Anda di halaman 1dari 6

Kasus Droog Company

Diketahui:
Droog Co. adalah perusahaan ritel yang menjual satu produk. Persediaan awal tanggal 1
Januari tahun ini tidak ada, beban operasi tahun yang sama adalah $5.000, dan terdapat 2.000
saham beredar. Pembelian tahun ini adalah sebagai berikut:

Unit Harga Per Biaya


Unit
Januari 100 $10 $1.000
Maret 300 11 3.300
Juni 600 12 7.200
Oktober 300 14 4.200
Desember 500 15 7.500
Total 1.800 $23.200

Persediaan akhir pada tanggal 31 Desember adalah 800 unit. Aset akhir tahun, tidak
termasuk persediaan, berjumlah $75.000, di mana $50.000 di antaranya adalah aset lancar.
Kewajiban lancar sebesar $25.000, dan kewajiban jangka panjang sebesar $10.000.
Diminta:
1. Tentukan laba bersih tahun ini berdasarkan metode persediaan berikut. Asumsikan harga
jual $25 per unit dan abaikan pajak penghasilan.
a. FIFO
b. LIFO
c. Metode rata-rata
2. Hitung rasio berikut untuk metode persediaan FIFO, LIFO, dan rata-rata.
a. Rasio lancar
b. Rasio utang terhadap ekuitas
c. Perputaran persediaan
d. Pengembalian atas total aset
e. Margin kotor sebagai persentase dari penjualan
f. Laba bersih sebagai persentase dari penjualan
3. Diskusikan dampak metode akuntansi persediaan terhadap analisis laporan keuangan
dengan memperhatikan perhitungan pada butir 1 dan 2.
Jawab :

1. Laba Bersih Tahun ini Dengan menggunakan masing-masing metode persediaan

a. FIFO
Bulan Unit Harga per Unit Biaya
Desember 500 $ 15 $ 7.500
Oktober 300 $ 14 $ 4.200
Persediaan akhir $ 11.700

Harga Pokok Penjualan


- Persediaan Awal $ -
- Pembelian $ 23.200
- Barang Tersedia untuk Dijual $ 23.200
- Persediaan Akhir $ 11.700
$ 11.500

Penjualan ($25 x 1.000) $ 25.000


Harga Pokok Penjualan $ 11.500
Laba Kotor $ 13.500
Beban Operasional $ 5.000
Laba Bersih $ 8.500

b. Metode LIFO
Bulan Unit Harga per Unit Biaya
Januari 100 $ 10 $ 1.000
Maret 300 $ 11 $ 3.300
Juni 400 $ 12 $ 4.800
Persediaan akhir $ 9.100

Harga Pokok Penjualan


- Persediaan Awal $ -
- Pembelian $ 23.200
- Barang Tersedia untuk Dijual $ 23.200
- Persediaan Akhir $ 9.100
$ 14.100

Penjualan ($25 x 1.000) $ 25.000


Harga Pokok Penjualan $ 14.100
Laba Kotor $ 10.900
Beban Operasional $ 5.000
Laba Bersih $ 5.900

c. Metode Rata-Rata
Biaya $ 23.200
Unit 1.800
Harga rata-rata per unit $ 13
Persediaan akhir $ 10.311
Harga Pokok Penjualan
- Persediaan Awal $ -
- Pembelian $ 23.200
- Barang Tersedia untuk Dijual $ 23.200
- Persediaan Akhir $ 10.311
$ 12.889

Penjualan ($25 x 1.000) $ 25.000


Harga Pokok Penjualan $ 12.889
Laba Kotor $ 12.111
Beban Operasional $ 5.000
Laba Bersih $ 7.111

2. Menghitung Rasio

FIFO LIFO Rata-Rata


Persediaan $ 11.700 $ 9.100 $ 10.311
Aset lancar lainnya $ 50.000 $ 50.000 $ 50.000
Total aset lancar $ 61.700 $ 59.100 $ 60.311
Aset tetap $ 25.000 $ 25.000 $ 25.000
Aset $ 86.700 $ 84.100 $ 85.311

Kewajiban lancar $ 25.000 $ 25.000 $ 25.000


Kewajiban jangka
panjang $ 10.000 $ 10.000 $ 10.000
Total Kewajiban $ 35.000 $ 35.000 $ 35.000
Ekuitas $ 51.700 $ 49.100 $ 50.311
Kewajiban dan Ekuitas $ 86.700 $ 84.100 $ 85.311
Metode Persedian
1. Rasio Lancar FIFO LIFO Rata-Rata
Aset Lancar/Kewajiban
Lancar 2,468 2,364 2,412

Rasio Utang Terhadap


2. Ekuitas FIFO LIFO Rata-Rata
Total Kewajiban/Ekuitas 0,677 0,713 0,696

3. Perputaran Persediaan FIFO LIFO Rata-Rata


HPP/Persediaan Akhir 0,983 1,549 1,250

Pengembalian Atas Total


4. Aset FIFO LIFO Rata-Rata
Laba Bersih/Total Aset 0,098 0,070 0,083

5. Margin Kotor sebagai


Persentase dari Penjualan FIFO LIFO Rata-Rata
Laba Kotor/Penjualan 0,540 0,436 0,484

6. Laba Bersih sebagai


Persentase dari Penjualan FIFO LIFO Rata-Rata
Laba Bersih/Penjualan 0,340 0,236 0,284

3. Dampak metode akuntansi persediaan terhadap analisis laporan keuangan dengan


memperhatikan hasil perhitungan pada butir 1 dan 2 adalah sebagai berikut ini.
(a) Dari perhitungan pada butir 1 diperoleh hasil bahwa nilai laba kotor dengan menggunakan
metode FIFO adalah paling besar dibandingkan dengan menggunakan metode LIFO dan rata-
rata. Hal ini terjadi karena ketika harga mengalami kenaikan (inflasi) maka metode FIFO
akan menyajikan nilai persediaan akhir yang lebih tinggi sehingga harga pokok penjualan
menjadi lebih rendah dan laba yang diperoleh menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, dalam
metode LIFO ketika harga mengalami kenaikan (inflasi) maka metode LIFO akan
menyajikan nilai persediaan akhir yang lebih rendah sehingga harga pokok penjualan
menjadi lebih tinggi dan laba yang diperoleh menjadi lebih rendah. Sedangkan untuk metode
rata-rata, karena harga per unit persediaan akhir dihitung sebagai rata-rata tertimbang
sederhana tanpa memperhatikan urutan pembeliannya maka laba yang dihasilkan juga lebih
rendah daripada metode FIFO karena nilai persediaan akhir yang lebih rendah sehingga harga
pokok penjualan menjadi lebih tinggi.
(b) Dampak metode akuntansi persediaan yaitu FIFO, LIFO, dan rata-rata untuk masing-masing
rasio yang telah dihitung sebelumnya adalah sebagai berikut ini.
Rasio Lancar
Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya
dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. Dengan menggunakan metode FIFO maka
nilai persediaan akhir yang disajikan di neraca lebih tinggi dibandingkan metode LIFO dan
rata-rata sehingga total aset lancar menurut metode FIFO juga lebih besar dibandingkan
metode LIFO dan rata-rata sehingga menurut metode FIFO akan diperoleh rasio lancar yang
lebih tinggi dibandingkan metode LIFO dan rata-rata.
Debt-to-equity-ratio (DER)
Rasio DER menunjukkan proporsi pendanaan perusahaan yang berasal dari pinjaman
dibandingkan dengan dana yang tersedia dari pemilik (pemegang saham). Semakin kecil nilai
DER maka akan semakin baik kondisi perusahaan karena dana yang berasal dari pinjaman
lebih kecil dibandingkan dana yang berasal dari pemilik (pemegang saham). Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan metode FIFO
diperoleh DER yang paling rendah dibandingkan kedua metode lainnya. Hal ini dikarenakan
metode FIFO menyajikan nilai persediaan akhir yang lebih tinggi sehingga total aset dan nilai
ekuitas juga menjadi lebih tinggi. Dengan demikian, dengan nilai kewajiban yang sama
antara ketiga metode tersebut, maka metode FIFO akan menghasilkan nilai DER yang paling
rendah karena nilai ekuitasnya yang paling tinggi dibandingkan kedua metode lainnya.
Inventory turnover
Rasio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah terjual
selama periode tersebut. Semakin tinggi perputaran persediaan, maka semakin cepat
perusahaan menghasilkan penjualan dari persediaan tersebut. Metode FIFO yang
menghasilkan nilai persediaan akhir yang lebih tinggi sudah tentu akan memiliki rasio
perputaran persediaan yang paling rendah dibandingkan dengan kedua metode lainnya.
Sedangkan untuk metode LIFO, karena nilai persediaan akhir yang disajikan adalah yang
paling rendah maka akan memiliki rasio perputaran persediaan yang paling tinggi yang
menunjukkan bahwa perusahaan semakin cepat dalam menghasilkan penjualan dari
persediaan tersebut.
ROA
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset untuk menghasilkan
laba bersih. Semakin tinggi ROA maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dari pemanfaatan aset yang dimiliki akan semakin baik. Metode FIFO menghasilkan ROA
yang paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya karena dengan nilai persediaan akhir
yang lebih tinggi maka laba bersih dan total aset yang dihasilkan juga menjadi lebih tinggi
dibandingkan kedua metode lainnya.
Gross Profit Margin
GPM menunjukkan persentase laba kotor yang dihasilkan dari penjualan perusahaan. Laba
kotor dihitung dari penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan. Metode FIFO
menghasilkan harga pokok penjualan yang paling rendah karena nilai persediaan akhirnya
yang paling tinggi sehingga laba kotor yang diperoleh berdasarkan metode FIFO adalah
paling tinggi dibandingkan kedua metode lainnya. Oleh karena itu, metode FIFO akan
menghasilkan gross profit margin yang paling tinggi dibandingkan dengan kedua metode
lainnya.
Net Profit Margin
NPM menunjukkan persentase laba bersih yang diperoleh perusahaan dari total penjualannya.
Laba bersih diperoleh dari laba kotor dikurangi beban operasi dan pajak penghasilan, karena
beban operasi sama untuk ketiga metode dan tidak ada pajak penghasilan, maka laba bersih
yang dihasilkan oleh metode FIFO tetap akan lebih tinggi dibandingkan dengan kedua
metode lainnya karena laba kotor yang dihasilkan juga lebih tinggi.
Dampak penggunaan metode akuntansi terhadap persediaan akan mempengaruhi analisis dari
laporan keuangan itu sendiri. Hal ini karena perbedaan metode akan mempengaruhi laba
yang dihasilkan dan persediaan akhir tahun yang disajikan perusahaan dalam laporan
keuangan. Dengan perbedaan metode persediaan ini dapat mempengaruhi keputusan pemakai
laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai