Anda di halaman 1dari 11

ELEMEN LAPORAN KEUANGAN :

KOMPONEN LABA RUGI

KELOMPOK 7

DESAK PUTU RATNA DEWI (1707531006)


NI MADE ARTINI (1707531011)
NI KADEK IDA ISHA PAHLAWAN (1707531020)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


REGULER PAGI
2019

1
Laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan yang didalamnya menjelaskan tentang
kinerja keuangan suatu entitas bisnis dalam satu periode akuntansi. Laporan laba rugi ini
merupakan ringkasan pendapatan dan biaya sebuah entitas bisnis dalam waktu tertentu dan
diakhiri dengan keuntungan atau kerugian bersih pada periode tersebut. Secara umum,
komponen laporan laba rugi terdiri dari pendapatan (revenue), biaya (expenses), keuntungan
(gain) dan kerugian (loss).
A. DEFISINI KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI
1. Definisi Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas,
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu
suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami
dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction).
Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan
dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak
ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke
perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan karena itu harus dikeluarkan dari
pendapatan. Begitupun dalam hubungan keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi
termasuk jumlah yang ditagih atas nama prinsipal, tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas
perusahaan, dan karena itu bukan merupakan pendapatan. Penggolongan Pendapatan :
 Pendapatan Usaha yaitu pemberian jasa atau barang yang langsung berhubungan
dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan jasa dan penjualan barang dagangan.
 Pendapatan Luar Usaha yaitu hasil pemberian jasa/barang yang tidak langsung
berhubungan dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan bunnga, sewa, dan
penerimaan komisi.
2. Definisi Beban
Pengertian biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan aset serta rugi (loss).
APB menjelaskan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan kegiatan penciptaan laba
yang mengakibatkan perubahan ekuitas. Pengiriman barang (direpresentasi dengan kos
barang terjual) dalam transaksi penjualan merupakan biaya karena hasil bersih (net result)
penjualan tersebut adalah perubahan ekuitas. Di lain pihak, timbulnya kewajiban untuk
pembelian aset bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat
pembelian tersebut. Dengan makna yang hampir sama, IAI (IASC) mendefinisikan biaya

2
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002) sebagai berikut: Beban adalah penurunan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal.Penggolongan Beban :
 Beban Usaha adalah pengorbanan yang dikeluarkan langsung berhubungan dengan
kegiatan usaha, misalnya beban gaji, listrik, air, dan penyusutan.
 Beban di Luar Usaha adalah pengorbanan yang dikeluarkan tidak berhubungan
langsung dengan perusahaan, misalnya beban bunga dan beban kegiatan rupa-rupa.
3. Definisi Keuntungan
Keuntungan adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) dari transaksi periferal atau
insidental dari suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya dan peristiwa dan keadaan lain
yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik.
4. Definisi Kerugian
Kerugian adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) dari transaksi periferal atau
insidental dari suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya dan peristiwa dan keadaan lain
yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pengeluaran atau distribusi kepada
pemilik.
B. PENGAKUANKOMPONEN LAPORAN LABA RUGI
1. Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat
pengakuan pendapatan. Pada prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognation principle),
umumnya pendapatan diakui pada saat (1) direalisasikan atau dapat direalisasikan dan (2)
dihasilkan (earned). Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa:
1. Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang dagangan, atau
harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas; Pendapatan dianggap dapat
direalisasikan apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat konversi
(siap ditukar) menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui;
2. Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya
telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat
yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai
atau sebenarnya telah selesai.
Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip di atas, yaitu :

