Anda di halaman 1dari 14

Tugas Ke-6

MAKALAH

PENDEKATAN KONTINJENSI PADA RANCANGAN SISTEM


INFORMASI AKUNTANSI

TUGAS

Mata Kuliah Akuntansi Keprilakuan

Dosen Penanggung Jawab : Wa Ode Suwarni., SE., M.Sc

Disusun Oleh

RISDAYANTI (19320044)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAU-BAU

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “AKUNTANSI KEPRILAKUAN” dengan
judul “Pendekatan Kontinjensi Pada Rancangan Sistem Informasi Akuntansi”.

Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada Dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Sekian dan Terimakasih.

Bau – Bau November 2021

Penyusun

RISDAYANTI
NPM : 19320044

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2

2.1. Teori Kontinjensi ............................................................................. 2


2.2. Penggunaan Teknik Pembiayaan Modal ...................................... 5
2.3. Strategi bisnis dan sistem pengendalian ....................................... 5
2.4. Pentinganya pengamatan dan Penggunaan Kontrol Pembiayan
............................................................................................................ 6
2.5. Pilihan dari Tindakan dan Sistem Pengendalian ......................... 7
2.6. Pendekatan kontinjensi untuk Mengukur Penampilan ............... 8
2.7. Penentuan Sistem Informasi Akuntansi ........................................ 8
2.8. Pendekatan Residual Analysis ....................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10

3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecocokan sempurna antara kontinjensi spesifik dan berbagai


karakteristik dari sistem akuntansi adalah bidang garapan dari metode penelitian
teoritis dan empiris yang secara umum dikenal sebagai pendekatan kontijensi pada
rancangan sistem akuntansi. Esensi dari teori kontijensi adalah tidak ada sistem
akuntansi yang bisa diterapkan untuk semua keadaan, semua tergantung dari
situasi dan kondisi suatu perusahaan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
pendekatan kontinjensi dan untuk diterapkan pada penelitian teoretis dan empiris.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Jelaskan Teori Kontinjensi ?


2. Bagaimana Penggunaan Teknik Pembiayaan Modal ?
3. Jelaskan Bagimana Strategi bisnis dan sistem pengendalian ?
4. Pentinganya pengamatan dan Penggunaan Kontrol Pembiayan ?
5. Pilihan dari Tindakan dan Sistem Pengendalian ?
6. Jelaskan Pendekatan kontinjensi untuk Mengukur Penampilan ?
7. Bagaimana Penentuan Sistem Informasi Akuntansi ?
8. Jelaskan Pendekatan Residual Analysis ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Teori Kontinjensi

Pendekatan teori kontinjensi untuk merancang sistem akuntansi


menyatakan bahwa tidak ada suatu strategi umum bisa digunakan untuk semua
organisasi. Perumusan kontinjensi telah mempertimbangkan pengaruh dari
teknologi, struktur organisasi dan teori, dan lingkungan dalam upaya untuk
menjelaskan bagaimana sistem akuntansi berbeda dalam berbagai situasi.

a. Kerangka Kerja Waterhouse dan Tiessen

Waterhouse dan Tiessen mengusulkan suatu rancangan efisien dari


sistem akuntansi manajemen dan suatu mekanisme dari kontrol yang
tergantung pada struktur dan konteks dari suatu organisasi. Tipe dari
struktur organisasi diduga akan memengaruhi proses akuntansi manajemen,
seperti perencanaan, alokasi sumber daya, dan pengukuran penampilan.

b. Kerangka Kerja Gordon dan Miller

Gordon dan Miller mengusulkan suatu kerangka kerja kontinjensi untuk


rancangan sistem informasi yang melakukan perhitungan terhadap
lingkungan, atribut organisasional dan jensi pembuatan keputusan
manajerial. Gordon dan Miller menyatakan bahwa dalam kenyataannya,
pola tampak lingkungan, organisasional dan jenis keputusan tidak tersebar
secara acak tetapi bergabung bersama untuk membentuk pengaturan umum.

c. Kerangka Kerja MacIntosh dan Daft

MacIntosh dan Daft menyelidiki hubungan antara satu karakteristik


organisasi dan rancangan sistem pengendalian. Dengan interdependensi
yang mereka temukan, suatu perluasan dimana departemen tergantung satu
sama lain dan bertukar informasi dan sumber daya untuk menyelesaikan
suatu tugas. Interdependensi bisa 1) dicurangi ketika suatu departemen
relatif otonom dan terdapat sedikir aliran kerja di antara mereka, 2)
berangkaian ketika departemen berkaitan suatu seri, dengan hasil suatu
departemen digunakan sebagai masukan departemen berikutnya, dan 3)
berbalasan ketika departemen bekerja suatu proyek dan arus kerja kembali
dan berkumpul di antara kedua departemen tersebut. Sistem pengendalian
manajemen dipandang dari istilah ketika kontrol subsistem: dana

2
operasional, laporan statistik, dan prosedur operasional standar dan
peraturan. Hasil dari studi lapangan MacIntosh dan Daft menunjukkan
bahwa ketika interdependensi rendah, kontrol difokuskan pada penggunaan
prosedur operasional standar, ketika menengah, kontrol diserahkan pada
pendanaan dan laporan statistik, ketika tinggi peranan dari sistem
pengendalian ditiadakan

d. Kerangka Kerja MacIntosh

MacIntosh mengusulkan suatu model kontekstual dari sistem informasi.


Dasarnya, model menggabungkan tipe keputusan pribadi, teknologi, dan
struktur organisasi untuk menurunkan suatu jenis sistem informasi.
Variabel-variabelnya dijabarkan sebagai berikut:

1) Model jenis keputusan Driver dan Mock digunakan untuk


menentukan variabel jenis keputusan, dimana model ini
menunjukkan dua dimensi dari pemrosesan informasi (jumlah
informasi yang digunakan dan derajat fokus dalam penggunaan
data). Data dimensi ini digabung sehingga didapat empat jenis yang
berlainan, yaitu
 Jenis desisif (menyatakan penggunaan suatu jumlah minimum
dari data untuk menghasilkan hasil yang berbeda pada waktu
yang berbeda),
 Jenis fleksibel (menyatakan penggunaan sejumlah kecil data
untuk menghasilkan hasil yang berbeda pada waktu yang
berbeda),
 Jenis hierarki (penggunaan banyak daya untuk menghasilkan
satu opini perusahaan), jenis integratif (penggunaan banyak
data untuk menghasilkan solusi yang memungkinkan).
2) Kategori Perrow digunakan untuk menentukan variabel teknolog,
yang dinyatakan dengan dua dimensi teknologi (pengetahuan tugas
dan keragaman tugas). Dua dimensi ini diturunkan dari kategori
pengetahuan yang berbeda, yaitu
 Teknologi keahlian,
 Teknologi rutin,
 Teknologi penelitian, dan
 Teknologi teknis profesional.

3
3) Akhirnya,Empat jenis informasi dibedakan dalam dua dimensi,
yaitu jumlah dan ambiguitas. MacIntosh menjelaskan mereka
dengan cara berikut:
a. Sistem Informasi Ringkas
Sejumlah kecil sampai menengah informasi yang tepat dan
tidak ambigu, dan digunakan dalam cara yang cepat dan teliti.
b. Sistem Informasi Teliti
Sejumlah besar informasi, sering kali dalam bentuk database
atau model simulasi, yang cenderung terperinci dan tepat.
c. Sistem Informasi Kursori
Sejumlah kecil informasi, tidak tepat, tidak pula terperinci dan
sering kali hanya dipermukaan, mereka digunakan dalam cara
yang biasa namun diteliti.
d. Sistem Informasi Difuse
Informasi menengah sampai besar, seringkali sangat tidak jelas
dan tepat, umumnya digunakan dengan cara yang lambat dan
penuh pertimbangan.
e. Kerangka Kerja Ewusi-Mensah
Ewusi menyelidiki dampak lingkungan organisasi eksternal terhadap
sistem informasi manajemen. Variasi dalam lingkungan organisasi
diasumsikan memerlukan proses keputusan yang berbeda, dan oleh
karenanya, memiliki karakteristik informasi yang berbeda, termasuk kualitas
informasi, dampak terhadap pembuatan keputusan, interaksi organisasional,
penelusuran organisasional, waktu respons, cakrawala waktu, sumber
informasi, dan jenis informasi.

4
2.2. Penggunaan Teknik Pembiayaan Modal

Teori ekonomi keuangan menunjukkan bahwa penampilan perusahaan yang


ditingkatkan (pengukuran data pasar saham) tidak secara signifikan berkaitan
dengan teknik cash flow yang didiskontokan. Hubungan antara penggunaan teknik
pembiayaan permodalan dan penampilan perusahaan diringankan oleh kontijensi,
karakteristik spesifik perusahaan. Perspektif ini mengembangkan dan menguji
suatu teori kontijensi yang bisa memprediksi perusahaan mana yang tampak
paling diuntungkan dengan menggunakan teknik pembiayaan permodalan.

Adapun karakteristik eksternal yang digunakan dalam model adalah :

a. Strategi perusahaan (bertahan atau prospektor)


b. Prediktabilitas lingkungan (stabil atau dinamis)
c. Keragaman lingkungan (homogen atau heterogen)
Karakteristik internal yang digunakan adalah :
a. Sistem informasi
b. Struktur penghargaan
c. Derajat desentralisasi
Survei yang telah dilakukan memberikan bukti hubungan positif antara
efektivitas dari teknik pembiayaan permodalan rumit dan lingkungan yang bisa
diprediksi, penggunaan dari sistem jangka panjang, dan derajat desentralisasi.

2.3. Strategi Bisnis dan sistem pengendalian

Govindarajan dan Gupta dalam Belkaoui (1989) mengamati keterkaitan


antara strategi, sistem bonus insentif, dan efektifitas pada level strategic business
unit (SBU) di dalam perusahaan yang berbeda-beda. Suatu survei umum dari
manajer tentang strategic business unit (SBU) terdiversifikasi menghasilkan hal-
hal berikut :

 Ketergantungan lebih besar terhadap kinerja jangka panjang seperti


halnya juga ketergantungan lebih besar terhadap pendekatan subjektif
(bukan rumusan) untuk menentukan SBU manajer umum, bonus
berperan untuk efektifitas dalam kasus membangun SBU, tetapi lambat
dalam memanen SBU.

5
 Hubungan dari perluasan dari ketergantungan terhadap sistem bonus
pada kriteria pendek dan efektivitas SBU secara maya berdiri sendiri
dari strategi SBU.
Hasil pertama berdiri di atas alasan yang memberikan pengharapan dimana
unit pembangun akan menghadapi ketidakpastian lingkungan yang lebih besar
dibandingkan dengan yang dihadapi unit permanen.
Menggunakan tipologi Miles dan Snow (1978), strategi diklasifikasikan
menjadi defender prospektor, dan analiser. Tipe ini dijelaskan sebagai berikut
defender beroperasi dalam area produksi yang relatif stabil, dan berkompetisi
dengan mempertaruhkan kepemimpinan, kualitas, dan pelayanan. Mereka
melakukan sedikit perkembangan produk/pasar. Hasil dari studi ini membuktikan
proporsi di mana perusahaan bergantung pada strategi berbeda menggunakan
Sistem Pengendalian Akuntansi dengan cara yang berbeda pula.

2.4. Pentinganya pengamatan dan Penggunaan Kontrol Pembiayan

Literatur empiris dalam teori kontijensi mencoba untuk menjelaskan variasi


dalam pentingnya pengamatan dan/atau menggunakan kontrol pembiayaan pada
berbagai variabel kontijensi. Pengawas manajer menggunakan kontrol
pembiayaan flexibel merupakan suatu fungsi positif dari kompetisi yang dihadapi
oleh organisasi mereka. Dia menyimpulkan hal itu sebagai berikut:

Saat kompetisi diintensifkan, keuntungan yang diharapkan dari penerapan


kontrol ini cenderung memberatkan biaya mereka. Oleh karena itu, untuk mereka
yang dipercayakan dengan sistem pengendalian, penting untuk mengetahui derajat
kompetisi yang dihadapi oleh perusahaan yang tidak menghadapi kompetisi serius
juga bisa membuat lebih merugikan daripada mendatangkan keuntungan.

Burns dan Waterhouse (1975) menemukan bahwa kepentingan dan


penggunaan sistem pengendalian pembiayaan adalah lebih tinggi dalam organisasi
yang lebih besar, lebih desentralisasi dan lebih menggunakan teknologi yang
terdapat prosedur operasional resmi standar.

6
2.5. Pilihan dari Tindakan dan Sistem Pengendalian

Kemampuan anggota organisasi untuk merancang dan memelihara sistem


pengendalian untuk sesuai dengan keseluruhan struktur juga bisa menjadi
kontinjen pada berbagai faktor lainnya. Sebagai contoh Das menggunakan suatu
pengaturan simulasi, menemukan bahwa seseorang yang bekerja dalam suatu
organisasi organik lebih suka memilih strategi kontrol yang memotivasi secara
instrinsik , dan mereka yang bekerja dalam organisasi mekanis lebih suka memilih
strategi kontrol yang memotivasi secara ekstrinsik.

Berdasarkan pada bukti penelitian terbaru, hal ini tampaknya merupakan


perubahan umum dalam gaya manajerial terutama dalam proses kontrol, tidak bisa
diharapkan untuk muncul sebagai beberapa perubahan penting dalam persepsi dari
sifat-sifat organisasional dan titik jenuh telah terjadi.

Hasil studi Belkaoui (1989) yang melibatkan 55 manajer pembelian dari


departemen supply and services dalam pemerintahan Kanada dan berdasarkan
pada penggunaan istrumen keterbukaan pribadi menunjukkan bahwa prilaku
untuk akuntansi yang bertangggung jawab secara positif berhubungan dengan
jumlah dan faktor kendali dari keterbukaan diri dan berhubungan negatif dengan
positif-negatif, cukup tepat, dan mencoba untuk terbuka. Belkaoui menyimpulkan
sebagai berikut:

 Hasil pertama menunjukkan bahwa subjek tersebut bersedia bicara


tentang dirinya tampak menerima salah satu kondisi dari sistem
akuntansi yang bertanggung jawab dimana bertanggung jawab terhadap
keseluruhan biaya terkontrol.
 Hasil kedua menyatakan bahwa subjek yang sama akan menjadi kurang
berkenan untuk menerima kondisi di atas dari sistem akuntansi yang
bertanggung jawab jika kehendak untuk membuka adalah untuk
mengungkapkan hal negatif lawan positif tentang diri mereka, atau
untuk mengukur kesungguhan dari pernyataan mereka.

7
2.6. Pendekatan kontinjensi untuk Mengukur Penampilan

Suatu pendekatan kontinjensi untuk mengukur penampilan


didemonstrasikan dalam studi Hayes (1977) dalam Belkaoui (1989). Hasilnya
menunjukkan bahwa:

 Faktor internal merupakan penjelasan utama untuk penampilan pada


departemen produksi.
 Lingkungan sebagaimana juga halnya variabel interdependensi
memberikan kira-kira sumbangan sementara terhadap penjelasan
terhadap penampilan pada departemen penjualan.
Govindarajan mengamati hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan
gaya evaluasi penampilan. Hasilnya mendukung pernyataan berikut:
 Atasan dari unit bisnis yang menghadapi ketidakpastian lingkungan
yang lebih tinggi akan menggunakan suatu penampilan yang lebih
subjektif, yaitu pendekatan pujian, sedangkan atasan dari unit bisnis
yang menghadapi ketidakpastian lingkungan yang rendah akan
menggunakan lebih banyak rumusan yang didasarkan pendekatan
evaluasi penampilan.
 Kecocokan kuat antara ketidakpastian lingkungan dan gaya evaluasi
penampilan berkaitan dengan penampilan unit bisnis yang lebih tinggi.
Hasil ini digunakan untuk menguji temuan berlawanan dari Otley dengan
berpendapat bahwa studi Otley mungkin dilakukan dalam kondisi lingkungan
yang relative stabil, sementara Hopwood mungkin mengamati unit yang
beroperasi dalam kondisi lingkungan yang relative tidak pasti.

2.7. Penentuan Sistem Informasi Akuntansi

Kritikan terhadap penelitian kontinjensi lebih banyak diarahkan dalam


desain rerangka kontijensi, terutama pada aspek metode pengujian. Drazin dan
Van de Ven (1985) mengusulkan tiga pendekatan penting dalam penelitian
kontijensi, meliputi: seleksi, interaksi dan sistem. Kenyataan bahwa dalam
pendekatan seleksi dan interaksi memunculkan sejumlah kelemahan baik dalam
konsep maupun konsekwensi hasil, arah metode pendekatan kemudian difokuskan
terhadap pendekatan system.

8
Terdapat tiga pendekatan dalam konsep fit sebagaimana dikemukakan oleh
Drazin dan Van de Ven (1985), yang meliputi seleksi, interaksi, dan system.
Pendekatan seleksi menghubungkan antara variabel kontekstual dengan variabel
organisasional, namun tidak secara jelas mengorelasikan hubungan kedua variabel
tersebut dengan kinerja organisasi. Pendekatan multiple interaction memandang
bahwa pengaruh fit antara variabel kontekstual dengan variabel organisasional
dalam model regresi. Koefisien signifikansi dari order tertinggi dari interaksi
dalam persamaan regresi menunjukkan adanya dukungan terhadap hipotesis yang
dikembangkan.

2.8. Pendekatan Residual Analysis

Pendekatan residual analysis mengacu pada konsep nilai residual dari


persamaan regresi. Dalam pendekatan ini, residual diasumsikan sebagai unfit dari
persamaan regresi. Terdapat tiga tahap dalam uji ini. Tahap pertama adalah
penentuan desain hubungan variabel organisasional dengan kontekstual. Dalam
hal ini, system pengendalian didesain sebagai variabel dependen dan PEU sebagai
variabel independen.

Pendekatan seleksi dan interaksi dalam fit memfokuskan pada bagaimana


faktor tunggal dari variabel kontekstual berpengaruh terhadap faktor-faktor
organisasional dan bagaimana pasangan variabel kontekstual organisasional
tersebut berinteraksi dalam memengaruhi kinerja. Oleh kalangan reductionism,
cara ini dipandang sebagai dekomposisi dari variabel-variabel organisasional dan
kontekstual yang secara efektif dapat menjelaskan hubungan keseluruhan
organisasi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pendekatan teori kontinjensi untuk merancang sistem akuntansi menyatakan


bahwa tidak ada suatu strategi umum bisa digunakan untuk semua organisasi.
Perumusan kontinjensi telah mempertimbangkan pengaruh dari teknologi, struktur
organisasi dan teori, dan lingkungan dalam upaya untuk menjelaskan bagaimana
sistem akuntansi berbeda dalam berbagai situasi.

Teori ekonomi keuangan menunjukkan bahwa penampilan perusahaan yang


ditingkatkan (pengukuran data pasar saham) tidak secara signifikan berkaitan
dengan teknik cash flow yang didiskontokan. Hubungan antara penggunaan teknik
pembiayaan permodalan dan penampilan perusahaan diringankan oleh kontijensi,
karakteristik spesifik perusahaan. Perspektif ini mengembangkan dan menguji
suatu teori kontijensi yang bisa memprediksi perusahaan mana yang tampak
paling diuntungkan dengan menggunakan teknik pembiayaan permodalan.

Burns dan Waterhouse (1975) menemukan bahwa kepentingan dan


penggunaan sistem pengendalian pembiayaan adalah lebih tinggi dalam organisasi
yang lebih besar, lebih desentralisasi dan lebih menggunakan teknologi yang
terdapat prosedur operasional resmi standar.

Pendekatan residual analysis mengacu pada konsep nilai residual dari


persamaan regresi. Dalam pendekatan ini, residual diasumsikan sebagai unfit dari
persamaan regresi. Terdapat tiga tahap dalam uji ini. Tahap pertama adalah
penentuan desain hubungan variabel organisasional dengan kontekstual. Dalam
hal ini, system pengendalian didesain sebagai variabel dependen dan PEU sebagai
variabel independen.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mahastanti, Linda Ariany dan Katarina Kumalasari Wiharjo. 2012. Mental


Accounting dan Variabel Demografi : Sebuah Fenomena pada Penggunaan
Kartu Kredit. KINERJA Volume 16, No.2, Th. 2012 Hal. 89-102

Pangestuti, C Desi.2014. Aplikasi Teori Utilitas Untuk Melihat Minat Pembelian


Produk Asuransi Pendidikan. Doctoral Dissertation. Universitas Pendidikan
Indonesia.

Suartana, Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi.


Yogyakarta: Penerbit Andi.

11

Anda mungkin juga menyukai