KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah peulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmatnya dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam kita
hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad Saw.
Adapun tujuan penulis membuat karya tulis ini tentang “(Tipe Informasi Bagi
Manajemen & Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Organisasi)” untuk memenuhi
tugas yang diberikan dosen pembimbing (Sakir Menik, S.ag., S.Pd.I., MA) dan juga
untuk menambah ilmu pengetahuan pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga karya
tulis ini sempurna sesuai yang diharapkan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan karya tulis ini dari awal sampai akhir, semoga Allah
senantiasa meridhai segala usaha kita. amin….
ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Informasi Bagi Manajemen 2
B. Konsep Dasar Organisasi Sistem Informasi 3
C. Tipe-Tipe Informasi Manajemen 4
D. Pengertian Pengambilan Keputusan 5
E. Tahapan Pengambilan Keputusan 8
Sistem informasi manajemen atau yang biasa disingkat dengan SIM adalah
sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal dari suatu bisnis yang
meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi
manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan atau
suatu strategi bisnis. Hasil yang diperoleh dari sistem informasi manajemen pada
umumnya akan selalu menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan
sebuah keputusan dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Dengan adanya SIM,
berbagai macam pekerjaanyang berkaitan dengan analisis manajemen akan
terselesaikan dengan cepat. Sistem informasi memiliki sekumpulan komponen
informasi yang salingterintegrasi untuk menghasilkan tujuan yang spesifik.
Sistem informasi manajemendapat berjalan secra baik jika didukung dengan
teknologi yang canggih, sumber daya manusia yang berkualitas serta komitmen
organisasi. Sistem informasi manajemen memiliki peran penting dalam fungsi
manajemen operasional serta pengambilan suatu keputusan. Sistem ini juga
sebagai alat yang sangat berguna untuk tujuan meninjau dan mengendalikan
operasi perusahaan. Tujuan utama dari sistem ini adalah untukmengatur
semua data yang dikumpulkan dari setiap tingkat perusahaan, meringkasnya,
dan menyajikannya dengan cara yang memfasilitasi dan meningkatkan kualitas
keputusan yang diambil untuk meningkatkan profitabilitas dan produktivitas
perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Deskripsi Tugas
Deskripsi tugas (job description) merupakan suatu rincian yang menunjukkan posisi,
tanggung-jawab, wewenang, fungsi dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
seorang personil di dalam suatu organisasi.
c. Organisasi sistem Informasi
Lokasi dari sistem informasi di dalam suatu organisasi masih belum ada
kesesuaian yang pasti. Ada yang memisahkan dalam departemen sendiri, yaitu
departemen sistem informasi dan ada yang menggabungnya dengan departemen
lain, misalnya departemen akuntasi yang dibawah koordinasi oleh controller.
Controller merupakan kepala eksekutif akuntasi. Controller merupakan
manajer tingkat yang mempunyai fungsi perencanaan, pelaporan dan tanggung
jawab penting lainnya. Jika departemen sistem informasi dibawah koordinasi
controller bersama – sama dengan departemen akuntasi, biasanya departemen
sistem informasi ini hanya terbatas pada pengolahan data elektronik saja dengan
struktur organisasi.
c. Tipe-Tipe Informasi Manajemen
Tipe Informasi Manajemen Terbagi Menjadi 3 :
1. Informasi pengumpulan data (scorekeeping information)
merupakan informasi yang berupa akumulasi atau pengumpulan data
untuk menjawab. pertanyaan: “Am I doing well or badly?” (Apakah saya
sudah mengerjakannya dengan baik atau belur).
Informasi ini berguna bagi manajer bawah untuk mengevaluasi kinerja
personil-personilnya.
2. Informasi pengarahan perhatian (attention directing information)
merupakan informasi untuk membantu manajemen memusatkan perhatian
pada masalah-masalah yang menyimpang, ketidakberesan, ketidak efisienan
dan kesempatan-kesempatan yang dapat dilakukan. Informasi ini untuk
menjawab pertanyaan: “What problem should I look into?” (Permasalahan
apakah yang seharusnya saya amati?).
Informasi ini akan membantu manajemen menengah untuk melihat
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3
3. Informasi pemecahan masalah (problem solving information)
merupakan informasi untuk membantu manajer atas mengainbil keputusan
memecahkan permasalahn yang dihadapinya. Informasi ini untuk
menjawab pertanyaan: “Of the several ways of doing the job, which is the
best?” (Manakah yang terbaik dari beberapa cara melakukan pekerjaan?).
Problem solving biasanya dihubungkan dengan keputusan-keputusan yang
tidak berulang-ulang serta situasi yang membutuhkan analisis yang dilakukan
oleh manajemen tingkat atas.
2. Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
a. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara beberapa alternatif.
Kadang-kadang proses ini sangat sederhana, dan alternatif yang paling baik mudah
ditentukan. Terkadang organisasi juga akan menghadapi sebuah proses rumit atau
organisasi juga akan menemui proses yang berkepanjangan karena alternatif yang
ada cukup banyak dan rasional. Kehidupan organisasi dari waktu ke waktu berjalan
sangat dinamis, penuh dengan perubahan yang serba cepat dan terkadang
mengejutkan. Perubahan organisasi tidak saja bersumber dari luar tetapi justru
seringkali berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Banyak tekanan yang
mengharuskan organisasi mengadakan perubahan. misalnya, kelambanan dalam
pengambilan keputusan dan kelambanan dalam komunikasi, memaksa organisasi
mengadakan perubahan. Seringkali terjadi organisasi tidak mengambil keputusan
atau terlambat mengambil keputusan, atau keputusan yang diambilnya tidak tepat.
