Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Oleh :

Kadek Yuda Ariawan 2217051132; S1 Akuntansi/Ekonomi

I Gede Surya 2217051102; S1 Akuntansi/Ekonomi


Pramana;

Muhammad Raka 2217051264; S1 Akuntansi/Ekonomi


Jaya Prathama;

Putu Anugrah Adi 2217051116 S1 Akuntansi/Ekonomi


Dalem

SINGARAJA

2022/202

1
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1 Proses Pengambilan Keputusan.....................................................................3
2.2 Konsep sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan...........6
3.3 Model Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan.......14
3.4 Dampak Model Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan
Keputusan...........................................................................................................15
BAB III..................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..............................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sistem informasi
manajemen dalam pengambilan keputusan”.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem informasi


manajemen. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Sistem
informasi manajemen dalam pengambilan keputusan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah sistem


informasi manajemen. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 04 April 2023

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebuah konsep yang berkaitan
dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran informasi yang digunakan
untuk memfasilitasi pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi. Dalam era
digital seperti saat ini, SIM menjadi semakin penting karena semakin banyaknya
data yang dihasilkan oleh suatu organisasi.

Pengambilan keputusan yang baik dan tepat sangat penting bagi


kelangsungan hidup sebuah organisasi. Namun, pengambilan keputusan yang baik
memerlukan informasi yang akurat dan terkini. Dalam hal ini, SIM memegang
peranan penting dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh para
pengambil keputusan.

Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai bagaimana SIM dapat membantu
dalam pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi. Makalah ini akan
membahas mengenai konsep dasar SIM, jenis-jenis SIM, dan bagaimana SIM
dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Selain itu, makalah ini juga akan
membahas mengenai tantangan yang dihadapi dalam penggunaan SIM dan
bagaimana mengatasi tantangan tersebut. Dalam era digital yang semakin
berkembang, SIM juga mengalami transformasi yang signifikan. SIM tidak lagi
hanya berkaitan dengan pengumpulan dan pengolahan data, tetapi juga termasuk
integrasi antara teknologi informasi dengan proses bisnis di dalam suatu
organisasi.

Namun, penggunaan teknologi informasi juga menimbulkan tantangan


tersendiri, seperti keamanan data, privasi, dan manajemen risiko. Oleh karena itu,
makalah ini juga akan membahas mengenai bagaimana mengatasi tantangan-
tantangan tersebut dalam penggunaan teknologi informasi untuk SIM. Secara
keseluruhan, makalah ini akan membahas mengenai SIM dan peranannya dalam

1
pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi, serta bagaimana teknologi
informasi dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi SIM.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai
SIM dan membantu para pembaca dalam mengambil keputusan yang lebih baik di
dalam organisasi mereka.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana proses pengambilan keputusan?


2. Bagaimana konsep sistem informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan?
3. Bagaimana model sistem informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan?
4. Apa saja dampak model system informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan
2. Untuk mengetahui konsep sistem informasi manajemen dalam
pengambilan keputusan
3. Untuk mengetahui model sistem informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan
4. Untuk mengetahui dampak model system informasi manajemen dalam
pengambilan keputusan

1.4 Manfaat
Mempelajari sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

2
a) Meningkatkan pemahaman tentang konsep dasar dan jenis-jenis sistem
informasi manajemen yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan
keputusan di dalam organisasi.
b) Memberikan pemahaman tentang bagaimana sistem informasi manajemen
dapat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengambilan
keputusan di dalam organisasi, sehingga dapat mempercepat proses
pengambilan keputusan dan mengurangi kesalahan dalam pengambilan
keputusan.
c) Memberikan pemahaman tentang tantangan dan masalah yang mungkin
dihadapi dalam penggunaan sistem informasi manajemen, serta strategi dan
solusi untuk mengatasi tantangan tersebut.
d) Meningkatkan pemahaman tentang teknologi informasi terkait dengan sistem
informasi manajemen, seperti Big Data, Cloud Computing, dan Artificial
Intelligence, sehingga dapat membantu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam pengambilan keputusan di dalam organisasi.
e) Memberikan saran dan rekomendasi untuk pengembangan sistem informasi
manajemen yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang sistem informasi manajemen


dan bagaimana mereka dapat digunakan untuk mendukung pengambilan
keputusan di dalam organisasi, pembaca dapat membuat keputusan yang lebih
tepat waktu, akurat, dan berbasis data. Selain itu, makalah ini juga dapat
membantu organisasi meningkatkan kinerja mereka dan mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan.

BAB II
PEMBAHASAN

3
2.1 Proses Pengambilan Keputusan
Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem yang menghasilkan informasi
bagi proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah proses
pemilihan dan beberapa alternatif tindakan untuk mencapai tujuan. Proses dalam
pengambilan keputusan tersebut adalah:

1. Pemikiran (intelegence)

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap lingkungan, baik secara


berkesinambungan atau sesekali. Hal ini meliuti beberapa aktivitas yang bertujuan
untuk mengidentifikasi adanya permasalahan-permasalahan atau kesempatan-
kesempatan.Aktivitas-aktivitas tersebut adalah:

a. Menemukan Permasalahan; Tahap pemikiran dimulai dengan identifikasi


tujuan dan saran dari organsisasi. Permasalahan timbul dari adanya
ketidakpuasan terhadap keadaan yang sedang berjalan. Ketidakpuasan
tersebut terjadi karena adanya perbedaan antara apa yang yang dilakukan,
diinginkan dan apa yang terjadi atau tidak terjadi. Pada tahap ini usaha
yang dilakukan ialah mencari apakah ada permasalahan, mencari besarnya
permasalahan dan mengidentifikasi permsalahan tersebut
b. Klasifikasi Permasalahan; Aktivitas ini merupakan konseptualisasi dari
masalah dalam usaha untuk mengklasifikasikan ke dalam beberapa
kategori yang dapat didefinisikan. Dimulai dari:
 Penguraian Permasalahan

Banyak permasalahan kompleks yang dapat dibagi menjadi


beberapa bagian permasalahan. Dengan memecahkan bagian permasalahan
yang paling mudah dapat menolong dalam memecahkan permasalahan
yang kompleks. Pendekatan ini juga membantu komunikasi antar orang-
orang yang terkait dengan proses solusi.

 Kepentingan Permasalahan

Pada tahap pemikiran penting untuk menentukan pemilik dari


permasalahan tersebut. Tahap pemikiran diakhiri dengan suatu pernyataan
permasalahan. Pada waktu itu tahap perancangan dimulai.

4
2. Perancangan (design)

Tahap Perancangan meliputi kegiatan menciptakan, mengembangkan dan


menganalisa tindakan-tindakan. Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan,
pengujian dan validasi model dari situasi permasalahan tersebut. Pemodelan
adalah kombinasi dari seni dan sains. Beberapa topik dari permodelan yang
berhubungan dengan model kuantitatif adalah:

a) Komponen Model

Semua model terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu variabel keputusan,
variabel yang tidak dapat dikontrol serta parameter-parameter dan variabel-
variabel hasil atau keluaran.

b) Stuktur Model Kuantitatif

Model Kuantitatif mempunyai komponen-komponen model yang


dihubungkan oleh ekspresi matematis seperti persamaan atau ketidaksamaan.

c) Prinsip-prinsip Pemilihan

Evaluasi dari alternatif-alternatif dan pemilihannya langsung dari tipe


kriteria-kriteria yang akan digunakan. Dua prinsip dalam pemilihan ialah
normatif dan deskriptif.

3. Pemilihan (choice)
Tahap pemilihan meliputi pencarian tindakan-tindakan yang tepat ( diantara
tindakan-tindakan yang telah diidentifikasikan pada tahap perancangan) yang
akan dapat memecahkan masalah yang sesungguhnya.
4. Penerapan (implementation)

Penerapan dalam proses pengambilan keputusan adalah tahap akhir dimana


keputusan yang telah diambil diterapkan atau diimplementasikan dalam
organisasi. Pada tahap ini, rencana yang telah disusun dan dipilih di tahap
pemikiran dan perancangan akan dijalankan.

Penerapan keputusan memerlukan koordinasi dan pengaturan yang baik antara


berbagai departemen atau unit di dalam organisasi. Hal ini dilakukan agar

5
implementasi keputusan dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Selain itu, pada
tahap penerapan juga perlu dilakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui
apakah keputusan yang diambil sudah memberikan dampak yang diharapkan atau
belum.

Tahap penerapan juga memerlukan dukungan dari berbagai sumber daya


organisasi, seperti sumber daya manusia, teknologi informasi, dan sumber daya
keuangan. Oleh karena itu, dalam penerapan keputusan juga perlu dilakukan
manajemen risiko untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang mungkin
timbul dalam proses penerapan.

Kunci keberhasilan penerapan keputusan adalah komunikasi yang baik dan


kerjasama antara berbagai departemen atau unit di dalam organisasi. Selain itu,
perlu juga dilakukan evaluasi secara berkala untuk mengevaluasi hasil dari
penerapan keputusan dan melakukan perbaikan atau penyesuaian jika diperlukan.

2.2 Konsep sistem informasi manajemen dalam pengambilan


keputusan
Sistem Informasi Manajemen mempunyai peran dalam beberapa hal
pengambilan keputusan, yakni:

A. Sistem informasi manajemen untuk perencanaan strategis dan kebijakan

Perencanaan strategis adalah sebuah alat manajemen yang digunakan


untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyek kondisi masa
depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat
digunakan oleh suatu organisasi dari kondisi saat ini hingga 5 sampai 10 tahun
kedepan. Dengan memahami komponen rencana strategis, maka dapat
memahami secara menyeluruh dari:

 Misi adalah hasil ringkasan yang mengandung tujuan dasar rencana


strategi itu dibentuk. Adapun kaitan misi dengan rencana strategi
adalah karena misi dapat memastikan tujuan dasar perusahaan menjadi
ke dalam bentuk parameter, waktu, biaya dan kinerja yang dapat
dievaluasi dan dikontrol. Pembentukan misi juga diperuntukan untuk
mewujudkan

6
 Visi adalah gambaran masa depan hasil pengembangan dari misi yang
dijalankan. Dengan begitu visi dapat membangun komitmen yang kuat
diantara para karyawan untuk bergerak maju menuju masa depan yang
lebih baik. Adapun kaitan visi dengan rencana strategi karena visi
dapat menunjukan arah strategi serta bagaimana pencapaiannya.
 Sasaran adalah pengembangan tujuan dari visi dan misi tersebut.
Konsep dan informasi yang terkandung dalam dalam pernyataan misi,
visi, dan sasaran strategis mungkin tidak diidentifikasi seadanya saja,
akan tetapi harus disampaikan kepada seluruh karyawan perusahaan.

Tujuan Rencana Strategis:

1. Dapat mengalokasikan perusahaan agar bisa menggunakan konsep


pemasaran efektif.
2. Dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan meningkatkan kualitas
kerja karyawan lebih terarah.
3. Menciptakan etika bisnis yang kondusif dan aman.
4. Meminimalisasi resiko akibat dari perubahan dan pergeseran kondisi.
5. Kesenjangan dalam tugas-tugas anggota dapat dikurangi, strategi
perusahaan juga akan mengatur pengalokasian sumber daya perusahaan
sehingga optimal dalam melaksanakan tugasnya.

Tahapan-tahapan Rencana Strategis adalah sebagai berikut:

a. Analisis
1. Mendefinisikan fungsi inti perusahaan, menganalisis fungsi inti
perusahaan dapat menghubungkan dengan misi perusahaan dengan cara
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan konsumen sehingga memperjelas
tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Melakukan analisis pada lingkunagn (analisis SWOT), dengan
mempertimbangkan berbagai aspek sosial, teknologi dan aspek ekonomi
kemudian analisis tersebut dikembangkan atau diidentifikasikan sebagai
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Lingkungan internal
perusahaan dapat ditunjukan dengan kekuatan dan kelemahan internal

7
perusahaan, sedangkan untuk peluang dan ancaman mencerminkan
eksternal perusahaan.
3. Menentukan visi perusahaan, haruslah yang realistis dengan kondisi real
perusahaan karena akan mendorong efisiensi dan efektivitas misi
perusahaan. Penentuan visi akan dijadikan patokan jangkauan potensi
kinerja perusahaan untuk berkembang.

b. Perencanaan
1. Menentukan tujuan jangka panjang, menguji apakah visi yang sudah
dianalisis tersebut sesuai dengan realistis perusahaan dan sesuai dengan
jangka waktu yang telahditetapkan.
2. Menentukan sasaran, bagian yang lebih spesifik dari tujuan jangka
panjang.
3. Mengidentifikasi ukuran kinerja dan target untuk setiap tujuan,
pengukuran kinerja dan target adalah alat untuk menentukan patokan
tingkat pencapaian tujuan dan menilai efektivitas kinerja perusahaan.

c. Implementasi
1. Mengembangkan rencana operasional, dengan menafsirkan kegiatan
operasional perusahaan dalam jangka pendeknya. Contoh perencanaan
strategis dan operasional meliputi kegiatan rutinitas sehari-hari dalam
menghasilkan produk atau jasa secara berulang-ulang. Contoh kecilnya
berupa strategi pemasaran produk makanan yang diproduksi setiap
harinya.
2. Membuat kinerja rencana aksi, tolak ukur kinerja perusahaan merupakan
fungsi dari kinerja rencana aksi. Adapun rumusan kinerja rencana aksi
seperti, pelaksanaan operasi yang sedang berlangsung, tugas dan tanggung
jawabnya sesuai dengan perencanaan strategi yang ditentukan.

d. Penilaian

8
Dalam melakukan penilaian rencana strategis dapat dilakukan dengan
menentukan aspek mana yang dinilai lebih bermanfaat. Penilaiannya dapat
meliputi beberapa aspek seperti proses yang terkait dengan kinerja perusahaan,
kepuasan konsumen, kinerja karyawan, kepuasan karyawan.

B. Informasi Manajemen Untuk Perencanaan Taktis Dan Pengambilan


Keputusan

Sebuah perusahaan awalnya dimulai dengan tujuannya dan kemudian


mengembangkan strategi bagaimana melaksanakan tujuan mereka. Rencana taktis
adalah tindakan tertentu yaitu langkah yang diperlukan untuk mendapatkan hasil
terbaik. Perencanaan taktis / Tactical planning adalah proses menguraikan rencana
bisnis untuk tahun mendatang. Rencana taktis biasanya harus berfokus pada
segelintir tujuan perusahaan inti, jika tidak aktivitas karyawan menjadi terlalu
terfragmentasi dan sulit bagi karyawan untuk memahami bagaimana kegiatan
mereka akhirnya mengikat ke tujuan. Salah satu tantangan terbesar dalam
perencanaan taktis adalah mengetahui perbedaan antara strategi dan taktik. Ini
kadang-kadang menjadi membingungkan. Strategi pada dasarnya adalah sebuah
kerangka kerja atau rencana, tetapi tidak memberikan hasil yang nyata sendiri.
Taktik adalah langkah-langkah untuk menerapkan strategi dan ditindaklanjuti
serta memiliki tujuan dan hasil yang terukur. Sumber daya manusia
mendefinisikan rencana taktik sebagai suatu tindakan untuk mencapai tujuan
jangka pendek, kurang dari satu tahun. Rencana taktis merupakan upaya jangka
pendek untuk mencapai tujuan jangka panjang strategis

Manfaat dari Perencanaan Taktis adalah sebagai berikut:

1. Menerjemahkan pemikiran strategis dan perencanaan jangka panjang


menjadi hasil-hasil khusus yang dapat diukur
2. Menekankan perencanaan tim sehingga anggota peserta ikut merasa
memiliki rencanadan hasil-hasil yang diproyeksinya
3. Sarana untuk melaksanakan rencana jangka pendek dan memastikan
pemahaman dan komitmen terhadap rencana tersebut

9
4. Bersifat analitis dengan penekanan pada pengambilan keputusan
berdasarkan data
5. Lebih terfokus pada intern organisasi yang lebih spesifik dan lebih rinci
dibandingkan pemikiran strategis dan perencanaan jangka panjang
6. Tindakan untuk mencapai tujuan jangka pendek, umumnya satu tahun
untuk mendukung arah ke masa depan.
7. Merupakan sumber informasi yang vital sebelum persiapan anggaran.
8. Dapat digunakan secara efektif oleh contributor perseorangan maupun
oleh unit kerja, departemen, divisi, dan keseluruhan organisasi

Pengambilan keputusan taktis terdiri dari pemilihan di antara berbagai


alternatif dengan hasil yang langsung atau terbatas yang dapat dilihat. Menerima
pesanan khusus dengan harga yang lebih rendah dari harga jual normal untuk
memanfaatkan kapasitas menganggur dan meningkatkan laba tahun ini merupakan
contoh dari keputusan taktis. Jadi, beberapa keputusan taktis cenderung bersifat
jangka pendek seringkali mengandung konsekuensi jangka panjang. Contoh
berikutnya misalkan suatu perusaahaan sedang mempertimbangkan untuk
memproduksi suatu komponen daripada membelinya dari para pemasok.
Tujuannya adalah untuk menekan biaya pembuatan produk utama dengan segera.
Namun keputusan taktis ini merupakan sebagian kecil dari keseluruhan strategi
perusahaan dalam meraih keunggulan biaya. Jadi, keputusan taktis seringkali
berupa tindakan berskala kecil yang bermanfaat untuk tujuan jangka panjang. Jadi
pengambilan keputusan taktis yang tepat bahwa keputusan yang dibuat mencapai
tidak hanya tujuan yang terbatas tetapi juga berguna untuk jangka panjang.
Sesungguhnya, tidak ada keputusan taktis yang harus dibuat apabila keputusan
tersebut tidak mendukung sasaran strategis perusahaan secara keseluruhan.

C. Informasi Manajemen Untuk Perencanaan, Operasional, Pengambilan


Keputusan Dan Pengendalian

Perencanaan dan pengendalian merupakan aktivitas-aktivitas fundamental


yang biasa dilakukan oleh seluruh manajer. Manajemen memutuskan tujuan-
tujuan umum lalu berupaya mencapai tujuan dengan pengambilan keputusan.

10
Pengambilan keputusan oleh manajer melibatkan perencanaan dan pengendalian
yang baik agar tujuan-tujuan manajemen dapat terealisasikan.

Manajemen operasional merupakan persoalan yang menyangkut pengambilan


keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional di dalam merubah dan
menciptakan barang dan jasa yang mempunyai kegunaan lebih daripada bentuk
semula serta untuk mencapai tujuan organisasi. Data yang diolah menjadi
informasi merupakan unsur terpenting sebagai masukan didalam sistem
pengambilan keputusan, selanjutnya disalurkan melalui prosedur untuk dilakukan
peramalan. Hasil dari peramalan yang diperoleh merupakan kumpulan alternative
yang terjadi setiap alternatif akan diukur berdasarkan kriteria nilai, untuk
diklarifikasikan pada tingkat alternatif, mulai dari peristiwa yang dapat di duga,
beresiko sampai peristiwa yang tidak dapat diduga.

Pengendalian manajemen ialah suatu sistem yang condong menuju pada


pengoperasian aktivitas dengan otoritas tinggi dan semua untuk mendapati
keyakinan bahwa pendekatan dan pengendalian kemampuan perusahaan yang
telah dijalankan secara baik dan akurat. Fungsi dari manajemen adalah untuk
mendeteksi deviasi atau kelemahan yang menjadi umpan balik dari suatu kegiatan
yang dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan. Hal-hal yang
dicakup dalam sistem pengendalian adalah menciptakan standar atau kriteria,
membandingkan hasil monitoring dengan standar, melakukan perbaikan atas
penyimpangan, merevisi dan menyesuaikan metode pengendalian sebagai respon
atas hasil pengendaliandan perubahan kondisi, serta mengkomunikasikan dan
penyesuaian tersebut ke seluruh proses manajemen.

Tujuan sistem pengendalian manajemen adalah sebagai berikut:

a. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan


dari rencana.
b. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-
penyimpangan.
c. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
d. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi
e. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.

11
f. Memajukan efisiensi dalam operasi.
g. Meningkatkan akuntabilitas.
h. Merangsang kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan, dan
ketentuan yang berlaku.

D. Informasi Manajemen Dalam Pengolahan Transaksi Dan Pemberian Informasi

Sistem Pengolahan Transaksi (Transaction Processing System) adalah sistem


yang menjadi pintu utama dalam pengumpulan dan pengolahan data pada suatu
organisasi. Sistem yang ber-interaksi langsung dengan sumber data (misalnya
pelanggan) adalah sistem pengolahan transaksi, dimana data transaksi sehari-hari
yang mendukung operasional organisasi dilakukan. Tugas utama TPS adalah
mengumpulkan dan mempersiapkan data untuk keperluan sistem informasi yang
lain dalam organisasi, misalnya untuk kebutuhan sistem informasi manajemen,
atau kebutuhan sistem informasi eksekutif.

Tahapan Dalam Pengolahan Data Transaksi:

1. Pengumpulan Data, setiap organisasi yang berinteraksi langsung dengan


lingkungannya dalam penyediaan jasa dan produk, pasti memerlukan
sistem yang mengumpulkan data transaksi yang bersumber dari
lingkungan.
2. Manipulasi Data, data yang dikumpulkan biasanya diolah lebih dahulu
sebelum disajikan sebagai informasi untuk keperluan bagian-bagian dalam
organisasi atau menjadi bahan masukan sistem informasi yang lebih tinggi.
3. Penyimpanan data, data transaksi harus dsimpan dan dipelihara sehingga
selalu siap memenuhi kebutuhan para pengguna.
4. Penyiapan dokumen, beberapa dokumen laporan harus disiapkan untuk
memenuhi keperluan unit-unit kerja organisasi.

Teknik Pengolahan Data Pada Sistem Pengolahan Data Transaksi:

1. Batch processing yaitu data yang diperoleh dari sumber data biasanya
dikumpulkan atau ditumpuk, lalu diproses pada waktu-waktu tertentu,

12
misalnya data dikumpulkan antarajam 8:00 sampai dengan jam 12:00,
kemudian diproses mulai jam 14:00 sampai dengan jam 17.00.
2. Online processing yaitu data yang diperoleh dari sumber data langsung
diproses pada saat diterima, yang mungkin terjadi adalah antrian data
untuk menunggu giliran, misalnya pemrosesan yang dilakukan pada saat
melakukan transaksi online di depan teller bank.
3. Real-time processing yaitu pemrosesan data tidak boleh ditunda karena
waktu sangat kritis, penundaan pengolahan dapat mengakibatkan sesuatu
yang fatal misalnya pengolahan data hasil pemantauan aktivitas gunung
berapi.
4. Inline processing (hybrid-processing) yaitu kombinasi antara batch-
processing dan online-processing, misalnya pengolahan transaksi di
supermarket, dimana transaksi penjualan melalui POS (point of sale)
langsung dilakukan (online),tetapi pengolahan lebih lanjut tentang
persediaan barang dilakukan setiap jam 10:00 malam.

Komponen-komponen sistem pemrosesan transaksi

1. Dokumen Sumber, transaksi dicatat pada dokumen sumber, selain


menyediakan catatan-catatan tertulis dokumen sumber berfungsi :
a. Mengotorisasi operasi fisik, contoh surat pesanan penjualan, pengiriman
barang dagangan
b. Memantau arus fisik, seperti surat pesanan penjualan yang digunakan
untuk memperlihatkan pergerakan barang pesanan dari gudang ke tempat
pengiriman
c. Mencerminkan akuntabilitas atas tindakan yang diambil, misalnya tagihan
dari pemasok diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihan ini sudah
diperiksa kebenarannya
d. Menjaga kemutakhiran dan kelengkapan basis data, seperti copy faktur
penjualan yang digunakan untuk memutakhirkan saldo dalam catatan
persediaan, catatan pelanggan yang diarsipkan untuk kepentingan riwayat
penjualan

13
e. Menyediakan data yang dibutuhkan untuk keluaran, seperti data dalam
surat pesanan penjualan yang digunakan untuk menyiapkan faktur dan
ikhtiar penjualan
2. Jurnal dan Register, merupakan catatan yang memuat data dalam urutan
kronologis, yang merupakan catatan awal dalam sistem manual dalam
pengitisaran data transaksi keuangan.Register berfungsi sebagai pengganti
jurnal atau catatan harian data atau peristiwa yang tidak bersifat keuangan
3. Buku Besar dan Arsip, ikhtisar dalam status keuangan. Nilai transaksi yang
muncul dalam jurnal dipindahkan atau diposting k epos perkiraan yang sesuai,
dengan menaikan atau menurunkan saldo perkiraan sebesar nilai transaksi.
Jika jurnal menekankan pada kegiatan transaksi, buku besar menekankan pada
status perkiraan.
4. Laporan dan Dokumen, dalam proses pengolahan data transaksi dihasilkan
laporan keuangan dan dokumen untuk mencatat tindakan-tindakan yang telah
diselesaikan.
5. Pengauditan adalah alat untuk melakukan penelusuran dari dokumen-
dokumen sumber melalui jurnal dan buku besar sampai ke total ikhtisar dalam
laporan keuangan atau laporan keuangan lainnya, dan sebaliknya. Pengauditan
memungkinkan koreksi kesalahan yang terdeteksi, menjawab pertanyaan,
rekonstruksi arsip.
6. Pengendalian dan Pengamanan, meliputi bagan perkiraan, perkiraan
pengendali, rangkaian audit dan metode pemrosesan.

3.3 Model Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan


Keputusan
Pemodelan adalah kombinasi dari seni dan sains. Bebarapa topik dari
pemodelan yang berhubungan dengan sistem informasi manajenen dalam
pengambilan keputusan adalah:

1. Model Sistem Informasi Sentralisasi (Terpusat) merupakan sistem yang


menempatkan data informasi yang terpusat yang umumnya bersifat
tertutup untuk umum dan pendistribusiannya memiliki mainframe sebagai

14
sumber basis data dan intranet. Model sentralisasi efisien dan efektif dalam
pengendalian dan pengawasan.
2. Model Sistem Informasi Desentralisasi (Terdistribusi) merupakan sistem
yang dilakukan pada masing-masing pengguna yang terbagi dalam peer to
peer dan sistem terdistribusi. Penempatan data atau informasi dan aplikasi
diletakkan secara tersebar yang merupakan kebalikan dari sentralisasi.
3. Model Sistem Informasi Client/Server merupakan sistem yang memiliki
pusat data dimana client sebagai pengolah data dan merupakan tipe yang
menggabungkan antara sentralisasi dan desentralisasi yang mana sistem ini
merupakan sistem pelayanan antara costumer. Seringkali antara klien dan
server berkomunikasi melalui computer jaringan pada perangkat keras
yang terpisah namun kedua klien dan server dapat berada dalam sistem
yang sama.

3.4 Dampak Model Sistem Informasi Manajemen Dalam


Pengambilan Keputusan
Masing-masing model dalam sistem informasi memiliki keuntungan dan
kekurangan berdasarkan efektifitas penggunaannya. Berdasarkan efektifitas
penggunaannya maka dapat dijabarkan keuntungan dan kelemahan dari masing-
masing model sistem informasi dalam pengambilan keputusan.

1. Keuntungan dari Sistem Informasi Sentralisasi (Terpusat) yaitu:


a. Mudah dalam penetapan tanggungjawab
b. Efektif dalam penggunaan peralatan, perlengkapan dan ruang
c. Penyimpanan data secara terintegrasi
d. Pengontrolan data terpusat menggunakan teknologi
e. Dapat memperkecil dalam duplikasi sehingga keamanan
dimaksimalkan
f. Efisiensi Biaya dalam sumber daya dan sumber informasi dalam
keadaan urgensi
2. Kelemahan Sistem Informasi Sentralisasi yaitu:
a. Meningkatkan sistem pengarsipan pribadi
b. Membutuhkan waktu Extra

15
c. Pengembangan sistem dan arus informasi yang cepat
d. Biaya pengembangan yang rendah
e. Keberhasilan organisasi tergantung pada kompetensi eksekutif yang
mungkin cukup beresiko
3. Keuntungan dari Sistem Informasasi Desentralisasi (Terdistribusi) yaitu:
a. Mengurangi beban kerja eksekutif, sehingga dapat meningkatkan
kepuasan kerja dan moral dari manajer tingkat yang lebih rendah
dengan memenuhi kebutuhan mereka untuk kebebasan, partisipasi, dan
status
b. Pengambilan keputusan lebih cepat, sehingga dapat memfasilitasi
pertumbuhan dan diversifikasi.
c. Meningkatkan biaya administrasi dari setiap divisi atau departemen
d. Tidak memerlukan ruang extra dalam dokumen file
4. Kelemahan Sistem Informasi Desentralisasi yaitu:
a. Meningkatkan biaya administrasi dari setiap divisi atau departemen,
karena setiap departemen menikmati otonomi substansial dalam
masalah koordinasi
b. Kurangnya keseragaman dari masing-masing department dalam
merumuskan kebijakandan prosedur sendiri
c. Kurangnya penganalisaan serta pengontrolan informasi
d. Kurangnya keseragama atau konsistensi
5. Keuntungan dari Sistem Informasi Client atau Server yaitu:
a. Server dapat memainkan peran yang berbeda untuk klien yang berbeda
b. Sebagai informasi baru diupload dalam database sehingga tidak perlu
memiliki kapasitas penyimpanan meningkat sendiri
c. Keamanan aturan mendefinisikan hak keamanan dan akses dapat
didefinisikan pada saat set-up server
d. Tingginya tingkat kesempatan untuk penyesuaian daya dan sistem
yang cocok bagi kebutuhan informasi
6. Kelemahan Sistem Informasi Client atau Server yaitu:
a. Kemacetan di Jaringan: Terlalu banyak permintaan dari klien dapat
mengakibatkan kemacetan, yang jarang terjadi dalam jaringan P2P.

16
Overload dapat menyebabkan melanggar-down server. Dalam peer-to
peer, total bandwidth jaringan meningkat karena jumlah kenaikan
rekan-rekan.
b. Biaya ini sangat mahal untuk menginstal dan mengelola jenis
komputisasi
c. Membutuhkan professional TI untuk menjaga server dan rincian teknis
lainnya dari jaringan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pengambilan keputusan merupakan
proses penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia bisnis. Proses
pengambilan keputusan meliputi beberapa tahapan, yaitu pemikiran, perancangan,
pemilihan, dan penerapan. Dalam pengambilan keputusan, konsep sistem
informasi manajemen memegang peran penting dalam membantu organisasi
dalam pengumpulan, analisis, dan pengolahan data, memfasilitasi akses ke
informasi yang relevan, menyediakan dukungan untuk analisis keputusan,
memudahkan sharing informasi, dan menyediakan dukungan untuk perencanaan
dan pengelolaan. Model sistem informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti Model Sistem Pendukung
Keputusan (DSS), Model Sistem Informasi Eksekutif (EIS), dan Model Sistem
Informasi Manajemen Strategis (SMS). Dampak dari penggunaan model sistem
informasi manajemen dalam pengambilan keputusan dapat membantu organisasi
dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengambilan keputusan, serta
membantu organisasi dalam mencapai tujuan bisnisnya. Oleh karena itu, tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memahami lebih lanjut tentang proses
pengambilan keputusan, konsep sistem informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan, model sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan,
dan dampak dari penggunaan model sistem informasi manajemen dalam
pengambilan keputusan.

17
3.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran dari makalah sistem informasi manajemen
dalam pengambilan keputusan:
1. Pahami prinsip-prinsip dasar sistem informasi manajemen: Penting untuk
memahami prinsip-prinsip dasar sistem informasi manajemen agar dapat
mengimplementasikan sistem ini dengan baik. Pelajari konsep-konsep
dasar seperti database, analisis bisnis, pengolahan data, dan analisis
keputusan.

2. Perbarui dan evaluasi sistem secara berkala: Sistem informasi manajemen


yang efektif harus selalu diperbarui dan dievaluasi secara berkala. Pastikan
bahwa sistem ini dapat memenuhi kebutuhan organisasi, dan tingkatkan
sistem jika diperlukan.

3. Terus belajar dan memperoleh sumber daya: Terus belajar mengenai


teknologi terbaru dan terus mencari sumber daya untuk meningkatkan
pengetahuan tentang sistem informasi manajemen. Banyak sumber daya
online yang tersedia untuk memperluas pengetahuan dalam bidang ini.

4. Perkuat koordinasi antara departemen dan tim: Penting untuk memperkuat


koordinasi antara departemen dan tim, agar semua orang dapat mengakses
dan menggunakan sistem informasi manajemen dengan efektif. Pastikan
bahwa semua anggota tim memahami tujuan, manfaat, dan fungsi dari
sistem informasi manajemen.

5. Gunakan model sistem informasi manajemen yang tepat: Pilih model


sistem informasi manajemen yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
organisasi. Pastikan bahwa sistem yang dipilih dapat memfasilitasi
pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatkan efektivitas
organisasi.
Dengan mengikuti saran-saran ini, organisasi dapat memaksimalkan potensi
sistem informasi manajemen mereka dan meningkatkan kemampuan mereka
dalam pengambilan keputusan yang efektif.

18
DAFTAR PUSTAKA

Romney, Marshall B. dan Steinbart, Paul Jhon,(201), sistem informasi


manajemen, Diterjemahkan oleh Kikin dan Novita, Salemba Empat, Jakarta
Effendi, J. (2014). Sistem informasi manajemen: konsep, pengembangan, dan
penerapannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
Yuliawan, R. (2017). Sistem informasi manajemen: konsep, arsitektur, dan
implementasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Rahardjo, K., & Sutanto, E. (2013). Sistem informasi manajemen: konsep, desain,
dan implementasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

19

Anda mungkin juga menyukai