Anda di halaman 1dari 7

SAP 8

RETURN ON EQUITY (ROE)


ATAU RETURN ON COMMON EQUITY (ROCE)

Mata Kuliah: Analisis Informasi Keuangan


Pengampu: Luh Gede Krisna Dewi, S.E.,M.Si, Ak

Oleh :
Kelompok 11

Made Yuvi Adriana Nugraha 1707531112


Kadek Asri Damayani 1707531134

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019

1. Perhitungan Roe

Return On Equity (ROE) atau Return On Common Equity (ROCE)


memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba bagi pemegang
saham biasa, setelah memperhitungkan bunga (biaya utang) dan dividen saham preferen
(biaya saham preferen). Return On Equity dapat dihitung sebagai berikut:
Bagian atas persamaan tersebut mencerminkan bagian laba yang bisa dialokasikan
ke pemegang saham untuk periode tertentu, setelah semua hak-hak kreditur dan saham
preferen telah dilunasi. Dividen saham preferen harus dikurangkan dari laba bersih
perusahaan untuk memperoleh hak bersih pemegang saham biasa. Pembagi
(denominator) persamaan di atas mengukur rata-rata jumlah saham yang digunakan
selama periode tertentu. Untuk menghitung saham biasa, saham preferen biasanya
dikurangkan dari total saham.

2. Komponen-Komponen Roe

ROE bisa dipecah-pecah lagi ke dalam beberapa komponen berikut ini.


ROE = ROA x Leverage yang disesuaikan

Common Earning Leverage Struktur


Leverage (CEL) Modal (LSM)

Laba bersih Laba bersih + Laba bersih Rata-rata


ROA
untuk saham Bunga bersih untuk saham total aset
biasa pajak biasa
Rata-rata Rata-rata total X Laba bersih + X Rata-rata
=
Saham biasa aset Bunga bersih Saham biasa
pajak
mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan aset yang
dimiliki. Leverage yang disesuaikan mencerminkan efek penggandaan penggunaan utang
dan saham preferen untuk menaikkan return ke pemegang saham. Leverage yang
disesuaikan merupakan hasil perkalian antara Common Earning Leverage dengan
leverage struktur modal. Common Earning Leverage mencerminkan proporsi laba bersih
yang menjadi hak pemegang saham biasa dari jumlah total laba bersih operasional.
Sedangkan leverage struktur modal mencerminkan sejauh mana aset perusahaan dibiayai
oleh saham sendiri. Jadi, ROE akan semakin besar apabila ROA tinggi atau leverage
yang disesuaikan tinggi. Berikut ini contoh pemecahan komponen-komponen ROE.
Berdasarkan tabel diatas, Common earning leverage dihitung dengan cara
membagi laba yang tersedia untuk saham biasa dengan jumlah laba total. CEL untuk
situasi 1 adalah 0,6. LSM dihitung dengan jalan membagi rata-rata dengan jalan
membagi rata-rata total aset dengan jumlah saham biasa. LSM untuk situasi pertama
adalah 2,5. Leverage yang disesuaikan adalah hasil perkalian antara CEL dengan LSM;
dalam situasi pertama leverage yang disesuaikan adalah 0,6 x 2,5 atau 1,5. Kemudian
ROE merupakan perkalian antara ROA dengan leverage yang disesuaikan. Perubahan
dari situasi pertama ke situasi kedua menghasilkan ROE yang meningkat karena
meningkatnya leverage yang disesuaikan. Pada situasi kedua, utang semakin tinggi
mengakibatkan semakin tingginya bunga, dan ini mengurangi laba bersih yang menjadi
hak pemegang saham. Sebagai akibatnya, numerator (yang dibagi) pada rumus CEL akan
menjadi lebih kecil, dan Denominator(pembagi) akan menjadi lebih besar. Ini berakibat
menurunnya angka CEL. Hal yang sebaliknya terjadi dengan angka LSM (Leverage
struktur modal). Karena saham sendiri semakin berkurang, maka LSM meningkat. Efek
bersih dari penurunan CEL dengan kenaikan LSM adalah naiknya leverage yang
disesuaikan. LSM dalam situasi ini mengalami kenaikan yang lebih besar dibandingkan
penurunan sel.

