Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERILAKU DALAM ORGANISASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :

Controllership/Sistem Pengendalian Manajemen

(KODE/SKS: ABKA3701/3 SKS)

Dosen Pembimbing:
H. Maula Rizky, M.Acc, Ak.
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Rahmadi Setiawan 1610113210022
Mita Adiata 1610113220012
Rabiatul Aulia 1610113320016
Siti Munawaroh 1610113320023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
(controllership) yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang “Perilaku Dalam
Organisasi”

Dengan selesainya makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. H. Maulana Rizky, M.Acc, Ak., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingannya dengan sabar dan teliti.
2. Orang tua kami yang telah mendidik dan memberikan doa restu.
3. Teman-teman dari RB1 Pendidikan Ekonomi, khusunya kepada anggota kelompok 5.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan
yang semestinya pada makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih,

Banjarmasin, 30 september 2019

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................. 2
C. TUJUAN PENULISAN .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
A. PENGERTIAN PERILAKU DALAM ORGANISASI................................................................ 3
B. KESELARASAN TUJUAN ........................................................................................................... 4
1. Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan..................................... 5
C. TEORI MOTIVASI KERJA.......................................................................................................... 7
1. Teori Hierarki kebutuhan Maslow ............................................................................................ 7
2. Teori Dua Faktor Herzberg ....................................................................................................... 8
3. Teori Pengharapan Vroom ........................................................................................................ 8
D. SISTEM PENGENDALIAN FORMAL ....................................................................................... 9
1) Peraturan (Rules) ........................................................................................................................ 9
2) Proses Pengendalian Formal .................................................................................................... 10
E. TIPE-TIPE ORGANISASI .......................................................................................................... 10
1. Organisasi Fungsional .............................................................................................................. 11
2. Organisasi Unit Usaha (Divisional) ......................................................................................... 12
F. FUNGSI CONTROLLER ............................................................................................................ 14
1. Hubungan dengan Organisasi Lini ......................................................................................... 14
2. Controller Unit Usaha .............................................................................................................. 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 16
B. SARAN ........................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pada awalnya, organisasi merupakan suatu jembatan dalam membentuk suatu
komponen yang dapat dijadikan anggota untuk memecahkan suatu masalah. Inti
organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental
dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan itu.
Organisasi dimana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan
kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-
pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi
kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari (learning
to learn) sesuatu secara bersama, Akan tetapi secara umum organisasi sempat menjadi
wacana dalam aktifitas yang dapat dijadikan sebagai bagian dari kelompok. pada
dasarnya adalah karena manusia adalah makhluk sosial yang dalam konteks ini adalah
homo socius . Fakta tersebut adalah sebuah sifat kodrat.
Manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri, lepas dari masyarakat,
kelompok maupun kehidupan bersama komunitasnya. Manusia adalah makhluk yang
berfikir dan dapat berkembang. Setiap manusia memiliki naluri untuk hidup
bermasyarakat. Untuk mmemenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut maka manusia
harus melakukan kerjasama karena dia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dirinya
sendiri. Di situlah tingkat keterbatasan manusia yang merupakan cerminan bahwa
manusia memerlukan kerjasama dan wadah itu terdapat dalam organisasi.
Proses pengendalian manajamen berperan pada suatu orgnisasi. Namun dalam
prosesnya dipengaruhi oleh faktor manusia. Beberapa karakteristik organisasi yang
mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku anggota dalam suatu
organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan,dan fungsi sistem pengendalian
maajemen yitu mendorong anggota organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.

1
Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan organisasi baik yang berorientasi laba
maupun nirlaba juga menerangkan masalah keselarasan tujuan masing-masing anggotta
organisasi terhadap tujuan perusahaan secara keseluruhan. Keselarasan tujuan dalam hal
ini dipengaruhi oleh siistem informal dan juga sistem formal. Beberapa faktor informal
adalah dari eksternal dan sebagian dari internal. Faktor internal termasuk didalamnya
membahas tentang teori motivasi kerja. Pegendalian dicapai oleh bentuk formal. Bentuk
pertama adalah peraturan (rules) dan bentuk yang kedua adalah cara sitematis
perencanaan dan pengawasan. Lalu akan diuraikan berbagai bentuk struktur organisasi
karena akan berpengaruh pada pengendallian manajemen yangg digunakan. Pada bagian
terakhir akan diuraikan fungsi controller dalam proses pengendalian manajemen.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian perilaku dalam organisasi?
2. Apa saja Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan dalam
perilaku organisasi
3. Bagaimana teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi?
4. Bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian formal ?
5. Apa itu controller dan bagaimana hubungannya dengan oganisasi lini?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu perilaku dalam organisasi
2. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan
dalam perilaku organisasi
3. Untuk mengetahui bagaimana teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi
4. Untuk mengetahui Bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian formal
5. Untuk mengetahui Apa itu controller dan bagaimana hubungannya dengan oganisasi
lini

