Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

SISTEM DAN PROSES MANAJEMEN


MAKALAH INI DITULIS UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENGANTAR MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU: DENI SOLIHIN, S.Pd, M.M.

Disusun oleh :

1. Yudistira mahesa

2. Yuyun

PROGRAM STUDI

KOMPUTERISASI AKUNTANSI

POLITEKNIK TEDC BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkat rahmat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga kami telah selesai mengerjakan tugas pembuatan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa senantiasa kita
curahkan kepada bimbingan kita nabi besar Muhammad Saw, sebagai uswatun
hasanah untuk kita semua.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen, sehubungan dengan telah tersusunnya makalah ini kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak Deni Solihin, S.Pd, M.M. selaku dosen
pembimbing kami dalam mata kuliah Pengantar Manajemen.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,


oleh karena itu kami akan menerima kritik dan sarannya dengan senang hati, demi
kesempurnaan makalah ini.

Cimahi, 17 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan penulisan...........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................4
A. Pengertian Sistem Menilai Budaya...............................................................4
B. Ciri-Ciri Budaya Organisasi..........................................................................5
C. Sumber-Sumber Budaya Organisasi.............................................................6
D. Pengertian Proses Manajemen......................................................................6
1. Perencanan.................................................................................................7
2. Pengorganisasian.......................................................................................8
3. Pengarahan................................................................................................8
4. Pengendalian.............................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................10
A. Sistem Menilai Budaya Organisasi.............................................................10
1. Definisi mengenai Kebudayaan Organisasi............................................10
2. Fungsi Budaya Organisasi.......................................................................12
3. Jenis-Jenis Budaya Organisasi................................................................13
4. Karakteristik Budaya Organisasi.............................................................14
B. Proses Manajemen......................................................................................15
1. Penetapan tujuan......................................................................................17
2. Perencanaan.............................................................................................18
3. Staffing....................................................................................................19
4. Directing..................................................................................................20
5. Supervising..............................................................................................21
6. Pengendalian...........................................................................................21
C. Kaitan antara Sistem Nilai Organisasi dengan Budaya Organisasi............22

ii
BAB IV PENUTUP..............................................................................................23
A. Kesimpulan.................................................................................................23
B. Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Makalah ini berisi pelajaran tentang sistem dan proses menejemen yang
sesuai dengan lingkungan bisnis yang di masuki oleh organisasi perusahaan.
Menejemen telah didefinisikan dalam berbagai cara, tetapi untuk maksud kita
menejemen terdiri dari proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukan
manajer pada operasi organisasi mereka: merencanakan, mengorganisasikan, dan
mengendalikan operasi.

Sistem dapat di jelaskan dengan sederhana sebagai seperangkat elemen yang


digabungkan satu dengan yang lainnya untuk satu tujuan bersama. Suatu
subsistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Untuk maksud kita,
organisasi adalah sistem dan bagiannya (divisi, departemen, fungsi, satuan dan
sebagainya) adalah subsistem. Suatu perusahaan, baik besar maupun kecil para
manajer harus mampu mengambil keputusan. Para manajer memanfaatkan sistem
informasi manajemen yang diterapkan pada perusahaannya guna
mempertimbangkan setiap keputusan yang diambilnya. Aplikasi sistem informasi
dalam proses manajemen akan meningkatkan kammpuan dalam membuat
keputusan-keputusan yang tidak terstruktur dan meningkatkan berbagai peran
manajerial.

Kesusksesan organisasi berkaitan erat dengan kompetensi teknis,


kemampuan organisasi dalam melaksanakan adaptasi terhadap lingkungan
eksternal dan internal. Sistem organisasi, pengambilan keputusan, dan juga
sistem infromasi khususnya diperlukan klasifikasi alur informasi, hal ini
disebabkan adanya keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh
pengguna informasi. Perkembangan organisasi yang semakin kompleks dan
tuntutan untuk selalu melakukan adaptasi terhadap lingkungan organisasi,
mengakibatkan proses pengambilan keputusan dan manajemen juga

1
2

berkembang. Proses tersebut berkaitan dengan informasi yang merupakan hal


penting dan berharga dalam sebuah organisasi karena informasi yang akurat
dan cepat dapat sangat membantu tumbuh kembangnya sebuah organisasi.
Maka dari itu, pengelolaan informasi dipandang penting demi kelancaran
sebuah pekerjaan dan untuk menganalisis perkembangan dari pekerjaan itu
sendiri. Hal tersebut menuntut pembelajaran sistem informasi manajemen
dalam menciptakan, mendistribusikan, dan memnafaatkan informasi guna
mendukung kegiatan manajemen khususnya pembuatan keputusan dalam
sebuah kebijakan. Namun, sayangnya banyak organisasi yang ingin
membangun sistem informasi manajemennya sendiri, dan telah menyediakan
dana yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut sering kali gagal. Penyebabnya
antara lain adalah struktur organisasi yang kurang wajar, rencana organisasi
yang belum memadai, sumber daya manusia yang tidak memadai dan yang
terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan
para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan
sistem dan memotivasi seluruh pihak yang terlibat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan diatas maka penulis merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara sistem menilai budaya organisasi dalam manajemen.?


2. Apa saja proses dari manajemen.?
3. Bagaimana kaitan antara sistem nilai organisasi dengan budaya
organisasi.?

C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajabarkan, adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh dari sistem menilai budaya organisasi baik
dalam sebuah organisasi maupun sebuah perusahaan.
3

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui cara sistem menilai budaya organisasi dalam
manajemen.
b. Untuk menambah wawasan mengenai proses manajemen.
c. Untuk menambah pengetahuan mengenai kaitan antara sistem nilai
organisasi dengan budaya organisasi.

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan yang ingin dicapai penulis, dengan adanya
penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi siapa saja, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan pengetahuan mengenai cara sistem menilai budaya
organisasi dalam manajemen.
b. Memberikan wawasan yang lebih luas lagi tentang proses-proses dari
manajemen.
c. Menambah ilmu tentang kaitan antara sistem nilai organisasi dan
budaya organisasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Manfaat yang penulis dapatkan dalam menulis makalah ini salah
satunya menjadi lebih tau dan paham tentang materi yang diangkat
menjadi judul makalah yaitu pengetahuan tentang sistem menilai suatu
budaya dalam sebuah organisasi maupun perusahaan dan proses dari
manajemen itu sendiri.
b. Bagi Pembaca
4

Dengan membaca makalah yang telah ditulis penulis harapkan


pembaca dapat memahami dan mengetahui isi dari makalah tersebut
yaitu sistem menilai budaya organisasi dan proses dari manajemen.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sistem Menilai Budaya


Organisasi sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisir, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi (6M) secara
efisisen dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kerjasama
yang dimaksud adalah kerja sama yang terarah pada pencapaian tujuan.
Kerjasama yang terarah tersebut dilakukan dengan mengikuti pola interaksi
anatar setiap invidu atau kelompok. Pola interaksi tersebut diselaraskan
dengan berbagai aturan, norma, keyakinan, nilai-nilai tertentu sebagaimana
ditetapkan leh para pendiri organisasi itu. Keseluruhan pola interaksi tersebut
dalam waktu tertentu aan membentuk suatu kebiasaan bersama atau
membentuk budaya organisasi.

Menurut pendapat Tika, “budaya organisasi merupakan bagian dari


kurikulum manajemen sumber daya manusia dan teori organisasi”. Budaya
organisasi dalam manajemen sumber daya manusia ditemukan saat mengkaji
aspek perilaku, sedangkan budaya organisasi dalam teori organisasi,
ditemukan saat mengkaji aspek sekelompok individu yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah tempat individu
bekerja sama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan. Peter F.
Drucker mendefinisikan bahwa “budaya organisasi adalah pokok
penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaanya
dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan
kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti diatas”.
Phithi Sithi Amnuai berpendapat bahwa “budaya organisasi adalah
seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota

4
5

yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain”. Sebagaimana


dijelaskan oleh Philiph Selznick bahwa organisasi adalah “peraturan personil
guna memudahkan percapaian beberapa tujuan yang telah ditentukan melalui
alokasi fungsi dan tanggungjawab”. Adapula pendapat lain tentang budaya
organisasi yaitu menurut Peter F. Drucker menyatakan bahwa “budaya
perusahaan memiliki sifat yang mirip dengan budaya sebuah negara. Jangan
pernah mencoba mengubahnya. Cobalah bekerja dengan budaya yang ada”.

E. Ciri-Ciri Budaya Organisasi


Dalam menilai budaya organisasi sudah tentu ada karakteristiknya.
Adapun menurut Robbins (1996 : 289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi
adalah sebagai berikut :

1. Inovasi dan pengambilan resiko.


Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil
resiko.
2. Perhatian terhadap detail.
Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis
dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi hasil.
Sejauh mana manajemen menfokuskan pada hasil bukannya pada teknik
dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang
Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-
orang didalam organisasi itu.
5. Orientasi tim.
Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, bukannya
individu.
6. Keagresifan.
Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan.
6

Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah


baik.
Dengan menilai budaya organisasi itu berdasarkan 7 karakteristik ini,
akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini
menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para
anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan didalamnya,
dan cara para anggota berperiaku.

F. Sumber-Sumber Budaya Organisasi


Menurut Tosi, Rizzo, carrol seperti yang dikutip oleh Munandar ( 2001:
264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Pengaruh umum dari luar yang luas.
Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit
dapat dikendalikan oleh organisasi.
2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada dimasyarakat.
Keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas
misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
3. Faktor-faktor yang spesifik.
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi
baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan
penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai
masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

G. Pengertian Proses Manajemen


Proses adalah suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lainnya saling
berhubungan. Didalam proses terdapat suatu cara sistematis untuk menjalankan
suatu pekerjaan. Siswanto (2007, hlm. 23) menyatakan “proses manajemen
adalah suatu rangkaian aktivitas yang harus dilakukan seorang manajer dalam
suatu organisasi. Kajian fungsi manajer secara garis besarnya meliputi
perencanaan, pengelolaan, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian”.
Sedangkan Hani Handoko (2001, hlm. 8) menyatakan “proses yang ada dalam
7

manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan


pengawasan”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli


diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses yang ada dalam manajemen
suatu organisasi meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian.

1. Perencanan
Perencanaan merupakan proses awal dalam suatu manajemen yang
akan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap proses-proses
manajemen berikutnya. Jika sejak awal manajer telah melakukan
perencanaan dengan tepat, maka proses-proses berikutnya akan berjalan
dengan baik dan tujuan organisasi yang dicapai juga akan maksimal.
Sebaliknya jika manajer melakukan perencanaan yang kurang tepat, maka
tujuan organisasi yang akan dicapai tidak maksiamal. Hal tersebut
dikuatkan oleh pendapat Malayu Hasibuan (2007, hlm. 40) menyatakan
bahwa “perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman
pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang
ada. Pendapat berikutnya juga dikemukakan oleh Chuck Williams (2001,
hlm. 143) yang menyatakan “perencanaan adalah memilih suatu tujuan dan
mengembangkan suatu metode atau strategi untuk mencapai tujuan”.
Sedangkan menurut Siswanto (2007, hlm. 51) menyatakan
“perencanaan merupakan suatu aktivitas universal manusia, suatu keahlian
dasar dalam kehidupan yang berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil
sebelum diadakan pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada”.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas disimpulkan bahwa
perencanaan adalah sebuah proses menetukan suatu tujuan perusahaan
dengan memilih akternatif terbaik agar tujuan yang diinginkan dapat
tercapai.
8

2. Pengorganisasian
Setelah perencanaan dilakukan dengan baik, maka tahap berikutnya
yang harus dilakukan dalam proses manajemen yaitu pengorganisasian.
Malayu Hasibuan (2007, hlm. 118-119) menyatakan “pengorganisasian
adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan
bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-
alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-
aktivitas tersebut”. Sedangkan Siswanto (2007, hlm. 75) menyatakan
“pengorgansasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk
diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar
pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan
fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien”.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pengorganisasiam adalah suatu proses pengelompokkan berbagai
macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan.

3. Pengarahan
Memberikan pengarahan merupakan proses yang ketiga dalam
kewenangan pimpinan. Jika rencana pekerjaan sudah tersusun, struktur
organisasi telah ditetapkan, maka pimpinan berkewajiban untuk
menggerakkan bawahan, memutar roda mesin perusahaan atau organisasi
dan melakukan koordinasi. Semua proses tersebut dilakukan agar tujuan
organisasi dapat tercapai. Siswanto (2007, hlm. 111) menyatakan
“pengarahan adalah suatu proses pembimbingan, pemberian petunjuk,
dan instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkam”. Berdasarkan pendapat beberapa ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengarahan merupakan proses
pemberian petunjuk instruksi maupun bimbingan kepada bawahannya
agar bekerja sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
9

4. Pengendalian
Dalam kegiatan manajemen, pengendalian memiliki peranan yang
sangat penting. Fungsi proses pengendalian ini adalah untuk
mengevaluasi tujuan yang telah dicapai, dan apabila tujuan tidak tercapai
dengan baik, maka dapat dicari mengenai faktor penyebabnya sehingga
dapat dilakukan perbaikan. Harold Koontz yang dikutip oleh Malayu
Hasibuan (2007, hlm. 242) menyatakan bahwa “pengendalian adalah
pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar
rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan
dapat terselenggara”. Pendapat lain mengenai pengendalian juga
dikemukakan oleh Ismail Solihin (2009, hlm. 5) menyatkan
“pengendalian merupakan suatu proses untuk memastikan adanya kinerja
yang efisien dalam pencapaian tujuan perusahan”. Berdasarkan pendapat
beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah
proses mengawasi atau memastikan para pekerja agar menghasilkan
kinerja yang baik bagi kemajuan perusahaan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sistem Menilai Budaya Organisasi


1. Definisi mengenai Kebudayaan Organisasi
Definisi mengenai budaya organisasi sama ciri-cirinya dengan
budaya antropologi mengenai kebudayaan masyarakat. Keduanya
menekankan pentingnya nilai dan kepercayaan yang sama dan
pengaruhnya terhadap perilaku. Kebudayaan adalah lem sosial atau
normatif yang merekat organisasi. Ia menyatakan nilai-nilai atau ide-ide
dan kepercayaan masyarakat bahwa yang sama-sama dianut oleh para
anggota organisasi itu, seperti terwujud dalam alat-alat simbolis seperti
mitos, upacara, cerita, legenda, dan bahasa khusus. Kebudayaan organisasi
meliputi garis-garis pdoman yang kukuh yang membentuk perilaku. Ia
melaksanakan beberapa fungsi penting dengan :
a. Menyampaikan rasa identitas untuk anggota-anggota organisasi.
b. Memudahkan komitmen untuk sesuatu yang lebih besar daripada diri
sendiri.
c. Meningkatkan stabilitas sistem sosial.
d. Menyediakan pokok pendapat yang diakui dan diterima untuk
pengambilan keputusan.
Dalam redaksi yang berbeda, moeljono menyatakan “sejauh ini
budaya organisasi secara populer diartikan sebagai perekat yang mengikat
organisasi”. Selanjutnya, dapat dimengerti pula bahwa pada organisasi
manapun, terutama organisasi yang besar, terdapat jenjang maupun
kelompok yang berbeda, baik karena tugas, tanggungjawab, sesuai dengan
posisinya diorganisasi maupun asal usul dari sumber daya manusianya.
Perbedaan-perbedaan tersebut perlu dijembatani dengan penyususnan dan
penerapan secara konsisten suatu budaya organisasi yang diharapkan dapat
berfungsi sebagai perekat organisasi.

10
11

Budaya organisasi adalah sesuatu yang membedakan antara


organisasi yang bersangkutan dan organisasi yang lain. Budaya organisasi
dapat dirasakan dan dapat diidentifikasi. Sehingga apabila ada seseorang
datang dan berhubungan dengan organisasi tersebut, orang tersebut akan
dapat menangkap dan merasakan perbedaan organisasi tersebut dengan
organisasi lainnya.
Perbedaan apa yang dirasakan? Ada berbagai macam ciri atau
karakteristik yang membedakan budaya organisasi yang satu dan yang
lain, yang diyakini oleh setiap anggota organisasi merupakan nilai yang
dimiliki dan berlaku diorganisasi tersebut. Karakteristik tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Yang tidak memengaruhi efektivitas kerja secara langsung
b. Yang memengaruhi efektivitas kerja secara langsung
Karakteristik yang tidak langsung berhubungan dengan efektivitas
kerja merupakan karakteristik yang sifatnya umum yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi budaya organisasi. Contohnya adalah adanya nilai
yang bersifat paternalis antara anggota organisasi yang satu dan anggota
yang lain yang lebih tua, dimana anggota organisasi yang lebih muda patut
menghormati dan tidak lazim menolak saran atau pendapat atasan mereka,
adanya nilai yang dipahami dan diyakini kebenarannya bahwa bawahan
tidak boleh melakukan interupsi saat atasan atau orang lain yang lebih tua
sedang berbicara, adanya nilai yang dipahami dan diyakini kebenarannya
bahwa anggota organisasi tidak boleh menerima pemberian dalam bentuk
apapun dari pelanggan, adanya keyakinan bagi sebagian besar anggota
organisasi bahwa menggunakan jalur nonformal lebih efektif daripada
jalur formal sehingga penyebaran informasi atau isu melalui jalur informal
akan lebih cepat, serta belum dapat diterimanya, cara bersikap terbuka, dan
berterus terang untuk menyelesaikan masalah bagi sebagian orang.
Sedangkan karakteristik yang langsung memengaruhi efektivitas
kerja lebih mengarah pada pencapaian sasaran kerja dan pembentukan
karakter produktif, seperti : pola sikap, perilaku dan pola tindak para
12

anggota organisasi yang selalu ingin mencapai hasil kerja yang tinggi,
sikap, perilaku dan tindakan para anggota organisasi yang cenderung
menghargai nilai kerjasama antaranggota organisasi atau antardepartemen,
kencenderungan menggunakan pemikiran analitis atau konseptual, sikap,
perilaku dan tindakan untuk memotivasi dan memengaruhi orang lain,
sikap, perilaku dan tindakan untuk memotivasi dan memengaruhi orang
lain, sikap, perilaku dan tindakan yang selalu berorientasi kepada
pelayanan pelanggan, sikap selalu kreatif disetiap kesempatan dan
kencenderungan memiliki inisiatif kerja.

