Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM INFORMASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Makalah Ini Di Susun Unutuk Melengkapi Tugas Dari Mata Kuliah


Sistem Dan Informasi Manajemen

DI SUSUN OLEH :
YENRILYA RIBUNU
NIM : 201022046

KELAS : MPI 4C

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun makalah yang sangat sederhan ini. Salawat
dan salam kita hantarkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam jahiliyah (kebodohan) ke alam yang modern seperti sekarang ini.
Makalah yang kami susun ini berjudul “Peran Sistem Informasi Dalam
Pengambilan Keputusan”. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai tugas “Penagntar
Manajemen”. Dalam makalah ini membahas tentang cara-cara pengambilan keputusan,
jenis, dan tingkat dalam pengambilan keputusan.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu, dengan rendah hati kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada mereka, utamanya kepada dosen pembimbing.Tak lupa pula kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua teman-teman yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu untuk penyempurnaannya kami mengharapkan kritikan dan saran dari semua
pihak. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan imbalan yang setimpal atas segala
kebaikan yang telah diberikan kepada kami selama ini dengan harapan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin…

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...............................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................4
PEMBAHASAN..................................................................................................................5
A. Definisi Pembuatan Keputusan, Jenis-Jenis, Tingkat Pengambilan Keputusan
Dan Menganalisis Keputusan......................................................................................5
PENUTUP.........................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................16
Daftar Pustaka

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SIM (Sistem Informasi Manajemen) adalah suatu sistem formal tentang


golongan, dan penyebaran informasi kepada orang-orang yang tepat dalam suatu
organisasi. Sistem yang telah maju tidak hanya mengerjakan fungsi tata usaha akan tetapi
juga memberikan bantuan pengambilan keputusan kepada manajemen. Meskipun jarang
terjadi, sistem terprogramkan mampu memonitor dan mengarahkan operasi-operasi
tertentu tanpa bantuan manusia. Data SIM terdiri atas data masukan, data operasi, data
keluaran, dan sebuah pengaturan umpan balik. Data ini dikirimkan dan diolah oleh suatu
unit pengolahan pusat (CPU) di dalam komputer.
Arus informasi merupakan catatan secara terus menerus tentang jumlah satuan
informasi yang banyak sekali. Agar menjadi efektif, maka SIM harus mendapat data
sedekat-dekatnya dengan titik asalnya dan kemudian menyalurkannya ke tempat-tempat
pengolah informasi di mana data itu akan digunakan. Data masukan biasanya terdiri atas
unsur-unsur seperti banyaknya bahan mentah, tanggal penyerahan, harga produk, biaya
tenaga kerja dan lainlain. Data operasi meliputi unsur-unsur seperti angka produksi, biaya
mesin, dan pekerjaan dalam proses. Data keluaran mengandung informasi tentang unsur-
unsur seperti barang-barang potongan, tingkat inventaris akhir dan tanggal pengiriman.
Data ini disampaikan melalui saluran komunikasi ke unit pengolah yang dalam sistem
informasi yang kompleks terdiri atas komputer-komputer elektronik dan perlengkapan-
perlengkapan yang berhubungan.
Unit masukan pencatat data pada umurnnya terdiri atas pencatatan dengan
tangan oleh orang-orang bila dikerjakan secara manual, dan dalam beberapa hal
pencatatan data di atas kartu berlubang (punched card) atau pita berlubang (punched
tape). Apabila data bergerak menuju ke unit pengolah, maka data tersebut disusun
menjadi bentuk-bentuk yang lebih berguna dan menjadi masukan ke dalam proses
perencanaan dan pemecahan masalah. Pengaturan umpan tralik (feedback loop) terdiri
atas saluran-saluran informasi yang menyampaikan masukan yang telah diolah.

4
B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengangkat permasalahan-


permasalahan sebagai berikut:
1.   bagaiamana Definisi pembuatan keputusan, jenis-jenis, tingkat pengambilan
keputusan, dan cara menganalisis keputusan dalam suatu organisasi.
2.   Bagaimana Definisi SIM dan jenis-jenis SIM.
3.   Bagaimanakah peranan SIM dalam pengambilan keputusan di dalam suatu
organisasi?

C. Tujuan

1.   Definisi pembuatan keputusan, jenis-jenis, tingkat pengambilan keputusan, dan cara
menganalisis keputusan dalam suatu organisasi.
2.   Definisi SIM dan jenis-jenis SIM.
3.   Bagaimanakah peranan SIM dalam pengambilan keputusan di dalam suatu
organisasi?

5
PEMBAHASAN

A. Definisi Pembuatan Keputusan, Jenis-Jenis, Tingkat Pengambilan Keputusan


Dan Menganalisis Keputusan

Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem


sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepat yang akan dapat
memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam batas-batas tertentu. Dengan demikian
pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan dari berbagai alternatif baik
kualitatif maupun kuantitatif untuk mendapat suatu alternatif terbaik guna menjawab
masalah atau menyelesaikan konflik (pertentangan). Proses penurunan suatu keputusan
mengandung empat unsur :
(1)  Model : Model menunjukkan gambaran suatu rnasalah secara kuantitatif atau
kualitatif.
(2)  Kriteria: Kriteria yang dirumuskan menunjukkan tujuan dari keputusan yang diamtril.
Jika terdapat beberapa kriteria yang saling bertentangan, maka pengambilan keputusan
harus melalui kompromi (misalnya menambah jasa langganan dan mengurangi
persediaan, maka keputusan mana yang diambil perlu kompromi).
(3)  Pembatas; Faktor-faktor tambahan yang perlu diperhatikan dalam memecahkan
masalah pengambilan keputusan. Misalnya dana yang kurang tersedia.
(4)  Optimalisasi: Apabila masalah keputusan telah diuraikan dengan sejelasjelasnya
(model), maka manajer menentukan apa yang diperlukan (kriteria) dan apa yang
diperbolehkan (pembatas). Pada keadaan ini pengambil keputusan siap untuk memilih
pemecahan yang terbaik atau yang optimum.
Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan Masalah dan konflik terdapat di mana-
mana. Beberapa di antaranya bersifat sederhana dan deterministik, sedangkan yang lain
bersifat sangat kompleks dan probabilistik serta dapat menimbulkan pengaruh yang
besar. Pengambilan keputusan dapat bersifat rutin dan memiliki struktur tertentu atau
dapat juga bersifat sangat kompleks dan tidak berstruktur. Terdapat dua jenis
pengambilan keputusan, yaitu :

6
1.      Pengambilan keputusan terprogram
Jenis pengambilan keputusan ini.mengandung suatu respons otomatik
terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah yang
bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis
ini. Tantangan yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis-jenis keputusan ini
dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk melaksanakan pengambilan
keputusan yang terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus
didefinisikan dan dinyatakan secara jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan
selanjutnya hanyalah mengembangkan suatu algoritma untuk membuat keputusan rutin
dan otomatik. Dalam kebanyakan organisasi terdapat kesempatan-kesempatan untuk
melaksanakan pengambilan keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil
sesuai dengan prosedur pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan
pengambilan keputusan yang terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk
tugas-tugas yang lebih penting.
2.      Pengambilan keputusan tidak terprogram
Menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah-masalah yang tidak
jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses-proses
pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-masalah yang kurang dapat
didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit
parameter-parameter yang diketahui dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat
probabilistik. Untuk menjawab masalah ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari
pengambilan keputusan, ditambah dengan bantuan sistem infofmasi. Hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram dengan baik. Perluasan fasilitas'fasilitas
pabrik, pengembangan produk baru, pengolahan dan pengiklanan kebijaksanaan,
manajemen kepegawaian, dan perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah yang
memerlukan keputusan-keputusan yang tidak terprogram. Sangat banyak waktu yang
dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi pemerintahan, pemimpin-pemimpin
perusahaan, administrator sekolah dan manajer organisasi lainnya dalam menjawab
masalah dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara
langsung kepada mutu informasi yang mendasari tugas ini.

7
Pandangan terhadap pengambilan keputusan adalah bahwa proses ini
merupakan proses penggunaan informasi yang rasional, bukan proses yang emosional,
Dalam hal ini, kesukaran-kesukaran dalam pengambilan keputusan dapat dikaitkan
kepada: (a) Informasi yang tidak cukup dan (b) Maksud dan tujuan yang tidak
dispesifikasikan secara jelas. Pengambil keputusan mempunyai suatu cara untuk dapat
memahami informasi yang menentukan efisiensi pengolahan informasinya. Pengetahuan
seseorang yang lalu digabungkan dengan kecakapannya mengolah informasi akan
menentukan kesanggupannya untuk mengambil keputusan. Tingkat-Tingkat Pengambilan
Keputusan Pengambilan keputusan berkisar dari sangat rutin dan baku (terprogram)
sampai kompleks (tidak dapat diprogram). Untuk maksud klasifikasi, maka pada
dasarnya ada tiga tingkat pengambilan keputusan.
(1)   Pengambilan keputusan tingkat strategis
Pengambilan keputusan strategis dicirikan oleh sejumlah besar ketidak pastian dan
berorientasi ke masa depan. Keputusan-keputusan ini menetapkan rencana jangka
panjang yang akan mempengaruhi keseluruhan organisasi. Pengambilan keputusan
tingkat strategis misalnya perluasan pabrik, penentuan produksi, penggabungan,
penggolongan, pengeluaran modal dan sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
strategi yang diputuskan itu berhubungan dengan perencanaan jangka panjang dan
meliputi penentuan tujuan, penentuan kebijaksanaan, pengorganisasian, dan pencapaian
keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

(2)   Pengambilan keputusan tingkat taktis.


Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan
penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan keputusan irfi
berhubungan dengan bidang-bidang seperti perumusan anggaran, analisis ariran dana,
penentuan tata ruang pabrik, masalah kepegawaian, perbaikan produksi serta penelitian
dan pengembangan. Bila pengambilan keputusan strategis sebagian besar mengandung
kegiatan perencanaan yang menyeluruh, pengambilan memerlukan gabungan dari
kegiatan perencanaan dan pengawasan. Jenis keputusan ini memiliki potensi yang kecil
untuk melaksanakan pengambilan keputusan terprogram.. Untuk sebagian besar aturan-
aturan keputusan dalam pengambilan keputusan taktis tidak tersusun dan tidak dapat

8
dipertanggungjawabkan terhadap kebiasaan sehari-hari dan peraturan yang mengatur
sendiri.
(3)   Pengambilan keputusan tingkat teknis.
Pada tingkat teknis, standar-standar ditentukandan output bersifat deterministik (sifatnya
menentukan). Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjamin
bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien. Tingkat ini
lebih ditekankan pada fungsi pengawasan dan sedikit sekali fungsi perencanaan. Pada
tingkat ini pengambilan keputusan terprogram dapat dilaksanakan. Contoh jenis
pengambilan keputusan ini adalah penerimaan atau penolakan kredit, pengendalian
proses, penentuan waktu, penerimaan, pengiriman, pengawasan inventaris dan
penempatan karyawan.
Suatu tingkat pengambilan keputusan yang berlainan memerlukan jenis
informasi yang berbeda pula. Para analis harus menyadari jenis-jenis pengambilan
keputusan ini di dalam sistem informasi guna memenuhi keperluan yang berbeda-beda,
karena informasi yang akan dihasilkan tergantung kepada keperluan-keperluan ini. Perlu
diperhatikan dan dipahami secara jelas bahwa dalam prakteknya di antara berbagai
golongan pangambilan keputusan ini sering batas-batasnya kabur dan malahan sering
tumpang tindih. Walaupun garis-garis pemisahnya tidak jelas atau kabur, namun sebagai
seorang analis harus menyadari akan adanya jenis-jenis pengambilan keputusan ini dan
bagaimana sistem informasi dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang berlainan,
sebab informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan tergantung kepada
kebutuhan-kebutuhan ini. Dalam banyak organisasi, keputusan-keputusan strategis dan
taktis lebih banyak diambil berdasar intuisi, pengalaman dan kemampuan interpretasi,
dari pada berdasar informasi dari sistem informasi formal.
Dalam lingkup manajemen usaha dan proyek, masalah yang muncul hampir
seluruhnya merupakan masalah yang usulan pemecahannya perlu
dipertanggungjawabkan, bahkan terkadang seluruh prosesnya perlu diungkapkan untuk
dapat diperiksa. Hal ini menuntut penggunaan pendekatan yang bersifat formil. Sebagai
contoh, keputusan suatu perusahaan untuk mengembangkan produk tidaklah dapat
dilaksanakan secara intuitif. Seluruh tahapan perlu dipaparkan untuk meyakinkan
pemegang saham, direksi, bagian teknik, bagian produksi dan pemasaran bahwa produk

9
baru tersebut dapat dibuat dan memang akan menguntungkan perusahaan. Melalui
pendekatan formal semacam ini, maka keputusan tidak saja dibuat akan tetapi
diungkapkan pada semua pihak yang berkepentingan, sebagai usaha utama untuk
meyakinkan pihak lain. Pendekatan formal ini membutuhkan sistematika yang jelas,
masuk akal, seluruh tahapannya mengikuti urutan yang benar dan kesimpulan akhir
merupakan hasil yang konsisten dari seluruh proses. Informasi yang disusun secara
teratur dan sistematik dan selalu diperbaharui maka ia akan merupakan sarana
pengambilan keputusan tidak lain merupakan usaha pentransformasian. Informasi ke
dalam bentuk usulan atau alternatif. Inti dari sistem informasi manajemen adalah
penyusunan informasi secara teratur dan sistematik mengikuti struktur organisasi dan
digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.
Dalam lingkup keputusan yang bersifat rutin maka sistem informasi
manajemen merupakan alat Bantu informasi yang terolah dengan baik dapat memberi
arah pada keputusan yang baik tinggal menambahkan faktor pertimbangan yang perlu
dihasilkan oleh pengambil keputusan. Satu langkah yang lebih kontemporer lagi, adalah
dengan memasukkan beberapa aspek dari mekanisme keputusan ke dalam sistem
informasi manajemen tersebut, sehingga pengambil keputusan pada dasarnya hanyalah
tinggal memilih saja. Analisis Keputusan: Sebagian besar keputusan-keputusan yang
dibuat dalam hidup kita ini adalah berdasarkan intuisi. Kita mempertimbangkan pilihan-
pilihan yang kita hadapi berdasarkan informasi yang telah kita miliki dan sesuai dengan
preferensi kita' untuk kemudian dengan proses intuitif dapat menuju suatu tindakan yang
mencerminkan keputusan terbaik yang kita pilih.
Ciri utama intuisi yang amat mengganggu kita adalah kenyataan bahwa logika
dari intuisi tidak dapat ditelusuri secara rasional. Bila seorang Direktur perusahaan
mengambil keputusan berdasarkan intuisi, mungkin ia akan berkata, "saudarasaudara
sekalian, saya telah membaca semua laporan yang masuk dan setelah
mempertimbangkannya masak-masak, saya kira sebaiknya kita bergabung dengan
Perusahaan X". Meskipun mungkin keputusan tersebut merupakan pemikiran yang
cemerlang, tetapi kita sama sekali tidak dapat mengevaluasinya. Tak ada jalan atau alat
analisis untuk memeriksa langkah demi langkah untuk menentukan apakah keputusan
tersebut merupakan suatu konsekuensi logis dari pilihan-pilihan, informasi yang tersedia

10
dan preferensi pengambil keputusan. Semuanya itu hanya berlangsung dalam pikiran si
pengambil keputusan saja dan tidak dapat menerangkan secara jelas kepada orang lain.
Dalam kehidupan modern, di mana saling ketergantungan antar banyak unsur makin
meningkat, maka makin pentinglah bagi seorang untuk dapat menerangkan bagaimana ia
dapat sampai pada suatu keputusan. Juga adalah hal yang amat penting untuk dapat
mengetahui bagaimana perubahan faktor-faktor yang berpengaruh akan dapat
mengakibatkan berubahnya keputusannya yang terdahulu.
Suatu proses pengambilan keputusan yang bukan berdasarkan intuisi, tetapi
berdasarkan tahapan-tahapan yang sistematik dalam analisis keputusan ini. Analisis
keputusan sebagai suatu prosedur untuk menganalisis suatu persoalan keputusan.
Prosedur ini pada dasarnya merupakan suatu cara untuk memastikan bahwa
langkahlangkah yang penting telah benar-benar dilakukan. Sehingga sebagai satu
kesatuan yang lengkap, hasil yang diperoleh dapat diyakini kebenarannya. Dari gambar
diatas dapat dilihat bahwa di dalam prosedur keputusan akan terdapat tiga tahapan utama,
yaitu
1)   Tahap deterministik Dalam tahap ini perubah-perubah (Variable-variable) yang
mempengaruhi keputusan perlu didefinisikan dan disalinghubungkan, perlu dilakukan
penetapan nilai, dan selanjutnya tingkat kepentingan perubah diukur tanpa terlebih
dahulu memperhatikan unsur ketidakpastiannya;
2)   Tahap probabilistik Ini merupakan tahap penetapan besarnya ketidakpastian yang
melingkupi perubah-perubah (variable-variable) yang penting dan menyatakannya dalam
bentuk suatu nilai. Dalam tahapan ini juga dilakukan penetapan preferensi atas risiko.
3)   Tahap informasional intinya adalah meninjau hasil dari dua tahap yang terdahulu
guna menentukan nilai ekonomisnya bila kita ingin mengurangi ketidakpastian pada
suatu perubah yang dirasakan penting. Dengan demikian dari tahapan ini kita dapat
menentukan apakah masih diperlukan pengumpulan informasi tambahan untuk dapat
mengurangi kadar ketidakpastian. Bila ternyata kita mendapatkan bahwa nilai informasi
lebih kecil dibandingkan dengan ongkos yang dikeluarkan, maka tak perlu kita mencari
informasi tambahan, sehingga hasil dari proses pertamalah yang kita jalankan.
Dalam hal yang sebaliknya, informasi baru yang diperoleh mungkin saja akan
mengubah model dan nilai kemungkinan untuk perubah-perubah yang penting, dan jelas

11
ini akan mengakibatkan bahwa ketiga langkah tersebut harus diulangi kembali. Prosedur
ini dapat diterapkan pada berbagai situasi keputusan seperti pada masalah komersial,
yaitu dalam memperkenalkan produk baru atau memperbaharui disain produk lama,
dalam bidang militer, untuk pengadaan senjata baru atau menentukan sistem pertahanan
yang terbaik dalam menghadapi musuh; juga dalam bidang medis, untuk menentukan
prosedur perawatan pasien; dan tak lupa pula dalam masalah sosial, yaitu untuk
pengaturan dan pelaksanaan pengadaan fasilitas umum; dan terakhir dalam persoalan
pribadi, misalnya dalam pemilihan mobil baru, rumah, pekerjaan yang sesuai atau segala
situasi keputusan lainnya dimana dapat diteraphan proses analisis yang logis.
2.             DEFINISI SIM DAN JENIS SIM.
Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang
berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi
beberapa bagian:
1.   Transaction Processing Systems (TPS) TPS adalah sistem informasi yang
terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk
transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level
organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal.
Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer.
2.   Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS) OAS dan
KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak
menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa
untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu
sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang
diluar organisasi. Aspek-aspek OAS seperti word processing, spreadsheets, electronic
scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email dan video conferencing. KWS
mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan
membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka
mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.

12
3.   Sistem Informasi Manajemen (SIM) SIM tidak menggantikan TPS , tetapi
mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk
analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan
untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi
informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
4.   Decision Support Systems (DSS) DSS hampir sama dengan SIM karena
menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena
menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya,
meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
5.   Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI) AI dimaksudkan untuk
mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan
riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk
berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan
pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta
memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut knowledge-based
systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk
menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS
meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli
menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli
adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna
dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka
pengguna.
6.   Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work
Systems (CSCW) Bila kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan
semiterstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu
solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan
masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan
skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung
perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui
komputer yang terhubung dengan jaringan.

13
7.   Executive Support Systems (ESS) ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan
TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan
eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-
tempat yang bisa diakses seperti kantor.
3.             PERAN SIM PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dukungan sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam
suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan, proses pembuatan keputusan,
yaitu pemahaman, perancangan (design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya
melibatkan pengolahan, file komputer maupun non komputer. Pada tahap pemahaman
hubungannya dengan SIM adalah pada proses penyelidikan yang meliputi pemeriksaan
data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus
memberikan kedua cara tersebut. Sistem Informasi sendiri harus meneliti semua data dan
mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas menuntut
perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk
masalah-masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat
atas sehingga masalahmasalah tersebut dapat ditangani. Pada tahap ini juga perlu
ditetapkan kemungkinan-kemungkinannya. Dukungan SIM memerlukan suatu data base
dengan data masyarakat, saingan dan intern ditambah metode untuk penelusuran dan
penemuan masalah-masalah.
Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat
model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai
pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu
menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak statistika
serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan pendekatan
terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian kembali data base. Pada tahap
pemilihan, SIM menjadi paling efektif apabila hasil-hasil perancangan disajikan dalam
suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan
pemilihan, maka peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik
dan penilaian kemudian. Dukungan SIM pada tahap pemilihan adalah memilih berbagai
model keputusan melakukan analisis kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan
prosedur pemilihan. Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari suatu

14
database yang lengkap, kemampuan pencarian kembali database, perangkat lunak
statistika dan analitik liainnya, serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak
pembuatan model-model keputusan. Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses
pemahaman, .yang menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang
memerlukan keputusan. Istilah pemahaman di sini mempunyai arti sama dengan
pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada prosed pemilihan.
Sering orang menyatakan bahwa komputer akan mengambil keputusan, ini merupakan
suatu pemyataan yang salah kaprah dan tidak mengetahui letak peranan komputer serta
bagaimana suatu proses pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya
dapat diambil atau dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, manusia pengambil
keputusan harus selalu menjadi bagian dari suatu pemilihan.
Suatu algoritma keputusan, suatu aturan keputusan atau suatu program
komputer hanya membantu dengan memberikan dasar untuk suatu keputusan, akan tetapi
pemilihan keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan komputer mengambil
keputusan pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa beberapa keputusan dapat
diprogramkan, sedangkan keputusankeputusan yang lain tidak. Hal ini mengingatkan
bahwa klasifikasi tentang keputusan terprogram dan tidak terprogram sangat penting
untuk perancangan SIM. Ada suatu kecenderungan di antara para perancang SIM untuk
beranggapan, bahwa suatu database (pusat data) saja akan banyak memperbaiki
pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya telah mengabaikan akan
adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan yang berperan penting, yaitu; data,
model atau prosedur keputusan, dan pengambil keputusan, itu sendiri. Oleh karena itu
pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang lebih baik, model keputusan
yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik (lebih terlatih, lebih banyak
pengalaman, dan sebagainya).
Pada dasarnya, suatu sistem informasi memiliki sifat yang hampir sama
dengan sistem produksi yang mengkonversikan bahan baku menjadi produk yang
mungkin langsung digunakan oleh konsumen atau menjadi bahan baku untuk fase
konversi berikutnya. Sistem informasi mengkonversi data kasar menjadi suatu laporan
yang dapat dipakai atau menjadi input untuk proses lanjutan. Banyak manajemen yang

15
tidak puas dengan sistem informasi mereka dan secara tajam langsung menyalahkan
sistem komputer.
Tiga alasan yang dapat menimbulkan hal ini adalah:
(a)  Besarnya harapan yang tidak terpenuhi.
(b)  Tidak tepatnya analisis system
(c)  Sindroma komputer yaitu anggapan bahwa komputer mampu menanggulangi segala
kelemahan manajemen. Komputer hanya dapat dimanfaatkan bila telah dianalisis
berdasarkan perbandingan biaya dengan efektifitasnya dan digunakan secara layak.
Keunggulan komputer sebagai suatu alat terletak di dalam kemampuannya mengolah data
yang banyak dan kompleks serta melakukan perhiturgan-perhitungan yang rumit dalam
waktu yang singkat.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan orang-orang di dalam
manajemen untuk bersikap terbuka dalam menyampaikan masalah-masalah yang ingin
dibantu pemecahannya dengan menggunakan komputer.

16
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebuah organisasi, apalagi organisasi yang besar yang memiliki jaringan


transaksi yang cukup besar, sangat membutuhkan tersedianya informasi. Selain itu
adanya departemenisasi dalam suatu organisasi, kebutuhan informasi bukan merupakan
persoalan yang sederhana. Kebutuhan informasi bukan hanya berkaitan dengan relasi di
luar organisasi, tetapi juga berkaitan dengan personil yang ada pada departemen dalam
organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan koordinasi dan komunikasi
yang sistematik. Semakin kompleksnya kegiatan dan berkembangnya
unit/satuan/departemen yang ada dalam suatu organisasi, semakin mempersulit
koordinasi dan komunikasi apabila tidak diciptakan suatu sistem. Apabila hal itu terjadi,
maka akan menimbulkan kesulitan dalam pengambilan keputusan.

B. Saran

Kami menyarankan kepada semua pengguna Sistem Informasi Manajemen


untuk memperhatikan aspek-aspek dalam pemgambilan keputusan. Misalnya: jenis-jenis,
tingkat pengambilan keputusan dan menganalisis keputusan agar tujuan perusahaan
tercapai seperti apa yang diharapkan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Fuad, dkk. 2000. Pengantar Bisnis. Penerbit gramedia pustaka Utama, Jakarta.
Handoko Hani. 1991. Manajemen Proyek & Teknologi. Penerbit Grafindo, Jakarta
www.google.co.id

18

Anda mungkin juga menyukai