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERILAKU DALAM ORGANISASI


Perilaku organisasi membahas seluruh kegiatan organisasi yang di dalamnya
terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi
tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi. Perilaku
organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu,
kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas suatu organisasi. Sistem pengendalian manajemen
mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian manajemen yang baik
mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya
tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan
membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berbagai struktur yang berbeda kita
gunakan untuk menjalankan seluruh strategi dalam berbagai tipe organisasi;sebuah sistem
pengendalian manajemen yang efektif harus dirancang agar bisa sesuai dengan struktur
tertentu.
Ada beberapa Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli, diantaranya
yaitu sebagai berikut :

1) Joe Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan
berkembang.
2) Adam Indrawijaya, perilaku organisasiadalah suatu bidang studi yang
mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik
aspek pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi
terhadap anggota.
3) Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus

3
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan
pengaruh lingkungan.
4) Stephen P. Robbins, perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki
dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi
dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki
keefektifan organisasi.

Mempelajari perilaku organisasi sifatnya agak abstrak. Mempelajari


prilaku organisasi sering kali menghasilkan atau menemui prinsipprinsip yang
kompleks dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Pengertian
prilakun organisasi untuk multi disiplin dapat digambarkan dengan beberapa
hal, yaitu:
1. Perilaku organisasi adalah cara berfikir, prilaku adalah aktifitas
yang ada pada diri individu, kelompok, dan tingkat organisasi.
2. Perilaku organisasi adalah multi disiplin yang mencakup teori,
metode dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu.
3. Dalam perilaku organisasi terdapat suatu orientasi kemanusiaan,
dimana terdapat perilaku, persepsi, perasaan, dan kapasitas
pembelajar.
4. Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja, tujuan organisasi
adalah meningkatkan produktifitas bagaimana perilaku organisasi
ini dapat mencapai tujuan tersebut.
5. Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap
perilaku organisasi.
6. Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu menggunakan
metode ilmiah, karena dalam bidang organisasi ini sangat
tergantung dari disiplin ilmu yang meliputinya.

B. KESELARASAN TUJUAN

4
Pimpinan perusahaan selalu menginginkan setiap anggota organisasi mencapai
tujuan organisasi sangat baik. Masalahnya adalah anggota organisasiperusahaan tersebut
mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang kadang-kadang cenderung tidak sama
dengan kepentingan perusahaan.
Tujuan pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa mungkin
adanya keselarasan tujuan dari masing-masing anggota kearah tercapainya tujuan
perusahaan. Keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti tindakan-tindakan yang
mengarahkan setiap anggota untuk menyelaraskan tujuan pribadinya masing-masing
sesuai dengan kepentingan perusahaan.
Tentu saja keselarasan tujuan secara sempurna antara individu dan perusahaan itu
tidak pernah ada. Satu alasan penting setiap orang ekerja biasanya menginginkan
kompetensi (alam pentuk uang tentunya) sebesar mungkin. Sementara dari sudut pandang
perusahaan, ada batas tertentu kompetensi yang bisa diberikan, sehingga minimal sistem
pengendalian bertindak tidak sesuai dengan kepentingan perusahaan. Pertanyaan penting
dari hal ini adalah, tindakan apa yang bisa diambil untuk memotivasi orang lain? Apakah
tindakan tersebut sesuai dengan kepentingan perusahaan?

1. Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan


Faktor-faktor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan terdiri dari
faktor eksternal dan faktor internal.
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku
yang diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan
bagian dari masyarakat. Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap
anggota organisasi) yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai,
keuletan, semangat, dan kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam
menjalankan tugas. Norma dalam suatu organisasi juga dipengaruhi
secara spesifik oleh jenis industri yang dimiliki oleh organisasi
tersebut
b. Faktor Internal

5
1. Budaya Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang
dianut, norma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit
diterima dan secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran
organisasi. Budaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh kualitas
personalitas dan kebijakan CEO serta personalitas dan kebijakan
para manajer. Budaya sebuah perusahaan biasanya tidak pernah
berubah selama bertahun-tahun.
2. Gaya Manajemen Gaya manajemen merupakan faktor internal
yang memiliki dampak paling kuat terhadap pengendalian
manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan sebagai perpanjangan
bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikapsikap bawahan
yang mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan sikap para
atasan tersebut juga mencerminkan sikap CEO.

Menurut Maciariello ada 3 jenis gaya yaitu :


 Internal control style : masing-masing individu mempunyai
gaya kepemimpinana yang berbeda, dan partisipatif.
 Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain
atau pemimpin dan otoriter.
 Mix control style : partisipatif dan terarah.

3. Organisasi Informal Garis-garis dalam bagan organisasi


menunjukkan hubungan formal, yaitu pemegang otoritas resmi dan
tanggung jawab dari setiap manajer. Pada kenyataannya, proses
pengendalian manajemen tidak dapat berjalan dengan baik,
apabila anggota organisasi atau perusahaan tidak paham dan
mengenali arti penting dari hubungan-hubungan dalam organisasi
yang bersifat informal.
4. Persepsi dan Komunikasi Para manajer harus mengetahui tujuan
dan tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut.
Mereka menyerap informasi dari berbagai jalur baik formal

6
(melalui anggaran dan dokumen resmi lainnya) maupun jalur
informal (melalui percakapan dan obrolan yang tidak resmi).
Namun informasi yang didapat tersebut bisa jadi bertentangan satu
sama lain dan memiliki interpretasi yang sangat beragam.

C. TEORI MOTIVASI KERJA


Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan organisasi.
Motivasi yang ada pada seseorangg padda gilirannya akan mewujudkan suatu perilaku
yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Beberapa teori motivasi yang
dikenal dapat diterapkan dalam organsisasi. Beberapa teori yang dikenal adalah sebagai
berikut:
1. Teori Hierarki kebutuhan Maslow
Teori ini dikemukakan sejak tahun 1943. Isi pokok dari teori ini menjelaskan
suatu hierarki kebutuhan yang menunjukan adanya lima tingkatan keinginan
dan kebutuhan manusia, yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis. Merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
oleh manusia, seperti: rasa lapar, haus, tidur, dan sebagainya.
b. Kebutuhan Keamanan. Merupakan kebutuhan akan keselamatan dan
perlindungan dari bahaya, ancaman, dan perampokan ataupun pemecatan
dari pekerjaan.
c. Kebutuhan Sosial. Merupakan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan
dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan
memiliki serta diterima dalam satu kelompok, rasa kekeluargaan,
persahabatan dan kasih sayang.
d. Kebutuhan Penghargaan. Merupakan kebutuhan akan status dan
kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan prestasi.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Merupakan kebutuhan pemenuhan diri, untuk
memperguanakan potensi diri, aktivitas diri, pengembangan diri

7
semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang
cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
Dari sudut pandang motivasi, teori ini mengatakan meskipun tidak pernah ada
kebutuhan yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang pernah
terpenuhi secara substansial tidak lagi menjadi motivasi. Jadi jika ingin
memotivasi seseorang, menurut Maslow, perusahaan perlu mengetahui anak
tangga yang mana seseorang itu berada, sehingga dapat ditetukan jenis
kebutuhan yang harus diberikan.

