Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN
SISTEM

KELOMPOK 10 :
1. Sheyla permata firman putri: 2123756039

2. Siti Ma’rifah Adang : 2123756042

3. Windi Helle : 2123756047

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


POLITEKNIK NEGERI
KUPANG 2022
Kata Pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Dan untuk pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari akan keterbatasan dan kemampuan
kami dalam menyusun kata, sehingga makalah ini jauh dari sempurna dan masih memerlukan
penyempurnaan, untuk itu saran dan masukannya kami harapkan. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca untuk memberikan tambahan
pengetahuan, dan wawasan khususnya dalam bidang pengantar sistem informasi akuntansi.
Dengan ini saya ucapkan Terima Kasih.

Kupang,26 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………............................................

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………….


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………………

2.1 Pendekatan Sistem………………………………………………………………………………………………………………..

2.2 Siklus Hidup Pengembangan System……………………………………………………………………………………..

2.3 SDLC Tradisional……………………………………………………………………………………………………………….

2.4 Prototyping…………………………………………………………………………………………………………………….

2.5 Pengambangan Aplikasi Cepat…………………………………………………………………………………………

2.6 Pengembangan Berfase…………………………………………………………………………………………………….

2.7 Desain Ulang Proses Bisnis…………………………………………………………………………………………………..

2.8 Menempatkan SDLC Tradisional,Prototyping,RAD,Pengembangan Berfase dan BPR dalam


Perspektif……………………………………………………………………………………………………………………………………

2.9 Manajemen Proyek……………………………………………………………………………………………………………..

2.10 Mengestimasi Biaya Proyek………………………………………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang
tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan
sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara
pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-
komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas.

Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi
komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem
informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan
atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan
pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi
informasi.

Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, di
mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, diantaranya:
1.Apakah definisi dari pendekatan sistem?
2.Bagaimana siklus hidup pengembangan sistem?
3.Apakah yang dimaksud dengan SLDC Tradisional?
4.Apakah yang dimaksud dengan prototyping?
5. Apa saja jenis-jenis prototyping?
6. Bagaimana pengembangan aplikasi cepat dan pengembangan
berfase? 7.Apa yang dimaksud dengan desain ulang proses bisnis?
8. Bagaimana menempatkan SDLC Tradisonal,Prototipyng, RAD, pengembangan berfase dan
BPR dalam perspektif?
9. Apa saja alat-alat pengembangan system?
10. Apa itu pemodelan proses, manajemen proyek dan mengestimasi biaya proyek?
1.3 Tujuam
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk memahami makna definisi pendekatan system.
2. Untuk memahami bagaimana siklus hidup pengembangan
system. 3.Untuk memahami apa itu SLDC Tradisional.
4. Untuk memahami apa itu prototyping.
5. Untuk memahami macam-macam jenis prototyping.
6. Untuk memahami bagaimana pengembangan aplikasi cepat dan pengembangan
berfase. 7.Untuk memahami bagaimana desain ulang proses bisnis
8. Untuk memahami bagaimana menempatkan SDLC Tradisional, Prototipyng,
RAD,Pengembangan berfase dan BPR dalam perspektif
9. Untuk memahami macam-macam alat pengembangan sistem.
10. Untuk memahami pemodelan proses, manajemen proyek dan mengestimasi biaya proyek.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang
kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba
menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan
sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisikal, dapat dihubungkan dengan analisis biotis,
dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial. Ciri-ciri yang terkandung dalam sistem atau
pendekatan sistem, ialah:
1. Adanya tujuan: Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem telah ditentukan lebih dahulu,
dan itu menjadi tolok ukur pemilihan komponen serta kegiatan dalam proses kerja sistem.
Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam suatu sistem mengarah ke pencapaian
tujuan sistem. Tujuan sistem ialah pusat orientasi dalam suatu sistem.
2. Adanya komponen sistem (selain tujuan): Jika suatu sistem itu ialah sebuah mesin, maka setiap
bagian (onderdil) ialah komponen dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya dengan pengajaran
di sekolah sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik manusia maupun non
manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terj adi di dalamnya ialah merupakan komponen sistem.
Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-komponen sistem.
3. Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatuan kerja sistem: Tubuh badan kita
merupakan suatu sistem, setiap organ (bagian) dalam tubuh tersebut mengemban fungsi tertentu, yang
keseluruhannya (semua fungsi komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita dan
kehidupan kita sebagai manusia berjalan secara sihat dan semestinya.
4. Adanya interaksi antar komponen: Antar sub-sistem atau komponen dalam suatu sistem terdapat
saling hubungan, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan

Proses pemecahan masalah secara sistematis bermulai dari John dewey, seorang profesor filosofi dari
colombia university. Ia mengidenfikasikan tiga seri penelitian yang terlibat dalam memecahkan suatu
kontroversi secara memadai:
1.Mengenali kontroversi.
2.Menimbang klaim
alternative. 3.Membentuk
penilaian.

1.Urut –Urutan Langkah


Upaya Persiapan. Menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi sistem,
langkahnya yakni:
1. Memandang perusahaan sebagai suatu sistem Mampu melihat perusahaan anda sebagai
suatu sistem.
2. Mengenal sistem lingkungan. Hubungan perusahaan dengan lingkungan juga penting.
3.Mengidentifikasi subsistem-subsistem perusahaan Subsistem-subsistem utama perusahaan
juga perlu diidentifikasi, dan subsistem tersebut dapat mengambil beberapa bentuk.
● Upaya Definisi. Terdiri atas pengidentifikasian masalah untuk dipecahkan dan
kemudian memahaminya, langkahnya yakni:
1.Melanjutkan dari tingkat sistem ke tingkat subsisitem
2.Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urut-urutan tertentu

● Upaya Solusi. Melibatkan pengidentifikasian solusi-solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih


salah satu solusi yang terlihat paling baik, menerapkansolusi tersebut dan menindaklanjutinya untuk
memastikan bahwa masalah telah terpecahkan, langkahnya yakni:
1.Mengidentifikasi solusi-solusi alternatif
2.Mengevaluasi solusi-solusi alternatif
3.Memilih solusi yang terbaik
4.Mengimplementasikan solusi
5.Menindaklanjuti untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif

2.2. Siklus Hidup Pengembangan System

Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang
direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam
memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (Systems development life
cycle) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.

Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi.

2.3. SDLC Tradisional

Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui
bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan
tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan-tahapan
tersebut adalah:

1.Perencanaan

2.Analisis

3.Desain

4.Implementasi

5.Penggunaan

SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (Waterfall approach) karena pekerjaan-pekerjaan
tersebut mengikuti satu pola teratur dan dilaksanakan dari atas ke bawah dan memiliki aliran satu
arah-menuju ke penyelesaian proyek. Ketika sebuah sistem telah melampaui masa manfaatnya dan
harus diganti, satu siklus hidup baru akan dimulai dengan diawali oleh tahap perencanaan.
2.4. Prototyping

Para pengembang selalu melakukan l ooping kembali dan mengerjakan ulang untuk mendapatkan
sebuah sistem yang dapat memuaskan penggunanya yang proyek-proyek tersebut cenderung berlanjut
hingga berbulan bahkan bertahun yang hampir selalu melebihi anggarannya. Sebagai tanggapan atas
keterbatasan tersebut, para pengembang sistem memutuskan untuk menerapkan suatu teknik yang
telah terbukti efektif dalam pekerjaan lain yaitu prototype. Prototype adalah satu versi dari sebuah
sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem
akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses membuat prototype ini disebut prototyping.

1. Jenis-Jenis Prototype.
Terdapat dua jenis prototype : evolusioner dan persyaratan. Prototype Evolusioner terus menerus
disempurnakan sampai memiliki fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru yang
kemudian dilanjutkan produksi. Prototype Persyaratan dikembangkan sebagai satu cara untuk
mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu
mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.

● Pengembangan Prototipe Evolusioner.


Ada empat langkah dalam pengembanga prototipe evolusioner, yakni :
a.Mengidentifikasi kebutuhan pengguna, mewawancarai pengguna untuk mendaoatkan ide mengenai
apa yang diminta dari sistem
b.Membuat satu prototipe, pengembang menggunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat
prototipe.
c.Menentukan apakah prorotipe dapat diterima. Pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada
pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan atau belum. Jika ya,
maka langkah selanjutnya diambil jika tidak maka prototipe akan diulang kembali dari lengkah awal.
d.Menggunakan prototipe. Prototipe menjadi sistem produksi.
● Pengembangan Prototipe bersyarat.
Langkah dalam pengembangan prototipe bersyarat, tiga langkah pertama sama dengan langkah yang
diambil dalam membuat prototipe evolusioner, langkah berikutnya yakni :
a.Membuat kode sistem baru. Pengembang menggunakan prototipe sebagai dasar pengkodean sistem
baru
b.Menguji sistem baru. Pengembang menguji sistem
c.Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima. Jika sistem yang baru dapat diterima, maka
langkah selanjutnya dapat diambil, jika tidak maka kembali ke langkah e dan f diulang kembali
d.Membuat sistem baru menjadi sistem produksi

2. Daya Tarik Prototyping


Pengguna menyukai prototyping karena :
1. Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna
2. Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam kebutuhan pengguna
3.Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem
4. Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih
sedikit dalam mengembangkan sistem
5. Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
3.Potensi Kesulitan Dari Prototyping

Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain:
1.Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam
definisi masalah, evaluasi alternatif dan dokumentasi
2. Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberika, yang mengarah pada
ekspektasi yang tidak realisitis sehubungan dengan sistem produksi nantinya
3. Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien
4. Antarmuka komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu
kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik

2.5. Pengembangan Aplikasi Cepat

Rapid application development (RAD) adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegrasi
yang terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa
informasi (Information engineering – IE) adalah nama yang diberikan James Martin kepada
keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas
perusahaan secara menyeluruh.

Unsur-Unsur Penting RAD

1. Manajemen. Khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji coba (experimenter)


yang suka melakukan hal hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan
cepat mempelajari bagai mana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.
2. Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas RAD
menyadari adanya efiesiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus.
3. Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD
4. Alat-Alat. Terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak
dengan bantuan komputer yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode.

2.6. Pengembangan Berfase

Pengembangan berfrase adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri
atas enam tahap Investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi akhir, serta pengujian,
dan pemasangan sistem.

Tahap-Tahap Pengembangan Berfase


Enam tahap pengembangan berfase yaitu:
1. Investigasi awal. Para pengembang, termasuk juga pengguna dan spesialis informasi
malakukan analisis usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan maslah
sistemnya.
2. Analisis. Pengembang menganalisis persyaratakan fungsional pengguna untuk masing-masing
modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan
kemudian mendokumentasikan temuannya dalm bentuk model proses, data dan objek.
3. Desain. Pengembang merancang komponen antarmuka dengan sistem lain untuk setiap
modul sistem yang baru dan mendokumentasikan desain
4. Konstruksi awal. Pengguna membuat dan menguji peranti lunak dan data untuk setiap modul
isitem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna.
5. Konstruksi akhir. Peranti lunak diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap yang diuji
bersama dengan datanya.
6. Pengujian dan pengembangan system. Pengembangan merancang dan melaksanakan uji sistem
tidak hanya mencakup peranti lunak dan data melainkan juga sumber daya informasi lainnya-peranti
keras, fasilitas, personel dan prosedur.

2.7. Desain Ulang Proses Bisnis

Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengai istilah rekayasa ulang atau disebut juga dengan istilah
desain ulang proses bisnis ( business procces redesign – BPR ) BPR memengaruhi operasi TI
perusahaan dalam dua hal. Pertama, TI dapat menerapkan BPR untuk mendesign ulang sistem-sistem
informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa.

1. Insiasi Strategis Proyek-Proyek BPR


BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek
seperti dicetuskan ditingkat manajemen strategis.

2. Rekayasa Terbalik
Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-
unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi
pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari pada yang telah ada pada saat ini.

3. Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah
fungsionalitasnya. Akan tetapi, bukanlah pendekatan yang “bersih”, karena pengetahuan dari sistem
yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan. Pengetahuan tersebut diperoleh pertama kali dengan
melakukan rekayasa ulang.

4. Pemilihan Komponen-Komponen BPR


Komponen-komponen BPR dapat diterapkan secara terpisah atau digabung, tergantung pada tingkat
kemungkinan yang dicari. Kombinasi yang tepat akan tergantung pada kondisi system yang ada
saat ini jika dilihat dari segi fungsionalitas dan sifat teknisnya.

2.8. Menempatkan SLDC Tradisional, Prototyping, RAD, Pengembangan Berfase dan


BPR dalam Perspektif

SDLC tradisional, prototyping, RAD, dab BPR semuanya adalah metodologi. Semuanya adalah cara-
cara yang direkomendasikan dalam mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah
suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan sistem, dan meiliki seluruh
unsur-unsur pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan
penggunaan sistem.

Alat-Alat Pengembangan Sistem

Pendekatan Sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah metodologi. Cara-cara
yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah-masalah sistem. Metodologi sama seperti
sebuah cetak biru yang digambar oleh arsitek untuk membantu paara kontraktor, tukang kayu, tukang
pipa, ahli listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah.
Pendekatan yang Dipicu Oleh Data Dipicu Oleh Proses.

Selama tahun-tahun awal pengembangan system computer, praktis hampir seluruh perhatian diberikan
ke proses-proses yang akan dikerjakan oleh computer, sebagai kebalikan dari data yang akan
dipergunakan. Munculnya system manajemen berbasis data tahun 1970an menarik perhatian akan
pentingnya desain data.

Pemodelan Proses

Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur (flowchart). Diagram
ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program. International Organization for
Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk simbol flowchart, memastikan
penggunaannya diseluruh dunia. Akan tetapi popularitasnya berusia pendek, seiring dengan
diciptakannya alat-alat pemodelan yang lebih sederhana dan lebih efektif.

1. Diagram Arus Data


Diagram arus data (data flow diagram-DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang
mempergunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir
melalui proses-proses yang saling tersambung. Simbol-simbol tersebut mencerminkan
(1) Unsur-unsur lingkungan dengan mana sistem berinteraksi
(2) Proses
(3) Arus data, dan
(4) Penyimpanan data.

Unsur-unsur Lingkungan.
Unsur-unsur lingkungan berada di luar batas sistem. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada
sistem dan menerima output data dari sistem. Istilah terminator sering digunakan untuk menyatakan
unsur lingkungan karena menunjukkan titik dimana lingkungan berakhir.

Proses.
Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output yang dapat digambarkan dengan sebuah
lingkaran, persegi panjang horizontal atau persegi panjang tegak bersudut melingkar yang masing-
masing simbol proses diidentifikasi dengan sebuah label.

Arus Data.
Arus data terdiri atas sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan secara logis. (mulai dari satu
unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau
proses yang lain. Simbol panah digunakan untuk menggambar arus ini dan dapat digambar dengan
menggunakan garis lurus maupun melingkar.

Penyimpanan Data.
Penyimpanan data adalah suatu gudang data. Bayangkanlah penyimpanan data sebagai “data yang
beristirahat.” Penyimpanan data dapat ditunjukkan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak
dengan ujung terbuka atau oval.
Diagram Arus Data Bertingkat (Leveled Data Flow Diagram).
Proses utama sistem ini disebut diagram nomor 0 (figure 0 diagram) yang akan menjelaskan
bagaimana nama tersebut diperoleh nanti. Tambahan DFD dapat digunakan untuk menghasilkan
dokumentasi dengan tingkay yang lebih ringkas dan lebih terinci.

Diagram Konteks (context diagram)


Diagram konteks menempatkan sistem dalam suatu konteks lingkungan yang terdiri atas satu simbol
proses tunggal yang melambangkan keseluruhan sistem. Meskipun diagram konteks
mendokumentasikan sebuah sistem pada tingkat yang tertinggi biasanya akan lebih mudah untuk
memulai dokumentasipada tingkat yang lebih rendah, misalnya tingkat nomor 0.

Diagram Nomor N (figure n diagram)


Diagram nomor n mendokumentasikan satu proses dari sebuah DFD dengan tingkat detail yang lebih
besar. N melambangkan nomor proses pada tingkat yang lebih tinggi dari yang sesuatu sedang
didokumentasikan.

Berapa banyak detail yang harus ditampilkan


Terdapat dua aturan umum yang memandu para pengembang dalam memutuskan berapa banyak
tingkat DFD yang akan digunakan. Pertama ialah membatasu satu DFD menjadi tidak lebih dari enam
hingga delapan proses. Kedua ialah menggunakan alat lain untuk mendokumentasikan tingkat detail
yang paling rendah, tetapi dengan menggunakan tidak lebih dari satu halaman.

2. Kasus Penggunaan

Kasus penggunaan (ude case) adalah uraian naratif dalam bentuk kerangka dan dialog yang terjadi
antara sistem primer dengan sekunder. Terdapat dua format kasus penggunaan salah satunya
berbentuk naratif kontinu dengan nomor yang berurutan untuk masing masing tindakan, sedangkan
format yang lain disebut format ping-pong karenaterdiri atas dua naratif dan penomoran yang
menunjukkan bagaimana tugas-tugas terjadi bergantian antar seistem primer dan sekunder.

3. Kapan Menggunakan Diagram Arus data dan Kasus Penggunaan

Diagram arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap investigasi awal dan
analisis dari metodologi pengembangan berfase. DFD mengilustrasikan suatu tinjauan atas
pemrosesan dan kasus penggunaan memberikan detailnya. Biasanya dibutuhkan beberapa kasus
penggunaan untuk mendukung suatu diagram angka 0.

2.9 Manajemen Proyek

Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama di kelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu
oleh manajer dari analisis sistem, pemograman, dan operasi. Melalui percobaan, tanggung jawab
manajemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi yaitu, tingkat
strategis dalam kebanyakan kasus.
1.Steering Committee SIM

Ketika sebuah perusahaan membentuk satu steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan
penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, maka nama steering committe SIM akan
dipergunakan. Steering committe SIM menjalakan tiga fungsi utama, yaitu:

1. Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untukmencapai sasaran


strategis perusahaan.
2. Melakukan pengendalian fiskal dengan bertidak sebagai yang berwenang dalam
memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan
komputer.
3. Menyelesaikan perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan

komputer. 2.Kepemimpinan Proyek

Aktifitas tim akan diarahkan oleh seorang ketua tim atau pemimpin proyek yang memberikan
arahan disepanjang masa proyek. Berbeda dari steering committee SIM, tim proyek tidaklah bersifat
terus- menerus;biasanya akan dibubarkan ketika implementasi telah selesai dilaksanakan.

3. Mekanisme Manajemen Puncak.

Dasar dari manajemen proyek ialah rencana proye, yang dibuat selama tahap investigasi awal ketika
metodologi pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan proyek, kendala dan ruang lingkupnya
dapat didefenisikan, maka kita dapat mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Rencana ini pertama-tama dirancang dalam bentuk umum dan kemudian dibuat
menjadi bentuk spesifik. Satu format yang populer untuk rencana terinci ialah grafik grant yang
mengidentifikasikan pekerjaan-pekerjaan, siapa yang melaksanakannya dna kapan dilaksanakan.
Grafik Gantt (Gantt Chart) ialah sebuah grafik batang horizontal yang mencantumkan satu grafik
batang untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan.

4. Dukungan Web Bagi Manajemen Proyek

Selain system manajemen proyek berbasis peranti lunak seperti Microsoft project dukungan juga
dapat diperoleh dari internet. Sebagai contoh Logic Software sebuah perusahaan yang berbasis di
Toronto menawarkan sebuah system manajemen proyek yang disebut Easy Project.net. perusahaan
tersebut juga menawarkan kursus manajemen proyek secara online sebagai bantuan bagi perusahaan
untuk meningkatkan pengetahuan manajemen proyek para karyawannya.

2.10 Mengestimasi Biaya Proyek

Mengistemasi waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah sistem telah lama
menjadi satu tugas yang menantang. Akan tetapi, lambat laun telah diciptakan banyak metode yang
dapat digunakan untuk mengestimasi biaya dan jadwal proyek.
1. Input Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas - aktivitas proyek yang akan
membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram jaringan.Kebutuhan
sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan
berapa jumlahnya.
2. Alat-Alat Estimasi Biaya
Estimasi analogis (analogous estimating) menggunakan biaya aktual proyek-proyek serupa yang telah
dilakukan dimasa lalu senagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang
dipertimbangkan. Teknik ini digunakan ketika hanya terdapat sedikit informasi lain yang tersedia.
Teknik ini lebih murah dari pada teknik-teknik yang lain, tetapi pada umumnya kurang akurat.

3. Output Pengestimasian Biaya


Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan
dalam unit - unit keuangan yang berlaku, seperti Dolar atau Euro. Estimasi seperti ini dapat
disempurnakan kembali selama proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan informasi seiring
dengan semakin jelasnya proyek tersebut.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang
kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba
menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan
sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisikal, dapat dihubungkan dengan analisis biotis,
dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial. Pendekatan sistem terdiri dari tiga fase upaya
yakni persiapan, defenisi dan solusi.

Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi. Sejumlah metodologi SDLC telah mengalami evolusi dengan
siklus tradisional, Prototyping, RAD, dan pengembangan berfase.

Ketika sistem dikembangkan, proses,data dan objek akan dibuat modelnya. Alat pemodelan yang
populer ialah pembuatan diagran arus data yang menggunakan simbol-simbol dan unsur lingkungan
yang dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan arus data. Sebelum manajemen memberikan kata
setuju untuk memulai suatu proyek sistem, manajer biasanya meminta agar biaya proyek diestimasi.
DAFTAR PUSTAKA

Reymond, MC Leod. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat

http://nurputriutami.blogspot.com/2012/12/pendekatan-sistem.html

http://rezkyimmanuel.blogspot.com/2011/11/pendekatan-sistem-dalam-memecahkan.html

grace di 23.56

Anda mungkin juga menyukai