Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Sistem Pendukung Pengambikan Keputusan”


Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu : KAMARUDDIN, M.M.,M.Si

Disusun oleh:
Cindya Ramona ( 1215210152)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat, taufik,
serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah KEWIRAUSAHAAN
dengan baik dan tidak kurang pada waktunya.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan, dimana kami pun sadar
bahwasannya kami hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan & kekurangan,
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT hingga dalam penulisan dan
penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh Karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan senantiasa dinantikan dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya kami bisa bertahap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penyusunan
makalah ini akan di temukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan
hikmah bagi penyusun, pembaca, & bagi seluruh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Natuna.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas & menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa STAI Natuna. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan..............................................................3
B. Membangun Konsep dan Elemen Proses Pemecahan Masalah...............................4
C. Model DSS............................................................................................................7
D. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok..........................................8
BAB III........................................................................................................................ 11
PENUTUP................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Peran manajer dalam membuat banyak keputusan bertujuan untuk mengatasi masalah.
Penyelesaian masalah dicapai melalui empat tahapan dasar dan mempergunakan kerangka
berpikir seperti model sistem perusahaan yang umum dan model lingkungan. Dengan
mengikuti pendeketan sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara
keseluruhan.

Ke empat elemen dasar Proses pemecahan masalah tersebut terdiri atas:

1) standar,

2) informasi,

3) batasan, dan

4) solusi alternatif.

Jika ke-emapat proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu dicapai
melalui analisis logis saja dan penting untuk membedakan antara permasalahan dan gejala.

Masalah memiliki struktur yang beragam dan keputusan untuk menyelesaikannya dapat
terprogram maupun tidak terprogram. Konsep sistem pendukung pengambilan keputusan
(decision support system-DSS) awalnya ditujukan pada masalah-masalah yang setengah
terstruktur. Output DSS yang pertama terdiri atas laporan dan output dari model matematika.
Kemudian, kapabilitas pemecahan masalah kelompok ditambahkan, diikuti dengan
kecerdasan buatan (artifical intellgence) dan pemrosesan analitis oniline (on-line analytical
processing-OLAP).Model matematika dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, dan
penggunaannya disebut simulasi. Lembar kerja elektronik (spreadsheet) merupakan alat yang
baik untuk membuat model matematika. Lembar kerja ini dapat digunakan baik untuk model
statik dan dinamik dan membuat manajer dapat memainkan permainan “bagaimana jika”
(what-if-game). Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS. Dengan
menambahkan basis pengetahuan dan mesin inferensi, DSS dapat memberikan saran solusi
masalah kepada manajer. Jika groupware ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan
menjadi sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support
system-GDSS). GDSS dapat diletakkan di beberapa tempat yang berbeda agar kondusif
terhadap pemecahan masalah kelompok.

B. Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan sistem pendukung keputusan?


 Apa saja fase pemecahan masalah ?
 Bagaimana membangun konsep dan elemen proses pemecahan masalah?
 Bagaimana sistem pendukung pengambilan keputusan?Apa saja model DSS (Decision
Support Systems) ?
 Bagaimana sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok?

C. Tujuan

 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistempendukung keputusan!


 Untuk mengetahui apa saja fase pemecahan masalah !
 Untuk mengetahui bagaimana konsep dan elemen proses pemecahan masalah !
 Untuk mengetahui bagaimana sistem pendukung pengambilan keputasan !
 Untuk mengetahui bagaimana sistem pendukung pengamnbilan keputusan
kelompok!

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Decision Support System (DSS) merupakan salah satu produk perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen dalam proses pengambil
keputusan. Sesuai namanya, tujuan digunakannya system ini adalah sebagai “second opinion”
atau “information source” yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum seorang
manajermemutuskan kebijakan tertentu.

Pendekatan yang paling sering digunakan dalam proses perancangan sebuah DSS
adalah dengan menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat menarik
minat manajer untuk menggunakannya , diharapkan system ini dapat merepresentasikan
keadaan dunia nyata atau bisnis yang sebenasrnya. Hal yang perlu ditekankah adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas, tetapi untuk menjadi sarana
penunjang (tools) bagi mereka.

DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah


diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya
bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus
dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum,
maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk
menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di
atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan decision analysis – yang pada
hakekatnya adalah merepresentasikan permasalah dan manajemen yang dihadapi setiap hari
ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika).

Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam bidang ini adalah linear programming,
game’s theory, transportation problem, inventory system, decision tree, dan lain sebagainya.
Dari sekian banyak problem klasik yang kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan
seharihari, sebagian dapat dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan
menggunakan formula atau rumus-rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada
sangat rumitsehingga membutuhkan kecanggihan komputer. Sprague dan Carlson
mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik
utama (Sprague et.al., 1993):

1. Sistem yang berbasis komputer.

2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan

3.Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi


manual.

4. Melalui cara simulasi yang interaktif.

5. Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

Adapun Prinsip Dasar DSS adalah sebagai berikut :

a. Struktur MasalahSulit utk menemukan masalah yg sepenuhnya terstruktur atau tak


terstruktur - area kelabu Simon. Ini berarti DSS diarahkan pada area tempat sebagai besar
masalah berada.

b. Dukungan Keputusan DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer


dapat diterapkan pada bagian masalah yg terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab
atas bagian yang tidak terstruktur.

c. Efektivitas Keputusan waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat
utama menggunakan DSS adalah keputusan yg baik.

B. Membangun Konsep dan Elemen Proses Pemecahan Masalah

Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai permasalahan


sistem. Sebagai contoh, perusahaan sebagai suatu sistem tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Atau, terdapat masalah dengan sistem persediaan, sistem komisi penjualan, dan
seterusnya. Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi
tujuannya dengan paling baik, seperti yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem.
Standar ini menggambarkan situasi yang diinginkan (desired state) apa yang harus dicapai
sistem tersebut. Sebagai tambahan, manajer tersebut harus memiliki informasi yang
menggambarkan keadaan saat ini (current state) apa yang dicapai sistem tersebut sekarang
ini. Jika dua keadaan ini berbeda, maka ada masalah yang menjadi penyebabnya dan
harusdipecahkan.

Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan disebut dengan
kriteria solusi (solution criterion), atau apa yang harus terjadi agar situasi saat ini berubah
menjadi situasi yang diinginkan. Tentu saja, jika situasi saat ini menunjukkan tingkat kinerja
yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan, maka tugas yang harus
dilakukan bukanlah menyamakan keadaan saat ini. Melainkan, tugas yang harus dilakukan
adalah menjaga agar situasi saat ini tetap berada pada tingkatan yang lebih tinggi. Jika kinerja
tingkat tinggi dapat dipertahankan, maka situasi yang diinginkan harus ditingkatkan.

Tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasi solusi alternatif, yang selalu ada. Ini
merupakan satu langkah dari proses penyelesaian masalah di mana komputer tidak terlalu
banyak membantu. Manajer biasanya mengandalkan pengalaman sendiri atau mencari
bantuan dari pemroses informasi nonkomputer, seperti input dari pihak lain baik di dalam
maupun di luar perusahaan.
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan untuk
mengevaluasinya. Evaluasi ini harus mempertimbangkan batasan (constraint) yang ada, yang
dapat berasal baik dari internal maupun lingkungan. Batasan internal (internal constraint)
biasanya berbentuk sumber daya yang terbatas yang ada di dalam perusahaan. Sebagai
contoh, unit TI tidak dapat merancang sistem CRM karena kurangnya keahlian dalam OLAP.
Batasan lingkungan (environmental constraint) berbentuk tekanan dari berbagai elemen
lingkungan yang membatasi aliran sumber daya dari dan keluar perusahaan. Salah satu
contoh adalah peningkatan suku bunga oleh Federal Reserve Board yang meningkatkan biaya
ekspansi pabrik.

Membangun berdasarkan konsep :

1. Memilih Solusi yang Terbaik

Pemilihan solusi yang terbaik dapat dicapai dengan berbagai cara. Herry Mintzberg,
seorang ahli teori manajemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan :

2. Analisis

Evaluasi atas pilihan-pilihan secara sistematis, dengan mempertimbangkan konsekuensi


pilihan-pilihan tersebut pada tujuan organisasi. Salah satu contohnya adalah pertimbangan
yang dilakukan oleh para anggota komite pengawas SIM untuk memutuskan pendekatan
mana yang harus diambil dalam mengimplementasikan sistem informasi eksekutif.

3. Penilaian

Proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer. Sebagai contoh, manajer
produksi menerapkan pengalaman dan intuisi dalam mengevaluasi gambar pabrik baru yang
diusulkan dari model matematika.

4. Penawaran

Penawaran Negosiasi antara beberapa manajer. Salah satu contoh adalah proses
memberi dan menerima yang berlangsung antara para anggota komite eksekutif mengenai
pasar yang mana yang harus dimasuki selanjutnya. Di sinilah tempat di mana pengaruh
politik dalam perusahaan dapat dilihat dengan jelas.

5. Permasalahan versus Gejala

Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara masalah dan gejala dari suatu
masalah. Jika tidak demikian, kita dapat menghabiskan banyak waktu dan uang untuk
menyelesaikan permasalahan yang salah atau sesuatu yang sesungguhnya bukanlah suatu
masalah. Gejala (symptom) adalah kondisi yang dihasilkan masalah. Sering kali seorang
manajer melihat gejala dan bukan masalah.

6. Struktur Permasalahan

Masalah terstruktur terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai elemen yang
semuanya dipahami oleh orang yang memecahkan masalah. Masalah tidak terstruktur
merupakan masalah yang tidak memiliki elemen atau hubungan antar elemen yang dipahami
oleh yang memecahkan masalah. Masalah semiterstruktur merupakan masalah yang terdiri
atas beberapa elemen atau hubungan yang dipahami oleh si pemecah masalah dan beberapa
yang tidak dapat dipahami.

7. Jenis Keputusan

Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert A.Simon juga


menemukan metode untuk mengklasifikasikan keputusan, yaitu :

Keputusan terprogram (programmed decision) bersifat “repetitif dan rutin, dalam hal
prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu
dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi.”

Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision) bersifat “baru, tidak


terstruktur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti untuk menangani
masalah seperti ini karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau karena
sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau karena masalah tersebutdemikian
penting sehingga memerlukan penanganan khusus.”

C. Model DSS

Ketika DSS untuk pertama kalinya dirancang, model ini menghasilkan laporan khusus
dan berkala serta output dari model matematika. Laporan khusus ini berisikan respons
terhadap permintaan ke basis data. Setelah DSS diterapkan dengan baik, kemampuan yang
memungkinkan para pemecah masalah untuk bekerja sama dalam kelompok ditambahkan ke
dalam model tersebut. Penambahan peranti lunak groupware memungkinkan sistem tersebut
untuk berfungsi sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision
support system-GDSS). Yang terbaru, kemampuan kecerdasan buatan juga telah ditambahkan
beserta kemampuan untuk terlibat dalam OLAP. Pemodelan Matematika Model adalah
abstraksi dari sesuatu. Model mewakili suatu objek atau aktivitas, yang disebut entitas
(entity). Manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan yang harus
diselesaikan. Objek atau aktivitas yang menyebabkan masalah disebut dengan entitas.

Jenis Model Terdapat empat jenis dasar model, yaitu :

1. Model Fisik (Physical model)


Merupakan gambaran tiga dimensi entitasnya. Model fisik yang digunakan
di dunia bisnis mencakup model skala untuk pusat perbelanjaan dan prototipe mobil
baru.Model fisik dibuat untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh benda
sesungguhnya. Sebagai contoh, model fisik memungkinkan desainer untuk
mengevaluasi desain objek, seperti pesawat terbang, dan membuat
perubahanperubahan sebelum konstruksi sesungguhnya. Ini akan menghemat waktu
dan uang.
2. Model Naratif
Salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari adalah
model naratif (narrative model) yang menggambarkan entitas dengan kata-kata yang
terucap atau tertulis. Pendengar atau pembaca dapat memahami entitas tersebut dari
naratifnya. Semua komunikasi bisnis adalah model naratif, sehingga membuat model
naratif jenis model yang paling populer.
3. Model Grafis

Jenis model lain yang terus digunakan adalah model grafis. Model grafis
(graphic model) menggambarkan entitasnya dengan abstraksi garis, simbol, atau
bentuk. Jumlah pemesanan ekonomis (economic order quantity-EOQ) adalah jumlah
optimum penambahan stok yang harus dipesan dari pemasok. EOQ menyeimbangkan
biaya pembelian stok dan biaya untuk menyimpannya hingga stok tersebut digunakan
atau dijual.

Model grafis juga digunakan dalam desain sistem informasi. Kebanyakan


perangkat yang digunakan oleh pengembang sistem bersifat grafis. Diagram relasi
entitas, diagram kelas, dan diagram aliran data merupakan beberapa contoh.

4. Model Matematis
Setiap rumus atau persamaan matematika adalah model matematis
(mathematical model). Kebanyakan model matematika yang digunakan manajer
bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan untuk menghitung EOQ. Biaya
penyimpanan mencakup semua biaya yang terjadi dalam penyimpanan barang,
seperti asuransi, kerusakan, dan kehilangan karena pencurian.
Beberapa model matematika menggunakan ratusan atau bahkan ribuan
persamaan. Sebagai contoh, model perencanaan keuangan yang dirancang Sun Oil
Company pada tahun-tahun pertama penggunaan SIM-nya menggunakan sekitar
2.000 persamaan. Model besar seperti ini cenderung lamban dan sulit untuk
digunakan. Tren yang berlangsung saat ini adalah penggunaan model yang lebih
kecil.

D. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok

Berbagai komite, tim proyek, dan satuan tugas yang ada di banyak perusahaan
merupakan contoh pendekatan kelompok terhadap pemecahan masalah. Menyadari fakta ini,
para pengembang sistem telah mengadaptasi DSS ke dalam pemecahan masalah secara
kelompok.

1. Konsep GDSS

Sistem pendukung pengambilan keputusan (group decision support system


GDSS) merupakan sistem berbasis komputer yang mendukung sekelompok orang
yang tergabung didalam satu tugas atau sasaran yang sama dan memiliki satu sarana
tertentu yang berfungsi saling menghubungkan orang-orang yang ada dalam
kelompok tersebut. Istilah-istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan aplikasi
teknologi informasi ke dalam situasi kelompok. Istilah ini antara lain: sistem
pendukung kelompok (group support system-GSS), kerja sama berbantuan komputer
(computer-supported cooperative work-CSCW), dukungan kerja kolaboratif
terkomputerisasi (computerized collaborative work support), dan sistem pertemuan
elektronik (electronic meeting system-EMS). Perangkat lunak yang digunakan dalam
situasi-situasi ini diberi nama groupware.

2. Bagaimana GDSS Membantu Pemecahan Masalah

Asumsi yang mendasari GDSS adalah komunikasi yang lebih baik


memungkinkan terbuatnya keputusan yang lebih baik. Komunikasi yang lebih baik
dicapai dengan menjaga agar diskusi kelompok tetap berfokus pada masalah yang
dibicarakan, sehingga waktu tidak terbuang sia-sia. Ekstra waktu yang dimiliki dapat
digunakan untuk mendiskusikan masalah secara lebih mendetail, sehingga
didapatkan defenisi masalah yang lebih baik atau ektra waktu yangdimiliki dapat
diguakan mengindetifikasi alternatif-alternatif yang sebelumnya tampak tidak
mungkin. Evaluasi alternatif yang lebih banyak akan meningkatkakesempatan
mendapatkan n solusi yang terbaik.

3. Rancangan lingkungan GDSS

GDSS berkontribusi terhadap pemecahan masalah dengan cara menyediakan sebuah


rancangan yang kondusif terhadap komunikasi. Letak lingkungan GDSS sebagai
berikut:

a. Ruang keputusan

Ruang keputusan (decision room) adalah tempat sekelompok kecil orang yang
bertemu langsung. Ruangan ini membantu komunikasi melalui
kombinasiperabotan, peralatan, dan tempat. Peralatan mencakup kombinasi
komputer, mikrofon penangkap suara, kamera video, dan layar lebar. Di
tengah-tengahruangan terletak konsol fasilitator. Fasilitator (Facilitator) adalah
seseorang yang tugas utamanya adalah menjaga diskusi di jalurnya.
Berdasarkan pengaturan yang ditentukan untuk masing-masing sesi, pesan
yang dimasukkan oleh salah seorang anggota kelompok kepada anggota lain
dapat ditampilkan pada layar lebar untuk dilihat seluruh anggota kelompok.
Materi lain yang penting untuk diskusi ini juga dapat ditampilkan dari media
seperti gambar PowerPoint, videotape, slide berwarna, dan transparansi.

Dua buah fitur GDSS yang unik adalah komunikasi paralel dan anonimitas.
Komunikasi paralel (parallel communication) terjadi ketika semua peserta
memasukkan komentar pada saat yang bersamaan, dan anonimitas (anonimity)
adalah ketika tidak ada yang dapat mengetahui siapa yang memberikan
komentar tertentu. Anonimitas memungkinkan para peserta untuk mengatakan
apa yang mereka pikirkan tanpa takut diejek oleh anggota kelompok yang lain.
Selain itu, fitur ini memungkinkan masing-masing ide untuk dievaluasi
berdasarkan kelebihannya dan bukan berdasarkan siapa yang memberikannya.

b. Jaringan keputusan wilayah lokal


Jika tidak memungkinkan untuk sekelompok kecil orang untuk bertemu
langsung, maka para anggota dapat berinteraksi melalui LAN. Seorang
anggota dapat memasukkan komentar ke dalam komputer dan melihat
komentar yang diberikan anggota lain di layar.

c. Sesi legislatif

Jika kelompok yang ada terlalu besar untuk suatu ruang keputusan, maka akan
dibutuhkan sesi legislatif. Ukuran yang besar akan membatasi komunikasi.
Kesempatan partisipasi secara rata oleh semua anggota kelompok menjadi
berkurang atau waktu yang tersedia akan berkurang. Salah satu solusi untuk
masalah ini adalah fasilitator memutuskan materi mana yang harus
ditampilkan di layar untuk dilihat seluruh kelompok.

d. Konferensi dengan media komputer


Beberapa aplikasi virtual memungkinkan komunikasi antara kelompok-
kelompok besar yang memiliki anggota yang tersebar di berbagai wilayah
geografis. Aplikasi ini secara kolektif dikenal sebagai aplikasi konferensi jarak
jauh, yang mencakup konferensi komputer, konferensi audio, dan konferensi
video.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel
dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-alternatif
pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil
keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.

Para manajer membuat beragam keputusan dalam proses penyelesaian suatu masalah.
Dalam menyelesaikan masalah, manajer melalui empat aktivitas : intelijen, perancangan,
pemilihan, dan pengkajian. Dalam mengambil cara pandang sistem dan mengikuti
pendekatan sistem, manajer dapat menggunakan model sistem umum suatu perusahaan atau
model lingkungan. Tujuan dari mengambil cara pandang sistem adalah memberi kesempatan
kepada organisasi untuk bekerja sebagai sistem yang efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Mcleod, Raymond. (2004). Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
McLeod, R., & Schell, G. P. (2007). Management Information Systems. USA:
Pearson/Prentice Hall. Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2016). Management
Information System. Pearson Education India. Laudon, K. C., & Laudon, J. P.
(2018). Management Information Systems: Managing The Digital Firm. Pearson.

O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2006). Management Information Systems (Vol. 6).
McGraw-Hill Irwin.

Anda mungkin juga menyukai