Anda di halaman 1dari 8

HUKUM BISNIS

HUKUM INVESTASI

Oleh :

KELOMPOK 5

Putu Chandrika Adriana Ekasari 1707531069


I Dewa Agung Ayu Mega Maharani Martha 1707531075
Ni Luh Putu Karlina Dewi 1707531079

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
A. Pengertian Hukum Investasi
Pengertian Hukum Investasi menurut Ida Bagus Wyasa Putra, Hukum Investasi adalah
norma-norma hukum mengenai kemungkinan-kemungkian dapat dilakukannya investasi,
syarat-syarat investasi, perlindungan dan yang terpenting mengarahkan agar investasi dapat
mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat.
Hukum investasi dikonstruksikan sebagai norma hukum. Norma hukum dalam hal ini
mengkaji tentang kemungkinan dilakukannya penanaman investasi syarat-syarat investasi,
perlindungan terhadap investasi dan kesejahteraan bagi masyarakat. Setiap usaha penanaman
investasi harus diarahkan kepada kesejahteraan masyarakat. Para investor dapat meningkatkan
kualitas masyarakat Indonesia dengan adanya investasi
Menurut T. Mulya Lubis, Hukum Investasi tidak hanya terdapat dalam UU, tetapi dalam
hukum dan aturan lain yang dibelakukan berikutnya yang terkait dengan masalah-masalah
investasi asing. Pengertian investasi ini ditekankan pada sumber hukum investasi. Sumber
hukum investasi itu meliputi UU dan aturan-aturan lain.
Pengertian Hukum Investasi menurut Salim HS dan Budi Sutrisno adalah keseluruhan
kaidah hukum yang mengatur hubungan antara investor dengan penerima modal, bidang-
bidang usaha yang terbuka untuk investasi, serta mengatur tentang prosedur dan syarat-syarat
dalam melakukan investasi dalam suatu negara.

B. Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung


 Investasi Langsung (Direct Investment) dimana investor dapat langsung berinvestasi
dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan. Investasi
ini merupakan aset-aset riil (real assets) yang melibatkan aset berwujud, misalkan
pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan
perkebunan, dan lainnya. Investasi secara langsung selalu dikaitkan adanya keterlibatan
secara langsung dari pemilik modal dalam kegiatan pengelolaan modal. Dalam penanaman
modal secara langsung, pihak investor langsung terlibat dalam kegiatan pengelolaan usaha
dan bertanggung jawab secara langsung apabila terjadi suatu kerugian.
 Investasi Tidak Langsung (Portfolio Investment) adalah investasi pada aset finansial
dimana investor dapat melakukan investasi namun tidak terlibat secara langsung dan cukup
dengan memegangnya dalam bentuk deposito, saham, obligasi, reksadana dan sebagainya.
Investasi tidak langsung pada umumnya merupakan investasi jangka pendek yang
mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Investasi ini disebut sebagai
investasi jangka pendek karena pada umumnya mereka melakukan jual saham dan atau
mata uang dalam jangka waktu yang relatif singkat, tergantung kepada fluktuasi nilai
saham dan atau mata uang yang hendak mereka perjualbelikan. Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal sebenarnya sudah membedakan secara tegas
antara investasi langsung (direct investment) dan investasi tidak langsung (portfolio
investment). Hal ini dapat dilihat dalam penjelasan Pasal 2 undang-undang tersebut, yang
mengatakan: “yang dimaksud dengan penanaman modal di semua sektor di wilayah negara
Republik Indonesia adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanaman
modal tidak langsung atau portofolio.”

Perbedaan Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung

Investasi Langsung Investasi Tidak Langsung


Investor harus hadir dalam menjalankan usaha Investor cukup sebagai pemegang saham
dan tidak perlu hadir secara fisik
Investor memiliki kontrol terhadap kegiatan Investor tidak memiliki kontrol terhadap
perusahaan sehari-hari perusahaan sehari-hari
Mendirikan Perusahaan Tidak Mendirikan Perusahaan
Perusahaan dikendalikan oleh seluruh/ sebagian Ada pemisahan pemilik dan manajemen
pemilik perusahaan
Investasi tidak dapat dipindahkan setiap saat Investasi dapat dipindahkan setiap saat
Landasan hukumnya UU No. 25 tahun 2007 Landasan hukumnya UU No. 8 tahun 1995
tentang Penanaman Modal tentang Pasar Modal
Pengelolanya BKPM Pengelolanya Bapepam dan LK

C. Dasar Hukum Kegiatan Investasi


Dalam rangka pemenuhan program pembangunan di bidang investasi, pada tahun 2007,
pemerintah telah mengesahkan undang-undang di bidang penanaman modal, yaitu UU No. 25
Tahun 2007 tentang penanaman modal, yaitu Modal,L.N.No. 67 Tahun 2007, T.L.N. No. 4724
yang di dalamnya sedapat mungkin mengakomodasi kebijakan investasi
sehingga mampu menjadi payung hukum bagi peningkatan investasi di Indonesia.
 UU No. 25 Tahun 2007
UU ini membahas berkenaan dengan apa yang dimaksud dengan investasi atau
penanaman modal sebagai bentuk investasi utama. Menurut UU ini, yang dimaksud dengan
penanaman modal ialah segala bentuk kegiatan yang dilakukan dalam Kegiatan rangka
penanaman modal baik yang dilakukan oleh investor dalam maupun luar negeri. investasi
atau penanaman modal yang dijelaskan dalam UU ini diselenggarakan dengan beberapa
asas yaitu sebagai berikut :
 Kepastian hukum
 Keterbukaan
 Akuntabilitas
 Pelakuan adil yang tidak bisa dilihat karena perbedaan Negara
 Kemandirian
 Kebersamaan
 Berkelanjutan dan
 Ada keseimbangan dengan kesatuan ekonomi Indonesia
Adapun untuk tujuan investasi berdasarkan UU tersebut ialah untuk menciptakan
jumlah lapangan kerja lebih banyak lagi, peningkatan pertumbuhan ekonomi negara,
membuat perubahan, membantu ekonomi rakyat sehingga mereka mampu berkembang
serta membuat kesejahteraan untuk masyarakat dengan adanya lapangan kerja yang
memadai sehingga mereka tidak akan mengalami kesulitan mencari pekerjaan. Bahkan,
penanaman modal juga dimaksudkan untuk mengurangi jumlah orang miskin di Indonesia.

D. Subyek Hukum dalam Kegiatan Investasi


1. Investor
Adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang
melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang
dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Terkadang istilah "investor" ini
juga digunakan untuk menyebutkan seseorang yang melakukan pembelian properti, mata
uang, komoditi, derivatif, saham perusahaan, ataupun aset lainnya dengan suatu tujuan
untuk memperoleh keuntungan dan bukan merupakan profesinya serta hanya untuk suatu
jangka pendek saja.
2. Negara Investasi
Negara penerima investasi atau negara tujuan investasi adalah negara tempat
seorang investor asing menanamkan modalnya. Dimana nantinya investor asing ini akan
mendapat perlindungan hukum pula sama dengan investor dalam negeri.
Pada saat ini, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dalam dua-tiga tahun terakhir
sudah banyak kemajuan dalam mendorong investasi di Indonesia yang bisa dilihat dari
peringkat investasi Indonesia yang terus membaik. Pada tahun 2017 kemarin, Indonesia
sudah masuk ke dalam peringkat layak investasi dari tiga lembaga pemringkat
internasional, yaitu Standard and Poor’s, Moody’s Investor Service, dan Fitch Ratings.
Saat membuka Rapat Koordinasi Investasi Tahun 2019, Jokowi juga menyebutkan
bahwa pada tahun 2018 Indonesia merupakan destinasi investasi terbaik keempat di dunia
berdasarkan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).
Situasi perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat menurut Jokowi juga
sebetulnya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan investor yang ada di
Tiongkok sudah mulai goyang dan ingin mencari tempat baru untuk investasinya.

E. Hubungan Hukum dalam Kegiatan Investasi


Kegiatan investasi yang sejak terbentuknya Undang-undang Penanaman modal Asing dan
undang-undang Penanaman Modal dalam Negeri Tahun 1966-1967 menjadi latar belakang
penting pada pembangunan ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan sehingga untuk
mewujudkannya maka perlu adanya kepastian dalam memberikan perlindungan hukum.
Sehubungan dengan kegiatan investasi maka investor harus memenuhi syarat atau
ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undang sehingga dapat memudahkannya
dalam mengajukan izin untuk melakukan investasi. Menurut Salim HS dalam pendapatnya
yang menyatakan Hukum investasi mengatur hubungan investor dengan penerima modal.
Dalam keadaan ini maka status investor dapat dibagi menjadi dua investor asing dan investor
domestik. Investor asing merupakan penanam modal yang berasal dari dalam negeri sedangkan
investor domestik merupakan penanam modal yang berasal dari dalam negeri. Bidang usaha
merupakan bidang kegiatan yang diperkenankan atau diperbolehkan untuk berinvestasi.
Prosedur dan syarat-syarat merupakan tata cara yang harus dipenuhi oleh investor dalam
menanamkan investasinya.
Maka Negara Indonesia dalam keputusan presiden nomor 117 tahun 1999 tentang tata cara
penanaman modal mengatur metode dan langkah setiap investor yang akan melakukan
investasi di daerah, sedangkan dalam keputusan presiden nomor 29 tahun 2004 tentang
penyelenggaraan penanaman modal dalam rangka penanaman modal asing dan penanaman
modal dalam negeri melalui sistem pelayanan satu atap. Hal ini semakin menguatkan dan
membuka peluang kepada investor sehingga memiliki keinginan untuk berinvestasi di dalam
negeri.
I Putu Gege Ary Suta dalam bukunya ” Menuju Pasar Modal Modern ” menjelaskan secara
lebih rinci mengenai transparansi atau keterbukaan Informasi, kewajaran dan pelaporan yang
harus dilakukan oleh setiap pihak yang melakukan penawaran tender untuk membeli efek
emiten atau perusahaan yang sudah go publik dalam kegiatan pasar modal ( pasal 83 sampai
dengan pasal 87 UUPM) sebagai berikut : ” Perlindungan investor merupakan salah satu kunci
di pasar modal. Perlindungan merupakan kebutuhan dasar investor yang harus dijamin
keberadaannya. Ini penting dan mutlak. Bisa dibayangkan, bagaimana mungkin investor
bersedia menanamkan dananya jika tidak ada jaminan perlindungan terhadap investasinya.
Dalam khasanah pasar modal, bentuk perlindungan itu selain adanya kepastian hukum melalui
peraturan perundangundangan yang ada, juga penyediaan informasi yang dibutuhkan oleh
investor. Dalam kaitan inilah, maka sikap transparan emiten merupakan satu hal yang yang
tidak bisa ditawar lagi, maka perlindungan investor harus lebih ditingkatkan untuk
menciptakan kepercayaan masyarakat. Selanjutnya bagi perusahaan pada saat hendak Go
Publik harus melakukan perubahan mendasar yang harus dilakukan oleh emiten, mulai dari
legal review (penelaahan dari segi hukum), Financial review sampai aspek bisnis lainnya.
Perubahan-perubahan tersebut membawa konsekwensi perusahaan harus membuka diri/
transparan terhadap informasi dan laporan-laporan yang menyangkut perusahan.
Berdasarkan beberapa pernyataan-pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
hubungan Hukum dalam kegiatan investasi adalah untuk mengawasi para investor dalam
kegiatan investasinya karena kegiatan investasi ini tidak hanya bisa berakibat fatal bagi
perusahaan tempatnya berinvestasi tapi juga bagi pihak lainnya, serta memberikan
perlindungan kepada para investor dalam negeri maupun luar negeri dalam melakukan
investasi atau dalam menanamkan modalnya.

Anda mungkin juga menyukai