Nilai wajar yang diberikan oleh PT indah untuk mengakuisisi PT Andika adalah sama dengan nilai
wajar aset bersih PT Andika, dan nilai wajar aset dan liabilitas PT Andika sama dengan nilai bukunya.
Dalam kenyataannya, nilai wajar anak perusahaan biasanya berbeda dengan nilai buku saham yang
diakuisisi. Selisih ini diperlakukan dengan cara yang sama dalam pembuatan laporan keuangan
konsolidasian seperti dalam merger.
Untuk memahami tiap penyesuaian yang diperlukan dalam pembuatan laporan keuangan
konsoliasian, haruslah berfokus pada
Kertas kerja digunakan untuk memfasilitasi proses penggabungan dan penyesuaian saldo akun
dalam konsoidasi. Saldo akun-akun pada tiap akhir periode diperoleh dari pembukuan induk
perusahaan dan anak perusahaan dan dimasukan dalam kertas kerja konsolidasi. Ketika
penambahan jumlah saldo dari kedua perusahaan menimbulkan angka konsolidasi yang berbeda
dari yang seharusnya, maka jumlah gabungan harus disesuaikan menjadi angka yang seharusnya. Hal
ini diakukan dengan pembuatan ayat jurnal eliminasi.
Kepentingan Nonpengendali
Induk perusahaan tidak selalu memiliki 100% saham biasa . saham lain dari anak perusahaan yang
tidak dimiliki induk perusahaan disebut pemegang saham “nonpengendali”. Klaim dari pemegang
saham tersebut atas laba dan aset bersih anak perusahaan disebut kepentingan nonpengendali.
Jumlah kepentingan nonpengendali merupakan bagian proporsional sederhana dari jumlah yang
relevan di anak perusahaan. Sebagai contoh, jika anak perusahaan memiliki laba bersih
Rp150.000.000, maka bagian mereka atas laba adalah Rp15.000.000 (Rp150.000.000 x 10%). Begitu
pula, jika ekuitas sebesar Rp 600.000.000, dan saldo laba sebesar Rp 200.000.000 dan pemegang
saham nonpengendali memiliki 10% saham, maka klaim pemegang saham nonpengendali atas aset
bersih anak perusahaan aalah sebagai berikut: