AUDIT INTERNAL
“PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL)”
DOSEN PENGAMPU:
Ibu Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M., Ak., C.A.
DISUSUN OLEH:
KELAS E
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Internal Control.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
bidang studi Audit Internal. Selain, itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Internal Contol bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., C.A. Selaku dosen mata kuliah Audit internal yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelsaikan makalah ini
Kami menyadari makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
BAB II..............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
2.1 KERANGKA KERJA PENGENDALIAN INTERNAL........................................................2
2.2 PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL...................................................................2
2.3 TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL.............................................................................3
2.4 KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL......................................................................3
2.5 PERAN PENGENDALIAN INTERNAL DAN TANGGUNG JAWAB.............................12
2.6 KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERNAL...........................................................14
2.7 MELIHAT PENGENDALIAN INTERNAL DARI BERBAGAI PERSPEKTIF.............16
2.8 JENIS KONTROL..................................................................................................................17
2.9 EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL – RINGKASAN...........................22
BAB III..........................................................................................................................................25
PENUTUP.....................................................................................................................................25
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam buku Auditing dan Jasa Assurance jilid I (Alvin A. Arens, 2008:370)
menyebutkan bahwa manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang sistem
pengendalian internal yang efektifyaitu: (1) reliabilitas pelaporan keuangan; (2) efesiensi
dan efektivitas operasi. (3) ketaatanpada hukum dan peraturan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Saat ini hanya ada 3 kerangka kerja pengendalian internal komprehensif yang
diakui secara global oleh manajemen, akuntan / auditor luar independen, dan profesional
audit internal:
2. Pedoman Pengendalian (CoCo), yang diterbitkan pada tahun 1995 oleh Canadian
Institute Akuntan Chartered
Sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan
personel lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tujuan dalam kategori berikut :
2
Pengendalian internal adalah suatu proses. itu adalah alat untuk mencapai tujuan,
bukan tujuan itu sendiri.
Pengendalian internal dipengaruhi oleh orang-orang. Bukan hanya kebijakan
manual dan bentuk, tetapi orang-orang di setiap tingkat organisasi.
Pengendalian internal dapat diharapkan untuk memberikan hanya keyakinan
memadai, bukan jaminan mutlak, untuk manajemen dan dewan entitas.
Pengendalian internal diarahkan untuk pencapaian tujuan dalam satu atau lebih
yang terpisah tetapi tumpang tindih kategori.
3
1. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
5. Pemantauan (Monitoring)
4
1. LINGKUNGAN PENGENDALIAN (Control Environment)
5
Dewan direksi dan komite audit
Struktur organisasi
6
penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab
untuk semua aktivitas entitas dibebankan, dan harus memungkinkan individu untuk
mengetahui (1) bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan individu
lainnya dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan entitas, dan (2)
setiap individu akan bertanggung jawab atas hal apa .
7
Kemampuan suatu entitas untuk mencapai tujuannya dapat berisiko karena
berbagai faktor internal dan eksternal .COSO mendeskripsikan penilaian risiko dalam tiga
proses :
8
Top-level reviews : manajemen dan auditor internal di berbagai level seharusnya
mereview hasil kinerja mereka, apakah sesuai dengan anggaran, statistik
kompetitif, dan acuan pengukuran lain.
Direct functional or activity management : manajer di berbagi level seharusnya
mereview laporan operasional dari pengendalian internal mereka dan mengambil
tindakan korektif yang sesuai
Information processing : bagaimana data diproses menjadi informasi. Sistem TI
terdiri dari banyak pengendalian di mana sistem internal memeriksa kepatuhan di
daerah tertentu dan kemudian melaporkan setiap pengecualian dari pengendalian
internal.
Physical controls : perusahaan harus memiliki kontrol yang tepat atas aset fisik,
termasuk perlengkapan, persediaan, dan penawaran sekuritas
Performance indicators : manajemen harus menghubungkan seperangkat data, baik
operasional maupun keuangan satu sama lain dan mengambil analitis yang sesuai,
tindakan investigasi atau korektif
Segregation of duties : tugas-tugas seharusnya dipisahkan antara orang yang
berbeda untuk mengurangi risiko kesalahan atau tindakan tidak tepat.
9
dikomunikasikankepada investor luar sebagaimana biaya internal dan informasi preferensi
pasar eksternal untuk membuat keputusan pemasaran yang tepat.
a. Strategi dan sistem integrasi
Melalui sistem strategi, pengendalian internal COSO melaporkan
bahwa manajemen seharusnya mempertimbangkan perencanaan, desain dan
implementasi dari sistem informasinya sebagai bagian dari strategi
perusahaan secara keseluruhan.
b. Kualitas informasi
Untuk menentukan kualitas dari informasi maka harus dipastikan
apakah :
a. isi dari informasi yang dilaporkan sesuai
b. informasi tersebut tepat waktu dan tersedia bila diperlukan
c. informasi yang tersedia merupakan informasi terbaru / terkini
d. data dan informasi sudah benar
e. informasi tersebut dapat diakses oleh pihak yang tepat
10
c) Komunikasi Internal – Komunikasi memungkinkan dan mendukung
pemahaman dan pelaksanaan tujuan pengendalian internal, proses dan
tanggung jawab individual di semua tingkat organisasi.
5. PEMANTAUAN (Monitoring)
The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission
(COSO) mengeluarkan panduan monitoring sistem internal kontrol. Panduan tersebut
bertujuan untuk melakukan monitoring efektivitas sistem internal kontrol dan mengambil
langkah2 perbaikan yang diperlukan.
Monitoring merupakan salah satu dari 5 komponen internal kontrol (4 yang
lainnya: risk assesment, control environment, control activities, information and
communication). Monitoring bertujuan untuk memastikan agar sistem internal kontrol
berjalan secara efektif.
CONTOH MONITORING
11
Aktivitas pemantauan terus menerus
12
EXHIBIT 6-9
Semua orang dalam suatu organisasi memiliki tanggung jawab untuk pengendalian
internal:
Manajemen
CEO bertanggung jawab utama untuk sistem pengendalian internal. "nada di atas"
(bagaimana etika atau berapa banyak integritas organisasi memiliki) diatur oleh CEO dan
gulung ke bawah dari sana ke manajemen senior, manajemen lini, dan akhirnya semua
individu dalam suatu organisasi. CEO lebih atau kurang terlihat dan memiliki lebih atau
kurang dari dampak langsung tergantung pada ukuran organisasi. Dalam organisasi yang
lebih kecil, CEO sangat langsung mempengaruhi sistem pengendalian internal. Dalam
organisasi yang lebih besar, CEO memiliki dampak terbesar pada manajemen senior yang
pada gilirannya mempengaruhi bawahannya. Dalam hal ini tindakan manajemen cara,
senior dan garis sebagai "CEO" di atas area yang menjadi tanggung jawab mereka.
13
Menurut COSO, semua orang dalam organisasi yaitu Manajemen, Dewan direksi, KomiteAudit,
dan Personel lainnya bertanggung jawab terhadap pengendalian internal, karena semuaorang dalam
organisasi memiliki peran dalam pengendalian internal, sehingga pengendalianinternal tidak dapat berjalan
dengan baik apabila ada salah satu anggota yang tidak menjalankanperannya dalam pengendalian
internal. Menurut COSO, pihak-pihak luar seringkali memberikan kontribusi terhadap pencapaiantujuan
perusahaan, seperti Auditor eksternal, Badan Regulasi dan legislatif, customer, analiskeuangan, dan media
massa. Namun demikian pihak ketiga tersebut tidak bertanggung jawabterhadap pengendalian internal
karena mereka bukan bagian dari organisasi maupun bukanbagian dari sistem pengendalian internal
Lingkungan Pengendalian
Penilaian Risiko
Aktivitas Pengendalian
14
Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang turutmemitigasi
risiko pencapaian tujuan pada tingkat yang dapat diterima, organisasi memilih dan mengembangkan
aktivitas pengendalian umum (general control)atas teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan,
organisasi menerapkan aktivitas pengendalian sebagaimana dimanifestasikan dalam kebijakan untuk
menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur yang relevan untuk menjalankan kebijakan.
Pemantauan Kegiatan
Pengendalian intern hanya memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris
berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas, berikut ini adalahketerbatasan bawaan
yang melekat dalam pengendalian intern :
1. Pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah. Seringkali manajemen dan
personel lain dapat salah dalam mempertimbangkankeputusan bisnis yang diambil atau dalam
melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu atau tekanan
lain.
15
2. Pengendalian intern dapat rusak karena kekeliruan dan kesalahanBisa terjadi karena petugas salah
mengerti tentang instruksi, atau melakukan kesalahankarena kecorobohan, kebingungan, atau
kelelahan, perpindahan personil sementara atautetap, atau perubahan sistem atau prosedur.
3. Pengendalian tidak efektif karena adanya kolusi. Tindakan bersama beberapa individu untuk
tujuan kejahatan disebut dengan kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian
intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidak beresan
atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh sistem pengendalian intern yang dirancang.
4. Pelanggaran oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang
telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian
kondisi keuanganyang berlebihan, atau kepatuhan semu.
5. Biaya pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan. Biaya yang
diperlukan untuk mengoperasikan struktur pengendalian intern tidak bolehmelebihi manfaat yang
diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Karena pengukuransecara tepat baik biaya maupun
manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemenharus memperkirakan dan
mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif
16
organisasi menerima tingkat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari risiko dan tergantung
pada sifat risiko, lingkungan peraturan di mana organisasi beroperasi, dan filosofi
manajemen.
Risiko terkendali adalah bahwa sebagian dari risiko yang melekat manajemen yang
secara langsung dapat mempengaruhi dan mengurangi melalui hari untuk kegiatan bisnis
sehari.Setelah manajemen telah menerapkan pengendalian biaya yang efektif untuk
mengatasi risiko terkendali, maka dan hanya maka mereka dapat menentukan apakah
organisasi tersebut beroperasi dalam selera risiko secara keseluruhan yang ditetapkan oleh
manajemen senior dan dewan direksi.Porsi risiko yang melekat yang tetap setelah
mengurangi semua risiko terkendali didefinisikan sebagai risiko residual.jika risiko yang
tidak terkendali yang tersisa kurang dari risk appetite yang ditetapkan, maka sistem
pengendalian internal beroperasi pada tingkat yang dapat diterima dan dalam risk appetite
yang ditetapkan organisasi.
Karena semua orang dalam suatu organisasi memiliki beberapa tanggung jawab
untuk pengendalian internal, ada secara alami akan perspektif yang berbeda dari yang
individu dalam organisasi pendekatan pengendalian internal. "Perspektif yang berbeda
tentang pengendalian internal tidak diinginkan," menurut COSO."Kontrol internal yang
bersangkutan dengan tujuan entitas, dan kelompok-kelompok yang berbeda tertarik tujuan
yang berbeda untuk alasan yang berbeda.
Pengelolaan
17
Karena manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan organisasi,
mereka secara alami melihat pengendalian internal dari perspektif itu. Manajemen harus
mempertimbangkan pengendalian intern dalam hal biaya dan manfaat yang terkait dan
mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Auditor Internal
Seperti manajemen internal auditor lihat pengendalian internal dalam hal perannya
dalam manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi.sedangkan manajemen
bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal itu sendiri, auditor internal
dibebankan dengan independen memverifikasi bahwa pengendalian organisasi dirancang
secara memadai dan beroperasi secara efektif sebagai manajemen bermaksud. validasi ini
independen, yang memperhitungkan "semua entitas sistem, proses, operasi, fungsi, dan
kegiatan," meningkatkan kemungkinan tujuan organisasi tercapai.
Tanggung jawab utama dari sebuah organisasi, adalah auditor luar yang
independen adalah untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan dan, di negara-negara
tertentu, efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan.Untuk alasan ini,
perspektif mereka difokuskan pada pengendalian relatif internal untuk bagaimana hal itu
mempengaruhi pelaporan keuangan organisasi.Sementara independen di luar auditor
tujuan dan strategi organisasi ke dalam pertimbangan ketika memenuhi peran mereka,
mereka diambil oleh manajemen dan auditor internal.
18
legislatif dan peraturan telah mengembangkan berbagai definisi dari pengendalian internal
untuk menyesuaikan diri dengan tanggung jawab mereka. Definisi ini umumnya
berhubungan dengan jenis kegiatan dipantau, dan banyak mencakup pencapaian tujuan dan
sasaran entitas, pelaporan, penggunaan sumber daya terhadap limbah , kehilangan, dan
penyalahgunaan. " Investor dan kreditor, di sisi lain, terutama memerlukan jenis informasi
keuangan yang auditor independen di luar organisasi memvalidasi.
Ada banyak jenis kontrol yang digunakan oleh organisasi untuk meningkatkan
kemungkinan bahwa tujuan akan dipenuhi. penting untuk dicatat bahwa kontrol tertentu
dapat disebut dengan organisasi yang berbeda dengan nama yang berbeda. lebih penting
daripada nama yang digunakan untuk menggambarkan kontrol tertentu adalah jenis kontrol
itu. ini dapat menciptakan kebingungan karena banyak kontrol masuk ke dalam lebih
kategori secara bersamaan. ini dibahas lebih rinci nanti dalam bab ini.
Semua kontrol dirancang untuk mengurangi risiko baik di tingkat perusahaan atau
pada tingkat operasional dalam suatu organisasi. COSO framework 1992 menggunakan
istilah "entitas tingkat" dan "tingkat aktivitas" masing-masing untuk menggambarkan
kontrol ini. Meskipun tidak jarang untuk organisasi dalam profesi audit internal untuk
menggunakan terminologi yang berbeda seperti "perusahaan lebar" atau "entitas lebar"
untuk merujuk pada tingkat kontrol entitas, yang lebih umum istilah "entitas level"
digunakan dalam bab ini. Bab ini juga menjelaskan tingkat kontrol proses dan kontrol
tingkat transaksi, yang bersama-sama terdiri kontrol tingkat aktivitas. Lebih penting dari
istilah khusus yang digunakan ketika membahas jenis ini control, bagaimanapun, adalah
dalam rangka pengendalian dan efektivitas operasi.
Kontrol ini memiliki efek yang luas pada pencapaian banyak tujuan secara
keseluruhan. Perusahaan Publik Akuntansi Dewan Pengawas AS menyatakan dalam Audit
Standard No. 5 "kontrol tingkat Entity termasuk:
19
Pengolahan terpusat dan kontrol, termasuk lingkungan layanan bersama;
Kontrol untuk memantau kontrol lainnya, termasuk kegiatan dari fungsi audit
internal, komite audit, dan program self assessment;
Kontrol selama periode mengakhiri proses pelaporan keuangan; dan
Kebijakan yang membahas pengendalian bisnis dan manajemen risiko praktik
signifikan”
Selanjutnya process level-control merupakan suatu kegiatan yang beroperasi dalam proses
tertentu untuk tujuan mencapai tujuan tingkat proses. Meskipun sifatnya konsisten, kontrol
ini dapat bervariasi dalam pelaksanaannya di antara proses. Contoh kontrol tingkat proses
meliputi:
Kontrol tingkat transaksi bahkan lebih rinci dalam fokus mereka kemudian tingkat kontrol
proses dan mengurangi risiko relatif terhadap kelompok atau berbagai kegiatan tingkat
operasi atau transaksi dalam suatu organisasi. Mereka dirancang untuk memastikan bahwa
kegiatan operasional atau transaksi individu, secara akurat diproses secara tepat waktu.
Contoh kontrol tingkat transaksi meliputi:
Otorisasi,
Dokumentasi
Pemisahan tugas, dan
Pengendalian aplikasi IT
Memadai dirancang dan efektif beroperasi tingkat entitas, tingkat proses, dan bekerja
kontrol tingkat transaksi serentak dan berfungsi sebagai pertahanan organisasi terhadap
risiko yang mengancam pencapaian tujuan bisnis. entity level, tingkat proses, dan tingkat
kontrol transaksi dibahas secara lebih rinci dalam studi kasus 1, "tingkat Audit Badan
Kontrol," yang menyertai buku ini.
20
Kontrol Kunci merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk mengurangi risiko
yang terkait dengan tujuan bisnis yang kritis. Kegagalan untuk melaksanakan secara
memadai dirancang dan efektif beroperasi dapat mengakibatkan kegagalan organisasi tidak
hanya untuk mencapai tujuan bisnis kritis tetapi untuk bertahan hidup.
Sebuah kontrol sekunder adalah salah satu yang dirancang untuk: (1) mengurangi
risiko yang tidak terkunci untuk tujuan bisnis, atau (2) mengurangi sebagian tingkat risiko
ketika control kunci tidak beroperasi secara efektif. Kontrol sekunder mengurangi tingkat
risiko residual ketika kontrol kunci tidak beroperasi secara efektif, tetapi tidak memadai,
sendiri, untuk mengurangi risiko kunci tertentu ke tingkat yang dapat diterima. Mereka
adalah khas bagian dari kompensasi atau kontrol pelengkap.
Kompensasi control
Kontrol kompensasi dirancang untuk melengkapi kontrol kunci yang tidak efektif
atau tidak dapat sepenuhnya mengurangi risiko atau kelompok risiko sendiri ke tingkat
yang dapat diterima dalam risk appetite yang ditetapkan oleh manajemen dan dewan.
Misalnya, pengawasan yang ketat di saat-saat pembagian tugas yang memadai tidak dapat
dicapai mungkin kontrol kompensasi.kontrol tersebut juga dapat membuat cadangan atau
duplikat beberapa kontrol.
Seringkali, banyak kontrol yang berbeda disebut dengan label yang berbeda untuk
menjelaskan apa yang dimaksudkan dalam upaya untuk membedakan antara mereka.
Preventif Control adalah suatu langkah pencegahan yang diambil sebelum keadaan
darurat, kehilangan, atau masalah terjadi. Ini termasuk penggunaan alarm dan kunci,
21
pemisahan tugas (untuk mencegah perekam uang tunai dari kas dan mengendalikan
persediaan personil dari pengendalian persediaan) ditambah umum lainnya dan kebijakan-
kebijakan otorisasi khusus. Bisa diartikan bahwa preventif control adalah mengendalikan
sistem di muka sebelum proses dimulai dengan menerapkan hal-hal yang merugikan untuk
masuk ke dalam sistem, sehingga dirancang untuk mencegah kesalahan atau
penyimpangan dari terjadi (misalnya control akes fisik dan logistic, seperti setiap pintu
dikunci dan menggunakan id user dengan kata kunci yang unik).
Detective control adalah sesuatu yang dirancang untuk menemukan kesalahan atau
penyimpangan setelah mereka telah terjadi (missalnya: departemen memeriksa tagihan
telepon untuk panggilan pribadi). Detektif kontrol dirancang untuk mendeteksi kesalahan
dan penyimpangan yang telah terjadi dan untuk menjamin prompt mereka koreksi. Kontrol
ini merupakan biaya operasi yang terus-menerus dan sering kali mahal, tapi perlu. Kontrol
ini bertujuan pula untuk menekan dampak dari kesalahan karena dapat
mengindetifikasikan suatu kesalahan dengan cepat. Contohnya menggunakan kamera
pengawas.
1. Kontrol komputasi umum. Ini "berlaku untuk banyak jika tidak semua sistem
aplikasi dan membantu memastikan kelanjutan, operasi yang tepat."
22
contoh komputasi dan aplikasi umum kontrol dapat ditemukan dalam pasal 7 "informasi
risiko teknologi dan kontrol" dan studi kasus 1, "audit entitas tingkat kontrol" yang
menyertai buku teks ini.
Seperti yang disinggung di awal bab ini, kontrol spesifik dapat masuk ke dalam
beberapa kategori pada saat yang bersamaan. Misalnya, kontrol dapat menjadi kontrol
tingkat entitas pada saat yang sama dengan kontrol kunci. Kontrol yang sama juga bisa
menjadi kontrol detektif. Namun, itu tidak bisa menjadi kontrol sekunder atau kontrol
tingkat transaksi pada saat yang sama bahwa itu adalah kontrol kunci dan kontrol tingkat
entitas. Meskipun nuansa ini dapat membingungkan pada awalnya, waktu yang dihabiskan
untuk bekerja dengan kontrol akan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana berbagai kategori kontrol dapat ada dalam satu kontrol.
23
menilai kontrol organisasi (baik unsur, atau keseluruhan, sistem pengendalian internal)
yang dituangkan dalam praktek penasehat 2130-1: Menilai kecukupan proses kontrol:
Keberadaan atau kejadian. Aset, liabilitas, dan kepemilikan pada tanggal tertentu
dan transaksi yang dicatat mewakili peristiwa yang sebenarnya terjadi selama
periode tertentu.
Kelengkapan. Semua transaksi dan peristiwa serta keadaan lain yang terjadi selama
periode tertentu, dan yang seharusnya telah diakui pada periode itu, sebenarnya
telah dicatat.
Hak dan kewajiban. Aset adalah hak dan kewajiban adalah kewajiban entitas pada
tanggal tertentu.
Penilaian atau alokasi. Komponen aset, liabilitas, pendapatan, dan beban dicatat
pada jumlah yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang relevan dan sesuai.
Transaksi secara matematis benar dan diringkas dan dicatat secara tepat dalam
pembukuan dan catatan entitas.
24
Presentasi dan pengungkapan. Item-item dalam pernyataan dijelaskan dengan baik,
disortir, dan diklasifikasikan.
Tingkat entitas dan kontrol tingkat aktivitas khusus merancang untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa tujuan pelaporan eksternal yang mencapai dan asersi terkait
dukungan manajemen dimiliki elemen umum tertentu. Harus dirancang secara memadai
dan beroperasi secara efektif, tesis kontrol harus membahas konsep inisiasi, otorisasi,
pencatatan, pengolahan, dan pelaporan. Seperti disebutkan sebelumnya dalam bab ini,
kontrol ini secara kolektif disebut sebagai kontrol internal atas pelaporan keuangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
• Kenyataan bahwa penilaian manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan
tunduk untuk bias
25
• Kemampuan manajemen untuk mengesampingkan pengendalian internal
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/23892442/BAB_6_PENGENDALIAN_INERNAL (diakses
pada tanggal 12 Maret 2020 pukul 16.24 WIB)
https://www.academia.edu/36001230/MAKALAH_AUDIT_INTERNAL (diakses pada
tanggal 12 Maret 2020 pukul 17.05 WIB)
https://fajarmarthanugraha.blogspot.com/2013/04/internal-control-menurut-coso.html
(diakses pada tanggal 12 Maret 2020 pukul 21.35 WIB)
26