2. Teori Dua Faktor Herzberg


Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang
mempengaruhi perilaku adalah:
a. Hygiene factor. Faktor ini berkaoitan dengan konteks kerja dan arti
lingkunagn kerja bagi individu. Faktor-faktor higienis yang dimaksud
adalah kondisi kerja, dasar pembayaran (gaji), kebijakan organisasi,
hubungan antar personel, dan kualitas pengawasan.
b. Satisfier factor. Faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi
kerja dan definisi bagaimana seseorang menikamati atau merasakn
pekerjaannya. Faktor yang dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung
jawab dan kesempatan untuk berkembang.
3. Teori Pengharapan Vroom
(Isna Dayuwati, 2015) Teori ini terdiri dari unsur-unsur Expectency,
Instrumentality, dan Valence. Expectency adalah hubungan dimana seseorang
mempercayai antar usaha dan kemampuan dengan hasilnya diukur dalam
sistem pengukuran prestasi organisasi (Hubungan upaya-Kinerja).
Instrumentality adalah hubungan antara kinerja yang diukur dengan hasil yang
diharapkan untuk individu (Hubungan Kinerja-Ganjaran). Sedangkan Valence
adalah nilai dimana seseorang menugaskan pada hasil yang disediakan untuk
individu dari organsisasi sebagai hasil pengukuran prestasi normal (Hubungan
Ganjaran-Tujuan).

8
D. SISTEM PENGENDALIAN FORMAL
Sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sistem pegendalian
manajamen dan peraturan (rules).

1) Peraturan (Rules)
a. Aturan-aturan Aturan dapat diartikan sebagai seprangkat tulisan yang
memuat jenis instruksi dan pengendalian. Contohnya instruksi jabatan,
pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan
tuntunan-tuntunan etis. Hampir semua aturan bersifat jangka panjang
dan akan selalu ada sampai aturan-aturan tersebut dimodifikasi, namun
hal itu sangat jarang terjadi. Contoh lain dari aturan ialah larangan
terhadap tindakan yang tidak etis, ilegal atau tindakan lain yang tidak
diinginkan. Beberapa jenis aturan dapat dilihat di bawah ini :
 Pengendalian Fisik Pengendalian fisik merupakan ketentuan
agar fisik organisasi terjaga dan dapat dilakukan dengan
adanya penjaga keamanan, gudang yang terkunci, ruangan
besim password komputer, cctv, dan lain-lain.
 Manual
Manual merupakan aturan yang jauh lebih rinci dan biasanya
merupakan petunjuk untuk melaksanakan sesuatu, contohnya
ialah panduan menjalankan mesin, panduan untuk meminta
fasilitas bagi organisasi, dan lain-lain.
 Pengamanan Sistem
Berbagai bentuk pengamanan secara sistematis dirancang
untuk menjamin arus informasi yang mengalir melalui sistem
bersifat akurat dan untuk mencegah (meminimalkan) kesalahan
atau kecurangan. Hal ini meliputi pemeriksaan silang secara
terinci, menghitung uang dan aktiva sesering mungkin, serta
dengan melakukan pengecekan sistem oleh auditor internal dan
eksternal.
 Sistem Pengendalian Tugas

9
Sistem pengendalian tugas merupakan proses untuk menjamin
bahwa tugastugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien.
Kebanyakan tugas-tugas biasanya dikendalikan melalui
peraturan-peraturan.

2) Proses Pengendalian Formal


Proses pengendalian formal meliputi tahap-tahap tertentu yang
secara terus menerus bekerja dari tahun ke tahun. Tahap ini dimulai
dengan penentuan tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapai
tujuan tersebut. Rencana strategik (strategic plan) disiapkan untuk
mengimplementasikan strategi tersebut dan semua informasi yang
tersedia digunakan untuk membuat renccaa ini. Strategic plan
kemudian diubah menjadi anggaran tahunan yang difokuskan pada
perencanaan pendapatan dan biaya untuk pusat-pusat
pertanggungjawaban secara individual. Pusat-pusat
pertanggungjawaban juga diatur dengan sejumlah perturan dan
informasi lainnya. Pusat-pusat pertanggungjawaban ini kemudian
beroperasi melakukan kegiatan, dan hasil kegiatan tersebut diukur dan
dilaporkan. Hasil sesungguhnya kemudian dibandingkan dengan
rencana untuk menentukan keberhasilan pusat pertanggungjawaban ini
dalam melakukan tugasnya.jika pusat pertanggungajawaban tersebut
berhasil, maka umpan balik berupa hadiah atau penghargaan akan
diberikan kepada pusta pertanggungjawaban teteapi jika tidak berhasil
maka umpan balik digunakan untuk mrlakukan perbaikan pada pusat
pertanggungjawaban tersebut, dan peraikan yang memunginkan
terhadap rencana.

E. TIPE-TIPE ORGANISASI
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Pada
gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen

10
organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya
organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
 Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas
fungifungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
 Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian independen dari perusahaan.
 Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab
ganda.

1. Organisasi Fungsional
Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang
membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan
fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang memilki
pengetahuan khusus. Seorang manajer pemasaran dan seorang manajer produksi
yang terampil kemungkinan besar akan mampu mengambil keputusan yang lebih
baik di bandingkan dengan seorang manajer yang bertanggung jawab atas kedua
bidang itu sekaligus. Lebih lanjut lagi, seorang spesialis yang terampil harus mampu
melakukan supervisi atas para buruh yang bekerja dalam bidang yang sama secara
lebih baik dibandingkan dengan seorang manajer generalis. Oleh karena itu,
kelebihan dari struktur organisasi fungsional adalah memiliki potensi untuk bekerja
secara efisien.selain itu, kegiatan yang sama dalam organisasi fungsional lebih
efektif. Ada sejumlah kelemahan pada struktur organisasi fungsional, diantaranya :
 Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional
secara terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena tiap
fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir. Dengan
demikian perusahaan akan sulit untuk menentukan tanggung jawab terhadap
laba kepada manajer setiap individual.
 Jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi
yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi

11
tersebut, maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda
hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal
dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.
 Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan
dengan produk dan pasar yang beragam.

2. Organisasi Unit Usaha (Divisional)


Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu
unit bisnis, yang juga disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh
fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis
tersebut bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan koordinasi
kerja dari berbagai fungsi yang terpisah.
Kelemahan dari struktur organisasi unit usaha adalah sebagai berikut :
 Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk
memimpin setiap unit bisnis.
 Konflik antar bisnis
 Kurangnya kerjasama
 Keuntungan dari struktur organisasi unit usaha adalah
 Tempat yang cocok untuk latihan manajemen

Divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi lebih
cepat apabila ada ancaman ataupun kesempatan. Sehingga tanggung jawab
untuk menghasilkan laba yang diletakkan pada satu orang manajer atau
direktur yang diberi tanggung jawab.
1. Organisasi Matrik
Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan
unit bisnis. Setipa unit bisnis mempertanggung jawabkan kegiatannya, dan
kegiatan setiap unit bisnis dibantu oleh beberapa fungsional. Sedangkan
setiap fungsi mempertanggung jawabkan kegiatan sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan oleh beberapa unit bisnis yang dibantu.

12
Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung
jawab terhadap keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap
unit-unit fungsional. Masalah pengendalian manajemen pada organisasi
matrik jelas lebih sulit dibandingkan dengan bentuk organsasi lainnya.
Perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan disesuaikan
dengan sumber daya yang tersedia pada unit-unit fungsional. Koordinasi
harus dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa
unit sehingga proyek-proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan tidak ada
orang yang tidak bekerja. Pengendalian akan sulit manakala tingkat
keberhasilan suatu proyek merupakan tanggung jawab dari beberapa
manajer.
2. Implikasi atas Desain Sistem

Implikasi untuk membentuk sistem pengendalian manajemen tidak


terbatas hanya soal kriteria saja. Jika hal tersebut merupakan satu-satunya
pertimbangan maka bentuk divisi atau unit usaha bisa saja dipilih.
Masalahnya sistem pengendalian manajemen tidak tergantung pada satu
kriteria saja. Organisasi fungsional bisa saja lebih baik karena dapat
memberikan manfaat ekonomis yang lebih besar. Untuk unit bisnis
bisaanya sulit mencari seorang yang tepat. Demikian juga dengan bentuk
organisasi matrik. Dapat disimpulkan sistem yang bagus tersebut harus
disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan didiskusikan terlebih dahulu
dengan pimpinan puncak.

Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya


kriteria, maka semua perusahaan akan diorganisasikan ke dalam unit-unit
bisnis. Hal ini disebabkan karena dalam organisasi unit bisnis, setiap
manajer unit harus bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan
setiap produk yang dihasilkan oleh unitnya guna menghasilkan laba,
melakukan perencanaan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-
elemen yang berpengaruh pada kemampuan.

13
F. FUNGSI CONTROLLER

Kontroler merupakan orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan


mengoperasikan sistem pengendalian manajemen. Fungsi dan peran kontroler meliputi:

 Merangcang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian


 Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan pada pemegang saham
dan pihak eksternal
 Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasian laporan
tersebut untuk para manajer, menganalisis program dan proposal anggaran dari
berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran
tahunan secara keseluruhan.
 Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian
untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai
terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
 Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam
pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendalian.

1. Hubungan dengan Organisasi Lini


Fungsi pengawasan adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler
bisaanya bertanggung jawab untuk merancang maupun mengoperasikan sistem
yang mengumpulkan dan melaporkan informasi, pemanfaatan informasi ini
adalah tanggung jawab jajaran manajemen.
Controller tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk
mengambil keputusan. Tanggung jawab untuk menjalankan pengawasan
sesungguhnya berasal dari CEO lalu turun ke bawah melalui jalur organisasi lini,
yang menggunakan informasi yang disediakan oleh controller sehingga controller
merupakan staf CEO.
Seorang controller membuat beberapa keputusan. Pada umumnya, ada
beberapa kebijakan yang diputuskan oleh manajemen lini. Misalnya, seorang
aanggota bagian controller memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan

14
dinas; seorang manajer lini lebih suka tidak melibatkan pembicaraan soal biaya
yang dihabiskan untuk biaya perjalanan dinas.
Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana
strategi dan anggaran. Juga bagian controller pada dasarnya bertugas menganalisis
laporan kinerja, menjamin laporan tersebut akurat, dan meminta perhatian
manajer lini atas beberapa tindakan yang memerlukan perhatian. Untuk kegiatan
seperti ini controller bertindak hampir seperti manajer lini.
2. Controller Unit Usaha
Para controller unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka. Pada
satu sisi, mereka berutang kesetiaan paa controller, corporate, yang memegang
tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Disisi lain,
mereka juga berutang kesetian pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak
kepada siapa mereka memberikan bantuan.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada awal berdirinya suatu organisasi memiliki berbagai macam tujuan.


Tujuan paling penting pada perusahaan yag berorientasi laba adalah tingkat
keuntungan. Namun demikian laba bukan merupakan tujuaan satu-satunya,
karena ada tujun lain yaitu produktifitas, posisi pasar sikap karyawan, dan
lain-lain. Sedangkan pada organisasi nirlaba, bertujuan menyediakan jasa.
Tujuan-tujuan inilah yang akan dicapai perusahaan. Namun dalam
pencapaiannya, kepentingan masing-masing anggota tetap perlu diperhatikan
sehingga akan tercapai keselarasan tujuan. dengan demikian dalam sistem
pengendalian manajemen harus mengupayakan keselarasan tujuan anggota
organisasi dan tujuan oraganisasi itu sendiri. Sebagai tambahan sistem
pengendalian manajeme, ada aturan, pedoman dan prosedur yang membantu
dalam proses pengendalian.
Perusahaan juga bisa memilih beberapa bentuk struktur organisasi
berdasarkan fungsi, unit usaha, atau matrix. Pilihan yang tepat akan
mempengaruhi desain sistem pengendalian manajamenorganisasi
bersangkutan. Controller bertanggung jawab atas desain dan operasi sistem
pengendalian, tetapi sebagai staf CO, ia tidak mempunyai keputusan
manajamen. Pelaporan tanggung jawab controller tergantung pada organisasi
apakah langsung bertaggung jawab pada controller kator pusat atau (jika ia
mengawasi sesuatu unit usaha) bertanggung jawab kepada manajer unit usaha.

B. SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan sampaikan. Kami


selaku pemakalah menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak

16
terdapat kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari tata cara
penulisan dan bahasa yang dipergunakan maupun dari segi penyajian
materinya. Keinginan kami atas partisipasi pembaca agar sekiranya mau
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan
penulisan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/audriadn/bab-3-perilaku-dalam-organisasi-sistem-pengendalian-
manajemen

https://www.academia.edu/37251969/PERILAKU_DALAM_ORGANISASI

https://anggih91.wordpress.com/2015/03/08/perilaku-dalam-organisasi/

http://personirfan17.blogspot.com/2014/06/makalah-tentang-perilaku-organisasi.html

http://anakmene.blogspot.com/2017/02/materi-perilaku-organisasi-lengkap_45.html

18

Anda mungkin juga menyukai