2. Fungsi Budaya Organisasi


Sebagai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan diterapkan oleh semua
anggota organisasi, tentunya budaya organisasi mememiliki beberapa
fungsi, yaitu :
a. Fungsi budaya organisasi adalah memiliki peran yang kuat dalam
mendefinisikan batasan-batasan yang sangat berarti agar dapat
membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya. Misalnya
budaya organisasi terhadap kinerja karyawan diorganisasi A harus
mencapai 100% secara minimum. Mungkin organisasi C belum tentu
memiliki target yang sama, sehingga hal inilah yang membedakan
organisasi A dengan organisasi C.
b. Fungsi budaya organisasi akan membantu kita dalam menciptakan
rasa identitas bagi seluruh anggota organisasi. Sebagao contoh,
dikarenakan budaya dalam organisasi A sangat menekankan
kedisiplinan dan itu benar-benar diterapkan oleh para anggotanya,
maka anggota dari organisasi A akan memiliki rasa identitas bahwa
mereka adalah orang-orang yang disiplin.
c. Selain itu, fungsi budaya organisasi juga akan mendorong para
anggota agar lebih mengedepankan kepentingan organisasi
dibandingkan kepentingan pribadi mereka. Mereka sadar bahwa
kepentingan bersama dalam organisasi adalah hal yang harus
diprioritaskan daripada kepentingan perseorangan.
13

d. Fungsi budaya organisasi adalah membantu meningkatkan stabilitas


sistem sosial. Tidak hanya itu, budaya organisasi juga dikenal sebagai
pedoman dalam menyatukan organisasi dengan memberikan standar
yang tepat tentang apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para
karyawan.
e. Terakhir, fungsi budaya organisasi dapat menjadi mekanisme akal dan
kontrol yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.

5. Jenis-Jenis Budaya Organisasi


Hal penting lain yang perlu kita ketahui adalah jenis budaya
organisasi. Tidak akan ada dua organisasi yang memiliki budaya
organisasi yang sama. Nilai-nilai serta kebijakan organisasi yang dibuat
akan berbeda dengan organisasi lainnya. Secara umum ada dua jenis
budaya organisasi, yaitu :
a. Budaya Organisasi yang Kuat
Ini merupakan jenis budaya organisasi yang kokoh dan kuat,
diaman jenis budaya organisasi ini mengacu pada situasi dimana
karyawan dapat menyesuaikan diri dengan baik, menghormati
kebijakan organisasi, dan mematuhi semua pedoman organisasi yang
berlaku. Dalam budaya organisasi yang kuat seperti ini, setiap orang
yang terlibat merasa sangat menikmati pekerjaan mereka dan
menjadikan setiap tugas kerja sebagai pembelajaran baru, serta mereka
mencoba untuk mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman
sebanyak yang mereka bisa. Dengan kata lain, setiap anggota
organisasi benar-benar menerima peran dan tanggungjawab mereka
dengan sukarela.
b. Budaya Organisasi yang Lemah
Dalam budaya organisasi yang lemah setiap anggota organisasi
menerima peran dan tanggungjawab mereka hanya karena rasa takut
pada atasan atau pemimpin mereka didalam organisasi. Mereka takut
terhadap segala kebijakan organisasi yang ada, sehingga apapun yang
mereka lakukan semata-mata karena ada paksaan. Yang
14

menyedihkannya, orang-orang yang terlibat didalam organisasi ini


hanya menjadikan organisasi sebagai platform utama untuk mencari
penghasilan. Namun, sejatinya mereka tidak pernah merasa terikat
dengan organisasi tersebut.
Kedua jenis organisasi diatas akan memeberikan dampak
budaya organisasi terhadap para anggota organisasi dan pihak-pihak
eksternal dari organisasi yang bersangkutan. Sebagai contoh,
karyawan yang ada didalam budaya organisasi yang lemah akan
menjalankan setiap pekerjaan dengan rasa berat hati.
Rasa terpaksa yang dirasakan oleh karyawan tersebut akan
berdampak pada cara dirinya melayani dan menyelesaikan
permasalahan pelanggan. Sering kali terjadi jika seorang karyawan
tidak lulus dalam membantu klien, maka klien akan memberikan
respon yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, jenis dan bentuk
budaya organisasi akan sangat mempengaruhi organisasi dalam
meraih kesuksesan.

6. Karakteristik Budaya Organisasi


a. Setiap anggota memiliki otonomi dalam organisasi.
Setiap anggota dalam sebuah organisasi harus memiliki tingkat
tanggujawab yang tinggi, mereka merasa bebas dalam bekerja, dan
memiliki banyak peluang untuk menjalankan inisiatif dalam
organisasi.
b. Struktur yang jelas
Organisasi bukan hanya perlu menciptakan tujuan dan harapan
kinerja karyawan yang jelas. Namun, juga memiliki struktur jelas
yang terdiri dari orang-orang yang bertugas untuk melakukan
pengawasan dan mengendalikan perilaku karyawan.
c. Ada rasa identitas bersama
Para anggota akan merasa memiliki identitas bersama yang membuat
mereka bangga telah menjadi bagian dari organisasi tersebut.
d. Adanya dukungan dari manajemen
15

Dukungan dari pihak manajemen, dimana orang-orang yang terlibat


didalam manajemen dapat memberikan komunikasi yang jelas,
bantuan, sikap yang ramah, motivasi, serta bimbingan kepada
seluruh anggota organisasi mereka.
e. Pola komunikasi yang tertata dengan baik
Komunikasi memang sangat diperlukan dalam budaya apapun,
terutama dalam budaya organisasi. Komunikasi menjadi salah satu
karakteristik budaya organisasi yang sangat penting. Logikanya, pola
komunikasi yang tertata dengan baik akan menciptakan
keharomonisan, transparansi, dan meminimalisir kesalahpahaman
yang ada dalam organisasi tersebut.
f. Adanya toleransi konflik
Konflik antar kolega dan divis kerja memang kerap terjadi pada
banyak organisasi. Namun, organisasi dengan karakteristik budaya
organisasi yang kuat akan mampu menyelesaikan permasalahan atau
konflik internal dengan sangat baik.
g. Sistem penghargaan kinerja
Pemimpin harus memikirkan sistem penghargaan kinerja yang baik
dan tepat untuk seluruh karyawannya. Sistem penghargaan kinerja
yang baik dan jelas akan membuat karyawan semakin termotivasi
dalam bekerja. Beberapa contoh diantaranya kenaikan gaji, insentif,
bonus tahunan, dan lain-lain.

H. Proses Manajemen
Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan
yang memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat
didalam organisasi tersebut. Sudah tentu tujuan yang akan dicapai dimasa
yang akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik daripada
keadaan sebelumnya. Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan
menjadi :
16

1. Penetapan tujuan
2. Perencanaan
3. Staffing
4. Pengarahan
5. Supervising
6. Pengendalian
Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat
dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu
tahapan-tahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai proses yang berkitan
dan memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahapan proses yang
telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan
antara perencanaan dan pengendalian.
Untuk melaksanakan proses-proses manajemen diatas, manajer
memerlukan prasarana dan sarana, diantaranya memerlukan kekuasaan,
tujuan, orientasi, manusia, serta sumber daya lainnya. Kekuasaan dibutuhkan
oleh seorang manajer untuk memengaruhi orang lain. Terdapat beberapa jenis
kekuasaan yang mungkin diperlukan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Legitimate Power : kekuasaan formal yang terjadi karena suatu posisi
atau jabatan tertentu.
2. Coercive Power : kekuasaan untuk memaksa atau menghukum.
3. Reward Power : kekuasaan untuk memberikan penghargaan.
4. Reference Power : kekuasaan yang bisa menyebabkan orang lain
mengikuti atau melakukan peniruan.
5. Expert Power : kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan
pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan keterampilan.
17

Adapun penjelasan dari beberapa proses manajemen adalah sebagai


berikut :

1. Penetapan tujuan
Penetapan tujuan merupakan tahap awal dari suatu proses
manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh
suatu organisasi dimasa yang akan datang manajer bertugas mengarahkan
jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas
pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan oleh sifat-sifat dari tujaun
itu sendiri. Tujaun yang baik harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :
a. Spesifik artinya jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh.
b. Realistis artinya bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan.
c. Terukur artinya memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan
keberhasilannya.
d. Terbatas waktu artinya mempunyai batas waktu sebagai target kapan
tujuan tersebut harus bisa dicapai.
Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua pendekatan yang dapat
dilakukan yaitu apa yang disebut dengan pendekatan top down atau
pendekatan dari atas dan pendekatan bottom down atau pendekatan dari
bawah. Dengan menggunakan pendekatan dari atas, tujuan dibuat
terkebih dahulu oleh manajemen lapis atas. Tujuan yang telah
dirumuskan disini kemudian dikaji dan dijabarkan lagi oleh lapisan
manajemen dibawahnya untuk kemudian dirumuskan lagi. Bagitu
seterusnya sampai kelapisan manajemen paling bawah sehingga
memungkinkan didapatkannya konsistensi tujuan akhir.
Berbeda dengan pendekatan dari atas, maka pendekatan dari bawah
merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan dimulai
dari individu-individu pada lapisan manajemen bawah. Kemudian
dilakukan pengkajian terhadap tujaun-tujuan tersebut pada lapisan
manajemen diatasnya untuk dirumuskan dalam suatu tujuan tertentu.
Begitu seterusnya sampai akhirnya mencapai lapisan manajemen puncak,
tujuan tersebut kahirnya terumuskan sebagai kesepakatan bersama.
18

