Pengembangan Sistem
Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekhnologi adalah indikator yang sangat diperlukan bagi
kehidupan sehari-hari. Baik dalam dunia pendidikan maupun pekerjaan.
Keberhasilan atau perusahaan dipengaruhi oleh kegagalan suatu organisasi
atau tekhnologi.
Tekhnologi sangat berpengaruh bagi kehidupan organisasi karna
dengan adanya tekhnologi, kita mampu mendapatkan data data yang sudah
di ubah menjadi sebuah informasi dengan lebih mudah. Di era yang
semakin maju ini kita tidak aneh lagi dengan teknlonogi yang semakin hari
semakin mendapat pemaharuan yang lebih bagus. Dalam perusahaan
sangat di perlukan informasi yang tepat dan akurat.
Namun, yang menjadi pertanyaan, dimanakah kita agar bisa
mendapatkan suatu informasi yang tepat dan akurat dan tidak
membutuhkan waktu lama untuk mendapatkannya. Tentu saja tekhnologi
yang menjadi sebuah jawaban yang tepat. Sebuah perusahaan juga
memerlukan SDM untuk mengumpulkan data tersebut. Individu yang
sudah berpengalaman tidak yang disebut yaitu orang akan yang melayani
dan menjalankan sebuah membutuhkan waktu lama untuk
mendapatkannya. individu itulah dengan brainware yaitu orang yang
ditugaskan melayani dan menjalankan sebuah sistem yang sangat
berhubungan dengan perangkat komputer
Brainware juga sangat penting dalam kehidupan perusahaan dalam
pengambilan data dari internet sehingga mampu membuat sebuah info
yang jelas, tepat, dan akurat. Dalam pengembangan sistem informasi
manajemen juga diperlukan sosok individu yang berintegritas. Agar bisa
mengembangkan sistem informasi manajemen.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan sistem?
2. Bagaimanakah pengembangan sistem dengan SDLC?
3. Apa saja tahapan pengembangan sistem?
4. Apakah yang dimaksud enterprise architecture?
5. Apa saja rerangka enterprise?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan definisi dari pengembangan sistem.
2. Mendeskripsikan pengembangan sistem dengan SDLC.
3. Mendeskripsikan tahapan pengembangan sistem.
4. Mendeskripsikan enterprise architecture.
5. Mendeskripsikan rerangka enterprise.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Maniah and D Hamidin, “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pembahasan Secara
Praktis Dengan Contoh Kasus,” no. Yogyakarta: Deepublish (2017).
2
Jogiyanton H.M., “Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori Dan
Praktek Aplikasi Bisnis,” (Edisi 3), no. Yogyakarta (2008): Penerbit Andi.
3
Pengembangan sistem adalah kompilasi sistem baru untuk menggantikan
keseluruhan sistem atau memperbaiki sistem yang sudah ada. Oleh karena itu,
sistem lama Perlu diperbaiki atau diganti. Beberapa hal dan masalah yang terjadi
dalam sistem lama dapat berupa:
1) Ketidakberaturan
Ketidakteraturan pada sistem lama yang menyebabkan sistem
baru gagal berproses seperti yang di inginkan. Pelanggaran tersebut bisa
berbentuk sebagai berikut:
Kecurangan yang disengaja telah menyebabkan aset perusahaan
menjadi tidak aman dan keaslian data tidak dapat dijamin.
Suatu sedikit ketidak benaran yang dilakukan dengan carang yang
tidak sengaja juga bisa membawa dampak keakuratan petunjuk
yang kurang tepat.
Efisiensi kegiatan rendah. Kegagalan untuk mematuhi kebijakan
manajemen yang ditetapkan.
2) Pertumbuhan organisasi
Perkembangan organisasi baru. Pertumbuhan organisasi
mencakup permintaan akan menyebabkan persiapan sistem informasi
yang lebih luas, peningkatan pemrosesan data, dan perubahan dalam
standar akuntansi baru Akibat perubahan tersebut, cara yang tidak baru
sudah tidak berhasil lagi, hingga cara yang sudah tidak baru tidak lagi
mampu lagi penuhi semua yang dibutuhan seorang manajemen berupa
sebuah informasi.3
3
Nita Maharani Harahap, “‘ Pengembangan Sistem Informasi Manajemen ,’” n.d.
4
SDLC bertujuan untuk menghasilkan output sistem berkualitas tinggi
yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, berdasarkan kebutuhan
pelanggan dengan memberikan sistem yang bergerak melalui setiap tahap yang
jelas, dalam jangka waktu yang dijadwalkan dan menggunakan perkiraan biaya
bila ada. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang sering digunakan yaitu
siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup
menggunakan prototyping (life cycle using prototyping) dan siklus hidup sistem
orientasi objek (object-oriented system life cycle).
5
Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana
yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.
Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin
diterapkan untuk kasus tersebut.
Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem.
Mendefinisikan kebutuhan sistem.
4. Pengembangan Sistem
Tahapan pengembangan sistem ini merupakan tahapan dimana
rancangan sistem ini mulai dikerjakan dan dibuat atau diimplementasikan
menjadi sebuah sistem yang utuh, dan dapat digunakan. Apabila
dianalogikan dengan pembangunan gedung, maka tahap ini merupakan
tahap dimana gedung atau rumah mulai dibangun, mulai dari pembuatan
pondasi, hingga penempatan besi baja ataupun alat konstruksi lainnya.
Tahap ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena dalam
prakteknya tahap pengembangan sistem ini bisa saja terdapat kendala –
kendala baru yang menyebabkan proyek menjadi terhambat, sehingga
dibutuhkan analisis tambahan, ataupun perancangan tambahan. Bahkan,
bukan tidak mungkin pada tahap ini terjadi perubahan perancangan
sistem oleh karena satu dan lain hal.
6
yang sudah dikembangkan tersebut. Tahap pengujian sistem ini
merupakan waktu yang tepat untuk mencoba apakah sistem yang sudah
berhasil dikembangkan memang dapat bekerja dengan optimal dan juga
sempurna. Apabila sistem yang dibuat dapat bekerja dengan baik dan
sempurna, maka sistem siap untuk digunakan.
4
M.Kom. Bahar, S.T., Konsep Pengembangan Sistem, Edisi 1, 2018.
7
Metode pengembangan cepat ada beberapa cara, diantaranya adalah
metode prototipe, metode pengembangan oleh pemakai akhir, dan metode
berbantuan computer (CASE).
1. Purwarupa (Prototipe)
Metode Prototype adalah teknik pengembangan sistem yang
menggunakan prototype untuk menggambarkan sistem sehingga klien atau
pemilik sistem mempunyai gambaran jelas pada sistem yang akan dibangun
oleh tim pengembang. Prototype dalam bahasa Indonesia disebut purwarupa
(rupa awal). Prototype adalah rupa awal dari sistem yang menggambarkan
rupa akhir dari sebuah sistem.
8
Pada tahap ini, organisasi (perusahaan) sudah mulai selektif di dalam
penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan
pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan teknologi informasi
seperti untung rugi.
Mature (matang)
Pada tahap ini, organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi
informasi tidak hanya mempertimbangkan keuntungan yang akan
didapatkan serta berapa biaya yang harus dikeluarkan tetapi lebih
dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat
dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing.
Kelebihan EUD :
Dapat mrnghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem
informasi.
Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat
dikembangkan sendiri oleh pemakai.
Menambah atau meningkatkan partisipasi aktif pemakai dalam
proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri
dari pemakai sistem
Kekurangan EUD :
9
terkait dengan pengembangan perangkat lunak yang meliputi Pengembangan
Web, Pengembangan aplikasi Seluler, pengembangan web eCommerce dll.
10
cenderung berpikir dalam hal kategori alat tertentu, seperti pemodelan visual
dan perangkat lunak simulasi, alat arsitektur sistem dan alat diagram seperti
Microsoft Visio.
Masalah yang berusaha diperbaiki oleh teknologi CASE masih ada.
Standish Group, menurut analisisnya, mengatakan bahwa proyek perangkat
lunak besar, seperti implementasi perencanaan sumber daya perusahaan
(ERP) yang menelan biaya lebih dari $ 10 juta, menghadapi tingkat
kegagalan setinggi 41%. Kompleksitas pengembangan perangkat lunak
merupakan tantangan yang berkelanjutan.
D. Enterprise Architecture
1. Pengertian Enterprise Architecture
Pengertiaan Enterprise Architecture (EA) adalah sebuah pendekatan yang
muncul untuk mengambil pengetahuan yang kompleks tentang organisasi dan
teknologi (Schekkerman, 2011). EA dipandang sebagai cetak biru untuk
penempatan sumber daya yang optimal dan sesuai target dalam lingkungan TI
untuk mendukung fungsi bisnis. Cetak biru merupakan keluaran dari EA yang
memberikan pandangan umum bagaimana elemen-elemen (platform, jaringan,
aplikasi, aplikasi logika) yang sesuai ditentukan dan terutama bagaimana
hubungan antara elemen tersebut.
Enterprise Architecture (EA) adalah proses mengevaluasi, merancang,
mengatur dan melaksanakan analisis perusahaan untuk secara efektif
menggabungkan strategi bisnis. EA membantu perusahaan mengatur proyek dan
strategi IT untuk menghasilkan hasil bisnis yang diinginkan dan untuk mengikuti
perubahan dan gangguan pasar menggunakan prinsip dan praktik desain, metode
yang juga dikenal sebagai Enterprise Architectural Planning (EAP). Keselarasan
bisnis dan teknologi informasi menjadi masalah yang paling penting dalam bisnis
oleh karena itu EA sangat penting bagi organisasi untuk mendukung keselarasan
bisnis dan teknologi informasi.
Konsep architecture enterprise adalah untuk membangun sistem
informasi untuk memisahkan data, proses, infrastruktur teknologi, orang, waktu,
dan motivasi dalam suatu kerangka kerja architecture enterprise. Hal tersebut
dimaksudkan untuk menghindari pengulangan data, proses, dan kesalahan
identifikasi kebutuhan teknologi yang berjalan dalam suatu sistem informasi agar
berjalan secara efektif dan efisien. Tujuan Enterprise Architectur adalah untuk
membangun peta aset IT dan proses bisnis serta kumpulan prinsip tata kelola
yang akan memandu diskusi berkelanjutan tentang strategi bisnis dan bagaimana
hal itu dapat dikomunikasikan melalui IT. Ada beberapa struktur yang disarankan
berbeda untuk pengembangan EA.
11
2. Mempercepat proses integrasi data dan sistem yang sudah ada maupun
yang baru dibangun.
3. Dapat menjadi penghubung antara teknologi informasi dan bisnis suatu
perusahaan.
4. Fokus pada penggunaan strategi teknologi informasi terhadap
pengelolaan informasi perusahaan dan meningkatkan konsistensi,
akurasi, integritas, kualitas, ketersediaan dan berbagi informasi
pengelolaan sistem informasi perusahaan.
Aktivitas yang dilakukan pada suatu perusahaan akan mengacu pada visi
yang kemudian diturunkan dalam bentuk misi perusahaan, kemudian
diikuti dengan strategi perusahaan. Strategi perusahaan menyatakan
langkah-langkah yang diambil untuk mencapai visi dan misi. Strategi
diterjemahkan menjadi sasaran konkrit sebagai arahan dalam
mengeksekusi strategi yang ada. Arsitektur enterprise berperan dalam
menerjemahkan sasaran-sasaran tersebut menjadi kegiatan operasional.
Arsitektur enterprise memberikan gambaran operasional yang ada saat ini
dan rencana, beserta langkah-langkah yang harus diambil untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Faktor internal lainnya adalah keselarasan antara bisnis dan
teknologi informasi dianggap sebagai instrumen penting dalam
mewujudkan efektifitas organisasi. Model Penyelarasan Strategis
(Strategic Alignment Model) Henderson dan Venkatraman membedakan
antara aspek strategi bisnis dan infrastruktur organisasi dengan strategi
teknologi informasi dan infrastruktur teknologi informasi.
2. Faktor eksternal, selain dari faktor internal yang lebih fokus pada suatu
pendekatan agar strategi perusahaan dapat dieksekusi dengan efektif dan
efisiensi dari sisi operasional, terdapat juga faktor eksternal yang
mendorong perusahaan untuk menerapkan arsitektur enterprise. Faktor
eksternal pada umumnya lebih dipengaruhi oleh regulasi yang ada.
Contohnya penerapan sistem informasi di lembaga pemerintahan
Indonesia dipengaruhi oleh Peraturan Presiden tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Hal tersebut menuntut agar
setiap lembaga pemerintahan di Indonesia harus mempunyai arsitektur
teknologi informasi. Dalam hal ini arsitektur teknologi informasi
didefinisikan sebagai kerangka kerja yang terintegrasi untuk
mengembangkan atau memelihara teknologi informasi yang ada dan
memperoleh teknologi informasi yang baru untuk mencapai tujuan
strategis organisasi.
2. Komponen-Komponen dalam EA
12
Arsitektur enterprise memiliki empat komponen arsitektur utama.
Arsitektur bisnis mendefinisikan strategi bisnis, tata kelola, organisasi
dan proses bisnis. Arsitektur bisnis merupakan arsitektur yang
menggambarkan strategi, maksud, fungsi, proses, informasi dan aset
bisnis untuk memberikan layanan bagi masyarakat, bisnis dan
pemerintah. Arsitektur bisnis memberikan pemahaman umum tentang
organisasi dan digunakan untuk menyelaraskan tujuan strategis dan
panduan taktis. Arsitektur bisnis sebagai landasan bagi pengembangan
dan implementasi rencana bisnis, teknologi dan penggunaan aplikasi.
Rincian arsitektur bisnis mendukung pengambilan keputusan bisnis
dengan menyediakan dokumentasi tentang kondisi organisasi saat ini dan
kondisi yang diharapkan pada masa depan. Dengan memiliki arsitektur
bisnis yang baik maka diharapkan dapat mempermudah dalam
mengambil keputusan yang tepat dan sesuai sehingga organisasi
memiliki daya saing secara lebih efektif.
Arsitektur data/informasi mendeskripsikan struktur dari satu organisasi
data logis dan fisik manajemen asset dan data sumber daya. Arsitektur
informasi mendefinisikan struktur informasi bagi organisasi berupa
entitas data danhubungan antar entitas yang diperlukan dalam
mendukung proses bisnis. Arsitektur informasi merupakan desain
terstruktur dari lingkungan informasi bersama berupa data/informasi
sebagai aset pendukung bisnis dan merupakan kebutuhan sistem aplikasi.
Arsitektur informasi terdiri dari sekumpulan kebutuhan bisnis, proses,
informasi.
Arsitektur aplikasi mendefinisikan jenis aplikasi utama yang diperlukan
dalam mengelola data dan informasi untuk mendukung fungsi bisnis
enterprise. Arsitektur aplikasi fokus pada pengembangan dan penerapan
program aplikasi sebagai solusi atau layanan yang dibuat dan digunakan
oleh suatu organisasi.
Arsitektur teknologi mendefinisikan platform teknologi yang
diperlukan untuk menyediakan lingkungan yang mendukung aplikasi
dalam mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Arsitektur teknologi
mendeskripsikan perangkat lunak dan kemampuan perangkat keras yang
diperlukan untuk mendukung penyebaran dari bisnis, data, dan jasa
aplikasi. Ini meliputi infrastruktur teknologi informasi, middleware,
jaringan, komunikasi, proses, standar dan sebagainya.5
E. Rerangka Enterprise
Perencanaan sistem informasi strategis dilandasi pada pemikiran bahwa
untuk merancang sistem informasi di sebuah organisasi besar dan kompleks tidak
dapat dilakukan secara rerpisah-pisah. Pada sebuah perusahaan yang memiliki
banyak divisi, dengan banyak kegiatan, tentu harus ada sistem informasi yang
berfungsi dengan baik. Sistem informasi ini harus mampu mencatat semua
transaksi, harus mampu mengolah data dan informasi, serta menyajikan berbagai
informasi kepada berbagai pihak secara akurat dan tepat waktu. Perencanaan
5
Beki Subaeki, “PERANCANGAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN
METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING ( Studi Kasus : Universitas Purwakarta
- Purwakarta ),” Universitas BSI, 2013.
13
sistem informasi strategis sering juga disebut dengan perancangan enterprise
architecture (EA), Pada saat ini sudah ada beberapa rerangka (framework)
perencanaan dan pengembangan sistem informasi strategis atau enterprise
architecture, yang sudah dirancang oleh para ahli. Beberapa rerangka yang cukup
populer di antaranya adalah:
Rerangka Zachman
Rerangka TOGAF
Rerangka FEAF
Rerangka Gartner6
1. Rerangka Zachman
6
Sistem Informasi Manajemen, Sistem Informasi Manajemen “, n.d.
14
Secara umum tiap kolom merepresentasikan fokus, abstraksi atau topik enterprise
architecture, yaitu:
Setiap baris pada kerangka kerja Zachman mewakili perspektif yang berbeda dan
unik yaitu:
15
2. Rerangka TOGAF
3. Rerangka FEAF
16
1. Architecture Drivers: Agent yang menginisilisasi perubahan untuk
membentuk EAP, Pendorong Desain – menampilkan cara
revolusiener untuk mempertemukan kebutuhan bisnis pihak
manajemen.
2. Current Architecture: keadaan arsitektur sekarang atau garis dasar
pada enterprise yang meliputi 2 area yaitu current Business
Architecture dan Current Desain Architecture.
3. Target Architecture: keadaan arsitektur masa depan yang diinginkan
untuk enterprise. yang meliputi 2 area target Bisnis Architecture dan
target Desain Architecture
4. Architectural Models: adalah bentuk Bisnis dan arsitektur disain.
Seperti kebanyakan arsitektur informasi formal, model adalah basis
untuk memanage dan menerapkan perubahan di dalam EA.
5. Architectural Segments: meliputi usaha arsitektur dipusatkan, seperti
suatu arsitektur sistem administrasi umum atau Area Bisnis (seperti
perdagangan), dan menghadirkan suatu enterprise spesifik di dalam
keseluruhan Arsitektur Enterprise.
6. Strategic Direction: berupa panduan pengembangan arsitektur target.
Arah strategik menyertakan visi, suatu statemen yang strategis dan
ringkas yang mengambarkan target untuk arsitektur.
7. Transitional Processes: merupakan proses itu mendukung migrasi
dari arsitektur sekarang kepada arsitektur target.
8. Standards: adalah sebuah standar baik itu petunjuk, dan best
practices. Standard merupakan jaminan kualitas.
4. Rerangka Gartner
7
Suparto Darudiato et al., “SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI ( SI / TI ):
Kajian Teori Strategi SI Dan Strategi TI,” n.d., 77–85.
17
EA seringkali justru menjadi menara gading yang terpisah dari realitas
sehari-hari di perusahaan. Hal ini harus dihindari, karena kalau EA dirancang
dengan baik, akan menghasilkan beberapa hal berikut ini:
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengembangan sistem (system development) dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Tahapan dalam System Development Life Circle:
1) Perencanaan Sistem (System Planing)
2) Analisis Sistem (Analysis System)
3) Perancangan Sistem (Design System)
4) Pengembangan Sistem
5) Pengujian Sistem (Testing)
6) Implementasi (Implementation) dan Pemeliharaan Sistem (Maintenance)
B. Saran
Pembahasan tentang pengembangan sistem masih memungkinkan untuk
dikembangkan pada penjelasan yang lebih detail. Untuk ini, penulis menyarankan
agar peneliti-peneliti dapat menindak lanjuti makalah ini menjadi penelitian
mengenai pengembangan sistem yang lebih sempurna. Dengan demikian, akan
ditemukan teori – teori baru berdasarkan data yang lebih lengkap.
19
DAFTAR PUSTAKA
Darudiato, Suparto, John Ward, Peppard Kerangka, and Strategis Si. “SISTEM
INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI ( SI / TI ): Kajian Teori
Strategi SI Dan Strategi TI,” n.d., 77–85.
20