3
1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya
diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan.
2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah
dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan seperti
bunga, sewa dan royalti diakui sesuai dengan berlakunya waktu atau ketika aktiva itu
digunakan.
4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan.
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui jika :
1. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan
manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang
dijual;
3. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
4. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir kepada perusahaan tersebut; dan
5. Biaya yang terjadi dan akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur dengan
andal.
Pendapatan yang berhubungan dengan transaksi penjualan jasa yang dapat diestimasi
dengan andal (bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan pemakaiannya sebagai pemakaian yang tuluis dan jujur dari yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan) harus diakui dengan acuan pada
tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.
Suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal jika :
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan;
2. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi dari tanggal neraca dapat diukur dengan
andal;
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk penyelesaian transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal.
Bila transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan yang diakui hanya berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat
diperoleh kembali.
4
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain
yang menghasilkan bunga, royalty, dan dividen harus diakui atas dasar :
1. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif
aktiva tersebut;
2. Royalty harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan;
dan
3. Dalam metode biaya (cost method), dividen tunai diakui bila hak pemegang saham
untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Semua pernyataan di atas mengurai sifat konseptual dari pendapatan dan merupakan dasar
akuntansi untuk transaksi pendapatan. Dalam praktik-praktik pengakuan pendapatan,
adakalanya pendapatan diakui pada saat lain dalam proses menghasilkan laba, yang sebagian
besar diakibatkan oleh (1) keinginan untuk mengakui lebih awal (recognize earlier) jika
terdapat tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan dan (2)
keinginan untuk menangguhkan pengakuan pendapatan jika tingkat ketidakpastian mengenai
jumlah pendapatan atau biaya cukup tinggi, atau jika penjulan bukan merupakan penyelesaian
yang substansial dari proses menghasilkan laba.
2. Pengakuan Beban
Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : sebagai aktiva (potensi jasa)
dan sebagai beban pendapatan (biaya). Proses pembebanan cost pada dasarnya merupakan
proses pemisahan cost. Oleh karena itu agar informasi yang dihasilkan akurat, bagian cost
yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan
sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas.
Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut yaitu :
1. Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan pada
pendapatan periode berjalan.
2. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan
pembebanannya.
Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost tersebut
memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu :
- Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan
perusahaan berasal dari transaksi masa lalu).
- Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat
pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
- Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
5
Dari uraian di atas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep
penandingan (matching), pengakuan biaya pada dasarnya sejalan dengan pengakuan
pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga ditunda.
Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapat tentang pengakuan biaya, biasanya badan
berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya. IAI (1994), misalnya, dalam
Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan :
“Beban diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan manfaat ekonomi masa datang
yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan
dapat diukur dengan andal”.(paragrap 94).”
3. Pengakuan Keuntungan
Saat pengakuan keuntungan sama dengan pengakuan pendapatan kecuali bahwa umumnya
para akuntan berpegang lebih erat pada konsep realisasi. Artinya keuntungan umumnya tidak
diakui sampai pertukaran atau penjualan terjadi. Akan tetapi, pertambahan dalam nilai pasar
surat berharga, dalam keadaan tertentu mungkin sudah merupakan bukti yang cukup untuk
mengakui keuntungan. Pada dasarnya, para akuntan enggan mencatat kenaikan nilai
(apresiasi)berpangkal pada dua sumber yaitu :
a. Pertambahan nilai bersifat tidak pasti dan sementara
b. Kenyataan bahwa pertambahan nilai tidak menyebabkan bertambahnya sumber daya
likuid yang dapat digunakan untuk pembayaran deviden.
Penekanan pada sumber daya likuid atau arus kas ini mungkin relevan untuk beberapa jenis
keputusan, tetapi tidak relevan untuk pengukuran sebagian besar konsep laba. Untuk
penentuan laba, kepastian yang relative dan pengukuran yang dapat diverifikasi merupakan
kriteria yang lebih relevan. Jika suatu investasi jangka panjang dalam obligasi disebut dengan
harga perolehan yang lebih rendah dari nilai nominal obligasi itu, biasanya para akuntan
menganggap layak untuk menaikkan nilai invesatasi samapi ke nilai nominal pada saat jatuh
tempo. Total kenaikan itu adalah pasti, sesaui dengan kontrak dan dapat diverifikasi,
walaupun jumlah pertambahan setiap tahun mungkin tidak dapat ditentukan.
4. Pengakuan Kerugian
Pengakuan biaya tidak di bedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyangkut
masalah kriteria pengakuan (recognition criteria) yaitu apa yang harus di penuhi agar
penurunan nilai aset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat di akui dan masalah saat
pengakuan (recognition rules atau timing) yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai
bahwa kriteria pengakuan telah di penuhi. Tidak seperti pendapatan atau untung, biaya dan
rugi tidak mengalami masalah pembentukan dan realisasi. Oleh karena itu, kriteria pengakuan
6
tidak di bedakan dengan kaidah pengakuan sehingga masalah pengakuan biaya (rugi) adalah
kapan penurunan nilai aset dapat di katakan telah terjadi atau kapan biaya (rugi) telah timbul
sehingga jumlah rupiah biaya (rugi) dapat di akui.
Kriteria pengakuan kerugian sama dengan kriteria pengakuan beban periode. Kerugian
tidak dapat ditandingkan dengan pendapatan, sehingga kerugian harus diakui pada periode di
mana kerugian itu cukup pasti bahwa aktiva tertentu akan memberikan manfaat yang sedikit
bagi perusahaan dibandingkan dengan yang dinyatakan oleh nilai yang tercatat. Dalam hal
penjualan aktiva yang tidak diperdagangkan secara normal, dan dalam hal kerugian akibat
kebakaran atau bencana alam, saat terjadinya peristiwa cukup pasti. Akan tetapi, jika nilainya
turun secara berangsur-angsur selama beberapa periode, sulit untuk menetapkan denga pasti
kapan kerugian tejadi. Aktiva akhirnya mungkin akan dijual atau dibuang; tetapi jika Aktiva
telah kehilangan kegunaannya, tidaklah pantas untuk mengubah pengakuan kerugian sampai
pelepasan akhir. Pelaporan harus dilakukan segera setelah terdapat kemungkinan yang sangat
besar bahwa aktiva itu telah kehilangan kegunaan dan bahwa kehilangan kegunaan ini tidak
mungkin berbalik pada kemudian hari.
C. PENGUKURAN KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI
Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi ditentukan oleh persetujuan antara
perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon
dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya, imbalan
tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara
kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan
tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat
diterima. Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli
atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga di bawah pasar sebagai
imbalan dari penjualan barang. Bila perjanjian tersebut secara efektif merupakan suatu
transaksi finansial, nilai wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan
di masa depan dengan menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed).
Tingkat bunga tersirat tersebut adalah yang paling mudah ditentukan dari:
a) Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu penerbit (issuer)
dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama; atau
7
b) suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen tersebut ke
harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa. Perbedaan antara nilai wajar dan
jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.
Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat dan
nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai suatu transaksi yang
mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan komoditi seperti minyak atau susu
di mana penyalur menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk memenuhi
permintaan dengan suatu dasar tepat waktu dalam suatu lokasi tertentu. Bila barang dijual
atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa, pertukaran
tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.Pendapatan tersebut
diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas
atau setara kas yang ditransfer.
Pengukuran Beban
Pengukuran biaya dapat didasarkan pada :
1. Cost Historis
Cost historis merupakan jumlah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas cost historis, dapat digunakan untuk jenis
aktiva seperti : gedung, peralatan dan sebagainya.
2. Cost Pengganti / Cost Masukan Terkini (replacement cost / curent input cost)
Cost masukan menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus
dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam
kondisi yang sama contohnya, penilaian untukpersediaan.
3. Setara Kas (cash equivalent)
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual
setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Nilai ini biasanya
didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam kondisi yang
sama. Pos aktiva berwujud biasanya menggunakan dasar penilaian ini.
Pengukuran Keuntungan dan Kerugian
Pengukuran laba (keuntungan) dari suatu laporan laba rugi diperoleh dari hasil
perhitungan pengurangan pendapatan dengan beban. Jika dari hasil pengurangan tersebut
menunjukan hasil yang positif (pendapatan lebih besar dari beban) maka diperoleh laba
(keuntungan). Sedangkan jika hasil pengurangan tenyata negatif (pendapatan lebih kecil dari
beban) maka diperoleh kerugian. Laba rugi bersih dihitung setelah memperhitungkan pajak

8
penghasilan. Laba rugi bersih mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengkonversi
pendapatan menjadi beban.
D. PENYAJIAN KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI
Penyajian Pendapatan
Penyajian pendapatan dengan 2 (dua) metode, sebagai berikut:
1. Metode cash basis
Suatu sistem dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum
diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang
menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi
hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini
adalah metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba
rugi) dan neraca selisih.
Accrual basis inilah yang dianut oleh SAK dalam kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan pada paragraf 20. Besarnya pendapatan yang diperoleh
perusahaan harus disajikan dalam laporan keuangan.
Pada perusahaan konstruksi, besarnya jumlah pendapatan yang belum diterima dalam
bentuk uang tunai/termin disajikan dalam rekening tagihan bruto kepada pemberi
kerja, hal ini sesuai dalam laporan keuangan perusahaan harus menyajikan jumlah
tagihan bruto kepada pemberi kerja sebagai asset. Besarnya tagihan bruto kepada
pemberi kerja ini merupakan selisih antara biaya yang terjadi di tambah laba yang
diakui dikurangi jumlah kerugian yang diakui dengan angsuran yang
diterimah/termin (PSAK No.3).
Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya
2. Jumlah pendapatan harus dapat diukur
3. Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
4. Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan
yang memuaskan.
Penyajian Beban
Penyajian biaya/beban tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan hal ini
terkait pada statemen laba /rugi.
9
Laporan laba/rugi dapat disusun dalam dua cara:
1. Laporan Laba/Rugi Bentuk Langsung (single step income statement)
Laporan lapa/rugi bentuk langsung adalah format laporan yang melaporkan
pendapatan, keuntungan, beban, dan kerugian, yang sering digunakan. Dalam laporan
laba/rugi bentuk langsung, hanya ada dua pengelompokan, yaitu pendapatan dan
beban. Pendapatan dikurang dengan beban untuk menghitung laba bersih atau rugi
bersih. Istilah langsung muncul karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan
satu pengurangan. Keunggulan utama format langsung terletak pada kesederhanaan
penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban
lebih diprioritaskan dari yang lainnya.
2. Laporan Laba/Rugi Bentuk Tidak Langsung (Bertahap) (multiple step income
statement)
Laporan laba-rugi bertahap memperlihatkan dua klasifikasi tambahan, yaitu:
pemisahan hasil operasi yang diperoleh melalui aktivitas sekunder atau non-operasi
perusahaan, dan klasifikasi beban menurut fungsi, seperti perdagangan atau
manufaktur, penjualan, dan administrasi. Laporan ini memisahkan transaksi operasi
dari transaksi non-operasi, serta menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan
yang berhubungan. Format bertahap menampilkan berbagai komponen laba yang
digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam menilai kinerja
perusahaan. Penyajian dengan langkah bertahap akan dapat dilihat laba yang
diperoleh dari usaha dan laba yang diperoleh dari luar usaha.
Laporan laba-rugi hendaklah memuat beberapa hal:
1. Menuliskan nama perusahaan.
2. Menuliskan jenis laporannya dalam hal ini: laporan laba/rugi.
3. Menyajikan periode laporan.
4. Menyajikan pendapatan dan beban, beban ditulis secara rinci dan lengkap.
Penulisan beban dimulai dari yang terbesar ke beban terkecil, kecuali beban
lain-lain ditulis paling bawah.
Penyajian Keuntungan dan Kerugian
Dilihat dari pengertiannya, keuntungan disebut juga dengan penghasilan lain. Ini
merupakan hasil bersih yang didapatkan dari kegiatan non-bisnis atau kegiatan lain
perusahaan seperti penjualan aset lama, penjualan anak perusahaan dan lain sebagainya.
Kerugian merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan lain di luar bisnis
utama. Hal ini dapat mencakup biaya yang digunakan untuk penjualan aset yang menurun
10
dan merugi, biaya tuntutan hukum serta biaya tidak biasa lainnya. Jadi penyajian
keuntungan dan kerugian pada laporan laba/rugi yaitu jika terjadi keuntungan maka akan
dimasukkan pada pendapatan lain-lain dan jika terjadi kerugian maka akan dimasukkan
pada beban lain-lain.

11

Anda mungkin juga menyukai