Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PENDEKATAN SISTEM (SYSTEM APROACH)


Dosen : Raju Wandira, M.Kom

Di Susun Oleh :

 DIKY JULIAN FERNANDES (1917020031)


 EVDELA KURNIA ANGGRAINI (1917020002)
 MARIANI (1917020023)
 MUHAMMAD FURQAN (1917020033)
 RESTIKA PUTRI (1917020015)

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI...................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................... 1
1.3 TUJUAN MASALAH....................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................... 2

2.1 DEFENISI PENDEKATAN SISTEM............................................................... 2


2.2 SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM............................................................ 3
2.3 SDLC TRADISIONAL..................................................................................... 6
2.4 DESAIN ULANG PROSES BISNIS................................................................ 9
2.5 PEMODELAN PROSES................................................................................... 13
2.6 MANAJEMEN PROYEK................................................................................. 16

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................. 19

3.1 KESIMPULAN.................................................................................................. 19
3.2 SARAN.............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 20

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan
hikmah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan mkalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dengan judul ”Pendekatan
Sistem”.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihakyang dengan tulus memeri do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengeratuan dan buku referensi yang kami miliki. Oleh karena itu kai mengharapkan segala
bentuk saran dan kritikan dari berbagai pihak untuk makalah yang kami selesaikan. Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Padang, September 2019

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sistem adalah kumpulan dari unsur-unsur atau komponen yang teratur dan saling
berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh (totalitas).  Jika suatu komponen
ada yang putus maka sistem tersebut juga akan terputus. Tujuan dibuatnya sistem adalah
untuk menjadikan suatu kegiatan  menjadi lebih efisien dan efektif. Seringkali masalah terjadi
karena suatu kegiatan mengalami sistem yang buruk atau tidak berfungsinya suatu komponen
dalam sistem. Sehingga dikeluarkanlah suatu pendekatan yang dinamakan dengan pendekatan
sistem.

Pendekatan adalah suatu upaya penyelesaian masalah sampai batas-batas tertentu


sehingga masih dapat ditoleransi untuk memudahkan penyelesaiannya. Pendekatan sistem
dapat dijadikan suatu terobosan dalam menjadikan suatu kegiatan menjadi lancar atau sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan sistem?
2. Bagaimana siklus pengembangan sistem?
3. Apa itu SDLC tradisional?
4. Bagaimana penggunaan desain ulang proses bisnis?
5. Apa yang dimaksud dengan pemodelan bisnis dan bagaimana cara pemodelannya?
6. Apa yang dimaksud dengan manajemen proyek?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui pendekatan sistem
2. Memahami siklus pengembangan sistem
3. Mengetahui apa itu SDLC dan penjabarannya
4. Dapat mendeskripsikan cara penggunaan desain ulang proses bisnis
5. Mengetahui pemodelan bisnis dan cara pemodelannya
6. Mengetahui pengertian manajemen proyek

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFENISI PENDEKATAN SISTEM


Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Serangkaian tahapan pemecahan masalah yang setiap langkah dipahami dan
menghasilkan sebuah solusi alternatif dipertimbangkan dan solusi yang dipilih dapat
diterapkan.
Pendekatan sistem diartikan sebagai suatu cara berpikir dengan menggunakan konsep
sistematik dan sistemik (menyeluruh). Pendekatan sistem dapat juga dikatakan sebagai
metode untuk mendeskripsikan suatu objek yang dideskripsikan, meliputi bagaimana
hubungan antar komponen yang satu dengan komponen yang lainnya yang merunjuk pada
suatu hasil secara keseluruhan.
Pendekatan sistem dapat dijelaskan dengan salah satu cara, yaitu menggambarkan apa
yang tidak boleh (what it is not). Pendekatan sistem dalam dunia bisnis adalah sebuah
gagasan yang terlahir pada tahun 1960-an. Pemikitan tersebut merupakan sebuah sinergi yaitu
penjumlahan bagian-bagian yang lebih besar daripada keseluruhannya, seperti 3+3=7 artinya
jumlah keluaran organisasi yang dapat ditingkatkan bila bagian bagian dapat digabungkan.
Pemikiran ini adalah dasar pemikiran (rasionale) bentuk organisasi kongomerat yaitu sebuah
konsep yang kemudian (subsequently) jatuh ke dalam kerusakan karena sifat perluasan
konglomerat yang sering mendekati kegagalan karena sulitnya mengawasi dengan baik
seluruh anak perusahaannya.
Rancangan pendekatan sistem manajemen bertujuan untuk memanfaatkan analisis
ilmiah pada organisasi kompleks atau rutin.
Ada beberapa ahli berpendapat mengenai pendekatan sistem, antara lain:
1. Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973) mengemukakan bahwa pendekatan sistem
adalah cara berpikir untuk mengatur tugas, melalui suatu kerangka yang melukiskan
faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan
secara terpadu.
2. Van Gigch (1974) mengemukakan, bahwa pendekatan sistem merupakan desain
metodologi, kerangka kerja konseptual, metode ilmiah baru, teori keorganisasian,
sistem manajemen, metode rekayasa riset operasi, dan metode untuk meningkatkan
efisiensi biaya serta metode untuk menerapkan teori umum sistem.

2
2.2 SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM
Pengembangan system dilaksanakan melalui tahapan -tahapan yang dilakukan oleh
analis , setelah menganalisis dapat menggunaka metode pengembangan sistem dengan
fasiltas tool-tool, teknologi yang dibutuhkan. Analis system (systems analyst) adalah orang
yang menganalisis system (mempelajari masalah-masalah yang timbul dan menentukan
kebutuhan-kebutuhan pemakai system) untuk mengidentifikasikan pemecahan yang
beralasan. Sebutan lain untuk analis system ini adalah analis informasi (information analyst),
analis bisnis (business analyst), perancang system (system designer), konsultan system
(systems consultant) dan ahli teknik system (systems engineer).
Alasan perlunya pengembangan sistem :
1. Adanya masalah pada sistem yang lama .Masalah dapat berupa:
 Ketidak beresan
 Pertumbuhan organisasi.
2. Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi
peninkatan-peningkatan di sistem yang baru. 

Peningkatan – Peningkatan ini berhubungan dengan PIECES :


1. Perfomance ( kinerja )
Peningkatan kinerja sistem yang baik dari mulai data disiapkan, dimanilpulasi , dihasilkan
dan didistribusikan dalam waktu yang singkat.
2. Information
Informasi yang dihasilkan berkualitas, terhindar dari kesalahan, bermanfaat dan kini, up-
date (baru).
3. Economy
Secara ekonomis terrjadi peningkatan manfaat
4. Control
Sistem terkendali dengan baik, terhindar dari kesalahan input , proses dan output.
5. Efficiency
Opersi sistem menjadi leih efisien , pemanfaatan sumberdaya yang tepat.
6. Service
Sistem dapat memberi pelayanan yang baik .

3
Bentuk Rancangan sistem dalam bentuk tampilan layar yang dibuat dengan menggunakan
bahasa program yang merupakan hasil pengembangan sistem menjadi sistem yang baru.
Prinsip Pengembangan Sistem
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang paling besar. Investasi modal
harus mempertimbangkan beberapa hal :
 Bila alternatif yang diabaikan dan sudah terlanjur menanamkan dana ke suatu
proyek investasi tertentu.
 Investasi yang terbaik harus bernilai. Investasi ini baru menguntungkan jika
manfaat atau hasil baliknya lebih besar dari biayanya.
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan banak orang yang terdidik.
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses Pengembagan
sistem.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
6. Jangan takut membatalkan proyek.
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman pengembangan sistem.
Tahapan utama dari pengembangan sistem adalah sbb:
1. Tahapan perencanaan 
2. Analisis sistem. 
3. Desain sistem 
4. Seleksi sistem. 
5. Implementasi sistem. 
6. Perawatan sistem. 

1. Perencanaan
Perencanaan Umum dapat menterjemahkan Rumusan misi dan tujuan organisasi.
Komputer dan sistem informasi sebagai sarana untuk membantu manajemen dalam
mencapai tujuan bisnis yang sebenarnya. Mengkaji tujuan, identifikasi proyek
sistem,Kendala pengembangan menetapkan proyek, dokumentasi . 
2. Analisa
Kegiatan pengembangan sistem setelah diawali dengan perencanaan dilanjutkan dengan
tahap analisa dengan ruang lingkup tugas yang lebih detil. Tahap yang dilakukan pada
saat melakukan analisa kita lakukan : 
1. Tentukan obyek penelitian.

4
2. Batasi ruang lingkup yang kita analisa.
3. Lakukan identifikasi masalah.
4. Pahami kerja sistem yang meliputi, input, proses dan output.
5. Analisa kelemahan sistem, kebutuhan sistem meliputi hardware software dan
brainware.
6. Dokumentasi hasil analisis. 
3. Rancangan umum
Tahapan yang dilakukan setelah menganalisis dapat menggunaka metode pengembangan
sistem dengan fasiltas tool-tool, teknologi yang dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran
umum tentang rancangan umum tersebut. 
Rancangan rinci
Menentukan kebutuhan secara rinci baik hardware, software yang dapat meliputi
rancangan input, output, layar control dan database. 
4. Seleksi
Dari beberapa usulan rancangan sistem tahapan seleksi merupakan tahap penentuan
sistem yang dipilih dengan alasan merupakan alternatif yang tepat untuk organisasi
tersebut. 
5. Implementasi
Tahapan konversi sistem dari sistem yang lama menjadi sistem yang baru.
6. Perawatan
Tindakan penjagaan sistem agar sistem dapat bekerja secara stabil.

