Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK

“FIKSASI FUNGSIONAL DAN DATA”


Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perilaku
Dosen Pengampu:
Masriyanda, S.E, M.Ak

Disusun Oleh Kelompok 8 :

Ines Alissa Zahra (2018224350078)


Nur Fauziah (2018124350023)
Ellysia Juniarti (2018124350006)
Milla Kurniasari (2018124350007)
Ririn Rahmawati (2018124350008)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang telah
dilimpahkan sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Tujuan dari pembuatan makalah ini
merupakan salah satu tugas kelompok dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Akuntansi Perilaku.
Melalui kesempatan ini, tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan member dukungan dalam pembuatan makalah ini, baik secara
langsung maaupun tidak langsung, sehingga penulisan ini selesai tepat waktu kepada bapak
Masriyanda, S.E, M.Ak.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa mendatang. Penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tangerang, 04 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................6
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................7
A. Pengertian Fiksasi..…………………………………………...……….…7
1) Fiksasi Fungsional dalam Psikologi..................................................................8
2) Fiksasi dalam Akuntansi...................................................................................8
B. Determinan dari Fiksasi Fungsional Dalam Akuntansi.............................8
1) Pengendalian Hipotesis.....................................................................................8
2) Teori Prospek dan Hipotesis Pembingkaian.........................................8
3) Teori Interferensi: Encording Stimulus Melawan Intuisi Retroaktif....8
4) Primasi Lawan Resensi dan Keterlibatan Ego......................................8
5) Permasalahan dalam Penelitian Fiksasi Data........................................8
6) Metodologi Alternatif untuk Penelitian Fiksasi Data...........................8
BAB III PEMBAHASAN
KASUS FIKSASI FUNGSIONAL DAN DATA.................................................17
BAB IV PENUTUP.............................................................................................21
A. Simpulan....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep psikologis fiksasi fungsional diperkenalkan dengan konteks penelitian akuntansi
dengan Ijiri, Jaedicke, dan Ksatria (1966). Pertanyaan penelitian dasar ditangani oleh ini dan
studi yang telah diikuti adalah apakah atau tidak akuntan beradaptasi dengan perubahan dalam
arti (yaitu derivasi) dari data akuntansi. Dimana metodologi akuntansi alternatif yang tersedia,
pilihan metodologi sering dapat memiliki dampak yang signifikan pada akun laporan keuangan
yang terkait secara langsung, yang akan mengalir melalui terhadap laba bersih dan banyak
ukuran kinerja lainnya. Meskipun penelitian besar memiliki bukti kuat asalkan pasar modal
secara keseluruhan bisa 'menerjemahkan' antara metodologi yang berbeda, penelitian ini tidak
berbicara dengan kemampuan pengambil keputusan individu untuk melakukan yang sama (lih.
Tangan, 1990). Literatur akuntansi pada fiksasi fungsional meneliti kemampuan pengambil
keputusan individu untuk menyesuaikan proses keputusan mereka untuk perubahan metodologi
akuntansi.

B. Rumus Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Fiksasi dalam Psikologi?

2. Apa yang dimaksud dengan Fiksasi dalam Akuntansi?

3. Bagaimana penjelasan tentang Determinasi dari Fiksasi Fungsional dalam Akuntansi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Fiksasi dalam Psikologi

2. Untuk mengetahui pengertian dari Fiksasi dalam Akuntansi

3. Untuk mengetahui tentang Determinasi dari Fiksasi Fungsional dalam Akuntansi

4. Untuk mengetahui jawaban kasus Fiksasi Fungsional dan Data


D. Manfaat
1. Bagi Penyusun
 Mendapatkan pengetahuan mengenai apa itu fiksasi fungsional dan data
 Meningkatkan pemahaman mengenaiapakah atau tidak akuntan beradaptasi dengan
perubahan dalam arti (yaitu derivasi) dari data akuntansi.
2. Bagi Pihak Lain
 Dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi penulis lain agar kelemahan
yang ada dalampenulisan ini dapat disempurnakan lagi pada penulisan selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN FIKSASI

Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang
disebabkan oleh ketidak mampuan individu yang bersangkutan dalam mengendalikan
kognisinya. Hal ini yang dapat menyebabkan fiksasi adalah trauma yang berlebihan
seperti sewaktu kecil pernah jatuh atau kecelakaan. Fiksasi fungsional, sebagaimana
digunakan dalam akuntansi, menyatakan bahwa di bawah situasi tertentu seseorang
pembuat keputusan mungkin tidak bisa menyelesaikan keputusannya untuk mengubah
proses akuntansi berdasarkan input data yang masuk. Tujuan bab ini adalah untuk (1)
membedakan antara fenomena fungsional sebagaimana digunakan dalam akuntansi, (2)
mengamati hasil dari berbagai studi eksperimen, (3) menyediakan penjelasan teoritis yang
masuk akal dari fenomena fiksasi, dan (4) mengkaji metodologi yang lebih baik dalam
mempelajari fenomenan dalam akuntansi.
1. Fiksasi Fungsional dalam Psikologi

Menurut Belkaoui (1989) fiksasi fungsional aslinya merupakan suatu konsep dalam
psikologi, yang muncul dari suatu penyidikan dari dampak pengalaman masa lalu
terhadap perilaku manusia. Pengalaman masa lalu sebagai faktor penting dalam
penyelesaian permasalahan dan dalam penyelesaian masalah tersebut bisa difasilitasi
dengan ekuivalensi yang terdapat dalam situasi permasalahan sesegera mungkin dan
dalam pengalaman masa lalu. Selanjutnya, latar belakang dari pelajaran masa lalu
merupakan suatu lakon penting dari perilaku yang tersedia untuk merestrukturisasi
ketika berada dalam situasi yang baru. Namun, tidak semua psikolog memandang
pengalaman masa lalu sebagai faktor positif. Beberapa melihat hal itu sebagai suatu
halangan yang menghambat pikiran protektif. Duncker memperkenalkan konsep sari
fiksasi fungsional untuk mengilustrasikan peranan negatif dari pengalaman masa lalu.
Dia menyelidiki hipotesis dimana seseorang cenderung menggunakan suatu objek
yang fungsinya tidak sama dengan yang diperlukan dalam permasalahan saat ini akan
membuat hambatan dalam penggunaan baru dari objek secara tepat.
2. Fiksasi dalam Akuntansi

Ijiri, Jaedicke dan Knight dalam Belkaoui (1989) memandang proses


keputusan, dicirikan dengan tiga faktor: memasukan keputusan, hasil keputusan, dan
aturan keputusan. Mereka kemudian memperkenalkan kondisi dimana suatu pembuat
keputusan tidak bisa menyesuaikan proses keputusannya untuk melakukan perubahan
dalam proses akuntansi. Sebagi contoh, perubahan dalam metode depresiasi atau
teknik sediaan mengarah kepada tingkat keuntungan yang berbeda.
Ijiri, Jaedicke dan Knight menyatakan bahwa psikologi telah menemukan bahwa
terdapat fiksasi fungsional dalam sebagian besar perilaku manusia di mana orang
mengaitkan suatu hal terhadap judul atau objek (contoh: biaya fabrikasi) dan tidak
mampu untuk melihat arti atau kegunaan lainnya. Orang secara intuitif mengkaitkan
suatu nilai dengan suatu barang dengan pengalaman masa lalu dan sering kali tidak
mengenali bahwa nilai dari barang tersebut pada kenyataanya bergantung atas
momentum tertentu dalam waktu dan bisa secara signifikan berbeda dari apa yang ada
di masa lampau. Ketika seseorang diletakan dalam situasi yang baru, umumnya orang
tersebut memandang objek atau istilah sebagaimana telah digunakan sebelumnya.
Misalnya jika hasil dari metode akuntansi berbeda. Orang yang memahami akuntansi
dengan baik cenderung akan mengabaikan fakta metode alternatif yang telah
digunakan untuk menyedikan hasil. Dalam kasus semacam itu, suatu perubahan dalam
proses akuntansi secara jelas mempengaruhi keputusan.