Perubahan dari Situasi kedua ke situasi ketiga menunjukkan hal yang sebaliknya.
Pada situasi ini, hutang juga semakin meningkat yang mengakibatkan meningkatnya
bunga dan menurunnya CEL nya. LSM semakin meningkat karena semakin mengecilnya
saham sendiri perusahaan. Tetapi naiknya LSM tidak cukup untuk mengimbangi
penurunan CEL, sehingga efek bersih adalah turunnya leverage yang disesuaikan dari 1,8
menjadi 1,5.
Secara umum kenaikan LSM akan diikuti dengan menurunnya CEL. Efek bersih
dari keduanya akan menentukan apakah leverage yang disesuaikan akan naik atau turun
dan dengan demikian menentukan apakah ROE akan naik atau turun.
Apabila ROA naik, maka laba yang tersedia untuk pemegang saham biasa juga
akan mengalami kenaikan. Ini berakibat naiknya faktor yang dibagi (numerator) pada
rumus CEL. Denominator pada CEL juga mengalami kenaikan (karena laba yang
tersedia untuk pemegang saham biasa juga naik), tetapi efek bersih adalah kenaikan
CEL. Leverage yang disesuaikan mengalami peningkatan dari 1,50 menjadi 1,79. Hal ini
disebabkan karena CEL mengalami peningkatan dari 0,60,menjadi 0,71. Leverage
struktur permodalan antara kedua situasi tersebut tetap (2,5) karena struktur utang (dan
dengan demikian bunganya) tetap. Naiknya leverage yang disesuaikan disertai dengan
naiknya ROA akan mengakibatkan kenaikan ROE yang cukup berarti. Secara umum
kenaikan ROA akan meningkatkan CEL dan penurunan ROA juga akan memperkecil
CEL.

3. Interpretasi Nilai Return On Equity (Roe)

Return ke Return ke saham Return ke


ROA kreditur preferen saham biasa
1. Rate of 10/100 2,4/40 1,6/20 6/40
return 10% 6% 8% 15%
2. Rate of 10/100 3/50 1,6/20 5,4/30
return 10% 6% 8% 18%
3. Rate of 10/100 5,4/60 1,6/20 3/20
return 10% 9% 8% 15%
4. Rate of 14/100 2,4/40 1,6/20 10/40
return 14% 6% 8% 25%
5. Rate of 3/100 2,4/40 1,6/20 (1,0)/40
return 3% 6% 8% (2,5)%

Pada tabel tersebut, dapat diketahui dari kondisi pertama bahwa ROA yang
dihasilkan adalah 10%. Biaya modal utang sesudah pajak adalah 6%, berarti terdapat
kelebihan sebesar 4% menjadi hak pemegang saham biasa. Pemegang utang berhak atas
6% dari ROA untuk setiap rupiah dana (dalam hal ini utang) yang ditanamkan ke aset
perusahaan. Pemegang saham preferen berhak atas 8% dari ROA untuk setiap rupiah
dana (dalam hal ini saham preferen) yang ditanamkan ke aset perusahaan. Biaya modal
saham preferen adalah 8%, yang berarti sisa sebesar 2% (10% - 8%) menjadi hak
pemegang saham biasa. Sementara itu pemegang saham biasa juga berhak atas 10% atas
setiap rupiah dana yang mereka tanamkan ke aset perusahaan. Dengan demikian hak
pemegang saham biasa dapat dihitung sebagai berikut:

Kelebihan ROA atas biaya utang yang diminta


kreditur dikalikan jumlah utang 1,6
0,04 x 40 ...........................
Kelebihan ROA atas biaya saham preferen yang
Diminta pemegang saham preferen, dikalikan
0,4
jumlah saham preferen
0,02 x 20 ............................
Hak pemegang saham (hak penuh) atas ROA
Dikalikan jumlah saham biasa 4,0
0,1 x 40............................
Total return ke pemegang saham biasa 6,0

Return untuk pemegang saham biasa (ROE) 15,0%


6/40 x 100%

Dari perhitungan-perhitungan di atas nampak bahwa dengan menggunakan utang


lebih banyak, pemegang saham biasa akan memperoleh return yang lebih besar asalkan
ROA perusahaan lebih besar dibandingkan dengan biaya utang atau biaya saham
preferen. Selanjutnya untuk kondisi kedua, diketahui bahwa perusahaan menggunakan
saham biasa yang lebih kecil dan menggunakan utang yang lebih besar. Berikut analisis
return untuk pemegang saham biasa.

Kelebihan ROA atas biaya utang yang diminta


kreditur dikalikan jumlah utang 2,0
0,04 x 50 ...........................
Kelebihan ROA atas biaya saham preferen yang
Diminta pemegang saham preferen, dikalikan
0,4
jumlah saham preferen
0,02 x 20 ............................
Hak pemegang saham (hak penuh) atas ROA
Dikalikan jumlah saham biasa 3,0
0,1 x 30............................
Total return ke pemegang saham biasa 5,4
Return untuk pemegang saham biasa (ROE)
18,0%
5,4/30 x 100%

Dengan menggunakan utang lebih besar (50 dibandingkan 40 sebelumnya), ROE


yang diperoleh menjadi 18% (dari 15% sebelumnya). Dilihat dari penggunaan utang
yang semakin besar akan semakin menguntungkan pemegang saham. Namun, suatu saat
perusahaan akan mencapai batas utang yang optimal seperti kondisi ketiga di atas.
Penggunaan utang yang lebih besar dibandingkan dengan batas ini akan menurunkan
ROE. Kondisi ketiga menjelaskan bahwa perusahaan terus menambah utangnya menjadi
60, yang dapat dihitung sebagai berikut:
Kelebihan ROA atas biaya utang yang diminta
kreditur dikalikan jumlah utang 0,6
0,01 x 60 ...........................
Kelebihan ROA atas biaya saham preferen yang
Diminta pemegang saham preferen, dikalikan
0,4
jumlah saham preferen
0,02 x 20 ............................
Hak pemegang saham (hak penuh) atas ROA
Dikalikan jumlah saham biasa 2,0
0,1 x 20............................
Total return ke pemegang saham biasa 3,0

Return untuk pemegang saham biasa (ROE) 15,0%


3/20 x 100%

Dapat diketahui bahwa penggunaan utang (leverage) mempunyai keuntungan


sekaligus kelemahan. Saat ROA membaik, maka perusahaan bisa memperoleh ROE yang
lebih besar. Sebaliknya, pada saat ROA menurun, perusahaan akan memiliki ROE yang
lebih buruk. Pada kondisi keempat, ROA turun menjadi 3%, dengan analisis ROE
berikut.

Kelebihan ROA atas biaya utang yang diminta


kreditur dikalikan jumlah utang (1,2)
-0,03 x 40 ...........................
Kelebihan ROA atas biaya saham preferen yang
Diminta pemegang saham preferen, dikalikan
(1,0)
jumlah saham preferen
-0,05 x 20 ............................
Hak pemegang saham (hak penuh) atas ROA
Dikalikan jumlah saham biasa 1,2
0,03 x 40 ............................
Total return ke pemegang saham biasa (1,0)

Return untuk pemegang saham biasa (ROE) (2,5%)


(1,0)/40 x 100%

Dengan struktur modal 40% utang, 20% saham preferen, dan 40% saham biasa,
dan dengan tingkat bunga utang 6%, ROE yang dihasilkan adalah negatif 2,5% pada
ROA sebesar 3%. Apabila tingkat utang yang yang digunakan tidak terlalu besar, ROA
sebesar 3% akan menghasilkan ROE yang lebih besar dibanding negatif 2,5%. Jadi,
dapat disimpulkan dalam penentuan struktur modal yang optimal harus
memperhitungkan faktor risiko dan return. Jika semakin tinggi utang, maka semakin
tinggi return (kecuali kalau sudah mencapai batas maksimum), tetapi risikonya juga
menjadi semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mahmud. M, dan Halim, Abdul. 2016. Analisis Laporan Keuangan Edisi Kelima.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai