Oleh Kelompok 9 :
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberi rahmat, karunia, serta kasih sayang terbesar-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Makalah Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan”.
Dan semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kita
semua.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Jika ke-emapat proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu
dicapai melalui analisis logis saja dan penting untuk membedakan antara
permasalahan dan gejala. Masalah memiliki struktur yang beragam dan
keputusan untuk menyelesaikannya dapat terprogram maupun tidak
terprogram. Konsep sistem pendukung pengambilan keputusan (decision
support system-DSS) awalnya ditujukan pada masalah-masalah yang setengah
terstruktur. Output DSS yang pertama terdiri atas laporan dan output dari model
matematika. Kemudian, kapabilitas pemecahan masalah kelompok
ditambahkan, diikuti dengan kecerdasan buatan (artifical intellgence) dan
pemrosesan analitis oniline (on-line analytical processing-OLAP).
Model matematika dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, dan
penggunaannya disebut simulasi. Lembar kerja elektronik (spreadsheet)
merupakan alat yang baik untuk membuat model matematika. Lembar kerja ini
dapat digunakan baik untuk model statik dan dinamik dan membuat manajer
dapat memainkan permainan “bagaimana jika” (what-if-game).
iv
Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS. Dengan
menambahkan basis pengetahuan dan mesin inferensi, DSS dapat
memberikan saran solusi masalah kepada manajer. Jika groupware
ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan menjadi sistem pendukung
pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-GDSS).
GDSS dapat diletakkan di beberapa tempat yang berbeda agar kondusif
terhadap pemecahan masalah kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendukung keputusan?
2. Apa saja fase pemecahan masalah ?
3. Bagaimana membangun konsep dan elemen proses pemecahan
masalah?
4. Bagaimana sistem pendukung pengambilan keputusan?
5. Apa saja model DSS (Decision Support Systems) ?
6. Bagaimana sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu sistem pendukung keputusan
2. Untuk mengetahui apa saja fase pemecahan masalah
3. Untuk mengetahui cara membangun konsep dan elemen proses
pemecahan masalah
4. Untuk mengetahui apa itu sistem pendukung pengambilan keputusan
5. Untuk mengetahui apa saja model DSS
6. Untuk mengetahui apa itu sistem pendukung pengambilan keputusan
v
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
vi
Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam bidang ini adalah linear
programming, game’s theory, transportation problem, inventory system,
decision tree, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak problem klasik yang
kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari, sebagian dapat
dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan menggunakan formula
atau rumus-rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada sangat
rumit sehingga membutuhkan kecanggihan komputer. Sprague dan Carlson
mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima
karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):
1. Sistem yang berbasis komputer.
2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3.Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan
dengan kalkulasi manual.
4. Melalui cara simulasi yang interaktif.
5. Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
vii
Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan.
Aktivitas pemilihan. Memilih tindakan tertentu dari beberapa yang
tersedia.
Aktivitas Pengkajian. Memeriksa pilihan-pilihan yang lalu.
2.3 Membangun Konsep dan Elemen Proses Pemecahan Masalah
Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai
permasalahan sistem. Sebagai contoh, perusahaan sebagai suatu sistem tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Atau, terdapat masalah dengan sistem
persediaan, sistem komisi penjualan, dan seterusnya. Solusi masalah sistem
adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuannya dengan
paling baik, seperti yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar ini
menggambarkan situasi yang diinginkan (desired state) apa yang harus dicapai
sistem tersebut. Sebagai tambahan, manajer tersebut harus memiliki informasi
yang menggambarkan keadaan saat ini (current state) apa yang dicapai sistem
tersebut sekarang ini. Jika dua keadaan ini berbeda, maka ada masalah yang
menjadi penyebabnya dan harus dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan
disebut dengan kriteria solusi (solution criterion), atau apa yang harus terjadi
agar situasi saat ini berubah menjadi situasi yang diinginkan. Tentu saja, jika
situasi saat ini menunjukkan tingkat kinerja yang lebih tinggi dibandingkan
dengan keadaan yang diinginkan, maka tugas yang harus dilakukan bukanlah
menyamakan keadaan saat ini. Melainkan, tugas yang harus dilakukan adalah
menjaga agar situasi saat ini tetap berada pada tingkatan yang lebih tinggi. Jika
kinerja tingkat tinggi dapat dipertahankan, maka situasi yang diinginkan harus
ditingkatkan.
viii
informasi nonkomputer, seperti input dari pihak lain baik di dalam maupun di
luar perusahaan.
ix
Negosiasi antara beberapa manajer. Salah satu contoh adalah
proses memberi dan menerima yang berlangsung antara para
anggota komite eksekutif mengenai pasar yang mana yang harus
dimasuki selanjutnya. Di sinilah tempat di mana pengaruh politik
dalam perusahaan dapat dilihat dengan jelas.
4. Jenis Keputusan
Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert
A.Simon juga menemukan metode untuk mengklasifikasikan
keputusan, yaitu :
Keputusan terprogram (programmed decision) bersifat “repetitif
dan rutin, dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk
menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu dianggap
de novo (baru) setiap kali terjadi.”
x
Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision)
bersifat “baru, tidak terstruktur, dan penuh konsekuensi. Tidak
terdapat metode yang pasti untuk menangani masalah seperti ini
karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau
karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau
karena masalah tersebut demikian penting sehingga memerlukan
penanganan khusus.”
xi
untuk mewakili permasalahan yang harus diselesaikan. Objek atau
aktivitas yang menyebabkan masalah disebut dengan entitas.
