Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


MENINGKATKAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem informasi manajemen)

Disusun Oleh :
Annisa Puspita Rachman (180301269)
Eka Afriyani (180301313)
Nadia Amanda Putri (180301251)
Nurni Juwita Rahayu (18030

Dosen Pengampu : Nadia Fahturrahmi Lawita, B.Com, MAccBIT


3 AK A4
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada
kelompok ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas kelompok
SIM (Sistem Informasi Mnajemen) mengenai materi pada Bab 12 tentang “Meningkatkan
Proses Pengambilan Keputusan”.
Kami menyadari bahwasannya masih terdapat kekurangan baik dari segi susunan
kalimat,penulisan dan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan sangat rendah hati kami
menerima segala saran dan kritik dari Ibu Dosen Pengampu maupun dari pembaca lain agar kami
dapat memperbaiki makalah ini sebagaimana benarnya. Kelompok kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat memenuhi tugas yang diberikan kepada kami.

Pekanbaru, 04 Desember 2019

Kelompok Penyaji
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang............................................................................................................
b. Rumusan Masalah......................................................................................................
c. Tujuan Makalah.............................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN dan SISTEM INFORMASI................................................
a. Nilai Bisnis yang Meningkatkan Pengambilan Keputusan............................................
b. Jenis – Jenis Keputusan.................................................................................................
c. Proses Pengambilan Keputusan.....................................................................................
d. Manajer dan Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata...........................................
e. Pengambilan Keputusan secara Otomatis yang Berkecepatan Tinggi..........................
INTELEJEN BISNIS DALAM PERUSAHAAN........................................................
a. Apakah yang dimaksud dengan Intelejen Bisnis?........................................................
b. Lingkungan Intelejen Bisnis.........................................................................................
c. Kecerdasan Bisnis dan Kapabilitas Analitis.................................................................
d. Stratetgi Manajemen untuk Mengembangkan BI dan Kapabilitas BA.......................
PEMILIHAN DALAM INTELEJEN BISNIS............................................................
a. Dukungan Keputusan bagi Manajemen Operasi dan Manajemen Menengah.............
b. Dukungan Keputusan bagi Manajemen Senior : Balanced Scorecard dan Metode
Manajemen Kinerja Perusahaan...................................................................................
c. Sistem Dukungan – Keputusan Kelompok (GDSS).....................................................

BAB 3 PENUTUP
a. KESIMPULAN............................................................................................................
b. SARAN..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengombinasikan pendekatan yang


rasional, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Pemahaman terhadap
proses pengambilan keputusan pada masalah yang kompleks sangatlah penting agar dapat
mengambil keputusan dengan baik dan menghadapi resiko dengan bijak. Praktik
pengambilan keputusan selama ini menunjukkan kompleksitas masalah dan keterbatasan
kemampuan rasional manusia, maka orang akan melakukan pengambilan keputusan dengan
proses heuristic. Heuristic itu sendiri adalah proses yang dilakukan oleh individu dalam
mengambil keputusan secara cepat, dengan menggunakan pedoman umum dan sebagian
informasi saja. Proses ini mengakibatkan adanya kemungkinan bias, kesalahan, dan
ketidakakuratan keputusan. Kekeliruan konjungsi (conjuction fallacy) adalah pengambilan
keputusan tentang kemungkinan terjadinya peristiwa konjungtif yang berbeda dengan logika
teori probabilitas. Sementara itu, bias hainsait selama ini dikenal sebagai tendensi bias karena
orang (evaluator) yang telah mendapatkan informasi tentang hasil merasa telah mengetahui
suatu hasil sebelum suatu keputusan diambil. Biasanya ini dipandang tidak adil bagi
pengambil keputusan karena mengesampingkan keadaan ketika keputusan ini diambil.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi dari suatu masalah. Terdapat
penyimpangan antara harapan dan kenyataan yang menuntut pertimbangan alternatif. Semua
keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Lazimnya data yang
diterima dari berbagai sumber dan data itu perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Karena
itu pandangan-pandangan keputusan akan dibahas dalam makalah ini agar dapat memberikan
memberikan pengetahuan bagaimana pengambilan keputusan tersebut.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengambilan keputusan?
2. Bagaimana cara pengambilan keputusan dalam organisasi?
3. Bagaimana pengambilan keputusan dalam dunia nyata?
4. Bagaimana pengambilan keputusan yang berkecepatan tinggi
5. Apakah yang dimaksud dengan intelejen?
6. Bagaimanakah dukungan keputusan bagiu manajemen Operasional dan Menengah?
c. Tujuan Makalah

Berdasarkan Latar belakang dan Rumusan Masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
penyusunan makalah adalah sebagai berikut:
 Mengetahui proses pengambilan keputusan serta cara dan asumsi pengambilan
keputusan
 Mengetahui pengambilan keputusan dalam dunia nyata
 Mengetahui peran keperilakuan dan gaya kognitif, serta peran informasi dalam
pengambilan keputusan

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi

Pengambilan keputusan biasanya terbatas pada manajemen. Saat ini, karyawan yang tingkat
terendah pun bertanggung jawab atas beberapa pengambilan keputusan. Sebagaimana sistem
informasi akan membuat informasi menjadi tersedia bagi para karyawan yang tingkatannya lebih
rendah. Berikut adalah paparan mengenai apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan
yang elbih baik, bagaimana pengambilan keputusan dapat dilakukan dalam bisnis dan organisasi
lainnya.

a. Nilai Bisnis yang Meningkatkan Pengambilan Keputusan


Perusahaan telah mengidentifikasikan sejumlah keputusan yang penting di mana investasi
atas sistem yang baru akan meningkatkan kualitas dari pengambilan keputusan. Keputusan –
kepuutusan yang di ambil biasanya bersifat umum, rutin, dan sangat banyak jumlahnya.
Meskipun nilai dari meningkatkan keputusan tunggal yang kecil, tetapi bila meningkatkan
ratusan ribu keputusan – keputusan yang “kecil” akan bertambah menjadi suatu nilai tahunan
yang besar bagi bisnis.

b. Tipe Keputusan
Keputusan – keputusan diklasifikasikan menjadi keputusan terstruktur, semi terstruktur, dan
tidak terstruktur.
 Keputusan Tidak Terstruktur, yaitu keputusan yang pengambil keputusan harus
memberikan pertimbangan, evaluasi, dan wawasan untuk memecahkan permasalahan.
Setiap keputusan adalah baru, penting, dan tidak rutin.
 Keputusan Terstruktur, yaitu kebalikan dari keputusan tidak terstruktur. Sifatnya
berulang dan rutin, dan melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya,
sehingga tidak di perlakukan seakan-akan masih baru.
 Keputusan Semiterstruktur, yaitu hanya sebagian masalahnya mempunyai jawaban
yang jelas tersedia dengan prosedur yang di setujui bersama. . secara umum,
keputusan terstruktur lebih umum di jumpai pada tingkat organisasi rendah,
sedangkan masalah yang tidak terstruktur lebih umum dijumpai pada tingkat tinggi.

c. Proses Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah proses yang melibatkan banyak langkah, Simon (1960)
menyatakan ada empat tahapan berbeda dalam pengambilan keputusan, yaitu: kecerdasan,
rancangan, pilihan, dan implementasi. Tahapan pengambilan keputusan diantaranya :
kecerdasan, rancangan, pilihan, dan implementasi.
 Kecerdasan (Intelejen), terdiri atas menemukan, mengidentifikasi, dan memahami
maslaah yang terjadi pada organisasi – mengapa maslaah itu terjadi, di mana, dan apa
akibat yang di alami oleh perusahaan.
 Rancangan (Design), melibatkan identifikasi dan pencarian berbagai solusi masalah.
 Pilihan (Choice), adalah tentang memilih berbagai solusi yang ada.
 Implementasi (Implementation), adalah tentang membuat alternatif yang di pilih
dapat bekerja, dan tetap mengawasi seberapa baik kerja solusi tersebut.

d. Manajer dan Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata


Sistem pendukung pengambilan keputusan dapat mengahasilkan pengambilan keputusan
yang lebih baik oleh manajer dan karyawan, di atas rata-rata bagi perusahaan, dan pada akhirnya
menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi. Namun, sistem informasi tidak dapat
meningkatkan semua jenis keputusan yanga ada dalam suatu organisasi.

 Peran Manajer

Para manajer memainkan peran penting dalam organisasi. Tanggung jawab mereka adalah
mengambil keputusan, membuat laporan, menghadiri rapat, hingga merencanakan pesta ulang
tahun. Kita dapat memahami fungsi manajer dan perannya dengan lebih baik dengan cara
meningkatkan perilaku manajer gaya klasik dan kontemporer.

1. Model Manajemen Klasik, menjelaskan fungsi manajerial secara formal, tetapi tidak
menunjukkan apa yang dilakukan para manajer secara terperinci saat mereka
merencanakan.memutuskan sesuatu, dan mengendalikan pekerja orang lain.
2. Model Perilaku (behaviorals model), menyatakan bahwa ketika perilaku manajer yang
sebenarnya terlihat kurang sistematis, lebih informal, kurang reflektif, lebih reaktif, dan
kurang terorganisasi dengan baik daripada model klasik yang kita percayai.

Dalam menganalisis perilaku para manajer, Henry Mintzberg menemukan bahwa terdapat 10
peran manajerial. Peran manajerial merupakan ekspektasi dari aktivitas yang harus di kerjakan
oleh para manajer di dalam suatu organisasu. Mintzberg mendapati bahwa peran manajerial ini di
bagi menjadi tiga kategori, yaitu :

 Peran Antarpribadi (interpersonal role)


Dalam peran ini manajer bertindak sebagai figur utama dalam organisasi ketika
mereka mewakili perusahaan mereka kepada dunia luar dan melakukan tugas-tugas
simbolik, seperti memberikan penghargaan kepada karyawan. Manajer bertindak
sebagai pemimpin, memberikan motivasi, nasihat, dan mendukung bawahannya.
 Peran Informasi (informational role)
Manajer bertindak sebagai pusat saraf dari organisasi, menerima informasi terkini
yang paling konkret dan mendistribusikannya kembali kepada mereka yang
memerlukannya. Disini manajer berperan sebagai penyebar informasi dan juru bicara
dalam organisasinya.
 Peran Pengambil Keputusan (decisional role)
Dalam peran ini, mereka bertindak sebagai wirausahawan dalam mengusulkan jenis-
jenis aktivitas baru, menangani gangguan-gangguan yang muncul dalam organisasi;
mengalokasikan sumber daya kepada para staf yang membutuhkan; dan
menegosiasikan konflik dan menjadi penengah antara kelompok-kelompok yang
bertikai.

 Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata

Ketika kita dapat melihat bahwa sistem informasi tidak dapat membantu semua peran
manajerial.Dan dalam peran manajerial di mana ssitem informasi dapat membantu mengambil
keputusan, investasi dalam teknologi informasi tidak selalu menghasilkan hasil yang positif. Ada
tiga alasan utama: kualitas informasi, penyaringan manajemen, dan budaya organisasi.

1. Kualitas Informasi, keputusan-keputasan yang berkualitas tinggi membutuhkan


membutuhkan onformasi berkualitas tinggi.

2. Penyaringan Manajer, walaupun dengan informasi yang tepat waktu dan akurat, tetapi
beberapa manajer dapat mengambil keputusan buruk. Manajer menerima informasi
melalui berbagai tahap penyaringan yang masuk akal tentang dunia di sekitar mereka.
Manajer mempunyai perhatian yang selektif, menitikberatkan pada jenis maslah dan
pemecahan tertentu, dan mempunyai bias-bias bervariasi yang menolak informasi yang
tidak sesuai dengan konsep awalnya.

3. Politik dan Inersia Organisasional, organisasi adalah birokrasi dengan kemampuan dan
kompetensi terbatas untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat menentukan.
Ketika lingkungan berubah dengan perusahaan perlu mengadopsi model bisnis baru
untuk bertahan, kekuatan yang besar dalam organisasi menolak pengambilan keputusan 
untuk perubahan besar.

e. Pengambilan Keputusan Otomatis yang Berkecepatan Tinggi

Saat ini, banyak keputusan yang dibuat oleh organisasi tidak dilakukan oleh para manajer,
atau manusia manapun. Misalnya, ketika Anda memasukkan queri ke mesin telusur Google,
Google harus memutuskan URL mana yang akan ditampilkan rata-rata sekitar setengah detik
(500 milidetik). Google mengindeks lebih dari 50 miliar halaman Web, meskipun tidak mencari
keseluruhan indeks untuk setiap queri yang diterimanya. Hal yang sama berlaku untuk mesin
pencari lainnya. Bursa Saham New York menghabiskan lebih dari $ 450 juta pada 2010-2011
untuk membangun platform perdagangan yang menjalankan pesanan masuk dalam waktu kurang
dari 50 mili detik. Frekuensi yang tinggi dari pedagang pada bursa saham elektronik
melaksanakan perdagangan mereka di bawah 30 milidetik.

Kelas - kelas keputusan yang sangat terstruktur dan otomatis berkembang pesat. Apakah
yang membuat jenis dari keputusan berkecepatan tinggi otomatis ini mungkin adalah algoritme
komputer yang secara tepat menentukan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan
keputusan, database yang sangat besar, prosesor berkecepatan tinggi, dan perangkat lunak yang
dioptimalkan untuk tugas tersebut. Dalam keadaan tersebut, manusia (termasuk manajer)
dihapuskan dari rantai keputusan karena mereka terlalu lamban.

Hal Ini juga berarti bahwa organisasi dalam area tersebut mengambil keputusan lebih cepat
daripada yang dapat dipantau atau dikendalikan oleh manajer. Ketidakmampuan mengendalikan
keputusan secara otomatis merupakan faktor utama dalam “Kejatuhan Sekejap” yang dialami
pasar saham A.S. pada tanggal 6 Mei 2010, ketika rata – rata industri Dow Jones turun lebih dari
600 poin dalam hitungan menit sebelum melambung akhir hari itu. Pasar saham terbebabi oleh
gelombang besar atas pesanan panenjualan yang terutama dipicu oleh program perdagangan
terkomputerisasi berkecepatan tinggi dalam beberapa detik, menyebabkan saham beberapa
perusahaan seperti Procter & Gamble menjualnya dengan harga keuntungan sedikit. Beberapa
tahun terakhir telah melihat serangkaian kerusakan serupa dalam sistem perdagangan
terkomputerisasi, termasuk satu di 1 Agustus 2012 ketika sebuah kesalahan perangkat lunak
menyebabkan Knight Capital memasuki jutaan perdagangan yang salah dalam waktu kurang dari
satu jam. Kesalahan perdagangan menciptakan gelombang tidak teratur dan menurun hampir 150
saham dan membuat Knight mengalami kerugian yang emncapai $ 440 juta.

Bagaimana kerangka kerja Simon tentang desain pilihan-pilihan-intelijen bekerja dalam


lingkungan keputusan kecepatan tinggi? Intinya, bagian intelijen, desain, pilihan, dan
implementasi proses pengambilan keputusan ditangkap oleh algoritma perangkat lunak. Manusia
yang menulis perangkat lunak telah mengidentifikasi masalahnya, merancang sebuah metode
untuk menemukan solusi, menentukan berbagai solusi yang dapat diterima, dan menerapkan
solusinya. Jelas, dengan manusia di luar lingkaran, perhatian besar perlu dilakukan untuk
memastikan pengoperasian sistem ini dengan tepat agar tidak membahayakan perusahaan dan
manusia secara signifikan. Dan bahkan kemudian perlindungan tambahan bijaksana untuk
mengamati perilaku sistem ini, mengatur kinerjanya, dan jika perlu, matikan.

B. Intelejen Bisnis di dalam Perusahaan

a. Apakah yang dimaksud dengan Intelejen Bisnis?

“Intelejen Bisnis (BI)” merupakan suatu istilah yang digunakan oleh para pemasok perangkat
keras dan perangkat lunak serta para konsultan teknologi informasi untuk menggambarkan
infrastruktur bagi pergudangan, mengintegrasikan, melaporkan, dan menganalisis data yang
berasal dari lingkungan bisnis, termasuk data yang besar. Infrastruktur dasar ini mengumpulkan,
menyimpan, membersihkan, dan membuat informasi yang relevan tersedia bagi para manajer.
“Analitis Bisnis (BA)” juga merupakan istiah yang didefinisikan oleh para pemasok yang lebih
menitikberatkan pada alat banu dan teknik untuk menganalisis dan memahami data.

Jadi, kesimpulannya bahwa intelejen bisnis dan analitis bisnis adalah mengenai
mengintegrasikan semua aliran informasi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan menjadi satu
bagian tunggal, serangkaian data keseluruhan perusahaan yang berkaitan secara logiss, dan
kemudian menggunakan pemodelan, alat bantu analisis statisti dan alat bantu penelusuran data,
untuk memahami logika dari semua data tersebut sehingga para manajer dapat mngambil
keputusan yang lebih baik.

Salah satu perusahaan yang menggunakan intelejen bisnis adalah Hallmark Cards.
Perusahaan menggunakan perangkat lunak SAS Analytic untuk meningkatkan pemahamannya
mengenai pola pembelian yang dapat mengarahkan kepada penjualan yang meningkat pada lebih
dari 3.000 gerai Hallmark Gold Crown di Amerika Serikat.

Pemasok intelejen bisnis terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak yang terjual dengan
baik terutama oleh para pemasok sistem yang besar kepada perusahaan Fortune 500 yang sangat
besar. Lima pemasok terbesar dari produk tersebut adalah :

- Oracle
- SAP
- IBM
- Microsoft
- SAS

b. Lingkungan Intelejen Bisnis

Ada 6 elemen dalam lingkungan intelejen bisnis, yaitu :

 Data dari lingkungan bisnis, bisnis harus menangani data terstruktur dan tidak terstruktur
dari berbagai sumber, termasuk data besar. Data perlu diintegrasikan dan diorganisasikan
sehingga bisa dianalisis dan digunakan oleh pengambil keputusan manusia.
 Infrastruktur intelijen bisnis, landasan dasar intelijen bisnis adalah sistem basis data yang
kuat yang menangkap semua data yang relevan untuk menjalankan bisnis. Data dapat
disimpan dalam database transaksional atau digabungkan dan digabungkan ke dalam
gudang data perusahaan atau serangkaian data data yang saling terkait.
 Metode dan pengguna manajerial, perangkat keras dan perangkat lunak intelijen bisnis
hanya secerdas manusia yang menggunakannya. Manajer menerapkan perintah pada
analisis data dengan menggunakan berbagai metode manajerial yang menentukan tujuan
bisnis strategis dan menentukan bagaimana kemajuan akan diukur. Ini mencakup
pendekatan manajemen kinerja bisnis dan pendekatan balanced scorecard yang berfokus
pada indikator kinerja utama dan analisis strategis industri yang berfokus pada perubahan
lingkungan bisnis secara umum, dengan perhatian khusus pada pesaing. Tanpa
pengawasan manajemen senior yang kuat, analisis bisnis dapat menghasilkan banyak
informasi, laporan, dan layar online yang berfokus pada masalah yang salah dan
mengalihkan perhatian dari masalah sebenarnya. Anda perlu ingat bahwa, sejauh ini,
hanya manusia yang bisa mengajukan pertanyaan cerdas.
 Platform pengiriman-SIM, DSS, ESS, hasil dari intelijen bisnis dan analisis dikirimkan
ke manajer dan karyawan dengan berbagai cara, tergantung pada apa yang perlu
diketahui untuk melakukan pekerjaan mereka. MIS, DSS, dan ESS, yang kami
perkenalkan di Bab 2, menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada orang dan
tingkat yang berbeda dalam karyawan operasional perusahaan, manajer menengah, dan
eksekutif senior. Dulu, sistem ini tidak bisa berbagi data dan dioperasikan sebagai sistem
independen. Saat ini, satu perangkat keras dan perangkat lunak dalam bentuk paket
intelijen bisnis dan analisis dapat mengintegrasikan semua informasi ini dan
membawanya ke platform desktop atau mobile manajer.

 Antarmuka pengguna, pelaku bisnis tidak lagi terikat dengan meja kerja dan desktop
mereka. Mereka sering belajar lebih cepat dari representasi data visual daripada dari
laporan kering dengan kolom dan baris informasi. Perangkat lunak analisis bisnis hari ini
menekankan teknik visual seperti dashboard dan kartu skor. Mereka juga dapat
menyampaikan laporan tentang BlackBerry, iPhone, dan perangkat genggam mobile
lainnya serta portal perusahaan Web. Perangkat lunak BA menambahkan kemampuan
untuk mengirim informasi di Twitter, Facebook, atau media sosial internal
untukmendukung pengambilan keputusan dalam pengaturan grup online daripada pada
pertemuan tatap muka.

C. Intelijen Bisnis Dan Kapabilitas Analistis

Intelijen bisnis dan kapabilitas analisis menjanjikan untuk mengirimkan informasi dengan
tepat , hampir mendekati real-time kepada para pengambilan keputusan , dan alat bantu
analitas membantu mereka dengan cepat memahami informasi dan mengambil tindakan .

Terdapat 6 fungsionalitas analitis yang sistem BI kirimkan untuk mencapai hasil akhir
tersebut :

 Laporan produksi : ini merupakan laporan yang telah didefinisikan sebelumnya


yang didasarkan pada kebutuhan spesifik dari industry

 Laporan yang memiliki parameter : para pengguina memasuki beberapa


paramenter seperti yang terdapat pada table pivot untuk menyaring dan
mengisolasi dampak dari parameter .

 Dashboard/scorecard : ini merupakan alat bantu visual untuk menyajiakn data


kinerja tabf didefunisikan oleh para pengguna

 Ad hoc queri/pencarian /penciptaan laporan : ini memungkinkan bagi para


pengguna untuk menciptakan laporan mereka sendiri berdasarkan pada qeuri dan
pencarian
 Penelusuran : ini merupakan kemampuan untuk berpindah dari tingkat ringkasan
yang tinggi ke pandangan yang lebih terperinci

 Peramalan ,scenario,model : ini meliputi kemampuan untuk melaksanakan


peramalan linear , analisis scenario bagaimana jika , dan menganalisas dating
dengan menggunakan alat bantu statistic .

a. Siapa yang mdnggunakan intelijen bisnis dan analitis bisnis ?

i. Laporan produksi

ii. Analitios prediktif

Anlitis prediktif menggunakan analisi statistic , teknik penelusuran data , data


historis dan asumsi mengenai kondisi pada masa mendatang untuk memprediksi
kecenderungan masa yang akan dating dan pola perilaku .

iii. Anlisis Data Besar

iv. Visual data, analitis visual dan system informasi geopgrafi

Sistem informasi geografi adalah suatu katagori khusus dari alat bantu untuk
membantu para p-engambil keputusan mengevaluasikan permasalahan yang
bmemmerlukan pengetahuan mengenai distribusi secara geografis aras orang
atau suimber daya laen nya .

D. Strategi Manajemen Untuk Mengembangkan Kapabilitas BI dan BA

Terdapat strategi berbeda dalam mengadopsi kapabilitas BI dan BA bagui suatu


organisasi :satu solusi yang integrasi secara menyeluruh versus berbagai macam solusi
yang disediakan oleh par ape,asok yang terbaik . perusahan penghasil perangkat keras
(IBM,HP, dan sekarang Oracle,yang mana memiliki sun microsystem ) ingin menjual
kepada keperusahan anda solusi dengan perangkat keras /lunak yang terintegrasi ,yang
cenderung untuk menjalankan hanya pada perangkat keras mereka (solusi yang
terintegrasi sepenuhnya).

E. Dukungan keputusan Bagi Manajemen Operasio0nal Dan Manajemen Menengah

 Manajemen operasional dan menengah umumnya dituntut untuk memantau kinerja


aspek-aspek utama bisnis, mulai dari down-time mesin di lantai pabrik, hingga penjualan
harian atau bahkan per jam di toko makanan waralaba, hingga lalu lintas harian di
perusahaan. Situs web. Sebagian besar keputusan yang mereka buat cukup terstruktur.
Sistem informasi manajemen (MIS) biasanya digunakan oleh manajer menengah untuk
mendukung jenis pengambilan keputusan ini, dan keluaran utamanya adalah serangkaian
laporan produksi rutin berdasarkan data yang diambil dan dirangkum dari sistem
pemrosesan transaksi yang mendasari perusahaan (TPS). Semakin banyak, manajer
menengah menerima laporan ini secara online di portal perusahaan, dan dapat
mengajukan pertanyaan secara interaktif untuk mengetahui mengapa kejadian terjadi.
Untuk menghemat lebih banyak waktu analisis, manajer beralih ke laporan pengecualian,
yang menyoroti hanya kondisi luar biasa, seperti kapan kuota penjualan untuk wilayah
tertentu berada di bawah tingkat yang diantisipasi atau karyawan telah melampaui batas
pengeluaran mereka dalam rencana perawatan gigi.

F. Pendukung Keputusan Manajemen Senior: Kartu Catatan Angka Seimbang Dan


Manajemen Kinerja Perusahaan

Tujuan sistem pendukung eksekutif (ESS) untuk membantu manajer eksekutif tingkat C
memusatkan perhatian pada informasi kinerja yang sangat penting yang mempengaruhi
keseluruhan profitabilitas dan kesuksesan perusahaan. Ada dua bagian untuk mengembangkan
ESS. Pertama, memerlukan metodologi untuk memahami secara tepat apa itu “informasi kinerja
yang sangat penting” untuk perusahaan tertentu yang dibutuhkan eksekutif, dan kedua, perlu
mengembangkan sistem yang mampu menyampaikan informasi ini kepada orang yang tepat
secara tepat waktu. Saat ini, metodologi utama untuk memahami informasi penting yang
dibutuhkan oleh eksekutif perusahaan disebut metode balanced scorecard (Kaplan dan Norton,
2004; Kaplan dan Norton, 1992). Kartu skor seimbang adalah kerangka kerja untuk
mengoperasionalkan rencana strategis perusahaan dengan memusatkan perhatian pada hasil
terukur pada empat dimensi kinerja perusahaan: keuangan, proses bisnis, pelanggan, dan
pembelajaran dan pertumbuhan (Gambar 12.7).

Kinerja pada setiap dimensi diukur dengan menggunakan indikator kinerja utama (KPI), yang
merupakan ukuran yang diusulkan oleh manajemen senior untuk memahami seberapa baik
kinerja perusahaan sepanjang dimensi tertentu. Misalnya, satu indikator utama seberapa baik
sebuah perusahaan ritel online memenuhi target kinerja pelanggannya adalah rata-rata lama
waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan paket ke konsumen. Jika perusahaan Anda adalah
bank, satu KPI kinerja proses bisnis adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
fungsi dasar seperti membuat akun pelanggan baru. Kerangka balanced scorecard dianggap
“seimbang” karena hal ini menyebabkan manajer lebih fokus pada kinerja finansial. Dalam
pandangan ini, kinerja keuangan adalah sejarah masa lalu – akibat dari tindakan masa lalu – dan
para manajer harus berfokus pada hal-hal yang dapat mereka pengaruhi saat ini, seperti efisiensi
proses bisnis, kepuasan pelanggan, dan pelatihan karyawan.

G. Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (GDSS)

Sistem Pendukung Keputusan Kelompok adalah sistem interaktif berbasis komputer yang
digunakan untuk memfasilitasi penyelesaian masalah tidak terstruktur oleh sekelompok
pengambilan keputusan yang bekerja sama sebagai satu kelompok. GDSS mendukung para
pengambil keputusan bertemu bersama-sama untuk mencapai keputusan secara lebih efisien dan
terutama bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas rapat. GDSS bergantung pada komposisi
kelompoknya, tugasnya, pilihan perangkat yang mendukung rapat, dan konteks organisasional
dari rapatnya.
Karakteristik dari GDSS adalah sebagai berikut:

1. GDSS adalah sistem informasi yang dirancang secara khusus, bukan secara sederhana,
yang merupakan konfigurasi dari komponen sistem yang telah ada.

2. Sistem ini bertujuan untuk mendukung kelompok pengambil keputusan dalam


melaksanakan tugasnya. Karena GDSS harus meningkatkan proses pengambilan
keputusan atau hasil dari suatu kelompok.

3. GDSS mudah dipelajari dan digunakan. Sistem ini mengakomodasikan pengguna dengan
berbagai tingkatan pengetahuan komputerisasi.

4. GDSS dapat dirancang untuk satu tipe masalah atau untuk beragam tingkatan kelompok
organisasi keputusan.

5. GDSS dirancang untuk mendorong aktivitas-aktivitas, seperti penghasilan ide,


penyelesaian konflik, dan pemberian pendapat.
BAB III

Kesimpulan

Dari permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut :

keputusan, yaitu tindakan memilih berbagai alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan
tertentu yang dipilih. Biasanya, pemecahan satu masalah akan membutuhkan beberapa
keputusan.

Tahapan-tahapan Pemecahan Masalah, Menurut Herbert A. Simon, pemecah masalah akan


terlibat dalam empat hal yaitu:

a. Aktivitas Intelijen

b. Aktivitas perancangan.

c. Aktivitas pemilihan.

d. Akitivitas peninjauan.

Pembuatan keputusan menggambarkan serangkaian kegiatan yang dipilih sebagai suatu


penyelesaian suau masalah. Sedangkan metode yang digunakan dalam pembuatan keputusan
antara lain dengan riset operasi.

Anda mungkin juga menyukai