsikan adanya hubungan yang kuat antara kepuasan
dan kesuksesan organisasi. Kesuksesan organisasi menggambarkan maksimalisasi
utilitas kelompok principals dan manajemen. Maksimalisasi utilitas kelompok ini
pada akhirnya akan memaksimumkan kepentingan individu yang ada dalam
kelompok organisasi. Pada Agency Theory terjadi hubungan antara Principal sebagai
pemilik modal dan agent sebagai pengelola manajemen serta masing-masing
mempunyai kepentingan yang berbeda untuk menguntungkan dirinya sendiri, namun
pada teori Stewardship (penatalayanan) maka manajemen tidaklah termotivasi oleh
tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk
kepentingan organisasi. Pada sektor swasta para penganut teori stewardship
berpendapat bahwa apabila manajer-manajer pada tingkat yang lebih tinggi sebagai
contoh CEO yang 14 bertindak sebagai steward akan mempunyai sikap pro-
organisasional pada saat struktur manajemen perusahaan memberikan otoritas dan
keleluasaan yang tinggi (Donaldson dan Davis, 1989, 1991).
Teori stewardship dapat diterapkan pada penelitian akuntansi organisasi sektor
publik seperti organisasi pemerintahan (Morgan, 1996; Van Slyke, 2006 dan Thorton,
2009) dan non profit lainnya (Vargas, 2004; Caers Ralf, 2006 dan Wilson, 2010) yang
sejak awal perkembangannya, akuntansi organisasi sektor publik telah dipersiapkan
untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi hubungan antara stewards dengan
principals.
2.11. Motivation theory
Siagian (1995:137)menyatakan bahwa motivasi merupakan akibat dari
interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah terdapat
perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seeorang dalam
menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi
yang sama.Bahkan situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula.
Misalnya,tidak mustahil seorang mahasiswa sangat tekun membaca suatu novel yang
dianggapnya menarik sampai ia selesai membaca buku tersebut, akan tetapi segera
merasa bosan atau mengantuk kalau membaca buku teks yang nota bene harus
dikuasainya dalam menghadapi ujian yang akan ditempuhnya di perguruan tinggi.
Berarti bahwa berbicara tentang motivasi, maka salah satu hal yang amat penting
untuk diperhatikan adalah bahwa tingkat motivasi berbeda antara seorangdengan
orang lain dan dalam diri seseorang pada waktu yang berlainan.

2.12. Control theory


Teori kontrol modern berbeda dengan teori kontrol konvensional. Teori
kontrol modern dapat diterapkan pada sistem multi input multi output, yang
kondisinya linier ataupun tak linier, dengan parameter sistem konstan atau berubah
terhadap waktu. Sedangkan teori kontrol konvensional hanya dapat diterapkan pada
sistem satu masukan, satu keluaran, dengan parameter konstan.
Persamaan ruang keadaan (state space) merupakan representasi dari teori
control modern, sedangkan model fungsi alih (transfer function) merupakan
representasi dari teori kontrol konvensional.
Fungsi alih sistem didefinisikan sebagai perbandingan transformasi Laplace
keluaran terhadap transformasi Laplace masukan, dengan semua syarat awal nol.
Fungsi alihsistem juga merupakan model matematika yang menghubungkan variabel
masukan dengan variabel keluaran, namun ia sendiri tidak memberikan informasi
mengenai struktur fisik sistem tersebut.
Jika pangkat tertinggi dalam s dalam fungsi alih adalah n, maka sistem disebut
orde ke-n.Kegunaan konsep fungsi alih terbatas pada sistem linier, parameter sistem
tidak berubah terhadap waktu (time invariant), sistem dengan satu masukan dan satu
keluaran (single inputsingle output)
Kontrol belajar menurut Merril (1997) sebagaimana yang dikutip oleh
Degeng,mengacu kepada kebebasan si belajar dalam melakukan pilihan dan
pengurutan terhadap isi yang dipelajari (content control), kecepatan belajar (pace
control), komponen strategi pengajaran yang digunakan ( display control), dan strategi
kognitif yang ingin digunakannya (conscious cognition control). Sebagai komponen
strategi yang diintegrasikan dalam teori elaborasi.

2.13. Resource behavior theory


Kekuatan sumber daya manusia dalam suatu organisasi semakin disadari
keberadaannya sehingga manusia dipandang sebagai aset terpenting dari berbagai
sumber daya dalam organisasi. Kuatnya posisi manusia dalam organisasi melebihi
sumber daya lainnya seperti material, metode, uang, mesin, pasar sehingga
mendorong para ahli memberi sumbangan teori tentang manajemen sumber daya
manusia.
Senada juga H Simamora (2006), manajemen sumber daya manusia adalah
hal-hal berkaitan dengan pembinaan, penggunaan dan perlindungan sumber daya
manusia. Tugas manajemen sumber daya manusia adalah mengelola unsur-unsur
manusia dengan segala potensi yang dimiliki sehingga dapat diperoleh sumber daya
manusia yang dapat mencapai tujuan organisasi. Hal sama dikemukakan Michael
Amstrong (1987), ia mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai
pendekatan strategis terhadap keterampilan, motivasi pengembangan dan manajemen
pengorganisasian sumber daya manusia

2.14. Information theory


Teori informasi (Inggris: information theory) adalah disiplin ilmu dalam
bidang matematika terapan yang berkaitan dengan kuantisasi data sehingga data atau
informasi itu dapat disimpan dan dikirimkan tanpa kesalahan (error) melalui suatu
kanal komunikasi. Entropi informasi (information entropy) sering dipakai sebagai alat
untuk maksud ini, dan biasanya dinyatakan sebagai banyaknya bit rerata yang
diperlukan untuk penyimpanan dan pengiriman informasi tersebut.
Teori informatif atau teori informasi adalah salah satu teori komunikasi dan
cabang matematika yang menggambarkan bagaimana ketidakpastian seharusnya
dihitung, dimanipulasi, dan disajikan.Sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa teori
informasi dimulai pada tahun 1948 ketika Claude Shannon mempublikasikan
artikelnya yang berjudul A Mathematical Theory of Communication dalam Bell
System Technical Journal. Shannon memperlihatkan bagaimana informasi dapat
dihitung dengan presisi yang absolut dan mendemonstrasikan kesatuan unit seluruh
media informasi.
Teori informatif atau teori informasi adalah salah satu teori komunikasi dan
cabang matematika yang menggambarkan bagaimana ketidakpastian seharusnya
dihitung, dimanipulasi, dan disajikan.Sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa teori
informasi dimulai pada tahun 1948 ketika Claude Shannon mempublikasikan
artikelnya yang berjudul A Mathematical Theory of Communication dalam Bell
System Technical Journal. Shannon memperlihatkan bagaimana informasi dapat
dihitung dengan presisi yang absolut dan mendemonstrasikan kesatuan unit seluruh
media informasi.

2.15. Justice theory


Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki
tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap
salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah
kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada
sistem pemikiran" [1]. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi
tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil" [2]. Kebanyakan orang percaya bahwa
ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di
seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan
variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari
keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak
jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
2.16. Equity theory
Teori keseimbangan atau equity theory dikemukakan oleh  John Stacey
Adams, seorang psikolog kerja dan perilaku pada tahun 1963.  Teori ini berasumsi
bahwa pada dasarnya manusia menyenangi perlakuan yang adil/sebanding,
berhubungan  dengan kepuasan relasional dalam hal persepsi distribusi yang adil/tidak
adil dari sumber daya dalam hubungan interpersonal.Teori ini membangun kesadaran
yang lebih luas terhadap dimensi penilaian masing-masing individu sebagai
manifestasi keadilan yang lebih luas dibanding teori motivasi lainnya.
Beberapa teori motivasi berasumsi bahwa perilaku seseorang muncul dan
dikelola oleh usaha untuk membangun atau mempertahankan suatu keseimbangan
psikologis batin. Ketika kita mengalami ketegangan psikologis atau bila tingkat stress
kerja meningkat, kita termotivasi ke dalam tindakan untuk membangun kembali
keseimbangan. Adams mengembangkannya lebih lanjut dengan fokus terhadap sisi
keadilan antar individu dalam organisasi.
Teori Keadilan (Equity Theory) Menurut teori ini bahwa kepuasan seseorang
tergantung apakah ia merasakan ada keadilan (equity) atau tidak adil (unequity) atas
suatu situasi yang dialaminya. Teori ini merupakan variasi dari teori perbandingan
sosial. Komponen utama dari teori ini adalah:
 Input
Yaitu sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung
pekerjaannya, seperti : pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya
usaha yang dicurahkan, jumlah jam kerja, dan peralatan pribadi yang
dipergunakan untuk pekerjaannya
 Hasil (outcomes)
Adalah sesuatu vang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang
diperoleh dari pekerjaannya, seperti gaji, keuntungan sampingan,
simbol status, penghargaan, serta kesempatan untuk berhasil atau
ekspresi diri.
 Orang bandingan (comparison person)
Bisa berupa seseorang di perusahaan yang sama atau di tempat lain
bahkan bisa pula dengan dirinya sendiri terhadap pekerjaannya di
waktu lampau.