Jenis Model
2. Model Naratif
Salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari
adalah model naratif (narrative model) yang menggambarkan entitas
dengan kata-kata yang terucap atau tertulis. Pendengar atau
pembaca dapat memahami entitas tersebut dari naratifnya. Semua
komunikasi bisnis adalah model naratif, sehingga membuat model
naratif jenis model yang paling populer.
3. Model Grafis
Jenis model lain yang terus digunakan adalah model grafis. Model
grafis (graphic model) menggambarkan entitasnya dengan abstraksi
garis, simbol, atau bentuk. Jumlah pemesanan ekonomis (economic
order quantity-EOQ) adalah jumlah optimum penambahan stok yang
harus dipesan dari pemasok. EOQ menyeimbangkan biaya
xii
pembelian stok dan biaya untuk menyimpannya hingga stok tersebut
digunakan atau dijual.
4. Model Matematis
Berbagai komite, tim proyek, dan satuan tugas yang ada di banyak perusahaan
merupakan contoh pendekatan kelompok terhadap pemecahan masalah.
Menyadari fakta ini, para pengembang sistem telah mengadaptasi DSS ke
dalam pemecahan masalah secara kelompok.
Konsep GDSS
xiii
Sistem pendukung pengambilan keputusan (group decision support
system-GDSS) merupakan sistem berbasis komputer yang mendukung
sekelompok orang yang tergabung didalam satu tugas atau sasaran yang sama
dan memiliki satu sarana tertentu yang berfungsi saling menghubungkan orang-
orang yang ada dalam kelompok tersebut.
Istilah-istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan aplikasi teknologi
informasi ke dalam situasi kelompok. Istilah ini antara lain: sistem pendukung
kelompok (group support system-GSS), kerja sama berbantuan komputer
(computer-supported cooperative work-CSCW), dukungan kerja kolaboratif
terkomputerisasi (computerized collaborative work support), dan sistem
pertemuan elektronik (electronic meeting system-EMS). Perangkat lunak yang
digunakan dalam situasi-situasi ini diberi nama groupware.
xiv
lingkungan GDSS sebagai berikut:
a. Ruang keputusan
Ruang keputusan (decision room) adalah tempat sekelompok kecil orang yang
bertemu langsung. Ruangan ini membantu komunikasi melalui kombinasi
perabotan, peralatan, dan tempat. Peralatan mencakup kombinasi komputer,
mikrofon penangkap suara, kamera video, dan layar lebar. Di tengah-tengah
ruangan terletak konsol fasilitator. Fasilitator (Facilitator) adalah seseorang
yang tugas utamanya adalah menjaga diskusi di jalurnya.
Berdasarkan pengaturan yang ditentukan untuk masing-masing sesi, pesan
yang dimasukkan oleh salah seorang anggota kelompok kepada anggota lain
dapat ditampilkan pada layar lebar untuk dilihat seluruh anggota kelompok.
Materi lain yang penting untuk diskusi ini juga dapat ditampilkan dari media
seperti gambar PowerPoint, videotape, slide berwarna, dan transparansi.Dua
buah fitur GDSS yang unik adalah komunikasi paralel dan anonimitas.
Komunikasi paralel (parallel communication) terjadi ketika semua peserta
memasukkan komentar pada saat yang bersamaan, dan anonimitas (anonimity)
adalah ketika tidak ada yang dapat mengetahui siapa yang memberikan
komentar tertentu. Anonimitas memungkinkan para peserta untuk mengatakan
apa yang mereka pikirkan tanpa takut diejek oleh anggota kelompok yang lain.
Selain itu, fitur ini memungkinkan masing-masing ide untuk dievaluasi
berdasarkan kelebihannya dan bukan berdasarkan siapa yang memberikannya.
Jika kelompok yang ada terlalu besar untuk suatu ruang keputusan, maka akan
dibutuhkan sesi legislatif. Ukuran yang besar akan membatasi komunikasi.
Kesempatan partisipasi secara rata oleh semua anggota kelompok menjadi
xv
berkurang atau waktu yang tersedia akan berkurang. Salah satu solusi untuk
masalah ini adalah fasilitator memutuskan materi mana yang harus ditampilkan
di layar untuk dilihat seluruh kelompok.
xvi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan
fleksibel alam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu
memberikan alternatif-alternatif pada proses pengambilan keputusan, tetapi
tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil keputusan. Konsep DSS
merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu
pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.
3.2 Saran
Makalah ini ditujukan kepada yang membaca makalh ini. Dan khusunya bagi
mahasiswa/i Stt Wastukanaca Purwakarta dijurusan Teknik Industri. Yang
dimana harus mepelajari dan mengetahui prinsip-prinsip apa saja dalam
pennganan masalah yang didapat ketika sebagai seorang manager nanti. Dan
fungsi makalah ini supaya memepermudah bagi lulusan TI untuk menjadi
seorang manager dalam menangani masalah yang ada.
xvii
Profil Anggota
Npm : 720212978
xviii
Nama : Akbar Maulana
Mpm : 720212990
DAFTAR PUSTAKA
xix