Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“MEMBANGUN SISTEM INFORMASI”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengampu:
Rizky Wahyudha Rosiawan, S.E., M.M

Disusun Oleh:
1. Nurul Aini (2101010175)
2. Ramadhana (2101010211)
3. Riza Nur Fitriani (2101010149)
4. Rizqi Alam A. (2101010151)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat
dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini dengan
baik dan tanpa kendala apapun.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama
dosen pengajar bapak Rizky Wahyudha Rosiawan, S.E., M.M. Makalah berjudul
“Membangun Sistem Informasi” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen.
Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Penulis juga menerima
kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di
kesempatan berikutnya.
Lamongan, 15 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Pengembangan sistem dan perubahan organisasional..............................................3
2.2 Aktivitas-aktivitas inti di dalam pengembangan
sistem...........................................4
2.3 Metodologi-metodologi yang utama bagi permodelan dan perancangan
sistem......6
2.4 Alternatif metode untuk membangun sistem
informasi............................................7
2.5 Pendekatan baru untuk membangun sistem di era perusahaa
digital........................8
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................10
3.1
Kesimpulan..............................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem informasi merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan oleh
manusia di era digital saat ini, sistem informasi digunakan untuk meningkatkan aksebilitas
data yang tersaji seacar tepat dan akurat. Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur
organisasi yang ada pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi untuk mengambil
keputusan atau mengendalikan informasi (Syarif, 2009).
Perkembangan sistem informasi sekarang sangat cepat dan pesat tidak sedikit yang
menggunakan sistem informasi untuk membantu kemudahan dalam bekerja. Salah satu
bentuk sistem informasi yang mudah dikembangakan adalah sistem berbasis web. Sistem
berbasis web tidak digunakan hanya menampilkan infomasi saja, namun dapat digunakan
untuk berdialog dengan data sehingga dapat memberikan informasi untuk mengambil
sebuah keputusan. Dalam pembuatan web sebagai media untuk menyajikan informasi
diperlukan monitoring, tujuan dari monitoring sendiri adalah untuk mengetahui suatu
sistem dapat menampilkan data secara akurat atau tidak, serta mengetahui jalannya
pengelolaan sistem yang sudah dibuat.
Sistem informasi sangat berperan untuk memadukan semua unsur-unsur yang saling
berhubungan sehingga sistem informasi tersebut harus dipandang sebagai suatu sistem
tunggal, namun cukup kompleks sehingga perlu diuraikan menjadi subsisten-sistem untuk
perencanaan dan pengendalian pengembanganya serta untuk mengendalikan operasinya.
Perkembang sistem informasi dewasa ini semakin berkembang pesat, hal ini
didukung oleh perkembangan teknologi informatika yang ada di seluruh dunia, dengan
demikian memudahkan para penggunaan sistem informasi tersebut untuk meningkatkan
kegunaan dari sistem informasi yang mereka miliki. Berhubungan dengan pembangunan
sistem informasi, meliputi perlunya membangun sistem informasi, taha[an-tahapan
pengembangan, metode-metode dalam membangun sistem, serta pengembangan sistem
untuk perusahaan yang bergerak dilingkungan bisnis digital.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana membangun sistem-sistem baru yang menghasilkan perubahan dalam
organisasi?
2. Apakah aktivitas-aktivitas inti di dalam proses pengembangan sistem?
3. Apakah metodologi-metodologi yang utama bagi permodelan dan perancangan
sistem?
4. Apakah alternatif metode untuk membangun sistem informasi?
5. Apakah pendekatan-pendekatan yang baru untuk membangun sistem dalam era
perusahaan digital?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara membangun sistem-sistem baru yang menghasilkan
perubahan dalam organisasi.
2. Mengetahui apa saja sktivitas-aktivitas inti di dalam proses pengembangan sistem.
3. Mengetahui apa saja metodologi-metodologi yang utama bagi permodelan dan

1
perancangan sistem.
4. Mengetahui alternatif metode untuk membangun sistem informasi.
5. Mengetahui apa saja pendekatan yang baru untuk membangun sistem dalam era
perusahaan digital.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan sistem dan perubahan organisasional


Teknologi informasi dapat mempromosikan variasi dari derajat perubahan
organisasional, yang berkisar dari penambahan bertahap hingga pencapaian lebih jauh.
Teknologi informasi dapat mendukung berbagai tingkatan perubahan dalam perusahaan,
mulai dari yang setahap demi setahap, hingga yang jauh ke depan. Figur 2-1
memperlihatkan empat macam perubahan structural organisasi yang disebabkan oleh
teknologi informasi: 1. Otomatisasi, 2.Rasionalisasi, 3. Rekayasa ulang, 4. Pergeseran
paradigma. Setiapnya membawa imbalan dan resiko yang berbeda-beda.

Bentuk paling umum dari perubahan dalam perusahaan adalah otomatisasi dan
rasionalisasi. Strategi yang jalannya dan perubahannya relatif lamban ini menghadirkan
suatu tingkat pengembalian yang tidak terlalu besar, tetapi resikonya kecil. Perubahan
lebih cepat dan lebih komprehensif seperti perancangan ulang dan pergeseran paradigma
menghasilkan imbalan yang tinggi, tetapi mengandung kemungkinan gagal yang cukup
besar.
Suatu bentuk yang lebih mendalam dalam perubahan organisasional adalah
rasionalisasi prosedur (razionalization of producers). Otomatisasi sering kali
mengungkapkan kemacetan-kemacetan yang baru dalam produksi dan membuat
pengaturan prosedur dan struktur yang telah ada menjadi semakin merepotkan.
Rasionalisasi prosedur adalah pelurusan prosedur operasional yang standar. Sebagai
contoh, sistem MoneyGram untuk menangani pengiriman uang secara global yang
efektif bukan hanya karena menggunakan teknologi komputer semata, tetapi juga karena
perusahaab menyederhanakan proses bisnis bagi kegiatan operasional administrasinya.
Langkah-langkah secara manual yang semakin sedikit diperlukan.
Rasionalisasi atas prosedur sering kali ditemukan dalam program-program untuk
membuat serangkaian peningkatan kualitas yang terus-menerus dalam produk, jasa, dan
operasional, seperti misalnya manajemen total kualitas (TQM) dan six sigma.
Manajemen kualitas total (total quality management- TQM) membuat pencapaian
kualitas tujuan itu sendiri tanggung jawab dari semua orang dan fungsi-fungsi dalam
suatu organisasi. TQM berasal dari konsep-konsep yang dikembangkan para ahli mutu
dari amerika serikat misalnya W. Edwards Deming dan Joseph Juran, tetapi dipopulerkan
oleh orang jepang. Six Sigma (Six Sigma) merupakan suatu ukuran tertentu atas mutu,
merepresentasikan 3,4 kecacatan per jutaan peluang. Sebagian besar perusahaan tidak
dapat mencapai level kualitas ini, tetapi dengan menggunakan six sigma sebagai suatu

3
tujuan untuk mendorong program peningkatan kualitas yang sedang berlangsung.
Tipe perubahan organisasional yang lebih ampuh adalah merancang ulang proses
bisnis (business process redesign) yang mana proses bisnis akan dianalisis,
disederhanakan, dan dirancang ulang. Merancang ulang proses bisnis akan
mengoorganisasi kembali alur kerja. Membagi langkah-langkah untuk memangkas tugas
yang sia-sia, dan menghilangkan pengulangan, tugas yang lebih memerlukan banyak
kertas. (sering kali desain yang baru menghilangkan pekerjaan pula). Jauh lebih ambisius
daripada merasionalisasi prosedur, memerlukan suatu visi yang baru mengenai bagimana
proses akan diorganisasi.
Membangun sistem informasi baru (pengembangan sistem) adalah bentuk perubahan
organisasi yang direncanakan. Pengembangan sistem dipengaruhi oleh 4 macam
perubahan struktural organisasi yaitu:
1. Otomatisasi yaitu menggunakan komputer untuk mempercepat kinerja tugas.
2. Rasionalisasi prosedur yaitu pemangkasan prosedur-prosedur operasional
standar.
3. Desain ulang proses bisnis yaitu menata ulang aliran-aliran kerja,
menggabungkan langkah-langkah untuk mengurangi limbah dan mengeliminasi
tugas-tugas yang banyak menggunakan kertas dan sifatnya repetitif.
4. Pergeseran paradigma yaitu melibatkan pemikiran ulang sifat dari bisnis,
mendefinisikan model bisnis baru, dan mengubah sifat perusahaan pada saat ini.
Proses-proses bisnis tidaklah statis oleh sebab itu ada berbagai cara dalam perbaikan
proses yang ada, diantaranya :
1. Manajemen proses bisnis (business process management – BPM) adalah upaya
untuk membantu perusahaan mengelola perubahan proses yang dibutuhkan di
banyak bidang dalam bisnis tersebut. Tujuan dari BPM adalah membuat
perusahaan mampu menciptakan perbaikan secara kontinu dalam banyak proses
bisnisnya, dan menggunakan proses-proses sebagai bahan dasar dalam
membangun sistem informasi perusahaan.
2. Manajemen kualitas total ( total quality management – TQM) digunakan untuk
menjadikan kualitas sebagai tanggung jawab semua orang dan fungsi di dalam
suatuorganisasi.
3. Six sigma adalah ukuran kualitas yang spesifik, mempresentasikan 3,4 cacat
persejuta kesempatan. Six sigma bertujuan untuk mengimplementasikan
sejumlah metodologi dan teknik untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi
biaya.
2.2 Aktivitas-aktivitas inti di dalam pengembangan sistem
Sistem informasi baru tumbuh dari proses pemecahan masalah organisasional. Sebuah
sistem informasi baru diciptakan sebagai solusi untuk beberapa jenis masalah atau
sekumpulan masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Masalahnya mungkin adalah seorang
manajer atau karyawan menyadari bahwa perusahaan tidak berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, atau bisa juga timbul dari kesadaran bahwa perusahaan seharusnya mengambil
keuntungan dari kesempatan-kesempatan baru untuk menjadi lebih sukses.

4
Aktivitas yang mengarah pada pembuatan solusi sistem informasi perusahaan untuk
mengatasi masalah perusahaan atau memanfaatkan kesempatan disebut pengembangan
sistem. Pengembangan sistem adalah suatu jenis pemecahan masalah yang terstruktur
dengan aktivitas yang jelas. Aktivitas-aktivitas ini terdiri atas analisis sistem, perancangan
sistem, pemrograman, pengujian, konversi, serta produksi dan pemeliharaan.
1. Analisis Sistem
Tugas analis sistem yang dapat dikatakan paling menantang adalah
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan informasi yang spesifik yang harus dipenuhi
oleh solusi sistem yang dipilih. Pada tingkatan paling dasar, kebutuhan informasi dari
sistem baru meliputi identifikasi siapa yang membutuhkan informasi apa, di mana,
kapan, dan bagaiman caranya. Analis permintaan mendefinisikan dengan cermat
sasaran-sasaran dari sistem yang baru atau yang telah dimodifikasi dan
mengembangkan penjelasan terperinci dari fungsi yang harus dijalankan oleh sistem
yang baru. Kesalahan analisis kebutuhan adalah penyebab utama kegagalan sistem
dan tingginya biaya pengembangan sistem.
Beberapa masalah tidak membutuhkan solusi sistem informasi tetapi
membutuhkan penyesuaian dalam manajemen, pelatihan tambahan, atau perbaikan
prosedur organisasional yang sudah ada. Jika masalahnya berkaitan dengan informasi,
analisis sistem mungkin masih diperlukan untuk mendiagnosis masalahnya dan
mendapatkan solusinya
2. Perancangan Sistem
Analis sistem menggambarkan apa yang harus dilaksanakan oleh sistem untuk
memenuhi kebutuhan informasi, dan perancangan sistem memperlihatkan bagaimana
sistem tersebut akan memenuhi sasaran ini. Perancangan sistem informasi adalah
keseluruhan rencana atau model untuk sistem itu. Seperti cetak biru dari sebuah
bangunan atau rumah, ini terdiri atas semua spesifikasi yang memberikan bentuk dan
struktur sistem tersebut
Kebutuhan informasi pengguna mengendalikan seluruh upaya pengembangan
sistem. Pengguna harus memiliki kontrol yang cukup atas proses perancangan untuk
memastikan bahwa sistemnya merefleksikan prioritas bisnis dan kebutuhan
informasinya, bukan bias dari staf teknisnya. Kurangnya keterlibatan pengguna dalam
upaya perancangan adalah penyebab utama kegagalan sistem. Tetapi, beberapa sistem
membutuhkan lebih banyak partisipasi pengguna pada perancangan daripada hal
lainnya
3. Pemrograman

5
Selama tahap pemrograman, spesifikasi sistem yang disiapkan selama perancangan
diterjemahkan ke dalam kode program. Sekarang, banyak perusahaan tidak lagi
melakukan pemrograman sistem baru sendiri. Alih-alih demikian, perusahaan
membeli peranti lunak yang memenuhi kebutuhan sistem baru dari sumber luar
seperti paket peranti lunak dari vendor komersial, layanan peranti lunak dari penyedia
layanan aplikasi, atau perusahaan alih kontrak yang mengembangkan aplikasi peranti
lunak yang disesuaikan dengan kebutuhan klien
4. Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan seksama harus dilakukan untuk mengetahui
apakah sistem memberikan hasil-hasil yang benar. Pengujian menjawab pertanyaan,
“apakah sistem akan memberikan hasil yang diinginkan dalam kondisi-kondisi yang
diketahui?”
5. Konversi
Konversi adalah proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru. Empat strategi
konversi yang utama dapat dilakukan: strategi parallel, strategi pindah langsung,
strategi studi percontohan, dan strategi pendekatan bertahap.
6. Produksi dan Pemeliharaan
Setelah sistem yang baru dipasang dan konversinya selesai dilakukan, sistem tersebut
dikatakan berada dalam kondisi produksi. Selama tahap ini, sistem akan ditinjau ulang
oleh para pengguna dan spesialis teknis untuk menentukan seberapa baik sistem ini
mencapai sasaran awalnya, dan memutuskan apakah sistem tersebut perlu direvisi
atau dimodifikasi.
2.3 Metodologi-metodologi yang utama bagi permodelan dan perancangan sistem
Terdapat beberapa metodologi alternative untuk memodelkan dan merancang sistem.
Metodologi terstruktur dan pengembangan berorientasi objek adalah dua yang terdepan.
 Metodologi Terstruktur
Metodologi terstruktur telah digunakan untuk mendokumentasi, menganalisis,
dan merancang sistem informasi sejak 1970-an. Terstruktur berarti bahwa
tekniknya adalah selangkah demi selangkah, dengan setiap langkah dibangun di
atas langkah sebelumnya. Metodologi terstruktur bersifat atas-bawah, mulai dari
tingkatan yang tertinggi, yang paling abstrak, ke tingkatan perincian yang
terendah-dari umum ke khusus.
Metodologi terstruktur sifatnya berorientasi proses, berfokus terutama kepada
permodelan proses, atau tindakan mengambil, menyimpan, memanipulasi, dan
mendistribusikan data seiring data tersebut mengalir melalui suatu sistem. Metode-
metode ini memisahkan data dari proses-proses. Prosedur pemrograman yang
tersendiri harus ditulis setiap kali seseorang ingin melakukan tindakan atas data
tertentu. Prosedur-prosedurnya bertindak pada data yang disampaikan oleh
program.
Perangkat utama untuk merepresentasikan proses dari komponen data dan alur
data di antara mereka adalah diagram alur ata (data flow diagram-DFD). Diagram
alur data menawarkan suatu model grafik logis atasalur infromasi, membagi-bagi
sistem ke dalam model-model yang menunjukan level rincian yang dapat
dikendalikan. Ini menentukan dengan ketat proses atau transformasi yang terjadi di
dalam tiap-tiap modul dan antar muka yang terjadi di antara mereka.

6
 Pengembangan Berorientasi Objek
Pengembangan berorientasi objek menggunakan objek sebagai unit dasar dari
analisis dan perancangan sistem. Sebuah objek menggabungkan data dan proses
yang spesifik yang mengoperasikan data tersebut. Data yang dikelompokkan ke
dalam suatu objek dapat diakses dan dimodifikasi hanya oleh operasi, atau metode,
yang bersesuaian dengan objek tersebut. Alih-alih memindahkan data ke prosedur,
program mengirimkan sebuah pesan untuk sebuah objek untuk melakukan sebuah
operasi yang telah tersimpan di dalamnya. Sistemnya dimodelkan sebagai
kumpulan objek dan hubungan di antaranya. Karena logika pemrosesannya
tersimpan di dalam objek alih-alih di dalam program peranti lunak yang terpisah,
objek-objek harus berkolaborasi untuk membuat sistemnya berjalan.
2.4 Alternatif metode untuk membangun sistem informasi
Sistem-sistem berbeda dari segi ukuran dan kompleksitas teknologinya dan dari
masalah perusahaan yang dipecahkannya. Sejumlah pendekatan pengembangan sistem
telah dikembangkan untuk menangani dengan perbedaan-perbedaan ini. Bagian ini
menjelaskan metode-metode alternative berikut: siklus hidup sistem tradisional,
pembuatan prototype, paket aplikasi perangkat lunak, pengembangan oleh pengguna akhir,
dan alih kontrak.
1. Siklus Hidup Sistem Tradisional
Siklus hidup sistem adalah metode pengembangan sistem informasi yang
paling tua. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk
membangun sistem, membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan
yang formal. Para spesialis pengembangan sistem mempunyai pendapat
berbeda tentang bagaimana membagi tahapan pengembangan sistem, tetapi
mereka secara umum bersesuaian dengan tahapan-tahapan pengembangan
sistem yang baru saja dijelaskan.
2. Pembuatan Prototipe
Pembuatan prototype meliputi pengembangan sistem uji coba yang cepat dan
murah untuk dievaluasi oleh pengguna akhir. Lewat interaksi dengan
prototype, para pengguna dapat memperoleh gagasan yang lebih baik
mengenai kebutuhan informasi mereka. Prototype yang telah disetujui oleh
pengguna dapat digunakan sebagai patokan untuk membuat sistem versi
finalnya.
Langkah-langkah dalam Prototyping:
Langkah 1: Identifikasi kebutuhan dasar pengguna. Perancang sistem
(biasanya spesialis sistem informasi) bekerja dengan pengguna cukup lama
untuk menangkap kebutuhan informasi dasar pengguna.
Langkah 2: Kembangkan prototipe awal. Perancang sistem menciptakan
prototip kerja dengan cepat, menggunakan alat untuk menghasilkan perangkat
lunak dengan cepat.
Langkah 3: Gunakan prototipe. Pengguna didorong untuk bekerja sama
dengan sistem untuk menentukan seberapa baik prototipe tersebut memenuhi
kebutuhannya dan memberi saran untuk memperbaiki prototipe.
Langkah 4: Merevisi dan meningkatkan prototipe. Pembangun sistem mencatat
semua perubahan yang diminta pengguna dan menyempurnakan prototipenya

7
sesuai dengan itu. Setelah prototipe telah direvisi, siklus kembali ke Langkah
3. Langkah 3 dan 4 diulang sampai pengguna puas.
Keuntungan dan Kerugian dari Pembuatan Prototipe yaitu Pembuatan
prototype paling bermanfaat ketika terdapat beberapa ketidakpastian tentang
kebutuhan atau solusi rancangannya, dan sering digunakan untuk merancang
sistem informasi antarmuka pengguna akhir, atau bagian dari sistem yang
berinteraksi dengan pengguna, seperti tampilan online dan layar masukan data,
laporan, atau halaman web. Karena pembuatan prototype mendorong
pengguna akhir terlibat secara mendalam di seluruh siklus hidup
pengembangan sistem, maka pembuatan prototype lebih berpeluang
menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna.
3. Pengembangan oleh pengguna akhir
Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir
dengan sedikit bantuan formal dari spesialis teknis, atau bahkan tidak sama
sekali. Fenomena ini disebut pengembangan oleh pengguna akhir. Rangkaian
peranti lunak yang dikategorikan sebagai bahasa generasi keempat membuat
hal ini mungkin dilakukan. Bahasa generasi keempat adalah peranti lunak yang
membuat pengguna akhir dapat membuat laporan atau mengembangkan
aplikasi peranti lunak dengan sedikit bantuan teknis atau tidak sama sekali.
Beberapa perangkat generasi keempat ini juga meningkatkan produktivitas
programmer professional.
4. Alih kontrak
Jika perusahaan tidak ingin menggunakan sumber daya internal untuk
membuat atau mengoperasikan sistem informasi, perusahaan dapat melakukan
alih kontrak kepada perusahaan eksternal yang memang ahli dalam
menyediakan layanan tersebut. Penyedia layanan aplikasi adalah bentuk alih
kontrak. Perusahaan akan menggunakan peranti lunak dan perangkat keras
computer yang disediakan oleh ASP sebagai platform teknis dari sistemnya.
Dalam bentuk alih kontrak lainnya, perusahaan dapat mempekerjakan vendor
eksternal untuk merancang dan membuat peranti lunak untuk sistemnya, tetapi
perusahaan itu akan mengoperasikan sistem pada komputernya sendiri. Vendor
alih kontraknya dapat berasal dari dalam atau luar negeri.
2.5 Pendekatan baru untuk membangun sistem di era perusahaa digital
1. Pengembangan aplikasi rapid (RAD)
Perangkat perangkat lunak berorientasi objek, perangkat lunak yang dapat digunakan
ulang, prototipe, dan alat bahasa generasi keempat membantu pembangun sistem
membuat sistem kerja jauh lebih cepat daripada yang dapat mereka gunakan dengan
metode pembuatan dan perangkat lunak sistem tradisional. Istilah rapid application
development (RAD) digunakan untuk menggambarkan proses pembuatan sistem
kerja dalam waktu yang sangat singkat. RAD dapat mencakup penggunaan
pemrograman visual dan alat lainnya untuk membangun antarmuka pengguna grafis,
pengarsipan berulang elemen sistem kunci, otomasi pembuatan kode program, dan
kerja sama tim yang erat antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi.
Sistem sederhana seringkali bisa dirakit dari komponen prebuilt. Prosesnya tidak
harus berurutan, dan bagian penting pembangunan bisa terjadi bersamaan.

8
Terkadang sebuah teknik yang disebut joint application design (JAD) digunakan
untuk mempercepat pembangkitan kebutuhan informasi dan untuk mengembangkan
desain sistem awal.
2. Pembangunan berbasis komponen dan layanan web
Untuk lebih mempercepat pembuatan perangkat lunak, kelompok objek telah dirakit
untuk menyediakan komponen perangkat lunak untuk fungsi umum seperti antarmuka
pengguna grafis atau kemampuan pemesanan online yang dapat dikombinasikan
untuk membuat aplikasi bisnis berskala besar. Pendekatan pengembangan perangkat
lunak ini disebut pengembangan berbasis komponen, dan ini memungkinkan sebuah
sistem dibangun dengan merakit dan mengintegrasikan yang ada
komponen perangkat lunak.
Selain mendukung integrasi sistem internal dan eksternal, layanan Web dapat
digunakan sebagai alat untuk membangun aplikasi sistem informasi baru atau
meningkatkan sistem yang ada.
3. Pembangunan cepat (agile development ) merupakan pengiriman cepat
perangkatlunak bekerja dengan melanggar sebuah proyek besar menjadi serangkaian
sub- proyek kecil yang diselesaikan dalam jangka waktu yang singkat menggunakan
iterasidan umpan balik terus menerus.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Membangun sistem informasi adalah suatu bentuk perubahan terencana dalam
perusahaan yang melibatkan banyak orang dalam perusahaan. Aktivitas-aktivitas inti
dalam pengembangan sistem adalah analisis sistem, pemrograman, pengujian, konversi,
produksi, dan pemeliharaan. Terdapat sejumlah metode alternative untuk mengembangkan
sistem informasi, yang masing-masing tepat untuk jenis masalah yang berbeda. Dua
prinsip metodologi untuk pemodelan dan perancangan sistem informasi adalah metodologi
terstruktur dan pengembangan berorientasi objek. Bisnis-bisnis dewasa ini sering kali
perlu membuat aplikasi e-commerce dan e-business dengan cepat agar tetap mampu
bersaing.
Sebagian besar proyek sistem informasi memakan waktu lebih lama dan biaya lebih
besar untuk implementasi daripada yang diperkirakan pada awalnya. Manajemen proyek
yang baik perlu memastikan bahwa sistem disampaikan tepat waktu, sesuai anggaran, dan
memberikan manfaat bisnis yang nyata.
3.2 Saran
Perusahaan harus bisa menunjukkan bagaimana pengembangan sistem yang baru
dapat menghasilkan berbagai perubahan dalam perusahaan. Mengidentifikasi dan
menjelaskan aktivitas-aktivitas inti dalam proses pengembangan sistem. Mengevaluasi
metode-metode alternative untuk mengembangkan sistem informasi. Membandingkan
berbagai metodologi alternative untuk memodelkan sistem. Serta mengidentifikasi dan
menjelaskan pendekatan-pendekatan baru terhadap pengembangan sistem dalam era
perusahaan digital.
Peran manajemen proyek dalam menunjang terwujudnya target dan sasaran sebagai
kekuatan strategi untuk mempercepat pembangunan suatu proyek. Manajer proyek harus
dapat membangun suatu sistem pengembangan produk yang mempunyai kemampuan
untuk dipahami,didesain dan menghasilkan produk yang bermanfaat kompetisi bagi
perusahaan. Manajer proyek harus dapat mencermati perubahan siklus hidup produk yang
didasarkan atas pengamatan terhadap lingkungan organisasi dan selalau menjalin
komunikasi yang baik dengan konsumen, mengelola produk, proses dan pemasok,
sehingga tingkat kesuksesan produk berhasil.

10
DAFTAR PUSTAKA

Laudon, C. Kenneth, Jane P. Laudon, Sistem Informasi Manajemen: Buku 1 Edisi 10,
Salemba Empat, Jakarta:2007
datakata.wordpress.com, “Sistem Informasi Manajemen – Mengembangkan Sistem dan Manajemen
Proyek”, 1 April 2014. <https://datakata.wordpress.com/2014/04/01/sistem-informasi-
manajemen-mengembangkan-sistem-dan-manajemen-proyek/> [Diakses, Sabtu, 17 Juni
2023]

academia.edu, https://www.academia.edu/8506570/Bab_13_tugas_SIM

11

Anda mungkin juga menyukai