2.17. Distributive theory


Distributive Theory atauTeori keadilan distributif egalitarian didasarkan pada
prinsip material yakni diberikan kepada setiap orang bagian yang sama. Kaum
egalitarian berpendapat bahwa kita baru dapat membagi dengan adil, bila semua orang
mendapat bagian yang sama (equal) Dalam hal ini yang sama adalah martabat
manusia itu sendiri
Keadilan distributif menyangkut alokasi sumber daya yang adil secara sosial .
Seringkali kontras dengan proses yang adil , yang berkaitan dengan administrasi
hukum, keadilan distributif berkonsentrasi pada hasil. Subjek ini telah diberi perhatian
besar dalam filsafat dan ilmu sosial.
Dalam psikologi sosial , keadilan distributif didefinisikan sebagai keadilan
yang dirasakan tentang bagaimana imbalan dan biaya dibagi oleh (didistribusikan di
seluruh) anggota kelompok.
Misalnya, ketika beberapa pekerja bekerja lebih lama tetapi menerima upah
yang sama, anggota kelompok mungkin merasa bahwa keadilan distributif belum
terjadi. Untuk menentukan apakah keadilan distributif telah terjadi, individu sering
beralih ke harapan perilaku kelompok mereka.
Jika imbalan dan biaya dialokasikan sesuai dengan norma distributif yang ditentukan
dari grup, keadilan distributif telah terjadi.

2.18. Bureaucracy theory


Birokrasi berasal dari kata “Bureaucracy” yang artinya sebagai sebuah
organisasi yang mempunyai rantai komenado dengan bentuk piramida, dimana lebih
banyak orang berada ditingkat bawah daripada tingkat atas, biasanya ditemui pada
instansi yang sifatnya sipil atau militer.
Pengertian birokrasi menurut para ahli dikemukakan oleh Michael G. Roskin,
et.al. Definisi birokrasi menurut nya adalah setiap organisasi besar yang terdiri atas
para pejabat yang diangkat yang mana fungsi utamanya adalah untuk menjalankan
atau mengimplementasikan (to implement) kebijakan-kebijakan yang telah diputuskan
atau diambil oleh para pengambil keputusan (decision makers) Dengan ungkatan lain
birokrasi merupakan struktur yang sudah diorganisasi atau sistem rasional yang telah
dirancang sedemikian rupa bentuknya supaya memungkinkan terjadinya kebijakan
publik yang efektif dan efisien.
Birokrasi dijalankan dengan beberapa prosedur atau aturan yang sifatnya tetap.
Sedangkan komando dalam bentuk hirarki kewenangan dimana berjalan atau mengalir
dari atas kebawah.
Birokrasi dinamakan juga sebagai badan yang melakukan penyelenggaraan
layanan publik (Civil Service). Birokrasi tersusun atas individu yang diangkat
eksekutif dan posisi mereka selalu datang dan pergi. Dalam artian, individu itu duduk
didalam birokrasi karena dipertahankan menurut prestasi kerjanya dan kadan-kadan
mereka dikeluarkan karena prestasi kerjanya kurang baik.
Ciri-Ciri Birokrasi
Max Weber menerangkan bahwa ciri-ciri birokrasi antara lain yakni:
 Jabatan administrasi yang diorganisir atau tersusun secara hierarkis.
 Masing-masing jabatan mempunyai area kompetensi sendiri-sendiri.
 Pegawai negeri ditetapkan, tidak dipilih menurut pada kualitas teknik
yang ditunjukan dengan ijazah atau ujian.
 Pegawai negeri mendapatkan gaji tetap sesuai dengan pangkat atau
kedudukannya.
 Pekerjaan adalah karier yang terbatas, atau pada intinya, pekerjaannya
sebagai pegawai negeri.
 Para pejabat tidak mempunyai kantor sendiri
 Para pejabat sebagai subjek untuk melakukan pengontrolan dan
pendisiplinan
 Promosi didasarkan dari pertimbangan kemampuan yang melebihi
rata-rata.

2.19. Stimulus responsive theory


Teori stimulis respon atau yang lebih dikenal sebagai teori SOR (Stimulus
Organism Respon). Merupakan model klasik komunikasi yang banyak mendapat
pengaruh teori psikologi. Secara objek dan matariil baik ilmu psikologi dan
komunikasi yang efektif memiliki objek yang sama yaitu manusia . manusia dan
jiwanya yang meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi
dan konasi. Teori ini lahir dan Dimulai pada tahun 1930-an.

Teori ini adalah merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner, tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman pertama.
Pengalaman adalah hasil sentuhan alam dengan panca indra manusia. Berasal dari
kata Peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil
tahu itu disebut pengetahuan. Dalam dunia kerja istilah pengalaman juga digunakan
untuk merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan tentang sesuatu yang diperoleh
melalui keterlibatan dengannya selama periode tertentu. belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon.
Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman juga diketahui sebagai
pengetahuan Emperikal atau pengetahuan Posterior. Seorang dengan cukup banyak
pengalaman disuatu bidang tertentu disebut Ahli.Teori ini lalu berkembang menjadi
aliran Psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan
praktik pendidikan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran Behavioristik.

2.20. Satification theory


Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin statis, artinya cukup
baik atau factio (melakukan atau membuat). Sehingga secara sederhana dapat
diartikan sebagai usaha pemenuhan sesuatu. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit tidak ada pilihan lain kecuali peningkatanan profesional sumber daya
manusia, sebagai modal utama layanan kepada masyarakat, serta berupaya terus
menerus melakukan berbagai efisiensi dan diferensiasi layanan yang mampu
meningkatkan out put. Untuk itu pihak Rumah Sakit dituntut terus mengenali dan
merespon berbagai faktor eksternal yang perlu dipertimbangkan.
Kepuasan pelanggan dapat dirasakan setelah pelanggan membandingkan
pengalaman mereka dalam melakukan pembelian barang/jasa dari penjual atau
penyedia barang/jasa dengan harapan dari pembeli itu sendiri. Harapan tersebut
terbentuk melalui pengalaman pertama mereka dalam membeli suatu barang/jasa,
komentar teman dan kenalan, serta janji dan informasi pemasar dan pesaingnya.
Pemasar yang ingin unggul dalam persaingan tentu harus memperhatikan harapan

pelanggan serta kepuasan pelanggannya.

2.21. Istitusional theory


institutional Theory menurut Scott (2008), adalah tentang bagaimana
menggunakan pendekatan kelembagaan baru dalam mempelajari sosiologi organisasi.
Akar teoritisnya berasal dari teori kognitif, teori kultural, serta fenomenologi dan
etnometodologi.Ada 3 elemen analisis yang membangun kelembagaan walau
kadangkadang ada yang dominan, tapi elemen-elemen tersebut saling
mengkombinasi. Ketiganya datang dari perbedaan cara pandang terhadap sifat realitas
sosial dan keteraturan sosial dalam tradisi sosiologi sebelumnya . Lebih jauh Scott
(2008) menjelaskan tentang adanya 3 pilar dalam perspektif kelembagaan baru.
Pertama, pilar regulatif (regulative pillar), yang bekerja pada konteks aturan (rule
setting), monitoring, dan sanksi. Hal ini berkaitan dengan kapasitas untuk
menegakkan aturan, serta memberikan reward dan pusnishment. Cara penegakkannya
melalui mekanisme informal (folkways) dan formal (kebijakan dan pengadilan).
Meskipun pilar tersebut bekerja melalui represi dan pembatasan (constraint), namun
disadari bahwa kelembagaan dapat memberikan batasan sekaligus kesempatan
(empower) terhadap individu di dalamnya. Individu tersebut yang berada dalam
konteks ini dipandang akan memaksimalkan keuntungan. Karena 11 itulah
kelembagaan ini disebut pula dengan kelembagaan regulatif (regulative institution)
dan kelembagaan pilihan rasional (rational choice institution).Kedua, pilar normatif
(normative pillar). Dalam pandangan ini, norma menghasilkan preskripsi, bersifat
evaluatif, dan menegaskan tanggung jawab dalam kehidupan sosial. Dalam pilar ini
dicakup nilai (value) dan norma. Norma berguna untuk memberi pedoman pada
individu apa tujuan yang ingin dicapai (goal and objectives), serta bagaimana cara
mencapainya. Karena itu, bagian ini seringkali disebut dengan kelembagaan normatif
(normative institution) dan kelembagaan historis (historical institutionalism). Inilah
yang sering disebut sebagai teori “ kelembagaan yang asli”. Ketiga, pilar kultural-
kognitif (cultural-cognitive pillar). Inti dari pilar ini adalah bahwa manusia
berperilaku sangat ditentukan oleh bagaimana ia memaknai (meaning) dunia dan
lingkungannya.

2.22. Resource dependency theory


The resource dependence theory (De Ven, 1976; Pfeffer dan Salancik, 1978)
menyatakan, sebuah organisasi membangun hubungan kolaborasi dan mengatur
sumber daya untuk menanggapi ketidakpastian lingkungan. Resource dependence
theory mencirikan perusahaan sebagai suatu sistem terbuka, tergantung pada
kontijensi dalam lingkungan ekstenal. Organisasi tidak otonom, melainkan dibatasi
oleh jaringan saling ketergantungan dengan organisasi lainnya.
Teori ketergantungan sumber daya mencirikan perusahaan sebagai suatu
sistem terbuka, tergantung pada variabel kontinjensi dalam lingkungan eksternal.Teori
ini mengakui pengaruh faktor eksternal pada perilaku organisasi, dan meskipun
dibatasi oleh konteks mereka, manajer dapat bertindak untuk mengatasi
ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan, dengan cara meningkatkan kekuatan
mereka di atas yang lain. Saling ketergantungan ketika digabungkan dengan
ketidakpastian akan mengarah ke kesuksesan. Teori ketergantungan sumber daya
menjadi salah satu dasar pemikiran teoritis mengapa perusahaan penting untuk terlibat
dalam relationship. Perusahaan akan meningkatkan relationship untuk memfasilitasi
pertukaran informasi dengan pelanggan dan pemasok mereka, untuk mengembangkan
pengetahuan sebagai aktivitas belajar dari faktor eksternal (Chen et al., 2009).

