Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si

Disusun Oleh :
Nama : Jabal Ausarizq Sahlulghaney
NIM : 43218110072
Jurusan : Akuntansi

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Mercubuana
Jakarta
2019 – 2020
ABSTRAK
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet telah membawa
setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktifitas dengan lebih akurat, berkualitas dan
cepat. Setiap organisasai dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk
menjalankan berbagai aktifitasnya secara elektronis. Para Manajer di berbagai organisasi juga
diharapkan dapat dengan mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten
dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia.
Pemanfaatan teknologi informasi ini dikaitkan dengan pentingnya dalam proses
pengambilan keputusan manajemen. Dapat kita ketahui bahwa masih kurangnya organisasi
baik pada sektor publik maupun organisasi pada sektor swasta yang menerapkan sistem
informasi manajemen dalam pengambilan keputusan, khususnya pada organisasi pemerintah
daerah. Berdasarkan latar belaknag di atas, maka kami akan membahas mengenai
pengambilan keputusan yang berbasiskan pada sistem informasi manajemen.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti pada saat ini, perkembangan teknologi sangat berpengaruh
terhadap perkembangan bisnis yang ada. Suatu bisnis tidak lagi hanya dijalankan dengan
mengandalkan cara konvensional (produksi-distribusi-penjualan) semata, karena harus ada
suatu strategi baru agar bisnis yang dijalankan mampu bersaing dengan bisnis yang sejenis
lainnya. Untuk mendukung suatu bisnis yang dijalankan, banyak sekali teknologi yang
dikembangkan seperti Sistem Informasi. Salah satu jenis sistem informasi seperti
Transactional Processing System (TPS), sangat berperan besar dalam menjalankan bisnis dari
yang paling sederhana sampai yang kompleks, bahkan secara langsung dapat mendukung
kelancaran jalannya bisnis tersebut.Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di
kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS.
Melalui ilustrasi di atas, dapat diketahui peran dari TPS yang mempunyai fungsi untuk
menjalankan bisnis. Jika hanya mengandalkan TPS, maka tidak akan diketahui
perkembangan bisnis yang dijalankan, apakah meningkat atau menurun secara drastis.
Kemudian yang menjadi permasalahan yaitu bagaimana dapat mengamati setiap
perkembangan bisnis yang dijalankan atau sistem seperti apakah yang dapat meningkatkan
kualitas bisnis yang dijalankan ? Jawaban pertanyaan tersebut adalah diperlukan “Sistem
Pendukung Keputusan (Decision Support System = DSS)”.
Kenapa harus menggunakan DSS? Karena DSS merupakan suatu sistem yang
menyediakan fasilitas untuk melakukan suatu analisis sehingga setiap proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis akan lebih berkualitas dengan melihat
keadaan bisnis yang sedang berjalan dan data-data dari luar perusahaan serta data-data privat
dari pengambil keputusan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Raymond McLeod dan George
Schell, 2004) yang menjelaskan bahwa “DSS menyediakan informasi pemecahan masalah
maupun kemampuan komunikasi dalam memecahkan masalah semi-terstruktur. Informasi
dihasilkan dalam bentuk laporan periodik dan khusus, dan output dari model matematika dan
sistem pakar. Dalam banyak kasus, berbagai sistem informasi yang digunakan tidak memadai
untuk membuat keputusan yang spesifik guna memecahkan permasalahan yang spesifik.
Sistem pendukung keputusan sengaja dibuat sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan
ini. Sistem informasi sangat penting untuk mendukung proses pengambilan keputusan .
Dimana system informasi mempunyai tujuan untuk mendukung sebuah aplikasi Decision
Support System (DSS) yang telah dikembangkan pada tahun 1970.
Keefektifan dalam mengembangkan DSS diperlukan suatu pemahaman tentang
bagaimana system informasi ini dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan,
sehingga DSS ini dapat membantu seorang manajer dalam meningkatkan kinerjanya dalam
mengambil suatu keputusan.
DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen
dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana
penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori
pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research
dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari
penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual
(biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC
telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu
relatif singkat.
Decision Support System atau sistem pendukung keputusan (SPK), secara umum
didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan
pemecahan masalah maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-
terstruktur. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk
menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan
mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang
digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan
alternatif.
Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang
dicapai melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan semakin bertumbuhnya tingkat
kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi
lebih sulit. Hal itu disebabkansemakin banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin
besar pengaruh sebuah keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan
yangmungkin terjadi di lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem pendukungkeputusan
dimana sistem tersebut dapat memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik
berdasarkan informasi yang didapatkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dari artikel ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pengambilan keputusan?
2. Apa saja jenis-jenis, tahapan dan langkah dalam pengambilan keputusan?
3. Apa sarana yang digunakan dalam pengambilan keputusan?
4. Apa yang dimaksud sistem DSS?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan artikel ini adalah:
1. Untuk mengetahui maksud dari sistem pengambilan keputusan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis, tahapan, dan langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan.
3. Untuk mengetahui sarana yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
4. Untuk mengetahui maksud dari sistem DSS.
LITERATUR TEORI

Manajer membuat banyak keputusan untuk mengatasi masalah. Penyelesaian masalah


dicapai melalui empat tahapan dasar dan mempergunakan kerangka berpikir seperti model
sistem perusahaan yang umum dan model lingkungan. Dengan mengikuti pendeketan sistem
untuk menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara keseluruhan.
Proses pemecahan masalah terdiri atas empat elemen dasar, yaitu :
1. Standar
2. Informasi
3. Batasan
4. Solusi alternative
Jika proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu dicapai melalui
analisis logis saja dan penting untuk membedakan antara permasalahan dan gejala. Masalah
memiliki struktur yang beragam dan keputusan untuk menyelesaikannya dapat terprogram
maupun tidak terprogram. Konsep sistem pendukung pengambilan keputusan (decision
support system-DSS) awalnya ditujukan pada masalah-masalah yang setengah terstruktur.
Output DSS yang pertama terdiri atas laporan dan output dari model matematika. Kemudian,
kapabilitas pemecahan masalah kelompok ditambahkan, diikuti dengan kecerdasan buatan
(artifical intellgence) dan pemrosesan analitis oniline (on-line analytical processing-OLAP).
Model matematika dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, dan penggunaannya
disebut simulasi. Lembar kerja elektronik (spreadsheet) merupakan alat yang baik untuk
membuat model matematika. Lembar kerja ini dapat digunakan baik untuk model statik dan
dinamik dan membuat manajer dapat memainkan permainan “bagaimana jika” (what-if-
game).
Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS. Dengan menambahkan
basis pengetahuan dan mesin inferensi, DSS dapat memberikan saran solusi masalah kepada
manajer.
Jika groupware ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan menjadi sistem
pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-GDSS). GDSS
dapat diletakkan di beberapa tempat yang berbeda agar kondusif terhadap pemecahan
masalah kelompok.
SIM adalah sistem yang memberikan informasi untuk digunakan dalam pembuatan
keputusan guna menyelesaikan masalah bagi para penggunanya. Pemecahan masalah
(problem solving) terdiri atas respon terhadap hal yang berjalan dengan baik, serta terhadap
hal yang berjalan dengan buruk dengan cara mendefinisikan masalah (problem) sebagai
kondisi atau peristiwa yang berbahaya atau dapat membahayakan perusahaan, atau yang
bermanfaat atau dapat memberi manfaat. Dalam proses penyelesaian masalah manajer terlihat
dalam pembuatan keputusan (decision making), yaitu tindakan memilih di antara berbagai
alternatif solusi pemecahan masalah. Keputusan (decision) didefinisikan sebagai tindakan
pilihan dan sering kali perlu untuk mengambil banyak keputusan dalam proses pemecahan
satu masalah saja.
Menurut Simon, orang yang memecahkan masalah terlibat dalam:
1. Aktivitas Intelijen. Mencari di sekitar lingkungan kondisi yang harus dipecahkan.
2. Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis tindakan-
tindakan yang mungkin dilakukan.
3. Aktivitas pemilihan. Memilih tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
4. Aktivitas Pengkajian. Memeriksa pilihan-pilihan yang lalu.
Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai permasalahan
sistem. Sebagai contoh, perusahaan sebagai suatu sistem tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Atau, terdapat masalah dengan sistem persediaan, sistem komisi penjualan, dan
seterusnya. Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi
tujuannya dengan paling baik, seperti yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem.
Standar ini menggambarkan situasi yang diinginkan (desired state) apa yang harus dicapai
sistem tersebut. Sebagai tambahan, manajer tersebut harus memiliki informasi yang
menggambarkan keadaan saat ini (current state) apa yang dicapai sistem tersebut sekarang
ini. Jika dua keadaan ini berbeda, maka ada masalah yang menjadi penyebabnya dan harus
dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan disebut dengan
kriteria solusi (solution criterion), atau apa yang harus terjadi agar situasi saat ini berubah
menjadi situasi yang diinginkan. Tentu saja, jika situasi saat ini menunjukkan tingkat kinerja
yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan, maka tugas yang harus
dilakukan bukanlah menyamakan keadaan saat ini. Melainkan, tugas yang harus dilakukan
adalah menjaga agar situasi saat ini tetap berada pada tingkatan yang lebih tinggi. Jika kinerja
tingkat tinggi dapat dipertahankan, maka situasi yang diinginkan harus ditingkatkan.
Tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasi solusi alternatif, yang selalu ada. Ini
merupakan satu langkah dari proses penyelesaian masalah di mana komputer tidak terlalu
banyak membantu. Manajer biasanya mengandalkan pengalaman sendiri atau mencari
bantuan dari pemroses informasi nonkomputer, seperti input dari pihak lain baik di dalam
maupun di luar perusahaan.
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan untuk
mengevaluasinya. Evaluasi ini harus mempertimbangkan batasan (constraint) yang ada, yang
dapat berasal baik dari internal maupun lingkungan. Batasan internal (internal constraint)
biasanya berbentuk sumber daya yang terbatas yang ada di dalam perusahaan. Sebagai
contoh, unit TI tidak dapat merancang sistem CRM karena kurangnya keahlian dalam OLAP.
Batasan lingkungan (environmental constraint) berbentuk tekanan dari berbagai elemen
lingkungan yang membatasi aliran sumber daya dari dan keluar perusahaan.
Pemilihan solusi yang terbaik dapat dicapai dengan berbagai cara. Herry Mintzberg,
seorang ahli teori manajemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan:
1. Analisis
2. Penilaian
3. Penawaran
Model matematika yang disebut formula EOQ (economic order quantity) dapat
memberitahu bagaimana masalah tersebut harus diselesaikan. Masalah seperti ini disebut
masalah terstruktur (structured problem) karena terdiri atas unsur dan hubungan antara
berbagai elemen yang semuanya dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.
Masalah yang tidak terstruktur (unstructured problem) adalah masalah yang tidak
memiliki elemen atau hubungan antarelemen yang dipahami oleh orang yang memecahkan
masalah. Salah satu contoh dari masalah yang tidak terstruktur adalah memutuskan film yang
mana yang paling kita sukai. Manajer bisnis sering kali tidak memiliki perangkat yang cukup
untuk mendefinisikan masalah seperti ini dengan cara yang terstruktur.
Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert A.Simon juga menemukan
metode untuk mengklasifikasikan keputusan, yaitu:
1. Keputusan terprogram (programmed decision)
2. Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision)
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai
tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis
terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah
dengan faktor–faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut
Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Tahap Pemahaman (Inteligence Phace)
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan (Design Phace)
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan/ solusi yang
dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan,
sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model
dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan (Choice Phace)
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan
pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria–kriteria
berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi (Implementation Phace)
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.

B. Sistem Pengambilan Keputusan


Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung
keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–alternatif yang diperoleh
dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem
pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain:
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by
perception.
2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses
pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item.
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi
seluruh tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras
maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan
perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan
tersebut adalah:
1. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
2. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
3. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan

C. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan


Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Keputusan adalah tindakan pilihan diantara alternatif untuk mencapai suatu
tujuan. Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer
yang interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data
guna memecahkan masalah. Sistem pengambilan keputusan muncul pada tahun 1971, sistem
ini dikenalkan oleh Michael S. Scott Morton, G. Athony Gorry dan Peter G.W. Keen dari
Massachussets Institute of Technology (MIT). Menurut Sudirman dan Widjajani (1996),
perkembangan sistem pendukung keputusan meliputi:
1. Sistem pendukung keputusan kelompok atau Group Decision Support Systems (GDSS)
adalah suatu sistem berbasis komputer untuk membantu secara interaktif dalam membuat
keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak terstruktur bagi kelompok pembuat
keputusan yang bekerja bersama-sama.
2. Sistem pendukung keputusan eksekutif atau excexutive support systems (ESS) adalah
sistem pendukung komprehensif yang mempunyai kemampuan lebih dari melayani
kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi
dan laporan manajemen.
3. Sistem pendukung keputusan organisasi atau organizational decision support systems.
Terdapat empat fase pendekatan formal dari sistem ini, yaitu dua fase pertama adalah
strukturlisasi dan pembentukan kerangka pengembangan sistem. Fase ketiga merupakan
prototype (model atau simulasi dari semua aspek yang akan dikembangkan). Fase ke
empat merupakan implementasi.
Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting.
Oleh karena keputusan yang diambil oleh seorang manajer merupakan hasil pemikiran akhir
yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi
yang ia pimpin. Penting, oleh karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam
mengambil keputusan bisa merugikan organisasi.
D. Jenis, Tahapan, dan Langkah dalam Proses Pengambilan Keputusan
1. Jenis-jenis Keputusan
a. Keputusan berdasarkan struktur organisasi
1) Keputusan Administratif adalah keputusan yang diambil oleh seorang
administrator/manajer puncak sebagai pucuk pimpinan organisasi.
2) Keputusan Eksekutif adalah keputusan yang diambil oleh manajer eksekutif
(pelaksana) dalam rangka meneruskan gagasan administrator dalam fungsinya
sebagai koordinator yang mengkoordinasikan para manajer operatif.
3) Keputusan Operatif adalah keputusan yang diambil oleh manajer operatif dalam
rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan panduan manajer eksekutif.
4) Keputusan Teknis. Keputusan ini derajatnya paling rendah yang diambil oleh para
pengawas atau mandor. Sesuai dengan namanya, keputusan ini mengenai masalah-
masalah teknis.
b. Keputusan berdasarkan struktur organisasi
1) Keputusan menurut sistem yaitu model sistem dimana keputusan diambil sifatnya
tertutup dan terbuka.
• Sistem keputusan tertutup (closed decision system)
• Sistem ini menganggap bahwa keputusan terisolasikan dari input- input yang
tidak diketahui dari lingkungan.
• Sistem keputusan terbuka (open decision system)
• Keputusan ini dipengaruhi oleh lingkungan, dan pada gilirannya proses keputusan
mempengaruhi lingkungan.
2) Keputusan menurut urgensi
• Keputusan Vital adalah keputusan yang sangat penting yang menentukan berhasil
tidaknya suatu usaha
• Keputusan penting adalah keputusan yang menghindarkan kerugian, baik
kerugian uang, waktu, benda maupun tenaga.
• Keputusan biasa adalah keputusan yang tidak begitu mendesak, yang kalau perlu
dapat ditunda untuk sementara waktu.
• Keputusan formalitas adalah keputusan yang jika dilaksanakan, tidak
menimbulkan akibat apa-apa.
3) Keputusan menurut efek
• Keputusan managerial adalah keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan
suatu pekerjaan, yang diambil untuk mengakhiri masalah yang berkaitan dengan
pengelolaan pekerjaan tersebut.
• Keputusan teknis adalah keputusan yang diambil untuk menaggulangi masalah
teknis pekerjaan.
• Keputusan ekonomis adalah keputusan yang mempunyai efek ekonomis untuk
mengakhiri masalah-masalah ekonomis.
• Keputusan yuridis adalah keputusan yang bersifat yuridis dan mempunyai efek
yuridis
• Keputusan politis adalah keputusan yang mempunyai efek pilitis, yang dapat
berpengaruh pada bidang politik.
4) Keputusan menurut daya laku
• Keputusan definitif adalah keputusan yang pasti dan final, yang tidak perlu
ditinjau kembali
• Keputusan sementara adalah keputusan yang belum final, yang sewaktu-waktu
dapat ditinjau kembali
• Keputusan darurat adalah keputusan yang diambil karena keadaan terpaksa.
5) Keputusan menurut frekuensi
• Keputusan insidental adalah keputusan yang diambil secara tiba- tiba disebabkan
situasi menghendaki demikian
• Keputusan rutin adalah keputusan yang dilakukan berulang-ulang secara tetap
6) Keputusan menurut kemampuan organisasi
• Keputusan terperogram adalah keputusan yang dapat diprakhususkan dengan
suatu perangkat peraturan atau tatacara keputusan.
• Keputusan tak terperogram adalah keputusan yang berlangsung hanya satu kali.

2. Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:


a. Tahap pemahaman (Intellegence) yaitu proses pemahaman terhadap masalah dengan
mengidentifikasi dan mempelajari masalah terhadap lingkungan yang memerlukan
keputusan dari data dan fakta yang ada, mengolah data dan mengujinya untuk
dijadikan petunjuk dalam menemukan masalah yang sebenarnya sehingga
diharapkan dapat mempermudah mencari solusinya.
b. Tahap perancangan (Design) adalah proses pengembangan, analisis, dan pencarian
alternatif tindakan atau solusi yang mungkin diambil.
c. Tahap pemilihan (Choice) yaitu proses pemilihan salah satu alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perancangan untuk menentukan arah tindakan dengan
memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai pada tahap
implementasi.
d. Tahap penerapan (Implementation) yaitu tahap pelaksanaan atau penerapan alternatif
tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan yang telah
diidentifikasikan.

3. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan dalam rangka


memecahkan masalah yang rumit dan sulit
a. Identifikasi masalah
Dalam proses pengambilan keputusan, pertama-tama masalahnya harus benar- benar
jelas, harus jelas pula perumusannya.
b. Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah, data sangat diperlukan, karena inilah pentingnya sistem
informasi dalam suatu manajemen.
c. Analisis Data
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan sistematis, sesuai dengan
pertanyaan yang dirumuskan pada tahap identifikasi masalah tadi.
d. Penentuan Alternatif
Data yang sudah dianalisa tadi menimbulkan beberapa alternatif jawaban yang harus
diambil salah satu yang menurut pertimbangan paling baik.
e. Pelaksanaan Data
Jika alternatif telah diputuskan, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan
alternatif tersebut yang menghendaki direalisasikannya dalam bentuk kegiatan-
kegiatan.
f. Penilaian
Penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir proses pengambilan keputusan. Penilaian
dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok dengan
perencanaan.

E. Sarana Pengambilan Keputusan


Dalam teori kepemimpinan pemimpin harus melaksanakan gaya kepemimpinan
demokratis. Jenis kepemimpinan ini oleh siapapun juga dianggap lebih baik dari pada gaya
kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan bebas. Dengan gaya kepemimpinan demokratis
tersebut, keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama, karena mereka
melaksanakan keputusan nanti turut memutuskan, ikut menyumbang pikiran. Dengan
demikian mereka bertanggung jawab secara bersama-sama. Sehubungan dengan itu, maka
dalam rangka membawa serta orang lain dalam mengambil keputusan, seorang manajer dapat
mengadakan:
1. Rapat (meeting)
Dalam organisasi kekaryaan, rapat dapat bertarap rapat pimpinan/direksi atau rapat
pegawai. Rapat mana yang akan diselenggarakan tergantung pada besar kecilnya masalah
yang akan dipecahkan. Sudah tentu masalah yang dibawa ke rapat pimpinan adalah masalah
yang sifatnya managerial yang menyangkut kebijakan pimpinan. Rapat apapun juga dalam
suatu organisasi kekaryaan harus ada yang memimpin dengan otoritas si pemimpin yang
bervariasi sesuai dengan formal atau tidak formalnya rapat. Sejauh mana otoritasnya itu
tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Yang penting ialah bahwa kalau ia menginginkan
gagasan, ia harus menciptakan suasana permisif. Yaitru suasana yang memberikan
keleluasaan kepada pegawai eselon rendahan untuk bicara secara bebas. Ada beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh dari rapat itu, yakni:
a. Masalah yang akan dpecahkan akan menjadi lebih jelas, karena dikupas dalam forum
terbuka.
b. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman diantara para peserta rapat akan dapat
menghasilkan pemecahan cara pemecahan masalah yang lebih mantap.
c. Akan timbul banyak alternatif, sehingga dapat dipilih salah satu yang paling kecil
resikonya.
d. Akan dapat ditanamkan rasa keterikatan diantara para pegawai, sehinga akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar.
e. Akan dikembangkan jiwa demokrasi.
2. Curah saran (brainstorming)
Curah saran adalah suatu cara untuk mendapatkan banyak gagasan dari sekelompok
manusia dalam waktu yang sangat singkat. Curah saran merupakan tata cara untuk
menggalakkan kreativitas dalam suatu kelompok dengan menghilangkan atau mengurangi
faktor-faktor yang merintangi pengekspresian gagasan yang baru dan kreatif. Contohnya saja
pengambilan keputusan berbasiskan SIM adalah dalam kenaikan pangkat, dan juga sistem
penghitungan suara dalam pemilihan umum (pemilu).

F. Decision Support System


Decision Support System (DSS) merupakan salah satu produk perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen dalam proses pengambil
keputusan. Sesuai namanya, tujuan digunakannya system ini adalah sebagai “second opinion”
atau “information source” yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum seorang
manajermemutuskan kebijakan tertentu.
Pendekatan yang paling sering digunakan dalam proses perancangan sebuah DSS adalah
dengan menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat menarik minat
manajer untuk menggunakannya, diharapkan system ini dapat merepresentasikan keadaan
dunia nyata atau bisnis yang sebenasrnya. Hal yang perlu ditekankah adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas, tetapi untuk menjadi sarana
penunjang (tools) bagi mereka.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah
diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya
bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus
dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum,
maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk
menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di
atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan decision analysis – yang pada
hakekatnya adalah merepresentasikan permasalah dan manaje-men yang dihadapi setiap hari
ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika).
Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam bidang ini adalah linear programming,
game’s theory, transportation problem, inventory system, decision tree, dan lain sebagainya.
Dari sekian banyak problem klasik yang kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan
sehari-hari, sebagian dapat dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan
menggunakan formula atau rumus-rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada
sangat rumit sehingga membutuhkan kecanggihan komputer. Sprague dan Carlson
mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik
utama (Sprague et.al., 1993):
1. Sistem yang berbasis komputer.
2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi
manual.
4. Melalui cara simulasi yang interaktif.
5. Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
Adapun Prinsip Dasar DSS adalah sebagai berikut:
1. Struktur MasalahSulit utk menemukan masalah yg sepenuhnya terstruktur atau tak
terstruktur - area kelabu Simon. Ini berarti DSS diarahkan pada area tempat sebagai besar
masalah berada.
2. Dukungan Keputusan DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer
dapat diterapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggung
jawab atas bagian yang tidak terstruktur.
3. Efektivitas Keputusan waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat
utama menggunakan DSS adalah keputusan yg baik

1. Komponen DSS
Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:
a. Database
b. Model Base
c. Software System
Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik
yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan
DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui
simulasi. Komponen kedua adalah Model Base atau suatu model yang merepresentasikan
permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai
dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan
(obyektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal
terkait lainnya.
Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen ketiga (software
system), setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti”
komputer.
Contohnya adalah penggunaan teknik RDBMS (Relational Database Management
System), OODBMS (Object Oriented Database Management System) untuk memodelkan
struktur data. Sedangkan MBMS (Model Base Management System) dipergunakan untuk
mere-presentasikan masalah yang ingin dicari pemecahannya. Entiti lain yang terdapat pada
produk DSS baru adalah DGMS (Dialog Generation and Management System), yang
merupakan suatu sistem untuk memungkinkan terjadinya “dialog” interaktif antara computer
dan manusia (user) sebagai pengambil keputusan.

2. Tujuan DSS
Perintis DSS yang lain Peter G. W. Keen, bekerjasama dengan Scott Morton
mendefinisikan tiga tujuan yang harus dicapai DSS. Tujuan-tujuan ini berhubungan dengan
tiga prinsip dasar dari konsep DSS – struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas
keputusan. Mereka percaya bahwa DSS harus:
a. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
b. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan
tersebut
c. Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya
peningkatan efisiensi.
Decision Support System tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer
dapat diterapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab
atas bagian yang tak terstruktur – menerapkan penilaian atau intuisi, dan melakukan analisis.
Manajer dan komputer bekerjasama sebagai tim pemecahan masalah dalam memecahkan
masalah yang berbeda di area semi terstruktur yang luas.
Tujuan dari DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan keputusan seefisien
mungkin. Waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama
menggunakan DSS adalah keputusan yang lebih baik. Ketika membuat keputusan, manajer
tidak selalu mencoba yang terbaik. Sejumlah model matematika akan melakukannya untuk
manajer. Namun, dalam banyak kasus manajerlah yang harus memutuskan alternatif mana
yang terbaik. Manajer mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk memperluas solusi
sehingga mencapai optimum, tetapi ketelitian yang meningkat senilai dengan waktu dan
usaha yang telah dikeluarkan. Manajer menggunakan pertimbangan dalam menentukan kapan
suatu keputusan akan berkontribusi pada suatu solusi masalah.

3. Peran DSS dalam SIM


Decision Support System banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan.
Banyak cara yang digunakan untuk menerapkan DSS guna membantu mempertajam proses
pengambilan keputusan. Kapabilitas yang melekat pada DSS sangat membantu organisasi-
organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya koordinasi proses
kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat. Beberapa alasan DSS
digunakan dalam suatu perusahaan:
a. Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil.
b. Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
c. Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi
bisnis.
d. Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal
efisiensi, profitabilitas dan mencari jalan masuk di yang benar-benar menguntungkan.
Penggunaan DSS dimaksudkan untuk membantu manajer tingkat tinggi dan menengah
dalam mengambil keputusan yang bukan merupakan operasi rutin. DSS mampu melakukan
penyerapan informasi dari basis data, rekonfigurasi data, kalkulasi, analisis statistik, optimasi,
analisis statistik nonprobabilistik (what if analysis), dan why analysis yang dilakukan melalui
program Artificial Intelegent. Oleh karena itu, penggunaan DSS ini dengan tepat akan
meningkatkan efektivitas keputusan yang dibuat manajer dan mendorong efisiensi dari proses
pembuatan keputusan tersebut. Jadi, DSS akan dapat menciptakan suatu dimensi dukungan
bagi pengambilan suatu keputusan baik yang bersifat taktik maupun strategik.
Dukungan informasi kepada manajer diberikan melalui pengumpulan data dan
penerbitan laporan. Dari sisi input, data non rutin dan transaksional sebagian besar diperoleh
dari sumber-sumber luar.
Di sisi output, laporan khusus dan laporan rutin dapat disediakan tepat pada
waktunya. Jadi, seorang manajer atau decision maker lainnya yang menggunakan DSS akan
memperoleh laporan dari sistem laporan yang relevan, seperti contohnya laporan
profitabilitas. Namun mereka juga dapat meminta laporan khusus dari DSS ini melalui
terminal atau microkomputer.
Selanjutnya seorang manajer yang menggunakan DSS dapat menggunakan model-
model untuk eksperimen secara interaktif dengan data yang relevan, misalnya dengan
mengubah nilai dari faktor-faktor tertentu dan mengamati hasil-hasilnya. DSS
memungkinkan manajer untuk memperoleh berbagai perspektif mengenai situasi masalah
rumit dan melaksanakan interaksi dari faktor-faktor yang signifikan. Seorang manajer dengan
demikian dapat menemukan dan mengevaluasi dengan cara yang lebih baik terhadap pilihan
keputusan alternatif (Wilkinson et al., 2000).
DSS berperan penting bagi manajer dalam membantu dalam meningkatkan efektivitas
proses pengambilan keputusan. DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas
serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan
pemakai.
Komputer saat ini merupakan salah satu business partner yang paling dekat dengan
fungsi marketing dan menjadi bagian integral fungsi tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir,
perusahaan telah melakukan puluhan miliar dolar dalam menerapkan sistem software
manajemen hubungan pelanggan, seperti untuk memfasilitasi keputusan terkait sumber daya
di bidang pemasaran. Apabila pengambilan keputusan tersebut tidak dilakukan secara hati-
hati, maka sistem pengambilan keputusan individu dan organisasi tidak dapat dimanfaatkan
secara optimal. Situasi ini menyebabkan banyaknya peluang untuk penelitian mengenai
kegunaan DSS di suatu perusahaan.

4. Jenis-jenis DSS
Aplikasi DSS yang ditawarkan di pasar sangat beraneka ragam, dari yang paling
sederhana (quick-hit DSS) sampai dengan yang sangat kompleks (institutional DSS). “Quick-
Hit DSS” biasanya ditujukan untuk para manajer yang baru belajar menggunakan DSS
(sebagai pengembangan setelah jenis pelaporan yang disediakan oleh MIS = Management
Information System, satu level sistem di bawah DSS). Biasanya masalah yang dihadapi cukup
sederhana (simple) dan dibutuhkan dengan segera penyelesaiannya. Misalnya untuk
kebutuhan pelaporan (report) atau pencarian informasi (query). Sistem yang sama biasa pula
dipergunakan untuk melakukan analisa sederhana. Contohnya adalah melihat dampak yang
terjadi pada sebuah formulasi, apabila variabel-variabel atau parameter-parameternya diubah.
Di dalam perusahaan, DSS jenis ini biasanya diimplementasikan dalam sebuah fungsi
organisasi yang dapat berdiri sendiri (berdasarkan data yang dimiliki fungsi organisasi
tersebut). Misalnya adalah DSS untuk menyusun anggaran tahunan, DSS untuk melakukan
kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besanya jam lembur karyawan, dan lain
sebagainya.
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakukan oleh Steven L. Alter.
Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu
itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
• Retrive information element (memanggil eleman informasi)
• Analyze entries fles (menganali semua file)
• Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
• Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
• Propose decision (menawarkan keputusan )
• Make decisions (membuat keputusan)
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan
masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Mengambil elemen-elemen informasi.
b. Menganalisis seluruh file.
c. Memperkirakan akibat keputusan
d. Menyiapkan laporan dari berbagai file.
e. Mengusulkan keputusan.
f. Membuat Keputusan.
Adapun fokus utama konsep DSS adalah komputer harus digunakan untuk mendukung
manajer tertentu membuat keputusan tertentu untuk memecahkan masalah tertentu. Model
DSS terdiri dari:
a. Model matematika
b. Database
c. Perangkat Lunak

5. Kelebihan dan Kekurangan DSS


Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan- keuntungan
bagi pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995: 103) keuntungan-
keuntungan tersebut meliputi:
a. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk
pengambilan keputusan.
b. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
c. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun
seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil
keputusan, namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
d. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambilnya.
e. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan
penghematan waktu, tenaga dan biaya.
Selain memiliki banyak keuntungan atau manfaat, decision support system juga memiliki
beberapa kelemahan antara lain:
a. Sulit dalam memodelkan sistem bisnis
b. Mungkin akan menghasilkan suatu model bisnis yang tidak dapat menangkap semua
pengaruh pada entity.
c. Dibutuhkan kemampuan matematika yang tinggi untuk mengembangkan suatu model
yang lebih kompleks.

6. Dampak Pemanfaatan DSS


Dampak dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain:
a. Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan
b. Problem yang kompleks dapat diselesaikan
c. Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya
d. Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan
dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnya lebih baik
e. Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer
yang kurang berpengalaman
f. Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif
g. Fasilitas untuk mengambil data, dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer
untuk berkomunikasi dengan lebih baik
h. Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer
KESIMPULAN
Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer
yang interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data
guna memecahkan masalah. Hasil keputusan penting akan merupakan informasi penting bagi
manajemen, baik untuk tahap perencanaan, penggiatan, ataupun pengawasan. Penyampaian
atau penyebaran informasi kepada khalayak, baik khalayak intern maupun khalayak ekstern,
yang dilaksanakan dengan sistem yang mapan dan mantap, akan merupakan bantuan yang
besar bagi lancarnya manajemen.
Dari uraian di atas mengenai DSS, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
2. Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari
tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para
pegawai lainnya.
3. Decision Support System memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses
pengambilan keputusan yang harus dilakukan.
4. Decision Support System dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel pengguna dapat
menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-
elemen dasar.
5. Tampilan Decision Support System akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang
besar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.
6. Decision Support System mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan
keputusan dengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta
mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan keputusan.
7. Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses
pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
DAFTAR ISI
Putra, Y. M. (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana
Hamdani, Syukron. (2017). Makalah Sistem Pengambilan Keputusan [Online] tersedia di
http://syukronhamdani.blogspot.com/2017/10/makalah-sistem-pengambilan-
keputusan_21.html [diakses pada 18 Juni 2019]
Anjani, Erna. (2016). Makalah Sistem Pengambilan Keputusan, Pemodelan, dan Pendukung
Keputusan [Online] tersedia di http://ernaanjani.blogspot.com/2016/07/makalah-sistem-
pengambilan-keputusan.html [diakses pada 18 Juni 2019]
Sari, Crystiana May. (2016). Makalah DSS (Decision Support System) [Online] tersedia di
http://crystianamaysari.blogspot.com/2016/12/makalah-dss-decision-support-system.html
[diakses pada 18 Juni 2019]
Maulinda, Sri. (2015). Makalah DSS (Decision Support System) dalam Sistem Penunjang
Keputusan untuk Manajemen Beban Kerja Akademik [Online] tersedia di http://sim-
septialutfi-11130179-srimaulinda.blogspot.com/2015/11/makalah-decision-support-systems-
dss.html [diakses pada 18 Juni 2019]

Anda mungkin juga menyukai