1
Hello!
We’re the 4 group
th
2
Manajemen
Risiko untuk
Perbankan
3
Latar Belakang Manajemen Risiko
6
Risiko yang sudah diperkirakan atau expected
loss sudah diperhitungkan sebagai bagian dari biaya untuk
menjalankan bisnis. Yang disebut risiko yang memerlukan
modal untuk menutup risiko tersebut adalah apabila
kerugian yang terjadi melebihi atau menyimpang ekspektasi
tersebut, yaitu risiko yang tidak dapat diperkirakan
(unexpected loss). Risiko juga dapat dianggap sebagai
kendala/penghambat pencapaian suatu tujuan.
7
Dalam upaya menerapkan manajemen risiko,
bank harus dapat mengidentifikasi risiko dan memahami
seluruh risiko yang melekat (inherent risks), termasuk
risiko yang bersumber dari aktivitas cabang dan
perusahaan anak.
8
Jenis Risiko (Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
“
PBI No. 5/8/PBI/2013 dan perubahannya No.
11/25/PBI/2009
Risiko Kredit
Risiko Kepatuhan
9
Setiap aktivitas atau produk bank paling tidak mengandung satu jenis risiko
atau lebih. Oleh karena itu, untuk menghindarkan risiko kerugian, bank perlu melakukan
pengelolaan atas risiko tersebut.
manajemen risiko pada hakikatnya merupakan serangkaian metodologi dan
prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, melakukan mitigasi,
memantau, dan mengandalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.
Manajemen risiko merupakan upaya untuk mengelola risiko agar peluang
mendapatkan keuntungan dapat diwujudkan secara berkesinambungan karena risiko
terhadap aktivitas bank sudah diperhitungkan.
10
Bank Indonesia menyatakan bahwa esensi dari penerapan manajemen risiko
adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha
bank tetap dapat terkendali pada batas atau limit yang dapat diterima, serta
memberikan keuntungan bagi bank sesuai dengan tingkat risiko yang dapat diterima.
Setiap bank harus membangun sistem manajemen risiko yang sesuai dengan
fungsi dan kompleksitas bank, dan menyediakan sistem organisasi manajemen risiko
pada bank sesuai dengan kebutuhan.
11
PERLUNYA MANAJEMEN RISIKO
Penerapan manajemen risiko pada perbankan menjadi sangat penting dalam
menciptakan industry perbankan yang sehat dan terintegrasi. Peranan manajemen risiko
sebagai partner dari unit bisnis dalam mencapai target usaha bank menjadi semakin
penting, dimana bisnis bank dijalankan dalam koridor risiko yang tetap terkendali.
12
PROSES MANAJEMEN RISIKO
13
ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM)
• Untuk melindungi dana masyarakat, regulator mengatur bahwa bank harus menjaga
tingkat modal minimum sebesar minimal 8% dari ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko) dan tambahan modal “Add on” sesuai kebijakan regulasi yang berlaku.
16
“
BASEL COMMITTEE ON BANKING SUPERVISION (BCBS)
• Agar regulator di setiap negara tidak membuat aturan sendiri-sendiri maka regulator di
berbagai negara membentuk kerja sama antarbank sentral dunia, dibentuk pada 1930, yang
menjadi embrio terbentukna The Bank for International Settlement (BIS), yang berkantor di
Basel, Swiss.
17
“ PERATURAN BANK INDONESIA
• Implementasi manajemen risiko diatur dengan PBI No. 15/12/13 tanggal 12 Desember 2013
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, dan SEBI 14/37/DPNP tanggal 27 Desember
2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sesuai profil risiko dan
18
“ PERATURAN BANK INDONESIA
• Implementasi manajemen risiko diatur dengan PBI No. 15/12/13 tanggal 12 Desember 2013
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, dan SEBI 14/37/DPNP tanggal 27 Desember
2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sesuai profil risiko dan
19
3. RISIKO KREDIT
DEFINISI
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam
memenuhi kewajiban melunasi kredit pada bank. Pada aktivitas pemberian kredit, baik
kredit komersial maupun kredit konsumsi, terdapat kemungkinan debitur tidak dapat
memenuhi kewajiban kepada bank karena berbagai alasan, seperti kegagalan bisnis,
karena karakter debitur yang tidak mempunyai iktikad baik untuk memenuhi kewajiban
kepada bank, atau memang terdapat kesalahan dari pihak bank dalam proses
persetujuan kredit.
21
Kategori Kredit
Jenis kredit yang diberikan bank mempunyai beraneka ragam bentuk. Secara umum,
jenis kredit bank dapat diklasifikasikan menurut:
Jenis Aktiva Jangka Waktu
22
Jenis Aktiva
Asset Conversion Lending (Kredit Musiman)
Digunakan untuk membiayai kebutuhan jangka pendek yang bersifat temporer. Di dalam asset
conversion lending bank merencanakan agar seluruh pokok pinjaman dapat dilunasi pada akhir
periode pinjaman.
24
Berdasarkan Tujuan Kredit
Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk meningkatkan volume usaha (penjualan) atau produksi,
dan menghasilkan arus kas untuk keuntungan pemiliki usaha, dan untuk membayar
kewajiban kredit.
Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi dan tidak bersifat produktif.
25
Berdasarkan Jangka Waktu
Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu paling lama 1 tahun.
26
Berdasarkan Jenis Data yang Diberikan
Cash Loan (Kredit Tunai)
Adalah kredit dengan dana langsung dicairkan kepada nasabah.
Non-Cash Loan
Adalah kredit yang tidak secara langsung ditarik dalam bentuk tunai, tetapi di
dalamnya telah terkandung adanya suatu kesanggupan untuk melakukan pembayaran
di kemudian hari.
27
Berdasarkan Jenis Valuta
Kredit Valuta Rupiah
Pinjaman yang diberikan dalam mata uang rupiah, yang secara umum
diberikan perbankan untuk para debitur yang mengajukan permohonan kredit.
28
Proses Manajemen Risiko Kredit
Identifikasi Risiko Kredit Pengukuran Risiko Kredit
Risiko kredit dapat bersumber dari Risiko kredit diukur dengan mengukur risiko inheren,
berbagai aktivitas fungsional bank yaitu risiko yang melekat pada aktivitas perkreditan.
Penentuan nasabah yang akan diakusisi dari bank lain Proses analisis kredit, analisis memperhatikan faktor internal
agar dilakukan dengan pendekatan target maker. debitur, artinya faktor yang inheren ada pada debitur yang
bersangkutan.
Penetapan Suku Bunga Kredit
31
Manajemen Kredit Bermasalah
Penagihan Pengelolaan Kredit Bermasalah
32
Perhitungan Kecukupan Modal Untuk Menutup Risiko Kredit
Adanya potensi kerugian pada posisi neraca Adalah potensi kerugian pada posisi valuta asing milik
bank yang tibul akibat pergerakan suku bank, yang nilai dalam valuta domestik menurun akibat
bunga di pasar yang berlawanan dengan terjadinya fluktuasi nilai tukar. Risiko nilai tukar
posisi, sehingga harga pasar dari posisi biasanya timbul akibat bank memiliki posisi terbuka
bank menjadi turun nilainya, atau risiko valuta asing, dan terjadi perubahan nilai tukar yang
pada transaksi bank yang mengandung menyebabkan nilai yang dinyatakan dalam valuta
risiko suku bunga. domestik menjadi turun.
Pembagian Risiko Pasar
Risiko Harga Ekuitas atau Saham Risiko Harga Komoditas
Adalah potensi kerugian pada nilai pasar posisi Adalah potensi kerugian pada posisi komoditas yang
bank dalam bentuk saham, akibat fluktuasi harga dimilik bank. Akibat fluktuasi harga komoditas. Untuk
saham di pasar. Karena perbankan Indonesia bank di Indonesia, karena sesuai regulasi tidak dapat
tidak diperkenankan mempunyai posisi saham, melakukan transaksi atau melakukan investasi terkait
maka risiko ekuitas hanya ada pada bank yang dengan komoditas, maka risiko komoditas hanya ada
memiliki perusahaan anak yang bergerak pada pada bank yang memiliki perusahaan anak yang
bidan sekuritas. bergerak pada bidang sekuritas.
Posisi yang Diperhitungkan dalam Risiko Pasar
1) Apabila bank melakukan pembelian, dengan niat untuk dijual kembali dalam jangka
pendek dengan menikmati keuntungan kenaikan harga surat berharga maka posisi
pembelian surat berharga tersebut dilakukan pada akun trading.
2) Apabila bank melakukan pembelian dengan niat untuk dijual kembali pada saat bank
membutuhkan tambahan likuiditas maka posisi pembelian surat berharga tersebut
dilakukan pada akun available for sale
3) Apabila bank melakukan pembelian dengan niat untuk disimpan sampai jatuh tempo
dengan menikmati kupon atau bunga dari surat berharga tersebut dilakukan pada akun
Held to Maturity.
Trading Book Banking Book
Trading book adalah seluruh posisi perdagangan Banking book adalah posisi atau portofolio bank
bank pada instrument keuangan dalam neraca yang tidak termasuk kategori trading book, yaitu
dan/atau rekening administrative serta posisi AFS dan posisi HTM. Terhadap posisi AFS,
transaksi derivatif yang dicatat sebagai trading bank perlu melakukan proses penentuan harga
account. Transaksi tersebut dimaksudkan untuk pasar atau market to market setiap hari.
dimiliki atau dijual kembali guna memperoleh Terhadap posisi HTM, bank mencatat pada harga
keuntungan dalam jangka pendek dari pembelian, dan tidak pelru melakukan proses
perubahan harga. penentuan harga pasar atau market to market.
5. RISIKO LIKUIDITAS
DEFINISI
✘ Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas
tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
42
IDENTIFIKASI RISIKO LIKUIDITAS
✘ Risiko Likuiditas disebabkan oleh adanya transaksi finansial atau komitmen. Oleh karena
itu, bank harus mengidentifikasi setiap transaksi finansial yang mempunyai implikasi
terhadap likuiditas bank dan mengelola kondisi likuiditas secara hati-hati.
43
PENGUKURAN RISIKO LIKUIDITAS
Pengukuran berdasarkan ukuran
nominal (Stock Based)
44
PENGENDALIAN RISIKO LIKUIDITAS
Apabila bank telah mengetahui posisi likuiditas dan adanya kemungkinan timbulnya masalah
likuiditas, bank dapat melakukan modifikasi posisi dengan berbagai tindakan, antara lain:
✘ Mengupayakan sumber dana berupa long term funding dari pasar uang atau menerbitkan
obligasi, kemudian menggunakan dana untuk membeli aset likuid yang dapat dijual kembali.
✘ Mendapatkan contingent standby credit lines dari bank lain yang memberikan jaminan akan
47
IDENTIFIKASI RISIKO OPERASIONAL
✘ Risiko operasional pada umumnya terjadi di unit kerja yang memiliki volume
transaksi tingi, perputaran transaksi yang tinggi, perubahan structural yang tinggi
dan menggunakan sistem yang kompleks.
✘ KEGAGALAN SISTEM
49
PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL
Risiko operasional diukur berdasarkan dua faktor, yaitu risiko yang melekat pada suatu
aktivitas (inherent risk) dan sistem pengendalian risiko (risk control system).
51
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL
RISIKO OPERASIONAL
Basic Indicator Approach (BIA)
52
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL
RISIKO OPERASIONAL
Standardized Approach (TSA)
56
Pedoman Penerapan
Manajemen Risiko Kepatuhan
1 Bank melakukan identifikasi dan analisis thd beberapa faktor yg dapat
meningkatkan eksposur risiko kepatuhan dan brpengaruh secara kuantitatif
kepada rugi laba dan pedoman bank, seperti
Litigasi, yaitu
jumlah dan
Aktivitas usaha Ketidakpatuhan materialitas dari
bank bank tuntutan litigasi
dan keluhan
nasabah
57
Pedoman Penerapan
Manajemen Risiko Kepatuhan
2 Bank harus memastikan efektivitas penerapan manajemen risiko kepatuhan,
antara lain :
Kebijakan
Prosedur
Sumber Daya Manusia
Sistem Pengendalian
58
Kebijakan
Penerapan
Konsistensi kepatuhan, Kebijakan Penerapan
Ketetapan kebijakan pengaturan mengecualikan kebijakan
penetapan manajemen tanggung jawab suatu pengecekan
limit risiko risiko dengan dan pengambilan kepatuhan
yang telah arah dan akuntabilitas keputusan yg melalui
ditetapkan strategi usaha pada seluruh menyimpang prosedur
bank jenjang (irregularities) secara berkala
organisasi
59
Ketetapan waktu
mengkomunikasikan
Prosedur kebijakan kepada seluruh
pegawai pada setiap
jenjang organisasi;
Sistem informasi Kecukupan pengendalian
manajemen yang tepat terhadap pengembangan
waktu dan tepat guna; produk baru;
Kecukupan pengendalian
intern bank, termasuk
Kecukupan laporan dan
aspek pemisahan fungsi
sistem data;
dan pengendalian
berlapis (dual control);
Kecukupan pengawasan
komisaris dan direksi
bank;
60
Prosedur
Komitemen bank untuk
Kecukupan proses
memastikan bahwa sumber daya
Efektivitas dari pengendalian menginterpretasikan
Bank telah tepat dialokasikan
terhadap akurasi, kelengkapan, (penafsiran) perindang-
untuk kepentingan pelatihan
dan integritas data; undangan dan ketentuan yg
karyawan dan peningkatan
berlaku;
budaya kepatuhan;
61
Sumber Daya
Manusia
Ketetapan program kompensasi dan pengolaan kinerja karyawan dan pejabat bank;
Tingkat turn over karyawan dan pejabat bank yg menduduki posisi yg strategis pada
bank;
Kecukupan program pelatihan;
Kecukupan kompensasi Komisaris dan direksi bank;
Tingkat pemahaman dan kesusaian arah strategis usaha dengan risk tolerance
62
Sistem
Pengendalian
Efektivitas dan independensi fungsi audit, quality assurance unit (bila ada),
dan Satuan Kerja Manajemen Risiko
64
8. RISIKO HUKUM
“ Pengertian
Risiko hukum adalah risiko yang terjadi
diakibatkan oleh adanya kelemahan aspek
yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain
disebabkan adanya tuntutan hukum,
ketiadaan peraturan perundangundangan yang
mendukung atau lemahnya perikatan seperti
tidak terpenuhinya syarat sahnya kontrak.
66
“ Penyebab Risiko Hukum
Kelemahan yuridis
Perubahan hukum
Kegagalan dokumentasi
68
“ Perubahan Hukum
Perubahan hukum bisa mengubah kondisi yang ada.
Misalnya peraturan yang cenderung akrab lingkungan
menuntut perubahan yang mendasar pada
perusahaan-perusahaan yang selama ini kurang
memberi perhatian pada lingkungan. Perusahaan yang
tadinya merasa aman mulai merassakan dampak dari
perubahan hukum tersebut. Sekalipun penerapan
hukum masih lemah, paling tidak banyak pihak yang
berkepentingan dengan berlakunya hukum tersebut,
seperti masyarakat dan LSM.
69
“ Kesalahan yang menyebabkan
kontrak tidak sesuai dengan hukum
Hal ini terkait dengan risiko operasional,
khususnya risiko SDM. Kemampuan SDM
dalam membuat kontrak sangat menentukan
seberapa tinggi probabilitas dan seberapa
besar dampak bila risiko hukum terjadi.
70
“ Kegagalan Dokumentasi
Dokumen yang gagal berarti dokumen yang tidak
dapat berfungsi. Ada dua hal utama berkaitan
dengan tidak berfungsinya dokumen. Pertama,
adanya kesalahan penulisan dalam dokumen.
Kesalahan penulisan nama yang tidak sesuai
dengan kartu identitas resmi. Terkadang nama
yang tertera dalam KTP berbeda dengan nama
yang tertera dalam SIM atau akte kelahiran. Selain
itu, dokumen tidak dapat berfungsi bila dokumen
yang di perlukan tidak lengkap.
71
Kegagalan berupa
“ kebangkrutan
Kebangkrutan itu sendiri merupakan salah satu risiko
yang di hadapi perusahaan. Salah satu penyebab
kebangkrutan bersumber dari masalah hukum seperti
di uraikan sebelumnya. Kebangkrutan itu sendiri
masih manyimpan risiko terutama adanya
kemungkinan perlakuan yang berbeda oleh
pengadilan terhadap perusahaan yang akan
dibangkrutkan atau telah bangkrut karena faktor
politis dan social.
72
“ Upaya menghindari terjadinya risiko hukum
Keharusan memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis
Keharusan melaksanakan prosedur analisis aspek hukum terhadap produk
dan aktivitas baru
Keharusan memiliki satuan kerja yang berfungsi sebagai “legal watch” tidak
saja terhadap hukum positif tetapi juga terhadap fatwa DSN dan
ketentuan-ketentuan lainnya berdasarkan prinsip syariah
Keharusan menilai dampak perubahan ketentuan/peraturan terhadap risiko
hukum
Keharusan untuk menerapkan sanksi secara konsisten
Keharusan untuk melakukan kajian secara berkala terhadap akad, kontrak
dan perjanjian-perjanjian bank dengan pihak lain dalam hal efektivitas dan
enforcapability 73
“ Pegangan bagi manajemen untuk mengecek
adanya risiko hukum dalam perusahaan
✘ Format Dokumen
✘ Klausul Perlindungan
✘ Netting
✘ Status Hukum
74
9. RISIKO REPUTASI
“ Risiko reputasi adalah risiko kerusakan potensial
sebagai akibat opini negatif publik terhadap kegiatan
bank sehingga mengalami penurunan jumlah nasabah
atau menimbulkan biaya besar karena gugatan
pengadilan atau penurunan pendapatan “
NO Resiko Inheren Parameter/indikator keterangan
1 Pengaruh reputasi dari Kredibilitas pemilik dan perusahaan terkait. Pengaruh reputasi/berita negatif dari
pemilik bank dan Kejadian reputasi pada pemilik dan perusahaan pemilik bank dan atau perusahaan terkait
perusahaan terkait terkait. dengan bank syariah merupakan saalah
satu faktor yang dapat menyebabkan
“Indikator peningkatan resiko reputasi pada bank
syariah.
penting resiko 2 Pelanggaran etika
bisnis
Pelanggaran etika terlihat antara lain melalui
hal-hal sebagai berikut:
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
apabila bank syariah melakukan
reputasi” Transparansi informasi keuangan
Kerja sama bisnis dengan para pemangku
pelanggaran terhadap etika/norma-norma
bisnis yang berlak secara umum.
kepentingan lainya.
3 Kompleksitas produk Jumlah dan singkat penggunaan nasabah atas Produk yang kompleks dan kerjasama
daan kerja sama bisnis produk bank syariah yang kompleks/ dengan mitra bisnis dapat terekspos pada
bank syariah Jumlah dan materialitas kerja sama bank syariah resiko reputasi apabila terdapat
dan mitra bisnis. kesalahpahaman penggunaan produk/jasa
atau pemberitaan negatif pada mitra
bisnis, antara lain pada produk
bancaassurance dan reksadana.
4 frekuensi Frekuensi dan materialitas pemberitaan. Frekuensi dan jenis media dan
Jenis media dan ruang lingkup pemberitaan. marerialitas pemberitaan negatif bank
syariah meliputi juga pengurus bank
syariah, yang diukur selama periode
penilaian.
5 Frekuensi dan Frekuensi keluhan nasabah. Keluhan nasabah diukur selama periode
materialitas keluhan Materialitas keluhan nasabah. penilaian.
nasabah
Penerapan manajemen resiko reputasi bagi
✘ Pengawasan ✘ Kebijakan, ✘ Proses identifikasi,
aktif dewan prosedur, dan pengukuran,
komisaris, penetapan pemantauan, dan
direksi dan limit pengendalian
DPS resiko serta SIM
resiko reputasi.
77
10. RISIKO STRATEGIK
Definisi
1 Risiko akibat ketidaktepatan dalam
pengambilan atau pelaksanaan suatu
keputusan strategis serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan linkungan bisnis
Risiko strategis dapat
bersumber antara lain:
1 Kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi
Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang kurang memadai, penetapan tujuan
strategis yang terlalu agresif
82
Om Santhi Santhi
Santhi Om
83