Anda di halaman 1dari 19

PENDEKATAN KONTINJENSI PADA RANCANGAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

NAMA : Pune Padu Tegar


NPM : 19320013
DOSEN : Wa Ode Suwarni, SE, M.Sc

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, Atas Berkat dan
karunianya makalah yang berjudul “ Pendekatan Kontinjensi Pada Rancangan Sistem
Informasi Akuntansi “ ini dapat ditulis dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada Akuntansi Keperilaku selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tetang topik sebuah dalam Keperilakuan dalam Akuntansi baik
sipenulis dan sipembaca.
Kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak khususnya dosen matakuliah
Akuntansi Keperilakuan yang telah memberikan tugas sehingga bisa menambah wawasan
dan nilai-nilai yang dapat memberikan manafaat untuk kehidupan.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dapat memberi petunjuk
nantinya untuk makalah ini agar lebih baik.

ii | P a g e
Daftar Isi
Sampul Pertama.....................................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latarbelakang....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Kontinjensi.............................................................................................................
2.2 Penggunan Teknik Pembiayan Modal.............................................................................
2.3 Strategi Bisnis dan Sistem Pengendalain.........................................................................
2.4 Pentingnya Pengamatan dan Kontrol Pembiayan............................................................
2.5 Pilihan dari Tindakan dan Sistem Pengendalian..............................................................
2.6 Pendekatan Kontinjensi Untuk Mengukur Penampilan...................................................
2.7 Penentuan Sistem Informasi Akuntansi...........................................................................
2.8 Efek Dari Struktur Organisasi..........................................................................................
2.9 Efek Lingkungan..............................................................................................................
2.10 Pengaruh Teori Organisasi.............................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................................

iii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Kecocokan sempurna antara kontijensi spesifik dan berbagai karakteristik dari


sistem akuntansi adalah bidang Garapan dari metode penelitian teoritis dan empiris yang
secara umum dikenal sebagai pendekatan kontinjensi pada rancangan sistem akuntasi.
Esensinya adalah tidak ada sistem akuntansi yang bisa diterapkan untuk semua keadaan,
semunya tergantung dari situasi dan kondisi yang ada. Banyak faktor-faktor kontekstual
yang memengaruhi terkadang sulit diukur dan tidak teridentifikasi. Tujuan dari bab ini
adalah untuk menjelaskan pendekatn kontijensi dan untuk dengan teliti diterapkan pada
perincian teoritis dan empiris. Berikut penjelasan beberapa kerangka kerja dari Belkaoui
(1989).

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Kontinjensi

Teori kontinejsi untuk merancang sistem akuntansi menyatakan bahwa suatu


trategi umum bisa digunakan untuk semua organisasi adalah ada. Saat ini, perumusan
kontijensi telah mempertimbangkan pegaruh dari teknologi, struktur organisasi dan teori,
dan lingkungan dalam upaya untuk menjelaskan bagaimana sistem akuntansi berbeda
dalam berbagai situasi.
2.1.1 Kerangka kerja Waterhaouse dan Tiessen
Waterhaouse dan Tiessen mengusulkan suatu rancangan efisien dari sistem
akuntansi manajemen dan suatu kemanisme dari kontrol yang tergantung pada struktur
dan konteks pada suatu organisasi. Tipe pada stuktur organisasi pada akhirnya, diduga
akan mempengaruhi proses akuntansi manajemen seperti perencanaan, alokasi sumber
daya, dan pengukuran penampilan.
2.1.2 Kerangka kerja Gordon dan Miller
Gordon dan Miller mengusulkan suatu kerangka kerja kontijensi untuk rancangan
sistem informasi yang melakukan perhitungan terhadap lingkungan, atribut organisasi,
dan jenis pembuatan keputusan manajerial. Gordon dan Miller menyatakan dalam
kenyataanya, bahwa pola tampaknya lingkungan, organisasional, dan jensi keputusan
tidak tersebar secara acak tetapi bergabung Bersama untuk membentuk peraturan umum.
2.1.3 Kerangka kerja MacIntosh dan Daft
MacIntosh dan Daft menyelidiki hubungan antara satu karakterisktik dari organisasi
dan rancangan sistem pengendalian. Dengan interpendensi yang mereka temukan suatu
perluasan di mana departemen tergantung satu sama lain dan bertukar informasi dan
sumber daya untuk meyelesaikan sutu tugas. Hal itu juga suatu variabel yang relevan
untuk mengotrol sistem. Interpendensi bisa:
a) Dicurangi Ketika departemen yang relatif otonom dan terdapat sedikit aliran kerja antara
mereka.
b) Berangkaian Ketika departemen berkaitan suatu seri, dengan hasil suatu departemen
digunakan sebagai masukan dari departemen berikutnya dan
c) Beralasan Ketika departemen bekerja suatu proyek dan arus kerja Kembali dan
berkumpul di antara mereka. Sistem pengendalian manajemen di pandang dari istilah
Ketika kontrol subsistem dana operasional, laporan statistik, dan prosedur oprasional,
laporan statistik, dan prosedur operasional standar dan peraturan.

2|Page
Hipotesis hubungan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen adalah sebagai berikut:
a) Dalam kasus kecurangan interpendensi departemental, rata-rata kontrol yang terbaik
adalah strandarisasi dan lebih menggantungkan terhadap prosedur operasional standar
dibandingkan dana oprasional atau laporan statistik.
b) Dalam kasus rangkain interpendensi departemental, hal kontrol terbaik adalah
perencanaan dan pengukuran, dengan lebih menguntungkan pada dana oprasional dan
dana statistik dibandingkan prosedur operasional standar.
c) Dalam kasus berbalasan intrependensi departemental, kontrol terbaik yang diharapkan
adalah penyesuian dana Bersama, kurang menguntungkan pada dana operasional, laporan
statistik, dan prosedur operasional standar.
Hasil dari studi lapangan MacIntosh dan Daft menunjukan bahwa Ketika
interpendensi rendah, kontrol difokuskan pada penggunan prosedur operasional standar,
Ketika menengah, kontrol di serahkan pada pendanaan dan laporan statistik, Ketika
tinggi, peranan dari sistem pengendalian di tiadakan.
2.1.4 Kerangka kerja MacIntosh
MacItosh mengusulkan suatu model kontekstual dari sistem informasi. Dasarnya,
model mengabungkan tipe keputusan pribadi, teknologi, dan stuktur organisasi untuk
menurunkan suatu jenis sistem informasi. Variabel-variabel ini dijabarkan sebagai
berikut.
a) Model jenis keputusan Driver dan Mock digunakan untuk menentukan variabel jenis
keputusan. Model menunjukan dua dimensi dari pemprosesan informasi: jumlah
informasi yang digunakan (dari minimum sampai maksimum) dan derajat fokus dalam
penggunaan data (dari satu solusi sampai banyak solusi). Dua dimensi ini digabung
untuk menurunkan empat jenis yang berlainan, yaitu:
 Jenis desisif menyatakan penggunan suatu jumlah minimum dari data untuk
menghasilkan data yang berbeda pada waktu yagn berbeda. Individu desisif melihat
efisiensi, kecepatan dan konsistensi dalam informasi yang digunakan.
 Jenis hiharki menyatakan penggunaan banyak data untuk menghasilkan satu opini
perusahaan. Individu hirarki melihat kesungguhan, ketepatan dan kesempurnaan.
 Jenis integratif menyatakan penggunaan banyak data untuk menghasilkan banyak
solusi yang memungkinkan. Individu integratif menglihat penggunaan kreatif dari
informasi dalam eksperimen, simulasi dan permainan.

b) Kategori Perrow tentang teknologi digunakan untuk menentukan variabel teknolog.


Model menyatakan dua dimensi teknologi: pengetahuan tugas (dari bisa dianalisis
sampai tidak bisa dianalisis) dan keragaman tugas (dari rendah sampai tinggi). Dua
dimensi ini diturunkan dari kategori pengetahuan yang berbeda.
3|Page
 Teknologi keahlian (pengetahuan tugas yang bisa dianalisis dan variasi tugas
teknologi rendah).
 Teknologi rutin (pengetahuan tugas yang tidak bisa dianalisis dan variasi tugas
rendah)
 Teknologi penelitian (pengetahuan tugas tidak bisa dianalisis dan variasi tugas
tinggi).
 Teknologi teknis professional (pengetahuan tugas yang bisa dianalisis dan variasi
tugas tinggi).

c) Akhirnya, empat jenis informasi dibedakan dalam hal dua dimensi jumlah dan
ambiguitas. MacIntosh menjelaskan mereka dengan cara berikut:
 Sistem informasi ringkas, sejumlah kecil sampai menengah informasi yang tepat dan
digunakan dalam cara yang cepat dan teliti.
 Sistem informasi teliti, sejumlah besar informasi, sering kali dalam bentuk database
atau model stimulasi, yang cenderung terperinci dan tepat, recipient normalnya
menggunakan informasi semacam itu dengan cara yang lambat dan penuh
pertimbangan.
 Sistem informasi kursori, S. jumlah kecil informasi, tidak tepat, tidak pula terperinci,
dan sering kali hanya di permukaan, mereka digunakan dalam cara yang biasa namun
teliti.
 Sistem informasi difuse, informasi menengah sampai besar meliputi sejumlah luas
material, sering kali sangat tidak jelas dan tidak tepat, umumnya digunakan dengan
cara yang lambat dan penuh pertimbangan.
2.1.5 Kerangka kerja Ewusi-Mensah
Ewusi menyelidiki dampak dari lingkungan organisasi eksternal terhadap sistem
informasi manajemen. Variasi dalam lingkungan organisasi diasumsikan memerlukan
proses keputusan yang berbeda, dan oleh karenanya, memiliki informasi karakteristik
yang berbeda termasuk kualitas informasi, dampak terhadap pembuat keputusan,
interaksi organisasional, waktu respon, cakrawala waktu, sumber informasi, dan jenis
informasi.

2.2 Penggunaan Teknik Pembiayaan Modal


Untuk membenahi berbagai keterbatasan teoritis dan metodologi, menggunakan
suatu model teoritis, diturunkan dari teori ekonomi keuangan, yang menunjukan bahwa
penampilan perusahaan yang ditingkatkan tidak secara signifikan berkaitan dengan
Teknik cash flow yang didiskontokan. Hubungan antara penggunaan Teknik pembiayaan
permodalan dan penampilan perusahaan sudah jelas diringankan oleh kontijensi,
karakteristik spesifik perusahaan. Menggunkan perspektif semacam itu. Maka
mengembangkan dan menguji suatu teori kontinjensi yang bisa memprediksi perusahaan

4|Page
mana yang tampak nya paling diuntungkan dengan menggunakan Teknik pembiayaan
permodalaan.
Karakteristik eksternal digunakan dalam modal adalah:
 Strategi perusahaan (bertahan atau prospector)
 Prediktabilitas lingkungan (stabil dan dinamis)
 Keragamaan lingkungan (homogen atau heterogeny)

Karakteristik internal adalah:


 Sistem informasi (mendukung atau tidak mendukung)
 Struktur penghargaan
 Derajat desentralisasi
Hasil survei memberikan bukti suatu hubungan positif antara efektivitas dari Teknik
pembiayaan permodalan rumit dan lingkungan yang bisa diprediksi, penggunaan dari
sistem penghargaan jangka Panjang dan derajat dari desentralisasi.

2.3 Strategi Bisnis dan Sistem Pengendalian


Govindarajan dan Gupta dalam Belkaoui (1989) mengamati keterkaitan antara
strategi, sistem bonus insentif, dan efektivitas pada level strategic businesse unit (SBU) di
dalam perusahaan yang berbeda-beda. Suatu survei umum dari manajer tentang strategi
business unit (SBU) dalam perusahaan terdiversifikasi menghasilkan hal-hal berikut:
 Ketergantungan lebih besar terhadap kriteria jangka Panjang seperti halnya juga
ketergantungan labih besar terhadap pendekatan subjektif (bukan rumusan) untuk
menentukan SBU manajer umum, bonus berperan untuk efektivitas dalam kasus
membangun SBU, tetapi lambat dalam memanen SBU.
 Hubungan dari perluasan dari ketergantungan terhadap sistem sistem bonus pada kriteria
pendek dan efektivitas SBU secara maya berdiri sendiri dari strategi SBU.
Hasil pertama berdiri atas alasan yang memberikan pengharapan dimana unit pembangunan akan
menghadapi ketidak pastian lingkungan yang lebih besar dibandingkan dengan yang akan
dihadapi unit permanen.

2.4 Pentingnya Pengamatan dan Penggunaan Kontrol Pembiayaan


Literatur empiris dalam teori kontijensi mencoba untuk menjelaskan variasi dalam
pentingnya pengamatan dan/ menggunakan kontrol pembiayaan pada berbagai variabel
kontijensi. Pengawas manajer menggunakan kontrol pembiayaan fleksibel merupakan

5|Page
suatu fungsi positif dari kompetisi yang dihadapi oleh organisasi mereka. Dia
menyimpulkan hal berikut:
Hal ini menunjukan bahwa, saat kompetisi diintensifkan, keuntungan yang
diharapkan dari penerapan kontrol ini cenderung memberatkan biaya mereka. Oleh
karena itu, untuk mereka yang dipercayakan dengan sistem pengendalian, adalah penting
untuk mengetahui derajat kompetisi yang dihadapi oleh perusahaan yang tidak
menghadapi kompetisi serius juga bisa membuat lebih merugikan daripada
mendatangkan kebaikan.
Burns dan Waterhouse (1975) menemukan bahwa kepentingan dan penggunaan
sistem pengendalian pembiayaan adalah lebih tinggi dalam organisasi lebih besar, lebih
desentralisasi dan lebih banyak menggunakan teknologi dalam mana terdapat prosedur
operasional resmi standar.
2.5 Pilihan Dari Tindakan dan Sistem Pengendalian
Kemampuan anggota organisasi untuk merencang dan memelihara sistem
pengendalian utuk sesuai dengan keseluruhan struktur juga bisa menjadi kontigen pada
berbagai faktor lainya. Sebagai contoh Das menggunakan suatu pengaturan simulasi,
menemukan bahwa sesorang yang berkerja dalam suatu organisasi organik lebih suka
memilih strategi kontrol yang memotivasi secara intrinsik, dan mereka yang berkerja
dalam organisasi mekanis lebih suka memilih strategi kontrol yang memotivasi secara
intrinsic.
Berdasarkan pada bukti penelitian terbaru, hal itu tampaknya merupakan
perubahan umum dalam gaya manajerial terutama dalam proses kontrol, tidak bisa
diharapkan untuk muncul sebagai beberapa perubahan penting dalam persepsi dari sifat-
sifat organisasional dan titik jenuh telah terjadi.
Balkaoui (1989) juga menyelidiki hubungan antara keterbukaan pribadi dan
perilaku untuk akuntansi yang bertanggung jawab. Suatu studi lapangan melibatkan 55
manajer pembelian dari departemen supply and services dalam pemerintahan kanada dan
berdasarkan pada penggunaan instrument keterbukaan pribadi menunjukan bahwa
perilaku untuk akuntansi yang bertanggung jawab secara positif berhubungan dengan
jumlah dan faktor kendali dari keterbukaan diri dan berhungan negatif dengan positif-
negatif, cukup tepat, dan mencoba untuk terbuka.
Balkaoui menyimpulkan sebagai berikut:
 Hasil pertama menunjukan bahwa subjek tersebut bersedia bicara tentang dirinya tampak
menerima salah satu kondisi dari sistem akuntansi yang bertanggung jawab dimana
bertanggung jawab terhadap keseluruhan biaya terkontrol.
 Hasil kedua menyatakan bahwa subjek yang sama akan menjadi kurang berkenan untuk
menerima kodisi diatas dari sistem akuntansi yang bertanggung jawab jika kehendak

6|Page
untuk membuka adalah untuk mengunkapkan hal negatif dan positif tentang diri mereka,
atau untuk mengukur kesungguhan dari pernyataan mereka.
Kedua hasil bisa diinterpresentasikan untuk menentukan kreasi dari keduanya dalam atmosfer
keterbukaan dan kepercayaan di antara mereka yang dikendalikan menuju penerimaan tanggung
jawab dalam sistem akuntansi yang bertanggung jawab.

2.6 Pendekatan Kontinjensi untuk Mengukur Penampilan


Suatu pendekatan kontinjensi untuk mengukur penampilan didemonstrasikan dalam studi Hayes
(1977) dalam Belkaoui (1989).
Hasilnya menunjukan bahwa:
1) Faktor internal merupakan penjelasan utama untuk penampilan pada departemen
produksi.
2) Lingkungan sebagaimana juga halnya variabel interdependensi memberikan kira-kira
sumbangan sementara terhadp penjelasan terhadap penampilan pada departemen
penjualan.
Govindarajan mengamati hubungan antara ketidak pastian lingkungan dan gaya evaluasi
penampilan. Hasilnya mendukung pernyataan berikut:
1) Atasan dari unit bisnis yang menghadpi ketidak pastian lingkungan yang lebih tinggi
akan mengunakan suatu penampilan yang lebih subjektif, yaitu pendekatan pujian,
sedangkan atasan dari unit bisnis yang menghadapi ketidakpastian lingkungan yang
rendah akan menggunakan lebih banyak rumusan yang didasarkan pendekatan evaluasi
penampilan.
2) Kecocokan kuat antara ketidakpastian lingkungan dan gaya evaluasi penampilan
berkaitan dengan penampilan unit bisnis yang lebih tinggi.
Hasil ini digunakan untuk mengkaji temuan berlawanan dari Otley dengan
berpendapat bahwa studi Otley mungkin dilakukan dalam kondisi lingkungan yang
relatif stabil, sementara Hopwood mungkin mengamati unit yang beroperasi dalam
kondisi lingkungan yang relatif tidak pasti.

2.7 Penentuan Sistem Informasi Akuntansi


Kritikal terhadap penelitian kontinjensi lebih banyak diarahkan dalam desain
kerangka kontinjensi, terutama pada aspek metode pengujian. Drazin dan Van de Ven
(1985) mengusulkan tiga pendekatan peting dalam penelitian kontinjensi, meliputi:
seleksi, interaksi, dan sistem. Kenyataan bahwa dalam pendekatan seleksi dan interkasi
memunculkan sejumlah kelemahan baik dalam konsep maupun konsekwensi hasil, arah
metode pendekatan kemudian difokuskan terhadap pendekatan sistem.

7|Page
Terdapat tiga pendekatan dalam konsep fit sebagaimana dikemukakan oleh
Darzin dan Van de Ven (1985), yang meliputi seleksi, interksi, dan sistem. Pendekatan
seleksi menghubungkan antara variabel kontekstual dengan variabel organisasional,
namun tidak secara jelas mengorelasikan hubungkan kedua variabel tersebut dengan
kinerja organisasi. Pendekatan multiple interaction memandang bahwa pengaruh fit
antara variabel kontekstual dengan variabel organisasional diekspresikan dengan bentuk
perkalian antara variabel kontekstual dengan variabel organisasional dalam model
regresi. Koefiseinsi signifikansi dari order tertinggi dari interaksi dalam persamaan
regresi menunjukan adanya dukungan terhadap hipotesis yang dikembangkan dengan
kontekstual. Dalam hal ini, sistem pengendalian didesaian sebagai variabel dependen dan
PEU sebagai variabel independen.
Pendekatan seleksi dan interaksi dalam fit menfokuskan pada bagaimana faktor
tunggal dari variabel kontekstual berpengaruh terhadap faktor-faktor organisasional dan
bagaimana pasangan variabel kontekstual organisasional tersebut berinteraksi dalam
memengaruhi kinerja. Oleh kalangan reductionism, car aini dipandang sebagai
dekomposisi dari variabel-variabel organisasional dan kontekstual yang secara efektif
dapat menjelaskan hubungan keseluruhan organisasi.

2.8 Efek dari Struktur Organisasi


Ada bukti yang menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi dengan cara
Informasi penggaran digunakan paling baik. Hopwood membedakan antara
Batasan angaran, yaitu situasi di mana penggunaan informasi akuntansi dalam anggaran
menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan terhadap para
bawahan, dan kesadaran laha, yaitu gaya yang juga mempertimbangkan efektivitas dalam
jangka waktu yang lebih Panjang. Studi hopwood menunjukan bahwa gaya Batasan
anggaran bersifat kaku. Gaya tersebut dikaitkan dengan tekanan pekerjaan yang tinggi,
hubungan atasan dan bawahan yang lemah, dan perilaku disfungsional seperti manipulasi
data akuntansi. Gaya kedua, yaitu kesadaran laba, bersifat fleksibel. Gaya ini tidak
memiliki asosiasi. Oleh karena itu disimpulkan bahwa gaya kesadaran laba mungkin
mendorong ke arah pencapaian organisasi yang lebih efektif. Studi berikutnya dilakukan
oleh Otley (1978). Ukuran yang digunakan dalam kedua studi tersebut dapat
diperbandingkan, tetapi tidak menghasilkan apa pun, misalnya saja apakah terdapat
asosiasi yang menyatakan bahwa gaya yang kaku lebih mungkin mendorong ke arah
pencapaian yang lebih baik dibandingkan dengan gaya yang lebih fleksibel. Hanya
perbandingan studi keduanya yang menandai adanya suatu perbedaan kondisi yang
penting yaitu penjelasan bersifat tidak pasti.
Studi Hopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja
yang terintegrasi, sehingga mempunyai asling ketergantungan yang luas antara bagian
8|Page
yang satu dengan yang lainya. Studi Otley melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada
industri penambangan batu bara, yang karena alasan yang praktis tidak saling
ketergantung satu sama lain. Studi awal menunjukan bahwa penggunaan yang kaku dari
ukuran pencapaian tidalah sesuai jika terdapat saling ketergantungan yang luas.
Penggunaan gaya anggaran yang sesuai dengan derajat saling ketergantungan, para
manajer cenderung untuk menggunakan informasi anggaran dengan cara yang lebih
fleksibel. Derajat tingkat saling ketergantungan yang ada merupakan fungsi dari
teknologi dan struktur organisasi yang diadopsi, sementara struktur organisasi tidak
dipengaruhi, namun ditentukan oleh teknologi. Struktur organisasi dan teknologi
mempunyai dampak yang penting dalam fungsi sistem akuntansi.

2.9 Efek Lingkungan


Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perpedaan dalam
penggunaan informasi akuntansi. Perngaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan
yang memakai manajemen pengendali menyimpulkan bahwa kesempurnaan akuntansi
dan sistem pengendali dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih lanjut
lagi, jenis persaingan yang berbeda mempunyai dampak sangat berbeda dengan terhadap
penggunaan pengendalian akuntansi dalam perusahaan manufaktur. Dengan membedakan
antara operasional (lingkungan di mana adalah sulit bagi seorang manajer unit untuk
menunjukkan laba akuntansi) dan operasi liberal (lingkungan yang relatif lebih mudah
untuk memelihara operasi yang menguntungkan) dapat di tunjukan bahwa para manajer
yang sangat berbeda dalam kedua situasi tersebut. Jika ketelitian anggaran dianggap
sebagai suatu corak yang diingkan dari sistem akuntansi, maka gaya penggunaan
anggaran yang berbeda diperlukan untuk mencapai anggaran akuta terhadap lingkungan.

2.10 Pengaruh Teori Organisasi


Ketiga contoh terdahulu telah mengindikasikan Sebagian dari variabel yang
mengakibatkan perbedaan dalam penggunaan dan desain dari sistem akuntansi. Ketiga
variabel kontijensi adalah teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah
digunakan sebagai contoh ilustratif karena ketiga nya telah mengembangkan teori
kontinjensi akuntansi manajemen teoretis. Gerakan ini merupakan pendekatan
universalitas terhadap pendekatan akuntansi manajemen yang menjadi model pada tahun
1970-an. Kelebihan dari pendekatan ini tidak dijelaskan hanya oleh tekanan penemuan
empiris yang berusaha untuk menemukan teori yang bersifat menjelaskan. Faktor utama
lain yang memengaruhi pengembangan teori kontinjensi akuntansi manajemen adalah
pengembangan dari teori kontinjensi organisasi yang terjadi lebih dahulu.

