Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen

Dosen pengampu: Muhammad Rosyada, M.M.

KELOMPOK 11

Anggota Kelompok:

1. Maulana Rosyid Zidan (4121139)


2. Khalimi Shubhi (4121145)
3. Khoirul Anam (4121162)

KELAS C

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
TAHUN 2023
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengembangan Sistem Informasi” sesuai dengan rencana. Kemudian Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw,
para sahabatnya, serta orang-orang yang mau mengikuti sunnah-sunnahnya,
Aamiin.

Ucapan terimakasih kami tujukan kepada Bapak Muhammad Rosyada,


M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi Manajemen atas tugas
yang telah diberikan sehingga menambah wawasan dan kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga bantuan dari berbagai pihak terkait
mendapat balasan dari Allah SWT, dengan pahala yang berlipat ganda, Aamiin.

Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca
guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini
menambah khasanah keilmuan dan bermanfat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal
alamin…

Pekalongan, 16 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Definisi Pengembangan Sistem Informasi ............................................... 3
B. Perlunya Pengembangan Sistem Informasi .............................................. 4
C. Tim Pengembang Sistem Informasi ......................................................... 5
D. Metode Pengembangan Sistem Informasi Manajemen ............................ 5
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem informasi mempunyai peranan yang sangat penting, semakin


pesat perkembangan suatu perusahaan atau organisasi maka sistem
informasinya juga mempunyai peranan yang semakin penting. Tuntutan
keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah akibat adanya
tuntutan perkembangan perusahaan, perkembangan teknologi, kebijakan
pemerintah, perubahan prosedur serta tuntutan kebutuhan informasi.
Pengembangan sistem Informasi sering disebut sebagai proses
pengembangan sistem (system development). Pengembangan sistem
informasi didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem
informasi bebrbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan organisasi
atau memanfaatkan kesempatan (oppurtinities) yang timbul. Pengembangan
sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem
lama secara keseluruan atau memperbaiki sistem yang telah ada, hal itu
dilakukan karena sistem sebelumnya memiliki masalah, tidak efisiennya
operasi, dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan sistem informasi ?
2. Apakah perlu adanya pengembangan sistem informasi?
3. Siapa saja yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi?
4. Apa saja metode-metode dalam pengembangan sistem informasi
manajemen?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui tentang definisi pengembangan sistem informasi.
2. Mengetahui tentang perlunya pengembangan sistem informasi.

1
3. Mengetahui tentang pihak yang terlibat dalam pengembangan sistem
informasi.
4. Mengetahui tentang metode-metode pengembangan sistem informasi
manajemen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pengembangan Sistem Informasi

Sistem adalah sebagai satu kesatuan yang terdiri dari komponen –


komponen atau subsistem yang tertata dengan teratur, saling interaksi, saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya, dan tidak dapat dipisahkan (integratif)
untuk mewujudkan suatu tujuan.

Menurut Jogiyanto (2011) Informasi adalah sebagai hasil dari pengolahan


data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya
yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang
digunakan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Kenneth C Laudon
(2005) Informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam format yang memiliki
arti bagi manusia.

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang


mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manejerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Suatu sistem informasi
(SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang, data, proses-
proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa
operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan
kebutuhan pembuat-keputusan manejemen dan para pengguna.

Pengembangan sistem informasi ialah satu set aktivitas, metode, praktik


terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan oleh stakeholder
untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak.
Biasanya pengembangan sistem dilakukan apabila sistem yang lama sudah tidak

3
bisa mengimbangi kebutuhan atau pun perkembangan perusahaan atau organisasi
1
.

B. Perlunya Pengembangan Sistem Informasi

Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena


beberapa hal:
1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di system yang
lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:
- Ketidakberesan sistem yang lama, ketidakberesan dalamsistem
yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat
beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakberesan ini
dapat berupa: Kecurangan-kecurangan disengaja yang
menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan
kebenaran dari data menjadi kurang terjamin, Kesalahan-
kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan
kebenaran dari data kurang terjamin, Tidak efisiensinya operasi,
Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan
- Pertumbuhan organisasi, kebutuhan informasi yang semakin
luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan
prinsip akuntansi yang baru, menyebabkan harus disusunnya
sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan
tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang
dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan dalam keadaan persaingan
pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat
menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana
yang telah disusun untuk meraih kesempatan dan peluang pasar,
sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan

1
Budi Hartono, Cara Mudah dan Cepat Belajar Pengembangan Sistem Informasi, ed. oleh Joseph
Teguh Santoso (Semarang: Yayasan Prima Agus Teknik, 2021).

4
penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah.
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya
instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, seperti misalnya
peraturan pemerintah 2.
C. Tim Pengembang Sistem Informasi
Suatu proyek pengembangan sistem informasi biasanya dikembangkan oleh
sebuah tim. Tim tersebut biasanya terdiri dari beberapa posisi sebagai
berikut:
1. Project Leader yaitu penanggung jawab utama proyek pengembangan
sistem informasi. Seorang project leader harus mampu mengatur waktu
dan sumber daya agar sistem informasi dapat diselesaikan sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Dalam sebuah proyek pengembangan
system informasi, seorang project leader sebaiknya tidak merangkap
jabatan lain untuk menghindari adanya konflik kepentingan.
2. System Analyst yaitu orang yang bertugas untuk melakukan analisis
terhadap kebutuhan user dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan
user tersebut dalam suatu dokumen teknis yang mudah dipahami oleh
anggota tim pengembangan sistem informasi. Seorang system analyst
yang baik sebaiknya mempunyai pengetahuan dibidang sistem informasi
dan pengembangan perangkat lunak sehingga mampu merepresentasikan
kebutuhan user dengan baik dalam suatu dokumen. Selain itu, system
analyst juga dituntut untuk mempunyai pengetahuan umum yang luas
agar mempermudah dalam memahami kebutuhan user.
3. System Designer yaitu orang yang bertugas untuk mendesain sistem
berdasarkan dokumen kebutuhan user.
4. Programmer yaitu orang yang bertugas untuk mengimplementasikan
desain tersebut menjadi kode program.
5. Software Quality Assurance (SQA) yaitu orang yang bertugas untuk
memastikan semua proses pengembangan sistem informasi berjalan
dengan baik dan memastikan produk yang dihasilkan sesuai yang
diharapkan.

D. Metode Pengembangan Sistem Informasi Manajemen


Metodologi pengembangan sistem adalah langkah-langkah yang dilalui
oleh analisis sistem dalam mengembangkan sistem informasi. Metodologi
adalah kesatuan metode-metode, procedure-prosedure, konsep-konsep

2
Nur Augus Fahmi, “Perkembangan Sistem Informasi Manajemen,” Jurnal Universitas Islam
Sumatera Utara, 8.2 (2018), 1–6 <https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/tjh/article/view/1465>.

5
pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu
ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Dalam pengembangan Sistem
Informasi Manajemen memiliki beberapa jenis metode, antara lain:

1. System Development Life Cycle (SDLC)


Model SDLC atau Sekuensial Linier sering disebut juga model air
terjun. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat
lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan
kemajuan system pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan
pemeliharaan. Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini
dilakukan berurutan, satu sebelum yang lainnya. Model ini biasanya
digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala besar dan yang
akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan
sistem yang besar. Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small
scale project dikarenakan: Resource intensive, Tidak fleksibel, Sulit untuk
aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang cepat 3.

2. Waterfall
Waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara
berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka
tidak akan bisa melakukan pengerjaan langkah 2, 3 dan seterusnya. Secara
otomatis tahapan ke-3 akan bisa dilakukan jika tahap ke-1 dan ke-2 sudah
dilakukan.

3. Model Prototyping

3
Yudin Wahyudin dan Dhian Nur Rahayu, “Analisis Metode Pengembangan Sistem Informasi
Berbasis Website: A Literatur Review,” Jurnal Interkom: Jurnal Publikasi Ilmiah Bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi, 15.3 (2020), 26–40
<https://doi.org/10.35969/interkom.v15i3.74>.

6
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem
dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system)
yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan
analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan
untuk menyederhanakan proses.

4. Model RAD (Rapid Application Development)


RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur.
RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya
untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi selain
itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60
sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.

7
5. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model
proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari
prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier.
Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan
pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap
secara bertahap.

6. Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut
sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam
model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear,
maka dalam model V proses dilakukan bercabang.

8
7. Metode End-User Development
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user.
Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami
benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat
dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan
kecenderungan tumbuhnya “private” sistem informasi. Integrasi dengan
sistem yang lain menjadi sulit.
8. Metode Outsourcing
Outsourcing merupakan salah satu metode pengelolaan teknologi
informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada pihak lain, yang
tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode ini seringkali
juga disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek
atau istilah lain yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah
sama, yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.

Selain metode-metode diatas, ada juga metode FAST (Framework for the
Application of Systems Techniques). Metode FAST menggunakan banyak
pendekatan dalam analisis sistem yang merupakan pendekatan populer, sehingga
dengan demikian hasil analisis yang diharapkan akan lebih tajam dan akurat. FAST
dapat dikatakan best practice dari metodologi-metodologi terdahulu. Output dari
metodologi pengembangan mana pun adalah solusi bisnis yang dapat membantu
memecahkan masalah, peluang, dan lain-lain. Metodologi FAST mendukung

9
sistem pengembangan dan pendukung siklus hidup sistem. Menurut Whitten (2000)
bahwa terdapat 8 fase pengembangan dalam metode FAST. Adapun fase-fase
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Scope Definition (Definisi Lingkup)


Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi yang akan diteliti tingkat
feasibility dan ruang lingkup proyek yaitu dengan menggunakan kerangka
PIECES (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency,
Service). Hal ini dilakukan untuk menemukan inti dari masalah-masalah
yang ada (problems), kesempatan untuk meningkatkan kinerja organisasi
(opportunity), dan kebutuhan-kebutuhan baru yang dibebankan oleh pihak
manajemen atau pemerintah (directives).
2. Problem Analysis (Analisis Permasalahan)
Pada tahap ini akan diteliti masalah-masalah yang muncul pada sistem yang
ada sebelumnya. Dalam hal ini yang dihasilkan dari tahapan preliminary
investigation adalah kunci utamanya. Hasil dari tahapan ini adalah
peningkatan performa sistem yang akan memberikan keuntungan dari segi
bisnis perusahaan. Hasil lain dari tahapan ini adalah sebuah laporan yang
menerangkan tentang problems, causes, effects, dan solution benefits.
3. Requirements Analysis (Analisis Kebutuhan)
Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan prioritas dari kebutuhan-
kebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi
data, proses dan antarmuka yang diinginkan pengguna dari sistem yang
baru.
4. Logical Design (Desain Logis)
Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan-kebutuhan
bisnis dari fase requirements analysis kepada sistem model yang akan
dibangun nantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan seputar
penggunaan teknologi (data, process, interface) yang menjamin usability,
reliability, completeness, performance, dan quality yang akan dibangun di
dalam sistem.
5. Decision Analysis (Analisis Keputusan)

10
Pada tahap ini akan akan dipertimbangkan beberapa kandidat dari perangkat
lunak dan keras yang nantinya akan dipilih dan dipakai dalam implementasi
sistem sebagai solusi atas problems dan requirements yang sudah
didefinisikan pada tahapan-tahapan sebelumnya.
6. Physical Design (Desain Logis)
Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan bisnis yang
direpresentasikan sebagai logical design menjadi physical design yang
nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat sistem yang akan
dikembangkan. Jika di dalam logical design tergantung kepada berbagai
solusi teknis, maka physical design merepresentasikan solusi teknis yang
lebih spesifik.
7. Construction and Testing
Setelah membuat physical design, maka akan dimulai untuk
mengkonstruksi dan melakukan tahap uji coba terhadap sistem yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis dan spesifikasi desain. Basis data,
program aplikasi, dan antarmuka akan mulai dibangun pada tahap ini.
Setelah dilakukan uji coba terhadap keseluruhan sistem, maka sistem siap
untuk diimplementasikan.
8. Installation and Delivery
Pada tahap ini akan dioperasikan sistem yang telah dibangun. Tahapan ini
akan dimulai dengan men-deploy software hingga memberikan pelatihan
kepada user mengenai penggunaan sistem yang telah dibangun 4.

4
Ali Bardadi, Mgs Firdaus, dan Firdaus -, “Analisis Sistem Informasi Manajemen Perkuliahan
Pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya,” Sriwijaya Journal of Information Systems,
2.1 (2010), 272–85 <https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/article/view/726>.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem informasi mempunyai peranan yang sangat penting, semakin


pesat perkembangan suatu perusahaan atau organisasi maka sistem
informasinya juga mempunyai peranan yang semakin penting. Tuntutan
keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah akibat adanya
tuntutan perkembangan perusahaan, perkembangan teknologi, kebijakan
pemerintah, perubahan prosedur serta tuntutan kebutuhan informasi.
Pengembangan sistem Informasi sering disebut sebagai proses
pengembangan sistem (system development). Pengembangan sistem
informasi ialah satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, siap dikirimkan,
dan peralatan terotomasi yang digunakan oleh stakeholder untuk
mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak.
Biasanya pengembangan sistem dilakukan apabila sistem yang lama sudah
tidak bisa mengimbangi kebutuhan atau pun perkembangan perusahaan atau
organisasi

B. Saran
Demikian pembahasan makalah yang kami buat mengenai. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi dalam penyusunan
makalah di kemudian hari. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bardadi, Ali, Mgs Firdaus, dan Firdaus -, “Analisis Sistem Informasi Manajemen
Perkuliahan Pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya,” Sriwijaya
Journal of Information Systems, 2.1 (2010), 272–85
<https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/article/view/726>

Fahmi, Nur Augus, “Perkembangan Sistem Informasi Manajemen,” Jurnal


Universitas Islam Sumatera Utara, 8.2 (2018), 1–6
<https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/tjh/article/view/1465>

Hartono, Budi, Cara Mudah dan Cepat Belajar Pengembangan Sistem Informasi,
ed. oleh Joseph Teguh Santoso (Semarang: Yayasan Prima Agus Teknik,
2021)

Wahyudin, Yudin, dan Dhian Nur Rahayu, “Analisis Metode Pengembangan


Sistem Informasi Berbasis Website: A Literatur Review,” Jurnal Interkom:
Jurnal Publikasi Ilmiah Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, 15.3
(2020), 26–40 <https://doi.org/10.35969/interkom.v15i3.74>

13

Anda mungkin juga menyukai