Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“PENGEMBANGAN DAN PENGADAAN SISTM INFORMASI ”

HALAMAN JUDUL

Dosen : Yolanda Pratami, S.E.,M.Ak

Disusun oleh :

CAMELIA GRANDNEALIS 185311034


RIKA MUSTIKA SARI 185310987
SINTA JULIANTIKA 185310986
YOLANDA KHAIRUN NISSA 185311036

2020-2021

Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru Riau Indonesia

28284 Ph: +62.761.674.674 Fax.: +62.761.674.834

Email : info@uir.ac.id

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur tidak lupa kita panjatkan kehadirat Allah Subhahu Wa Ta’ala yang
berkat anugerah dari-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam kepada NabiMuhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang telah
memberikan pedoman kepada kita jalan yang sebenar-benarnya jalan berupa ajaran agama
islam yang begitu sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta. Makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah system informasi dan teknologi.Dalam makalah ini saya
menguraikan mengenai pengembangan dan pengadaan system infomasi.
Kami menyadari makalah ini tentu belum sempurna, oleh karena itu kami memohon
maaf apabila banyak kekurangan dalam makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terutama menambah wawasan mengnai
pengembangan system informasi. Kepada seluruh pembaca yang bersedia memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini
selanjutnya, kami buka pintu seluas-luasnya untuk apresiasi tersebut dengan hati yang
terbuka dan ucapan terima kasih.

                                                                       
Pekanbaru, 11 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem..........................................................................3
2.2 Prototipe.................................................................................................................10
2.3 Penggunaan Perangkat Case...................................................................................12
2.4 Metode-metode Agile.............................................................................................15
2.5 User Application Development..............................................................................16
2.6 PENGADAAN SISTEM INFORMASI.................................................................17
2.7 APPLICATION SERVICE PROVIDER (ASP)....................................................23
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan Pengembangn Diri Sendiri Sistem Informasi......................................18


Tabel 2.2 kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi.............................................18
Tabel 2.3 Kelebihan pengguna perangkat lunak paket.........................................................19
Tabel 2.4 Kelemahan pengguna perangkat lunak paket.......................................................19
Tabel 2. 5 klebihan outsourching..........................................................................................22
Tabel 2.6 kelemahan outsourching.......................................................................................23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Untuk mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan perusahaan


menggunakan suatu metedologi yang disebut metodelogi pengembangan sistem. yang
dimaksud dengan metodelogi ini adalah suatu proses standar yang di ikuti oleh organisasi
untuk melaksanakan seluruh langkah yang di perlukan untuk menganalisa, merancang,
mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi (hoffer dkk, 1998).

 Tahapan analisis dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru permintaan
dapat datang dari seorang manajer di luar departeman sistem informasi atau dari pihak
eksekutif yang melihat adanya masalah atau menumukan adanya peluamng baru namun
adakalanya inisistif pengembangan sistem baru berasal dari bagian yang bertanggung
jawabterhadap pengembangan sistem yang sudah ada atau mengatasi masalah-masalah
yang belum tertangani.

       Untuk melaksanakan hal tersebut di bentuklah proyek baru yang ditangani dalam
bentuk tim yang melibatkan pemakai, analis sistem para spesialis sistem informasi yang
lain serta barangkali juga auditor internal  dalam hal ini auditor internal berfungsi untuk
mamastikan bahwa ranvangan sistem memenuhi persyaratan yanag mencakup ke akurasian
kontol keamanan keamanan kemudahan untuk di audit (McLeod), 1998 .
1.2 Rumusan Masalah
1. Daur hidup pengembangan system
2. Prototype
3. Pengunaan perangkat CAS
4. Metode-metode agile
5. User application development
6. Pengadaan system informasi
7. Application service provider (ASP)

1
1.3 Tujuan penulisan
1. Mengetahui daur hidup pengembangan system
2. Mengetahui prototype
3. Mengetahui pengunaan perangkat CAS
4. Mengetahui metode-metode agile
5. Mengetahui user application development
6. Mengetahui pengadaan system informasi
7. Mengetahui application service provider (ASP)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Daur Hidup Pengembangan Sistem


 Seperti yang berlaku pada kebanyakan proses pengembangan sistem informasi juga
memiliki daur hidup. daur hidupnya disebut daur pengembangan sistem informasi
(O’Brien, 2001) atau secara lebih umum dinamakan SDLC (system development life cycle)
atau daur hidup pengembangan sistem SDLC merupakan metodelogi klasik yang digunakan
untuk mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi. Metodelogi ini
mencakup sejumlah fase atau tahapan.

System Development Life Cycle (SDLC) atau Siklus Hidup Pengembangan Sistem
adalah suatu metode tradisional yang digunakan untuk membangun, memelihara dan
mengganti suatu sistem informasi (Jogiyanto, 1993). SDLC dalam rekayasa sistem dan
rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model
dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Banyak
ragam kerangka kerja berdasarkan pengembangan SDLC, yang masing-masing memiliki
kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri. Beberapa contoh metodologi pengembangan
perangkat lunak yang tersedia, antara lain waterfall, prototyping, incremental, spiral, RAD.

Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi berdasarkan


Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycles). Siklus Hidup
Pengembangan Sistem merupakan penerapan pendekatan sistem untuk mengembangkan
dan menggunakan sistem berbasis komputer (M.C.Leod, 2004). Siklus hidup
pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas :

2.1.1 Analisis Sistem


Pada tahapan ini dibentuk struktur kerja strategis yang luas, pandangan
sistem informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai
informasi, proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek
dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan, sumber daya baru
direncanakan untuk, dan disediakan untuk mendukung pengembangan sistem. Pada

3
tahap ini direncanakan dari aspek teknis (sarana prasarana yang dipergunakan untuk
mengembangkan sistem), aspek ekonomi (anggaran yang dibutuhkan untuk
mengembangkan sistem), dan aspek sumber daya manusia (siapa yang akan
mengembangkan; manajemen puncak, analis, dan programmer, dan siapa sasaran dari
sistem yang dikembangkan).

Tujuan utama analisis system adalah untuk menentukan hal-hal detail tentang yang
akan dikerjakan oleh system yang diusulkan ( dan bukan bagaimana caranya ).
Analisis system mencakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan.

Studi Kelayakan

Studi kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan keberhasilan solusi


yang diusulkan tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang di usulkan
tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumberdaya dan dengan memperhatikan
kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling.
Dalam tahapan ini, analisis sistem melaksanakan penyelidikan awal terhadap
masalah dan peluang bisnis yang disajikan dalam usulan proyek pengembangan
sistem. Tugas-tugas yang mencakup dalam studi kelayakan meliputi:
 Penentuan masalah dan peluang yang di tuju sistem
 Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan
 Pengidentifikasian para pemakai sistem
 Pembentukan lingkungan sistem
Selain itu selama dalam tahapan studi kelayakan sistem analis juga melakukan
tugas tugas seperti berikut:
 Pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem baru
 Pembuatan analisis untuk membuat atau membeli aplikasi
 Pembuatan analisis biaya/manfaat
 Pengkajian terhadap risiko proyek
 Pemberian rekomendasi untuk meneruskan atau menghentikan proyek
Faktor penentu dalam analisis biaya/manfaat pengembangan:

4
 Waktu analis sistem
 Waktu pemprograman
 Waktu pemakai
 Biaya pembelian perangkat keras
 Biaya pembelian perangkat lunak
 Biasa jas (misalnya integrator sistem dan konsultan)
Operasi:
 Biaya komputer
 Biaya komunikasi
 Biaya staff pengoperasian
 Biaya pertumbuhan pemakai
 Biaya pemeliharaan
Biaya operasi juga perlu di perhitungkan dalam analisis biaya/manfaat
meskipun hanya sebagai estimasi. tujuan nya adalah untuk menghindari problem
gunung es yang sering kali menggejutkan pihak manajeman seringkali biaya yang di
perhitungkn dalam analisis biaya/manfaat hanya didasar pada tahapan-tahapan diluar
tahapan pemeliharaan atau pun kalaupun diperhitungkan hanya mendapat porsi
sedikit keeadaan ini mirip dengan gunung es dengan bagian yang menyembul diatas
permukaan air hanya terlihat sedikit (gambar 11.3). artinya seringkali biaya yang
sesungguhnya jauh lebih besar dari pada biaya yang di perhitungkan di depan.

Kerangka dasar yang digunakan untuk studi kelayakan adalah penganggaran


modal (capital budgeting) penganggaran modal adalah keseluruhan proses dalam
menganalisis proyek-proyek dan memutuskan proyek yang akan di danai berbagai
metode dapat digunakan dalam penentuan penganggaran  modal sebagaimana dapat
dilihat di bawah ini:
 Payback period
 Net present value (NVP)
 Internal rate of return (IRR) dan

5
 Modified internal rate of return (MIRR).
           
 Studi kelayakan di ukur dengan memperhatikan aspek teknologi, ekonomi,
faktor organisasi, dan kendala hukum, etika, dan yang lain (turban, McLean, dan
wetherbe,1999),  sedangkan menurut Mcleod (1998) mencakup aspek tekninis,
ekonomis, pengembalian non ekonomi hukum dan etika operasional dan jadwal tabel
11.3 memperlihatkan berbagai aspek dalam studi kelalyakan dan pertanyaan yang
digunakan untuk menentukan kelayakan proyek.
a. Analisi Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan
( disebut juga spesifikasi fungsional.spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang
rinci tentang hal-hal yang akan dilakukan system ketika diimplementasikan.
Spesifikasi ini sekaligus dipakai untuk membuat kesepahaman antara pengembang
system, pemakai yang kelak menggunakan system, manajemen dan mitra keja
yang lain (misalnya auditor internal)
Untuk melakukan analisis kebutuhan,analisis system biasanya melakukan langkah-
langkah seperti berikut:
1. Wawancara
Cara ini merupakan cara yang paling umum dilakukan kebutuhan diperoleh
dengan mewawancarai para pemakai dan manajer.
2. Riset terhadap system sekarang
Informasi tentang system apat dipeoleh dengan mempelajari formulir
pemasukan data atau layar pemasukan data, laporan-laporan yang tersedia,
serta dekumentasi system yang berjalan
3. Observasi lapangan
Untuk memahami system yang sedang berjalan, analisis system dapat
melakukan kunjungan ke lapangan dan mengamati segala hal yang sedang
berlangsung.
4. Kuis

6
Informasi dari pemakai atau manajer bisa diperoleh melalui lembar-lembar
pertanyaan dan mereka diminta untuk mengisi. Cara ini bisa ditempuh
sekiranya yang di wawancarai tersebar pada lokasi yang jauh dan tidak
memungkinkan untuk melakukan wawancara secara langsung.
5. Pengamatan terhadap system serupa
Menggali informasi dari pemakai yang menggunakan system serupa pada
tempat lain terkadang bisa di manfaatkan sebagai bahan perbandingan dalam
membangun system baru
6. Prototype
Prototype sangat bermanfaat manakalah kebutuhan sangat sulit untuk
diidentifikasi. Dengan membuat prototype (contoh system sederhana) dan
kemudian menunjukan kepada pemakai, analis system dapat meminta pemakai
untuk memberikan komentar atau pandangan. Biasanya kalau pemakai
menghadapi tampilan dalam layar, meraka akan lebih mudah dalam
memberikan saran atau komentar, prototype merupakan cara terbaru yang
digunakan dalam analisis kebutuhan.
2.1.2 Desain system
Desain sistem dibagi menjadi dua sub tahapan, yang dinamakan
perancangan konseptual dan perancangan fisik, masing-masing memiliki sejumlah
aktivitas bagaimana diprlihatkan di gambar berikut :

7
Target akhir tahap ini adalah menghasilkan rancangan yang memenuhi
kebutuhan yang ditentukan selama tahapan analisis system, hasil akhirnya berupa
spesifikasi rancangan yang sangat inci sehingga mudah diwujudkan pada saat
penggraman.

a. Perancangan konseptual
perancangan konseptual/prancangan logis pada perancangan ini,
kebutuhan pemakai dan pemecahan masalah yang terindentifikasi selama
tahapan analisis system mulai dibuat untuk diimplementasikan. Ada tiga
langkah penting yang dilakukan dalam prancangan konseptual, yaitu
evaluasi alternative rancangan, penyiapan spesifikasi rancangan, dan
penyiapan laporan rancangan system secara konseptual.
Evaluasi alternative rancangan digunakan menentukan alternative-
alternatif rancangan yang bisa digunakan dalam system, sebagai contoh :
 Perusahaan mau menggunakan pesanan pembelian atau menggunakan
EDI
 Arsitektur tknologi informasi yang digunakan terpusat atau terdistribusi

8
 Entri data akan dilakukan melalui keyboard, barcode scanner atau
kedua-duanya
b. Perencanaan fisik
Pada perencanaan fisik, rancangan yang bersifat konseptual
ditejemahkan alam bentuk fisik sehingga terbentuk spesifikasi yang
lengkap tentang modul-modul system yang antarmuka antarmodul, serta
rencangan basis data secara fisik
2.1.3 Implementasi Sistem
Pada tahap ini trdapat banyak aktivitas yang dilakukan. Aktivitas-aktivitas
yang di maksud berupa :

a. Pemograman dan pengujian


b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
c. Pelatihan kepada pemakai
d. Pembuatan dokumentasi
e. Konversi

Pemograman dan pengujian


Pemograman adalah akivitas pemograman atau sederetaan intruksi yang
digunakan untuk mengatur computer agar bekerja sesuai dngan masing-masing
intruksi.untuk memastikan bahwa program bebas dari kesalahan dilakukan lah
pengujian unit. Pemakai akan mencari penyebabnya dan proses untuk melakukan
pencarian kesalahan ini dikenal dengan sebutan dedugging.

Konversi
Merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan system baru
dalam rangka menggantikan system lama, terdapat beberapa penekatan yang
dilakukan untuk melakukan konversi diantaranya :

1. Konvrsi pararel
2. Konversi laangsung
3. Konversi pilot

9
4. Konversi modular atau bertahap

Dokumentasi
Dokumentasi mrupakan acuan pada tahapan operasi dan pemeliharaan, pada
tahap implementasi, dokumentasi yang dibuat dapat di bagi menjadi :

1. Dokumentasi pengembangan
2. Dokumentasi operasi
3. Dokumentasi pemakai
2.1.4 Operasi dan Pmeliharaan
Setelah masa system berjalan sepenuhnya menggantikan system lama,
system memasuki pada tahapan operasi dan pemeliharaan karena beberapa alasan.
Yang pertama mungkin sitem masih menyisakan masalah-masalah yang tidak
terdeteksi selama masa pengujian system, yang kedua pemeliharaan diperlukan
karena perubahan bisnis atau lingkungan atau adanya permintaan kebutuhan baru
( misalnya berupa laporan ) oleh pemakai. Ketiga pemeliharaan juga bisa di picu
karena kinerja system yang menjadi menurun, sehingga barang kali perubahan-
prubahan dalam penulisan program.

Zwass(1988) membagi pemeliharaan perangkat lunak menjadi tiga macam :

1. Pemeliharaan perfektif
2. Pemeliharaan adaptif
3. Pemeliharaan korekif

2.2 Prototipe
Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan
pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat
dievaluasi oleh pemakai. Hal ini berbeda dengan pendekatan konvensional yang lebih
banyak menghabiskan waktu untuk menghasilkan spesifikasi yang sangat rinci sebelum
pemakai dapat mengevaluasi sistem. Selain itu, prototipe membuat proses pengembangan
sistem informasi menjadi lebih cepat dan mudah, terutama pada keadaan kebutuhan
pemakai sulit untuk diidentifikasi.

10
Secara garis besar,sasaran prototipe adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi waktu sebelumpemakai melihat sesuatu yang konkret dari usaha


pengembangan sistem.
2. Menyediakan umpan balik yang cepat dari pemakai kepada pengembang
3. Membantu menggambarkan kebutuhan pemakai dengan kesalahan yang lebih
sedikit
4. Meningkatkan pemahaman pengembang dan pemakai terhadap sasaran yang
seharusnya dicapai oleh sistem
5. Menjadkan keterlibatan pemakai sangat berarti dalam analisis dan desain sistem

Untuk membuat prototipe, pengembangan sistem dapat menggunakan


perangkat-perangkat pengembangan seperti Visual BASIC dan PowerBuilder ataupun
DBMS (database management system) seperti Microsoft Access, sehingga
pembuatan program dapat dilakukan dengan cepat.

Berikut adalah pendekatan prototipe:

Identifikasi kebutuhan pemakai  Pengembang dan pemakai bertemu


 Pemakai menjelaskan kebutuhan
sistem
Membuat prototipe  Pengembang mulai membuat
prototipe
Menguji prototipe  Pemakai menguji prototipe dan
memberikan kritikan atau saran
Memperbaiki prototipe  Pengembang melakukan modifikasi
sesuai dengan masukan pemakai
Mengembangkan versi produksi  Pengembang merampungkan sistem
sesuai dengan masukan terakhir dari
pemakai

Kelebihan prototipe antara lain:

11
 Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karna keterlibatan
pemakai yang lebih intensif
 Mempersingkat waktu pengembangan
 Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe, kesalahan
segera terdeteksi oleh pemakai
 Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta
perubahan-perubahan
 Menghemat biaya

Kelemahan prototipe antara lain:

 Prototipe hanya dapat berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam


menyediakan waktu dan pikiran untuk menggarap prototipe
 Kemungkinan dokumentasi terabaikan karna pengembang lebih
berkonsentrasi pada pengujian dan pembuatan prototipe
 Mengingat traget waktu yang pendek, ada kemungkinan sistem yang dibuat
tidak lengkap dan kurang teruji
 Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototipe, ada
kemungkinan pemakai menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang negatif
 Apabila tidak terkelola dengan baik, prototipe menjadi tidak pernah
berakhir. Hal ini disebabkan permintaan terhadap perubahan terlalu mudah
untuk dipenuhi

2.3 Penggunaan Perangkat Case


Perangkat CASE (comuter-aided software engineering atau computer-assisted
software engineering) adalah jenis perangkat lunak yang berguna bagi para pengembang
dalam merencanakan, menganalisis, merancang, melakukan pemograman, dan memelihara
sistem-sistem informasi. Perangkat CASE menggabungkan beberapa teknologi yaitu:

1. Metodologi pembangunan sistem,misalnya pengembangan sistem terstruktur


2. Bahasa generasi keempat(4GL), yang menggunakan pendekatan non-prosedural
3. Antarmuka grafis

12
Perangkat CASE yang lengkap mengandung perangkat front-end dan back-end.
Perangkat Front-end merupakan perangkat CASE yang mendukung tahapan analitis dan
desain. Perangkat ini terkadang disebut juga sebagai Upper CASE. Perangkat Back-end
merupakan perangkat CASE yang berfungsi sebagai pembangkit kode (code generator),
yakni menghasilkan kode program berdasarkan suatu spesifikasi rancangan. Perangkat ini
biasa disebut Lower CASE. Perangkat CASE yang menggabungkan kedua kemampuan
Front-end maupun back-end biasa disebut i-CASE (integrated CASE)

komponen utama case yaitu :

KOMPONEN KETERANGAN
Repositori  Gudang data
Perangkat analisis dan desain  Membuat diagram aliran
data,diagram entitas hubungan,dll
 Metodologi perancangan sistem
Prototipe layar dan pelaporan  Pembangkit layar dan menu
 Pembangkit laporan
Pembangkit kode dan aplikasi  Mengonversi spesifikasi menjadi
mode program
 Mendukung kemampuan drag-and-
drop untuk membuat aplikasi atau
antar muka
Dukungan bahasa pemrograman  Memiliki template untuk kode
yang bersifat umum pada bahasa
tertentu
 Pustaka subrutin untuk fungsi-
fungsi yang umum
Perangkat pengujian  Menghasilkan data untuk
pengujian
 Memantau eksekusi program
 Analisis kelengkapan dan
konsistensi

13
Perangkat rekayasa pembalikan  Membantu mengamati kode sistem
yang sudah ada dan menghasilkan
spesifikasi rancangan
Perangkat pengontrolan versi  Dukungan manajemen perubahan
sehingga mampu menampung
lebih dari satu versi kode
 Memungkinkan pengaksesan
hanya pada personil yang
berwenang
Perangkat rekayasa proses bisnis  Menganalisis dan memperbaiki
proses-proses pada sistem
sekarang
 Merancang proses baru
Perangkat manajemen proyek  Mendukung bagan PERT yang
digunakan untuk menangani
lintasan kritis dalam jadwal proyek
 Mendukung diagram Grant
 Penelusuran waktu dan
pengeluaran
Pembangkit dokumentasi  Menciptakan bagan alir(flowchart)
dan dokumentasi sistem
Perangkat estimasi  Memperkirakan kebutuhan
personil dan biaya untuk proyek
pengembangan sistem
Perangkat penelisuran masalah  Mengidentifikasi kesalahan
program

Keuntungan menggunakan CASE antara lain:

1. Meningkatkan produktivitas, dengan meningkatkan kecepatan dan efisiensi


SDLC

14
2. Membuat prototipe dapat dilakukan dengan lebih mudah, sehingga pemakai
dapat melihat kemajuan proses pengembangan lebih cepat
3. Membuat perubahan-perubahan rancangan sistem dapat dilakukan dengan lebih
mudah
4. Memungkinkan pembuatan sistem yang bekerja pada berbagai platform

2.4 Metode-metode Agile


Secara prinsip, model ini menyerupai pada prototipe karna sama-sama menggunakan
proses iteratif. Perbedaannya teretak pada siklus penyampaian produk hasil pengembangan
yang lebih singkat. Pengembangan aplikasi dapat dilakukan dengan cepat dalam waktu
mingguan. Ciri-ciri model pengembangan aplikasi dengan metode agile adalah kemunculan
rilis-rilis aplikasi dalam waktu yang singkat

Metode pengembangan sistem yang tergolong dalam metode Agile yaitu :

1. Extreme programing (XP)


2. Lean development (LD)
3. Adaptive software development (ASD)
4. Rational unified process (RUP)
5. Feature drive development (FDD)
6. Dynamic system development methods(DSDM)
7. Scrum
8. Crystal clear

Sistem yang dapat ditangani dan tidak dapat ditangani dengan metode Agile :

DITERAPKAN JIKA.. TIDAK DITERAPKAN JIKA..


Sistem berskala kecil Sistem berskala besar
Sistem untuk menangani penyelesaian Sistem kompleks
yang tidak berstruktur
Pemakai sulit menyatakan kebutuhan Sistem berhubungan dengan sistem-sistem
sistem lain
Tim pengembangan sedikit dan terpusan di Tim pengembangan banyak dan
suatu lokasi terdistribusi diberbagai tempat

15
Kebutuhan sistem dinamis Kebutuhan sistem tetap
Sistem tidak akan membuat risiko bagi Sistem akan mempengaruhi orang dan
orang atau tujuan orgtanisasi yang kritis tujuan organisasi yang kritis secara
signifikan
Anggaran proyek pengembangan terbatas Dana pengembangan tidak menjadi
masalah

2.5 User Application Development


User Application Development (UAD) adalah konsekuensi dari komputasi akhir
pemakai (EUC). Karna departemen SI/TI sibuk atau kurang responsif, pemakai cenderung
membuat sendiri apikasi yang dibutuhkan. Hal ini yang kemudian memunculkan istilah
UAD atau selfsourcing, yakni pengembangan yang dilakukan oleh pemakai. Bagi user,
pengembangan seperti ini menguntungkan karna dua alasan yakni :

 Pemakai tidak perlu menjelaskan kebutuhan informasi mereka kepada analis


sistem yang tidak memahami konteks bisnis
 Pemakai tidak perlu menunggu sumber daya SI/TI yang ditugaskan untuk
menangani proyek mereka

Panduan untuk memperkenankan atau melarang UAD yaitu sbb:

Pemakai akhir membuat aplikasi jika: Pemakai tidak membuat aplikasi jika:
Pemakai akhir memiliki keterampilan yang Apikasi besar dan kompleks
dibutuhkan
Aplikasi kecil Aplikasi berhubungan dengan sistem lain
Aplikasi dibutuhkan segera Aplikasi sangat vital bagi kelangsungan
organisasi
Aplikasi dapat dipelihara oleh pemakai Aplikasi akan mempengaruhi karier
pemakai dan pengembang
Aplikasi hanya bersifat sementara Aplikasi digunakan selamanya

16
2.6 PENGADAAN SISTEM INFORMASI
Cara mengadakan sistem informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sebagaimana terlihat di bawah ini :
 Membuat sendiri (dikenal dengan sebutan insourcing)
 Membeli perangkat lunak paket
 Melakukan outsourcing
Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Berbagai pertimbangan
perlu dilakukan untuk memilih salah satu cara di atas.

2.6.1 Membuat Sendiri


Orgnisasi besar yang mmiliki departemen yang menangani informasi umumnya
memenuhi kebutuan sistem informasi dengan cara mengembangkannya sendiri. Cara
seperti ini memang memberikan keuntungan, sebagaimana trlihat di Tabel 2.1 dan
kekurangannya di Tabel 2.2

Tabel 2.1 Kelebihan Pengembangn Diri Sendiri Sistem Informasi

 Sistem dapat diatur sesuai dengan kebutuhan


 Dapat diintregrasikan dengan lebih baik trhadap sistem yang sudah ada
 Proses pengenmbangan sistem dapat dikelola dan ikontrol
 Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif

Tabel 2.2 kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi

 Perlu waktu yang lama untuk mengembangkan sistem karena harus dimulai dari
nol
 Kemungkinan progrm mengandung bug sangat besar
 Kesulitan para pemakai dalam menyatakan kebutuha dan kesukaran
pengembangan memahami mereka dan seringkali hal ini membuat para
pengembangan merasa putus asa

17
Keberhasilan pengembangan sistem dengan cara pembuatan sendiri oleh pihak
internal perusahaan terletak pada kemampuan para spesialis teknologi informasi
dalam perusahaan dan juga kesiapan para pemakai yang terlibat selama pengmbangan
intrnal dalam peruahaan dengan cara mengatur beberapa parameter tertentu dalam
paket.

2.6.2 Membeli Perangkat Lunak Paket

Banyak vendor (misalnya SAP dan Oracel) yang menjual perangkat lunak paket
(program siap pakai) dan bahkan kadangkala pakrt tersebut dijual bersama-sama
perangkat keras. Namun, adakalanya paket dapat dimodifikasi sendiri oleh
pengembang internal dalam perusahan dengan cara mengatur beberapa parameter
tertentu dalam paket.

Tabel 2.3 Kelebihan pengguna perangkat lunak paket

 Memerlukan waktu pengembangan yang jauh lebih singkat karena secara


perinsip perangakat lunak paket siap untuk dioperasikan.
 Pemakai dapat memilih paket yang paling sesuai dengan kebutuhan
 Umumnya paket merupakan perangkat lunak yang berkualitas tinggi karena
sudah terujibeberapa kali ditempat lain, sehingga terbebas dari bug
 Pemakai dapat melakukan uji ncoba terlebih dulu sebelum membeli
 Dokumentasi lengkap

Tabel 2.4 Kelemahan pengguna perangkat lunak paket

 Ada kemungkinan paket tidak mendukung fungsi-fungsi yang spesifik dalam


perusahaan
 Ada kemungkinan harganya sangat mahal
 Perangkat lunak tidak seefisien kalau menggunakan sistem buatan sendiri
(karena umumnya paket dibuat seumum mungkin sehingga dapat dipakai
oleh perusahaan mana saja)

18
 Evaluasi paket menyita waktu dan menuntut biaya
 Ada kemungkinan paket hanya jalan pada jenis perangkat keras tertentu
(tidak kompitable dengan perangkat yang sudah tersedia)

Kelebihan dan kelemahan pembelian perangkat lunak paket dapat dilihat pada
tabel di atas. Pertimbangan yang perlu menjadi perhatian di dalam memilih paket
adalah kemungkinan-kemungkinan yang terjadi seperti yang diperlihatkan di gambar
12.12 dibawah.

Gambar 12.12 Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi sehubungan dengan pengguna paket

Open Source Sebagai Pilihan untuk Mendapatkan Paket

Biaya paket yang sangat mahal, menjadika “Open Source” sebagai pilihan yang
menarik. Secara umum, kelebihan Open Source secara lengkap adalah sebagai berikut
:

19
 Berbiaya rendah karena tidak perlu membayar lisensi dan tidak bergantung pada
vendor;
 Keandalan sudah teruji karena banyak pihak yang berpartisipasi mengembangkan
dan mengujinya;
 Kode sumber tersedia sehingga memungkinkan pemodifikasian program ssuai
dengan kebutuhan perusahaan

Namun, Open Source juga memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

 Walau kode sumber tersedia, ada kemungkinan perubahan yang dilakukan akan
mengharuskan kode terbuka untuk pihak lain. Oleh karena itu, lisensi perubahan
terhadap kode sumber perlu diperhatikan dengan teliti.
 Dokumentasi sering tidak lengkap sehingga biaya untuk memperoleh dokumentasi
perlu dipertimbangkan.
 Dukungan kepakaran di lokasi perusahaan berada bisa jadi tidak tersedia. Hal ini
bisa menimbulkan biaya yang besar jika harus mendatangkan pakar dari luar negri.
 Fitur-fitur tambahan yang harus di buat oleh pencipta aslinya bisa berbiaya tinggi.
 Open Source tidak di sukai oleh pemakai karena pemakai sudah terbiasa dengan
perangkat lunak serupa yang bersifat komersial.

2.6.3 Melakukan Outsourching


Menyerahkan pengembangan sistem ke pihak luar dikenal dengan sebutan
outsourching. Dalam praktik-praktiknya, outsourching dapat berupa lebih dari hal itu,
yakni sekaligus juga menyerahkan segala kegiatan yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi kepada pihak luar. Jadi, pihak luar tidak sekedar membuatkan
sistem, tetapi juga sekaligus menangani operasi sistem dan bahkan terlibat dalam
penyediaan perangkat keras. Cara seperti ii sangat lazim di Indonesia.

Oleh karena itu, perlu beberapa pertimbangan dalam pelibatan pihak luar untuk
menangani pembuatan sistem, sebagaimana dapat dilihat di bawah ini.

20
 Menentukan pengembang yang ditunjuk untuk membangun sistem informasi
dengan hati-hati. Sebaliknya, pihak luar yang dipilih memang benar-benar
berpengalaman.
 Menandatangani kontrak. Kontrak yang dimaksudkan dalam pengembangan agar
keberhasilan proyek benar-benar tercapai.
 Menjaga komunikasi yang efektif antara personil dalam perusahaan dengan pihak
pengembang dengan tujuan agar tidak terjadi konflik atau hambatan selama proyek
berlangsung.
 Mengendalikan biaya dengan tepat misalnya memperhatikan proporsi pembayaran
sarkan persentase tingkat penyelesaian poyek.

Kelemahan yang juga perlu mendapatkan perhatian pada cara pengembangan


sistem oleh pihak luar adalah adanya ketergantungan yang terus-menerus terhadap
pihak pengembangan karena yang memegang kode sumber seluruh program yang
digunakan untuk membentuk sistem tetap menjadi hak pengembang.

Tabel 2.5 dan Tabel 2.6 menunjukan kelebihan dan kelemahan outsourching yang
dilakukan sepenuhnya kepada pihak luar, baik dalam pengembangan maupun
pengoperasian.

Tabel 2. 5 klebihan outsourching

 Perusahann dapat mengonsentrasikan diri pada bisnis yang ditangani


 Dapat digunaakan untuk meningkatkan kas dalam aset perusahaan karena tidak perlu ada
aset untuk teknolohi informasi
 Mendapatkan kepakaran yang lebih baik dan teknologi yang lebih maju
 Menyingkat waktu pengembangan, dll

21
Tabel 2.6 kelemahan outsourching

 Kehilangan kendali terhadap sistem dan data karena bisa saja pihak luar menjual
data ,ke pesaing
 Mengurangi keunggulan kompetitif karena pihak luar tidak dapat diharapkan
untuk menyediakannya karena juga harus memikirkan klien lain
 Menjadi sangat bergantung pada pihak luar sehingga sangat sulit bagi perusahaan
untuk mengambil alih kembali sistem yang sedang berjalan

2.7 APPLICATION SERVICE PROVIDER (ASP)


ASP yang dimaksud disini adalah perusahaan yang menyediakan layanan untuk
membantu perusahan klien dalam mengembangkan, mengoperasionalkan,
memelihara serta aktivitas lainnya yang berhubungan dengan sistem informasi. ASP
mengelola server aplikasi di nlokasi terpusat (untuk menangani sejumlah klien),
bukan dilokasi klien. Pada model outsourching, server aplikasi diletakkan di sisi
pelanggan.

Menggunakan ASP tidak berarti membeli paket. Dalam hal ini ASP lah yang
akan membayar ke perusahaan pembuat perangkat lunak . Perangkat lunak yang
dapat disewa tidak hanya berupa perangkat lunak dasar seperti Microsoft Office tetapi
juga bisa berupa sistem seperti ERP. Namun layanan ASP yang sering digunakan
adalah untuk web hosting.

Keuntungan pengguna jasa ASP :

 Penghematan biaya;
 Pewujudan cepat dicapai;

22
 Langganan bisa dihentika kapan saja

Adapun kelemahanny ada;ah menjadika perusahaan sangat tergantung oloeh vendor.


Hal ini berresiko apabila venor mengalami kebangkrutan.

Umumnya, klien yang mengunakan ASP dapat dibagi mernjadi empat kelompok :

1. Perusahaan yang berkembang pesat dan bergantung pada perangkat lunak untuk
segala operasinya;
2. Perusahaan kecil yang tidak mampu memiliki investasi pengadaan SI/TI, tetapi
memerlikan SI/TI segera;
3. Perusahaan yang bersekala menengah yang memerlukan perangkat lunak mahal
(misalnya ERP) tetapi tidak mampu membiayai segera;
4. Unit-unit organisasi yang terletak di lokasi tersebar yang tidak mampu
mendapatkan perangkat lunak dan orang untuk menginstal dan memelihara
perangkat lunak tersebut

23
BAB III
KESIMPULAN

1. proses pengembangan sistem informasi juga memiliki daur hidup. daur hidupnya
disebut daur pengembangan sistem informasi (O’Brien, 2001) atau secara lebih
umum dinamakan SDLC (system development life cycle) atau daur hidup
pengembangan sistem SDLC merupakan metodelogi klasik yang digunakan untuk
mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi.
2. Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi berdasarkan
Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycles). Siklus
Hidup Pengembangan Sistem merupakan penerapan pendekatan sistem untuk
mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis kompute

24
25
DAFTAR PUSTAKA

http://belajarasik20.blogspot.com/2012/11/pengadaan-dan-pengembangan-
sistem.html#:~:text=Cara%20pengadaan%20sistem%20informasi%20(dalam,paket%20dan
%2Fatau%20melalukan%20outsourching.&text=Dengan%20demikian%2C%20untuk
%20melakukan%20pengembangan,dan%20pengeluaran%20biayanya%20relatif%20murah

Anda mungkin juga menyukai