Anda di halaman 1dari 2

 PENGERTIAN DAN PERAN KREDITOR DALAM GCG

Pengertian dari kreditor adalah pihak yang memiliki tagihan kepada pihak kedua atas
properti atau layanan jasa yang diberikannya (biasanya dalam bentuk kontrak atau perjanjian)
di mana diperjanjikan bahwa pihak kedua tersebut akan mengembalikan properti atau jasa
yang nilainya sama. Kreditor dapat berupa perseorangan, perusahaan, organisasi, atau
pemerintahan. Pihak kedua ini disebut sebagai peminjam atau yang berhutang. Sedangkan
menurut UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang, Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena Undang-Undang
atau perjanjian yang dapat ditagih di muka pengadilan. Perusahaan yang memiliki catatan tata
kelola perusahaan yang baik seringkali mendapat pinjaman dengan jumlah yang lebih besar
dan dengan persyaratan yang lebih menguntungkan dibanding perusahaan dengan catatan tata
kelola perusahaan yang buruk atau yang beroperasi di pasar yang kurang transparan.
Dalam ICGN Global Stewardship Principle, peran kreditor disajikan dalam konteks
"ekosistem" kepengurusan dengan cara mencari persamaan dan perbedaan antara kreditor dan
pemegang saham terkait tata kelola perusahaan. Hal ini dapat memberikan gambaran
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tata kelola sehingga dapat dijadikan dasar
untuk analisis investasi dan kegiatan tata kelola lainnya.
Kreditor cenderung berhati-hati mengenai kondisi keuangan dan kemampuan
perusahaan untuk membayar kembali kewajiban kreditnya tepat waktu. Sedangkan pemegang
saham cenderung memerhatikan tingkat return saham dan dividen. Perbedaan yang kedua
yaitu para pemegang saham memiliki bagian dalam kepemilikan formal perusahaan,
sedangkan kreditor tidak. Hal ini menyebabkan kreditor tidak berhak untuk menyuarakan
pendapatnya dalam RUPS, sementara pemegang saham memiliki wewenang ini. RUPS
merupakan kesempatan bagi para pemegang saham untuk membuat kebijakan yang hanya
menguntungkan kepentingannya sendiri tanpa memedulikan kepentingan kreditor. Oleh
karena itu, hak-hak kreditor perlu dilindungi. Hak kreditor seharusnya telah dijelaskan dalam
ketentuan perjanjian dan tidak boleh dilanggar baik oleh kreditor itu sendiri maupun oleh
perusahaan. Hal ini ditegaskan dalam Kitab Undang-udang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 378
yang menyebutkan “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan
tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain, untuk menyerahkan
barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapus piutang, diancam
karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun”. Mengenai
ketidakmampuan perusahaan dalam melunasi utangnya, kreditor (Bank) dapat melakukan
restrukturisasi kredit yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik
Indonesia Nomor 32/POJK 03/2018 Pasal 7 dan POJK Nomor 40/POJK.03/2019 tentang
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Bab 7.
Konflik antara pemegang saham dan kreditor tidak akan pernah sepenuhnya
dihilangkan meskipun perusahaan dalam posisi keuangan yang sehat. Tetapi ada tata kelola
yang dapat diungkapkan oleh kreditor yang tidak perlu bertentangan dengan kepentingan
ekuitas investor dan disinilah peran kreditor. Ini termasuk:
1) Pernyataan tentang kebijakan keuangan dan alokasi modal. Ini harus mencakup
pernyataan perusahaan sendiri tentang penggunaan hutang dan leverage keuangan.
Pernyataan ini akan menjadi pertimbangan apakah kreditor bersedia memberi utang
kepada perusahaan atau tidak, dan kedepannya akan mendorong semua organ corporate
governance untuk menjalankan tugasnya dengan baik sehingga mampu memenuhi
kewajibannya kepada tidak hanya kreditor, tetapi juga stakeholder yang lain.
2) Manajemen risiko, termasuk risiko ESG (Environmental, Social And
Governance) . Pemegang saham dan kreditor sama-sama mendorong perusahaan untuk
memiliki praktik manajemen risiko yang kuat sehingga keberlangsungan perusahaan
dapat berlanjut seterusnya dan dapat memenuhi kewajibannya kepada tidak hanya
kreditor, tetapi juga stakeholder yang lain.
3) Efektivitas dewan. Pemegang saham dan kreditor menginginkan dewan yang kuat untuk
menyediakan dukungan independen dan tantangan konstruktif bagi perusahaan dan
pengelola eksekutifnya. Sebagai bagian dari tata kelola keberlanjutan, kreditor
mengharapkan dewan untuk menunjukkan pemahaman dan pengawasan risiko ESG yang
tepat.
4) Audit, akuntansi dan pelaporan. Kreditor memiliki minat yang jelas dalam proses
audit yang kuat dan kebijakan akuntansi yang bijaksana untuk memastikan pelaporan dan
penjagaan yang akurat terhadap risiko keuangan. Kreditor harus mendorong pelaporan
terintegrasi untuk memastikan pertimbangan apa yang akan diambil sehubungan dengan
perusahaan yang akan atau telah menerima utangnnya.
5) Remunerasi. Adanya kreditor dapat mencegah manajemen eksekutif untuk mengambil
risiko yang tidak proporsional hanya karena mereka ingin menerima penghargaan bonus.
Kreditor harus memastikan dana yang telah dipinjamkannya kepada perusahaan tidak
disalahgunakan oleh organ corporate governance.

Anda mungkin juga menyukai