Anda di halaman 1dari 83

OM swastyastu

1
Hello!
We’re the 4 group
th

Santhi Sugiyanthi / 1707531109

I Dewa Ayu Adnyaswari / 1707531115

Abie Kumala Surya / 1707531119

Bayu Widi Perdana / 1707531127

2
Manajemen
Risiko untuk
Perbankan

3
Latar Belakang Manajemen Risiko

Regulasi Perbankan terkait Manajemen Risiko

Risiko Kredit Risiko Kepatuhan

Risiko Pasar Risiko Hukum

Risiko Likuititas Risiko Reputasi

Risiko Operasional Risiko Strategik


4
LATAR BELAKANG
1. MANAJEMEN RISIKO
Menurut Bank Indonesia, risiko adalah potensi
kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Risiko
dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian
potensial, baik yang dapat diperkirakan maupun yang tidak
dapat diperkirakan yang berdampak negatif negative
terhadap pendapatan dan permodalan bank.

6
Risiko yang sudah diperkirakan atau expected
loss sudah diperhitungkan sebagai bagian dari biaya untuk
menjalankan bisnis. Yang disebut risiko yang memerlukan
modal untuk menutup risiko tersebut adalah apabila
kerugian yang terjadi melebihi atau menyimpang ekspektasi
tersebut, yaitu risiko yang tidak dapat diperkirakan
(unexpected loss). Risiko juga dapat dianggap sebagai
kendala/penghambat pencapaian suatu tujuan.

7
Dalam upaya menerapkan manajemen risiko,
bank harus dapat mengidentifikasi risiko dan memahami
seluruh risiko yang melekat (inherent risks), termasuk
risiko yang bersumber dari aktivitas cabang dan
perusahaan anak.

8
Jenis Risiko (Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia


PBI No. 5/8/PBI/2013 dan perubahannya No.
11/25/PBI/2009

Risiko Kredit

Risiko Strategik Risiko Pasar

Risiko Reputasi Risiko Operasional


Jenis Risiko

Risiko Hukum Risiko Likuiditas

Risiko Kepatuhan
9
Setiap aktivitas atau produk bank paling tidak mengandung satu jenis risiko
atau lebih. Oleh karena itu, untuk menghindarkan risiko kerugian, bank perlu melakukan
pengelolaan atas risiko tersebut.
manajemen risiko pada hakikatnya merupakan serangkaian metodologi dan
prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, melakukan mitigasi,
memantau, dan mengandalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.
Manajemen risiko merupakan upaya untuk mengelola risiko agar peluang
mendapatkan keuntungan dapat diwujudkan secara berkesinambungan karena risiko
terhadap aktivitas bank sudah diperhitungkan.
10
Bank Indonesia menyatakan bahwa esensi dari penerapan manajemen risiko
adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha
bank tetap dapat terkendali pada batas atau limit yang dapat diterima, serta
memberikan keuntungan bagi bank sesuai dengan tingkat risiko yang dapat diterima.
Setiap bank harus membangun sistem manajemen risiko yang sesuai dengan
fungsi dan kompleksitas bank, dan menyediakan sistem organisasi manajemen risiko
pada bank sesuai dengan kebutuhan.

11
PERLUNYA MANAJEMEN RISIKO
Penerapan manajemen risiko pada perbankan menjadi sangat penting dalam
menciptakan industry perbankan yang sehat dan terintegrasi. Peranan manajemen risiko
sebagai partner dari unit bisnis dalam mencapai target usaha bank menjadi semakin
penting, dimana bisnis bank dijalankan dalam koridor risiko yang tetap terkendali.

12
PROSES MANAJEMEN RISIKO

Identifikasi Risiko Pengukuran Risiko Pemantauan Risiko


Menganalisis sumber Mengukur eksposur Dilakukan terhadap Pengendalian Risiko
risiko dari seluruh risiko bank sebagai besarnya eksposur
aktivitas bank, minimal acuan untuk risiko, toleransi risiko,
Upaya untuk
dilakukan terhadap memutuskan apakah kepatuhan limit mengurangi atau
risiko produk dan perlu dilakukan proses internal, dan hasil menghilangkan risiko
aktivitas bank pengendalian stress testing

13
ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM)

ERM adalah kegiatan ketika unit manajemen risiko bekerja sama


dengan bisnis dan audit menciptakan sistem bank yang sehat disebut ERM.
ERM menjadi dasar untuk mengukur kinerja bank sesuai risiko yang
diambil. Ukuran penilaian kinerja bank secara tradisional menggunakan laba
bank atau ROE.
Konsep dasar dari ERM adalah bahwa unit kerja dalam melakukan
bisnis mengandung risiko. Semakin besar risiko, peluang laba akan semakin
besar, namun modal yang diperlukan untuk menutup risiko tersebut semakin
besar.
14
2. REGULASI PERBANKAN TERKAIT
MANAJEMEN RISIKO
“ FUNGSI MODAL PADA BANK
• Aktivitas utama bank adalah mengumpulkan dana masyarakat, kemudian
menyalurkan dana tersebut ke pihak yang membutuhkan.

• Dalam menyalurkan dana masyarakat menjadi kredit, bank dapat saja


mengalami kerugian. Untuk menutup potensi kerugian akibat risiko kredit,
bank menetapkan cadangan kredit macet yang disebut dengan CKPN
(Cadangan Kerugian Penurunan Nilai)

• Untuk melindungi dana masyarakat, regulator mengatur bahwa bank harus menjaga
tingkat modal minimum sebesar minimal 8% dari ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko) dan tambahan modal “Add on” sesuai kebijakan regulasi yang berlaku.

16

BASEL COMMITTEE ON BANKING SUPERVISION (BCBS)

• Agar regulator di setiap negara tidak membuat aturan sendiri-sendiri maka regulator di

berbagai negara membentuk kerja sama antarbank sentral dunia, dibentuk pada 1930, yang

menjadi embrio terbentukna The Bank for International Settlement (BIS), yang berkantor di

Basel, Swiss.

17
“ PERATURAN BANK INDONESIA

• Implementasi manajemen risiko diatur dengan PBI No. 15/12/13 tanggal 12 Desember 2013

tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, dan SEBI 14/37/DPNP tanggal 27 Desember

2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sesuai profil risiko dan

pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA).

18
“ PERATURAN BANK INDONESIA

• Implementasi manajemen risiko diatur dengan PBI No. 15/12/13 tanggal 12 Desember 2013

tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, dan SEBI 14/37/DPNP tanggal 27 Desember

2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sesuai profil risiko dan

pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA).

19
3. RISIKO KREDIT
DEFINISI
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam
memenuhi kewajiban melunasi kredit pada bank. Pada aktivitas pemberian kredit, baik
kredit komersial maupun kredit konsumsi, terdapat kemungkinan debitur tidak dapat
memenuhi kewajiban kepada bank karena berbagai alasan, seperti kegagalan bisnis,
karena karakter debitur yang tidak mempunyai iktikad baik untuk memenuhi kewajiban
kepada bank, atau memang terdapat kesalahan dari pihak bank dalam proses
persetujuan kredit.

21
Kategori Kredit
Jenis kredit yang diberikan bank mempunyai beraneka ragam bentuk. Secara umum,
jenis kredit bank dapat diklasifikasikan menurut:
Jenis Aktiva Jangka Waktu

Kegunaan kredit tersebut


Jenis Dana yang Diberikan
dalam usaha debitur

Tujuan Kredit Jenis Valuta Kredit

22
Jenis Aktiva
 Asset Conversion Lending (Kredit Musiman)
Digunakan untuk membiayai kebutuhan jangka pendek yang bersifat temporer. Di dalam asset
conversion lending bank merencanakan agar seluruh pokok pinjaman dapat dilunasi pada akhir
periode pinjaman.

 Asset Protecting Lending


Pemberian kredit atas dasar asset protection lending bersifat jangka panjang, tidak direncanakan
untuk melunasi pokok pinjaman pada akhir periode produksi, melainkan pinjaman mengikuti going
concern, artinya suatu bisnis yang akan terus berlangsung tanpa jangka waktu yang ditentukan
sebelumnya.

 Cash Flow Lending


Cash flow lending adalah pinjaman jangka panjang yang digunakan antara lain untuk membiayai
pembelian aktiva tetap atau investasi. 23
Berdasarkan Kegunaan
 Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang digunakan untuk keperluan
investasi.

 Kredit Modal Kerja


Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja
operasional perusahaan. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis
dalam satu siklus usaha.

24
Berdasarkan Tujuan Kredit
 Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk meningkatkan volume usaha (penjualan) atau produksi,
dan menghasilkan arus kas untuk keuntungan pemiliki usaha, dan untuk membayar
kewajiban kredit.

 Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi dan tidak bersifat produktif.

25
Berdasarkan Jangka Waktu
 Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu paling lama 1 tahun.

 Kredit Jangka Menengah


Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kredit antara 1-3 tahun.

 Kredit Jangka Panjang


Merupakan kredit dengan jangka waktu pengembalian di atas 3 tahun

26
Berdasarkan Jenis Data yang Diberikan
 Cash Loan (Kredit Tunai)
Adalah kredit dengan dana langsung dicairkan kepada nasabah.

 Non-Cash Loan
Adalah kredit yang tidak secara langsung ditarik dalam bentuk tunai, tetapi di
dalamnya telah terkandung adanya suatu kesanggupan untuk melakukan pembayaran
di kemudian hari.

27
Berdasarkan Jenis Valuta
 Kredit Valuta Rupiah
Pinjaman yang diberikan dalam mata uang rupiah, yang secara umum
diberikan perbankan untuk para debitur yang mengajukan permohonan kredit.

 Kredit Valuta Asing


Pinjaman yang diberikan dalam mata uang asing (pada umumnya dalam valuta
USD).

28
Proses Manajemen Risiko Kredit
Identifikasi Risiko Kredit Pengukuran Risiko Kredit

Risiko kredit dapat bersumber dari Risiko kredit diukur dengan mengukur risiko inheren,
berbagai aktivitas fungsional bank yaitu risiko yang melekat pada aktivitas perkreditan.

Pengelolaan Risiko Kredit

Pengelolaan atau mitigasi risiko kredit dilakukan


agar risik kredit tidak melewati tingkat limit yang
sudah ditetapkan sesuai dengan risk apetite
bank. 29
Proses Perkreditan
Inisiasi Analisis Kredit

Penentuan nasabah yang akan diakusisi dari bank lain Proses analisis kredit, analisis memperhatikan faktor internal
agar dilakukan dengan pendekatan target maker. debitur, artinya faktor yang inheren ada pada debitur yang
bersangkutan.
Penetapan Suku Bunga Kredit

Penetapan suku bunga kredit (loan pricing) secara praktik


terbaik dilakukan dengan berdasarkan risiko (Risk Based
Pricing).
30
Manajemen Kredit Bermasalah
Penggolongan Kualitas Pembiayaan Penyebab Kegagalan dalam Pemberian Kredit

Berdasarkan PBI No. 13/13/PBI/2011, Kegagalan dalam suatu transaksi


penilaian kualitas pembiayaan digolongkan pemberian kredit dapat disebabkan
menjadi 5 (lima) jenis kolektibilitas : (1) oleh berbagai macam kejadian.
lancar, (2) dalam perhatian khusus, (3) Contohnya Self Dealing
kurang lancar, (4) diragukan, dan (5) Macet.

31
Manajemen Kredit Bermasalah
Penagihan Pengelolaan Kredit Bermasalah

Peran seorang penagih atau collector


sangat penting dalam menentukan Penanganan kredit bermasalah dapat
tingkat keberhasilan perusahaan dilakukan dengan berbagai pilihan:
dalam penagihan sehingga dibutuhkan rescheduling, recontioning, restructuring,
keahlian dan teknik-teknik yang tepat kombinasi, dan likuidasi jaminan
dalam proses penagihan.

32
Perhitungan Kecukupan Modal Untuk Menutup Risiko Kredit

Standadizes Approach Internal Rating Based (IRB)

Dalam pendekatan standar, peringkat


kredit ditetapkan oleh lembaga Pendekatan Internal Rating Based (IRB)
pemeringkat eksternal yang sudah diakui mengukur risiko berdasarkan internal rating
oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia yang telah dimiliki oleh bank. Jika bank
dapat menggunakan peringkat yang memilih untuk menggunakan IRB, bank harus
ditetapkan oleh lembaga pemeringkat memenuhi ketentuan-ketentuan persyaratan
dimaksud untuk menetapkan bobot risiko minimum, dan mendapatkan persetujuan dari
untuk tujuan kecukupan modal. Bank Indonesia sebagai pengawas
33
4. RISIKO PASAR
Definisi
Risiko pasar adalah risiko perubahan harga pada posisi neraca dan rekening
adminitratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dan
kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.
Risiko pasar antara lain terdapat pada aktivitas fungsional bank seperti kegiatan
treasury (trading book) dan aktivitas investasi bentuk surat berharga, termasuk
perkreditan (Banking book).
Risiko pasar pada bank terjadi karena bank memiliki posisi, baik posisi trading book
maupun posisi banking book, dan faktor pasar berubah, yang mengakibatkan nilai pasar
Cakupan Portofolio yang Diperhitungkan
Cakupan Portofolio yang Diperhitungkan
Posisi yang diperhitungkan dalam pengukuran risiko pasar mencakup portofolio
dalam kategori sebagai berikut:

 Untuk instrument yang terekspos suku bunga, perhitungan risiko pasar


hanya mencakup potofolio trading book

 Untuk instrument yang terekspos nilai tukar, perhitungan risiko pasar


mencakup potofolio trading book and banking book
Pembagian Risiko Pasar
Risiko Suku Bunga Risiko Nilai Tukar

Adanya potensi kerugian pada posisi neraca Adalah potensi kerugian pada posisi valuta asing milik
bank yang tibul akibat pergerakan suku bank, yang nilai dalam valuta domestik menurun akibat
bunga di pasar yang berlawanan dengan terjadinya fluktuasi nilai tukar. Risiko nilai tukar
posisi, sehingga harga pasar dari posisi biasanya timbul akibat bank memiliki posisi terbuka
bank menjadi turun nilainya, atau risiko valuta asing, dan terjadi perubahan nilai tukar yang
pada transaksi bank yang mengandung menyebabkan nilai yang dinyatakan dalam valuta
risiko suku bunga. domestik menjadi turun.
Pembagian Risiko Pasar
Risiko Harga Ekuitas atau Saham Risiko Harga Komoditas

Adalah potensi kerugian pada nilai pasar posisi Adalah potensi kerugian pada posisi komoditas yang
bank dalam bentuk saham, akibat fluktuasi harga dimilik bank. Akibat fluktuasi harga komoditas. Untuk
saham di pasar. Karena perbankan Indonesia bank di Indonesia, karena sesuai regulasi tidak dapat
tidak diperkenankan mempunyai posisi saham, melakukan transaksi atau melakukan investasi terkait
maka risiko ekuitas hanya ada pada bank yang dengan komoditas, maka risiko komoditas hanya ada
memiliki perusahaan anak yang bergerak pada pada bank yang memiliki perusahaan anak yang
bidan sekuritas. bergerak pada bidang sekuritas.
Posisi yang Diperhitungkan dalam Risiko Pasar
1) Apabila bank melakukan pembelian, dengan niat untuk dijual kembali dalam jangka
pendek dengan menikmati keuntungan kenaikan harga surat berharga maka posisi
pembelian surat berharga tersebut dilakukan pada akun trading.
2) Apabila bank melakukan pembelian dengan niat untuk dijual kembali pada saat bank
membutuhkan tambahan likuiditas maka posisi pembelian surat berharga tersebut
dilakukan pada akun available for sale
3) Apabila bank melakukan pembelian dengan niat untuk disimpan sampai jatuh tempo
dengan menikmati kupon atau bunga dari surat berharga tersebut dilakukan pada akun
Held to Maturity.
Trading Book Banking Book

Trading book adalah seluruh posisi perdagangan Banking book adalah posisi atau portofolio bank
bank pada instrument keuangan dalam neraca yang tidak termasuk kategori trading book, yaitu
dan/atau rekening administrative serta posisi AFS dan posisi HTM. Terhadap posisi AFS,
transaksi derivatif yang dicatat sebagai trading bank perlu melakukan proses penentuan harga
account. Transaksi tersebut dimaksudkan untuk pasar atau market to market setiap hari.
dimiliki atau dijual kembali guna memperoleh Terhadap posisi HTM, bank mencatat pada harga
keuntungan dalam jangka pendek dari pembelian, dan tidak pelru melakukan proses
perubahan harga. penentuan harga pasar atau market to market.
5. RISIKO LIKUIDITAS
DEFINISI
✘ Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas
tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.

42
IDENTIFIKASI RISIKO LIKUIDITAS
✘ Risiko Likuiditas disebabkan oleh adanya transaksi finansial atau komitmen. Oleh karena
itu, bank harus mengidentifikasi setiap transaksi finansial yang mempunyai implikasi
terhadap likuiditas bank dan mengelola kondisi likuiditas secara hati-hati.

43
PENGUKURAN RISIKO LIKUIDITAS
Pengukuran berdasarkan ukuran
nominal (Stock Based)

Pengukuran berdasarkan arus kas


(Flow Based)

44
PENGENDALIAN RISIKO LIKUIDITAS
Apabila bank telah mengetahui posisi likuiditas dan adanya kemungkinan timbulnya masalah
likuiditas, bank dapat melakukan modifikasi posisi dengan berbagai tindakan, antara lain:

✘ Mengupayakan sumber dana berupa long term funding dari pasar uang atau menerbitkan

obligasi, kemudian menggunakan dana untuk membeli aset likuid yang dapat dijual kembali.

✘ Mendapatkan contingent standby credit lines dari bank lain yang memberikan jaminan akan

memberikan pinajaman dana pada saat krisis

✘ Membatasi jumlah penempatan dana pada aset berjangka waktu panjang

✘ Mengurangi jumlah liabilities berjangka pendek


45
6. RISIKO OPERASIONAL
DEFINISI
✘ Sesuai definisi BCBS, risiko operasional adalah risiko yang terjadi akibat kesalahan
faktor manusia, kegagalan atau tidak berfungsinya sistem, kesalahan prosedur kerja,
dan akibat faktor eksternal, yang semuanya merupakan penyebab terjadinya event
risiko operasional.

47
IDENTIFIKASI RISIKO OPERASIONAL
✘ Risiko operasional pada umumnya terjadi di unit kerja yang memiliki volume
transaksi tingi, perputaran transaksi yang tinggi, perubahan structural yang tinggi
dan menggunakan sistem yang kompleks.

✘ Identifikasi dimulai dari memahami bagaimana proses bisnis dilakukan. Selanjutnya


terhadap fakor penyebab operasional yang melekat pada seluruh aktivitas
fungsional, produk, proses, dan sistem informasi yang berdampak negative
terhadap pencapaian sasaran organisasi bank.
48
PENYEBAB RISIKO OPERASIONAL

✘ KEGAGALAN PROSES INTERNAL

✘ AKIBAT FAKTOR MANUSIA

✘ KEGAGALAN SISTEM

✘ AKIBAT KEJADIAN EKSTERNAL

49
PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL
Risiko operasional diukur berdasarkan dua faktor, yaitu risiko yang melekat pada suatu
aktivitas (inherent risk) dan sistem pengendalian risiko (risk control system).

Inherent Risk Risk Control System

Didasari pada pengamatan terhadap Terdapat pemisahan fungsi dan tanggung


kejadian risiko operasional, terutama jawab yang jelas, serta proses eskalasi
frekuensi dan dampak dari kejadian permasalahan internal yang efektif,
tersebut. sistem pelaporan dan perencanaan
kontijensi. 50
PENGENDALIAN RISIKO OPERASIONAL
Menghindarkan Risiko (Risk Mengalihkan Risiko pada Pihak Lain
Avoidance) (Risk Transfer)

Menerima Risiko (Risk Acceptance) Peningkatan Kualitas Kontrol

51
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL
RISIKO OPERASIONAL
Basic Indicator Approach (BIA)

BIA/PID cocok digunakan oleh bank-bank yang lebih kecil


dengan aktivitas bisnis yang sederhana. PID dapat
diaplikasikan oleh seluruh bank tanpa memandang
kompleksitas dan kecanggihan suatu bank.

52
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL
RISIKO OPERASIONAL
Standardized Approach (TSA)

Pendekatan TSA/PSA (Pendekatan Standar) memberikan hasil yang lebih


detail dari PID. Regulator menentukan delapan standar lini bisnis. Gross
income dibagi sesuai delapan lini bisnis tersebut. Kebutuhan modal
minimum harus dihitung berdasarkan suatu persentase tetap dari gross
income setiap lini bisnis.
53
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL
RISIKO OPERASIONAL
Advanced Measurement Approach (AMA)

Dalam metode AMA, bank-bank diberi kesempatan untuk menggunakan hasil


dari sisem pengukuran risiko operasional yang mereka miliki, namun
tergantung pada standar umum, standar kualitatif, dan standar kuantitatif
yang ditetapkan oleh regulator, untuk menghitung kebutuhan modal
minimum. AMA lebih kompleks dibandingkan dua pendekatan sebelumnya.
54
7. RISIKO KEPATUHAN
Definisi
Resiko kepatuhan merupakan risiko yang
disebabkan bank tidak mematuhi/ tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan yang lain.

56
Pedoman Penerapan
Manajemen Risiko Kepatuhan
1 Bank melakukan identifikasi dan analisis thd beberapa faktor yg dapat
meningkatkan eksposur risiko kepatuhan dan brpengaruh secara kuantitatif
kepada rugi laba dan pedoman bank, seperti

Litigasi, yaitu
jumlah dan
Aktivitas usaha Ketidakpatuhan materialitas dari
bank bank tuntutan litigasi
dan keluhan
nasabah
57
Pedoman Penerapan
Manajemen Risiko Kepatuhan
2 Bank harus memastikan efektivitas penerapan manajemen risiko kepatuhan,
antara lain :

Kebijakan
Prosedur
Sumber Daya Manusia
Sistem Pengendalian
58
Kebijakan
Penerapan
Konsistensi kepatuhan, Kebijakan Penerapan
Ketetapan kebijakan pengaturan mengecualikan kebijakan
penetapan manajemen tanggung jawab suatu pengecekan
limit risiko risiko dengan dan pengambilan kepatuhan
yang telah arah dan akuntabilitas keputusan yg melalui
ditetapkan strategi usaha pada seluruh menyimpang prosedur
bank jenjang (irregularities) secara berkala
organisasi

59
Ketetapan waktu
mengkomunikasikan
Prosedur kebijakan kepada seluruh
pegawai pada setiap
jenjang organisasi;
Sistem informasi Kecukupan pengendalian
manajemen yang tepat terhadap pengembangan
waktu dan tepat guna; produk baru;

Kecukupan pengendalian
intern bank, termasuk
Kecukupan laporan dan
aspek pemisahan fungsi
sistem data;
dan pengendalian
berlapis (dual control);
Kecukupan pengawasan
komisaris dan direksi
bank;
60
Prosedur
Komitemen bank untuk
Kecukupan proses
memastikan bahwa sumber daya
Efektivitas dari pengendalian menginterpretasikan
Bank telah tepat dialokasikan
terhadap akurasi, kelengkapan, (penafsiran) perindang-
untuk kepentingan pelatihan
dan integritas data; undangan dan ketentuan yg
karyawan dan peningkatan
berlaku;
budaya kepatuhan;

Identifikasi dan tindakan korektif


Kecukupan menginterpretasikan
yang tepat waktu terhadap
aspek kepatuhan pada setiap
perundang-undangan dan
tahap perencanaan bank
ketentuan berlaku;

61
Sumber Daya
Manusia
 Ketetapan program kompensasi dan pengolaan kinerja karyawan dan pejabat bank;
 Tingkat turn over karyawan dan pejabat bank yg menduduki posisi yg strategis pada
bank;
 Kecukupan program pelatihan;
 Kecukupan kompensasi Komisaris dan direksi bank;
 Tingkat pemahaman dan kesusaian arah strategis usaha dengan risk tolerance

62
Sistem
Pengendalian
Efektivitas dan independensi fungsi audit, quality assurance unit (bila ada),
dan Satuan Kerja Manajemen Risiko

Akurasi, kelengkapan, dan integritas laporan serta sistem informasi


manajemen
Keberadaan sistem pemantauan terhadap irregularities yang mampu
mengindentifikasi dan mengukur peningkatan terhadap frekuensi dan jumlah
eksposur risiko
Tingkat responsif Bank terhadap penyimpangan terhadap kebijakan dan
prosedur intern bank

Tingkat responsif Bank terhadap penyimpangan dalam pengendalian intern


bank
63
Pengukuran Risiko
Kepatuhan
Dalam mengukur ririko kepatuhan, suatu bank
dapat menggunakan indikator/parameter berupa
jenis, signifikasi, dan frekuensi pelanggaran
terhadap standar yang berlaku secara umum.

64
8. RISIKO HUKUM
“ Pengertian
Risiko hukum adalah risiko yang terjadi
diakibatkan oleh adanya kelemahan aspek
yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain
disebabkan adanya tuntutan hukum,
ketiadaan peraturan perundangundangan yang
mendukung atau lemahnya perikatan seperti
tidak terpenuhinya syarat sahnya kontrak.

66
“ Penyebab Risiko Hukum
Kelemahan yuridis

Perubahan hukum

Kesalahan yang menyebabkan


kontrak tidak sesuai dengan hukum

Kegagalan dokumentasi

Kegagalan berupa kebangkrutan


“ Kelemahan Yuridis
Kelemahan yuridis berkaitan dengan kondisi bahwa atau
kesepakatan yang berlaku itu sendiri tidak kuat. Misalnya,
perusahaan melakukan kontrak dengan pihak lain.Klausul-
klausul dalam kesepakatan tidak mencantumkan beberapa
hal dengan anggapan kedua belah pihak sudah saling tahu
dan di anggap hal kecil. Hal-hal seperti itu justru dapat
menjadi titik rawan dari kesepakatan yang bisa berdampak
panjang.

68
“ Perubahan Hukum
Perubahan hukum bisa mengubah kondisi yang ada.
Misalnya peraturan yang cenderung akrab lingkungan
menuntut perubahan yang mendasar pada
perusahaan-perusahaan yang selama ini kurang
memberi perhatian pada lingkungan. Perusahaan yang
tadinya merasa aman mulai merassakan dampak dari
perubahan hukum tersebut. Sekalipun penerapan
hukum masih lemah, paling tidak banyak pihak yang
berkepentingan dengan berlakunya hukum tersebut,
seperti masyarakat dan LSM.

69
“ Kesalahan yang menyebabkan
kontrak tidak sesuai dengan hukum
Hal ini terkait dengan risiko operasional,
khususnya risiko SDM. Kemampuan SDM
dalam membuat kontrak sangat menentukan
seberapa tinggi probabilitas dan seberapa
besar dampak bila risiko hukum terjadi.

70
“ Kegagalan Dokumentasi
Dokumen yang gagal berarti dokumen yang tidak
dapat berfungsi. Ada dua hal utama berkaitan
dengan tidak berfungsinya dokumen. Pertama,
adanya kesalahan penulisan dalam dokumen.
Kesalahan penulisan nama yang tidak sesuai
dengan kartu identitas resmi. Terkadang nama
yang tertera dalam KTP berbeda dengan nama
yang tertera dalam SIM atau akte kelahiran. Selain
itu, dokumen tidak dapat berfungsi bila dokumen
yang di perlukan tidak lengkap.
71
Kegagalan berupa
“ kebangkrutan
Kebangkrutan itu sendiri merupakan salah satu risiko
yang di hadapi perusahaan. Salah satu penyebab
kebangkrutan bersumber dari masalah hukum seperti
di uraikan sebelumnya. Kebangkrutan itu sendiri
masih manyimpan risiko terutama adanya
kemungkinan perlakuan yang berbeda oleh
pengadilan terhadap perusahaan yang akan
dibangkrutkan atau telah bangkrut karena faktor
politis dan social.

72
“ Upaya menghindari terjadinya risiko hukum
 Keharusan memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis
 Keharusan melaksanakan prosedur analisis aspek hukum terhadap produk
dan aktivitas baru
 Keharusan memiliki satuan kerja yang berfungsi sebagai “legal watch” tidak
saja terhadap hukum positif tetapi juga terhadap fatwa DSN dan
ketentuan-ketentuan lainnya berdasarkan prinsip syariah
 Keharusan menilai dampak perubahan ketentuan/peraturan terhadap risiko
hukum
 Keharusan untuk menerapkan sanksi secara konsisten
 Keharusan untuk melakukan kajian secara berkala terhadap akad, kontrak
dan perjanjian-perjanjian bank dengan pihak lain dalam hal efektivitas dan
enforcapability 73
“ Pegangan bagi manajemen untuk mengecek
adanya risiko hukum dalam perusahaan
✘ Format Dokumen
✘ Klausul Perlindungan
✘ Netting
✘ Status Hukum

74
9. RISIKO REPUTASI
“ Risiko reputasi adalah risiko kerusakan potensial
sebagai akibat opini negatif publik terhadap kegiatan
bank sehingga mengalami penurunan jumlah nasabah
atau menimbulkan biaya besar karena gugatan
pengadilan atau penurunan pendapatan “
NO Resiko Inheren Parameter/indikator keterangan
1 Pengaruh reputasi dari Kredibilitas pemilik dan perusahaan terkait. Pengaruh reputasi/berita negatif dari
pemilik bank dan Kejadian reputasi pada pemilik dan perusahaan pemilik bank dan atau perusahaan terkait
perusahaan terkait terkait. dengan bank syariah merupakan saalah
satu faktor yang dapat menyebabkan
“Indikator peningkatan resiko reputasi pada bank
syariah.
penting resiko 2 Pelanggaran etika
bisnis
Pelanggaran etika terlihat antara lain melalui
hal-hal sebagai berikut:
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
apabila bank syariah melakukan
reputasi” Transparansi informasi keuangan
Kerja sama bisnis dengan para pemangku
pelanggaran terhadap etika/norma-norma
bisnis yang berlak secara umum.
kepentingan lainya.
3 Kompleksitas produk Jumlah dan singkat penggunaan nasabah atas Produk yang kompleks dan kerjasama
daan kerja sama bisnis produk bank syariah yang kompleks/ dengan mitra bisnis dapat terekspos pada
bank syariah Jumlah dan materialitas kerja sama bank syariah resiko reputasi apabila terdapat
dan mitra bisnis. kesalahpahaman penggunaan produk/jasa
atau pemberitaan negatif pada mitra
bisnis, antara lain pada produk
bancaassurance dan reksadana.
4 frekuensi Frekuensi dan materialitas pemberitaan. Frekuensi dan jenis media dan
Jenis media dan ruang lingkup pemberitaan. marerialitas pemberitaan negatif bank
syariah meliputi juga pengurus bank
syariah, yang diukur selama periode
penilaian.
5 Frekuensi dan Frekuensi keluhan nasabah. Keluhan nasabah diukur selama periode
materialitas keluhan Materialitas keluhan nasabah. penilaian.
nasabah
Penerapan manajemen resiko reputasi bagi
✘ Pengawasan ✘ Kebijakan, ✘ Proses identifikasi,
aktif dewan prosedur, dan pengukuran,
komisaris, penetapan pemantauan, dan
direksi dan limit pengendalian
DPS resiko serta SIM
resiko reputasi.

77
10. RISIKO STRATEGIK
Definisi
1 Risiko akibat ketidaktepatan dalam
pengambilan atau pelaksanaan suatu
keputusan strategis serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan linkungan bisnis
Risiko strategis dapat
bersumber antara lain:

1 Kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi

Sistem informasi manajemen (SIM) yang kurang memadai

Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang kurang memadai, penetapan tujuan
strategis yang terlalu agresif

Ketidaktepatan dalam implementasi strategi

Kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.


Tujuan Utama Manajemen
Risiko Strategis
1 Memastikan bahwa proses manajemen risiko dapat
meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari
ketidaktepatan pengambilan keputusan strategis
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan
bisnis.
Thanks!
Any questions?

82
Om Santhi Santhi
Santhi Om

83

Anda mungkin juga menyukai