Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
                 Pendekatan sistem dalam pembelajaran sangatlah penting untuk dilakukan
untuk kalangan saat ini dimana pada pada pendekatan sistem dalam pembelajaran
memiliki banyak manfaat bagi pendidikan itu sendiri serta mampu menunjang kualitas
dari pada guru, peserta didik maupun suatu pendidikan itu sendiri. Jika pendekatan
sistem dilakukan secara merata, maka sistem pendidikan di indonesia mampu
menciptakan suatu insan-insan para cendikiawan yang akan mampu bersaing didunia
nasional maupun internasional. Itu sebabnya kita dituntut dalam pembahasan ini
untuk membangun suuatu kinerja dalam pendekatan sistem dalam perencanaan ini
serta melaksanakannya dalam kehidupan Kependidikan.

B. Rumusan Masalah
1.   Apa yang dimaksud dengan sistem?
2.   Bagaimana langkah pendekatan sistem yang baik?
3.   Bagaimana cara mengembangkan sebuah sistem?
4.   Bagaimana maksud prinsip belajar dalam ranah kognitif?
5.   Bagaimana maksud prinsip belajar dalam ranah afektif?
        6.  Bagaimana maksud prinsip belajar dalam ranah psikomotorik? 

C. Tujuan
1.   Dapat menjelaskan apa yang dimaksud sistem
2.   Dapat menyebutkan langkah pendekatan sistem yang baik
3.   Dapat menjelaskan cara pengembangan sistem
4.   Dapat menjelaskan prinsip pembelajaran dalam ranah kognitif
5.   Dapat menjelaskan prinsip pembelajaran dalam ranah afektif
6.   Dapat menjelaskan prinsip pembelajaran dalam ranah psikomotorik

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem dan Pendekatan Sistem
            2.1  Pengertian Sistem
Ada beberapa pengertian tentang sistem antara lain :
      1. Sistem ialah satu kesatuan yang utuh diperkirakan berhubungan, serta
satu sama lain saling mempengaruhi, yang ketemunya dengan sadar
dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Azrul Azwar) 

      2. Suatu sistem adalah merupakan suatu penggabungan, penyatuan dari dua


atau  lebih bagian-bagian, komponen-komponen atau subsistem-subsistem
yang interdependen dan ditandai oleh batas-batas yang jelas dari lingkungan
suprasistemnya. (Fremont) 

      3. Suatu sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari beberapa bagian
(subsistem) yang berkaitan dan tergantung satu sama lain dalam upaya
mencapai tujuan bersama. (Norman)

Unsur-unsur atau komponen dasar sistem adalah sebagai berikut:


        1.Input ialah kumpulan elemen/bagian yang terdapat dalam sistem dan
yang  diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
      2.Proses ialah kumpulan elemen/bagian yang berfungsi mengubah masalah
menjadi keluaran yang direncanakan.
      3.Output ialah kumpulan elemen/bagian yang dihasilkan dari
berlangsungnya  proses dalam   sistem.
       4.Feed back (balikan) ialah kumpulan elemen/bagian yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

2.2  Langkah Pendekatan Sistem


            Pendekatan sistem adalah prosedur langkah demi langkah yang
digunakan dalam memecahkan masalah bisnis atau upaya untuk melakukan
pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada
secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem.
   Jadi Pendekatan sistem adalah cara pandang atau cara berfikir
menggunakan konsep-konsep sistem dalam memecahkan suatu masalah. Ini
memberikan suatu kerangka untuk menggambarkan faktor lingkungan
internal yang digabungkan secara keseluruhan.
Pendekatan ini dilaksanakan untuk menghindari kesalahan dalam mengambil
kesimpulan dan keputusan dari masalah yang dihadapi. Pendekatan sistem merupakan
suatu proses yangm melahirkan suatu pemikiran dimana dalam pemecahan suatu
masalah terlebih dahulu dilaksanakan identifikasi, pemecahannya dipilih dari
beberapa alternatif, metode dan alat dicari dan diterapkan, hasil dievaluasi dan
direvisi yang diperlukan terhadap seluruh bagian dari sistem tersebut. Hal seperti
dilaksanakan untuk mendapat jawaban dari masalah yang sedemikian rupa dengan
tepat dan akurat.
   Pendekatan sistem merupakan aplikasi dari sistem ilmiah dan manajemen.
Pendekatan sistem dalam manajemen dirancang untuk memanfaatkan
analisis ilmiah dalam suatu organisasi yang kompleks untuk :
      1.      Mengembangkan dan mengatur/mengelola sistem operasionalnya (misal:
aliran uang, sistem personil, dan sebagainya).
       2.      Merancang sistem informasi untuk pembuatan keputusan.
    Hubungan antara kedua bagian ini dengan alasan dibuatnya suatu
rancangan sistem informasi untuk membantu dalam pembuatan keputusan
yang berkenaan dengan manajemen sistem operasi. Maksud dari pendekatan
sistem pada organisasi dan manajemen adalah hubungan timbak balik dalam
bagian atau subsistem organisasi, dimana hendak mencapai suatu sinergi
yang merupakan tindakan bersama yang terpisah, tetapi saling berkaitan
yang bersama-sama menghasilkan sebuah dampak keseluruhan yang lebih
besar dari pada secara sendiri.

Keuntungan yang diperoleh apabila pendekatan sistem ini dilaksanakan 


antara lain :
      1.Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan
sehingga penghamburan sumber, tata cara, dan kesanggupan yang sifatnya
terbatas akan dapat dihindari.
      2.Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran
sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
      3.Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara
lebih cepat dan objektif.
      4.Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.
            Jadi berbagai kemungkinan yang tersedia dapat diperhitungkan,
sehingga tidak ada yang luput dari perhatian. Sekalipun demikian bukan
berarti pendekatan sistem tidak mempunyai kelemahan, salah satu
kelemahan yang penting adalah dapat terjebak dalam perhitungan yang
terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan
demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan. Dalam
pendekatan sistem upaya pemecahan masalah secara menyeluruh dilakukan
dengan analisa sistem. Analisa sistem adalah suatu cara kerja yang dengan
mempergunakan fasilitas yang ada, dilakukan pengumpulan pelbagai
masalah yang dihadapi untuk kemudian dicarikan berbagai jalan keluarnya,
lengkap dengan uraian, sehingga membantu administrator dalam mengambil
keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pendekatan sistem terdiri dari tiga jenis usaha/upaya, yaitu :
     a.       Persiapan
Manajer memandang perusahaan sebagai suatu sistem dengan memahami
lingkungan
perusahaan dan mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan.
b.      Definisi
Manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem (subsystem) dan
menganalisis
bagian sistem menurut suatu urutan tertentu.
     c.       Solusi
Manajer mengidentifikasi berbagai solusi altenatif, mengevaluasi, memilih
yang
Terbaik, menerapkannya dan membuat tindak lanjut untuk memastikan
bahwa solusi
itu berjalan sebagaimana mestinya.

   2.3.Pendekatan Pengembangan Sistem


Terdapat  beberapa  pendekatan  untuk  mengembangkan  sistem,  yaitu:
1.  Pendekatan klasik lawan pendekatan terstruktur (dipandang dari
metodologi yang digunakan)
Metodologi pendekatan klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti
tahapan-tahapan di systems life cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa
pengembangan sistem akan berhasil bila mengikuti tahapan di systems life
cycle. Akan tetapi sayangnya, di dalam praktek, hal ini tidaklah cukup,
karena pendekatan ini tidak memberikan pedoman lebih lanjut tentang
bagaimana melakukan tahapan-tahapan tersebut dengan terinci karena
pendekatan ini tidak dibekali dengan alat-alat dan teknik-teknik yang
memadai. Sedangkan pendekatan terstruktur yang baru muncul sekitar awal
tahun 1970-an pada dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem
tambahan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem di
samping tetap mengikuti ide dari systems life cycle. Karena sifat dari sistem
informasi sekarang menjadi lebih kompleks, pendekatan klasik tidak cukup
digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang sukses dan
akan menimbulkan beberapa permasalahan.
 2. Pendekatan sepotong lawan pendekatan sistem (dipandang dari sasaran
yang akan dicapai)
Pendekatan sepotong (piecemeal approach) merupakan pendekatan
pengembangan sistem yang menekankan pada suatu kegiatan atau aplikasi
tertentu saja. Pada pendekatan ini, kegiatan atau aplikasi yang dipilih,
dikembangkan tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau
tanpa memperhatikan sasaran keseluruhan dari organisasi. Pendekatan in
hanya memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja. Lain
halnya dengan pendekatan sistem (systems approach) yang memperhatikan
sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing
kegiatan atau aplikasinya. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada
pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya menekankan
pada sasaran dari sistem informasi itu saja.
3. Pendekatan bawah-naik lawan pendekatan atas-turun (dipandang dari
cara menentukan kebutuhan dari sistem)
Pendekatan bawah naik (bottom-up approach) dimulai dari level bawah
organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan
ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi
dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan
transaksi tersebut. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri dari pendekatan
klasik. Pendekatan bawah-naik bila digunakan pada tahap analisis sistem
disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan
adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan
menyusul mengikuti datanya. Pendekatan atas-turun (top-down approach)
sebaliknya dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan
strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan
kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah
dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi
ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan
output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol.
Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut
juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah
informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen
terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul
mengikuti informasi yang dibutuhkan.
4.      Pendekatan sistem-menyeluruh lawan pendekatan moduler (dipandang
dari cara mengembangkannya)

Pendekatan sistem-menyeluruh (total-system approach) merupakan


pendekatan yang mengembangkan sistem serentak secara menyeluruh.
Pendekatan ini kurang mengena untuk sistem yang kompleks, karena akan
menjadi sulit untuk dikembangkan. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri
dari pendekatan klasik. Pendekatan moduler (modular approach) berusaha
memecah sistem yang rumit menjadi beberapa bagian atau modul yang
sederhana, sehingga sistem akan lebih mudah dipahami dan dikembangkan.
Akibat lebih lanjut adalah sistem akan dapat dikembangkan tepat pada
waktu yang telah direncanakan, mudah dipahami oleh pemakai sistem dan
mudah untuk dipelihara. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri dari
pendekatan terstruktur.

5.      Pendekatan lompatan-jauh lawan pendekatan berkembang (dipandang


dari teknologi yang akan digunakan)

Pendekatan lompatan-jauh (great loop approach) menerapkan


perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih.
Perubahan ini banyak mengandung resiko, karena teknologi komputer begitu
cepat berkembang dan untuk tahun-tahun mendatang sudah menjadi usang.
Pendekatan ini juga terlalu mahal, karena memerlukan investasi seketika
untuk semua teknologi yang digunakan dan pendekatan ini juga sulit untuk
dikembangkan, karena terlalu komplek. Pendekatan berkembang
(evolutionary approach) menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-
aplikasi yang memerlukan saja pada saat itu dan akan terus dikembangkan
untuk periode-periode berikutnya mengikuti kebutuhannya sesuai dengan
perkembangan teknologi yang ada. Pendekatan berkembang menyebabkan
investasi tidak terlalu mahal dan dapat mengikuti perkembangan teknologi
yang cepat, sehingga teknologi yang digunakan tidak cepat menjadi usang.

Pemecahan Masalah

Masalah merupakan suatu kondisi yang memiliki potensi untuk


menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa.
Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberikan respon terhadap
masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang
keuntungannya. Oleh karena itu masalah penting untuk
dipecahkan. Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau
tindakan. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi
yang manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
Salah satu kunci pemecahan masalah adalah identifikasi berbagai
alternatif keputusan. Solusi bagi suatu masalah harus mendayagunakan
sistem untuk memenuhi tujuannya, seperti tercermin pada standar kinerja
sistem. Standar ini menggambarkan keadaan yang diharapkan, apa yang
harus dicapai oleh sistem.
Selanjutnya manajer harus memiliki informasi yang terkini, Informasi itu
menggambarkan keadaan saat ini, apa yang sedang dicapai oleh sistem. Jika
keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan sama, tidak terdapat masalah
dan manajer tidak mengambil tindakan. Jika kedua keadaan itu berbeda,
sejumlah masalah merupakan penyebabnya dan harus dipecahkan. Perbedaan
antara keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan menggambarkan
kriteria solusi (solution criterion), atau apa yang diperlukan untu mengubah
keadaan saat ini menjadi keadaan yang diharapkan. Setelah berbagai
alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan umtuk
mengevaluasi tiap alternatif. Evaluasi ini harus mempertimbangkan berbagai
kendala (constraints) yang mungkin, baik intern maupun extern/lingkungan.
1.      Kendala intern dapat berupa sumber daya yang terbatas, seperti
kurangnya    bahan baku, modal kerja, SDM yang kurang memenuhi syarat,
dan lain lain.
2.      Kendala lingkungan dapat berupa tekanan dari berbagai elemen
lingkungan, seperti pemerintah atau pesaing untuk bertindak menurut cara
tertentu. 

Perbedaan antara masalah dan gejala. Gejala adalah kondisi yang


dihasilkan oleh masalah. Untuk memberikan ilustrasi ini, kita ambil contoh,
seorang manajer dihadapkan pada suatu gejala seperti laba yang rendah.
Dalam hal ini ada masalah penyebab laba rendah. Jadi dalam kaitan ini,
masalah adalah penyebab dari suatu persoalan, atau penyebab dari suatu
peluang.

Elemen-elemen proses pemecahan masalah :


Standar: menggambarkan keadaan yang diharapkan apa yang harus
dicapai oleh   sistem.
Informasi: menggambarkan keadaan saat ini, apa yang sedang dicapai
oleh sistem.
Pemecahan masalah menurut Gerald V. Post (2000:99) adalah :
            1.      Menganalisis Sistem
Untuk memecahkan masalah, pertama harus memahami bagaimana
usaha/bisnis berjalan. Ide dasarnya terdiri atas subsistem yang kecil, yang
saling berkaitan. Setiap subsistem dapat dipecah kedalam bentuk yang lebih
kecil dan terperinci. Dengan menguji setiap bagian dan hubungannya, lebih
mudah menentukan penyebab masalah dan memberikan pemecahannya.
Sebuah metode/cara terbaru yang sangat berguna dalam membantu
menganalisis sistem, yaitu bahasa bentuk penyatuan (unified modelling
language/UML). UML dirancang untuk membantu penciptaan sistem
informasi yang berorientasi pada obyek. Bahasa ini meminta pada pengguna
unutk mengenali obyek awal pada sistem dalam situasi yang ada dan metode
atau fungsi yang dapat mereka tampilkan.
Teknik perancangan UML ini sangat berguna untuk keadaan saat ini,
dimana sistem informasi sekarang ini mengandalkan pada sistem manajemen
berbasis datauntuk mengumpulkan dan membagi data yang mendasarinya,
sehingga UML ini berfokus pada pengumpulan dan perubahan data yang
disimpanpada setiap objek.
            2.      Menanyakan Pertanyaan
Kunci untuk memecahkan maslah adalah menanyakan pertanyaan yang
tepat. Seorang manajer harus mengerti dan memahami apa arti sebuah
pertanyaan meskipun sudah mengetahui jawabannya. Ini merupakan bentuk
komunikasi yang menantang. Setiap orang memiliki gambaran mental
mengenai bagaimana sistem bekerja. Sebuah pertanyaan juga mendorong
orang untuk berpikir mengenai cara melihat masalah. Kadang memecahkan
masalah dirasakan semudah menanyakan pertanyaan yang tepat untuk
mendefinisikannya secara benar.
            3.      Memilih Alat yang Pas/Sesuai
Kadang latihan atau uji coba lebih mudah dilakukan dengan
menggunakan sistem manajemen berbasis data atau menggunakan
pengolahan kata (word processor). Ketika seseorang menghadapi masalah
baru dalam bisnisnya, hentikan sejenak dan tentukan alat manakah yang
paling baik untuk pekerjaan tersebut.
            4.      Mempertimbangkan Konsekuensi/Akibat
Silih bergantinya waktu sistem pun juga mengikuti perkembangan
zaman, sistem diganti dengan tujuan untuk menguji pengguna dalam melihat
siapakah yang mungkin tidak cocok dan mengetahui bagaimana pihak luar
dapat menanggapi perubahan tersebut.
Contohnya jika kita merancang sebuah sistem yang baru yang mengubah
aliran kerja dalam perusahaan, beberapa pekerjaan dan tugas-tugas
manajemen tingkat menengah dapat saja ikut berubah atau hilang. Meskipun
perusahaan secara teratur mengubah suatu pekerjaan dan kadang-kadang
mengurangi tenaga kerja mereka, perencanaan yang bagus akan berarti
melatih kembali pekerja untuk jabatan baru dalam perusahaan kapan pun
waktunya. Akan tetapi berakibat pada pihak luar, yaitu lebih sulit
mengidentifikasi atau mengenali perubahan dan lebih sulit dalam
memutuskan.
            5.      Memahami Diagram/Sketsa Aliran Data
Data flow Diagram (DFD) atau aliran data diagram adalah suatu
diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari
data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem
secara logika, terstruktur, dan jelas. DFD sering digunakan untuk
menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan
dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik
dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat, dan
sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan
(misalnya file kartu, harddisk, tape, diskette, dan lain sebagianya). DFD
merupakan alat yang cukup populer sekarang ini, lebih lanjut DFD juga
merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.
Berikut unsur- unsur dasar DFD:
                        a.          Kesatuan Luar (External Entity)
Kesatuan sistem merupakan kesatuan (Entity) dilingkungan luar yang
dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada dilingkungan
diluar yang dapat memberikan input atau menerima outputdari sistem.
                        b.      Proses
Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh manusia,
mesin atau komputer yang hasil dari arus data yang masuk kedalam proses
untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
                        c.       Penyimpanan Data (Data Store)
Penyimpanan data atau arsip adalah tempat sederhana untuk
menyimpan data waktu panjang. Simpanan data dapat berupa suatu file atau
database di komputer, suatu arsip atau catatan manual dan lain sebagainya.
                        d.      Aliran Data (Data Flow)
Aliran data menggambarkan masukan dan keluaran setiap proses atau
subsistem. Arus data di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir
diantara proses, simpanan, dan kesatuan luar.
                        e.         Kamus Data (Data Dictionary)
Untuk menyimpan data, maka perlu mencatat informasi, seperti siapa
yang mengendalikan/ mengawasi penyimpanan data, siapa yang perlu
mengakses data, berapa lama harus di backed up dan unsur apa yang
terkandung pada data. Sebuah kamus data mengandung semua informasi
yang menjelaskan keadaan yang digunakan untuk menggambarkan sistem.
Misalnya penggambaran/pendeskripsian laporan, aturan bisnis, dan
pertimbangan keamanan.
            6.      Memisahkan dan Mengatasinya
Langkah yang menentukan dalam menganalisa sebuah sistem adalah
secara hati- hati memilih dan memilah kedalam bentuk yang lebih kecil atau
menjadi sebuah kumpulan subsistem. Setiap subsitem dipisahkan dari yang
lainnya tetapi mereka terhubung melalui data yang dikumpulkan. Dengan
menggunakan alat otomatis yaitu teknik perangkat lunak (Computer aided
software engineering/CASE) untuk membantu analisis sistem dalam
menggambar diagram pada layar komputer. Cara inilah yang dapat dimiliki
oleh analis sistem supaya komputer mampu mengatur halaman dan tingkatan
yang bermacam - macam.
            7.      Menyarankan
Kebanyakan kasus-kasus dirumitkan dengan fakta kesalahan yang
banyak gejalanya dan kadang kala lebih dari satu penyebab. Sebuah DFD
dapat menolong sorang manajer dalam menyisihkan keterkaitan kesalahan
yang banyak.
Ada dua segi kesulitan pada masalah usaha, yaitu mengenali masalah
yang sebenarnya dan mencoba mengatasi dengan sebuah pemecahan. Dengan
pelatihan maka seorang manajer dapat belajar memahami sistem dan
menentukan penyebab terjadi, dan pemecahan masalah itu membutuhkan
suatu kreativitas. Seringkali masalah yang dihadapi seorang manajer akan
mirip dengan perusahaan lain. Akhirnya ingat bahwa akan ada banyak
jawaban untuk kasus yang timbul. Seorang manajer akan berpendapat dan
menyarankan bahwa perusahaan harus membeli sistem komputer yang baru.
Meskipun pernyataan tersebut tidak diragukan kebenarannya, manajer jugaa
perlu menambah alasan yang lebih rinci untuk alasan tersebut. Jawaban yang
paling baik menggambarkan penyebab masalah, memberikan perencanaan
yang rinci dan menerangkan bagaimana rencana memecahkan masalah dan
menyediakan kebutuhan tambahan.
            8.      Penerapan
Dalam bisnis, ide kreatif selalu berguna, tetapi tanpa rincian penerapan
rencana ide tersebut tidak akan berguna. Sama halnya dengan SIM (sistem
informasi manajemen), mudah mengatakan bahwa perusahaan dapat
mencapai keuntungan yang berarti dengan memasang sistem komputer yang
baru. Bagaimanapun ide sangat berguna dan pekerjaan lebih berpeluang
berhasil jika memasukkan rencana penerapan yang rinci. Penerapan rencana
SIM terdiri dari persyaratan perangkat keras (hardware) dan pengakat lunak
(software), bersama dengan pelatihan (training). Perubahan dibutuhkan
dalam bagian (departement) yang banyak dan daftar pemasangan.
            9.      Membuat keputusan
Membuat keputusan adalah suatu proses memilih alternatif tertentu dari
beberapa alternatif yang ada. Dan pertimbangan dalam membuat keputusan,
didasarkan atas beberapa hal berikut:

1.      Keputusan yang akan diambil harus dipertimbangkan masak-


masak  yang perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan yaitu
manfaatnya, pelaksanaannya, dan orang-orangnya atau pelaksananya.
 2.      Tindakan-tindakan dalam mengambil dan membuat pemecahan
masalah keputusan yang tepat dan akurat, yaitu menilai data-data, memilih
data-data, konsekuensi pilihan, dan tindakan pelaksanaan.
Dalam proses pembuatan keputusan, keragu-raguan dan ketidaksetujuan
masih diperlukan, karena adanya manfaat:
a. Merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban yang benar
dari 
suatu   masalah.
b. Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan keputusan yang
mantap.
c. Memungkinkan penerimaan bersama terhadap keputusan yang akan
diambil.
            10.  Rancangan yang Berorientasi pada Objek
Pokok pada rancangan yang berorientasi pada objek (object oriented
design) adalah memusatkan pola pengenalan apakah itu dan apa yang dapat
dilakukannya. Objek didefinisikan melalui sebuah perangkat pembangunan
properti. Bangunan menggambarkan sebuah objek. Mereka juga
menghadirkan data yang akan dikumpulkan untuk setiap objek.
Setiap objek juga berfungsi sebagaimana menggambarkan tindakan yang
dapat ditampilkan melalui objek dan menjelaskan bagaimana mengubah
objek. Sebagimana contoh pada bank, ada buka rekening, tutup rekening dan
pembayaran suku bunga. Setiap jenis rekening dapat mempunyai cara
penghitungan pembayaran bunga yang berbeda, mungkin bentuk harian atau
mingguan.
Dengan pendekatan yang berorientasi pada objek, bangunan dan
fungsinya dapat digabungkan kedalam definisi objek. Tujuannya adalah
menggambarkan sebuah sistem supaya  ketika hendak mengubah fungsinya,
kita hanya mengubah satu objek saja. Seluruh objek lainnya dan prosesnya
tetep sama.
            11.  Analisis Proses.
Bila menguji sistem pengolahan transaksi atau berhadapan dengan yang
sebagian besar belum terkomputerisasi, maka harus mempertimbangkan
untuk membuat sebuah gambaran proses. Sebuah gambaran aliran data
adalah teknik yang berorientasi pada proses yang digunakan untuk
menyelidiki sistem informasi. Caranya dapat digunakan untuk melihat pada
“gambar besar” dan melihat bagaimana sebuah sistem bekerja total. Hal ini
berguna untuk menguji rincian yang terjadi dalam setiap proses.
Sebagaimana tiga bentuk bagian utama sistem, yaitu sistem menerima
masukan (input), yang diproses (processed) untuk menghasilkan
keluaran (output). Prosesnya dapat berupa mesin, seperti pabrik yang
menggunakan bahan mentah, pekerja dan listrik. Kemungkinan lainnya
proses melibatkan simbol/lambang (symbolic). Dibandingkan kegiatan
fisiknya. Contohnya sistem akuntansi menerima data penjualan dan
mengolahnya ke dalam laporan keuangan (cash flow statement). Sebuah
pendekatan sistematis yang mengatasi masalah telah dipikrkan dan
dinamakan pendekatan sistem yang terdiri dari
persiapan (prepation), pendefinisian/penggambaran (definiton), dan
pemecahan (solution).

Susunan Masalah/Struktur Masalah


Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit permasalahan yang
sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak terstruktur. Sebagaian besar
masalah adalah masalah semi-terstruktur, yaitu manajer memiliki
pemahaman yang kurang sempurna mengenai elemen-elemen dan
hubungannya.

Berikut macam- macam struktur masalah yakni:


            a)      Masalah Terstruktur adalah masalah yang dapat di ketahui
penyelesaiannya dengan jelas dan pada umumnya terjadi berulang-ulang dan
mempunyai fase terstruktur.Atau dengan kata lain keputusan ini dibuat
sebelum adanya kasus kasus yang berdatangan. Masalah terstruktur
mempunyai 3 tahapan yaitu intelijen, rancangan, dan pilihan.

            Sifat-sifatnya:

1.      Berulang-ulang secara berkala dan rutin

2.      Mudah di pahami

3.      Memiliki pemecahan yang standar berdasarkan analisa kuantitatif

4.      Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur tertulis maupun tidak

5.      Sering diotomatisasi

6.      Prosedur untuk mengetahui solusi terbaik di ketahui

7.      Tujuan dengan jelas terdefinisi

8.      Sistem pendukung manajemen dapat sangat berguna


            Masalah terstruktur terdiri dari elemen-elemen dan hubungan-
hubungan antar elemen yang semuanya dapat dipahami oleh pemecah
masalah. Pemecah masalah tersebut adalah komputer. Karena komputer
dapat memecahkan masalah tanpa perlu melibatkan manajer.
Contohnya:

a.  Sebuah model matematika yang dinamakan EOQ digunakan oleh seorang


manajer untuk menentukan bagaimana masalah hendak dipecahkan.

b.   Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal
bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
(secara berkala).

c.    Pemberian cuti MHS.

            b)      Masalah Tidak Terstruktur adalah masalah yang tidak jelas


solusinya, jarang terjadi, proses penanganannya lebih rumit dan tidak
mempunyai fase terstruktur. Atau keputusan ini diambil setelah adanya
kasus. Misalnya masalah yang tidak berulang atau masalah yang tidak dapat
di prediksi.
            Sifat - sifatnya:

1.      Tidak berulang dan jarang terjadi

2.      Tidak ada model untuk memecahkan masalah ini

3.      Butuh intuisi

4.      Problem yang masih kabur dan cukup kompleks

5.      Tidak ada solusi yang langsung bisa di pakai

6.      Mengenai masalah khusus, khas, dan tidak biasa

7.      Kebijakan yang ada belum menjawab.


            Masalah tak terstruktur berisikan elemen-elemen atau hubungan-
hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah.
Pemecahan masalah dilakukan oleh manajer. Karena manajer harus
melakukan sebagian besar tugas memecahkan masalah.

Contohnya:
1.      Bila sebuah perusahaan menghitung berapa biaya produksi yang akan
dikeluarkan dan yang akan    di dapat. Hal itu menjadi masalah yang tidak
terstruktur, karena biaya slalu berubah dalam waktu ke waktu. Pengambil
keputusan tidak dapat dipastikan perkembangannya pada waktu yg berbeda.

2.      Reorganisasi perusahaan (perubahan mengenai imbangan atau susunan


tertentu, baik yang             menyangkut struktur organisasi perusahaan
maupun struktur modal dari suatu perusahaan).

3.      Pengembangan jenis usaha baru, keputusan merger, pelunasan pabrik.

            c).      Masalah semi Terstruktur adalah masalah yang sebagian dapat


diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak
terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan
perhitungan - perhitungan serta analisis yg terperinci.

Sifat masalah Semi Terstruktur:

1.         Peraturan tidak lengkap

2.         Sebagian structured dan sebagian unstructured
            Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian
elemen-elemen atau hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah.
Pemecahan masalah dilakukan oleh manajer dan komputer, yang harus bisa
bekerja sama memecahkan masalah.
Contohnya: Masalah kenaikan pangkat/jabatan, fasilitas kendaraan
dinas, pembuatan jadwal produksi. Bila di sebuah perusahaan akan
membuat jadwal produksi. Pembuat keputusan tidak bisa langsung saja
membuat jadwal tersebut, tetapi haru mempertimbangkan capacity,
machine, skill, dan man agar proses produksinya tidak salah.

Secara hakikatnya keputusan tidak terstruktur diambil oleh top


management karena top management mengarah ke arah strategis untuk
perusahan seperti perencanaan untuk langkah kedepannya suatu perusahaan
dan tentang cara mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan  keputusan terstruktur lebih banyak diambil oleh low manajemen
dikarenakan setiap masalah yang akan dihadapi biasanya sudah memiliki
jawaban yang sudah dimasukkan sebelumnya. sehingga tidak perlu
mengambil keputusan baru untuk menyelesaiknanya kecuali itu merupakan
kasus baru.

Jadi, artinya kenapa tingkatan manjemen atas lebih banyak mengambil


keputusan tidak tersturktur dikarenakan mereka bergerak dibidang strategi
perusahaan, sedangkan untuk tingkatan manajemen bawah bergerak di
pengaturan di satu bidangnya atau satu bagiannya yang mengurusi seperti
anggaran, dan perencanaan jangka dekat atau menengah.

2.4 Tahap-Tahap Pendekatan Sistem


            Pendekatan sistem untuk memecahkan masalah menggunakan
sebuah peninjauan sistem untuk mengenali masalah dan kesempatan-
kesempatan serta pengembangan masalah. Menurut James A. O’Brien
(1999:80), mempelajari masalah dan merumuskan sebuah pemecahan
meliputi hubungan yang saling ketergantungan seperti berikut ini:
1.      Kenali dan definisikan sebuah masalah atau kesempatan 
menggunakan pemikiran sistem.
2.      Kembangkan dan tinjau pemecahan alternatif sistem.
3.      Pilih pemecahan sistem yang sangat memenuhi persyaratan Anda.
4.      Rancang pemecahan sistem yang sudah dipilih.
5.      Terapkan dan tinjau keberhasilan sistem rancangan.

 B. Prinsip Pembelajaran Menurut Para Ahli Pada Masing-Masing 


Ranah Pembelajaran
            Disamping prinsip-prinsip di atas, adapun beberapa prinsip
belajar yang dikaji dari ranah pembelajaran, yaitu:
2.5 Prinsip Belajar Kognitif
Beberapa hal berikut ini sangat penting diperhatikan dalam proses
pembelajaran kognitif:
a.  Perhatian harus dipusatkan pada aspek-aspek lingkungan 
yang relevan sebelum proses belajar kognitif terjadi
b. Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan
 jenis perbedaan individual yang ada
c.  Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata atau kemampuan 
membaca, kecakapan, dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap 
proses belajar kognitif
d. Pengalaman belajar harus diorganisasikan kedalam satuan-satuan 
atau unit-unit yang sesuai
e. Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dalam konsep 
amatlah penting. Perilaku mencari,      penerapan, pendefinisian resmi 
dan penilaian sangat di perlukan untuk menguji bahwa suatu konsep 
benar-benar bermakna
f. Dalam memecahkan masalah, para siswa harus dibantu untuk 
mendefinisikan dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi 
yang sesuai, menafsirkan, dan menganalisis masalah dan 
memungkinkan tumbuhnya kemampuan berfikir yang multi 
dimensional (divergent thinking).

2.6 Prinsip Belajar Afektif


Pembelajaran afektif dapat dilaksanakan dengan baik dalam upaya
mencapai hasil belajar yang diharapkan bilamana guru memperhatikan
beberapa hal berikut:
a. Sikap dan nilai tidak hanya diperoleh dari proses pembelajaran
langsung, 
akan tetapi sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain
b. Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan
c. Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar 
perilaku kelompok
d. Bagaimana para siswa menyesuaikan diri dan memberi reaksi
terhadap 
situasi akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar
afektif
e. Dalam banyak kesempatan nilai-nilai penting yang dieroleh pada 
masa kanak-kanak akan panjang hayat
f. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan
yang erat
g. Model interaksi guru dan dan siswa yang positif dalam proses
pembelajaran 
di kelas, dapat memberikan kontribusi bagi tumbuhnya sikap positif 
di kalangan siswa
h. Para siswa dapat dibantu agar lebih matang dengan cara 
memberikan dorongan bagi mereka untuk lebih mengenal dan
memahami 
sikap, peranan serta emosi.

2.7 Prinsip Belajar Psikomotorik


Terdapat beberapa hal penting yang perlu diketahui guru berkenaan
dengan pembelajaran psikomotorik:
a.   Perkembangan psikomotorik anak, sebagian berlangsung secara
beraturan 
dan sebagian di antaranya tidak beraturan
b.   Di dalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi
kemampuan 
dasar psikomotorik
c.    Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan 
taraf penampilan psikomotorik
d.   Melalui aktivitas bermain dan aktivitas informal lainnya para siswa 
akan memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya secara lebih baik
e.  Seirama dengan kematangan fisik dan mental, kemampuan belajar 
untuk memadukan dan memperluas gerakan motorik akan lebih dapat
diperkuat
f.  Faktor-faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan 
cakupan penampilan psikomotorik individu
g.  Penjelasan yang baik, demonstrasi, dan partisipasi aktif siswa 
dapat menambah efisiensi belajar psikomotorik
h.  Latihan yang cukup yang diberikan dalam rentang waktu tertentu 
dapat memperkuat proses belajar psikomotorik
i.    Tugas-tugas psikomootorik yang terlalu sukar bagi siswa dapat 
menimbulkan keputusasaan dan kelelahan yang lebih cepat

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
   sistem adalah merupakan suatu penggabungan, penyatuan dari dua
atau  lebih bagian-bagian, komponen-komponen atau subsistem-subsistem
yang interdependen dan ditandai oleh batas-batas yang jelas dari lingkungan
suprasistemnya. Pendekatan sistem dalam manajemen dirancang untuk
memanfaatkan analisis ilmiah dalam suatu organisasi yang kompleks untuk :
     1.   Mengembangkan dan mengatur/mengelola sistem operasionalnya (misal:
aliran         uang, sistem personil, dan sebagainya).
       2.      Merancang sistem informasi untuk pembuatan keputusan.
      Cara mengembangkan pendekatan sistem yaitu :
             1.      Pendekatan klasik lawan pendekatan terstruktur 
                  (dipandang dari metodologi yang   digunakan)
2.      Pendekatan sepotong lawan pendekatan sistem (dipandang dari 
       sasaran yang akan  dicapai)
3.     Pendekatan bawah-naik lawan pendekatan atas-turun (dipandang dari
cara                menentukan kebutuhan dari sistem)
4.      Pendekatan sistem-menyeluruh lawan pendekatan moduler 
       (dipandang dari cara mengembangkannya)
5.     Pendekatan lompatan-jauh lawan pendekatan berkembang
(dipandang dari                teknologi yang akan digunakan).

Beberapa hal berikut ini sangat penting diperhatikan dalam proses


pembelajaran kognitif:
a.  Perhatian harus dipusatkan pada aspek-aspek lingkungan yang 
relevan sebelum      proses belajar kognitif terjadi
b. Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan 
jenis perbedaan individual yang ada.

Pembelajaran afektif dapat dilaksanakan dengan baik dalam upaya


mencapai hasil belajar yang diharapkan bilamana guru memperhatikan
beberapa hal berikut:
a. Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan
b. Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh 
standar perilaku kelompok

Terdapat beberapa hal penting yang perlu diketahui guru berkenaan


dengan pembelajaran psikomotorik:
a.   Perkembangan psikomotorik anak, sebagian berlangsung secara
 beraturan dan sebagian di antaranya tidak beraturan
b.   Di dalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi 
 kemampuan dasar psikomotorik.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto. 2011. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparlan. 2005. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
http://janganpernahselingku.blogspot.co.id/2014/10/pendekatan-
sistem-dalam-pembelajaran.html

Anda mungkin juga menyukai