2.23. Social exchange theory


Sudut pandang Pertukaran Sosial berepndapat bahwa orang menghitung nilai
keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya dari
penghargaan yang diterima (Monge dan Contractor, 2003).
Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori pertukaran sosial antara lain adalah
psikolog John Thibaut dan Harlod Kelley (1959), sosiolog George Homans (1961),
Richard Emerson (1962), dan Peter Blau (1964). Berdasarkan teori ini, kita masuk ke
dalam hubungan pertukaran dengan orang lain karena dari padanya kita memperoleh
imbalan. Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan
suatu imbalan bagi kita. Seperti halnya teori pembelajaran sosial,  teori pertukaran
sosial pun melihat antara perilaku dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi (reciprocal). Karena lingkungan kita umumnya terdiri atas orang-
orang lain, maka kita dan orang-orang lain tersebut dipandang mempunyai perilaku
yang saling mempengaruhi Dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan
(reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit). Imbalan merupakan segala hal
yang diperloleh melalui adanya  pengorbanan, pengorbanan merupakan semua hal
yang dihindarkan, dan keuntungan adalah imbalan dikurangi oleh pengorbanan. Jadi
perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antar dua orang berdasarkan
perhitungan untung-rugi. Misalnya, pola-pola perilaku  di tempat kerja, percintaan,
perkawinan, persahabatan – hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang
terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena
berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula
sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.Berdasarkan
keyakinan tersebut Homans dalam bukunya “Elementary Forms of Social
Behavior, 1974 mengeluarkan beberapa proposisi dan salah satunya
berbunyi :”Semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang, makin sering satu bentuk
tindakan tertentu memperoleh imbalan, makin cenderung orang tersebut
menampilkan tindakan tertentu tadi “. Proposisi ini secara eksplisit menjelaskan
bahwa satu tindakan tertentu akan berulang dilakukan jika ada imbalannya. Proposisi
lain yang juga memperkuat proposisi tersebut berbunyi : “Makin tinggi nilai
hasil  suatu perbuatan bagi seseorang, makin besar pula kemungkinan perbuatan
tersebut diulanginya kembali”. Bagi Homans, prinsip dasar pertukaran sosial adalah
“distributive justice” – aturan yang mengatakan bahwa sebuah imbalan harus
sebanding dengan investasi. Proposisi yang terkenal sehubungan dengan prinsip
tersebut berbunyi ” seseorang dalam hubungan pertukaran dengan orang lain akan
mengharapkan  imbalan yang diterima oleh setiap
pihak sebanding  dengan  pengorbanan yang telah dikeluarkannya – makin tingghi
pengorbanan, makin tinggi imbalannya – dan keuntungan yang diterima oleh setiap
pihak harus sebanding dengan investasinya – makin tinggi investasi, makin tinggi
keuntungan”.
Daftar pustaka

http://repository.wima.ac.id/924/2/Bab%201.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/37021-ID-agency-theory-dalam-perspektif-
islam.pdf
https://sababjalal.wordpress.com/2013/10/11/makalah-tentang-agency-theory/
http://eprints.polsri.ac.id/568/3/BAB%20II%20Isni%20Annis%20Kurniasari.pdf
http://digilib.unila.ac.id/14645/15/BAB%20II.pdf
http://repo.darmajaya.ac.id/959/3/BAB%20II.pdf
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-kontingensi-atau-contingency-
theory/117075
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kepemimpinan-teori-kepemimpinan-
definisi-leadership/
http://shiftindonesia.com/mengenal-theory-constraint/
https://guruakuntansi.co.id/theory-of-constraint-toc/
https://www.coursehero.com/file/55773404/ARTIKEL-TEORI-AKUNTANSI-POSITIFdoc/
http://bppb-rakhmawan.blogspot.com/2013/01/teori-akuntansi-positif_4.html
http://repository.uin-suska.ac.id/13525/7/7.%20BAB%20II_2018261AKN.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/1201/3/BAB_II.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/8457098ff331e49298e0056a6753a6b5.pdf
http://sovalusian.blogspot.com/2014/10/teori-bird-in-hand.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_informasi
https://pakarkomunikasi.com/teori-informatif
https://pakarkomunikasi.com/teori-informatif
https://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan
http://perilakuorganisasi.com/teori-keseimbangan.html
http://vthreeorange.blogspot.com/2011/05/teori-keadilan-equity-theory.html
https://en.wikipedia.org › wiki › Dis...Keadilan distributif – Wikipedia
https://pakarkomunikasi.com/teori-stimulus-respon-dalam-komunikasi-massa
http://e-journal.uajy.ac.id/8729/3/2EM19191.pdf
https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Resource_dependence_theory&hl=id&sl=en&tl=id&client=s
rp&prev=search
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/531/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=8&isAllowed=y
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/03e4821139ab96a345f49c212838ecac.pdf
http://blog.unnes.ac.id/sakapleng/2015/11/14/teori-pertukaran-sosial-social-exchange-
theory/

Anda mungkin juga menyukai