Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

“ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN RISIKO”

Dosen : Drs. Sigit Prihanto Utomo, S.E., M.M.

Disusun Oleh :

NAMA : AQILA RAMADHANA

NIM : 191600280

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Akuntansi
Keperilakuan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

2.1 Definisi Pengambilan Keputusan ........................................................................... 2


2.2 Tahapan Dalam Pengambilan Keputusan .............................................................. 2
2.3 Proses Pengambilan Keputusan ............................................................................. 3
2.4 Definisi Risiko ........................................................................................................ 3
2.5 Manajemen Risiko Keputusan ............................................................................... 4
2.6 Manfaat Manajemen Risiko .................................................................................... 4
2.7 Tahapan Dalam Melaksanakan Manajemen Risiko ................................................ 5
2.8 Model Pengambilan Keputusan ............................................................................. 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 7

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 7


3.2 Saran ....................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang selalu berkembang. Perkembangan ilmu akuntansi
seiring dengan perkembangan dunis bisnis saat ini. Pada perkembangannya, akuntansi
berperan dalam menghasilkan informasi keuangan maupun non keuangan yang digunakan
oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut
adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang terbaik guna mengalokasikan
sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan penetapan
suatu keputusan juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan.
Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta
kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.

Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang


mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi. Sistem akuntansi
memiliki arti yang luas yaitu seluruh desain alat pengendalian manajemen meliputi sistem
pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertangungjawaban, desain organisasi
seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja
serta pelaporan keuangan.

Beranjak dari pemahaman tersebut, Akuntansi keperilakuan bukan tentang pelaporan


tentang perilaku seseorang atau sekumpulan orang. Secara sederhana, akuntansi keperilakuan
sebagai ilmu muncul dari sebuah pemikiran bahwa jika angkaangka yang dihasilkan oleh
akuntansi dapat memengaruhi perilaku seseorang, maka jauh lebih penting dari itu, akuntan
dapat membuat sistem bahkan akuntansi baru yang akan menimbulkan perilaku baru yang
diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa pengertian dari pengambilan keputusan ?
2 Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam manajemen risiko ?
3 Bagaimana solusi menyelesaikan pengambilan keputusan dalam manajemen risiko ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memikirkan, mengelola, dan


memecahkan masalah. Dalam organisasi, pengambilan keputusan merupakan proses memilih
diantara berbagai alternative tindakan yang akan berdampak di masa depan. Pengambilan
keputusan telah disamakan dengan proses berpikir, mengelola, dan memecahan masalah.
Oleh karena itu, beberapa definisi yang ada, masing-masing digunakan untuk tujuan tertentu.
Dalam pengaturan organisasi, pengambilan keputusan biasanya didefinisikan sebagai proses
memilih dari antara program alternatif tindakan yang mempengaruhi masa depan.

Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi.
Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi jika
seandainya rekomendasi yang dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya
kesalahankesalahan yang tersembunyi karena faktor ketidakhati-hatian dalam melakukan
pengkajian masalah.

2.2 Tahapan Dalam Pengambilan Keputusan

Guna memudahkan pengambilan keputusan maka perlu dibuat tahap-tahap yang bisa
mendorong kepada terciptanya keputusan yang diinginkan. Adapun tahap-tahap tersebut
adalah :

1 Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang atau mudah dimengerti
2 Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan dan menyusunnya secara prioritas
dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali
3 Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih
memberikan gambaran secara lebikh tajam dan terarah secara lebih spesifikd)

2
4 Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang
kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan
dipakai
5 Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan
prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya

2.3 Proses Pengambilan Keputusan

Saat pengambilan Keputusan adalah saat dimana kita sepenuhnya memilih kendali dalam
bertindak, sedangkan saat kejadian tak pasti adalah saat dimana sesuatu diluar diri kitalah
yang menentukan apa yang akan terjadi, artinya kendali di luar kemampuan kita.

Selanjutnya yang dianggap penting adalah pertanggungjawaban dari keputusan itu sendiri
kepada pihak yang berkepentingan. Robbins dan Coulter mengemukakan dalam proses
pengambilan keputusan terdiri dari beberapa tahap, yakni : mengidentifikasi masalah,
memilih suatu alternatif dan mengevaluasi keputusan.

2.4 Definisi Risiko

Resiko dapat diterjemahkan sebasgai bentuk keadaan yang akan terjadi dengan keputusan
yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Seigel dan Shim
mendefinisikan resiko menjadi tiga bagian, yaitu :

1 Pertama, keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus, dimana hasilnya
dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambil keputusan
2 Kedua, variasi dalam keuntungan, penjualan atau variabel keuangan lainnya, dan
3 Ketiga, kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja
operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti resiko ekonomi, ketidak-pastian
politik dan masalah industri.

Analisis resiko adalah proses pengukuran dan penganalisaan resiko disatukan dengan
keputusan keuangan dan investasi. Sedangkan manajemen resiko adalah suatu bidang ilemu
yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan
berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen
secara komprehensif dan sistematis.

3
2.5 Manajemen Risiko Keputusan

Suatu ilmu yang menggabungkan antara konsep resiko dan keputusan untuk dilihat dan di-
manage agar mampu memberikan hasil yang sesuai dengan pengharapan para pengambil
keputusan. Untuk mewujudkannya para pengambil keputusan harus memahami persoalan
secara komprehensif dan realistis sesuai dengan kondisi yang ditemui dilapangan. Setiap
keputusan yang diambil selalu diikuti oleh resiko yang akan muncul. Pengambilan keputusan
yang beresiko adalah dihasilkannya sebuah keputusan yang mengandung lebih dari satu
kemungkinan berdasarkan beberapa alternatif keputusan dan peluang.

Untuk mengatasi resiko yang timbul dalam suatu organisasi baik yang bersifat profit maupun
non profit adalah dengan menerapkan manajemen resiko. Dalam manajemen resiko ini
dibahas bagaimana mengelola resiko agar bisa memberikan keuntungan serta mekanisme
memperkecil resiko. Bahwa jika resiko itu bisa dikelola secara sistematis maka ia akan
memberikan keuntungan, begitu juga sebaliknya. Maka dari itu dibutuhkan kapasitas
keilmuan yang mencukupi guna mengelola resiko yang sudah dan akan muncul nantinya.

2.6 Manfaat Manajemen Risiko

Dengan menggunakan manajemen resiko yang baik, akan memunculkan beberapa manfaat
bagi perusahaan, yaitu :

1 Perusahaan akan memiliki pijakan yang kuat dalam mengambil setiap keputusan,
sehingga para manajer akan menjadi lebih berhatihati sebelum mengambil tindakan
dan selalu menggunakan prosedur yang ada dalam pengambilan keputusan
2 Memberikan arah (guidance) bagi sebuah perusahaan dalam melihat pengaruh-
pengaruh yang mungkin akan timbul baik secara jangka pendek ndan jangka panjang.
3 Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari
resiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian, khusunya finansial
4 Memungkinkan perusahaan memeproleh resiko kerugian yang minimum
5 Dengan adanya konsep manajemen resiko yang dirancang secara detail, maka
artinyaperusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara berkelanjutan

4
2.7 Tahapan Dalam Melaksanakan Manajemen Risiko

Untuk mengimplementasikan manajemen resiko secara komprehensif ada beberapa tahap


yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan yaitu :

1 Identifikasi Resiko, pihak manajemen melakukan tindakan mengidentifikasi setiap


bentuk resiko yang dialami perusahaan, dengan melihat potensi-potensi resiko yang
sudah terlihat dan yang terlihat
2 Mengidentifikasi bentuk resiko, dengan asumsi pihak manajemen telah mampu
menemukan bentuk dan format resiko yang dimaksud. Maksudnya identifikasi
tersebut mampu melihat secara detil ciri-ciri resiko dan faktor-faktor timbulnya resiko
tersebut. Pada tahap ini pihak manajemen juga sudah mulai mengumpulkan dan
menerima berbagai data-data baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
3 Menempatkan ukuran-ukuran resiko, pihak manajemen sudah menempatkan ukuran
atau skala yang dipakai, termasuk rancangan model metodologi penelitian yang akan
digunakan. Penggunaan ukuran dengan berdasarkan format metodologi penelitian
yang digunakan harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan penuh kecermatan,
karena jika salah atau tidak sesuai dengan kasus yang ditangani, maka hasil yang akan
diperoleh nantinya juga dianggap tidak akurat.
4 Menempatkan alternatif-alternatif, pihak manajemen telah melakukan pengolahan
data yang kemudian dijabarkan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatifberserta akibat
atau pengaruhnya yang akan timbul jika keputusan tersebut diambil. Berbagai bentuk
penjabaran yang dikemukakan tersebut dipilah dan ditempatkan sebagai alternatif
keputusan.
5 Menganalisis setiap alternatif, setiap alternatif yang ada dianalisis dari berbagai sudut
pandang serta dampaknya, baik jangka pendek maupun jangka panjangnya.
6 Memutuskan satu alternatif, Setelah beberapa alternatif ditentukan para manajer
diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam dalam mengambil keputusan.
7 Melaksanakan alternatif yang dipilih, setelah alternatif dipilih maka pihak manajer
sudah mengeluarkan surat keputusan (SK) yang dilengkapi dengan rincian-rincian
yang diperlukan.
8 Mengontrol alternatif yang dipilih tersebut, pada tahap ini alternatif yang telah
dilaksanakan oleh manajemen. Tugas utama manajer adalah melakukan kontrol yang
maksimal gunamenghindari timbulnya berbagai resiko yang tidak diinginkan.

5
9 Mengevaluasi jalannya alternatif yang dipilih, pihak manajemen secara sistematis
melaporkan kepada manajer yang berbentuk datadata yang bersifat fundamental dan
teknikal serta dengan tidak mengesampingkan informasi yang bersifat lisan.

2.8 Model Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan daya pendorong kegiatan operasional organisasi. Di


setiap inti dari sebuah sistem organisasi, selalu terdapat aturan khas tentang proses
pengambilan keputusan yang dilakukan secara rutin, terstruktur, terprogram, ataupun
pengambilan keputusan yang tidak rutin, tidak terstruktur dan tidak terprogram.
Pengambilan keputusan yang memiliki “pola siklus” dalam fungsi manajemen membawa
stabilitas, dan memudahkan organisasi untuk mereproduksi struktur organisasi, seluruh
aktivtas, dan kompetensi intiorganisasi setiap saat. Proses pengambilan keputusan yang
merupakan kegiatan rutin dalam organisasi menyediakan sejumlah alternatif solusi dan
konsekuensi dari setiap solusi atas masalah. Pemilihan alternatif terbaik yang dilakukan
dengan tepat pada akhirnya akan meningkatkan efektifitas organisasi.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi kesimpulan yang bisa diambil dari penulisan makalah ini bahwa segala sesuatu untuk
memutuskan suatu keputusan dalam organisasi diperlukan perumusan yang benar agar
terwujudnya keputusan yang dapat diterima oleh semua orang dengan pengambilan
keputusan seperti berikut, mengidentifikasi masalah, memilih suatu alternatif dan
mengevaluasi keputusan. Dengan tahapan yang sudah dijelaskan akan lebih mempermudah
suatu organisasi dalam menemukan keputusan bersama.

3.1 Saran

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh
dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Kusuma, I. W. (2003). Akuntansi Keperilakuan dalam Jurnal Behavioral Research in


Accounting (BRIA). Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 5(2), 147-166.
2. Sari, R. C. (2021). Akuntansi Keperilakuan: Teori dan Implikasi. Penerbit Andi.
3. Sari, F. (2018). Metode dalam pengambilan keputusan. Deepublish.
4. Hasan, M. I. (2004). Pokok-pokok materi teori pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai