Disusun oleh :
Mohamad Amin Hariyadi Rakhman
Teknik Industri
1411180034
2018 B
Dosen Pembimbing :
Amaludin Arifia
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat, karunia, serta kasih sayang terbesar-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Makalah Sistem Pendukung Keputusan”.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pendukung
Keputusan. Selain itu sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan memotivasi
mahasiswa dalam menyusun karya tulis.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca sekalian demi memperbaiki makalah ini dalam penulisan lain di kemudian hari.
Dan semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kita semua.
Sekian dan terimakasih.
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………....
BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................
2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan...............................................................
2.2 Fase Pemecahan masalah........................................................................................
2.3 Membangun Konsep dan Elemen Proses Pemecahan Masalah………………......
2.4 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan..........................................................
2.5 Model DSS............................................................................................................
2.6 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok…………………….......
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN……………………………………..........
3.1 Kasus……………………………………………………………………………....
3.2 Pembahasan……………………………………………………………………......
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran manajer dalam membuat banyak keputusan bertujuan untuk mengatasi masalah.
Penyelesaian masalah dicapai melalui empat tahapan dasar dan mempergunakan kerangka
berpikir seperti model sistem perusahaan yang umum dan model lingkungan. Dengan
mengikuti pendeketan sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara
keseluruhan.
Jika ke-emapat proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu dicapai
melalui analisis logis saja dan penting untuk membedakan antara permasalahan dan gejala.
Masalah memiliki struktur yang beragam dan keputusan untuk menyelesaikannya dapat
terprogram maupun tidak terprogram. Konsep sistem pendukung pengambilan keputusan
(decision support system-DSS) awalnya ditujukan pada masalah-masalah yang setengah
terstruktur. Output DSS yang pertama terdiri atas laporan dan output dari model matematika.
Kemudian, kapabilitas pemecahan masalah kelompok ditambahkan, diikuti dengan
kecerdasan buatan (artifical intellgence) dan pemrosesan analitis oniline (on-line analytical
processing-OLAP).
Tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasi solusi alternatif, yang selalu ada. Ini
merupakan satu langkah dari proses penyelesaian masalah di mana komputer tidak terlalu
banyak membantu. Manajer biasanya mengandalkan pengalaman sendiri atau mencari
bantuan dari pemroses informasi nonkomputer, seperti input dari pihak lain baik di dalam
maupun di luar perusahaan.
3. Struktur Permasalahan
Masalah terstruktur terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai elemen yang semuanya
dipahami oleh orang yang memecahkan masalah. Masalah tidak terstruktur merupakan
masalah yang tidak memiliki elemen atau hubungan antar elemen yang dipahami oleh yang
memecahkan masalah. Masalah semiterstruktur merupakan masalah yang terdiri atas
beberapa elemen atau hubungan yang dipahami oleh si pemecah masalah dan beberapa yang
tidak dapat dipahami.
4. Jenis Keputusan
Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert A.Simon juga menemukan
metode untuk mengklasifikasikan keputusan, yaitu :
Keputusan terprogram (programmed decision) bersifat “repetitif dan rutin,
dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga
keputusan tersebut tidak perlu dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi.”
Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision) bersifat “baru,
tidak terstruktur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti
untuk menangani masalah seperti ini karena masalah tersebut belum pernah
muncul sebelumnya, atau karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan
kompleks, atau karena masalah tersebut demikian penting sehingga
memerlukan penanganan khusus.”
Ketika DSS untuk pertama kalinya dirancang, model ini menghasilkan laporan khusus
dan berkala serta output dari model matematika. Laporan khusus ini berisikan respons
terhadap permintaan ke basis data. Setelah DSS diterapkan dengan baik, kemampuan yang
memungkinkan para pemecah masalah untuk bekerja sama dalam kelompok ditambahkan ke
dalam model tersebut. Penambahan peranti lunak groupware memungkinkan sistem tersebut
untuk berfungsi sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision
support system-GDSS). Yang terbaru, kemampuan kecerdasan buatan juga telah ditambahkan
beserta kemampuan untuk terlibat dalam OLAP.
Pemodelan Matematika
Model adalah abstraksi dari sesuatu. Model mewakili suatu objek atau aktivitas, yang
disebut entitas (entity). Manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan yang
harus diselesaikan. Objek atau aktivitas yang menyebabkan masalah disebut dengan entitas.
Jenis Model
Merupakan gambaran tiga dimensi entitasnya. Model fisik yang digunakan di dunia bisnis
mencakup model skala untuk pusat perbelanjaan dan prototipe mobil baru.
Model fisik dibuat untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh benda
sesungguhnya. Sebagai contoh, model fisik memungkinkan desainer untuk mengevaluasi
desain objek, seperti pesawat terbang, dan membuat perubahan-perubahan sebelum
konstruksi sesungguhnya. Ini akan menghemat waktu dan uang.
2. Model Naratif
Salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari adalah model naratif
(narrative model) yang menggambarkan entitas dengan kata-kata yang terucap atau tertulis.
Pendengar atau pembaca dapat memahami entitas tersebut dari naratifnya. Semua komunikasi
bisnis adalah model naratif, sehingga membuat model naratif jenis model yang paling
populer.
3. Model Grafis
Jenis model lain yang terus digunakan adalah model grafis. Model grafis (graphic model)
menggambarkan entitasnya dengan abstraksi garis, simbol, atau bentuk. Jumlah pemesanan
ekonomis (economic order quantity-EOQ) adalah jumlah optimum penambahan stok yang
harus dipesan dari pemasok. EOQ menyeimbangkan biaya pembelian stok dan biaya untuk
menyimpannya hingga stok tersebut digunakan atau dijual.
Model grafis juga digunakan dalam desain sistem informasi. Kebanyakan perangkat yang
digunakan oleh pengembang sistem bersifat grafis. Diagram relasi entitas, diagram kelas, dan
diagram aliran data merupakan beberapa contoh.
4. Model Matematis
Setiap rumus atau persamaan matematika adalah model matematis (mathematical model).
Kebanyakan model matematika yang digunakan manajer bisnis sama kompleksnya dengan
yang digunakan untuk menghitung EOQ.
Biaya penyimpanan mencakup semua biaya yang terjadi dalam penyimpanan barang, seperti
asuransi, kerusakan, dan kehilangan karena pencurian.
Beberapa model matematika menggunakan ratusan atau bahkan ribuan persamaan. Sebagai
contoh, model perencanaan keuangan yang dirancang Sun Oil Company pada tahun-tahun
pertama penggunaan SIM-nya menggunakan sekitar 2.000 persamaan. Model besar seperti ini
cenderung lamban dan sulit untuk digunakan. Tren yang berlangsung saat ini adalah
penggunaan model yang lebih kecil.
2.6 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok
Berbagai komite, tim proyek, dan satuan tugas yang ada di banyak perusahaan merupakan
contoh pendekatan kelompok terhadap pemecahan masalah. Menyadari fakta ini, para
pengembang sistem telah mengadaptasi DSS ke dalam pemecahan masalah secara kelompok.
Konsep GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan (group decision support system-
GDSS) merupakan sistem berbasis komputer yang mendukung sekelompok orang yang
tergabung didalam satu tugas atau sasaran yang sama dan memiliki satu sarana tertentu yang
berfungsi saling menghubungkan orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut.
Istilah-istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan aplikasi teknologi informasi ke
dalam situasi kelompok. Istilah ini antara lain: sistem pendukung kelompok (group support
system-GSS), kerja sama berbantuan komputer (computer-supported cooperative work-
CSCW), dukungan kerja kolaboratif terkomputerisasi (computerized collaborative work
support), dan sistem pertemuan elektronik (electronic meeting system-EMS). Perangkat lunak
yang digunakan dalam situasi-situasi ini diberi nama groupware.
Berdasarkan pengaturan yang ditentukan untuk masing-masing sesi, pesan yang dimasukkan
oleh salah seorang anggota kelompok kepada anggota lain dapat ditampilkan pada layar lebar
untuk dilihat seluruh anggota kelompok. Materi lain yang penting untuk diskusi ini juga dapat
ditampilkan dari media seperti gambar PowerPoint, videotape, slide berwarna, dan
transparansi.
Dua buah fitur GDSS yang unik adalah komunikasi paralel dan anonimitas. Komunikasi
paralel (parallel communication) terjadi ketika semua peserta memasukkan komentar pada
saat yang bersamaan, dan anonimitas (anonimity) adalah ketika tidak ada yang dapat
mengetahui siapa yang memberikan komentar tertentu. Anonimitas memungkinkan para
peserta untuk mengatakan apa yang mereka pikirkan tanpa takut diejek oleh anggota
kelompok yang lain. Selain itu, fitur ini memungkinkan masing-masing ide untuk dievaluasi
berdasarkan kelebihannya dan bukan berdasarkan siapa yang memberikannya.
c. Sesi legislatif
Jika kelompok yang ada terlalu besar untuk suatu ruang keputusan, maka akan dibutuhkan
sesi legislatif. Ukuran yang besar akan membatasi komunikasi. Kesempatan partisipasi secara
rata oleh semua anggota kelompok menjadi berkurang atau waktu yang tersedia akan
berkurang. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah fasilitator memutuskan materi mana
yang harus ditampilkan di layar untuk dilihat seluruh kelompok.
BAB III
3.1 Kasus
Perusahaan PT. Mahera dalam pengelolaan ikan dengan meninggalkan limbah ke sungai atau
ke laut di daerah desa Kradenan
3.2 Pembahasan
Dalam pembuangan limbah untuk menyelesaikannya membutuhkan waktu yang lama jika itu
limbah plastik atau anorganik pasalnya limbah tersebut kurang bisa diuraikan dalam tanah
solusinya dengan mendaur ulang atau mengubah menjadi barang bermanfaat jika itu limbah
organik masih bisa diuraikan dengan tanah atau bisa menjadi barang yang bermanfaat
3.3 Kesimpulan
Dalam pengambilan keputusan menyesuaikan kondisi dalam suatu perusahaan dalam
penyidikan untuk lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Mcleod, Raymond. (2004). Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
McLeod, R., & Schell, G. P. (2007). Management Information Systems. USA:
Pearson/Prentice Hall.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2016). Management Information System. Pearson Education
India.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2018). Management Information Systems: Managing The
Digital Firm. Pearson.
O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2006). Management Information Systems (Vol. 6).
McGraw-Hill Irwin.