2.11 Variabel Sosial

9|Page
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komperatif
tentang akuntansi internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada umumnya,
studi ini lebih banyak menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan dalam praktik
pelaporan keuangan tertentu di antara barbagai negara atau atas sistem akuntansi
nasional. Dalam kedua kasus tersebut, hasil yang umumnya diperoleh adalah suatu
kesimpulan yang menghubungkan perbedaan atau persamaan, baik dalam sosial, politik
maupun ekonomi. Teori dalam praktek pelaporan si setiap negara dipengaruhi oleh
variabel-variabel sosial tertentu.

2.12 Lingkungan
Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya dengan
ketidakpastian. Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang terdiri
atas:
1) Dimensi stabil-dinamis dan
2) Dimensi homogen dan heterogen
Hal ini sesuai dengan struktur organisasi dan aplikasi nya dalam akuntansi
manajemen. Dimensi stabil dan dinamis ditandai dengan tingkat keputusan faktor
perubahan lingkungan internal dan eksternal yang pada dasarnya sama dari waktu ke
waktu dalam suatu proses yang berkesinambungan. Adapun dimensi homogen dan
heterogen dapat digambarkan dalam hubungan nya dengan tingkat keputusan dimana
faktor lingkungan sebagai alternatif dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar.
Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan perusahaan dapat dibedakan dalam suatu
rangkaian ketidakpastian dari yang dapat diramalkan sampai dengan suatu yang tidak
bisa diramalkan. Hal yang diperlukan dalam suatu riset adalah pertimbangan yag
menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tertentu memengaruhi struktur organisasi
dan desain sistem akuntansi manajemen.
2.13 Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam litelatur teori kontinjensi
terutama mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini
dapat menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam
mengidentifikasi suatu penyelesaian masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep
yang berkaitan dengan penyediaan dan pengorganisasian sumber daya perusahaan
meliputi ukuran organisasi, teknologi, dan lain sebagainya.
Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada di dalamnya,
seperti jumlah karyawan, tingkat perputaran penjualan, nilai asset bersih atau modal yang
digunakan, dan lain sebagainya yang pada umum nya saling berhubungan. Teknologi
telah menjadi konep penting. Terdapat tiga skala penggunaan teknologi dalam
meningkatkan kompleksitas teknis, yaitu unit dan kelompok kecil, kelompok besar dan

10 | P a g e
massa, dan proses produksi. Konsep teknologi dalam hubungannya dengan Tindakan
yang dilaksanakan oleh individu terhadap suatu objek dapat digolongkan sebagai sesuatu
yang rutin atau tidak rutin, tergantung pada banyaknya pengecualian kasus dan
permasalahan.
Riset yang subtansial telah menunjukan bahwa desain struktur organisasi dan
sistem akuntansi manajemen dipengaruhi oleh berbagai atribut organisasi, seperti ukuran
dan jenis teknologi. Suatu perkembangan logis dari variabel-variabel ini juga
memengaruhi sistem pelaporan keuangan perusahaan. Terdapat bukti empiris yang layak
dipertimbangkan organisasi, seperti ukuran dan intensitas modal. Intensitas modal dapat
diinterprestasikan bahwa teori kontinjensi dapat menjelaskan suatu alternatif temuan
berdasarkan pada teori agensi dan pengaruh relatif terhadap laba dalam model akuntansi.

2.14 Karakteristik Pengguna


Para pengguna dapat digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang
terdapat dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam
pengambilan keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang dipertimbangkan oleh para
pengguna adalah alternatif yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses yang
ditimbulkan oleh perbedaan dalam model keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan
sifat yang diturunkan nya. Hal ini akan memengaruhi perubahan desain sistem pelaporan
keungan perusahaan.

2.15 Atribut Sistem Pelaporan Keuangan Perusahaan yang Dipengaruhi Variabel


Kontinjensi
Karakteristik sistem pelaporan keuangan perusahaan terdiri atas suatu contoh yang dirancang
untuk masing-masing unsur terutama pelaporan perusahaan.
Unsur-unsur adalah:
1) Pengungkapan, penggolongan, presentasi, dan kebutuhan pengukuran dari negara-negara
yang berbeda. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh metode kepemilikan rata-rata produksi,
tingkat dan konsentrasi kepemilikan pribadi, pola pendanaan perusahaan, penggunaan
informasi akuntansi dalam perencanaan dan pengendalian ekonomi, dan lain sebagainya.
2) Frekuensi pelaporan dalam hal jumlah variasi pengungkapan dari informasi laporan yang
bersifat semetara, metode pengukuran peristiwa (ukuran keuangan dan non-keuangan),
metode alokasi biaya (yaitu biaya dan kapilitasi, periode amortisasi dan lain-lain) unsur

11 | P a g e
waktu dari informasi (peramalan), tingkat agregasi dan desentralisasi (akun gabungan
dan pelaporan yang terdiri dari beberapa bagian) dan pengungkapan tentang tujuan dari
pelaporan khusus (seperti nilai tambah, laporan ketenagakerjaan dan format laporan lain
dari akuntansi sosial).
3) Metode pelaporan (misalnya laporan, table, dan digram), kompleksitas teori dan
pengungkapan pelaporan dengan tujuan khusus tertentu, seperti tanggung jawab yang
sederhana. Atribut ini dihubungkan dengan karakteristik pengguna dan sumber
informasi lain yang tersedia.

2.16 Studi Empiris


Terdapat studi empiris dalam area akuntansi yang dengan tegas mengadopsi
pendekatan kontinjensi sebelum mengumpulkan data. Lebih lanjut lagi, dua di antara
studi utama menggunakan faktor metodologi analitis yang memandang permasalahan
dalam penafsiran dan perbandingan. Penafsiran sulit untuk dilakukan karena faktor dari
variabel asli yang mendasari konsep teoretis dalam lompatan intuitif yang dibuat oleh
peneliti tersebut. Tentu saja perbedaan yang sangat kecil dalam kesalahan acak pada
pengukuran mengakibatkan diperolehnya faktor yang sangat berbeda, sehingga membuat
perbandingan antra studi yang berbeda hampir mustahil. Walapun analisis faktor adalah
metode yang bermanfaat sebagai dasar dimensi bahwa penggunaan kritik akan terbatas
pada akumulasi pengetahuan lebih lanjut.
Bruns dan Waterhouse bahwa perilaku manajer berkaitan dengan anggaran
merupakan kontinjensi atas berbagai aspek struktur organisasi, seperti pemusatan,
otonomi, dan derajat tingkat aktivitas yang tersusun. Tulisan ini menyimpulkan bahwa
pengendalian strategis yang berbeda bertanggungjawab pada jenis organisasinya. Sebagai
contoh, mereka menyatakan bahwa pengendalian melalui anggaran sangat sesuai untuk
situasi desentralisasi dan struktur organisasi dan struktur organisasi yang beroperasi
dalam lingkungan organisasi yang stabil. Analisis mereka menitiberatkan pada penjelasan
mengenai dua gaya strategi pengendalian, yaitu hubungan antarpribadi dan administratif
yang dihubungkan dengan berbagai hal yang berbeda tentang pengaturan organisasi.
Hayes menyarankan tiga kontinjensi utama yang dihipotesiskan untuk
memengaruhi pencapian subunit-subunit dalam organisasi, terutama subunit-subunit yang
saling bergantung satu sama lain, hubungan lingkungan dan fakor internal terhadap minat
penggolongan, contoh dan hubungan timbal balik, hubungan lingkungan dalam kaitannya
dengan dinamika stabil dan dimensi homogen dan heterogeny, dan faktor internal
meliputi sifat alami tugas yang dilakukan, jenis manusia, hubungan antar pribadi dan
kemampuan untuk mengukur fungsi. Heyes menyimpulkan bahwa data yang
diperolehnya mendukung hipotesis bahwa efektivitas dari setiap subunit yang berbeda
dijelaskan oleh kombinasi yang berbeda dari variabel kontinjensi.

12 | P a g e
2.17 Perumusan Teoretis
Sebagai tambahan pekerjaan yang didasarkan spekulasi teoretis menyangkut sifat
alami dari teori kontinjensi sistem informasi akuntansi Gaordon da Miller berusaha untuk
menyediakan kerangka menyeluruh bagi perancangan sistem informasi akuntansi yang
mempertimbangkan kebutuhan spesifik organisasi yang luas dalam teori organisasi.
Kebijakan manajemen dan akuntansi untuk mengidentifikasi variabel adalah penting bagi
pencapain organisasi diusulkan sebagai variabel kontinjensi yang penting. Masing-
masing variabel kontinjensi yang khas. Bagaimanapun dua contoh tersebut mempunyai
usulan mengenai karakteristik yang tidak diinginkan yang dapat diperbaiki dengan
pemanfaatan sesuai SIA. Tidak terdapat pertimbangan eksplisit dari efektivitas dan sehat
bukan nya kerangka teoretis ekplisit.
Suatu pendekatan lebih lanjut sedikit berbeda secara alami karena ditulis oleh
mahasiswa yang belum lulus sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Tidak
ada formula yang diberikan, melainkan pendekatan ke arah desain sistem yang
direkomendasikan dan berbagai kontinjensi yang dikenal. Argumentasinya bahwa desain
apa pun dari sistem perencanaan dan pengendalian khususnya bergantung pada:
a) Sasaran khusus yang dicapai dalam konteks sasaran tujuan organisasi.
b) Format tingkat dan perbedaan desentralisasi tertentu yang dipilih (yaitu struktur
organisasi)
c) Proses tunggal dan gabungan yang dikendalikan oleh subunit-subunit dan derajatnya
apakah tidak tersusun atau tersusun (yaitu jenis teknologi)
d) Jenis gaya manajerial yang digunakan oleh para manajer senior.
Faktor ini disebut proses tiga siklus perencanaan yang berhubungan erat dengan
proses tiga jenis pembedaan perencanaan strategis, manajemen pengendalian, dan
pengendalian operasional walaupun tidak dengan tegas menyatakan masalah terbaru
dalam teori organisasi. Petunjuk yang paling spesifik dari desain pekerjaan ditinjau dari
segi teoretis, tetapi Sebagian besar didasarkan padan pendekatan akal sehat mengikuti
struktur teoretis yang terpadu.

2.18 Akuntansi Sebagai Bagian dari Sistem Pengendalian


Studi efektivitas sistem informasi akuntansi manajemen berhubungan dengan
studi dari berbagai mekanisme pengendalian yang digunakan oleh organisasi untuk
memengaruhi perilaku anggota mereka dan berhubungan mereka dengan lingkungan
ekternal. Sulit untuk memisahkan efek dari SIA dari pengendalian lainya. Semuanya
bertindak sebagai suatu paket dan harus diteksirkan Bersama-sama. Fakta ini akan
memperluas lingkup tentang penyelidikan dan mengindikasikan cakup aktivitas kendali
dalam daftar penyusunan pengendalian. Sistem imbalan adalah suatu pengedalian
berbeda dapat digunakan untuk mencapai tujuan berbeda. Mekanisme pengendalian
untuk berbagai tujuan akan menjadi sulit, jika tidak mungkin, untuk mengisolasikan efek
13 | P a g e
dari alat pengendalian spesifik. Mungkin, riset awal dari strategi untuk
mengidentifikasikan kombinasi pengendalian terutama sekali ditunjukan untuk keadaan
tertentu.
Jadi, variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi dalam akuntansi
manajemen adalah penting. Klasifikasi konsetual lebih berada pada pemanfaatan
kerangka sistem kontrol. Waupun model mekanik kendali sederhana tidak dapat secara
langsung diberlakukan bagi organisasi, terdapat empat karakteristik proses yang penting
bagi pengendalian organisasi efektif, yaitu:
1. Spesifikasi dari suatu sasaran.
2. Pengukuran tingkat pencapian sasaran.
3. Model yang bersifat prediktif terhadap kemungkinan Tindakan hasil pengendalian.
4. Kemampuan dan motivasi untuk bertindak.
Penggunaan model tersebut kemungkinan digunakan untuk memastikan bahwa semua
Langkah proses pengawasan dipertimbangkan. Sebagai contoh, walaupun sistem
akuntansi manajemen umum terkait dengan dua hal, dimana yang pertama adalah
karakteristik pengendalian, sistem tersebut cenderung mengabaikan pengembangan
model yang bersifat prediktif. Model prediktif diperlukan guna menentukan
pertimbangan untuk pencapian yang tidak memandai dan untuk mengevaluasi hasil dari
Tindakan pengendalian yang diusulkan. Pada pengendalian organisasi yang efektif di
tingkat organisasi menengah, model nya sifat prediktif. Masalah organisasi tidaklah sama
dengan masalah individu. Oleh penting untuk memastikan bahwa model bersifat prediktif
digunakan oleh organisasi jika organisasi jika organisasi tersebut ingin mengetahui
bagaimana cara untuk menjadi lebih efektif.
Penting bahwa untuk variabel kontinjensi yang diusulkan, tidak terdapat
kemungkinan untuk meramalkan. Kompleksitas dan ukuran adalah penting, karena
terdapat hubungan di antara kedua nya. Selain itu, kerangka pengendalian adalah suatu
bantuan yang penting dalam menentukan keberhasilan organisasi dan faktor ini berbeda
antara satu organisasi dengan yang lain. Dengan demikian, kerangka teoritis umum harus
mengidentifikasikan faktor utama yang biasanya berhubungan dengan efektivitas
organisasi.

14 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori kontinejsi untuk merancang sistem akuntansi menyatakan bahwa suatu trategi umum bisa
digunakan untuk semua organisasi adalah ada. Saat ini, perumusan kontijensi telah
mempertimbangkan pegaruh dari teknologi, struktur organisasi dan teori, dan lingkungan dalam
upaya untuk menjelaskan bagaimana sistem akuntansi berbeda dalam berbagai situasi

15 | P a g e
Daftar Pustaka

Arfan ikhsan Lubis. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2.Salemba Empat. 2010

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai