Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1.Muhammad Rafi Hamdun (1702080)

2.Muhammad Sholeh (1702081)

3.Nadra Pasaribu (1702082)

4.Putri Mai Sarah Tarigan (1702083)

5.Retno Arfika (1702084)

Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen

Prodi : Sistem Informasi

Dosen : Eva Desiana M.Kom

STIKOM TUNAS BANGSA PEMATANGSIANTAR

OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, karena berkat rahmat dan ridho-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah “ SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN” di mana
makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Sistem Informasi Manajemen dan mudah-
mudahan bermanfaat untuk pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan baik
dari tata bahasanya maupun dari segi penulisan kalimat yang terdapat di dalamnya. Untuk itu,
dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar ke depannya, kami
dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan dikemudian hari kami dapat membuat makalah
yang jauh lebih baik. Semoga pembaca dapat memetik kesimpulan dan pengajaran ataupun
infomasi yang terdapat di dalam makalah ini.

Akhir kata kami berharap makalah materi Sistem Informasi Manajemen ini mampu
memberikan inspirasi maupun manfaat bagi para pembaca. Kami mengucapkan terima kasih.

Pematangsiantar, 17 Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

Bab I: PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

1.3. Tujuan.............................................................................................................................. 1

BAB II: PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

2.1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ........................................................... 2

2.2. Jenis – Jenis Sistem Pendukung Keputusan .................................................................... 6

2.3. Contoh – Contoh Kasus Menggunakan Sistem Pendukung Keputusan .......................... 7

2.3.1. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan BTN ........................................................ 7

2.3.2. Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Besaran Gaji Pensiunan Opsir ............ 8

2.3.3. Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Paskibraka Nasional .................. 9

BAB III: PENUTUP ................................................................................................................ 11

3.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

ii
Bab I: PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di dalam orgaisasi-organisasi publik, banyak keputusan yang tidak berulang yang
harus dibuat oleh para manajer atau pembuat keputusan. Keputusan-keputusan itu
biasanya bersifat sangat strategis dan menghadapkan para manajer public pada situasi-
situasi unik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Parker (1989:396) menyatakan bahwa decision support system (DSS) adalah suatu
system yang menyediakan sarana yang memungkinkan para manajer untuk
mengembanngkan informasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keputusan yang
akan dibuat. Berbeda dengan system informasi dalam mekanisme pelaporan biasa yang
sekadar memberikan jenis-jenis informasi dengan format yang telah dirancang
sebelumnya. DSS menunjang kemampuan komputasi dan komunikasi kepada manajer
untuk mengembangkan model-model keputusannya sendiri melalui database informasi
yang dibuat. Maka DSS lebih dimaksud kan sebagai penunjang keputusan-keputusan
yang relative tidak terstruktur sebagaimana dikemukakan oleh Senn (1987:16) . Oleh
sebab itu di dalam praktik DSS biasanya terkonsentrasi pada upaya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manajer yang senantiasa berubah hingga yang dibutuhkan adalah
system yang fleksibel dengan perkakas tampilan informasi yang lebih interaktif dan
mudah digunakan pemakai beserta proses-proses pembuatan model melalui mekanisme
trial-and-error, simulasi atau system-sistem yang memperhitungkan berbagai
kemungkinan dari suatu keputusan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditentukan permasalahan, yaitu:

1. Apakah sebenarnya Sistem Pendukung Keputusan itu?


2. Apa saja jenis-jenis Sistem Pendukung Keputusan?
3. Bagaimana Sistem Pendukung Keputusan di gunakan dalam suatu permasalahan?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan penulisan laporan ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui apa sebenarnya Sitem Pendukung Keputusan.


2. Untuk mengetahui apa sebenarnya Sistem Pendukung Keputusan.
3. Dapat mengetahui contoh kasus menggunakan Sistem Pendukung Keputusan.

1
BAB II: PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)


Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis
komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data
menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang
spesifik.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem yang
berkemampuan mendukung analisis data, pemodelan keputusan, berorientasi
keputusan, orientasi perencanaan masa depan yang digunakan pada saat-saat yang tidak
biasa. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-
sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki
kualitas keputusan dan menjadi sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen
pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.
Jadi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) bukan merupakan alat pengambilan
keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan untuk
melengkapi informasi dari data yang telah diolah secara relevan dan diperlukan untuk
membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga
sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam
proses pembuatan keputusan..
Dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan adalah sistem yang dipakai
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah agar
masalah yang ada dapat diselesaikan dengan baik.
Ditinjau dari struktur organisasi, jenis-jenis keputusan dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1) Keputusan administratif, keputusan yang diambil oleh seorang administrator atau
manajer puncak sebagi pucuk pimpinan organisasi. Keputusan ini bersifat umum dan
menyeluruh, berfungsi sebagai landasan bagi kebijakan-kebijakan dan keputusan
teknis operasional secara keseluruhan.

2
2) Keputusan eksekutif, keputusan yang diambil oleh manajer eksekutif. Di dalam
organisai, seorang manajer eksekutif biasanya bertugas untuk menangani masalah-
masalah lebih tehnis tetapi belum merupakan kegiatan operasional.
3) Keputuan operasional, keputusan yang diambil oleh seorang manajer operasional
dalam rangka pelaksanaan gagasan, arahan dan kebijakan manajer diatasnya
disesuaikan dengan system yang dikoordinasikan dan dikembangkan oleh manajaer
eksekutif.

Untuk organisasi-organisasi public, data pendukung keputusan biasanya lebih


banyka dipergunakan oleh satuan-satuan yang menangani perencanaan atau
implementasi dari kebijakan-kebijakan yang telah dirumuskan oleh para pembuat
keputusan. Oleh karena itu data pendukung keputusan lebih diperlukan oleh instansi
yang tigas utamanya melakukan perencanaan, pelaksaan program atau proyek
operasional ketimbang instansi yang tugas utamnya melakukan pelayanan umum.

Seorang manajer public yang baik akan membuat keputusan yang tepat bagi
organisasiny khususnya maupun bagi lingkup layanan public pada umumnya. Keahlian
atau keterampilan yang dituntut dari seorang manajer public dengan dengan demikian
menyangkut aspek pembuatan keputusan, implementasi kebijakan, serta ketentraman
manajemen dan komunikai. Dari system informasi pendukung keputusan baik yang
terotomai maupun yang bersifat manual, pada dasarnya para pembuat keputusan dapat
mengambil banyak manfaat besar, Antara lain sebagai berikut :

1. Pengambilan Keputusan yang Rasional

Adalah proses pengambilan keputusan yang lebih menekankan pada pengujian


alternative tindakan berdasarkan fakta atau informasi yang jelas dan bukan hanya
berlandaskan pada dugaan subjektif dan dorongan emosional. Akal sehat (common
sense) memang sangat diperlukan didalam pengambilan keputusan, tatapi pemakaian
akal sehat itu hendaknya disertai dengan informai, argument dan landasan yang jelas
Maka pengambilan keputusan rasional berproses melalui beberapa tahapan antara
lain: Identifikasi dan perumusan masalah, rumusan alternative emecahan masalah,
pertimbangan mengeni akibat dan konsekuensinya yang mungkin terjadi.

2. Peramalan (forecasting)

3
Pengambilan keputusan dalam banyak hal menyangkut perencanaan atau
persoalan-persoalan yang terjadi di masa yang akan dating. Data dan informasi yang
tepat akan dapat menjadi landasan bagi tugas-tugas peramalan mengenai hal-hal
yang terjadi. Tujuannya adalah mengendalikan apa yang mungkin terjadi sehingga
keadaan yang tercipta sesuai dengan kehendak pengambil keputusan. Peramalan
yang dihasilkan berdasarkan data dan informasi itu secara umum dapat dibedakan
menjadi 3 yang berurutan menurut intensitas pemakaian informasinya adalah :

 Conjucture (dugaan), peramlan yang lebih banyak menggunakan penilaian


subjektif dan data kualitatif.
 Prediksi, peramalan yang menggunkan kerangka teori dan inferensi data sebagai
landasan.
 Proyeksi, yaitu peramalan yang menggunakan eksploitasi kecenderungan (trend
extrapolation) sebagai landasan.
3. Membandingkan alternatif tindakan

Data dan informasi yang baik akan merupakan landsan yang kuat untuk
mengidentifikasi berbagai rangkaian tindakan yang dapat dilaksanakan. Selanjutnya
pengambilan keputusan dapa membandingkan alternative tindakan mana yang paling
mungkin dan paling tepat untuk dilaksanakan. Variasi teknik didalam membuat
keputusan optimal demikian banyak. Dan informasi yang lengkap akan
memungkinkan pembuat keputusan untuk membuat berbagai bentuk simulasi untuk
hasil keputusan sebelum altenatif tindakan itu sendiri ditetapkan.

Teknik-teknik seperti cost-benefit analysis (analisis biaya-manfaat), analisis factor,


program evaluation and review techniques (PERT), dsb, merupakan contoh-contoh
teknik yang dapat digunakan dalam membandingkan alternative tindakan. Perlu diingat
bahwa factor-faktor yang harus diperhitungkan oleh organisasi-organisai public relative
lebih banyak jika dibandingkan organisasi-organisasi swasta sehingga teknik seperti
analisis biaya-manfaat, misalnya hendak tidak sekadar memperhitungkan biaya dan
manfaat langsung tetapi juga biaya dan manfaat tak langsung.

4. Membuat analisis dampak


Sesuai dengan misi organisasi public, informasi pendukung keputusn akan
bermanfaat untuk melakukan analisis dampak dari kebijakan-kebijakan yang hendak

4
diterapkan. Sebagai contoh, informasi itu dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
kelompok social ekonomi yang paling banyak terkena dampak suatu program, baik
dampak positif maupun negative.
5. Membuat model
Secara sedehana yang disebut pembuatan model (modeling) adalah upaya untuk
menggambarkan realitas dengan menggunakan berbagai bentuk replica padat yang
ringkas. Oleh karena itu model dapat berupa rumusan matematis, uraian verbal,
presentasi grafis atau geometris dsb. Sesuai dengan tingkat pengambilan keputusan,
suatu model dapat berbentuk sederhana, hanya menggambarkan sebuah aspek atau
komponen situasi, tetapi juga dapat berbentuk sangat kompleks jika akan diusahakan
untuk menggambarkan system social ekonomi secara keseluruhan. Karena biasanya
model relative lebih ringkas dan mudah dipahami. Model dapat dimanfaatkan untuk
membantu peramalan, membandingkan alternative tindakan yang bias dilaksanakan
dan menggambrkan situasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh pembuat
keputusan.
Untuk semua data dan informasi yang dimaksudkan sebagai pendukung keputusan,
aspek penyimpanan dan pengambilan kembali (storage and retrieval) memerlukan
perhatian yang lebih besar dari para manajer organisasi public karena keputusan-
keputusan yang bersifat strategis akan sangat tergantung kepada efisiensi dalam
penyimpanan dan pencarian kembali informasi tersesbut. Penyimpanan hendaknya
dibuat sedemikian rupa sehingga informasi dapat dengan mudah digunakan oleh siappun
yang terlibat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Secara singkat
proses penyimpanan dan pencarian kembali itu hendaknya dilaksanakan dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Data yang tersimpan harus dapat diperoleh kembali dengan mudah. Hendaknya
dihindari bahwa arsip dan data di kantor-kantor pemerintah disimpan dengan system
komputerisasi yang rumit sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang dapat
menggunakannya.
2. Seharusnya data disusun dalam bentuk yang mudah dipahami oleh siapapun yang
memerlukannya. Itu berarti bahwa data harus disajikan dengan istilah-istilah yang
jelas dan sederhana, khususnya bagi para pembuat keputusan yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman terbatas dalam hal pendataan seperti para polisi,
wakil-wakil kelompok masyarakat atau pejabat-pejabat tertentu. Alangkah baiknya
apabila data tersebut disusun secara interaktif dengan cara penyajian yang fleksibel.

5
Data statistic, misalnya harus menjamin presentasi grafis yang lebih informative
seperti dibuatnya histogram, pie chart, dan sebagainya.
3. Data yang relative cepat using (out of date) hendaknya disimpan denga cara yang
bias dengan mudah dan teratur diperbarui bila terdapat informasi-informasi baru
yang muncul. Sebagai contoh, dalam kedaan tertentu akan lebih mudah
memperbaharui informasi tertulis bila berkas informasi itu tersimpan dalam bentuk
arsip lepas (loose leaf files) daripada bila disimpan dalam bentuk buku yang dijilid.

Metode penyimpanan harus realistis dilihat dari aspek, keuangan dan sumber-
sumber daya lain yang menunjang pengoperasian dan pengelolaannya. Penyimpanan
data hendaknya disesuaikan dengan sumberdaya, tenaga dan prosedur kerja yang
terdapat didalam organisasi. Sistem penyimpanan berkas andai kata manajer system
informasi dalam organisasi tersebut dapat memanfaatkan secara maksimal program
paket aplikasi yang sudah tersedia atau dapat menciptakan system penyimpanan data
yang baik.

2.2. Jenis – Jenis Sistem Pendukung Keputusan


Jenis – jenis Sistem Pendukung Keputusan terbagi dua yaitu
1. Berdasarkan tingkat Teknologi
a. Sistem pendukung keputusan spesifik, dengan karakteristik tertentu.
b. Pembangkit SPK, software khusus yang digunakan untuk membangun dan
mengembangkan SPK.
c. Perlengkapan SPK, software dan hardware yang mendukkung pembangunan
SPK Spesifik san Pembangkit SPK.
2. Berdasarkan tingkat Dukungan
a. Retrieve Information Elements
Inilah dukungan terendah yang bisa diberikan oleh DSS, yakni berupa akses
selektif terhadap informasi.
b. Analyze Entire File
Dalam tahap ini, para manajer diberi akses untuk melihat dan menganlisis file
secara lengkap.
c. Prepare Reports from Multiple Files
Dukungan seperti ini cenderung dibutuhkan, mengingat para manajer
berhubungan dengan banyak aktivitas dalam satu momen tertentu.
d. Estimate Decision Consequences
6
Dalam tahapan ini, manajer dimungkinkan untuk melihat dampak dari setiap
keputusan yang mungkin diambil.
e. Propose Decision
Dukungan di tahapan ini sedikit lebih maju lagi. Suatu alternatif keputusan bisa
disodorkan ke hadapan manajer untuk dipertimbangkan.
f. Make Decision
Ini adalah jenis dukungan yang sangat diharapkan dari DSS. Tahapan ini akan
memberikan sebuah keputusan yang tinggal menunggu legitimasi dari manajer
untuk dijalankan.

2.3. Contoh – Contoh Kasus Menggunakan Sistem Pendukung Keputusan

2.3.1. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan BTN


1. Permasalahan
Memasuki tahun 2004, dunia properti kembali bangkit setelah terpuruk karena
krisis moneter. Bisnis-bisnis dibidang properti mulai menjamur, baik dalam skala
kecil, menengah maupun besar. Pengembangan ini tidak hanya terjadi di daerah-
daerah tertentu, tapi hampir seluruh daerah di Indonesia.
Gejolah perkembangan dibidang properti ini tidak hanya dipengaruhi oleh
membaikkan perekonomian tetapi juga minat para konsumen mengikuti
perkembangan ini. Peningkatan jumlah konsumen dari tahun ke tahun
semakin bertambah. Para developer banyak yang menawarkan berbagai alternatif
dari mulai harga, lokasi, desain, maupun cara pembayaran. Hal inilah yang
menyebabkan konsumen harus pandai-pandai memilih perumahan mana yang akan
mereka ambil yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan.
2. Penyelesaian
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap konsumen perumahan, maka
didapat enam kriteria yang digunakan dalam proses pemilihan lokasi
perumahan. Kriteria tersebut antara lain Harga, Lokasi, Fasilitas umum, Perijinan,
Desain rumah, dan kredibilitas dari developer.
Adapun keterangan dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:
a. Harga
Konsumen lebih memilih harga rumah yang sesuai dengan dana yang mereka
punyai.
b. Lokasi
7
Lokasi perumahan yang strategis lebih dilirik oleh konsumen, misalnya,
dekatnya dengan jalan raya, pasar, rumah sakit, tempat kantor, sekolahan, dan
banyak lain.
c. Fasilitas Umum
Fasilitas umum disini adalah fasilitas umum yang disediakan pihak developer di
lokasi perumahan. Misalnya kolam renang, hotspot, line telepon, ruko, dan area
permainan.
d. Perijinan
Perijinan yang dimaksud adalah legal tidaknya seluruh perijinan yang telah
dilakukan oleh pihak developer, misalnya IMB, Legalitas pembebasan tanah,
Hak Milik Bangunan, Sertifikat dan lain sebagainya.
e. Desain Rumah
Semakin bagus dan rumit sebuah desain maka harganyapun semakin tinggi.
f. Kredibilitas Developer
Nama sebuah developer ternyata juga memjadi pertimbangan konsumen dalam
memilih sebuah perumahan. Hal ini berhubungan dengan unsur kepercayaan
dari konsumen dan dari lembaga perbankan.
Dari keenam kriteria tersebut diolah, lalu terdapat bobot tertinggi adalah kriteria
lokasi, disusul harga, fasilitas umum, desain rumah, dan terakhir kredibilitas
developer. Dari enam kriteria tersebut setelah diolah dengan Sistem Pendukung
Keputusan hasilnya memang sudah sesuai dengan nama perumahan yang
konsumen inginkan.

2.3.2. Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Besaran Gaji Pensiunan Opsir


1. Permasalahan
Menurut database dari setiap Divisi di Indonesia besaran gaji pensiunan opsir
tidak mendapat pembagian merata akibat informasi yang lambat diterima oleh para
opsir pensiunan. Khususnya opsir yang berada di pegunungan dan juga opsir yang
belum terdata saat masa purnanya. Hal ini menjadi gejolak dan menjadi
permasalahan yang serius yang dialami oleh Bala Keselamatan.
2. Penyelesaian
Untuk mengatasi hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti berikut:
a. Penyampaian

8
Untuk setiap Opsir yang baru mendaftar sebagai pensiunan agar menyertakan
nomor handphone dan email agar setiap penyampaian gaji tersampaikan.
b. Buku Tabungan
Setiap Opsir pensiunan pada saat tanggal penerimaan gaji langsung di transfer
ke dalam rekening masing masing.
c. Umur pelayanan
Setiap Opsir pensiunan memiliki pengalaman yang berbeda beda maka semakin
lama pelayanannya maka nilai pensiunannya bertambah.Dalam hal ini bisa
terhitung dari pangkat terakhir yang dimiliki.

2.3.3. Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Paskibraka Nasional


1. Permasalahan
Saat ini paskibraka merupakan suatu cabang yang banyak sekali peminatnya di
seluruh Indonesia. Namun dalam proses pemilihannya sendiri terkadang terjadi
kecurangan meskipun sudah banyak proses yang mereka lewati namun banyak
yang masih pantas tapi belum mendapat kesempatan. Dalam keadaan ini calon
paskibraka saling bersaing dengan cara yang kurang sehat sehingga perlu dibuat
system dalam penentuan calon paskibraka yang layak.
2. Penyelesaian
Dalam penentuan paskibraka ada beberapa kriteria atau seleksi yang wajib
dipenuhi antara lain :
a. Seleksi pengetahuan umum dan kemampuan baris-berbaris
Biasanya, pada saat tes kemampuan baris-berbaris, orang yang akan
dipilih dan lolos seleksi adalah yang gerakan baris-berbarisnya patah-patah.
b. Seleksi kesehatan
Tes ini sama seperti tes kesehatan biasa. Pada saat pengukuran tekanan
darah atau tensi usahakan membuat dirimu serileks mungkin
c. seleksi postur tubuh
Selain kesehatan fisik yang sempurna, postur tubuh juga harus sempurna.
Postur tubuhmu dapat diketahui dari surat hasil pemeriksaan kesehatan, yang
menyertakan hasil computed tomography (CT) scan. Kalau terlihat sedikit saja
ada yang tidak memenuhi kriteria, maka calon tidak bisa lolos. Misalnya saja
kaki berbentuk O atau X
d. Seleksi wawancara

9
Pada tahapan ini calon harus bisa menjawab dengan cepat dan berani
menatap questioner atau penanya. Ketika menjawab pertanyaan calon
diharuskan untuk jujur karena kalau berbohong questioner atau penanya bisa
tahu dari lensa mata.
e. Seleksi fisik
Selain seleksi baris-berbaris, juga ada seleksi fisik. Calon enggak bisa
lolos tanpa latihan sebelumnya. Sebaiknya calon mempersiapkan diri seperti
push-up, lari 12 menit, dan sit-up
f. Psikotes
Ketika sudah terpilih, calon akan berlatih baris-berbaris selama waktu
yang sudah ditentukan. Latihan tersebut pasti keras untuk menempa
kedisiplinan. Makanya setelah seleksi fisik juga ada seleksi psikotes. Tujuannya
untuk mengetahui apakah calon bisa menghadapi tekanan selama masa
pelatihan.
Dari prosedur yang telah di lakukan, lalu maka dapat ditentukan apakah calon
mampu mengibar tingkat nasional dengan tidak ada kecurangan.

10
BAB III: PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel
dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-
alternatif pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai
sebagai pengambil keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif
berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan
model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi
terstruktur.
Dari beberapa Contoh Kasus ada diatas digunakan untuk membantu dalam memilih
suatu keputusan dengan tepat maka dibutuhkan sebuah sistem dalam mengambil
keputusan tersebut, sehingga banyak perusahaan menggunakan Sistem Pendukung
keputusan atau Decision Support Systems (DSS), sehingga keputusan yang diberikan
lebih akurat.

11
DAFTAR PUSTAKA
Kumorotomo, Wahyudi.2004 : Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:Gajah Mada.
UNIVERSITY PRESS

12

Anda mungkin juga menyukai