Salah satu hal yang harus diperhatikan dala tujuan ini berkenaan
dengan tingkatan dalam organisasi adalah bahwa tujuan memiliki hirarki
atau tingkatan tertentu pula. Pada tingkatan organisasi paling atas tujuan
bersifat sangat global. Makin kebawah tingkatannya tujuan tersebut
makin terjabarkan sehingga bersifat sangat spesifik dan operasional.

7. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan
pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan dimasa yang akan datang
untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Terdapat berbagai
bentuk rencana yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi :
a. Kebijaksanaan adalah rencana yang menerangkan keseluruhan
batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang menjadi
pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
b. Prosedur adalah rencana yang mendefiniskan tata cara pengerjaan
sesuatu kegiatan secara kronologis.
c. Metode adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
d. Standar yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari
kegiatan-kegiatan yang direncanakan.
e. Anggaran yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang
dalam suatu kegiatan.
f. Program adalah rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian
sumber daya secara integratif termaksud jadwal pelaksanaan
kegiatan-kegiatan.
Disamping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut jangkauan
waktu atau kurun perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan
waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan sebutan rencana jangka
panjang, misalkan rencana untuk 5 tahun mendatang. Dilain pihak ada
rencana yang jangkauan waktunya lebih pendek, misalkan rencana untuk
19

satu tahun bahkan satu bulan mendatang yang disebut sebagai rencana
operasional.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun
perencanaan secara umum adalah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan
kegiatan-kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka
pencapaian tujuan tersebut.
c. Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpukan dan
mengklarifikasikan atas kepentingannya.
d. Menetapkan batasan-batasan perencanaan.
e. Menetapkan alternatif-alternatif rencana.
f. Memilih rencana yang akan dipakai dan alternatif-alternatif yang
ada.
g. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta
penjadwalan pelaksanaan.
h. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap rencana yang diusulkan
sebelum rencana dilaksanakan.

8. Staffing
Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan
pengarahan, penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja
dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan proses manajemen
ini adalah penempatan orang yang sesuai dan pada saat yang tepat.
Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi
tertentu maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan
dipakai. Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus
dijelaskan lingkup tugas, tanggungjawab, dan keahlian serta keterampilan
yang diisyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan dan persyaratan
jabatan. Berdasarkan kedua hal inilah perlu dilakukan proses staffing
tersebut.
20

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing ini


pada dasarnya adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan sumber daya manusia yaitu tahapan penentuan akan
kebutuhan tenaga kerja dalam suatu organisasi dengan
mempertimbangkan rencana organisasi seperti pengembangan yang
akan dilakukan disamping juga mempertimbangkan faktor luar
seperti kondisi pasar tenaga kerja.
b. Pengerahan tenag kerja yang dapat berasal dari pasar tenaga kerja
maupun berasal dari promosi dalam organisasi itu sendiri.
c. Seleksi yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan
posisi yang akan diisi dari sekumpulan orang yang didapat dari
proses pengerahan tenaga kerja.
d. Pelatihan, setelaj didapatkan orang yang sesuai untuk satu posisi
tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan bagi
orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi persyaratan jabatan.
e. Penilaian kinerja, setiap tenaga kerja yang ada untuk kemungkinan
promosi, mujtasi, atau bahkan mungkin pemberian hukuman, setelah
jangka waktu tertentu.

9. Directing
Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan
sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses ini
terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar dapat bekerja
dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang memungkinkan
pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana hubungan kerja yang
baik, dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang yang kegiatan-
kegiatan dalam suatu organisasi.
Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki motivasi yang
berbeda-beda. Apabila motivasi ini dapat dikenali dan kemudian
dirangsang dengan tepat maka bisa diharapkan orang tersebut akan
21

memiliki kinerja yang baik. Proses kepemimpinan yang baik harus


memperhatikan aspek motivasi dan kepemimpinan.
Aspek lain yang sangat penting dalam directing adalah koordinasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan koordinasi antara
lain adalah sebagai berikut :
a. Rentang kendali yaitu banyaknya orang yang masih dapat
dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya makin
banyak bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasi juga
semakin sulit. Namun harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan dan
tingkat manajemen juga mempengaruhi kemampuan tersebut.
b. Hirarki organisasi sedikit mungkin sehingga perintah atau informasi
jangan sampai terlambat atau menyimpang.
c. Adanya kesatuan komando.

10. Supervising
Supervising adalah interaksi langsung antara individu-individu
dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja kerja serta tujuan
organisasi tersebut. Berkenaan dengan tahapan prosesi ini perlu dikenal
adanay suatu kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok
formal dan informal dalam suatu organisasi. Kelompok formal adalah
kelompok yang dapat dilihat dari struktur organisasi resmi yang dibentuk
oleh manajemen untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu.
Namun, demikain dapat timbul suatu kelompok informal yang berbeda
dengan kelompok formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur yang
kuat dengan pemimpin sendiri serta mungkin aturan-aturannya sendiri
pula.
Kelompok informal ini bisa mendukung organisasi tetapi juga bisa
mengahambat organisasi. Tahapan supervising ini harus bisa mengatasi
kemungkinan hambatan kelompok informal ini.
22

11. Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah tercapai yaitu
proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya
dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah
dilihat apakah yang direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak.
Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
a. Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja
yang telah ditampilakan dalam selang waktu pengendalian tertentu.
b. Kemudian hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standar-
standar yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
c. Apabila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi masih berada
dalam batasan-batasan yang diizinkan dalam rencana maka proses
manajemen terus dilakukan jika tidak maka harus dilakukan
perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga proses
manajemen berulang kembali.

I. Kaitan Antara Sistem Nilai Organisasi Dengan Budaya Organisasi


Secara praktis budaya perusahaan tak lebih dari niali-nilai dalam
tindakan. Nilai-nilai perusahaan layak disebut budaya perusahaan, tatkala
nilai-nilai sudah terwujud dalam perilaku kerja keseharian para anggota atau
karyawan. Dari pengertian tersebut beberapa pemahaman terkait budaya
organisasi dibawah ini perlu perlu digaris bawahi.

a. Adanya nilai-nilai (dan keyakinan) dalam sebuah organisasi apapun.


b. Nilai-nilai itu sebagai landasan perilaku anggota organisasi.
c. Jika sebagai landasan, maka nilai dan keyakinan itu harus sungguh
mewujud dalam perilaku kerja keseharian anggota organisasi, dan itu
baru bisa disebu sebagai budaya organisasi. Jika tidak nilai dan
keyakinan itu tinggal slogan belum membentuk sebuah budaya.
23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pembuatan makalah yang berjudul “Sistem
dan Proses Manajemen” adalah sebagai berikut :
1. Setiap organisasi dimana didalamnya berlangsung proses manajemen,
mempunyai suatu sistem nilai. Apabila sistem nilai itu telah terwujud
dalam aktivitas kerja keseharian para anggota organisasi, maka
terbentuklah suatu kebudayaan organisasi.
2. Proses manajemen merupakan rangkaian kegiatan manajemen yang terdiri
dari 6 proses, yaitu penetapan tujuan, perencanaan, staffing, directing,
supervising dan pengendalian.

J. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna maka dari itu kedepannya kami akan lebih detail lagi dalam
menjelaskan makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Hasibun, Melayu S. P,2001. Manajemen Dasar: Perngertian & masalah, Jakarta:


Bumi Aksara.
Tisnawati, Ernie dkk, 2005, Pengantar Manajemen, Jakarta: Prenada Media.
Tripomo Tedjo dan Udan, 2005. manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung,
Usman dan Husaini, 2008. Manajemen Teori Praktek & Riset Pendidikan, Jakarta:
, Bumi Aksara.
http://julysyawaladi.blogspot.co.id/2011/09/proses-dan-fungsi-manajemen.html D
iakses pda tanggal 19 Maret 2016
http://badry7.blogspot.com/2013/10/proses-manajemen.html#ixzz43cRQ5cks diak
ses pada tanggal 21 Maret 2016
http://managementsistem.blogspot.co.id/2012/11/sistem-manajemen.html Diakses
pada tanggal 20 Maret 2016
http://www.gudangmakalah.com/2014/11/contoh-makalah-sistem-informasi.html 
Diakses pada tanggal 16Maret 2016
http://agoes-farianto.blogspot.co.id/2012/11/konsep-dasar-dan-proses-
manajemen_27.html Diakses pada tanggal 21 Maret 2016
http://sangjawara.blogspot.co.id/2010/01/proses-manajemen.html diakses pada
tanggal 22 maret 2016
http://ratnaariani.blogspot.co.id/2015/03/makalah-konsep-dasar-dan-proses.html d
iakses pada tanggal 22 maret 2016
http://agoes-farianto.blogspot.co.id/2012/11/konsep-dasar-dan-proses-
manajemen_27.html diakses pada tanggal 22 maret 2016

24

Anda mungkin juga menyukai