Komunikasi yang tidak lancar, melangkahi pimpinannya, atau berkomunikasi tidak
jelas, sering menimbulkan salah pengertian sehingga terjadi kesalahan dalam
pengambilan keputusan. Dampak dari kesalahan dalam pengambilan keputusan
bisa berkibat cukup fatal, diantaranya semangat kerja menurun, kemangkiran dan
pergantian pegawai meningkat. Pada umumnya kesalahan dalam pengambilan
keputusan lebih banyak disebabkan oleh manajemen yang tidak peka terhadap
perkembangan situasi. Organisasi yang tidak dapat mengantisipasi perubahan atau
yang tidak dapat menanggapi perubahan ini dengan cepat, akan ketinggalan dan
lambat-laun kelangsungan hidupnya akan terancam.
4
Alvin Tofler dalam bukunya future shock (Kejutan Masa Depan) membahas
pengaruh perubahan atas masyarakat modern. Toffler yakin bahwa organisasi
sekarang ini sedang mengalami perubahan yang luar biasa. Ia menamakannya
transienc,e yakni laju perubahan yang cepat.
Menurut Toffler transience adalah kecepatan perubahan dalam kehidupan
seseorang. Ada orang yang lambat sekali melakukan perubahan dirinya
dibandingkan dengan orang lain. Pimpinan sekarang ini mengalami banyak
transience dan karena itu cenderung menjadi korban kejutan masa depan.
Persoalannya sekarang adalah, bagaimana organisasi dapat menghindari kejutan
masa depan. Organisasi harus berupaya mengetahui lebih dahulu dan harus
mengantisipasi perubahan keadaan dengan mempersiapkan diri untuk
menanggulanginya.Organisasi harus waspada, harus membuka lebar-lebar mata dan
telinga. Sebab perubahan sosial, politik, ekonomi, dan teknologi akan melanda
organisasi, dan memporakporandakan organisasi jika organisasi tidak mampu
melihat dan menafsirkan dunia disekitar organisasi.
b. Tahapan Pengambilan Keputusan
Pada garis besarnya pengambilan keputusan dalam organisasi terdiri atas
enam langkah, yakni :
1. Menetapkan sasaran
Organisasi perlu menetapkan tujuan dan sasaran dalam setiap bidang,
seperti dalam bidang produksi, pemasaran dan keuangan. Tujuan dan sasaran ini
diperlukan untuk mengukur keefektifan organisasi. Jika tujuan dan sasaran ini
ditetapkan dengan jelas, pimpinan dapat mengukur apakah hasil yang dicapainya
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
2. Menentukan persoalan
Persoalan mungkin terletak dalam hasil yang dicapai terlalu rendah jika
dibandingkan dengan sasaran, atau sasaran terlalu tinggi, sehingga tidak dapat
dicapai. Jika ternyata sasaran sudah cukup realistis, tetapi hasilnya belum
mencapai sasaran tersbut, fase berikutnya adalah mengembangkan beberapa
alternatif untuk mengatasi kesulitan. Jika ternyata sasaran terlalu tinggi, sasaran
harus direvisi sehingga dapat dicapai namun tetap menantang.
3. Mengembangkan alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
Kepastian
Risiko
Ketidak pastian
6. Melaksanakan keputusan
Keputusan yang diambil akan selalu melibatkan orang, oleh sebab itu baik
buruknya keputusan tergantung kepada orang yang melaksanakannya. Pada
umumnya pelaksana keputusan tidak dapat disalahkan sepenuhnya atas kesalahan
atau kegagalan proses pengambilan keputusan, karena mereka hanya staf yang
ditugasi untuk menjalankan sebuah instruksi. Pimpinan sebagai pengambil
keputusan tidak bisa lepas tangan begitu saja dengan kegagalan stafnya dalam
menjalankan keputusan. Tidak menutup kemungkinan dari segi teknis keputusan
itu sudah baik, tetapi keputusan dapat dikacaukan oleh staf yang merasa tidak puas
atau staf yang tidak profesonal dalam menjalankan keputusan tersebut. Artinya
menjadi hal penting bagi seorang pengambil keputusan untuk mempertimbangkan
lagi proses pengambilan keputusan yang sudah dilakukannya, terutama
menyangkut kemampuan staf yang akan ditugaskan untuk melaksanakan
keputusan tersebut. Secara skematis, enam langkah pengambilan keputusan dapat
dijelaskan dalam bentuk gambar berikut ini.
1. Terdapat kesenjangan (gap) antara sikon yang ada dengan tujuan yang ingin
dicapai.
4. Decision maker memiliki sumber daya (uang, karyawan, teknologi, dsb) yang
memadai untuk menyelesaikan gap tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
G. pekerjaan mereka menjadi efektif dan efisien. Penerapan seperti ini
berguna juga bagi
I. bisnis yang efektif dan efisien dengan pencapaian hasil maksimal
bagi start-up bisnis.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA