2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat, inayah, taufiq, dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaian penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai acuan, petumjuk, atau pedoman bagi pembaca dalam memahami, atas proses
pengambilan keputusan dalam menejemen.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karna pengalaman yang
kami miliki masih kurang. Karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................4
II. PEMBAHASAN.......................................................................................................5
2.1 Tinjauan Pengambilan Keputusan Manajerial.....................................................5
2.2 Bagaimana Otak Memproses Informasi untuk Mengambil Keputusan: Sistem
Reflektif dan Reaktif..................................................................................................7
2.3 Keputusan Terprogram dan Tidak Terprogram...................................................9
2.4 Hambatan dalam Pengambilan Keputusan yang Efektif...................................11
2.5 Meningkatkan Kualitas Pengambilan Keputusan..............................................13
2.6 Pengambilan Keputusan Kelompok...................................................................16
III. PENUTUP.............................................................................................................20
3.1 Kesimpulan........................................................................................................20
3.2 Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
3
BAB I
I. PENDAHULUAN
4
5. Bagaimana seorang manajer dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
individualnya?
6. Apa kelebihan dan kekurangan pengambilan keputusan kelompok, dan bagaimana
seorang manajer dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan kelompok?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
1. Memutuskan Kapan Harus Memutuskan
Fokus seorang manajer atau pemilik bisnis sering kali terutama pada kinerja yang
baik (menghasilkan keuntungan. Bisnis memberikan peluang untuk mengejar tujuan
lain yang juga disukai oleh para pendiri, pemilik, atau manajer. Dalam kasus New
Belgium Brewing, salah satu pendiri perusahaan, Jeff Lebesch dan Kim Jordan,
sangat tertarik pada dua hal: membuat bir berkualitas dan menjaga lingkungan. Jadi,
tidak mengherankan jika tempat pembuatan bir mereka didedikasikan untuk
mengurangi dampak lingkungan. Tempat pembuatan bir telah menciptakan budaya
yang mendorong keberlanjutan dalam berbagai cara, misalnya dengan memberikan
7
sepeda kepada karyawan pada hari peringatan satu tahun mereka sebagai cara untuk
mendorong mereka mengendarai sepeda ke tempat kerja. Organisasi ini juga aktif
dalam upaya advokasi, seperti kampanye “Selamatkan Colorado” (sungai), dan
bekerja keras untuk mendorong pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
terkait masalah lingkungan. Faktanya, pada tahun 1999, setelah pemungutan suara
oleh karyawan, pabrik bir tersebut mulai membeli seluruh listriknya dari tenaga
angin, meskipun biayanya lebih mahal dibandingkan listrik dari pembangkit listrik
tenaga batu bara (yang berarti berkurangnya profitabilitas dan lebih sedikit uang
untuk bonus karyawan).
Kita cenderung berasumsi bahwa jalur yang logis dan analitis akan menghasilkan
keputusan yang lebih baik, namun akurat atau tidaknya hal ini bergantung pada
situasi. Rute yang cepat dan intuitif dapat menyelamatkan nyawa; ketika kita tiba-tiba
merasa sangat takut, respons melawan-atau-lari muncul yang mengarah pada tindakan
segera tanpa mempertimbangkan secara metodis semua opsi yang mungkin ada dan
konsekuensinya.
8
2. Pengambilan Keputusan Reflektif
Namun, jalur cepat tidak selalu merupakan jalur pengambilan keputusan terbaik.
Ketika dihadapkan pada situasi baru dan kompleks, lebih baik memproses informasi
yang tersedia secara logis, analitis, dan metodis. Sebagai seorang manajer, Anda perlu
memikirkan apakah suatu situasi tidak memerlukan reaksi yang cepat dan “nyali”,
namun pemikiran yang serius sebelum mengambil keputusan. Penting untuk
memperhatikan emosi Anda, karena emosi yang kuat dapat mempersulit pemrosesan
informasi secara rasional.
3. Peran Emosi
Emosi dapat menjadi sinyal kuat mengenai apa yang harus kita lakukan, terutama
dalam situasi yang mempunyai implikasi etis. Memikirkan bagaimana perasaan kita
mengenai pilihan-pilihan yang ada, dan mengapa kita merasa seperti itu, dapat sangat
meningkatkan pengambilan keputusan kita. Oleh karena itu, pengambilan keputusan
yang efektif bergantung pada logika dan emosi. Konsep kecerdasan emosional
menjadi populer sebagai ciri manajer yang efektif. Kecerdasan emosional adalah
kemampuan mengenali, memahami, memperhatikan, dan mengelola emosi diri
sendiri dan emosi orang lain melakukannya).
Gambar 2.2 Kecerdasan Emosional (Atribusi: Hak Cipta Rice University, OpenStax,
di bawah lisensi CC-BY 4.0)
9
2.3 Keputusan Terprogram dan Tidak Terprogram
Karena manajer mempunyai waktu yang terbatas dan harus menggunakan waktu
tersebut secara bijaksana agar efektif, penting bagi mereka untuk membedakan antara
keputusan yang dapat diterapkan secara terstruktur dan rutin ( keputusan terprogram)
dan keputusan yang baru serta memerlukan pemikiran dan perhatian ( keputusan tidak
terprogram).
4. Keputusan Terprogram
Keputusan terprogram adalah keputusan yang diulang sepanjang waktu dan untuk
itu seperangkat aturan yang ada dapat dikembangkan untuk memandu proses tersebut.
Keputusan-keputusan ini mungkin sederhana, atau bisa juga rumit, namun kriteria
yang digunakan dalam pengambilan keputusan sudah diketahui atau setidaknya dapat
diperkirakan dengan tingkat akurasi yang wajar. Misalnya, memutuskan berapa
banyak bahan baku yang akan dipesan harus merupakan keputusan terprogram
berdasarkan antisipasi produksi, stok yang ada, dan antisipasi lamanya waktu
pengiriman produk akhir.
10
Sebaliknya, keputusan tidak terprogram adalah keputusan baru dan tidak
terstruktur yang umumnya didasarkan pada kriteria yang tidak terdefinisi dengan
baik. Dengan pengambilan keputusan yang tidak terprogram, informasi cenderung
menjadi ambigu atau tidak lengkap, dan pengambil keputusan mungkin perlu
melakukan pertimbangan yang bijaksana dan berpikir kreatif untuk mencapai solusi
yang baik. Misalnya, pertimbangkan seorang manajer yang mencoba memutuskan
apakah akan mengadopsi teknologi baru atau tidak. Jelasnya, keputusan yang tidak
terprogram menghadirkan tantangan yang lebih besar.
11
Meskipun langkah-langkah ini mungkin tampak mudah, individu sering kali
melewatkan langkah-langkah tersebut atau menghabiskan terlalu sedikit waktu pada
beberapa langkah. Faktanya, terkadang orang menolak untuk mengakui suatu masalah
karena mereka tidak yakin bagaimana cara mengatasinya. Maka dari itu, kita akan
meninjau cara-cara untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
Keputusan yang tidak terprogram umumnya perlu diproses melalui sistem
reflektif di otak kita agar kita dapat mengambil keputusan yang baik. Namun dengan
pengambilan keputusan yang terprogram, heuristik dapat memungkinkan pengambil
keputusan untuk beralih ke sistem yang cepat dan reaktif dan kemudian beralih
dengan cepat ke isu-isu lain.
12
1. Rasionalitas Terbatas
Meskipun kita mungkin berpikir bahwa kita dapat membuat keputusan yang
sepenuhnya rasional, hal ini sering kali tidak realistis mengingat permasalahan
kompleks yang dihadapi oleh para manajer. Pengambilan keputusan yang tidak
rasional sering terjadi, terutama pada keputusan yang tidak terprogram. Bahkan
ketika kita telah mengumpulkan semua informasi yang ada, kita mungkin tidak dapat
memahami semua informasi tersebut secara rasional.
2. Peningkatan Komitmen
3. Kendala waktu
4. Ketidakpastian
13
memutuskan salah satu dari dua kemungkinan kampanye pemasaran. Yang pertama
lebih konservatif namun konsisten dengan apa yang telah dilakukan organisasi
tersebut di masa lalu. Yang kedua lebih modern dan lebih menarik, dan mungkin
memberikan hasil yang jauh lebih baik. Ketidakpastian tersebut dapat menyulitkan
beberapa manajer dalam mengambil keputusan, karena berkomitmen pada satu
pilihan berarti mengabaikan pilihan lain.
5. Bias Pribadi
Pengambilan keputusan kita juga dibatasi oleh bias kita sendiri. Kita cenderung
lebih nyaman dengan ide, konsep, benda, dan orang yang akrab atau mirip dengan
kita. Kita cenderung kurang nyaman dengan hal-hal yang asing, baru, dan berbeda.
Salah satu bias paling umum yang kita miliki, sebagai manusia, adalah
kecenderungan untuk menyukai orang lain yang kita anggap serupa dengan kita
(karena kita menyukai diri kita sendiri). Mengatasi bias bisa jadi sangat sulit karena
cara kerja otak kita.
6. Konflik
14
keputusan lebih cepat. Faktor yang sering diabaikan dalam pengambilan keputusan
yang efektif adalah pengalaman. Manajer dengan lebih banyak pengalaman umumnya
telah belajar lebih banyak dan mengembangkan keahlian yang lebih besar yang dapat
mereka manfaatkan ketika mengambil keputusan.
a. Jadilah kreatif
15
Kami tidak selalu mengasosiasikan manajemen dengan kreativitas, namun
kreativitas bisa sangat bermanfaat dalam beberapa situasi. Dalam pengambilan
keputusan, kreativitas dapat sangat membantu ketika menghasilkan alternatif.
Kreativitas adalah generasi ide-ide baru atau orisinal; hal ini membutuhkan
penggunaan imajinasi dan kemampuan untuk mundur dari cara tradisional dalam
melakukan sesuatu dan melihat dunia.
Salah satu faktor penting dalam berpikir kritis adalah kesadaran bahwa analisis
seseorang terhadap informasi yang tersedia mungkin cacat karena sejumlah kesalahan
logika yang mungkin mereka gunakan ketika mereka memperdebatkan pendapatnya
atau mempertahankan sudut pandangnya. Beberapa contoh kesalahan logika umum.
16
Langkah 4: Memilih Alternatif
17
terwujud, Anda memerlukan kelompok yang beragam. Dalam kelompok yang
beragam, anggota kelompok yang berbeda akan cenderung memiliki preferensi,
pendapat, bias, dan stereotip yang berbeda.
18
ini hanya karena nostalgia orang suka mengingat kembali masa lalu. Namun,
beberapa audiofil mengatakan bahwa piringan hitam menghasilkan suara “hangat”
yang tidak dapat direproduksi dalam format lain. Selain itu, piringan hitam adalah
produk berwujud (Anda dapat merasakannya, menyentuhnya, dan melihatnya saat
Anda memiliki piringan hitam fisiknya) dan lebih menarik, dari sudut pandang
estetika, dibandingkan CD. Ini juga merupakan format yang mendorong
mendengarkan seluruh album sekaligus, bukan hanya mendengarkan satu lagu, yang
dapat mengubah pengalaman mendengarkan.
Salah satu tantangan terbesar dalam membuat piringan hitam adalah sebagian
besar mesin cetak berusia lebih dari 40 tahun. Dalam proses pembuatan rekaman,
potongan vinil dipanaskan hingga 170 derajat, dan kemudian mesin khusus
memberikan tekanan 150 ton untuk menekan vinil menjadi bentuk rekaman. Sekitar
selusin produsen piringan hitam baru bermunculan dalam dekade terakhir di Amerika
Serikat. Independent Record Pressing, sebuah perusahaan yang berbasis di New
Jersey, mulai memproduksi piringan hitam pada tahun 2015 menggunakan mesin
cetak lama yang sudah ada. Tujuan mereka saat memulai adalah menghasilkan lebih
dari satu juta rekaman dalam setahun. Bahkan pada tingkat produksi tersebut,
permintaan jauh melebihi kapasitas produksi perusahaan karena terbatasnya jumlah
mesin cetak yang tersedia. Mereka bisa menjalankannya mesin tanpa henti, 24 jam
sehari, dan tidak memenuhi permintaan.
Pertanyaan besarnya adalah bagaimana masa depan industri ini. Apakah ini
hanya sekedar iseng belaka? Akankah industri rekaman vinil tetap menjadi pasar
19
khusus yang kecil? Ataukah ini merupakan kebangkitan kembali, kelahiran kembali
sebuah produk yang mampu bertahan dalam ujian waktu dan teknologi alternatif?
Jika hal ini merupakan sebuah kebangkitan kembali, maka kita akan melihat
permintaan terus bertumbuh dengan kecepatan yang pesat seperti saat ini dan jika
permintaan tetap kuat, maka berinvestasi pada mesin cetak baru mungkin bermanfaat.
Namun, jika ini hanyalah sebuah nostalgia jangka pendek terhadap media yang sudah
ketinggalan zaman, maka investasi modal besar yang diperlukan untuk membeli
mesin cetak baru tidak akan pernah bisa terbayar kembali. Bahkan dengan
pertumbuhan yang terjadi saat ini, piringan hitam masih hanya menyumbang 7% dari
keseluruhan penjualan industri musik pada tahun 2015. Angka tersebut mungkin
cukup untuk membuat mesin cetak lama dapat beroperasi kembali. namun sejauh ini
hal tersebut belum cukup untuk mendorong banyak investasi pada mesin-mesin baru.
Biaya pers baru? Hampir setengah juta dolar.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan adalah aktivitas sehari-hari yang penting bagi para
manajer. Keputusan berkisar dari yang kecil dan sederhana, dengan jawaban yang
lugas, hingga yang besar dan kompleks, dengan sedikit kejelasan tentang pilihan
terbaik yang akan diambil. Menjadi manajer yang efektif memerlukan pembelajaran
bagaimana menavigasi semua jenis keputusan dengan sukses. Keahlian, yang
berkembang secara bertahap melalui pembelajaran dan pengalaman, umumnya
meningkatkan pengambilan keputusan manajerial, namun manajer jarang hanya
mengandalkan keahlian mereka sendiri. Mereka juga melakukan penelitian dan
mengumpulkan informasi dari orang lain; mereka memperhatikan bias mereka sendiri
dan implikasi etis; dan mereka berpikir kritis tentang informasi yang mereka terima
untuk mengambil keputusan yang bermanfaat bagi organisasi dan pemangku
kepentingannya.
3.2 Saran
Setiap pengambilan keputusan akan mengandung risiko, maka seorang
pengambil keputusan perlu menentukan suatu cara yang dapat memperhitungkan
aspek ketidakpastian. Setiap pengambil keputusan harus mempunyai informasi awal,
baik dalam bentuk subjektif maupun objektif. Namun, bila informasi awal dirasakan
belum cukup, maka diperlukan suatu usaha untuk mendapatkan informasi tambahan.
Perlu penelitian lebih lamjut dengan metode lain sebagai pembanding.
21
DAFTAR PUSTAKA
Alec Macfarlane dan Chie Kobayashi, “Vinyl comeback: Sony akan memproduksi
rekaman lagi setelah jeda 28 tahun,” CNN Money, 30 Juni 2017,
http://money.cnn.com/2017/06 /30/news/sony-music-membawa-kembali-
Allan Kozinn, “Disapih dalam CD, Mereka Meraih Vinyl,” The New York Times, 9
Juni 2013.
Lee Barron, “Kembali tercatat – alasan di balik kemungkinan kembalinya vinil,” The
Conversation, 17 April 2015, https://theconversation.com/back-on-record-the-
reasons-behind-vinyls-unlikely- kembalinya-39964.
Rick Lyman, “Perusahaan Ceko, yang mencetak hits selama bertahun-tahun di bidang
vinyl, mendapati bahwa hal itu telah menjadi satu,” The New York Times, 6
Agustus 2015.
22