Dosen :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc
Disusun oleh :
Rosalia Kusumowati
NIM:
K15161105
Kelas E62
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia Nya makalah dengan judul Pentingnya Pemeliharaan
Sistem Informasi di Suatu Organisasi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen pada triwulan 1 kelas E-62 MB-IPB.
Dalam penyelesaian makalah ini, tentunya tidak terlepas dari beberapa
kendala yang penulis alami terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu
pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, akhirnya peulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Arif Imam
Suroso, Msc yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan kepada kami.
Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu maupun pustaka yang ditinjau,
penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
pengembangan lebih lanjut agar dapat bermanfaat. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya masukan dan saran yang positif, guna makalah yang lebih
baik lagi di masa yang akan datang.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang dapat diperoleh oleh suatu perusahaan dengan menerapkan software
maintenance.
Sistem yang memenuhi standar mutu juga dapat diperluas kapasitasnya baik
secara lokal, nasional maupun internasional. Pengendalian terhadap mutu dapat
dilakukan dari berbagai bagian perusahaan mulai dari perencanaan sampai pada
tahap akhir dengan melibatkan berbagai komponen perusahaan termasuk para
karyawan. Standar sistem manajemen mutu yang digunakan mengacu pada
standar internasional yang terdapat pada suatu badan swasta internasional yang
berkedudukan di Genewa, Swiss melalui standar mutu internasionalnya yaitu:
Internasional Standarisation Organiztion (ISO). Standar ISO terdiri dari berbagai
seri yang salah satunya adalah ISO 9126 yang sudah digunakan lebih dari seratus
negara di dunia. ISO 9126 adalah penerapan mengenai quality software. Standar
ini merupakan salah satu frame work umum mengenai karateristik dari kualitas
perangkat lunak yang dipercaya mempunyai kekuatan yang lebih adabtable yang
dapat digunakan untuk seluruh sistem , terutama untuk menetapkan kerangka
umum dalam mengevaluasi sebuah software (Bee Bee Chua, 2004:185), sehingga
dapat mengevaluasi keefektifan dan kualitas perangkat lunak, dan mendeteksi
kesalahan potensial, sehingga visibilitas perangkat lunak suatu elemen sistem dan
biaya yang muncul akibat kegagalan perangkat lunak dapat ditekan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
implementasi, dukungan atau manajemen system informasi berbasis komputer,
khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer”.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa teknologi informasi adalah
suatu kombinasi antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan ,memanipulasi data dengan mendalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat
dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan
pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan
keputusan.
4
2.2.1. Jenis – Jenis Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem dapat digolongkan menjadi empat jenis :
1. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah bagian pemeliharaan sistem yang tidak begitu
tinggi nilainya dan lebih membebani, karena pemeliharaan ini mengkoreksi
kesalahan-kesahan yang ditemukan pada saat sistem berjalan. Umumnya
pemeliharaan korektif ini mencakup kondisi penting atau bahaya yang
memerlukan tindakan segera. Kemampuan untuk mendiagnosa atau
memperbaiki kesalahan dengan cepat sangatlah berharga bagi perusahaan
2. Pemeliharaan Adaptif
Pemeliharaan adaptif dilakukan untuk menyesuaikan perubahan dalam
lingkungan data atau pemrosesan dan memenuhi persyaratan pemakai
baru.Lingkungan tempat sistem beroperasi adalah dinamik, dengan demikian,
sistem harus terus merespon perubahan persyaratan pemakai. Misalnya,
Undang Undang Perpajakan yang mungkin baru memerlukan suatu perubahan
dalam kalkulasi pembayaran bersh. Umumnya pemeliharaan adaptif ini baik
dan tidak dapat dihindarkan.
3. Pemeliharaan Perfektif
Pemeliharaan perfektif atau penyempurnaan mempertinggi cara kerja atau
maintainabilitas (kemampuan untuk dipelihara). Tindakan ini juga
memungkinkan sistem untuk memenuhi persyaratan pemakai yang sebelumnya
tidak dikenal. Ketika membuat perubahan substansial modul apapun, petugas
pemeliharaan juga menggunakan kesempatan untuk melakukan upgrade kode,
mengganti cabang-cabang yang sudah kadaluwarsa, memperbaiki kecerobohan,
dan mengembangkan dokumentasi. Sebagai contoh, kegiatan pemeliharaan ini
dapat berbentuk perekayasaan ulang atau restrukturisasi perangkat lunak,
penulisan ulang dokumentasi, pengubahan format dan isi laporan, penentuan
logika pemrosesan yang lebih efisien, dan pengembangan efisiensi
pengoperasian perangkat.
4. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan Preventif terdiri atas inspeksi periodik dan pemeriksaan sistem
untuk mengungkap dan mengantisipasi permasalahan. Karena personil
pemeliharaan sistem bekerja dalam sistem ini, mereka seringkali menemukan
cacat-cacat (bukan kesalahan yang sebenarnya) yang menandakan
permasalahan potensial. Sementara tidak memerlukan tindakan segera, cacat
ini bila tidak dikoreksi di tingkat awal, jelas sekali akan mempengaruhi baik
fungsi sistem maupun kemampuan untuk memeliharanya dalam waktu dekat.
5
harus dikeluarkan untuk memelihara sistem. Maintainability system bertambah
jika sistemnya dirancang agar mudah diubah. Aspek ini meliputi prosedur-
prosedur berikut :
1. SDLC (System Development Life Cycle) dan SWDLC (Software Development
Life Cycle)
Aplikasi yang profesional dalam SDLC dan SWDLC dan teknik maupun
perangkat modeling yang mendukungnya adalah hal-hal keseluruhan yang
terbaik yang dapat seseorang lakukan untuk meningkatkan manintainability
system.
2. Definisi Data Standar
Trend ke arah sistem manajemen database relasional mendasari dorongan ke
normalisasi data dan definisi data standar.
3. Bahasa Pemrograman Standar
Penggunaan bahasa pemrograman standar, akan mempermudah pekerjaan
pemeliharaan. Jika perangkat lunak berisi dokumentasi internal yang jelas dan
lengkap, seorang programmer pemeliharaan pemula atau pemakai dapat
memahami apa yang sedang dikerjakannya. Dengan demikian penggantian
programmer pemeliharaan tidak begitu berdampak negatif pada kemampuan
perusahaan untuk memelihara program lama.
4. Rancangan Moduler
Programmer pemeliharaan dapat mengganti modul program jauh lebih mudah
daripada jika ia berurusan dengan keseluruhan program.
5. Modul yang dapat digunakan kembali
Modul biasa dari kode yang dapat digunakan kembali, dapat diakses oleh
semua aplikasi yang memerlukannya.
6. Dokumentasi Standar
Diperlukan sistem, pemakai, perangkat lunak dan dokumentasi operasi yang
standar sehingga semua informasi yang diperlukan untuk beroperasi dan
pemeliharaan aplikasi khusus akan tersedia.
7. Kontrol Sentral
Semua program, dokumentasi, dan data tes seharusnya diinstal dalam
penyimpanan pusat dari sistem CASE (Computer-Aided Software
Engineering atau Computer-Assisted Software Engineering).
6
Selanjutnya end user melakukan pemecahan masalah untuk memperbaiki
kegagalan tersebut.
Proses pemeliharaan sistem mencakup tinjauan pasca implementasi untuk
memastikan bahwa sistem yang baru diimplementasikan mampu memenuhi tujuan
bisnis yang ditetapkan. Beberapa langkah proses pemeliharaan sistem yaitu :
1. Penggunaan sistem, yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya
masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari.
2. Audit sistem, yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk
menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria kinerja. Hal
semacam ini disebut penelaahan setelah penerapan dan dapat dilakukan oleh
seorang auditor internal.
3. Penjagaan sistem, yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin
sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik. Selain itu juga untuk menjaga
kemutakhiran sistem jika sewaktu-waktu terjadi perubahan lingkungan sistem
atau modifikasi rancangan software.
4. Perbaikan sistem, yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi
kesalahan bugs dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi
saat tahap pengujian sistem.
5. Peningkatan sistem, yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika
terdapat potensi peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu,
biasanya adanya potensi peningkatan sistem tersebut terlihat oleh manajer
kemudian diteruskan kepada spesialis informasi untuk dilakukan modifikasi
sesuai keinginan manajer.
Aktifitas pemeliharaan antara lain sebagai berikut:
1. Penambahan atau perbaikan produk perangkat lunak (penambahan fungsi-
fungsi baru, perbaikan tampilan dan modus interaktif, memperbaharui
dokumen eksternal, memperbaharui karakteristik performansi dan sistem).
2. Adaptasi produk dengan lingkungan operasional yang baru hardware, sistem
operasi dll, seperti pemindahan perangkat lunak ke perangkat keras yang lain,
modifikasi untuk dapat mempergunakan protokol tambahan dll.
3. Pembetulan permasalahan yang timbul, yaitu pembenaran kesalahan yang
timbul setelah produk perangkat lunak dipergunakan oleh user.
7
kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126 yang dibuat oleh International
Standarization Organization (ISO) dan International Electrotechnical Commision
(IES). ISO 9126 mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak, model,
karakteristik mutu, dan metrik terkait yang digunakan untuk mengevaluasi dan
menetapkan kualitas sebuah produk software. Standar ISO 9126 telah
dikembangkan dalam usaha untuk mengidentifikasi atribut-atribut kunci kualitas
untuk perangkat lunak komputer. Gambar 1 dibawah ini merupakan kreteria
kualitas perangkat lunak berdasarkan ISO/IEC 9126.
8
6. Portability (Portabilitas). Kemampuan perangkat lunak untuk ditransfer dari
satu lingkungan ke lingkungan lain.
Masing-masing karakteristik kualitas perangkat lunak model ISO 9126
dibagi menjadi beberapa sub-karakteristik kualitas, yaitu:
1. ISO 9I26 - Functionality
Sub-Karakteristik Deskripsi
Suitability Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan
serangkaian fungsi yang sesuai untuk tugas-tugas tertentu
dan tujuan pengguna.
Accuracy Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan hasil yang
presisi dan benar sesuai dengan kebutuhan.
Security Kemampuan perangkat lunak untuk mencegah akses yang
tidak diinginkan, menghadapi penyusup (hacker) maupun
otorisasi dalam modifikasi data.
Interoperability Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan satu
atau lebih sistem tertentu.
Compliance Kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi standar dan
kebutuhan sesuai peraturan yang berlaku.
9
5. ISO 9I26 - Maintainability
Sub-Karakteristik Deskripsi
Analyzability Kemampuan perangkat lunak dalam mendiagnosis
kekurangan atau penyebab kegagalan.
Changeability Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi tertentu.
Stability Kemampuan perangkat lunak untuk meminimalkan efek tak
terduga dari modifikasi perangkat lunak.
Testability Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi dan
divalidasi perangkat lunak lain.
6. ISO 9126-Portability
Sub-Karakteristik Deskripsi
Adaptability Kemampuan perangkat lunak untuk diadaptasikan pada
lingkungan yang berbeda-beda.
Instalability Kemampuan perangkat lunak untuk diinstal dalam
lingkungan yang berbeda-beda.
Coexistence Kemampuan perangkat lunak untuk berdampingan dengan
perangkat lunak lainnya dalam satu lingkungan dengan
berbagi sumber daya.
Replaceability Kemampuan perangkat lunak untuk digunakan sebagai
sebagai pengganti perangkat lunak lainnya.
ISO 9126 adalah standar terhadap kualitas perangkat lunak yang diakui
secara internasional. Terpenuhinya item-item pada ISO 9126 pada sebuah
perangkat lunak tidak serta merta memberikan sertifikat ISO terhadap perangkat
lunak tersebut karena standar ISO juga harus dipenuhi dari sisi manajemen
pembuat perangkat lunak tersebut, dengan kata lain jika manajemennya tidak
memenuhi standar ISO maka hasil kerjanya pun tidak dapat diberikan sertifikat
standar ISO. Faktor-faktor ISO 9126 tidak serta merta memungkinkan kita untuk
melakukan pengukuran kualitas secara langsung. Meskipun demikian, standar
tersebut menyediakan basis yang sangat penting untuk melakukan pengukuran-
pengukuran kualitas secara tidak langsung dan pada dasarnya menyediakan daftar
yang sempurna untuk menilai kualitas suatu sistem/perangkat lunak.
10
Gambar 2. Alur kerja dari tiga aktivitas pemeliharaan software (Jones: 2010)
11
kode seperti volume, complexity, duplication, unit length, number of units, and
number of modules. Gambar 3 merupakan mapping karakterteristik
maintainability yang berpengaruh terhadap tingkat maintainability
12
Gambar 5. Biaya perbaikan kesalahan yang meningkat sejalan dengan tahapan
pengembangan Boehm Software Engineer Economics 1981 dalam (Suroso 2014)
13
(skills), pengalaman dan motivasinya, yang kemudian dikelompokkan lagi
sesuai job class serta besaran gaji.
Ada tiga alasan pentingnya pemeliharaan sistem (system maintenance)
yang perlu digarisbawahi dan :
1. Memperbaiki Kesalahan (Correcting Errors)
Maintenance dilakukan untuk mengatasi kegagalan dan permasalahan yang
muncul saat sistem dioperasikan. Sebagai contoh, maintenace dapat
digunakan untuk mengungkapkan kesalahan pemrograman (bugs) atau
kelemahan selama proses pengembangan yang tidak terdeteksi dalam
pengujian sistem, sehingga kesalahan tersebut dapat diperbaiki.
2. Menjamin dan Meningkatkan Kinerja Sistem (Feedback Mechanism)
Kajian pasca implementasi sistem merupakan salah satu
aktivitas maintenance yang meliputi tinjauan sistem secara periodik. Tinjauan
periodik atau audit sistem dilakukan untuk menjamin sistem berjalan dengan
baik, dengan cara memonitor sistem secara terus-menerus terhadap potensi
masalah atau perlunya perubahan terhadap sistem. Sebagai contoh,
saat user menemukan errors pada saat sistem digunakan, maka user dapat
memberi umpan balik atau feedback kepada spesialis informasi guna
meningkatkan kinerja sistem. Hal ini yang menjadikan system
maintenance perlu dilakukan secara berkala, karena system maintenance akan
senantiasa memastikan sistem baru yang di implementasikan berjalan dengan
baik dan sesuai dengan tujuan penggunaanya melalui mekanisme umpan
balik.
3. Menjaga Kemutakhiran Sistem (System Update)
Selain sebagai proses perbaikan kesalahan dan kajian pasca
implementasi, system maintenance juga meliputi proses modifikasi terhadap
sistem yang telah dibangun karena adanya perubahan dalam organisasi atau
lingkungan bisnis. Sehingga, system maintenance menjaga kemutakhiran
sistem (system update) melalui modifikasi-modifikasi sistem yang dilakukan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemeliharaan perangkat lunak menjadi sangat penting untuk diperhatikan
oleh pengguna sistem informasi di suatu organisasi, mengingat perangkat lunak
merupakan salah satu elemen kunci bagi produk yang berbasis komputer dan juga
menjadi mesin yang mengendalikan pengambilan keputusan di dalam dunia
bisnis. Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga perangkat lunak tetap andal dan
responsif bagi penggunanya. Kegiatan pemeliharaan memerlukan praktek
manajemen yang baik untuk menjamin tersedianya sumberdaya untuk mendukung
hal tersebut sehingga kebutuhan akan perubahan dan penyesuaian, yang termasuk
dalam lingkup pekerjaan pemeliharaan, dapat dipenuhi. Pemeliharaan perangkat
lunak paska implementasi diperlukan dalam rangka menjaga kesinambungan
operasional aplikasi. Kualitas perangkat lunak dapat dinilai melalui ISO 9126.
Pemeliharaan tersebut diharapkan dapat memastikan kesesuaian dengan
kebutuhan fungsionalitas teknis perangkat lunak, memastikan kesesuaian
kebutuhan pihak manajerial mengenai jadwal dan budget, serta dapat
meningkatkan efisiensi perangkat lunak berikut juga aktifitas pemeliharaannya.
Biaya pemeliharaan perangkat lunak lebih besar dari biaya pengembangannya.
Hal tersebut disebabkan beberapa faktor seperti stabilitas tim, tanggung jawab
kontrak, keahlian staff, umur suatu perangkat lunak dan struktur program. Hal ini
harus diperhatikan karena terkadang perusahaan lebih fokus pada pengembangan
sistem, namun dibelakang itu semua terdapat hal dan tantangan yang perlu
dihadapi dengan baik.
3.2. Saran
Dalam rangka meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pemeliharaan
perangkat lunak pada suatu organisasi atau perusahaan, hendaknya pihak-pihak
yang bertanggung jawab terhadap sistem informasi di perusahaan tersebut dapat
memahami dan mengetahui kategori-kategori pemeliharaan seperti Corrective
Maintenance, Adaptive Maintenance, Perfective maintenance dan Preventive
Maintenance dan disarankan untuk memenuhi standar ISO 1926 walaupun
terpenuhinya item-item pada ISO 9126 pada sebuah perangkat lunak tidak serta
merta memberikan sertifikat ISO terhadap perangkat lunak tersebut karena standar
ISO juga harus dipenuhi dari sisi manajemen pembuat perangkat lunak tersebut,
dengan kata lain jika manajemennya tidak memenuhi standar ISO maka hasil
kerjanya pun tidak dapat diberikan sertifikat standar ISO. Faktor-faktor ISO 9126
tidak serta merta memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran kualitas
secara langsung. Meskipun demikian, standar tersebut menyediakan basis yang
sangat penting untuk melakukan pengukuran-pengukuran kualitas secara tidak
langsung dan pada dasarnya menyediakan daftar yang sempurna untuk menilai
15
kualitas suatu sistem perangkat lunak. Disisi lain biaya yang dikeluarkan cukup
tinggi, sehingga dibutuhkan dalam kegiatan pemeliharaan perlu dicermati sejak
awal pengembangan sistem informasi dan dibuat perencanaan maintainability
budget. Kemampuan dan tingkat kemudahan sistem informasi untuk dimodifikasi
sebaiknya dipikirkan sejak tahap awal pengembangan untuk mengakomodir
aktivitas penyempurnaan (perfective) dikemudian hari agar bisa dikerjakan
dengan resource yang seekonomis mungkin bilamana dibutuhkan. Sistem audit
dan jadwal perawatan juga harus dibuat seefisien dan selengkap mungkin agar
benar-benar sistem yang dirawat terjaga dengan baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, Yan. 2009. Konsep Sistem Informas yang Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.
Brutu, G. 2015. Urgensi Maintainability dalam Konteks Implemetasi Suatu Sistem
Informasi di Perusahaan [internet]. [diunduh 2017 Pebruari 2015].
Tersedia pada: blogstudent.mb.ipb.ac.id/tag/pemeliharaan.
Chua B. B, Dyson L. E. 2004. Appliying the ISO 9126 Model To The Evaluation
of an E-Learning System. [internet]. [diunduh 2017 Pebruari 15]. Tersedia
pada: ascilite.org.au/conferences/perth04/chua.html.
Fahmy, Syahrul et-all. 2012. Evaluating the Quality of Software in e-Book using
the ISO 9126 Model [internet]. [diunduh 2017 Pebruari 15]. Tersedia
pada: sersc.org/journals/IJCA/vol5_no2/14.pdf.
Ganpati et-all. 2016. A Case Study of Code Decay In Open Source Software.
Shimia India: LAP Lambert Academic Publishing.
Heitlager dkk. 2007. A Practical Model for Measuring Maintainability A
preliminary report. Prosiding, QUATIC '07 Proceedings of the 6th
International Conference on Quality of Information and Communications
Technology. Washington : IEEE Computer Society.
ISO. 2008. Standard ISO 9001. Jakrta: ISO Standar.
ISO/IEC. 2008. ISO/IEC 9126 –Software Product Evaluation Quality
Characterstics and Guidelines for Their Use. Gnewa: ISO Standard
O’Brien, J. A. 2005. Pengantar Sitem Informasi Perpektif Bisnis dan Manajerial.
Jaarta: Salemba Empat.
O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems,
fifteenth edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Sukoco Agus. 2010. Penggunaan Standard ISO 9126 untuk Mengevaluasi
Keefektifan Perangkat Lunak [internet]. [diunduh 2017 Pebruari 15].
Tersedia pada: jurnal.ubl.ac/index.php/explore/article.
Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Susanto, A. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Lembaga Ilmu
Administrasi.
Sutabri, T. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Timothy, O’Leary Linda. 2004. Computing Today. New York: Mc Graw-Hill
Technology Education.
17