Alasan pentingnya perencanaan dalam pengembangan sistem adalah:


1. Mengurangi ketidak pastian (Informasi rencana induk).
2. Meningkatkan ekonomi operasi (intergritas dan otomatisasi).
3. Memusatkan perhatian pada tujuan (penetapan tujuan).

5
4. Menyediakan sarana guna mengendalikan operasi (pengembangan, penerapan dan
operasi).
2.3 SDLC TRADISIONAL
System Development Life Cycle  (SDLC) atau Siklus Hidup Pengembangan Sistem
adalah suatu metode tradisional yang digunakan untuk membangun, memelihara dan
mengganti suatu sistem informasi (Jogiyanto, 1993).
SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah
pengembangan sistem, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan sistem dasar, diawali
dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan sistem.
SDLC dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan
dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan
sistem-sistem tersebut. Banyak ragam kerangka kerja berdasarkan pengembangan SDLC,
yang masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri. Beberapa contoh
metodologi pengembangan perangkat lunak yang tersedia, antara
lain waterfall, prototyping, incremental, spiral, RAD.
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi berdasarkan Siklus
Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycles). Siklus Hidup
Pengembangan Sistem merupakan penerapan pendekatan sistem untuk mengembangkan dan
menggunakan sistem berbasis komputer (M.C.Leod, 2004).

Tahap-tahap SDLC:

1. Perencanaan
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi apa
yang akan dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu
pelaksanaan serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang
melaksanakan.

2. Usulan
Usulan berisikan:
 Adanya permasalahan yang dihadapi sistem yang lama seperti biaya operasional
yang tinggi
 Pembuatan order yang sering terlambat dan laporan yang tidak update
 Penyempurnaan terhadap sistem yang ada seperti efisiensi atau kontrol
 Keputusan manajemen

6
3. Kerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerja menyangkut:
 Latar belakang
 Maksud dan tujuan
 Sasaran proyek
 Ruang lingkup pekerjaan
 Jangka waktu pelaksanaan
 Prioritas pekerjaan
 Anggaran (dana)

4. Penunjukan tim pelaksanaan


Setelah semua kegiatan diketahui, selanjutnya diputuskan apakah pengembangan
sistem informasi akan dilakukan oleh perusahaan atau pihak konsultan. Setelah
menetapkan pelaksana, diminta untuk mengajukan proposal pelaksanaan sistem
informasi sesuai dengan kerangka acuan kerja. Proposal tersebut akan dievaluasi untuk
menetapkan apakah proyek tersebut layak dilaksanakan atau tidak.

5. Menilai kelayakan proyek


 Kelayakan operasioal
Berhubungan dengan apakah secara operasional sistem yang baru dapat
dilaksanakan dengan SDM yang tersedia dan metode training yang diberikan,
pemeliharaan, efisiensi, efektifitas sistem baru.
 Kelayakan teknis
Berhubungan dengan apakah software/radware yang dikembangkan tersedia,
jadwal pelaksanaan dan sistem keamanan data.
 Kelayakan ekonomis
Berhubungan dengan biaya untuk membuat dan menjalankan sistem baru dan
keuntungan yang diperoleh dari sitem tersebut.

6. Tahap analisis
Adalah adanya kegiatan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam
bagian komponen dengan maksud dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi

7
permasalahan yang ada, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan serta kebutuhan
yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

7. Mengidentifikasi masalah
Mendefinisikan masalah yang harus dipecahkan dengan munculnya pertanyaan.

8. Memahami kerja sistem yang ada


Diperlukan data yang dapat diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap sistem.

9. Mengenalisis sistem
Data yang sudah diperoleh dapat dilakukan analisa hasil penelitian yang sudah
dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang akan dipecahkan.

10. Membuat laporan


Tujuannya adalah sebagai bukti secara tertulis tentang hasil analisa yang sudah
dilakukan.

8
2.4 DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Salah satu dari implementasi paling penting dari strategi kompetitif adalah
perekayasaan proses bisnis (business process reengineering). BPR (business process
reengineering) sering kali disebut saja sebagai perekayasaan ulang. Perekayasaan ulang
adalah pemikiran kembali uang mendasar dan pendesainan ulang yang radikal atas proses
bisnis untuk mencapai perbaikan dramatis dalam biaya,kualitas, kecepatan, dan layanan. Jadi,
BPR menggabungkan strategi untuk mempromosikan inovasi bisnis dengan strategi untuk
melakukan perbaikan besar atas proses bisnis agar perusahaan dapat menjadi jauh lebih kuat
serta menjadi pesaing yang lebih kuat dan berhasil dalam pasar.
Business process reengineering juga dikenal sebagai business process
redesign,business transformation,ataubusiness process change management.
Reengineering dapat dikenali dari proses bisnis organisasi yang biasanya terfragmentasi
ke subproses dan tugas-tugas yang dilakukan oleh beberapa bidang fungsional khusus dalam
organisas. Seringkali, tidak ada yang bertanggung jawab atas kinerja keseluruhan dari seluruh
proses. Reengineering menyatakan bahwa mengoptimalkan kinerja subproses dapat
menghasilkan beberapa manfaat, tetapi tidak dapat menghasilkan perbaikan dramatis jika
proses itu sendiri pada dasarnya tidak efisien dan ketinggalan zaman. ntuk itu, rekayasa ulang
berfokus pada merancang ulang proses secara keseluruhan untuk mencapai manfaat terbesar
mungkin untuk organisasi dan pelanggan mereka.
Business Process Reengineering (BPR) adalah analisa dan desain ulang alur kerja
(proses bisnis) baik itu di dalam atau antara perusahaan untuk mengoptimalkan proses end-
to-end dan mengotomatisasi tugas-tugas yang tidak memiliki nilai tambah (non value added
tasks).
Konsep BPR pertama kali diperkenalkan pada akhir 1990 dalam artikel yang dituliskan
di Harvard Business Review dan mendapat perhatian yang cukup tinggi, setelah penulis
artikel tersebut, Michael Hammer dan James Champy menerbitkan buku mereka
berjudul Reengenering Corporation.

Peranan Teknologi Informasi


Teknologi informasi (TI) mempunyai peranan penting dalam konsep
reengineering.Beberapa pihak mengganggap sebagai pemicu utama bentuk-bentuk baru
bekerja dan berkolaborasi dalam organisasi dan lintas batas organisasi. BPR literatur

9
mengidentifikasi beberapa hal yang disebut sebagai “ teknologi mengganggu” yang
menantang kearifan tradisional tentang bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan.
 Database bersama, membuat informasi tersedia dibanyak tempat.
 Expert system membuat pihak berpengetahuan umum mampu mengerjakan tugas-tugas
khusus.
 Jaringan telekomunikasi, memungkinkan organisasi terpusat maupun tidak terpusat
secara bersamaan.
 Decision-support tools,memungkinkan pengambilan keputusan menjadi bagian
pekerjaan setiap orang.
 Komunikasi data nirkabel dan komputer portable memungkinkan personil bekerja diluar
kantor secara independen.
 Identifikasi dan pelacak otomatis memungkinkan banyak hal memberikan informasi
dimana mereka,alih-alih meminta untuk ditemukan.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan BPR


Beberapa hal penting yang mempengaruhi keberhasilan BPR ,yaitu sebagai berikut :
1. Komitmen menyeluruh dari organisasi
Perubahan besar dalam proses bisnis memiliki dampak langsung kepada
proses,teknologi,peran kerja,dan budaya kerja. Perubahan bahkan hanya pada salah satu area,
membutuhkan sumber daya,dana, dan kepemimpinan. Melakukan perubahan secara
keseluruhan adalah pekerjaan yang luar biasa. Karena BPR dapat melibatkan beberapa area
dalam organisasi,adalah sangat penting mandapatkan dukungan dari semua departement.
Mendapatkan komitmen luas dari perusahaan meliputi dukungan dari manajemen puncak
perusahaan,tim yang berdedikasi,dan alokasi anggaran sebagai solusi keseluruhan dengan
pengukuran untuk menunjukan nilai. Sebelum proyek BPR dapat berhasil dilaksanakan,
diperlukan komitmen untuk proyek oleh manajemen organisasi.
2. Komposisi tim BPR
Setelah didapatkan komitmen menyeluruh dari organisasi,harus dilakukan langkah
penting untuk memilih tim BPR . Tim ini akan membentuk inti dari upaya BPR.membuat
keputusan kunci dan rekomendasi serta membantu mengkomunikasikan detail dan
keuntungan dari program BPR kepada organisasi secara keseluruhan.
Faktor-faktor penentu efektivitas tim BPR,yaitu :
a. Kompetensi dan motivasi dari anggota tim.

10
b. Kredibilitas dalam organisasi dan kreatifitas.
c. Pemberdayaan tim,pelatihan anggota dalam proses pemetaan dan perencanaan.
d. Kepemimpinan yang efektif dalam tim.
e. Pengorganisasian yang tepat dalam tim.
f. Keterampilan yang saling melengkapi diantara anggota tim,ukuran yang
memadai,kejelasan dalam pendekatan kerja.
g. Tujuan yang spesifik.
3. Analisis kebutuhan bisnis
Terlalu sering tim BPR melewatkan fase ini dan langsung menuju penggunaan TI tanpa
terlebih dahulu menilai proses organisasi saat ini dan menentukan apa sebenarnya kebutuhan
reengineering.Dalam tahap analisis ini, serangkaian sesi harus dilaksanakan dengan owner
dan stakeholder.mengenai kebutuhan dan strategi untuk BPR.
4. Infrastruktur TI yang memadai
Para peneliti mempertimbangkan ulang infrastruktur yang memadai dan komposisi
sebagai faktor penting dalam pelaksanaan BPR yang sukses.Faktor terkait infrastruktur TI
telah semakin dipertimbangkan oleh banyak peneliti dan praktisi sebagai komponen penting
dari upaya sukses BPR.
a. Keselarasan infrastruktur TI dan strategi BPR yang efektif.
b. Membangun infrastruktur TI yang efektif
c. Keputusan investasi infrastruktur TI yang memadai
d. Pengukuran yang memadai tentang efektivitas infrastruktur TI
e. Integrasi sistem informasi (SI) yang tepat
f. Reengineering efektif dari warisan sistem informasi
g. Meningkatkan fungsi kompetensi TI
h. Penggunaan perangkat lunak yang efektif adalah faktor penting yang paling
berkontribusi bagi keberhasilan proyek BPR.
5. Manajemen perubahan yang efektif
Manajemen perubahan adalah disiplin mengelola perubahan sebagai suatu proses, dengan
mempertimbangkan bahwa karyawan adalah orang-orang, bukan mesin yang dapat
diprogram. Perubahan secara implisit diarahkan oleh motivasi yang didorong oleh pengakuan
perlunya perubahan.Seperti diketahui faktanya bahwa organisasi tidak akan berubah kecuali
individunya berubah. Perubahan yang dikelola dengan baik akan mengurangi efek negatif
transisi.

11
6. Perbaikan terus-menerus dan berkelanjutan
Banyak  teori perubahan organisasi memegang pandangan umum dari organisasi,
menyesuaikan secara bertahap dan menanggapi secara khusus pada krisis individual yang
muncul. Elemen secara umum,yaitu :
a. BPR adalah proses berturut-turut,terus-menerus dan harus dianggap sebagai strategi
peningkatan yang memungkinkan organisasi untuk membuat pindah dari orientasi
fungsional ke hal yang sejalan dengan proses strategi bisnis.
b. Perbaikan berkelanjutan didefinisikan sebagai kecenderungan organisasi untuk mengejar
peningkatan perbaikan dan inovasi dalam proses,produk,dan jasa.
c. Sangat penting bahwa infrastruktur otomatisasi dari kegiatan BPR menyediakan
pengukuran kinerja dalam rangka mendukung perbaikan terus menerus . Ini
akandiperlukan untuk efisien mendapatkan data yang tepat dan memungkinkan akses ke
individu yang tepat.
d. Untuk memastikan bahwa proses menghasilkan manfaat yang diinginkan , harus diuji
sebelum dikirim ke pengguna akhir . Jika tidak menunjukkan hasil yang memuaskan ,
lebih banyak waktu harus diambil untuk memodifikasi proses sampai mencapai
keberhasilan.
e. Konsep dasar bagi para praktisi yang berkualitas adalah penggunaan loop umpan balik
pada setiap langkah dari proses dan lingkungan yang mendorong evaluasi konstan hasil
dan upaya individu untuk ditingkatkan.
f. Pada tingkat pengguna akhir , harus ada mekanisme umpan balik proaktif yang
menyediakan dan memfasilitasi resolusi masalah dan isu . Hal ini juga akan memberikan
kontribusi untuk penilaian risiko terus menerus dan evaluasi yang dibutuhkan selama
proses implementasi untuk menangani resiko pada keadaan awal mereka dan untuk
memastikan keberhasilan upaya rekayasa ulang
g. Mengantisipasi dan berencana untuk penanganan risiko penting untuk berhubungan
secara efektif dengan risiko apapun ketika pertama kali terjadi dan sedini mungkin
dalam proses BPR .Yang menarik adalah bahwa banyak aplikasi sukses reengineering
dijelaskan oleh para pendukungnya berada dalam organisasi, berlatih program perbaikan
terus-menerus dan berkelanjutan.

12
2.5 PEMODELAN PROSES
Pemodelan Proses Bisnis adalah lintas fungsional, biasanya penggabungan pekerjaan
dan dokumentasi lebih dari satu departemen dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam
situasi lebih rumit, Pemodelan Proses juga dimasukan pada aktivitas proses eksternal pada
organisasi dan sistem yang dimasukkan ke dalam sebuah proses primer / utama.
Dalam organisasi besar Pemodelan Proses Bisnis cenderung dianalisis dan
direpresentasikan secara lebih rinci dari pada di organisasi kecil, karena skala dan
kompleksitasnya lebih besar.
Pengertian Pemodelan Proses Bisnis Menurut Para Ahli
1. Hammer dan Champy (tahun 1994, p35)
Proses bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang memerlukan satu atau lebih
masukan / input dan membentuk suatu keluaran / output yang memiliki nilai yang
diinginkan pelanggan.
2. Indrajit (tahun 2002, p3)
Proses bisnis adalah sejumlah aktivitas yang mengubah sejumlah input menjadi output
untuk orang lain.
3. Paul Harmon (tahun 2003)
Proses Bisnis adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis dimana
mencakup inisiasi input, transformasi dari suatu informasi, dan menghasilkan output.
Manfaat Proses Bisnis
Manfaat proses bisnis adalah untuk memudahkan pemahaman alur proses secara
terintegrasi.
Tujuan Proses Bisnis
Tujuan proses bisnis adalah untuk mendefiniskan langkah langkah yang harus diambil
untuk mencapai suatu tujuan.
Diagram Model Proses Bisnis
Diagram Model Proses Bisnis adalah alat untuk mencapai sebuauh tujuan, dan bukan
hasil kinerja dari suatu proses. Hasil akhir diagram proses bisnis ini adalah melakukan
perbaikan pada cara proses bisnis itu bekerja.
Fokus perbaikan Diagram Proses Bisnis adalah pada ‘nilai plus(+)’ yang membuat
layanan pelanggan dan pengalaman yang lebih baik ke customer, serta mengurangi waktu
atau usaha yang terbuang.

13
Jenis Model Proses Bisnis
Terdapat 2 jenis utama dari Model Proses Bisnis Yaitu:
a. Model awal (situasi saat ini)
b. Situasi baru yang memiliki tujuan dan harapan kedepan yang difungsikan untuk
menganalisis, menguji, menerapkan dan meningkatkan proses.
Tujuan dari pemodelan ini adalah untuk menggambarkan proses yang lengkap,
memungkinkan manajer, konsultan beserta staf untuk meningkatkan aliran dan
merampingkan sebuah proses.
Hasil proyek pemodelan proses bisnis
1. Nilai tambah pelanggan
2. Mengurangi biaya perusahaan,
3. menyebabkan peningkatan pada keuntungan.
Jenis Proses Bisnis
1. Proses manajemen,
Iyalah proses yang mengendalikan operasional dari sistem.
2. Proses operasional,
Iyalah proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran tujuan utama.
3. Proses pendukung,
Iyalah mendukung proses inti, namun harus ada sebuah proses pendukung.
Proses Pemodelan Proses Bisnis
1. Proses bisnis mempunyai Tujuan atau sasaran.
2. Proses bisnis Membutuhkan input.
3. Proses bisnis Menghasilkan output.
4. Proses bisnis Membutuhkan sumber daya untuk memproses masukan.
5. Proses bisnis harus melakukan Aktifitasnya secara berurutan.
6. Proses bisnis harus dapat melibatkan lebih dari satu bagian.
7. Proses bisnis dapat Memberi keuntungan dan kemudahan untuk semua pelanggan
Pengertian Analisa Proses Bisnis
Analisa proses bisnis adalah kajian dan evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan-
kegiatan proses bisnis Perusahaan untuk mengidentifikasikan dampak dari kegiatan tersebut
dalam menciptakan nilai atau menambah nilai terhadap bisnis Perusahaan.
Analisa proses bisnis merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan perusahaan
pada saat perusahaan akan melakukan rekayasa proses bisnis. Untuk lebih menjelaskan
hubungan antara analisa proses bisnis dengan rekayasa ulang proses bisnis, terlebih dahulu

14
kita lihat tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam rangka melakukan rekayasa ulang
proses bisnis.
Dalam melakukan rekayasa ulang proses bisnis ada 3 tahap besar yaitu:
1. Identifikasi Value Chain
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kegiatan-kegiatan pada setiap fungsi perusahaan
yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya. Kegiatan-
kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang secara bersama akan membentuk suatu
kombinasi proses yang dapat memberikan nilai tambah bagi proses bisnis perusahaan.
Besar kecilnya nilai tambah yang diberikan oleh suatu kegiatan pada proses bisnis
Perusahaan sangatlah bersifat tergantung faktor internal perusahaan antara lain strategi
bisnis, sumberdaya dan fasilitas produksi yang dimiliki dan visi dari pemimpinnya, serta
faktor eksternal antara lain kondisi kompetisi, kondisi industri, peraturan pemerintah, dan
faktor sosio ekonominya.
2. Tahap Analisa Setiap Kegiatan Dalam Proses Bisnis
Analisa terhadap setiap kegiatan dalam proses bisnis perusahaan dari segi waktu,
bottlenecks, biaya untuk mengidentifikasikan dampak setiap kegiatan dalam menciptakan
atau menambah nilai bisnis Perusahaan. Dalam tahap analisa proses bisnis ini juga
dilakukan identifikasi peluang-peluang untuk melakukan perbaikan dan perancangan
ulang proses bisnis agar proses bisnis lebih efisien.
3. Tahap Perancangan Proses Bisnis Yang Baru
Perancangan Proses bisnis yang baru dengan memanfaatkan teknologi informasi
dalam menambah nilai proses bisnis perusahaan. Hasil rancangan baru proses bisnis
kemudian diimplementasikan dan dilakukan review.
Dari tahapan-tahapan rekayasa ulang proses bisnis yang diberikan oleh Whitten, dapat
terlihat dengan jelas bahwa kegiatan analisa proses bisnis merupakan bagian dari kegiatan
rekayasa ulang proses bisnis. Dalam melakukan analisa proses bisnis, kegiatan dilakukan
hingga tahap kedua sedangkan dalam melakukan rekayasa ulang proses bisnis, kegiatan
diteruskan hingga tahap ketiga.
Pengertian analisa proses bisnis tidaklah dapat dilepaskan dari pengertian rekayasa
uang proses bisnis karena analisa proses bisnis merupakan bagian dari rekayasa ulang proses
bisnis. Untuk mempunyai gambaran dan pengertian yang lebih baik dan lebih menyeluruh
mengenai analisa proses bisnis maka dalam pembahasan berikut ini akan dibahas beberapa
pengertian rekayasa ulang proses bisnis.

15
2.6 MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek berasal dari kata manajemen dan proyek. Secara mendasar
pengertian manajemen proyek adalah proses manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, serta pengendalian akan sumber daya
organisasi/perusahaan yang digunakan dalam meraih tujuan organisasi/perusahaan yang telah
ditentukan.
Adapun apabila diartikan secara lebih spesifik maka Pengertian Manajemen Proyek
Adalah penerapan suatu ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian yang berkaitan dengan
proyek yang ditangani serta metode teknis yang digunakan dalam mengelola sumber daya
yang ada guna memperoleh tujuan yang telah ditetapkan yaitu output/hasil yang maksimal
yang terkait dengan kualitas, waktu, kinerja, dan keselamatan kerja.

Ruang Lingkup Manajemen Proyek


1. Menetapkan waktu kapan proyek akan dilaksanakan.
2. Merencanakan scoope atau besaran lingkup yang akan digarap pada suatu proyek.
3. Menyusun dan menjelaskan definisi operasional dari setiap ruang lingkup proyek
4. Melakukan verifikasi dan pengawasan terhadap perubahan yang dapat terjadi saat
proyek dilaksanakan.

Tujuan Manajemen Proyek


1. On Time. Penyelesaian suatu proyek sesuai dengan waktu yang ditentukan dan tidak
terjadi keterlambatan.
2. Anggaran Sesuai Dengan Perencanaan. Penggunaan anggaran dalam proyek sesuai
dengan rencana anggaran yang telah disusun dan tidak ada pemborosan dan biaya
tambahan di luar rencana anggaran.
3. Kualitas Sesuai dengan Kriteria yang disyaratkan.
4. Keberjalanan Kegiatan Proyek berlangsung dengan lancar.

Sasaran Manajemen Proyek


1. Mengembangkan dan menyelesaikan proyek yang sesuai dengan rencana anggaran
dan sesuai dengan deadline yang telah ditetapkan serta dengan kualitas hasil proyek
yang disyaratkan sesuai spesifikasi yang telah dianalisis.

16
2. Meningkatkan reputasi/nama baik bagi pelaksana proyek/kontraktor berdasarkan
dengan kualitas hasil proyek yang dikerjakannya.
3. Mengarahkan dan membentuk organisasi baik di kantor pusat atau di lapang untuk
menjamin terlaksananya manajemen operasional proyek dengan team work yang baik.
4. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung aktivitas proyek yang
meliputi ketersediaan sarana prasarana, keadaan dan keselamatan kerja, serta
hubungan komunikasi yang baik antara pihak yang terlibat di dlaam proyek.
5. Memelihara keharmonisan hubungan antar sesama anggota proyek yang bekerja
sehingga setiap pelaksana proyek akan berusaha memberikan kemampuan dan
ketrampilan terbaik mereka dalam penyelesaian proyek.

3 Garis besar kegiatan dalam manajemen proyek


1. Perencanaan
Sebelum melakukan pelaksanaan suatu proyek, aktivitas pengelolaan atau
kegiatan manajemen proyek awal adalah menyusun perencanaan yang matang.
Perencanaan proyek disusun untuk menentukan tujuan dari sebuah proyek yang ingin
dicapai. Selain itu perencanaan proyek juga menyusun metode yang sesuai dan segala
hal yang berkaitan dengan administrasi  sebagai acuan dalam penerapan pelaksanaan
proyek.
Fungsi perencanaan dalam manajemen proyek dilaksanakan agar keberjalanan
dan hasil proyek sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yang meliputi deadline,
kualitas hasil, anggaran, serta keselamatan kerja. Aktivitas dalam perencanaan proyek
seperti studi kelayakan, rekayasa area, penyusunan metode pelaksanaan, dan standard
kerja (waktu, anggaran, keselamatan dan kesehatan, lingkungan kerja, sumber daya,
manajemen resiko, manajemen proyek sistem informasi).
2. Penjadwalan
Setelah melakukan perencanaan tahapan kedua dalam manajemen proyek
yaitu pelaksanaan. Dalam pelaksanaan hal penting yang dilakukan adalah
penjadwalan atau scheduling. Penjadwalan merupakan implementasi perencanaan
yang menberikan informasi terkait jadwal kegiatan dan perkembangan proyek yang
terdiri dari anggaran, sumber daya, jangka waktu dan juga progres dalam
penyelesaian proyek.
Penjadwalan yang dilakukan pada manajemen proyek selalu up to date sesuai
dengan perkembangan proyek dan bermacam kendala yang dihadapi. Aktivitas

17
pengawasan dan pembaharuan informasi akan selalu dilaksanakan guna memperoleh
penjadwalan yang faktual sehingga terus dalam track pencapaian tujuan.
Terdapat beberapa cara dalam mengelola penjadwalan protek seperti  Kurva S
(Hannum Curve), Burchart, Linear Scheduling (Vector Diagram), Network
Planning beserta waktu dan durasi setiap aktivitas. Apabila ditemukan adanya
penyimpangan yang tidak sesuai dengan perencanaan maka akan dievaluasi dan
dilakukan tindakan perbaikan agar proyek tetap sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
3. Pengendalian Proyek
Fungsi pengendalian di dalam manajemen proyek sangat berpengaruh
terhadap hasil akhir. Pengendalian proyek memiliki tujuan pokok untuk
meminimalisasi atau menghindari adanya penyimpangan yang dimungkinkan
dihadapi di dalam keberjalanan proyek. Adapun tujuan lain dari pengendalian proyek
seperti mengoptimasi kinerja , waktu, biaya, kualitas, dan juga keselamatan kerja.
Aktivitas yang dilakukan di dalam pengendalian proyek yaitu pengawasan,
pemeriksanaan, dan juga tindakan korektif yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan.

Contoh Manajemen Proyek


1. Industri manufaktur. Proyek yang bertujuan untuk menciptakan suatu produk terutama
produk berupa barang. Proyek industri manufaktur meliputi kegiatan
perancangan/desain produk hingga terciptanya produk jadi yang siap dikomersialisasi.
2. Konstruksi. Proyek konstruksi adalah proyek yang menggarap pembangunan yang
menjadi prasarana sebuah usaha, masyarakat, atau negara seperti pembangunan jalan
raya, gedung, jembatan, jalan tol, dan lain-lain.
3. Proyek Padat Modal. Proyek ini merupakan proyek yang memerlukan modal yang
besar sebagai sarana pencapaian tujuannya. Contoh proyek padat modal adalah
proyek pengadaan barang, pembebasan tanah yang sangat luas, pembangunan fasilitas
penelitian maupun produksi, dan sebagainya.
4. Penelitian dan Pembangunan. Proyek yang menitikberatkan pada riset dan
pengembangan hingga menghasilkan suatu produk yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas produk maupun pelayanan terhadap khalayak ramai.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang di
pergunakan oleh suatu kelompok organisasi atau suatu perkumpulan formal untuk
menyediakan informasi-informasi guna membantu manaje atau non manajer untuk
mengambil keputusan.Di era saat ini masih banyak perusahaan organisasi yang masih belum
bisa maksimalkan penggunaan sistem informasi..oleh sebab itu perlu adanya analisis
pendekatan sistem kembali untuk menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut.
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu : pendekatan
Klasik, pendekatan Terstruktur, pendekatan dari atas ke bawah, pendekatan dari bawah ke
atas, pendekatan sepotong, pendekatan sistem menyeluruh, pendekatan moduler, pendekatan
lompatan jauh, dan pendekatan berkembang.
Dalam perkembangan sebuah sistem, kita mengenal sistem SDLC (system
development life eyele).Secara umum tahapan SDLC meliputi proses pendekatan analisis,
desain, dan implementasi.Beberapa metodologi yang biasa di kenal antara lain Struktur
Design, Rapid Application Development (RAD) dan Agile Development.
Dalam suatu metodologi pengembangan sistem dibutuhkan alat dan teknik. Alat yang
biasa di gunakan untuk metodologi sistem adalah gambar, grafik, kamus data, struktur
inggris, pseudocode, atau formulir untuk mencatat dan menyajikan data.

3.2 SARAN

Dengan adanya analisis desain baru suatu sistem perusahaan atau organisasi di
harapkan sistem baru dapat membantu tugas manajer dalam membuat keputusan. Selain
sistem di rancang dengan desain baru, SDM yang mengelola sistem juga harus memiliki
kemampuan yang mampu menguasai bidang tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA
http://shiftindonesia.com/mendesain-ulang-proses-bisnis-dengan-konsep-reengineering/

http://fekool.blogspot.com/2014/03/desain-ulang-proses-bisnis.html

https://www.slideshare.net/nessa_ti/makalah-pendekatan-sistem

20

Anda mungkin juga menyukai