Perancangan
Sistem Informasi
Industri
14
Teknik Teknik Industri Bayu Satya Wijaya ST., MMSI.
16068
Abstract Kompetensi
Alternatif solusi untuk Memahami konsep dari DSS yang
memecahkan masalah dapat digunakan dalam menyelesaikan
ditunjang dengan DSS yang pada berbagai masalah serta memahami
dasarnya merupakan alat bantu bagaimana cara memahami
dalam mengambil keputusan, penggunaan informasi dari DSS
didukung oleh kecanggihan
teknologi informasi
1. Pengambilan Keputusan
Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang
memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):
1. Struktur masalah sulit utk menemukan masalah yang sepenuhnya terstruktur atau tak
terstruktur - area kelabu Simon. Ini berarti DSS diarahkan pada area tempat sebagian
besar masalah berada.
2. Dukungan Keputusan DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer
dapat diterapkan pada bagian masalah yg terstruktur, tetapi manajer bertanggung ajwab
atas bagian yang tidak terstruktur.
3. Efektivitas Keputusan waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat
utama menggunakan DSS adalah keputusan yg baik.
Menurut Herbert A. Simon ( Kadarsah, 2002:15-16 ), tahap – tahap yang harus dilalui
dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
KONSEP DSS
TUJUAN DSS
Perintis DSS yang lain, Peter G.W. Keen, bekerja sama dengan Scott Morton
mendefinisikan 3 (tiga) tujuan yang harus dicapai DSS. Mereka percaya bahwa DSS harus :
1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer.
Jenis Keputusan
1. Keputusan Terprogram
Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah
dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo
(sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
Aplikasi DSS yang ditawarkan di pasar sangat beraneka ragam, dari yang paling
sederhana (quick-hit DSS) sampai dengan yang sangat kompleks (institutional DSS). Quick-
Hit DSS" biasanya ditujukan untuk para manajer yang baru belajar menggunakan DSS
(sebagai pengembangan setelah jenis pelaporan yangdisediakan oleh MIS = Management
Information System, satu level sistem di bawah DSS). Biasanya masalah yang dihadapi
cukup sederhana (simple) dan dibutuhkan dengan segera penyelesaiannya.Misalnya untuk
kebutuhan pelaporan (report) atau pencarian informasi (query). Sistem yang sama biasa
pula dipergunakan untuk melakukan analisa sederhana. Contohnya adalah melihat dampak
yang terjadi pada sebuah formulasi, apabila variabel-variabel atau parameter-parameternya
diubah. Di dalam perusahaan, DSS jenis ini biasanya diimplementasikan dalam sebuah
fungsi organisasi yang dapat berdiri sendiri (berdasarkan data yang dimiliki fungsi organisasi
tersebut). Misalnya adalah DSS untuk menyusun anggaran tahunan, DSS untuk melakukan
kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besanya jam lembur karyawan, dan lain
sebagainya.
Karakteristik DSS
a. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang
merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam
lingkungan. Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan
yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
Kemampuan subsistem data yang diperlukan dalam suatu Sistem Pendukung
Keputusan, antara lain :
a. Mampu mengkombinasikan sumber – sumber data yang relevan melalui proses
ekstraksi data
b. Mampu menambah dan menghapus secara cepat dan mudah
c. Mampu menangani data personal dan non ofisial, sehingga user dapat bereksperimen
dengan berbagai alternatif keputusan
d. Mampu mengolah data yang bervariasi dengan fungsi manajemen data yang luas
b. Model Base
Data dan Informasi dimasukkan kedalam database dari lingkungan perusahaan. Database
juga berisi data yang disediakan SIA. Isi Database digunakan oleh 3 subsistem perangkat
lunak :
Pada dasarnya dua pengguna informasi dari DSS oleh manajer, yaitu untuk
mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendefinisian masalah adalah
usaha definisi dari pendekatan system. Ia juga berkaitan dengan fase intelegensi yang di
kemukakan oleh Simon. Selanjutnya manajer menggunakan informasi untuk memecahkan
masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan menurut pendekatan
sistim dan berkaitan denga fase disain dan pemilihan.
Pada umumnya, laporan berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha
definisi, dan simulasi dalam usaha pemecahan. Laporan berkala dapat di rancang untuk
menidentifikasi masalah atau masalah yangkemungkinan besar akan muncul, manajer juga
melakukan query terhadap database untukmenemukan masalah atau mempelajari lebih jauh
lagi mengenai masalah yang telah di identifikasi.
Dalam merepresentasikan DSS agar mudah dipergunakan dan dimengerti oleh user (dalam
hal ini adalah manajer perusahaan), format grafik mutlak dipergunakan untuk melengkapi
teks yang ada. Contoh-contoh model grafik yang populer dipergunakan adalah sebagai
berikut:
1. Time Series Charts - untuk melihat dampak sebuah variable terhadap waktu;
2. Bar Charts - untuk memperbandingkan kinerja beberapa entiti;
3. Pie Charts - untuk melihat komposisi atau persentasi suatu hal;
4. Scattered Diagrams - untuk menganalisa hubungan antara beberapa variabel;
5. Maps - untuk merepresentasikan data secara geografis;
6. Layouts - untuk menggambarkan lokasi barang secara fisik, seperti pada bangunan
dan kantor;
7. Hierarchy Charts - untuk menggambarkan struktur organisasi;
8. Sequence Charts - untuk merepresentasikan sesuatu dengan logika yang
tersetruktur (contohnya adalah diagram flowchart); dan
9. Motion Graphics - untuk memperlihat-kan perilaku dari variabel yang diamati denvan
cara animasi
Daftar Pustaka