Ekstrapolasi dari konsep psikologi terhadap akuntansi diperbolehkan bila hal


itu diinterprestasikan dengan benar. Fokus dalam psikologi adalah terhadap fungsi,
sedangkan fkus Ijiri, Jaedicke dan Knight adalah terhadap hasil. Fiksasi fungsional
dalam psikologi menyatakan bahwa pembuat keputusan tidak terbiasa menggunakan
data untuk satu fungsi, dan sekarang malah gagal melihat penggunaan potensial untuk
melihat fungsi lain. Sebagaimana diperkenalkan oleh Ijiri, Jaedicke dan Knight,
fiksasi fungsional menyatakan pembuat keputusan dibatasi pada hasil akuntansi
(contoh: hasil keuntungan) dan tidak mampu melihat perubahan dalam hasil adalah
karena perubahan dalam teknik sediaan (inventony).
Oleh karena itu, sementara psikolog tertarik dalam fiksasi fungsional yang
melibatkan fungsi atau onjek, peneliti akuntansi dipengaruhi oleh ekstrapolasi Ijiri,
Jaedicke dan Knight yang tertarik dalam fiksasi fungsional yang melibatkan data. Ada
perbedaan antara dua pandangan dari fiksasi fungsional dalam akuntansi dari
psikologi. Kita harus mengenali bahwa hipotesis fiksasi fungsional dalam akuntansi
adalah sebuah bentuk modifikasi dari hipotesis dalam psikologi. Hipotesis fungsional
yang dimodifikasi harus ditujukan untuk diteliti dalam konteks akuntansi,
dibandingkan bergantung sepenuhnya kepada peneliti fiksasi fungsional asli.
Sebagaimana yang tampaknya telah dilakukan Ijiri, Jadicke, dan Knight. Pendekatan
seharusnya memeprtimbangkan dua bentuk dari hipotesis fiksasi fungsional. Satu
berfokus pada fungsi dan satu berfokus pada hasil atau data.

Berikut adalah beberapa penelitian fiksasi data dalam akuntansi.

A. Penelitian fiksasi data berdasarkan pada paradigm Ijri-Jaedicke-Knight

Penelitian fiksasi fungsional dalam akuntansi secara umum mengikuti


penjelasan awal Ijri, Jaedicke, dan Knight, yang berfokus pada data dibandingkan
eksperimen data. Jika investor difiksasi secara fungsional terhadap penggunaan
dari pendapatan akuntansi yang dilaporkan, maka mereka akan cenderung untuk
mengabaikan informasi akuntansi yang lain yang tidak sesuai dengan angka
akuntansi. Sinyal akuntansi dipilih untuk menjadi tdak konsisten dengan
pendapatan yang dilaporkan adalah keputusan dari manajer untuk mengganti
metode sediaan dari First-in, First-out (FIFO) atau dari biaya rata-rata menjadi
Last-in, First-out (LIFO), baik untuk akuntansi dan tujuan pajak. Karena cash low
yang lebih tinggi yang menyebabkan perubahan terhadap LIFO dalam periode
peningkatan harga, investor menggunakan model diskon cash flow yang akan
memberikan nilai tinggi pada perusahaan, sementara ketergantungan dan fiksasi
lainnyaterhadap pendapatan akan memberikan nilai yang lebih rendah. Hasil dari
eksperimen menunjukan bukti dari fiksasi fungsional, sebagaimana subjek
tergantung pada pendapatan neto yang disesuaikan dibandingkan dengan cash low
dalam mengevaluasi sekuritas.
Belkout (1989) melakukan suatu eksperimen di mana petugas peminjaman
bank menilai permohonan pinjaman yang dibarengi dengan pernyataan keuangaan
berdasarkan pada perolehan atau modifikasi akuntasni dana. Petugas dalam
eksperimen peminjaman percaya bahwa permohonan peminjaman mewakili
pernyataan financial akuntansi sebenarnya: (1) tampaknya akan membayar kembali
pinjaman, (2) tampaknya akan mengabulkan pinjaman, (3) memberikan suku
bunga premium yang berbeda, dan (4) memiliki pernyataan yang lebih bisa
diharapkan dan bebas dari kesalahan perhitungan.

B. Penelitian Fiksasi data lainnya


Studi penelitian akuntansi lainnya telah menggunakan paradigm Ijri- Jaedicke-
Knight untuk menjelaskan hasil mereka sendiri. Strategi ini memperoleh tempat
dalam penelitian dari keputusan investor, orientasi cross-sectional diberikan
terhadap fiksasi fungsional. Sebagaian hal itu telah diterapkan pada metode
akuntansi alternatif dibandingkan untuk mengubah dalam metode akuntansi setiap
saat. Jensen mengamati adampak dari depresiasi alternatif dan metode pembiayaan
inventaris terhadap keputusan investor. Untuk menjelaskan temuannya di mana
teknik akuntansi alternatif memengaruhi pembuatan keputusan, dia menyatakan
bahwa subjeknya mungkin difiksasi secara fungsional tehadap pendapatan neto.
Dalam penelitian pasar modal, hipotesis fiksasi fungsional telah digunakan untuk
menjelaskan kurang efisiennya dalam pasar modal. Pasar tidak difiksasi secara
fungsional.

Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, sebagian besar penelitian akuntansi


berfokus pada fiksasi data, sementara penelitian prikologis erfokus pada fiksasi
fungsional. Pengecualian terhadap ini adalah studi fiksasi data dalam psikologi
oleh Knight dalam Belkaout (1989) dan campuran studi fikasasi data/ fiksasi
fungsional data akuntansi oleh Barnes dan Webb dalam Belkaout (1989). Knight
melakukan suatu eksperimen untuk menyelidiki dampak dari keberhasilan dari
sejumlah n permasalahan jeriken air pada teknik pemecahan masalah yang
digunakan dalam eksperimen n + 1 Hasil menunjukkan bahwa serangkaian
keberhasilan menyebabkan subjek kukuh pada perilaku sebelumnya, selanjutnya
subjek akan memberikan jalan keluar kompleks dan benar.
Pada kejadian permasalahan bisa dalam kasus di mana solusi kompleks
mengarah pada keberhasilan hasil uji coba n sebelumnya. Barnes dan Webb tertarik
dalam menyelidiki kedua hipotesis fiksasi data dan fiksasi fungsional dalam
akuntansi. Manajer sebenaranya diminta untuk membuat keputusan harga
berdasarkan atas studi kasus sebenarnya dibedakan dalam metode mereka dari
pertimbangan inventaris (pembiayaan penuh melawan pembiayaan langsung).
Hipotesis fiksasi data ditetapkan dalam mana subjek difiksasi dengan gambaran
biaya total, merupakan harga proyek mereka sebagai respon terhadap perubahan
biaya yang dilaporkan disebabkan oleh perubahan pengukuran. Namun hipotesis
fiksasi fungsional tidak ditetapkan karena subjek tidak mencoba mengembalikan
biaya yang berlebih, bahkan ketika mereka diperintahkan bahwa hal ini tidak perlu.
Sederhana, karena tidak terbiasa melakukan hal ini. Kurangnya bukt untuk
hipotesis fungsional, suatu fenomena secara luas teramati dalam psikologi
diatributkan dengan penggunaan ilmuwan yang sangat berpengalaman dan pintar.
Hal ini tidak mengejutkan karena kepintaraan ditemukan dapat memitigasi fiksasi.

B. Determinan dari Fiksasi Fungsional dalam Akuntansi


1. Pengondisian Hipotesis

Proses dimana penggunaan mungkin dikondisikan terhadap data yang mereka


terima bisa terjadi dalam sekurangnya dua cara. Pertama, sebagai murid dalam
kurikulum pelatihan bisnis, calaon pengguna diperkenalkan dengan cara umum
menerima prinsip-prinsip akuntansi dan laporan keuangan yang dihasilkan dari
penerapan prinsip-prinsip ini dan prosedur turunan. Selanjutnya, mereka diajari
operasi dan teknik manipulasi seperti analisis rasio dan aliran dana yang
menggunakan data akuntansi sebagaimana maksud untuk mengevaluasi penampilan
dan prospek pengusaha. Ringkasnya, pengguna secara umum didoktrin tentang
relevansi dan penggunaan dari informasi diseminasi tradisional. Kedua, pengodisian
resmi ini berlanjut dikuatkan dengan masing-masing laporan eksternal yang diterima
pengguna. Fenomena pengondisian menghambat subjek untuk mengadopsi perilaku
yang benar, yaitu untuk menyesuaikan terhadap perubahan akuntansi, dan telah
mengarahkan mereka untuk bertindak sebagaimana mereka telah dikondisikan untuk
bertindak seperti perilaku mereka sebelumnya atau sesi sosialisasi. Oleh karena itu,
fenomena pengondisian merupakan suatu bentuk dari fiksasi fungsional, sebagaimana
subjek tidak mampu lagi untuk membedakan.
2. Teori Prosepek dan Hipotesis Pembingkaian

Teori Prospek menyatakan bahwa perolehan dan kerugian potensial dievaluasi


dengan suatu fungsi nilai bebentuk S. Salah satunya adalah berbentuk konveks
(menunjukkan orientasi menghindari risiko) untuk kerugian. Empat efek dapat
diamatai dalam proses pemilihan diantara taruhan:

a. Efek kepastian: “orang mengutamakan hasil yang dipertimbangkan pasti relatif


dengan hasil kemungkinan saja.”
b. Efek perncerminan: “pemilihan prospek disekitar 0 membalik urutan pemilihan.”
c. Penghindaran terhadap asuransi peluang: “subjek tidak menyukai ide asuransi
peluang karena itu dibayar dengan peluang kurang dari satu, tapi menghilangkan
premium.”
d. Efek Isolasi: “untuk menyederhanakan pilihan alternatif, orang sering tidak
menghiraukan komponen yang membedakan mereka.”

3. Teori Interferensi: Encoding Stimulus melawan Intuisi Retroaktif


Teori pembelajaran menyatakan bahwa pengetahuan sebelumnya bisa
mengganggu dengan memfasilitasi efektivitas dari pembuatan keputusan. Teori
interferensi muncul dari dua hasil yang masuk akal dari hipotesis transfer dari
pelatihan. Menurut hipotesis tersebut, transfer dari pelatihan bisa berefek
memfasilitasi atau menghambat. Ketika seorang subjek mempelajari dua tugas, tugas
1 dan 2 kemudian diminta untuk melakukan tugas 1, efek dari transfer pelatihan
adalah sebagai berikut. Transfer bisa memfasilitasi dari tugas 2, atau bisa. Memiliki
efek penghambat dan mengganggu pembelajaran dari tugas kedua dan penugasan dari
tugas kedua bisa membantu atau menghalangi penampilan selanjutnya dari tugas
pertama. “Kerugian apa yang dihasilkan adalah kemungkinan dua efek berikut.
Transfer negatif disebut hambatan retroaktif atau interferensi retroaktif. Dalam kasus
semacam itu pembelajaran dari tugas dua mempengatuhi penampilan dari tugas
pertama. Efek positif atau fasilitator disebut fasilitasi retroaktif. Transfer positif ini
memotivasi hipotesis encoding stimulus, dimana perbedaan dibuat antara stimulus
nominal yang disediakan oleh persediaan dan stimulus fungsional yang diterima oleh
subjek. Tidak ada fiksitas fungsional yang dihasilkan dari proses encoding stimulus.
4. Primasi lawan Resensi dan Keterlibatan Ego
Temuan terhadap fiksasi data dalam akuntansi untuk sebagian besar bagian telah
diperoleh dengan meletakkan murni dalam situasi stress untuk membuat pilihan yang
diberikan ( sebagai contoh, sebuah keputusan harga ) sebelum dan setelah perubahan
akuntansi sebuah pertanyaan penelitian relevan adalah dampak urutan pembelajaran
ini terhadap penerimaan dari teknik akuntansi dan terhadap hasil yang di amati dalam
penelitian fiksasi data. Dampak seharusnya lebih jelas, jika murid diletakkan dibawah
kondisi stress. Hal ini berhubungan dengan kondisi umum dalam psikologi yang
menspesifikasikan bahwa dibawah stres suatu organisme akan merespon dengan
perilaku yang sesuai dengan situasi yang dipelajari sebelumnya. Akibatnya Belkaoui
menguji hipotesis spesifik dimana jika seorang murid belajar dua respon alternatif
terhadap perilaku yang sedang diamati,dia akan merespon pada stimulus dengan
metode yang di pelajari pertama kali. Hasil di dukung hipotesis.

Berbagai studi telah mendukung prinsip dari primasi, sementara studi lain
telah menciptakan suatu kontroversi dengan melaporkan efek primasi dibawah
beberapa kondisi dan efek resensi dibawah kondisi yang lain. Akibatnya, Hovland,
Jarvis, dan Kelly dalam Belkaoni ( 1989 ) mengudulkan untuk melakukan penelitian
terhadap faktor-faktor yang mengarah pada efek yang tidak konsisten dan primasi dan
resensi pada berbagai eksperimen. Contoh-contoh dari faktor ini termasuk bantuan,
kekuatan, keterlibatan, dan komitmen. Keterlibatan ego juga diyakini menjadi suatu
variabel yang mempengaruhi primasi dan resensi.
5. Permasalahn dalam penelitian fiksasi data

Terdapat beberapa permasalahan dalam pernyataan berikut dari penelitian fiksasi data,
yaitu :
a. Sebagian besar mahasiswa tidak bisa membedakan antar fiksasi fungsional,
dengan fokusnya pada fungsi. Penelitian diperlukan terhadap kedua konsep,
sebagaimana mereka memberikan wawasan kedalam dan menunjukkan aspek
yang berbeda dari perilaku pembuat keputusan.
b. Ekstrapolasi dibuat oleh peneliti akuntansi bisa mengandung kesalahan serius jika
fakta sederhana dari pengabaian bisa dibingungkan dengan fenomena psikologis
dari fiksasi fungsional, terutama karena sebagian besar dari subjek yang
digunakan adalah mahasiswa, dibandingkan pembuat keputusan yang
sebenarnya.

c. Poin bukti fundamental terhadap fakta dimana fiksitas memitigasi kepintaran.


Poin telah dikenali baik dalam psikologis dan eksperimen akuntansi.
d. Terdapat dua metodelogi dalam penelusuran fiksasi fungsional.
 Pendekatan “ satu objek “, dimana subjek diberikan satu tugas eksperimen
untuk melakukan dan suatu cara baru yang bisa dilakukan dalam solusi.
Fiksitas terjadi ketika hanya sejumlah kecil yang muncul dari kelompok
subjek, dimana fungsi bisanya dari suatu objek dihilangkan. Pendekatan “
dua objek “, dimana subjek diberikan dua objek dan kelompok kontrol
diberikan pengggunaan dari salah satu objek. Hasil fiksasi fungsional dari
kecenderungan dari subjek untuk menggunakan objek tersebut dalam
permasalahan kritis di mana fungsinya tidak
dihilangkan.
e. Sebagian besar penelitian akuntansi terhadap fiksasi data telah memperhatikan
pada apakah fiksasi ada dibandingkan dengan mengapa hal itu ada.
f. Wilner dan Birnberg dalam Belkaoni (1989) telah menunjukkan terhadap
permasalahan berikut dalam rancangan dari studi tentang fiksasi yang ada. Studi
menggunakan satu metodologi input-output dan perbedaan antara input dan output
yang diharapkan diatributkan dengan fiksasi fungsional sementara dalam
kenyataan mungkin terdapat alas an lain mengapa subjek gagal untuk mengubah
prosesing informasinya setelah suatu perubahan akuntansi. Sementara penunjukan
acak subjek terhadap tugas digunakan untuk mengurangi efek dari perbedaan
individual, hal itu masih menetapkan bahwa itu tidak bisa melampaui
karakteristik sistematik yang mencegah semua subjek untuk memahami tugas.
Sebagian besar dari subjek yang digunakan dalam eksperimen ini tidak cukup
layak untuk risiko dimana menyatakan bahwa mereka tidak difiksasi tetapi lebih
kepada naïf atau tidak peduli. Tidak seperti eksperimen psikologis di mana
umpan balik diberikan kepada subjek, eksperimen akuntansi tidak saja tidak
memberikan umpan balik apapun, tetapi menggunakan tugas eksperimen yang
dinilai daripada optimal (benar atau salah), yang menduga bahwa subjek dalam
eksperimen akuntansi tidak pernah mengetahui jika perilaku mereka tidak sesuai.
Beberapa pengetahuan subjek mungkin saja menolak untuk mengubah
keputusan mereka (model) setelah perubahan akuntansi dengan alas an selain
fiksasi jika: Dia memandang perubahan tersebut tidak relevan, Dia mengubah
proses keputusannya sebagai tidak layak s e m e n t a r a dalam hal itu
mengarah pada suatu tindakan yang berbeda daripada yang telah dilakukan, Dia
memandang keuntungan dari “keputusan yang lebih baik tidak memberatibiaya
dari pengajaran bagaimana untuk memproses perubahan dia menduga
manfaat bagi dirinya untuk bertindak dalam cara yang terfiksasi karena peranan
gandanya sebagai seorang pengirim informasi juga sebagai pengguna informasi
dan kemungkinan seperangkat dimana dia tidak bisa atasi
6. Metodologi Alternatif untuk Penelitian Fiksasi Data

Sebagian besar dari studi empiris dalam penelitian fiksasi telak didasarkan
pada eksperimen eksperimen laboratorium dan lapangan. Selanjutnya dengan sedikit
pengecualian, eksperimen ini telah menggunakan mahasiswa sebagai subjek, oleh
karena itu menimbulkan permasalahan dari validitas eksternal. Tugas tidak realistis
untuk memotivasi dan memerlukan pertimbangandibandingkan perilaku optimal.
Namun demikian, penggunaan mahasiswa sebagai subjek juga dapat mengeleminasi
kepentinfgan-kepentingan pragmatis dari subjek. Apa yng dikeluarkan setelah
mereview dari literatur akuntansi dan psikologis terhadap fenomena merupakan
kebutuhan mendesak untuk metodologi yang lebih baik, salah satu akan mengizinkan
pengamatan langsung terhadap proses di mana sebuah keputusan dibuat. Sebuah
metodologi yang layak akan menjadi beberapa bentuk dari analisis protocol, di mana
objek diminta untuk berfikir dengan keras saat memecahkan kebutuhan dari suatu
ujian eksperimen. Wawasan yang lebih baik terhadap fenomena fiksasi fungsional
mungkin saja penggunaan analisis protokol, sebagaimana eksperimen dengan
menggunakan tugas yang lebih kaya , sekelompok kecil dari subjek, dan tanya jawab
yang lebih baik. Peneliyian yang dilakukan oleh Hand (1990) mengamati terjadinya
traditional functional fixation hypothesis yang investor individual menginterprestasi
informasi akuntansi tanpa memperhatikan metode akuntansi yang digunakan dan juga
proses akuntansi yang terjadi hingga lahirnya informasi akuntansi tersebut.
BAB III
CONTOH KASUS FIKSASI FUNGSIONAL DAN DATA
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN

Fiksasi Fungsional merupakan keperilakuan yang mengimplikasikan


ketidakmampuan di pihak pengguna informasi akuntansi untuk memahami
apa yang tersirat di balik label yang diberikan kepada suatu angka. Ketika
mereka menerima suatu pendekatan pengukuran akuntansi sebagai alat
untuk mengelola proses pengambilan keputusan mereka, maka perilaku
mereka jarang sekali akan dipengaruhi oleh perubahan dalam metode
akuntansi yang digunakan. Kondisi-kondisi tertentu menyebabkan seorang
pembuat keputusan tidak dapat menyesuaikan proses keputusannya, dan
melakukan perubahan dalam proses akuntansi. Mereka mempertimbangkan
faktor-faktor psikologis fiksasi fungsional. Para ahli psikologi tertarik pada
fiksasi fungsional yang terkait dengan fungsi atau objek, sedangkan para
peneliti akuntansi, yang dipengaruhi oleh eksplorasi Ijiri, Jaedicke, dan Knight,
tertarik dengan fiksasi fungsional yang terkait dengan data. Terdapat
perbedaan antara fiksasi fungsional dan fiksasi data. Pada kasus fiksasi
fungsional, para ahli psikologi menggunakan benda-benda, seperti medali,
tali, dan kotak, untuk melakukan tugas yang relatif sederhana, sedangkan pada
eksperimen fiksasi data, seluruh data digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
tidak terstruktur.
DAFTAR PUSTAKA
18
19

Anda mungkin juga menyukai