Anda di halaman 1dari 7

Nama : Tiara Ayu Agustin

NIM : 193209061

Kelas : Akuntansi 4D

RMK Perkuliahan

Materi : Investasi : Pendapatan

A. DEFINISI PENDAPATAN
Pendapatan adalah penghasilan yang berasal dari aktivitas normal dari suatu
entitas. Perusahaan hanya mengakui pendapatan yang berasal dari manfaat
ekonomi yang diterima atau dapat diterima oleh entitas untuk entitas itu
sendiri.
B. PENGUKURAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN
1. Pengukuran
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima. Jumlah imbalan yang diterima biasanya berupa kas atau setara
kas. Jika penerimaan kas/ setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar
kurang dari nominal yang dapat diterima. Misalkan memberika kredit,
nilai wajar imbalan diakui sebagai pendapatan dalam transaksi tersebut
diukur dengan mendiskontokan seluruh penerimaan masa depan dengan
menggunakan tingkat bunga tersirat. Selisih yang timbul dari perbedaan
antara nilai wajar dan jumlah nominal imbalan tersebut diakui sebagai
pendapatan bunga. Imbalan yang diterima dari suatu transaksi penjualan
dapat berupa asset non- kas selain piutang, yang sering dikenal dengan
istilah barter.
2. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan diakui ketika (1) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi
akan mengalir kedalam perusahaan dan (2) nilai manfaat tersebut dapat
diukur dengan andal. Masalah lain yang mungkin muncul dalam
pengakuan pendapatan adalah kesulitan mengidentifikasi transaksi.
a. Pengakuan pendapatan selain di waktu penyerahan barang/ jasa.
 Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan barang/ jasa
 Pengakuan pendapatan pada saat barang/ jasa selesai, sebelum
diserahkan pada pembeli.
 Pengakuan pendapatan setelah penyerahan barang/ jasa.
C. PENDAPATAN PENJUALAN BARANG
Untuk transaksi penjualan barang, secara umum, ada beberapa kondisi yang
harus terpenuhi saat penjualan atau pada saat penyerahan barang yang
dijelaskan dalam PSAK 23 (Revisi 2010).
Beberapa jenis transaksi penjualan yang memiliki perbedaan saat pengakuan
pendapatan barang.
1. Penjualan Bill and Hold
Penjualan barang dengan penundaan pengiriman barang, diminta oleh
pembeli tanpa memengaruhi waktu penagihan dan kesepakatan harga.
Pengakuan pendapatannya tergantung situaasi.
2. Penjualan Barang dengan Instalasi
Penjualan barang yang ketika barang diantar ke tempat pembeli, barang
tersebut masih memerlukan proses pemasangan/ instalasi terlebih dahulu
sebelum akhirnya barang tersebut dapat digunakan oleh pembeli.
3. Penjualan dengan Pembayaran di Muka
Pembayaran diterima di muka sebelum barang diserahkan tidak dapat
diakui sebagai pendapatan. Penerimaan kas diakui sebagai peningkatan
liabilitas.
4. Penjualan dengan Retur
Hak retur ini bisa bersifat implisit/ ekplisit dan dapat bersifat pembayaran
yang diwajibkan. Terkadang jumlah retur mungkin hanya sedikit dan dapat
diestimasi dengan andal. Jika retur cukup signifikan dan tidak dapat
diestimasi dengan andal, maka pengakuan pendapatan ditunda sampai
jumlah retur dapat diestimasi dengan andal atau sampai retur dilakukan
dan batas waktu retur terlampaui.
5. Penjualan dengan Perjanjian Membeli Kembali
Kesepakatan penjualan semacam ini memerlukan analisis apakah risiko
dam manfaat yang signifikan telah berpindah dari penjual kepada pembeli.

6. Penjualan Menggunakan Agen


Dalam hal ini, agen hanya mengakui pendapatan sebesar komisi, bukan
hanrga jual penuh. Pada kondisi demikian, principal mengakui pendapatan
pada saat menfaat dan risiko kepemilikan telah beralih kepada komsumen
akhir. Pendapatan diakui pada saat barang dijual oleh agen kepada pihak
ketiga atau konsumen akhir.
7. Penjualan Barang Konsinyasi
Dalam penjualan barang konsinyasi, consignor mengakui pendapatan
penjualan sedangkan agen mengakui komisi penjualan. Consignor tetap
mencatat barang jualan sebagai persediaan yang dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan, sementara consignee juaga tidak mengakui persediaan
konsinyasi sebagai assetnya.
D. PENDAPATAN JASA
Dapat bersifat jangka pendek dan jangka Panjang. Dalam pengakuan
pendapatan jasa, titik paling kritikal berada pada pemberian jasa yang
diberikan. Pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa
diberikan. Pendapatan penjualan jasa hanya jika kemungkinan besar manfaat
ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas.
Pengakuan pendapatan diakui hanya sejumlah beban yang telah terjadi yang
dapat dipulihkan. Jika hasil transaksi tidak dapat diestimasi dengan andal dan
kemungkinan kecil biaya yang terjadi dapat dipulihkan, maka pendapatan jasa
tidak dapat diakui dan biaya yang timbul diakui sebagai beban.
E. PENDAPATAN BUNGA, ROYALTI DAN DIVIDEN
1. Pengakuan pendapatan bunga mengikuti konsep akrual menggunakan
suku bunga efektif.
2. Pendapatan royalty diterima dari penggunaan asset perusahaan seperti
paten, hak cipta music dan film, diakui berdasarkan garis lurus selama
periode waktu perjanjian royalty.
3. Pendapatan dividen diakui ketika muncul hak pemegang saham untuk
menerima pembayaran dividen, yaitu tanggal pengumuman dividen.

F. PROGRAM LOYALITAS PELANGGAN


Merupakan poin yang diberikan entitas kepada pelanggan yang dapat
ditukarkan dengan barang/ jasa secara gratis/ dengan potongan harga. Poin
diidentifikasi terpisah dengan penjualan. Poin penghargaan diukur dengan
mengacu pada nilai wajarnya.
Cara mengalokasikan pendapatan untuk voucher
1. Metode Residual
Pendapatan dialokasikan ke voucher berdasarkan nilai wajar, sisanya
dialokasikan ke penjualan. Voucher diakui sebagai pendapatan
ditangguhkan pada saat penjualan awal.
2. Metode Nilai Wajar Relatif
Pandapatan dialokasikan ke setiap komponen menggunakan dasar nilai
wajar relative. Misal, promosi dieberikan dalam bentuk ‘buy one get one
“, pendapatan diakui sebesar imbalan yang diterima satu produk, 1 produk
gratis yang diberikan kepada pelanggan sebagai biaya pokok penjualan.
Produk gratis tersebut bukan diakui sebagai beban pemasaran atau beban
promosi.
G. PENGUNGKAPAN
Hal- hal berikut diungkapkan di CALK.
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan.
2. Jumlah pos yang signifikan dari total pendapatan periode tersebut, yang
berasal dari penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalty dan dividen.
3. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang dan jasa untuk
setiap pos pendapatan yang signifikan.
H. KONTRAK KONSTRUKSI JANGKA PANJANG
Merupakan kontrak yang secara khusus dinegosiasikan untuk kontruksi suatu
asset tunggal. Periode dimulainya pekerjaan dengan penyelesaian aktivitas
kontruksi biasanya berada dalam periode akuntansi yang berbeda. Jumlah
yang dapat ditagihkan biasanya belum tentu sama dengan tingkat penyelesaian
pekerjaan.
Kontrak kontruksi terdiri dari (1) kontrak harga tetap, tarif tetap dan tunduk
pada ketentuan kenaikan biaya- biaya. (2) kontrak biaya- plus, ada tambahan
imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap.
Pendapatan kontrak terdiri dari jumlah pendapatan yang telah disetujui dalam
kontrak dan juga termasuk penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim
atau insentif.

Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak

Dapat dilakukan dengan memperhatikan apakah hasil dari kontrak kontruksi


dapat diestimasi secara andal.
1. Metode persentase penilaian
Perusahaan mengakui pendapatan,beban dan laba setiap periodenya
bersasarkan tahap penyelesaian kontrak. Perusahaan mengakumulasi biaya
kontruksi ditambah dengan laba yang diperoleh sampai akhir periode
dalam suatu akun yaitu pekerjaan dalam proses dan mengakumulasi
penagihan termin dalam akun kontra yaitu termin.
Salah satu dasar penentuan yang paling popular untuk digunakan yaitu
berdasarkan proporsi biaya yang timbul.
Persentase penyelesaian = Akum. Biaya yg terjadi sampai akhir
Estimasi tot. biaya paling mutakhir

Pendapatan Akum. Pend Estimasi Tot. Pend


Periode Berjalan = (Laba) yang Diakui X (Laba) yg Sudah
(Laba) Sampai Akhir Diakui Sampai
Periode Periode Sebelumnya

Pengukuran Pendapatan.

Akum. Pend Estimasi Tot. Pend


Pend. Periode = (Laba) yg Diakui - (Laba) yg Sudah
Berjalan (Laba)
Sampai Akhir Diakui Sampai
Periode Periode Sebelumnya

Perusahaan menyajikan jumlah tagihan bruto kepada pelanggan sebesar


selisih antara biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui dengan tagihan
termin yang diakui.
Perusahaan menyajikan jumlah utang bruto dari pelanggan sebesar selisih
antara tagihan termin dengan biaya yang terjadi ditambah laba yang
diakui.
Pada CALK, perusahaan mengungkapkan hal- hal sebagai berikut.
a. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada
periode.
b. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang
diakui pada periode.
c. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian
kontrak.

Untuk pekerjaan dalam proses, perusahaan juga mengungkapkan jumlah


agregat biaya yang terjadi dan laba yang diakui, uang muka yang diterima
dan jumlah retensi.

Pengakuan taksiran rugi

a. Rugi pada periode berjalan dalam suatu nilai kontrak yang secara total
masih memberikan keuntungan
b. Rugi dalam suatu kontrak yag secara keseluruhan mengalami kerugian.
2. Metode Biaya Terpulihkan
Pendapatan hanya diakui sebesar biaya yang telah terjadi sepanjang biaya
tersebut dapat terpulihkan, ketika semua biaya telah diakui, maka laba
baru diakui. Perusahaan mengakumulasi biaya kontruksi dalam akun
pekerjaan dalam proses dengan akun kontranya yaitu termin.
Perusahaan tidak mengakui laba pada tahun berjalan, melainkan pada
tahun pekerjaan selesai, kemudian menutup akun termin dan pekerjaan
dalam proses.
I. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Mengevaluasi efisiendi operasional perusahaan yang menunjukkan berapa
laba yang dihasilkan dari tiap rupiah penjualan
Operating Profit Margin = Laba sebelum pajak/ penjualan.

Anda mungkin juga menyukai