Anda di halaman 1dari 19

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Dosen : Aprilina Susandini, S.E., M.SM.

Mata kuliah : Sistem Informasi Manajemen

Oleh Kelompok 9 :

Moh Dicky Zulkarnain (720212978)


Akbar Maulana (720212990)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS WIRARAJA MADURA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberi rahmat, karunia, serta kasih sayang terbesar-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan”.

            Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata


kuliah Sistem Informasi Manajemen. Selain itu sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan dan memotivasi mahasiswa dalam menyusun karya
tulis.

            Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan


keterbatasan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian demi memperbaiki 
makalah ini dalam penulisan lain di kemudian hari.

            Dan semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kita
semua.

Sekian dan terimakasih.

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran manajer dalam membuat banyak keputusan bertujuan untuk


mengatasi masalah. Penyelesaian masalah dicapai melalui empat tahapan
dasar dan mempergunakan kerangka berpikir seperti model sistem perusahaan
yang umum dan model lingkungan. Dengan mengikuti pendeketan sistem untuk
menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara keseluruhan. Ke empat
elemen dasar Proses pemecahan masalah tersebut terdiri atas: 
1)      standar,
2)      informasi,
3)      batasan, dan
4)      solusi alternatif. 

Jika ke-emapat proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu
dicapai melalui analisis logis saja dan penting untuk membedakan antara
permasalahan dan gejala. Masalah memiliki struktur yang beragam dan
keputusan untuk menyelesaikannya dapat terprogram maupun tidak
terprogram. Konsep sistem pendukung pengambilan keputusan (decision
support system-DSS) awalnya ditujukan pada masalah-masalah yang setengah
terstruktur. Output DSS yang pertama terdiri atas laporan dan output dari model
matematika. Kemudian, kapabilitas pemecahan masalah kelompok
ditambahkan, diikuti dengan kecerdasan buatan (artifical intellgence) dan
pemrosesan analitis oniline (on-line analytical processing-OLAP). 
Model matematika dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, dan
penggunaannya disebut simulasi. Lembar kerja elektronik (spreadsheet)
merupakan alat yang baik untuk membuat model matematika. Lembar kerja ini
dapat digunakan baik untuk model statik dan dinamik dan membuat manajer
dapat memainkan permainan “bagaimana jika” (what-if-game).

iv
Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS. Dengan
menambahkan basis pengetahuan dan mesin inferensi, DSS dapat
memberikan saran solusi masalah kepada manajer. Jika groupware
ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan menjadi sistem pendukung
pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-GDSS).
GDSS dapat diletakkan di beberapa tempat yang berbeda agar kondusif
terhadap pemecahan masalah kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendukung keputusan?
2. Apa saja fase pemecahan masalah ?
3. Bagaimana membangun konsep dan elemen proses pemecahan
masalah?
4. Bagaimana sistem pendukung pengambilan keputusan?
5. Apa saja model DSS (Decision Support Systems) ?
6. Bagaimana sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu sistem pendukung keputusan
2. Untuk mengetahui apa saja fase pemecahan masalah
3. Untuk mengetahui cara membangun konsep dan elemen proses
pemecahan masalah
4. Untuk mengetahui apa itu sistem pendukung pengambilan keputusan
5. Untuk mengetahui apa saja model DSS
6. Untuk mengetahui apa itu sistem pendukung pengambilan keputusan

v
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan


Decision Support System (DSS) merupakan salah satu produk perangkat
lunak yang dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen dalam
proses pengambil keputusan. Sesuai namanya, tujuan digunakannya system ini
adalah sebagai “second opinion” atau “information source” yang dapat dipakai
sebagai bahan pertimbangan sebelum seorang manajermemutuskan kebijakan
tertentu.
Pendekatan yang paling sering digunakan dalam proses perancangan
sebuah DSS adalah dengan menggunakan teknik simulasi yang interaktif,
sehingga selain dapat menarik minat manajer untuk menggunakannya ,
diharapkan system ini dapat merepresentasikan keadaan dunia nyata atau
bisnis yang sebenasrnya. Hal yang perlu ditekankah adalah bahwa keberadaan
DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas, tetapi untuk menjadi sarana
penunjang (tools) bagi mereka.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan
keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research
dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk
mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan
iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau
optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk
menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua
bidang ilmu di atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan
decision analysis – yang pada hakekatnya adalah merepresentasikan
permasalah dan manaje-men yang dihadapi setiap hari ke dalam bentuk
kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika).

vi
Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam bidang ini adalah linear
programming, game’s theory, transportation problem, inventory system,
decision tree, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak problem klasik yang
kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari, sebagian dapat
dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan menggunakan formula
atau rumus-rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada sangat
rumit sehingga membutuhkan kecanggihan komputer. Sprague dan Carlson
mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima
karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):
1. Sistem yang berbasis komputer.
2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3.Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan
dengan kalkulasi manual.
4. Melalui cara simulasi yang interaktif.
5. Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

Adapun Prinsip Dasar DSS adalah sebagai berikut :


1) Struktur MasalahSulit utk menemukan masalah yg sepenuhnya
terstruktur atau tak terstruktur - area kelabu Simon. Ini berarti DSS
diarahkan pada area tempat sebagai besar masalah berada.
2) Dukungan Keputusan DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan
manajer. Komputer dapat diterapkan pada bagian masalah yg terstruktur,
tetapi manajer bertanggung jawab atas bagian yang tidak terstruktur.
3) Efektivitas Keputusan waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang,
tetapi manfaat utama menggunakan DSS adalah keputusan yg baik

2.2 Fase Pemecahan masalah


Menurut Simon, orang yang memecahkan masalah terlibat dalam :
 Aktivitas Intelijen. Mencari di sekitar lingkungan kondisi yang harus
dipecahkan.

vii
  Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan.
 Aktivitas pemilihan. Memilih tindakan tertentu dari beberapa yang
tersedia.
  Aktivitas Pengkajian. Memeriksa pilihan-pilihan yang lalu.
2.3 Membangun Konsep dan Elemen Proses Pemecahan Masalah
Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai
permasalahan sistem. Sebagai contoh, perusahaan sebagai suatu sistem tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Atau, terdapat masalah dengan sistem
persediaan, sistem komisi penjualan, dan seterusnya. Solusi masalah sistem
adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuannya dengan
paling baik, seperti yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar ini
menggambarkan situasi yang diinginkan (desired state) apa yang harus dicapai
sistem tersebut. Sebagai tambahan, manajer tersebut harus memiliki informasi
yang menggambarkan keadaan saat ini (current state) apa yang dicapai sistem
tersebut sekarang ini. Jika dua keadaan ini berbeda, maka ada masalah yang
menjadi penyebabnya dan harus dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan
disebut dengan kriteria solusi (solution criterion), atau apa yang harus terjadi
agar situasi saat ini berubah menjadi situasi yang diinginkan. Tentu saja, jika
situasi saat ini menunjukkan tingkat kinerja yang lebih tinggi dibandingkan
dengan keadaan yang diinginkan, maka tugas yang harus dilakukan bukanlah
menyamakan keadaan saat ini. Melainkan, tugas yang harus dilakukan adalah
menjaga agar situasi saat ini tetap berada pada tingkatan yang lebih tinggi. Jika
kinerja tingkat tinggi dapat dipertahankan, maka situasi yang diinginkan harus
ditingkatkan.

Tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasi solusi alternatif, yang


selalu ada. Ini merupakan satu langkah dari proses penyelesaian masalah di
mana komputer tidak terlalu banyak membantu. Manajer biasanya
mengandalkan pengalaman sendiri atau mencari bantuan dari pemroses

viii
informasi nonkomputer, seperti input dari pihak lain baik di dalam maupun di
luar perusahaan.

Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan


untuk mengevaluasinya. Evaluasi ini harus mempertimbangkan batasan
(constraint) yang ada, yang dapat berasal baik dari internal maupun lingkungan.
Batasan internal (internal constraint) biasanya berbentuk sumber daya yang
terbatas yang ada di dalam perusahaan. Sebagai contoh, unit TI tidak dapat
merancang sistem CRM karena kurangnya keahlian dalam OLAP. Batasan
lingkungan (environmental constraint) berbentuk tekanan dari berbagai elemen
lingkungan yang membatasi aliran sumber daya dari dan keluar perusahaan.
Salah satu contoh adalah peningkatan suku bunga oleh Federal Reserve Board
yang meningkatkan biaya ekspansi pabrik.
Membangun berdasarkan konsep :
1. Memilih Solusi yang Terbaik
Pemilihan solusi yang terbaik dapat dicapai dengan berbagai cara.
Herry Mintzberg, seorang ahli teori manajemen, telah mengidentifikasi
tiga pendekatan :
 Analisis
Evaluasi atas pilihan-pilihan secara sistematis, dengan
mempertimbangkan konsekuensi pilihan-pilihan tersebut pada
tujuan organisasi. Salah satu contohnya adalah pertimbangan
yang dilakukan oleh para anggota komite pengawas SIM untuk
memutuskan pendekatan mana yang harus diambil dalam
mengimplementasikan sistem informasi eksekutif.
 Penilaian
Proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer. Sebagai
contoh, manajer produksi menerapkan pengalaman dan intuisi
dalam mengevaluasi gambar pabrik baru yang diusulkan dari
model matematika.
 Penawaran

ix
Negosiasi antara beberapa manajer. Salah satu contoh adalah
proses memberi dan menerima yang berlangsung antara para
anggota komite eksekutif mengenai pasar yang mana yang harus
dimasuki selanjutnya. Di sinilah tempat di mana pengaruh politik
dalam perusahaan dapat dilihat dengan jelas.

2. Permasalahan versus Gejala


Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara masalah dan
gejala dari suatu masalah. Jika tidak demikian, kita dapat
menghabiskan banyak waktu dan uang untuk menyelesaikan
permasalahan yang salah atau sesuatu yang sesungguhnya bukanlah
suatu masalah. Gejala (symptom) adalah kondisi yang dihasilkan
masalah. Sering kali seorang manajer melihat gejala dan bukan
masalah.
3. Struktur Permasalahan
Masalah terstruktur terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai
elemen yang semuanya dipahami oleh orang yang memecahkan
masalah. Masalah tidak terstruktur merupakan masalah yang tidak
memiliki elemen atau hubungan antar elemen yang dipahami oleh yang
memecahkan masalah. Masalah semiterstruktur merupakan masalah
yang terdiri atas beberapa elemen atau hubungan yang dipahami oleh
si pemecah masalah dan beberapa yang tidak dapat dipahami. 

4. Jenis Keputusan
     Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert
A.Simon juga menemukan metode untuk mengklasifikasikan
keputusan, yaitu :
 Keputusan terprogram (programmed decision) bersifat “repetitif
dan rutin, dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk
menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu dianggap
de novo (baru) setiap kali terjadi.” 

x
 Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision)
bersifat “baru, tidak terstruktur, dan penuh konsekuensi. Tidak
terdapat metode yang pasti untuk menangani masalah seperti ini
karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau
karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau
karena masalah tersebut demikian penting sehingga memerlukan
penanganan khusus.”

2.4 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan


Istilah sistem keputusan terstruktur (structured decision system-SDS)
digunakan untuk mendeskripsikan sistem-sistem yang mampu menyelesaikan
masalah yang teridentifikasi. Masalah-masalah di bawah garis menyulitkan
pemrosesan komputer, dan Gorry dan Scott-Morton menggunakan istilah
sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system-DSS)
untuk menggambarkan sistem yang dapat memberikan dukungan yang
dibutuhkan.

2.5 Model DSS


Ketika DSS untuk pertama kalinya dirancang, model ini menghasilkan
laporan khusus dan berkala serta output dari model matematika. Laporan
khusus ini berisikan respons terhadap permintaan ke basis data. Setelah DSS
diterapkan dengan baik, kemampuan yang memungkinkan para pemecah
masalah untuk bekerja sama dalam kelompok ditambahkan ke dalam model
tersebut. Penambahan peranti lunak groupware memungkinkan sistem tersebut
untuk berfungsi sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok
(group decision support system-GDSS). Yang terbaru, kemampuan kecerdasan
buatan juga telah ditambahkan beserta kemampuan untuk terlibat dalam OLAP.
 Pemodelan Matematika

      Model adalah abstraksi dari sesuatu. Model mewakili suatu objek


atau aktivitas, yang disebut entitas (entity). Manajer menggunakan model

xi
untuk mewakili permasalahan yang harus diselesaikan. Objek atau
aktivitas yang menyebabkan masalah disebut dengan entitas.

 Jenis Model

Terdapat empat jenis dasar model, yaitu :

1. Model Fisik (Physical model) 

Merupakan gambaran tiga dimensi entitasnya. Model fisik yang


digunakan di dunia bisnis mencakup model skala untuk pusat
perbelanjaan dan prototipe mobil baru.
Model fisik dibuat untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dipenuhi
oleh benda sesungguhnya. Sebagai contoh, model fisik
memungkinkan desainer untuk mengevaluasi desain objek, seperti
pesawat terbang, dan membuat perubahan-perubahan sebelum
konstruksi sesungguhnya. Ini akan menghemat waktu dan uang.

2. Model Naratif 

Salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari
adalah model naratif (narrative model) yang menggambarkan entitas
dengan kata-kata yang terucap atau tertulis. Pendengar atau
pembaca dapat memahami entitas tersebut dari naratifnya. Semua
komunikasi bisnis adalah model naratif, sehingga membuat model
naratif jenis model yang paling populer.

3. Model Grafis 
 

Jenis model lain yang terus digunakan adalah model grafis. Model
grafis (graphic model) menggambarkan entitasnya dengan abstraksi
garis, simbol, atau bentuk. Jumlah pemesanan ekonomis (economic
order quantity-EOQ) adalah jumlah optimum penambahan stok yang
harus dipesan dari pemasok. EOQ menyeimbangkan biaya

xii
pembelian stok dan biaya untuk menyimpannya hingga stok tersebut
digunakan atau dijual. 

Model grafis juga digunakan dalam desain sistem informasi.


Kebanyakan perangkat yang digunakan oleh pengembang sistem
bersifat grafis. Diagram relasi entitas, diagram kelas, dan diagram
aliran data merupakan beberapa contoh.

4. Model Matematis

Setiap rumus atau persamaan matematika adalah model matematis


(mathematical model). Kebanyakan model matematika yang
digunakan manajer bisnis sama kompleksnya dengan yang
digunakan untuk menghitung EOQ.

Biaya penyimpanan mencakup semua biaya yang terjadi dalam


penyimpanan barang, seperti asuransi, kerusakan, dan kehilangan
karena pencurian.

Beberapa model matematika menggunakan ratusan atau bahkan


ribuan persamaan. Sebagai contoh, model perencanaan keuangan
yang dirancang Sun Oil Company pada tahun-tahun pertama
penggunaan SIM-nya menggunakan sekitar 2.000 persamaan.
Model besar seperti ini cenderung lamban dan sulit untuk digunakan.
Tren yang berlangsung saat ini adalah penggunaan model yang
lebih kecil.

2.6 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok

Berbagai komite, tim proyek, dan satuan tugas yang ada di banyak perusahaan
merupakan contoh pendekatan kelompok terhadap pemecahan masalah.
Menyadari fakta ini, para pengembang sistem telah mengadaptasi DSS ke
dalam pemecahan masalah secara kelompok.

 Konsep GDSS

xiii
Sistem pendukung pengambilan keputusan (group decision support
system-GDSS) merupakan sistem berbasis komputer yang mendukung
sekelompok orang yang tergabung didalam satu tugas atau sasaran yang sama
dan memiliki satu sarana tertentu yang berfungsi saling menghubungkan orang-
orang yang ada dalam kelompok tersebut.
Istilah-istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan aplikasi teknologi
informasi ke dalam situasi kelompok. Istilah ini antara lain: sistem pendukung
kelompok (group support system-GSS), kerja sama berbantuan komputer
(computer-supported cooperative work-CSCW), dukungan kerja kolaboratif
terkomputerisasi (computerized collaborative work support), dan sistem
pertemuan elektronik (electronic meeting system-EMS). Perangkat lunak yang
digunakan dalam situasi-situasi ini diberi nama groupware.

 Bagaimana GDSS Membantu Pemecahan Masalah

Asumsi yang mendasari GDSS adalah komunikasi yang lebih baik


memungkinkan terbuatnya keputusan yang lebih baik. Komunikasi yang lebih
baik dicapai dengan menjaga agar diskusi kelompok tetap berfokus pada
masalah yang dibicarakan, sehingga waktu tidak terbuang sia-sia.

Ekstra waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk mendiskusikan masalah


secara lebih mendetail, sehingga didapatkan defenisi masalah yang lebih baik
atau ektra waktu yangdimiliki dapat diguakan mengindetifikasi alternatif-
alternatif yang sebelumnya tampak tidak mungkin. Evaluasi alternatif yang lebih
banyak akan meningkatkan kesempatan mendapatkan solusi yang terbaik.

 Rancangan lingkungan GDSS


GDSS berkontribusi terhadap pemecahan masalah dengan cara
menyediakan sebuah rancangan yang kondusif terhadap komunikasi. Letak

xiv
lingkungan GDSS sebagai berikut:
a. Ruang keputusan

Ruang keputusan (decision room) adalah tempat sekelompok kecil orang yang
bertemu langsung. Ruangan ini membantu komunikasi melalui kombinasi
perabotan, peralatan, dan tempat. Peralatan mencakup kombinasi komputer,
mikrofon penangkap suara, kamera video, dan layar lebar. Di tengah-tengah
ruangan terletak konsol fasilitator. Fasilitator (Facilitator) adalah seseorang
yang tugas utamanya adalah menjaga diskusi di jalurnya.
Berdasarkan pengaturan yang ditentukan untuk masing-masing sesi, pesan
yang dimasukkan oleh salah seorang anggota kelompok kepada anggota lain
dapat ditampilkan pada layar lebar untuk dilihat seluruh anggota kelompok.
Materi lain yang penting untuk diskusi ini juga dapat ditampilkan dari media
seperti gambar PowerPoint, videotape, slide berwarna, dan transparansi.Dua
buah fitur GDSS yang unik adalah komunikasi paralel dan anonimitas.
Komunikasi paralel (parallel communication) terjadi ketika semua peserta
memasukkan komentar pada saat yang bersamaan, dan anonimitas (anonimity)
adalah ketika tidak ada yang dapat mengetahui siapa yang memberikan
komentar tertentu. Anonimitas memungkinkan para peserta untuk mengatakan
apa yang mereka pikirkan tanpa takut diejek oleh anggota kelompok yang lain.
Selain itu, fitur ini memungkinkan masing-masing ide untuk dievaluasi
berdasarkan kelebihannya dan bukan berdasarkan siapa yang memberikannya.

b. Jaringan keputusan wilayah lokal

Jika tidak memungkinkan untuk sekelompok kecil orang untuk bertemu


langsung, maka para anggota dapat berinteraksi melalui LAN. Seorang anggota
dapat memasukkan komentar ke dalam komputer dan melihat komentar yang
diberikan anggota lain di layar.
c. Sesi legislatif

Jika kelompok yang ada terlalu besar untuk suatu ruang keputusan, maka akan
dibutuhkan sesi legislatif. Ukuran yang besar akan membatasi komunikasi.
Kesempatan partisipasi secara rata oleh semua anggota kelompok menjadi

xv
berkurang atau waktu yang tersedia akan berkurang. Salah satu solusi untuk
masalah ini adalah fasilitator memutuskan materi mana yang harus ditampilkan
di layar untuk dilihat seluruh kelompok.

d. Konferensi dengan media komputer

Beberapa aplikasi virtual memungkinkan komunikasi antara kelompok-


kelompok besar yang memiliki anggota yang tersebar di berbagai wilayah
geografis. Aplikasi ini secara kolektif dikenal sebagai aplikasi konferensi jarak
jauh, yang mencakup konferensi komputer, konferensi audio, dan konferensi
video.

xvi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan
fleksibel alam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu
memberikan alternatif-alternatif pada proses pengambilan keputusan, tetapi
tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil keputusan. Konsep DSS
merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu
pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.

3.2 Saran
Makalah ini ditujukan kepada yang membaca makalh ini. Dan khusunya bagi
mahasiswa/i Stt Wastukanaca Purwakarta dijurusan Teknik Industri. Yang
dimana harus mepelajari dan mengetahui prinsip-prinsip apa saja dalam
pennganan masalah yang didapat ketika sebagai seorang manager nanti. Dan
fungsi makalah ini supaya memepermudah bagi lulusan TI untuk menjadi
seorang manager dalam menangani masalah yang ada.

xvii
Profil Anggota

Nama : Moh Dicky Zulkarnain

Npm : 720212978

xviii
Nama : Akbar Maulana

Mpm : 720212990

DAFTAR PUSTAKA

Mcleod, Raymond. (2004). Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Salemba Empat,


Jakarta.
McLeod, R., & Schell, G. P. (2007). Management Information Systems. USA:
Pearson/Prentice Hall.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2016). Management Information System. Pearson
Education India.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2018). Management Information Systems: Managing
The Digital Firm. Pearson.
O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2006). Management Information Systems (Vol. 6).
McGraw-Hill Irwin.

xix

Anda mungkin juga menyukai